OLEH
YOHANES R. D. WUDA
KELAS : X IIS2
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan
karunianNya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Budidaya Sayur Pare”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas sekolah. Dalam penulisan makalah
ini tentunya disadari masih kurang sempurna, olehnya itu kritik dan saran sangat
diharapkan untuk kesempurnaan pada pembuatan tugas makalah selanjutnya.
Akhirnya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkanya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu komoditas yang jarang dilirik, Pare menjadi komoditas yang
sangat patut untuk dibudidayakan. Budidaya pare dalam skala besar sangat
menjanjikan jika dikembangkan secara tepat.
Pare atau paria (Momordica charantia L) berasal dari India Barat dan
Burma. Pare atau Paria adalah salah satu tanaman merambat dari
suku Cucurbitaceae atau suku labu-labuan. Sayuran Pare adalah sayuran
yang terkenal akan rasanya yang terbilang pahit, rasa pahit dari tanaman
pare ini memiliki khasiat tersendiri untuk menyembuhkan beberapa jenis
penyakit.
Sebagai contoh, mengobati pencernaa, obat cacing, diabetes, serta antibotik.
Khasiat sebagai obat ini didapatkan dari tanaman pare yang ternyata kaya
akan gizi seperti vitamin A, vitamin B, vitamin B2, vitamin C, natrium,
kalsium, zat besi. Selain itu, pare juga dapat memperlancar pencernaan,
menyembukan penyakit demam dan malaria. Daunnya dapat menurunkan
demam pada balita dengan cara dibalutkan dengan bantuan air.
BAB II
PEMBAHASAN
Karakteristik Pare
Buah pare berwarna hijau muda, dan berubah menjadi hijau tua ketika
sudah siap panen
Biji monokotil
Budidaya pare akan sangat terasa mudah dilakukan sendiri dengan mengikuti
langkah-langkah berikut, karena pada artikel ini akan menjelaskan
bagaimana cara budidaya pare yang mudah namun menghasilkan buah yang
lebat pada saat panen. Perhatikan langkah-langkah cara budidaya pare di
bawah ini:
Pare dapat tumbuh ditempat yang agak teduh karena pare tidak begitu
banyak membutuhkan sinar matahari.
Tanaman pare akan tumbuh dengan baik pada tanah lempung dengan
drainase yang baik serta kaya bahan organic.
Biasanya pare akan ditanam di atas bedengan yang berukuran lebar 1.5-
1.2 meter.
Panjang bedengan bisa disesuaikan dengan luas lahan yang kita miliki.
Biji atau benih pare bentuknya lebih besar dan kulitnya keras dan bergigi.
Warna biji pare biasanya putih dan memiliki bentuk bulat hanpir bersegi
serta tidak memiliki kelancipan.
Tanaman induk harus sehat, tidak cacat dan tidak berpenyakit. Selain itu
pilihlah bibit atau biji dari pohon yang produktifitasnya tinggi.
Benih yang bagus memiliki warna putih, berbentuk besar dan seragam,
tidak rusak dan bolong-bolong.
Jika kesulitan memilih benih pare seperti yang sudah dijelaskan, jangan
khawatir, karena kita bisa membelinya di toko yang memang khusus untuk
penjualan pada peralatan serta perlengkapan pertanian. Selain itu kita juga
perlu memperhatikan bahwa biji pare yang dibeli adalah biji yang memiliki
sertifikat.
Tetapi sebelum menyemai bibit pare, ada baiknya biji yang sudah disiapkan
direndam terlebih dahulu untuk mengetahui bibit mana saja yang layak
tanam.
a. Tanam Langsung
Biasanya ini dilakukan pada saat musim hujan. Karena kondisi tanah tidak
memerlukan banyak penyiraman sehingga benih pun dapat berkecambah
dengan mudah tanpa melalui proses penyiraman.
b. Semai Bibit
Proses ini biasanya dilakukan pada musim kemarau. Ini bertujuan untuk
menekan jumlah bibit yang mati juga untuk menghemat penggunaan benih.
4. Pembuatan Para-Para
Sebelum bibit pare dipindahkan ke lahan tanam sebaiknya para-para sudah
harus disiapkan. Para-para digunakan untuk lanjaran pembuahan tanaman
pare dan biasanya tanaman pare akan mulai berbuah setelah mencapai atas
para-para. Berikut cara pembuatan para-para untuk tanaman pare:
2. Jarak antar bedengan 2,5 – 3 meter, jarak antar lanjaran juga 2,5 – 3
meter.
5. Pasang kayu atau bambu pada setiap tiang lanjaran dibagian atas .
Penyiangan
Penyiangan dilakukan rutin seminggu sekali bersamaan dengan
pertumbuhan. Untuk mengendalikan gulma dapat juga menggunakan mulsa.
Tanaman pare tidak tahan kekeringan sehingga pada musim kemarau
sebaiknya dilakukan penyiraman setiap hari.
Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi dan sore hari. Namun apabila
curah hujan tinggi harus diperhatikan selokannya agar air tidak menggenang
di lahan.
Pilih dua cabang yang besar dan sehat, sisanya cabang yang tumbuh
dibatang dengan ketinggian 1,5 m dari permukaan tanah harus
dipangkas. Pemangkasan kedua dilakukan pada saat usia 6 minggu
setelah tanam dengan memangkas cabang yang telah tua dan tidak lagi
tumbuh serta daun-daun tua yang rusak karena hama penyakit.
Pengendalian Hama
Pengendalian hama dapat dilakukan dengan dua cara yang pertama
menutupi pare mneggunakan plastik dan penggunaan perangkap.
Cara kedua adalah jika ditemukan penyakit umum seperti embun tepung,
layu bakteri, layu fusarium, serkospora dan virus dapat dilakukan
pencegahan dengan menggunakan fungisida secara selektif.
Pemupukan dasar dilakukan agar benih yang tersebar bisa tumbuh dengan
baik. pemupukan dasar lebih baik dilakukan dengan pupuk organik. Pupuk
organik yang dapat dipilih untuk membantu mengoptimalkan pertumbuhan
tanaman pare yaitu GDM SaMe Granule Bio Organik , GDM Black BOS , dan
juga Pupuk Organik Cair GDM Spesialisasi Tanaman Pangan.
GDM SaMe Granule Bio Organik mengandung 6 jenis bakteri premium yang
memiliki fungsi ganda. Unsur hara makro dan mikro-nya berfungsi sebagai
pupuk untuk menutrisi tanaman, sedangkan 6 jenis bakterinya berfungsi
untuk menghasilkan enzim, hormone, dan antibiotik alami untuk
meningkatkan pertumbuhan, produktifitas dan imunitas.
GDM Black BOS juga menjadi salah satu kombinasi terbaik bersama
dengan GDM SaMe , GDM Black BOS sendiri mengandung 4 macam bakteri
menguntungkan yang secara enzimatis dan sinergis menguraikan berbagai
residu dan limbah serta mengembalikan kondisi tanah menjadi subur
kembali. Dalam waktu 3 bulan mampu menurunkan cemaran logam berat
Timbal (Pb) dan Kromium (Cr) hingga lebih dari 80%.
Selain menggunakan kedua pupuk di atas, untuk memaksimalkan tanaman
mentimun bertumbuh optimal diperlukan juga Pupuk Organik Cair GDM
Spesialis Tanaman Pangan . Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Tanaman
Pangan Bermanfaat untuk mempercepat pertumbuhan dan perkembangan
akar tanaman, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap penyakit, serta
meningkatkan hasil produksi tanaman.
Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Tanaman Pangan dapat menunjang
perbanyakan anakan tanaman, meningkatkan daya tahan terhadap serangan
penyakit, serta dapat meningkatkan produksi hingga 50%.
Untuk pemupukan rutin tanaman pare perhatikan kangkah-langkah berikut:
Pemupukan HST 7
Gunakan Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Tanaman Pangan sebanyak 8
liter dengan masing-masing 500ml atau 2 gelas air mineral per tangki
kemudian disemprot secara merata di seluruh tanaman.
Pemupukan HST 14
Gunakan Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Tanaman Pangan sebanyak 8
liter dengan masing-masing 500ml atau 2 gelas air mineral per tangki
kemudian disemprot secara merata di seluruh tanaman.
Pemupukan HST 21
Gunakan Pupuk Organik Cair GDM Spesialisasi Tanaman Pangan sebanyak
8 liter dengan masing-masing 500ml atau 2 gelas air mineral per tangki
kemudian disemprot secara merata di seluruh tanaman.
Pemupukan HST 28
Gunakan Pupuk Organik Cair GDM Spesialisasi Tanaman Pangan sebanyak
8 liter dengan masing-masing 500ml atau 2 gelas air mineral per tangki
kemudian disemprot secara merata di seluruh tanaman.
Pemupukan HST 30
Gunakan GDM SaMe sebanyak 100kg dan tebar secara merata di sekitar
akar. Setelah itu gunakan GDM Black BOS sebanyak 5kg dengan masing-
masing 1 gelas air mineral per tangki yang disemprot merata ke sekitar
perakaran.
Pemupukan HST Lebih dari 35
Gunakan Pupuk Organik Cair GDM Spesialisasi Tanaman Pangan sebanyak
8 liter dengan masing-masing 1 gelar air mineral per tangki yang disemprot
secara merata di sekitar perakaran, aplikasikan setiap 1 minggu sekali.
Panen Pare
Panen buah pare konsumsi dilakukan saat buah masih belum terlalu tua,
bintil dan keriputnya masih rapat. Panen sebaiknya dilakukan menggunakan
pisau tajam. Panen untuk benih dilakukan pada buah yang sudah matang,
berwarna kuning dan pembungkus bijinya berwarna merah.
Pare dapat dipanen pada umur sekitar 55 hari setelah tanam dan dapat
dilakukan berkali-kali untuk merangsang pertumbuhan buah baru. Adanya
buah cenderung dapat menghambat pembungaan. Produksi buah pare
dapat mencapai 10-20 buah/tanaman atau 10-15 ton/ha.
PENUTUP
KESIMPULAN
Pare merupakan tanaman tropis, hidup di dataran rendah dan dapat merupakan
tanaman
yang dibudidayakan atau tanaman liar di tanah kosong. Pare memerlukan banyak sinar
matahari,
sehingga dapat tumbuh subur ditampat yang teduh dan terlindung dari sinar matahari.
Tanaman
pare dapat terserang penyakit seperti penyakit embun daun, penyakit layu dan peyakit
virus,
tanaman pare juga dapat terserang hama seperti hama lalat buah, kepik, kumbang,
siput dan ulat
grayak. Penganggulangan pada penyakit dan hama tanaman pare dapat dilakukan
dengan
mengetahui masa panen tanaman pare agar menghindari pembusukan dan gagal
panen.
DAFTAR PUSTAKA
https://kumparan.com/seputar-hobi/cara-budidaya-pare-mulai-dari-persiapan-benih-
hingga-penanaman-21lKWvSIkTM/full
https://gdm.id/tanam-pare/