Anda di halaman 1dari 57

VEKTOR

Ahmad Fathan Hidayatullah, ST, MCs


Vektor dan Skalar
• Vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan arah
• Contoh : kecepatan, percepatan, gaya
• Skalar adalah besaran yang hanya memiliki nilai saja
• Contoh : massa, panjang, volume
Penyajian Vektor
• Vektor dapat dinyatakan secara geometris sebagai
segmen garis terarah atau panah
• Arah panah menentukan arah vektor, sedangkan panjang
panah menyatakan besar vektor
• Ekor panah disebut titik awal (initial point) dari vektor dan
ujung panah disebut titik terminal (terminal point)
Penyajian Vektor (Lanj.)
B

Titik awal vektor v adalah A, sedangkan titik terminal adalah B,


sehingga dituliskan :

v  AB
Penyajian Vektor (Lanj.)
• Bentuk ruas garis berarah AB dapat dipandang sebagai
vektor posisi dari titik A
• Sebuah vektor dinyatakan dengan notasi huruf kecil yang
dicetak tebal atau bergaris atas, misalnya :
AB  a
Sehingga diperoleh
 x1 
a  ( x1 , y1 )   
 y1 

dimana nilai x1 dan y1 merupakan komponen vektor


Penyajian Vektor (Lanj.)
• Posisi titik A(x1,y1) yang terletak di bidang R2 diperlihatkan
pada sumbu cartesius sebagai berikut :
y

A = (x1, y1)
y1

x
x1
Penyajian Vektor (Lanj.)
• Jika diketahui sebuah titik di R3, A(x1,y1, z1), maka vektor
posisi titik A dituliskan dengan :
 x1 
 
a  ( x1 , y1 , z1 )   y1 
z 
 1

dimana nilai x1,y1, z1 merupakan komponen vektor


Penyajian Vektor (Lanj.)
• Posisi titik A(x1,y1, z1) dalam suatu ruang diperlihatkan
pada sumbu cartesius z
sebagai berikut :

z1

A = (x1, y1, z1)

y1
y

x1

x
Vektor Ekuivalen
• Vektor dengan panjang dan arah yang sama dikatakan
sebagai vektor yang ekuivalen  v=w
Vektor Nol
• Vektor nol adalah vektor yang berperan sebagai identitas
penjumlahan, dimana semua komponennya adalah 0 (nol).
• Vektor nol dinotasikan dengan
• Untuk setiap vektor akan berlaku : o

a  o  a atau o  a  a
• Contoh :
Diketahui vektor di R3 dimana a  (2,1,3) maka akan diperoleh
a  o  (2,1,3)  (0,0,0)  (2,1,3)
Vektor Negatif
• Notasi  a merupakan vektor negatif dari vektor a
dan memiliki arah yang berlawanan dengan vektor a
• Komponen vektor a adalah lawan dari komponen vektor  a
• Untuk setiap vektor akan berlaku :
a  (a)  (a)  a  o
• Contoh :
Diketahui sebuah vektor di R3 dengan a  (2,1,3) , maka vektor
negatifnya adalah  a  (2,1,3)
Operasi Vektor
• Penjumlahan Vektor
• Perkalian Skalar
Penjumlahan Vektor
• Penjumlahan atau pengurangan antara dua vektir
dilakukan dengan menjumlahkan atau mengurangkan
komponen vektor yang seletak
• Contoh :
Apabila dua vektor berada pada bidang yang sama, dimana
a  (a1 , a2 , ..., an ) dan b  (b1 , b2 , ..., bn )
Maka diperoleh
a  b  (a1  b1 , a2  b2 , ..., an  bn )
a  b  (a1  b1 , a2  b2 , ..., an  bn )
Penjumlahan Vektor (Lanj.)
• Metode Jajar genjang
Penjumlahan Vektor (Lanj.)
• Metode Segitiga
Penjumlahan Vektor (Lanj.)
Perkalian Skalar
• Misal diberikan vektor pada suatu bidang tertentu,
a  (a , a , ..., a )
1 2 n dan skalar k maka perkalian antara
vektor a dengan skalar k diperoleh dari :

ka  k (a1 , a2 , ..., an )  (ka1 , ka2 , ..., kan )


Perkalian Skalar (Lanj.)
• Contoh :
Bila diketahui vektor a  (2,1,3) , maka nilai dari 4a
diperoleh dengan mengalikan seluruh komponen vektor a
dengan 4 sebagai pengali, sehingga diperoleh :
4a = (4(2),4(-1),4(3)) = (8,-4,12)
Panjang Vektor
• Jika diberikan suatu vektor posisi dari sebuah titik di R2
dimana a  ( x1 , y1 ) maka panjang vektor tersebut
dinyatakan sebagai :
a  x1  y1
2 2

• Jika diberikan suatu vektor posisi dari sebuah titik di R3


dimana b  ( x1 , y1 , z1 ) maka panjang vektor tersebut
dinyatakan sebagai :
b  x1  y1  z1
2 2 2
Jarak Antara Dua Vektor
• Jarak antara dua buah vektor yang berada pada titik A
dan B dimana a  ( x1 , y1 ) dan b  ( x2 , y2 ) dapat dihitung
dengan :

d ( A, B)  b  a  ( x2  x1 )  ( y2  y1 )
2 2
Panjang dan Jarak Dua Vektor
• Contoh :
Hitung panjang dan jarak vektor a  (3,2) dan b  (2,1)

• Jawab :
Panjang vektor a a  32  (2) 2  13
Panjang vektor b b  (2) 2  12  5
Jarak antara kedua vektor :
b  a  (2  3) 2  (1  (2))2  (5) 2  32  34
Perkalian Dua Vektor
• Perkalian titik (Dot Product)
• Perkalian silang (Cross Product)
Perkalian titik (Dot Product)
• Jika a dan b adalah vektor, dan  adalah sudut antara a dan b
(0    ) maka hasil kali titik (dot product) a.b didefinisikan
dengan :  0 , a  0 atau b  0
a.b  
 a b cos , a  0 atau b  0

• Sifat perkalian titik berdasarkan definisi :


– Jika a.b  0 maka  merupakan sudut lancip , 0≤ <900
– Jika a.b  0 maka  merupakan sudut tumpul , 900 <  ≤ 1800
– Jika a.b  0 maka   1  atau adan b saling orthogonal/tegak
2
lurus , 900
Perkalian titik (Dot Product) (Lanj.)
• Jika diketahui a  (a1 , a2 , a3 ) dan b  (b1 , b2 , b3 )
maka hasil kali titik antara kedua vektor
didefinisikan sebagai :

a.b  a1b1  a2b2  a3b3


Cross Product (Hasil Kali Silang)
• Jika u  (u1 , u2 , u3 ) dan v  (v1, v2 , v3 ) adalah vektor – vektor di
Ruang-3, maka hasil kali silang (cross product) u  v
adalah vektor yang didefinisikan oleh :

i j k
u2 u3 u1 u3 u1 u2
u  v  u1 u2 u3  i j k
v2 v3 v1 v3 v1 v2
v1 v2 v3

9/17/201725
ALIN
Luas Bangun Segiempat
• Jika diketahui dua vektor di ruang u dan v dengan  adalah
sudut antara kedua vektor tersebut, maka dapat dibuat
bangun segiempat dengan panjang sisi-sisi segiempat
D C
adalah u dan v
v
v sin 


A u B

maka luas segiempat ABCD dapat dihitung menggunakan


definisi hasil kali silang vektor u dan v yaitu :
LABCD  u  v  u v sin 
Contoh
• Hitung luas segitiga ABC dengan A(2,1,3), B(0,2,-1), dan C(4,-2,1)!
• Jawab :
Misal segitiga ABC diperlihatkan sbb :
C

A u B

Komponen dari vektor posisi u dan v diperoleh :


 0   2   2  4   2  2 
           
u  AB   2    1    1  dan v  AC    2    1     3 
  1  3   4   1   3   2
           
• Hasil kali silang antara vektor u dan v adalah :
i j k
1 4 2 4 2 1
uv   2 1 4 i j k
3 2 2 2 2 3
2 3 2

i (2  (12))  j (4  8)  k (6  2)  10i  4 j  4k  (10,4,4)

• Maka luas segitiga ABC adalah


1 1
LABC  uv  132
2 2
Proyeksi Orthogonal
• Diketahui vektor a dan b adalah vektor – vektor pada ruang
yang sama seperti terlihat pada gambar dibawah ini:
Vektor a disusun dari dua vektor yang saling tegak lurus yaitu
w1 dan w2, jadi dapat dituliskan a = w1 + w2

w1 juga disebut sebagai vektor proyeksi orthogonal a terhadap


b karena merupakan hasil proyeksi secara orthogonal vektor a
terhadap b, sedangkan w2 disebut sebagai komponen dari a
yang tegak lurus terhadap b

Karena w1 merupakan hasil proyeksi di b maka dapat dituliskan w1 = kb,


nilai k ini akan menentukan arah dan panjang dari w1.
Jika sudut antara a dan b adalah tumpul , maka tentunya nilai k
akan negatif ini juga berarti arah w1 akan berlawanan dengan arah b
Proyeksi Orthogonal (Lanj.)
• Menghitung w1 a.b  ( w1  w2 ).b
– Untuk a.b  w1.b (karena w2 dan b saling tegak lurus maka w2 .b  0)
menghitung w1, a.b  w1 b cos 
harus dihitung a.b  kb b cos  sudut yg dibentuk adl 0 atau 180 
a.b  k b
2
terlebih dahulu
nilai k. Dengan k
a.b
2
aturan hasil kali b
titik , diperoleh: w1  kb 
a.b
dan w2  a  w1
2
b
a.b
w1 
b
Proyeksi Orthogonal (Lanj.)
Ruang Vektor Euclides
• Orang yang pertama kali mempelajari vektor–vektor di Rn
adalah Euclides
• Vektor–vektor yang berada di Rn dikenal sebagai vektor
Euclides, sedangkan ruang vektornya disebut ruang –n
Euclides
Ruang Vektor Euclides (Lanj.)
• Jika n bilangan bulat positif, maka tupel n terorde adalah sebuah
urutan n bilangan riil (a1, a2,…, an)
• Himpunan semua tupel n terorde dinamakan ruang n dan dinyatakan
dengan Rn
Contoh : R1= (2) R4= (2, 4, 2, 5)
Ruang Vektor Euclides (Lanj.)
• Vektor u=(u1, u2,…, un) dan v=( v1, v2,…, vn) pada Rn
• Operasi standar pada ruang vektor euclides :
– Penjumlahan
u  v  (u1  v1 , u2  v2 ,..., un  vn )
– Perkalian dengan skalar
k u  (ku1 , ku2 ,..., kun )

– Perkalian titik (Euclidean inner product)


u.v  u1v1  u2 v2  ...  un vn )
Ruang Vektor Euclides (Lanj.)
– Norm Euclides vektor u=(u1, u2,…, un) pada Rn
1
u  (u.u)  u1  u2  ...  un
2 2 2 2

– Jarak Euclides titik u=(u1, u2,…, un) dan titik v=(v1, v2,…, vn)

d (u, v)  u  v  (u1  v1 ) 2  (u2  v2 ) 2  ...  (un  vn ) 2


Ruang Vektor Umum
• Misal V adalah himpunan vektor, maka V dikatakan sebagai ruang vektor
jika memenuhi 10 syarat aksioma ruang vektor berikut :
1. Jika u dan v  V , maka u  v  V
2. u+v = v+u (komutatif)
3. u+(v+w) = (u+v)+w (asosiatif)
4. Ada vektor nol/identitas, dinotasikan dengan: 0 V sehingga berlaku u  0  0  u  u
5. Untuk setiap u di V, terdapat –u sehingga u+(-u) = (-u)+u = 0
6. Jika k adalah sebarang skalar dan u adalah sebarang vektor di V,
maka ku berada di V
7. k(u + v )= ku+ kv
8. (k + l)u = ku+ lu
9. k(lu) = l(ku)
10. 1u = u
Contoh Ruang Vektor
• Himpunan vektor Euclides dengan operasi standar (operasi penjumlahan
dan operasi perkalian dengan skalar). Notasinya Rn
• Himpunan polinom pangkat n dengan operasi standar. Bentuk umum
polinom orde n

• Himpunan matriks berukuran mxn dengan operasi standar (penjumlahan


matriks dan perkalian matriks dengan skalar), ruang vektor ini sering
dinotasikan dengan Mmxn

Sumber: Buku Ajar Aljabar Linear Telkom University, Yuliant Sibaroni,


Bukan Ruang Vektor
Sub Ruang Vektor (Lanj.)
• Misal V merupakan ruang vektor dan U merupakan sub
himpunan V(U  V) dan bukan himpunan kosong
• U merupakan sub himpunan V jika setiap anggota dari U
juga merupakan anggota V
• Jika pada U berlaku juga 10 aksioma ruang vektor maka U
merupakan ruang vektor dan dikatakan sebagai sub ruang
vektor
Sub Ruang Vektor
• Bila V ruang vektor dan U V maka U  Ø merupakan
sub ruang dari V jika dua syarat berikut ini terpenuhi:

Sumber: Buku Ajar Aljabar Linear Telkom University, Yuliant Sibaroni,


Sub Ruang Vektor (Lanj.)
• Suatu himpunan U yang terdiri dari satu atau lebih vektor dan suatu
sub ruang V disebut tertutup terhadap penjumlahan jika syarat
pertama berlaku
• Dikatakan tertutup terhadap perkalian skalar jika syarat kedua
berlaku
• Sehingga dikatakan bahwa U adalah sub ruang dari V jika dan
hanya jika U :
– tertutup terhadap penjumlahan
– tertutup terhadap perkalian skalar
Sub Ruang Vektor (Lanj.)
• Contoh :

Sumber: Buku Ajar Aljabar Linear Telkom University, Yuliant Sibaroni,


Sub Ruang Vektor (Lanj.)
• Contoh :

Sumber: Buku Ajar Aljabar Linear Telkom University, Yuliant Sibaroni,


Kombinasi Linier
• Sebuah vektor v dikatakan kombinasi linier dari vektor
v1, v2, ...,vn jika dapat dinyatakan dalam bentuk :
v  k1 v1  k2 v2  ...  kn vn
dengan k1, k2, kn adalah skalar
ATAU

• Vektor v dikatakan kombinasi linier dari vektor v1, v2,


...,vn jika SPL v  k1 v1  k2 v2  ...  kn vn konsisten (punya
solusi) dengan k1, k2, kn adalah skalar kombinasi
Kombinasi Linier (Lanj.)
• Misal diberikan vektor : a  (1,2,0) b  (1,3,2) c  (2,1,1) d  (0,1,2)
• Buktikan bahwa vektor a adalah kombinasi linier dari vektor b,c,
dan d
• Maka kita dapat menentukan nilai k,l, dan m sehingga berlaku
bentuk SPL sebagai berikut : a  k b  l c  md
 1  1 2 0  k 
 2    3  1 1   l 
• Sehingga diperoleh     
 0   2  1  2 m

• Solusi SPL diperoleh menggunakan OBE (Operasi Baris


Elementer) pada matriks diperbesar
Kombinasi Linier (Lanj.)
• Hasil OBE (Operasi Baris Elementer)
1 2 0  1 1 0 0  1
 3  1 1 2   0 1 0 0 
   
 2  1  2 0  0 0 1  1
• Berdasarkan eselon baris tereduksi di atas diperoleh solusi SPL :
• Sehingga ditulis : k  1, l  0, m  1
Maka diperoleh
a  b  0c  d  b  d
• Bentuk di atas memberikan pengertian bahwa vektor a merupakan
kombinasi linier dari vektor b, c, dan d, sedangkan nilai k=-1, l=0,
dan m=-1 merupakan skalar kombinasi
Kombinasi Linier (Lanj.)
• Contoh

Sumber: Buku Ajar Aljabar Linear Telkom University, Yuliant Sibaroni,


Basis
• Misalkan V adalah ruang vektor dan S  {S , S , ..., S } 1 2 n

S disebut sebagai basis dari V jika memenuhi dua syarat:


1. S bebas linier
2. S membangun V

Basis dari suatu ruang vektor tidak harus tunggal tetapi dapat lebih
dari satu. Dalam hal ini, dikenal dua macam basis yaitu basis standar
dan basis tidak standar.

Sumber: Buku Ajar Aljabar Linear Telkom University, Yuliant Sibaroni,


Contoh Basis Standar

CATATAN:
Setiap ruang vektor hanya mempunyai satu basis standar, sedangkan bentuk lain dinamakan
dengan basis tidak standar dengan jumlah tak hingga

Sumber: Buku Ajar Aljabar Linear Telkom University, Yuliant Sibaroni,


Membangun dan Bebas Linier
Membangun dan Bebas Linier (Lanj.)
• Contoh :
Membangun dan Bebas Linier (Lanj.)
Membangun dan Bebas Linier (Lanj.)
Membangun dan Bebas Linier (Lanj.)
• Contoh
Dimensi
• Dimensi dari ruang vektor didefinisikan sebagai bilangan
kardinal dari basisnya, yaitu banyak unsur basis
• Oleh karena itu, dim(Rn) = n, dim(Pn)=n+1 dan
dim(M2x2) = 4
• Sedangkan ruang vektor nol didefinisikan mempunyai
dimensi nol
Sifat
• Misal A ruang vektor dengan dim(A)=n.
• Bila S{a1,a2,a3,....an } membangun A atau bebas linier
maka S merupakan basis dari A

Anda mungkin juga menyukai