Anda di halaman 1dari 14

MALAKAH

TENTANG PROSES PENANAMAN SAYUR PARE

OLEH

YOHANES R. D. WUDA

KELAS : X IIS2

SMA NEGERI I NANGAPANDA


TAHUN PELAJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan
karunianNya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Budidaya Sayur Pare”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas sekolah. Dalam penulisan makalah
ini tentunya disadari masih kurang sempurna, olehnya itu kritik dan saran sangat
diharapkan untuk kesempurnaan pada pembuatan tugas makalah selanjutnya.
Akhirnya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkanya.

Nangapanda, 21 Januari 2024

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

Salah satu komoditas yang jarang dilirik, Pare menjadi komoditas yang
sangat patut untuk dibudidayakan. Budidaya pare dalam skala besar sangat
menjanjikan jika dikembangkan secara tepat.

Pare atau paria (Momordica charantia L) berasal dari India Barat dan
Burma. Pare atau Paria adalah salah satu tanaman merambat dari
suku Cucurbitaceae atau suku labu-labuan. Sayuran Pare adalah sayuran
yang terkenal akan rasanya yang terbilang pahit, rasa pahit dari tanaman
pare ini memiliki khasiat tersendiri untuk menyembuhkan beberapa jenis
penyakit.
Sebagai contoh, mengobati pencernaa, obat cacing, diabetes, serta antibotik.
Khasiat sebagai obat ini didapatkan dari tanaman pare yang ternyata kaya
akan gizi seperti vitamin A, vitamin B, vitamin B2, vitamin C, natrium,
kalsium, zat besi. Selain itu, pare juga dapat memperlancar pencernaan,
menyembukan penyakit demam dan malaria. Daunnya dapat menurunkan
demam pada balita dengan cara dibalutkan dengan bantuan air.
BAB II

PEMBAHASAN

Karakteristik Pare

 Sistem akar berupa serabut

 Batangnya tidak memiliki kayu

 Batang yang merambat mengikuti lekukan pada turus atau para-para


yang disiapkan

 Buah dan daunnya memiliki rasa pahit

 Buah pare berwarna hijau muda, dan berubah menjadi hijau tua ketika
sudah siap panen

 Biji monokotil

 Bunga pare berwarna kuning

 Biji bergerombol di dalam satu buah.

Budidaya pare akan sangat terasa mudah dilakukan sendiri dengan mengikuti
langkah-langkah berikut, karena pada artikel ini akan menjelaskan
bagaimana cara budidaya pare yang mudah namun menghasilkan buah yang
lebat pada saat panen. Perhatikan langkah-langkah cara budidaya pare di
bawah ini:

Syarat Tumbuh Pare


 Tanaman pare akan tumbuh dengan baik dan sempurna pada ketinggian
lahan 0-1.400 meter di atas permukaan laut.

 pH yang dibutuhkan tanaman pare adalah sekitar 4-7 pH.

 Pare dapat tumbuh ditempat yang agak teduh karena pare tidak begitu
banyak membutuhkan sinar matahari.
 Tanaman pare akan tumbuh dengan baik pada tanah lempung dengan
drainase yang baik serta kaya bahan organic.

Cara Budidaya Pare Agar Cepat Tumbuh


Membudidayakan pare menggunakan teknis yang tepat dan sesuai tentu bisa
Anda terapkan, berikut langkah-langkah budidaya pare:

1. Pengolahan Lahan Budidaya Pare


Sebelum mulai menanam pare, sebaiknya kita menyiapkan tanah yang akan
digunakan sebagai media tanam pare. Pengolahan tanah untuk budidaya
pare biasanya dilakukan seminggu sebelum penanaman pare dilakukan.

Pengolahan tanah dilakukan bertujuan menyuburkan tanah agar tanaman


pare dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan buah yang lebat.

1. Pengolahan tanah sebaiknya dilakukan dengan menggunakan GDM Black


BOS sebanyak 5kg dengan takaran 1 gelas air mineral pertangki
kemudian disemprotkan ke tanah dengan kondisi lembab/basah.
2. Setelah menggunakan GDM Black BOS , gunakan juga GDM SaMe untuk
meningkatkan kualitas tanah dan mencegah terjadinya penyakit tular
tanah. Gunakan GDM SaMe sebanyak 150kg dan cukup disebar merata
di tanah yang akan ditanam pare.
Jika sudah menyiapkan tanah menggunakan Pupuk Organik GDM,
selanjutnya adalah menyiapkan media tanam untuk tanaman pare.
Perhatikan langkah-langkah berikut:

 Biasanya pare akan ditanam di atas bedengan yang berukuran lebar 1.5-
1.2 meter.

 Panjang bedengan bisa disesuaikan dengan luas lahan yang kita miliki.

 Tinggi bedengan saat musim hujan adalah 30 cm, sedangkan pada


musim kemarau adalah setinggi 20 cm.
 Jarak tanam pare di bedengan umumnya 75 x 75 cm atau 100 x 100 cm,
atau 45-60 cm dalam satu barisan dan 120-150 cm antar barisan.

 Dalam satu bedengan terdapat dua baris tanam.

 Jarak tanam yang lebar digunakan untuk tempat para-para rambatan.

2. Pemilihan Benih Bibit Pare


Pemilihan bibit pare juga memiliki syarat karena kita membutuhkan bibit yang
berkualitas unggul. Cara menanam pare yang pertama dan paling yang
penting agar pare dapat berbuah lebat adalah dengan memilih bibit yang
berkualitas. Di bawah ini adalah ciri-ciri bibit pare yang berkualitas unggul:

 Biji atau benih pare bentuknya lebih besar dan kulitnya keras dan bergigi.

 Warna biji pare biasanya putih dan memiliki bentuk bulat hanpir bersegi
serta tidak memiliki kelancipan.

 Tanaman induk harus sehat, tidak cacat dan tidak berpenyakit. Selain itu
pilihlah bibit atau biji dari pohon yang produktifitasnya tinggi.

 Untuk keperluan satu hektar tanah biasanya membutuhkan setidkanya


10.000 benih dengan jarak tanam antar baris sekitar 100 cm dan dalam
baris sekitar 200 cm.

 Benih yang bagus memiliki warna putih, berbentuk besar dan seragam,
tidak rusak dan bolong-bolong.

Jika kesulitan memilih benih pare seperti yang sudah dijelaskan, jangan
khawatir, karena kita bisa membelinya di toko yang memang khusus untuk
penjualan pada peralatan serta perlengkapan pertanian. Selain itu kita juga
perlu memperhatikan bahwa biji pare yang dibeli adalah biji yang memiliki
sertifikat.

3. Proses Penyemaian Bibit


Setelah memilih benih atau bibit bakal tanaman pare, langkah selanjutnya
yang perlu diperhatikan adalah proses penyemaian. Proses penyemaian
benih pare dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu ditanam langsung atau
disemai.

Tetapi sebelum menyemai bibit pare, ada baiknya biji yang sudah disiapkan
direndam terlebih dahulu untuk mengetahui bibit mana saja yang layak
tanam.

1. Perendaman bibit pare dilakukan beberapa jam sebelum dilakukan


penanaman, caranya dengan menggunakan Pupuk Organik Cair GDM
Spesialisasi Tanaman Pangan sebanyak 500ml dengan takaran dicampur
2 liter air dan direndam selama 6-8 jam.
2. Proses perendaman bibit pare juga akan menunjukkan bibit yang layak
digunakan seperti, bibit yang mengambang adalah bibit yang cocok untuk
ditanam sedangkan bibit yang tenggelam memiliki kecenderungan untuk
tumbuh dalam kondisi tidak baik.

Setelah proses perendaman bibit, penyemaian bibit dilakukan dengan dua


cara yaitu:

a. Tanam Langsung
Biasanya ini dilakukan pada saat musim hujan. Karena kondisi tanah tidak
memerlukan banyak penyiraman sehingga benih pun dapat berkecambah
dengan mudah tanpa melalui proses penyiraman.

b. Semai Bibit
Proses ini biasanya dilakukan pada musim kemarau. Ini bertujuan untuk
menekan jumlah bibit yang mati juga untuk menghemat penggunaan benih.

 Penyemaian bibit biasanya dimulai dengan membuat media semai. Media


tanam yang dibuat untuk menyemai adalah campuran tanah, sekam
bakar, pupuk kandang dan sabuk kelapa dengan masing-masing
perbandingan 1:1:1:1.

 Selama proses penyemaian juga harus rutin melakukan penyiraman


apalagi disaat musim kemarau. Sebaiknya penyiraman dilakukan 2 kali
sehari.

4. Pembuatan Para-Para
Sebelum bibit pare dipindahkan ke lahan tanam sebaiknya para-para sudah
harus disiapkan. Para-para digunakan untuk lanjaran pembuahan tanaman
pare dan biasanya tanaman pare akan mulai berbuah setelah mencapai atas
para-para. Berikut cara pembuatan para-para untuk tanaman pare:

1. Pasang tiang lanjaran pada sisi bedengan, tambahkan penyangga supaya


kuat.

2. Jarak antar bedengan 2,5 – 3 meter, jarak antar lanjaran juga 2,5 – 3
meter.

3. Bentangkan tali dibagian atas kemudian diikat kepada tiap-tiap lanjaran


lalu bentangkan tali pada bagian bawah dan juga tengah.

4. Pasang benang secara zig-zag dengan jarak 25 – 30 cm pada bagian


samping.

5. Pasang kayu atau bambu pada setiap tiang lanjaran dibagian atas .

6. Kemudian bentangkan tali dengan jarang kurang lebih 50 cm.

5. Cara Penanaman Pare

1. Gemburkan lahan dengan cara mencangkul, karena tanah yang gembur


bisa membuat racun yang ada di dalamnya keluar dan terjadinya
pertukaran oksigen.
2. Kemudian buat bedengan dengan lebar 1,5 m, tinggi 25 cm, dan panjang
yang menyesuaikan lahan.

3. Campurkan tanah dengan pupuk kemudian aduk hingga rata.

4. Buat lubang tanak sedalam 6 cm.

5. Masukkan benih pare pada lubang, setiap lubangnya berisi 3 biji.

6. Buat jarak antar tanam pare sebesar 0,75 m x 0,75 m.

7. Setelah itu tutup lubang dengan tanah.

6. Cara Perawatan dan Pemeliharaan

Penyiangan
Penyiangan dilakukan rutin seminggu sekali bersamaan dengan
pertumbuhan. Untuk mengendalikan gulma dapat juga menggunakan mulsa.
Tanaman pare tidak tahan kekeringan sehingga pada musim kemarau
sebaiknya dilakukan penyiraman setiap hari.

Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi dan sore hari. Namun apabila
curah hujan tinggi harus diperhatikan selokannya agar air tidak menggenang
di lahan.

Pemangkasan Cabang Pare


 Setelah usia satu minggu biasanya tanaman pare sudah bercabang dan
sebaiknya cabang-cabang tersebut dipotong atau dilakukan
pemangkasan agar tunas tumbuh menyebar sehingga bisa produksi lebih
banyak.

 Pilih dua cabang yang besar dan sehat, sisanya cabang yang tumbuh
dibatang dengan ketinggian 1,5 m dari permukaan tanah harus
dipangkas. Pemangkasan kedua dilakukan pada saat usia 6 minggu
setelah tanam dengan memangkas cabang yang telah tua dan tidak lagi
tumbuh serta daun-daun tua yang rusak karena hama penyakit.
Pengendalian Hama
Pengendalian hama dapat dilakukan dengan dua cara yang pertama
menutupi pare mneggunakan plastik dan penggunaan perangkap.

Cara kedua adalah jika ditemukan penyakit umum seperti embun tepung,
layu bakteri, layu fusarium, serkospora dan virus dapat dilakukan
pencegahan dengan menggunakan fungisida secara selektif.

7. Cara Pemupukan Tanaman Pare


Hal yang paling penting dalam budidaya tanaman pare adalah dengan
melakukan pemupukan rutin. Hal ini akan membantu tanaman pare tumbuh
dengan buah yang lebat atau produktifitas yang tinggi.

Pemupukan dasar dilakukan agar benih yang tersebar bisa tumbuh dengan
baik. pemupukan dasar lebih baik dilakukan dengan pupuk organik. Pupuk
organik yang dapat dipilih untuk membantu mengoptimalkan pertumbuhan
tanaman pare yaitu GDM SaMe Granule Bio Organik , GDM Black BOS , dan
juga Pupuk Organik Cair GDM Spesialisasi Tanaman Pangan.
GDM SaMe Granule Bio Organik mengandung 6 jenis bakteri premium yang
memiliki fungsi ganda. Unsur hara makro dan mikro-nya berfungsi sebagai
pupuk untuk menutrisi tanaman, sedangkan 6 jenis bakterinya berfungsi
untuk menghasilkan enzim, hormone, dan antibiotik alami untuk
meningkatkan pertumbuhan, produktifitas dan imunitas.
GDM Black BOS juga menjadi salah satu kombinasi terbaik bersama
dengan GDM SaMe , GDM Black BOS sendiri mengandung 4 macam bakteri
menguntungkan yang secara enzimatis dan sinergis menguraikan berbagai
residu dan limbah serta mengembalikan kondisi tanah menjadi subur
kembali. Dalam waktu 3 bulan mampu menurunkan cemaran logam berat
Timbal (Pb) dan Kromium (Cr) hingga lebih dari 80%.
Selain menggunakan kedua pupuk di atas, untuk memaksimalkan tanaman
mentimun bertumbuh optimal diperlukan juga Pupuk Organik Cair GDM
Spesialis Tanaman Pangan . Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Tanaman
Pangan Bermanfaat untuk mempercepat pertumbuhan dan perkembangan
akar tanaman, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap penyakit, serta
meningkatkan hasil produksi tanaman.
Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Tanaman Pangan dapat menunjang
perbanyakan anakan tanaman, meningkatkan daya tahan terhadap serangan
penyakit, serta dapat meningkatkan produksi hingga 50%.
Untuk pemupukan rutin tanaman pare perhatikan kangkah-langkah berikut:

 Pemupukan HST 7
Gunakan Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Tanaman Pangan sebanyak 8
liter dengan masing-masing 500ml atau 2 gelas air mineral per tangki
kemudian disemprot secara merata di seluruh tanaman.
 Pemupukan HST 14
Gunakan Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Tanaman Pangan sebanyak 8
liter dengan masing-masing 500ml atau 2 gelas air mineral per tangki
kemudian disemprot secara merata di seluruh tanaman.
 Pemupukan HST 21
Gunakan Pupuk Organik Cair GDM Spesialisasi Tanaman Pangan sebanyak
8 liter dengan masing-masing 500ml atau 2 gelas air mineral per tangki
kemudian disemprot secara merata di seluruh tanaman.
 Pemupukan HST 28
Gunakan Pupuk Organik Cair GDM Spesialisasi Tanaman Pangan sebanyak
8 liter dengan masing-masing 500ml atau 2 gelas air mineral per tangki
kemudian disemprot secara merata di seluruh tanaman.
 Pemupukan HST 30
Gunakan GDM SaMe sebanyak 100kg dan tebar secara merata di sekitar
akar. Setelah itu gunakan GDM Black BOS sebanyak 5kg dengan masing-
masing 1 gelas air mineral per tangki yang disemprot merata ke sekitar
perakaran.
 Pemupukan HST Lebih dari 35
Gunakan Pupuk Organik Cair GDM Spesialisasi Tanaman Pangan sebanyak
8 liter dengan masing-masing 1 gelar air mineral per tangki yang disemprot
secara merata di sekitar perakaran, aplikasikan setiap 1 minggu sekali.
Panen Pare
Panen buah pare konsumsi dilakukan saat buah masih belum terlalu tua,
bintil dan keriputnya masih rapat. Panen sebaiknya dilakukan menggunakan
pisau tajam. Panen untuk benih dilakukan pada buah yang sudah matang,
berwarna kuning dan pembungkus bijinya berwarna merah.

 Pare dapat dipanen pada umur sekitar 55 hari setelah tanam dan dapat
dilakukan berkali-kali untuk merangsang pertumbuhan buah baru. Adanya
buah cenderung dapat menghambat pembungaan. Produksi buah pare
dapat mencapai 10-20 buah/tanaman atau 10-15 ton/ha.

 Buah pare tidak tahan lama sehingga sebaiknya segera dipasarkan


setelah panen. Penyimpanan pada suhu 12-13 derajat celcius dan
kelembaban 85-90% dapat menjaga kualitas buah pare hingga 2-3
minggu.

Setelah mengetahui bagaimana cara menanam serta budidaya pare, apakah


Anda tertarik untuk mencoba sendiri? Nah teknis budidaya pare diatas
sangat mudah diterapkan jika Anda juga menunjangnya dengan penggunaan
pupuk organik.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Pare merupakan tanaman tropis, hidup di dataran rendah dan dapat merupakan
tanaman

yang dibudidayakan atau tanaman liar di tanah kosong. Pare memerlukan banyak sinar
matahari,

sehingga dapat tumbuh subur ditampat yang teduh dan terlindung dari sinar matahari.
Tanaman

pare dapat terserang penyakit seperti penyakit embun daun, penyakit layu dan peyakit
virus,

tanaman pare juga dapat terserang hama seperti hama lalat buah, kepik, kumbang,
siput dan ulat

grayak. Penganggulangan pada penyakit dan hama tanaman pare dapat dilakukan
dengan

pemeliharan yaitu penyiangan, penyulaman, pembumbunan, pemangkasan,


pembungkusan dan

mengetahui masa panen tanaman pare agar menghindari pembusukan dan gagal
panen.
DAFTAR PUSTAKA

https://kumparan.com/seputar-hobi/cara-budidaya-pare-mulai-dari-persiapan-benih-
hingga-penanaman-21lKWvSIkTM/full

https://gdm.id/tanam-pare/

Anda mungkin juga menyukai