Anda di halaman 1dari 19

AKSI NYATA

TOPIK : DISIPLIN POSITIF

Oleh:
Eka Saraswati Hakim, S.Pd.SD
Merubah Peraturan
Kelas menjadi
Keyakinan Kelas
Mari belajar
bersama - sama
topik berikut ini
Modul 1 Modul 3
Bolehkah 5 Posisi Kontrol
Memaksa? Guru
Disiplin
Positif
Modul 4
Modul 2 Hukuman vs
Restitusi konsekuensi vs
restitusi
MOdul 1
Bolehkah
Memaksa?
Ada sebuah pandangan bahwa untuk membuat sebuah
pembiasaan perlu adanya sebuah paksaan. Untuk memunculkan
disiplin dalam diri murid, perlu ditanamkan motivasi dari dalam.
Bukan dari luar. Paksaan, hukuman mampu memunculkan disiplin
namun bisa jadi hanya bersifat sementara. Yang bersifat jangka
panjang adalah disiplin yang muncul dari motivasi instrinsik.
Motivasi ada beberapa macam, motivasi menghindari rasa
sakit/hukuman, menginginkan hadiah atau pujian, dan motivasi
yang menghargai diri
Modul 2

Restitusi
Restitusi adalah bentuk pendisiplinan murid dengan memunculkan
motivasi yang menghargai dirinya.Tujuannya agar disiplin diri bersifat jangka
panjang. Restitusi meliputi 3 tahapan.
1. Menstabilkan identitas. Hal ini bisa diungkapkan dengan kalimat yang membuat
murid merasa nyaman. Contoh : “setiap orang pernah berbuat salah... “
2. Validasi bahwa perilaku salah. Murid diajak berdiskusi tentang perilakunya dalam
memenuhi kebutuhan manusia tidak benar. Misal murid datang terlambat karena
bangun kesiangan, tadi malam begadang main game. Hal ini menunjukkan bahwa
murid memiliki kebutuhan akan kesenangan namun tidak dipenuhi dengan cara
yang benar.
3. Menanyakan keyakinan. Murid diajak berdiskusi tentang perasaan, keyakinan
kelas, cita-cita atau tujuan hidupnya
Penghukum
Pembuat merasa
bersalah
Modul 3
5 Posisi Teman
Kontrol
Guru
Pemantau

Manajer
Posisi Kontrol Penghukum
Guru yang berperan sebagai penghukum akan menggunakan hukuman
untuk mengontrol perilaku murid. Hukuman yang diberikan dapat
berupa hukuman fisik maupun verbal
Posisi Kontrol Pembuat merasa bersalah
Guru yang berperan sebagai pembuat merasa bersalah akan membuat murid merasa
bersalah atas kesalahannya.Guru dapat melakukan hal ini dengan cara memberikan nasihat
atau dengan membuat murid merenungkan kesalahannya
Posisi Kontrol Teman
Guru yang berperan sebagai teman akan memperlakukan murid seperti teman sebaya. Guru akan
berusaha untuk dekat dengan murid dan memahami masalah-masalah yang mereka hadapi
Posisi Kontrol Pemantau
Guru yang berperan sebagai pemantau akan memantau perilaku murid dan memberikan arahan
jika diperlukan. Guru akan berusaha untuk memastikan bahwa murid mengikuti aturan dan norma
yang berlaku di sekolah
Posisi Kontrol Manajer
Guru yang berperan sebagai manajer akan mengelola kelas dengan cara yang efektif dan efisien.
Guru akan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan memotivasi murid untuk belajar
Modul 4
Hukuman
VS
Konsekuensi
VS
Restitusi
Pemberian hadiah tidak selamanya berdampak positif, dapat
berdampak negatif seperti menimbulkan ketidakadilan dan sebagainya.
Hukuman, konsekuensi dan retitusi memiliki perbedaan. Hukuman
adalah sesuatu yang diberikan kepada murid dan tidak sesuai
dengan pelanggaran disiplin murid. Hal ini dapat berdampak negatif pada
murid. Konsekuensi adalah menanamkan disiplin positif dengan
memberikan konsekuensi yang sesuai dengan jenis pelanggarannya.
Hal ini tidak selalu berdampak positif. Restitusi mengajak murid
untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya
Keyakinan Kelas
Menurut Gossen (1998), suatu keyakinan akan lebih memotivasi
seseorang dari dalam, atau memotivasi secara intrinsik. Seseorang
akan lebih tergerak dan bersemangat untuk menjalankan
keyakinannya, daripada hanya sekedar mengikuti serangkaian
peraturan. Murid-murid pun demikian, mereka perlu mendengarkan
dan mendalami tentang suatu keyakinan dikelas, daripada hanya
mendengarkan peraturan-peraturan yang mengatur mereka harus
berlaku begini atau begitu.
Manfaat Keyakinan Kelas
1. Membantu menciptakan suasana saling menghormati dan
menghargai didalam kelas
2. Menetapkan komunikasi yang jelas antara guru dan siswa
3. Mendorong hubungan baik antara guru dan siswa
4. Mencegah kesalahpahaman dengan membuat aturan yang sesuai
harapan dan diikuti oleh semua murid
Cara Membentuk
Keyakinan Kelas
1. Pembuatan keyakinan kelas melibatkan semua warga kelas.
2. Keyakinan kelas hendaknya tidak terlalu banyak, sehingga mudah di
ingat dan dipahami oleh semua warga kelas.
3. Menggunakn kalimat positif.
4. Keyakinan kelas sebaiknya sesuatu yang dapat diterapkan dilingkungan
tersebut.
5. Perlu adanya tinjauann kembali keyakinan kelas dari waktu ke waktu
agar tetap relevan.
Dokumentasi
Proses Pembuatan Keyakinan Kelas
Hasil Keyakinan Kelas
Umpan Balik Siswa
Bu Saras sering Dengan adanya
mendiskusikan tentang keyakinan kelas
keyakinan kelas sehingga suasana kelas menjadi
suasana menjadi nyaman lebih tertib dan bisa
(Ni Kadek Riantini) belajar dengan nyaman
Bu Saras (Luh Mas Arsanti)
menjelaskan
tentang keyakinan
kelas dan
manfaatnya
( I Putu Mudastra)
Umpan Balik Siswa
Saya dapat memahami Saya dan teman sekelas
fungsi dan manfaat bersama-sama nenyusun
keyakinan kelas ketika Bu keyakinan kelas dengan
Saras menjelaskan bimbingan Bu Saras untuk
(I Putu Krisna Shandika) menjaga kenyamanan
Manfaat dari bersama di kelas 6
keyakinan kelas untuk (Ahmad Nurul Kadhafi)
kenyamanan saat
proses pembelajaran
dikelas antara Guru
dan siswa.
(Aureliya
Syahirantika)
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai