Anda di halaman 1dari 14

Energi Thermal Samudra OTEC

(Ocean Thermal Energy Conversion)

Oleh :
Kelompok 4

IKHSAN PRAWIRA E1D120009


RAHMAD RAMADHAN S E1D120023
ALFAJRI NUR ABDILLAH E1D120033
FIRMAN JOHAN E1D120043
J.N. FAUZI E1D120049
MUH. AKSAR E1D120055

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI 2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Energi Thermal Samudra OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion)
adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan perbedaan suhu di laut yang dalam
dan dilaut yang dangkal yang digunakan untuk menggerakan mesin (generator).
Generator pada OTEC memiliki prinsisp “semakin besar perbedaan suhu diantara
laut yang dalam dengan laut yang dangkat maka energi listrik yang dihasilkan akan
semakin besar pula”. Perbedaan suhu antara laut dangkal dengan laut dalam,
masing-masing memiliki reservoir (reservoir laut dangkal dan reservoir laut dalam).
Perbedaan suhu dari kedua reservoir ini akan menyebabkan aliran kalor yang dapat
melakukan usaha. Hal ini memiliki prinsip yang sama seperti turbin uap dan mesin
pembakaran, juga lemari es yang melawan aliran kalor alami dengan
“menghabiskan “ energi. Sama seperti energi kalor dari pembakaran bahan bakar,
OTEC menggunakan perbedaan suhu oleh penyinaran matahari pada permukaan
laut sebagai bahan bakarnya.

Pada teknologi konversi energi panas laut atau KEPL, siklus Rankine
digunakan untuk menarik arus-arus energi termal yang memiliki sekurang-
kurangnya selisih suhu sebesar 200 C. Pada saat ini terdapat dua siklus daya
alternatif yang dikembangkan, yaitu siklus Claude terbuka dan siklus tertutup.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana prinsip kerja pesawat pengonversi energi termal Samudra
(OTEC)
2. Bagaimana cara kerja pesawat pengonversi energi pasang-surut (TIDAL)
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pesawat Pengonversi Energi Termal (OTEC)


Mesin ini bekerja mengonversikan energi laut yang berbeda
temperaturnya antara permukaan kurang lebih 270C dan kedalaman I km
dengan temperature kurang lebih dibawah 100C. Terdapat dua rancangan dasar
system OTEC yaitu siklus terbuka dan siklus tertutup.

2.1.1 Siklus Terbuka


Kontruksi OTEC pertama kali dibangun oleh George Claude Tahun 1929
di Mantanaz Bay (Cuba). Instansi memakai air hangat dari Gulf Stream sebagai
sumber panas dari dasar laut yang terjal dekat teluk yang menurun vertical
dengan kedalaman sekitar 100-200 meter sebagai heat sink.

Gambar 2.1. Diagram alir dan skematik suatu pembangkit OTEC dari Claude
(Siklus Terbuka)
Gambar 2.2 Digram T-s dari proses pada Gambar 2.1

Instalasi Claude menggunakan sikluas terbuka. Dalam siklus ini air laut
berperan sebagai sumber panas, fluida kerja, pendingin, dan heat sink. Dalam
siklus ini air permukaan yang bersuhu 270C (80,60F) dimasukan dalam
evaporator yang tekananya dijaga sedikit dibawah tekanan jenuh air pada 270C.
air yang masuk evaporator akan menguap pada “tekanan baru”. Dari gambar
diatas air hangat 270C tekanan jenuh 0,0356 bar (0,517) di 1. Tekanan evaporator
adalah :
0,0317 bar (0,459 psia) dengan temperatur jenuh 250C (770F). proses 1-2
adalah throttling sehingga entaphi proses ini adalah konstan. Untuk menjaga
tekanan yang rendah di evaporator digunakan pompa vakum, yang juga
menghisap gas-gas terlarut yang tidak dapat dikondensasikan dari evaporator.
Dalam evaporator terdapat campuran air dan uap dengan kualitas sangat
rendah di 2. Uap dipisahkan dari air menjadi uap jenuh di 3, dan air yang
dikeluarkan /dikembalikan ke laut di 4. Uap di 3 mempunyai tekanan sangat
rendah, dengan volume jenis sangat tinggi (pada 0,0317 bar, v=43.000 m3/kg,
dibandingkan 160 bar, 0,021 m3/kg untuk fossil powerplant) diekspansikan
dalam turbin yang dirancang khusus untuk keperluan ini (ukuran turbin menjadi
besar sekali karena volume jenis fluida yang besar).
Tekanan dan temperature kondensor pada 5 adalah 0,017 bar (0,247 psia)
dan 150C (590F). Jenis kondensornya adalah kontak langsung karena uap keluar
turbin akan dibuang ke laut. Dalam kondensor ini kondisi 5 dicampur dengan air
dingin dari pipa yang mengambil air dari kedalaman laut pada 6, yang
menghasilkan air jenuh di 7. Air ini kemudian dibuang ke laut.
Air pendingin mencapai kondensor 130C karena selama mengalir dalam
pipa dari kedalaman (110C) mendapat panas dari air diluar pipa. Untuk
mengatasi kenaikan suhu air pendingin, ukuran pipa harus besar dan
mensirkulasikan 4000 m3/hari, yang hanya 10% saja yang dipakai pendinginan.

2.1.2 Modifikasi Siklus OTEC Terbuka


Perbaikan dan modifikasi siklus Claude telah diusulkan sebagai usaha untuk
mengubahknya menjadi system yang dapat berjalan dengan ekonomis. Usaha
tersebut difokuskan dalam dua hal: mengubah jenis evaporator menjadi lebih
efisiean yang disebut CFE (Contolled Flas Evaporator), dan penggunaan
pembangkit tenaga untuk kogenerasi dari elektrik dan air bersih.

Gambar 2.3 Skematik suatu siklus terbuka dengan CFE dan Kondensor
permukaan untuk kogenerasi dari elektrik dan air bersih
Masukan air pada turbin siklus ini pada 0,4177 psia (0,0288 bar) dan 730C
(22,80C) dan keluaran 0,25611 psia (0,0177 bar) dan 600F (15,60C). bila air
bersih tidak ingin dihasilkan maka dapat digunakan kondensor jenis kontak
langsung dengan keluaran turbin sekitar 0,2330 psia (1,0161 psia) dan 570F
(130C), dengan efisiensi dan keluaran pembangkit tenaga yang besar.

2.1.3 Siklus Tertutup (Siklus Anderson)


Walaupun usaha mendapatkan tenaga dari perbedaan temperature air laur
dilakukan oleh Claude pada Tahun 1929, Anderson pada konsep awalnya (1881)
juga memanfaatkan temperatur hangat permukaan dan dingin kedalaman sebagai
sumber panas dan heat sink, tetapi dengan fluida kerja terpisah yang menerima
dan melepas panas ke heat source dan heat sink lewat penukar kalor (bolier dan
surface condenser).

Gambar 2.4 Skematik pembangkit tenaga OTEC siklus tertutup

Fluida kerja dapat ammonia, propane, atau freon. Tekanan (jenuh) operasi
fluida-fluida tersebut pada ketel dan temperature kondensor jauh lebih besar
daripada air, sekitar 10 bar pada ketel, dan volme jenis jauh lebih kecil dibanding
uap air dipembangkit konvensional. Tekanan dan volume jenis yang demikian
memungkinkan turbin yang berukuran jauh lebih kecil dan lebih rendah
biayanya dari pada menggunakan turbin uap tekanan rendah siklus terbuka.
Siklus tertutup juga mencegah permasalahan pada evaporator. Namun siklus ini
memerlukan penukar panas (ketel dan kondensor) yang sangat besar karena
untuk efisiensi sekitar 2%, jumlah panas yang ditambahkan dan dikeliarkan
adalah 50 kali keluaran pembangkit.
2.2 Pesawat Pengonversi Energi Pasang-Surut (Tidal)
Pasang surut adalah sumber lain dari energi laut. Energi ini dapat diperoleh
dari air pantai dengan membangun dam dan menjebak air pada saat pasang naik
dan membebaskannya saat surut. Tenaga dapat diperoleh dengan memasang
turbin dari aliran air masuk-keluar dam. Jumlah energi yang tersedia besar sekali
tetapi hanya dibeberapa bagian bumi saja.
Energi pasang surut menyerupai energi hidro yang memanfaatkan energi
potensial air. Keduanya dipakai selana berabad-abad. Gilingan tidal (pasang-
surut) pernah digunakan di Eropa dan England. Contohnya adalah gilingan di
Woodbridge, Suffolk, yang menggunakan pasang surut sebagai penggilingan
gandum di Tahun 1170. Yang lain adalah kincir air pasang-surut yang dibuat
pada abad XIV di bawah London Bridge yang menyuplai air ke London sampai
Abad XVI. Penggilingan gandum, penggergajian kayi, dan pompa air yang
memanfaatkan tenaga tidal banak dijumpai di Inggris, New England, dan Rusia
pada Abad XVII dan XVIII. Salah satu ilmuwan yang mengembangkan tenaga
tidal saat awal adalah George Darwin, anak ilmuwan biologi Charles Darwin,
tahun 1898.
Energi pasang surut, walaupun dapat diperoleh tanpa biaya, tidak
menyenangkan karena datangnya bervariasi dari hari ke hari, dengan rentang
(head) yang bervariasi. Untuk mendapatkan keluaran yang besar perlu biaya
besar. Dengan muali terjadinya krisisenergi pada tahun 1970, energi tidal seperti
energi terbaru lainnya mulai menjadi perhatian.
Pasang surut adalah ritmik (berirama) tetapi tidak konstan tidak terjadi
dengan jadwal harian yang teratur. Terjadi karena adanya keseimbangan gaya-
gaya, terutama karena gaya gravitasi bulan, tapi juga dari matahari. Keduanya
bekerja sama pada bumi, mengimbangi gaya sentrifugal air karena rotasi bumi.
Akibatnya adalah ritmik pasang dan surut air. Pasang surut air dikarakteristikkan
oleh jadwal dan rentang (schedule and range),
Gambar 2.5 Tinggi dan rendah relative tidal menunjukan variasi rentang selama
bulan komariah

Jadwal pasang surut bervariasi dari hari ke hari karena orbit bulan tidak
terjadi beraturan, 24 jam. Tetapi bulan mengelilingi bumi setiap 24 jam 50
memit. Selama waktu ini terjadi pasang surut dua kal, menghasilkan siklus tidal
berakhir 12 jam 25 menit.
Rentang tidal didefinisikan sebagai:

R = ketinggian air pada saat pasang (naik) – ketinggian air pada saat surut (turun)

Rentang tidal tidak konstan. Ini bervariasi selama 29,5 hari waktu bulan.
Akan menjadi maksimum saat bulan muda dan bulan pirnama, yang disebut
pasang terbesar (spring tides), dan minimum pada seperempat pertama dan
ketiga dari bulan komariah, disebut pasang terkecil (nead tides). Siklus
spring=nead tides berakhir setengah waktu bulan. Rentang rata-rata kira-kira
sepertiga rentang pasang terbesar. Variasi rentang agak rumit karena variasi
musim yang disebabkan bentuk elips orbit bumi mengelilingi matahari.
Variasi dalam periode harian dan bulanan tentu dipertimbangkan dalam
rancangan dan operasi pembangkit tenaga tidal. Pasang surut biasanya dapat
diduga, dan table pasang surut yang akurat biasanya tersedia.
Rentang tidal bervariasi dari satu tempat ke tempat lain. Kondisi ini karena
dipengaruhi profil garis Pantai dan kedalaman air. Bila baik maka akan dapat
menimbulkan resonansi yang meyebabkan rentang tidal yang besar. Rentang itu
harus besar untuk mengatasi besarnya biaya bangunan dam dan peralatan
pembangkit tenaga listriknya. Pasang surut yang demikian ini hanya terjadi
disedikit tempat dibumi.
Tenaga tidal yang didisipasikan di seluruh dunia diperkirakan 2,4 x 106 MW,
yang sama dengan sepertiga jumlah konsumsi dunia diawal 1970an. Dari jumah
106 MW didisipasikan di laut dangkat dan Pantai-pantai yang tidak
termanfaatkan. Karena tingginya biaya modal dam dan struktur lainnya yang
berhubungan dengan system konservasi energi, hanya sedikit kebutuhan energi
yang dapat dipenuhi oleh energi tidal.

2.2.1 Sistem Tidal Kolam Tunggal Sederhana


Sistem tidal kolam Tunggal sederhana mempunyai satu kolom di belakang
dan terisi air laut pada pasang naik dan di kosongkan pada saat surut. Kedua
proses pengisian dan pengosongan berlangsung pada periode yang singkat.
Aliran air dalam dua arah digunakan untuk menggerakan sejumlah turbin
reversible, masing-masing menggerakan generator elektrik. Tenaga elektrik
digerakan selama dua periode singkat selama periode tidal yaitu 12 jam-25 menit
atau sekali tiap 6 jam-12,5 menit.

Gambar 2.6 Ketinggian laut dan kolam dan tenaga yang dibangkitkan dalam
sistem tidal kolam Tunggal
Energi maksimum yang dapat dibangkitkan selama satu periode
pembangkitan dapat dievaluasi dengan bantuan Gambar 2.7, yang
memperlihatkan kasus dimana kolam mulai terisi pada level tertinggi,
pengosongan (pengeluaran) air melalui turbin ke laut pada saat surut (proses
balik menghasilkan energi yang sama).

Gambar 2.7 Ketinggian barubah selama produksi tenaga dalam sistem tidal
kolom Tunggal

Untuk rentang tidal R dan head menengah h selama proses pengosongan,


kerja diferensial oleh air adalah sama dengan energi potensialnya selama waktu
itu, atau:

𝑔
𝑑𝑊 = 𝑑𝑚 ℎ
𝑔𝑐

Tetapi, dm = -ρ A dh

Sehingga

𝑔
𝑑𝑊 = 𝜌 𝐴 ℎ 𝑑ℎ
𝑔𝑐

Dimana W = kerja oleh air, ft-lbf atau J

g = percepatan gravitasi, 32,2 ft/det2 atau 9,81 m/det2

gc = faktor konversi, 32,2 ft/lbm/(lbf-det2) atau 1 kg/(N.det2)


m = massa yang mengalir melalui turbin, lbm atau kg

h = head, ft atau m

ρ = massa jenis air, lbm/ft3 atau kg/m3

A = luas permukaan kolam, dianggap konstan, ft2 atau m2

Kerja bersih total selama periode pengosonga (atau pengisian) didapat


dengan mengintegrasikan persamaan untuk dW diatas :

0 𝑔 0
𝑊 = ∫𝑅 𝑑𝑊 = − 𝜌 𝐴 ∫𝑅 ℎ 𝑑ℎ
𝑔𝑐

1 𝑔
W= 𝜌 𝐴 𝑅2
2 𝑔𝑐

Kerja sebanding dengan kuadrat rentang. Tenaga yang dibangkitakan setiap


periode adalah sama dengan W dibagi dengan waktu satu periode. Tenaga
sebesar nol dibangkitkan selama waktu istirahat (gambar Power vs time). Tenaga
teoritis rata-rata yang dihasilkan air adalah W dibagi waktu total, yaitu sebesar
tiap periode, atau 6 jam 12,5 menit, atau 22.350 detik. Jadi :

1 𝑔
P rata-rata = 44.700 𝑔𝑐 𝑔𝑐 𝜌 𝐴 R2

Dimana Prata-rata = tenaga teoritis rata-rata, ft-lbf/det atau Watt

Dengan asumsi massa jenis air laut rata-rata 64 lbm/ft3 atau 1.025 kg/m3,
tenaga teoritis rata-rata tiap ruas kolom diberikan oleh :

𝑃 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
= 1,43 x 10 -3 R2 (ft – lbf / ft2)
𝐴

= 0,225R2 (W / m2 atau MW / km2)

Tenaga aktual yang dibangkitkan oleh sistem tidal akan lebih kecil dari
harga diatas karena adanya kerugian gesek dan ketak-efisienan turbin dan
generator elektrik, hanya 25-30% dari nilai diatas. Namun demikian tenaga yang
dibangkitkan dapat besar sekali.
2.2.2 Sistem Tidal Kolam Tunggal Modulasi
Sistem kolam Tunggal sederhana tersebut di atas mempunyai keluaran
tenaga dengan dua puncak tinggi-waktu singkat yang terjadi tiap periode tidal.
Besarnya puncak juga berbeda tiap hari.
Sistem kolam Tunggal modulasi mengurangidefisiensi diatas dengan
membangkitkan tenaga lebih uniform pada head evektif rata-rata yang lebih
rendah, walaupun masih ada periode tanpa pembangkitan. Karena head rata-rata
h lebih kecil dan tenaga sebanding terhaap h2 turbin generator jauh lebih kecil
dan beroperasi pada periode jauh lebih lama, namun menghasilkan kerja total
yang lebih kecil.

Gambar 2.8 Ketinggian lautan dan sistem kolam dalam tidal kolam Tunggal
modulasi C= Pintu dititip, G=Pembangkitan, F=pengisian kolam, E=
pengosongan kolam

Dari diagram ketinggian kolam dan laut gambar 8, turbin reversible dapat
beroprasi selama periode pengisian dan pengosongan kolam tidak hanya saat
ketinggian besar dan rendah saja. Turbin berhenti bekerja saat head sangat
rendah demi efisiensi operasi. Periode C1 dimulai Ketika kolam dan laut pada
ketinggian rendah (1), laut pada sat mulai pasang naik semua pintu ditutup. Saat
head cukup (2), pintu turbin dibuka dan air laut melaluinya. Tenaga dibangkitkan
selama pariode G1 dan ketinggian laut dan kolam naik. Ketinggian laut
mencapai puncak dan mulai turun tetapi ketinggian kolam masih naik sampei
(3), head masih terlalu rendah untuk pembangkitan yang efisien. Pintu ke turbin
d tutup dan bypass dibuka sehingga kolam dapat terisi penuh selama periode F
ke (4). Pada (4) semua pintu ditutup dan kolam tetap konstan sementara
ketinggian laut turun selama periode C2. Pada (5) head cukup untuk
memungkinkan turbin bekerja searah sebaliknya dan periode pembangkitan
kedua G2 dimulai,
Pada (6) pembangkitan berhenti tetapi kolam dikosongkan selama periode
E dan sistem Kembali ketitik (1), mengukang siklus. Tenaga yang dibangkirtkan
memang tidak uniform tetapi tetap jauh lebih uniform dibanding sistem
sederhana.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sejak tahun 1773, yaitu terjadinya kemelut energi yang diakibatkan oleh
naiknya harga minyak yang sangat tinggi, teknologi pembangkitan tenaga listrik
dengan prinsip konversi energi panas laut (KEPL) mengalami perkembangan yang
relative pesat. Tujuan pengembangan generasi pertama PLT-PL banyak yang dpat
dicapai.
Sistem kerja OTEC mirip dengan sistem kerja siklus hidrologi di bumi yaitu
ketika pada siang hari, matahari mengangkat molekul-molekul air mengalami
penguapan (evaporation) ke awan lalu angin meniupkan ke arah daratan dan saat
terjadi pengembunan (condensation) di awan, maka butiran-butiran air yang
tadinya berupa uap kembali menjadi cair lalu turun ke darat. Sistem kerja inilah
yang ditiru oleh OTEC yaitu memompa air laut permukaan yang bertemperatur
tinggi (hangat) dan mengevaporasikannya kedalam turbin untuk menghasilkan
listrik lalu mengkondensasikannya kembali dengan air laut dingin yang diambil
pada laut dalam dan kemudian siklus berulang.

Anda mungkin juga menyukai