Dosen Pembimbing
Thomas Ari Kristianto. S.Sn.MT
1
TUGAS AKHIR – RI 141501
Dosen Pembimbing
Thomas Ari Kristianto. S.Sn.MT
Supervisor Lecturer
Thomas Ari Kristianto S.Sn.MT
Abstrak
Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari proses kehidupan
setiap orang. Ada berbagai cara seseorang memperoleh pendidikan, kursus
misalnya menjadi alternatif yang banyak diminati. Salah satunya adalah kursus
bahasa Inggris. Tujuan perancangan adalah merancang interior tempat kursus
TBI. Metode yang dilakukan adalah metode kualitatif yaitu pengumpulan data
berdasarkan studi lapangan dan literature. Analisis dilakukan berdasarkan
berbagai studi literature, survey lapangan dan wawancara. Hasil yang dicapai
adalah konsep perancangan tempat kursus bahasa inggris TBI dengan menerapkan
system fluid movement serta langgam modern untuk pembelajaran yang lebih
efektif. Simpulan yang didapat dari perancangan ini adalah desain dengan konsep
fluid movement akan meningkatkan performa murid dalam pembelajaran.
iii
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
Abstract
iv
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala Rahmat dan
Karunia-Nya Laporan Tugas Akhir Desain Interior Pendidikan Non-Formal
English Course TBI dengan penerapan konsep “Fluid movement for better
learning” yang ber-langgam Colorful Modern dapat terselesaikan dengan sebaik-
baiknya. Penyusunan laporan tugas akhir ini adalah untuk memenuhi syarat dalam
menyelesaikan mata kuliah Tugas Akhir (RI 141501) di Departemen Desain
Interior, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya.
Selesainya laporan tugas akhir ini tidak terlepas dari banyak pihak yang telah membantu,
mendukung, dan membimbing keberlangsungan penyusunan laporan ini. Dalam
kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Allah Subhanahu wa ta’ala, karena atas berkah, dan rahmat -Nya saya
dapat menyelesaikan masa studi saya yang diakhiri dengan Tugas Akhir
ini dengan baik
2. Orang Tua saya, Mama dan Papa saya yang selalu mendoakan,dan
mensupport saya, sehingga saya dapat menyelesaikan masa studi saya di
desain interior
3. Kakak dan Adik Saya, Mas Widi dan Anindya yang selalu mendukung,
membantu, dan menginspirasi saya dalam menyelesaikan tugas-tugas
selama masa studi saya di interior
6. Anggra Ayu Rucitra, ST. MMT; selaku dosen koordinator Mata Kuliah
v
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
10. Teman-teman sehidup semati saya BEB yang berada jauh di Jakarta
yang selalu menghibur dan membuat hidup saya lebih berwarna.
11. Dan semua pihak lainnya, yang telah membantu saya yang tidak bisa
saya sebutkan satu per satu. Akhir kata semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi berbagai pihak khususnya untuk dunia pendidikan
desain interior.
Penulis mohon maaf atas segala kekurangan yang disengaja maupun tidak dan
mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun. Terima kasih dan
semoga laporan kerja profesi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
menggunakannya.
vi
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
vii
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................. ii
ABSTRAK ....................................................................................................................... iii
ABSTRACT....................................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... v
DAFT AR ISI .................................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL...........................................................................................................xiv
DAFTAR BAGAN...........................................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................xvi
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN.............................................................................................................. 1
LATAR BELAKANG .......................................................................................................... 1
RUMUSAN MASALAH ...................................................................................................... 4
TUJUAN DESAIN .............................................................................................................. 4
BAB II ................................................................................................................................ 5
KAJIAN PUSTAKA, EKSISTING, PEMBANDING ................................................... 5
2.1 KAJIAN PENDIDIKAN NON-FORMAL ......................................................................... 5
2.1.1 Deskripsi Pendidikan Non-Formal .................................................................... 5
2.1.2 Tujuan Pendidikan Non formal .......................................................................... 5
2.1.3 Jenis Pendidikan Non-Formal ........................................................................... 6
2.2 KAJIAN TEMPAT KURSUS BAHASA INGGRIS ............................................................. 7
2.2.1 Standar Sarana dan Prasarana ......................................................................... 8
2.2.2 Standar Pengelolaan PNF Program Kursus Bahasa Inggris ............................ 8
2.3 KAJIAN TENTANG MEDIA PEMBELAJARAN............................................................... 9
2.3.1 Pengertian Media ............................................................................................... 9
2.3.2 Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran ...................................................... 10
2.3.3 Macam-Macam Media Pembelajaran ............................................................. 10
2.4 KAJIAN FLUID MOVEMENT ..................................................................................... 11
2.4.1 Pengertian Fleksibilitas ................................................................................... 11
2.4.2 Sifat Fleksibilitas Ruang .................................................................................. 13
2.4.3 Kajian tentang Psikologi Bentuk...................................................................... 16
2.5 KAJIAN TENTANG ANTROPOMETRI ......................................................................... 19
2.6 KAJIAN TEMA COLORFUL (WARNA) ................................................................... 25
2.6.1 Manusia dan Warna ......................................................................................... 25
2.6.2 Definisi Warna ................................................................................................. 26
2.6.3 Piramida Pengalaman Warna ......................................................................... 26
2.6.4 Teori Relativitas Kebahasaan dan Istilah Dasar Warna ................................. 30
2.6.5 Teori Dasar Pigmen Warna ............................................................................. 31
2.6.6 Warna dan Pengaruhnya ................................................................................. 34
viii
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
ix
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
x
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
DAFTAR GAMBAR
2.1 Dimensi tubuh untuk perancangan dengan antropometri................ 17
xi
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
xii
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
xiii
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
DAFTAR TABEL
xiv
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
DAFTAR BAGAN
xv
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2. Gambar 3D
xvi
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, sangat memperhatikan dan
terus mengupayakan peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang salah satunya
dilakukan melalui jalur pendidikan. Pendidikan sebagai suatu upaya untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa diharapkan mampu memberikan peran dan andil
dalam akselerasi pembangunan.
Dalam perkembangan era globalisasi sekarang ini persaingan semakin ketat, kita
tidak hanya bersaing dipakai dalam melakukan komunikasi. Karena penggunaan
luasnya sebagai bahasa dengan para pesaing yang berasal dari dalam negeri saja tetapi
dari seluruh negara di dunia.
Bahasa Inggris sebagaimana diketahui merupakan Bahasa Internasional yang
saat ini semakin dibutuhkan, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan peserta didik di
setiap jenjang pendidikan tetapi juga untuk memasuki persaingan dunia kerja yang
membutuhkan keahlian dalam berbahasa asing terutama Bahasa Inggris. Dewasa ini
Bahasa Inggris merupakan keterampilan yang penting bagi semua orang muda. Bahasa
Inggris adalah kunci keterampilan bagi sumber daya manusia di seluruh dunia, karena
telah menjadi bahasa komunikasi internasioanal.
Kemampuan berbahasa Inggris di Indonesia meliputi kecakapan dalam
percakapan (conversation), tata bahasa (grammar), dan menulis (writting skill). Jadi
bahasa Inggris belum menjadi bahasa utama yang harus dipelajari. Bisa dilihat bahwa di
sekolah-sekolah umum bahasa Inggris tidak dijadikan bahasa pengantar resmi. Tetapi
saat ini perkembangan bahasa Inggris anak sekolah ( SD-perguruan tinggi) terutama
mereka yang bermukim di kota besar sudah jauh lebih baik. Banyaknya sekolah yang
menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantarnya dan tempat kursus yang
menjamur ikut membantu perkembangan kemampuan berbahasa Inggris.
Salah satu faktornya adalah persaingan dalam hal mencari pekerjaan dan
peluang menempuh pendidikan di luar negeri. Skor TOEFL misalnya menjadi syarat
jika ingin mendapatkan pekerjaan tertentu.
Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa profesional yang berkemampuan
berbahasa Inggris dengan baik bisa meraih pendapatan 30-50% lebih tinggi
1
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
dibandingkan mereka yang tidak bisa berbahasa Inggris. Sekitar 42% CEO di Indonesia
mengatakan bahwa mereka kekurangan karyawan yang mampu berbahasa Inggris
dengan baik. Seiring dengan pesatnya perkembangan perekonomian Indonesia,
diperkirakan tahun 2030 Indonesia akan membutuhkan 113 juta tenaga kerja yang mahir
berbahasa Inggris. Hal ini jelas menunjukan bahwa Bahasa Inggris tak lagi sekadar bisa,
tak lagi sekadar komunikatif. Dibutuhkan metode pengajaran yang tepat dan
memudahkan. Untuk menjawab itu, banyak bermunculan lembaga pengajaran bahasa
Inggris swasta untuk memenuhi permintaan pasar. Karena banyaknya lembaga
pengajaran bahasa Inggris, hal ini membuat persaingan menjadi ketat antar perusahaan.
Perusahaan jasa merupakan suatu unit bisnis kegiatan ekonomi yang hasilnya bukan
berbentuk produk fisik atau konstruksi, dimana dalam kegiatannya selalu memberikan
suatu hal berbeda yang dianggap unik, hal ini ditunjukkan untuk memikat pelanggan
agar tertarik dengan kita. Yang dimaksud dengan pelanggan dalam penelitian ini adalah
peserta bimbingan kursus.
Lembaga pendidikan Bahasa Inggris saat ini sangat banyak kita jumpai di
berbagai kota besar di Indonesia lebih khususnya di kota Surabaya. Salah satunya
adalah lembaga pendidikan Bahasa Inggris di kota Surabaya yaitu TBI The British
Institute. Lembaga pendidikan bahasa inggris ini telah memiliki cabang di berbagai
daerah di Indonesia. Bisnis utama TBI Surabaya adalah menjadi penyedia pelatihan
bahasa Inggris dan terpercaya, meningkatkan kemampuan dan percaya diri para
pendidik. Selain itu juga memberikan penilaian-penilaian yang sesuai dengan standar
internasional. Tak seperti lembaga kursus pada umumnya, Bahasa Inggris yang
diajarkan di TBI menggunakan standar Inggris British, bukan Inggris Amerika. The
British Institute memiliki beberapa keunggulan mengikuti kursus Bahasa Inggris di TBI,
antara lain diajar oleh pengajar bersertifikasi di bidangnya, memiliki kesempatan untuk
mengembangkan keterampilan berbahasa Inggris yang aplikatif, dapat ujian kapan saja
tergantung dari kesiapan dan kebutuhan, relevan bagi dunia kerja maupun akademik di
mana saja, serta didukung dengan bahan pengajaran dan pembelajaran dengan standar
internasional.
Persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis lembaga pendidikan terutama
yang berorientasi khusus dalam pengajaran Bahasa Inggris membuat suasana perebutan
konsumen semakin sengit. TBI harus bersaing dengan beberapa lembaga lainnya,
2
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
seperti EF (English First), LIA dan Wall Street, apalagi konsumen yang menggunakan
jasa ini berasal dari berbagai macam latar belakang pendidikan, usia, dan pekerjaan. Hal
ini tentu saja menuntut para pemasar untuk selalu menginovasi strategi bisnisnya.
Melihat kemajuan lembaga kursus bahasa Inggris di Surabaya ini, muncul kompetitor
baru bagi TBI Surabaya. Banyak tempat kursus yang mempunyai konsep desain,
fasilitas dan kurikulum yang menarik. Maka dari itu, inovasi dan ide-ide baru sangat
diperlukan bagi TBI Surabaya agar dapat bersaing dengan kompetitor lainnya.
Fasilitas fisik atau bukti mengacu pada semua fisik, item nyata institusi membuat
tersedia untuk pelanggan mulai dari brosur untuk infra struktur. Bukti fisik sangat
penting karena sifat tidak berwujud layanan yang ditawarkan oleh institusi pendidikan.
Lingkungan di mana layanan diberikan, baik yang berwujud maupun tidak berwujud
untuk berkomunikasi, melakukan dan menyampaikan kepuasan pelanggan untuk
pelanggan potensial, menurut Hendri Sukotjo Dan Sumanto Radix (2010). Kotler
(2008) menunjukkan bahwa bukti fisik akan memberikan kesan pertama tentang
lembaga pendidikan dan biasanya mereka melihat bangunan dan fasilitas. Selanjutnya
Gibss dan Knapp (2002) menambahkan bahwa kondisi lokasi fisik berkontribusi besar
terhadap citra lembaga. Sebagai contoh: teknologi yang digunakan, imterior kelas,
kebersihan kelas, perpustakaan, dll (Elisabeth Koes Soedijati & Sri Astuti
Pratminingsih, 2011)
Maka men-Desain interior tempat kursus sangat diperlukan untuk menjadi
keunggulan kompetitif dan menarik perhatian masyarakat demi memenuhi kebutuhan
aktivitas pengguna dan kenyamanan pengguna agar masyarakat senantiasa
mengutamakan memilih untuk belajar di TBI Surabaya.
Factor eksternal yang telah disebutkan diatas merupakan salah satu factor yang dapat
menunjang kualitas tempat kursus TBI. Maka dari itu menciptakan suasana belajar yang
efektif untuk meningkatkan performa belajar murid sangatlah penting. Dengan
terjaganya performa belajar murid tersebut maka akan membuahkan hasil berupa
prestasi-prestasi yang didapat oleh murid, yang secara langsung akan meningkatkan
akreditasi dari TBI Surabaya sendiri. Melihat permasalahan tersebut, penulis tertarik
memilih tempat kursus Bahasa Inggris TBI di Jl. Darmokali Surabaya karena terdapat
beberapa tantangan dalam mengubah interior desain kelas guna meningkatkan
3
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
efektifitas pembelajaran murid. Dengan konsep fluid movement yang berarti sirkulasi
dan bentuk layout ruangan yang fleksibel dan terstruktur.
Rumusan Masalah
Permasalahan yang ditemukan penulis pada TBI Surabaya yang diangkat dalam
perancangan interior adalah:
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya bahwa lingkungan belajar
pada murid sangat berpengaruh dalam efektifitas pembelajaran murid, sehingga dibutuhkan
sirkulasi dan bentuk layout ruangan yang fleksibel dan terstruktur. Dengan begitu tingkat
konsentrasi dan kenyamanan murid akan meningkat. Maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Bagaimana menciptakan sebuah lingkungan tempat kursus yang dapat
meningkatkan performa belajar murid TBI Surabaya dengan pendekatan
fleksibilitas dan warna
2. Desain interior yang kurang mencerminkan corporate image dari TBI (visi dan
misi)
Tujuan Desain
Tujuan yang dirumuskan oleh penulis dalam perancangan desain interior TBI Surabaya
ini adalah:
4
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, EKSISTING, PEMBANDING
Pendapat para pakar pendidikan non formal mengenai definisi pendidikan non
formal cukup bervariasi. Philip H.Coombs berpendapat bahwa pendidikan non formal
adalah setiap kegiatan pendidikan yang terorganisir yang diselenggarakan diluar system
formal, baik tersendiri maupun merupakan bagian dari suatu kegiatan yang luas, yang
dimaksudkan untuk memberikan layanan kepada sasaran didik tertentu dalam mencapai
tujuan-tujuan belajar. Menurut Soelaman Joesoef, pendidikan non formal adalah setiap
kesempatan dimana terdapat komunikasi yang terarah di luar sekolah dan seseorang
memperoleh informasi, pengetahuan, latihan maupun bimbingan sesuai dengan tingkat
usia dan kebutuhan hidup, dengan jutuan mengembangkan tingkat keterampilan, sikap
dan nilai-nilai yang memungkinkan baginya menjadi peserta-peserta yang efesien dan
efektif dalam lingkungan keluarga, pekerjaan bahkan lingkungan masyarakat dan
negaranya.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan non formal
adalah pendidikan kegiatan belajar mengajar yang diadakan di luar sekolah untuk
memenuhi kebutuhan pendidikan peserta didik tertentu untuk mendapatkan informasi,
pengetahuan, latihan, dan bimbingan sehingga mampu bermanfaat bagi keluarga,
masyarakat, dan negara.
5
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
kesehatan, sikap sosial berkeluarga dan hidup bermasyarakat, pengetahuan umum dan
kewarganegaraan, serta citra diri dan nilai hidup.
6
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
2. Isi program pendidikan non formal yang berkaitan dengan peningkatan mutu
kehidupan seperti:
a. Pengembangan nilai-nilai etis, religi, estetis, social, dan budaya.
b. Pengembangan wawasan dan tata cara berfikir.
c. Peningkatan kesehatan pribadi, keluarga dan lingkungan.
d. Peningkatan dan pengembangan pengetahuan di dalam arti luas ( social,
ekonomi, politik, ilmu-ilmukealaman, bahasa, sejarah, dan sebagainya)
e. Apresiasi seni-budaya ( sastra, teater, lukis, tari, pahat dan lain
sebagainya)
Sedangkan isi program pendidikan non formal yang berhubungan dengan
keterampilan untuk meningkatkan pendapatan (income generating skill),
berhubungan dengan penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang
dimaksudkan sebagai bekal bekerja, bekal mendapat pendapatan. Seperti
pertanian, perikanan, perkebunan dan lain sebagainya
7
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
8
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
Pendapat lain menyebutkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan (materi pembelajaran), merangsang pikiran, segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan kemampuan siswa sehingga dapat mendorong proses pembelajaran.
9
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
beserta instrument yang dipergunakan, baik kegiatan belajar mengajar yang dapat
mempengaruhi efektivitas program instruksional.
Dari definisi-definisi yang ada dapat dipahami bahwa media merupakan suatu
alat yang dijadikan sebagai sarana perantara untuk menyampaikan suatu pesan, supaya
pesan yang diinginkan dapat tersampaikan dengan cepat, mudah dan diterima serta
dipahami sebagaimana mestinya. Dalam lingkungan pendidikan, yang menjadi
penerima pesannya adalah peserta didik yang melakukan interaksi pembelajaran.
10
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
• Media Audio
Media Audio adalah sebuah media pembelajaran yang mengandung pesan dalam
bentuk auditif (pendengaran), serta hanya mengandalkan kemampuan suara saja,
seperti radio dan kaset.
• Media Visual
Media Vidual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan.
Contoh untuk media ini adalah media grafis media proyeksi. Media grafis adalah
media visual yang mengomunikasikannya adalah antara fakta dan data yang
berupa gagasan atau kata-kata verbal dengan gambar, seperti poster, kartun, dan
komik. Sedangkan media proyeksi adalah media proyektor yang mempunyai
unsur cahaya dan lensa atau cermin. Misalnya, OHP, slide, dan filmstrips.
• Media Audiovisual
Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar. Jenis media ini dibedakan menajdi dua, yaitu 1. Media audiovisual
diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film
bingkai, film rangkai suara, dan cetak suara. 2. Audiovisual gerak, yaitu media
yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak, seperti film
suara dan video-cassete.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007), Fleksibel adalah lentur atau
luwes, mudah dan cepat menyesuaikan diri. Sedangkan Fleksibilitas adalah kelenturan
atau keluwesan, penyesuaian diri secara mudah dan cepat. Fleksibilitas penggunaan
11
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
ruang adalah suatu sifat kemungkinan dapat digunakannya sebuah ruang untuk
bermacam-macam sifat dan kegiatan, dan dapat dilakukannya pengubahan susunan
ruang sesuai dengan kebutuhan tanpa mengubah tatanan bangunan. Kriteria
pertimbangan fleksibilitas adalah:
• Segi teknik, yaitu kecepatan perubahan, kepraktisan, resiko rusak kecil, tidak banyak
aturan, memenuhi persyaratan ruang.
• Segi ekonomis, yaitu murah dari segi biaya pembuatan dan pemeliharaan.
Ada tiga konsep fleksibilitas, yaitu ekspansibilitas, konvertibilitas, dan
versabilitas. Ekspansibilitas adalah konsep fleksibilitas yang penerapannya pada ruang
atau bangunan yaitu bahwa ruang dan bangunan yang dimaksud dapat menampung
pertumbuhan melalui perluasan. Untuk konsep konvertibilitas, ruang atau bangunan
dapat memungkinkan adanya perubahan tata atur pada satu ruang. Untuk konsep
versatibilitas, ruang atau bangunan dapat bersifat multi fungsi. Fleksbilitas arsitektur
dengan menggunakan berbagai macam solusi dalam mengatasi perubahan-perubahan
aspek terbangun di sekitar tapak membuatnya dapat dianalisa pada kajian temporer
yaitu dimana fleksibilitas arsitektur ini dapat berubah sesuai dengan yang pengguna
butuhkan. Sifat temporer ini dapat dianalisa pada tiga aspek temporal dimension yang
diungkapkan oleh Carmona, et al (2003) :
1. Time Cycle and Time management
”Activity are fluid in space and time,environments are used differently at
different times”. Dari pernyataan ini dapat disarikan bagaimana aktivitas selalu
berubah sesuai dengan ruang maupun sesuai dengan waktu seperti sebuah zat
cair yang nantinya akan memerlukan sebuah wadah untuk memberikan
kekuatan aktivitas tersebut. Disinilah arsitek sebagai pencipta ruang harus
selalu kritis melihat celah-celah terbentuknya ruang yang berubah sesuai
dengan perubahan waktu yang juga memberikan reaksi pada penggunaan
lingkungan sekitarnya.
2. Continuity and Stability
”Although environments relentlessy change over time,a high value is often
placed on some degree of continuity and stability”. Walaupun lingkungan
selalu berubah dari waktu ke waktu sebuah keberadaan desain seharusnya
mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan lingkungan tersebut,
12
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
Salah satu kriteria bangunan fleksibel adalah memiliki kapasitas untuk berubah,
baik struktur ruang ataupun kegunaan yang general dibandingkan denganruang-ruang
13
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
dengan kegunaan yang spesifik, “flexible layouts are those in which the structure is
easy to change to accomodate different needs” (Lang, 1987:119). Fleksibilitas dalam
arsitektur telah menjadi perdebatan sejak munculnya revolusi industri. Perdebatan
tersebut berakhir pada dua definisi tentang fleksibilitas.
14
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
memungkinkan terjadinya perubahan sistem untuk teknologi terbaru pada sistem yang
telah terpasang sebelumnya. Seiring perkembangan teknologi, sistem servis, komunikasi
dan sekuriti pasti akan mengalami perubahan. Dalam adaptable architecture,
fleksibilitas untuk mengganti dan mengupgrade sistem-sistem tersebut
dapat dimungkinkan.
2. Transformation
Berhubungan dengan perubahan bentuk, volume dan tampak bangunan, “In
general, furniture and furnishing are the most usual user-customizable components in
building design and they can, without doubt, dramatically alter the appearance and
amcience of a space” (Kronenburg. 2007:145). Sebuah bangunan yang transformable
adalah arsitektur yang erat hubungnanya dengan kinetic atau gerakan-gerakan
‘membuka’, ‘menutup’, ‘meluas’, dan ‘menyempit’.
3. Movability
Dalam hal ini terkait dengan tingkat fleksibilitas peletakan bangunan.
Unsurunsur bangunannya dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya.
“Movable architecture can be defined as buildings specifically designed to move from
place to place so that they can fulfil their function better” (Kronenburg, 2007:175).
Metode yang diterapkan adalah dengan membuat bangunan menjadi ‘portable’, yaitu,
dapat dibongkar bagian per bagian namun dapat dirakit kembali hingga menjadi utuh
seperti semula. Strategi yang digunakan untuk memindahkan bangunan moveable
architecture adalah dengan menggunakan bantuan alat transportasi.
4. Interaction
Berkaitan dengan aksi dan reaksi manusia dalam upayanya mewujudkan
bangunan pintar (intelligent building). “Interactive architecture enables people to
engage with architecture, not as passive creatures existing in static set of conditions,
but as proactive individuals affecting the space they inhabit” (Kronenburg, 2007:209).
Interactive architecture adalah arsitektur yang mengandalkan teknologi dalam
penerapannya. Tujuannya adalah membuat bangunan yang pintar sehingga bangunan
tersebut secara otomatis dapat mengakomodir kebutuhan penghuni. Teknologi yang
memungkinkan hal itu terjadi adalah sebuah alat sensor yang menerima sinyal dari
penghuni dengan perantara telepon genggam, PDA, komputer atau alat lainnya.
(Kronenburg, 2007,114-230).
15
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
Bentuk merupakan salah satu elemen dasar dalam desain. Bentuk secara
tersendiri maupun dikombinasikan dengan bentuk lain atau dengan garis, dapat
menyampaikan arti yang universal sama seperti memberikan petunjuk pada mata atau
mengelola informasi. Kita melihat bentuk setiap hari pada logo, bendera, buku maupun
baju. Bentuk memiliki variasi karakteristik yang tidak terbatas, setiap bentuk dapat
mengkomunikasikan pesan yang berbeda. Akan sulit untuk mendesain tanpa
menciptakan sebuah bentuk. Bentuk dapat dibuat dalam berbagai cara, baik dengan
warna, ilustrasi atau bahkan dengan foto.
Bentuk merupakan dua wilayah dimensi dengan batasan yang terlihat. Ada
bentuk yang terbuka atau tertutup, memiliki sudut atau bulat, besar atau kecil. Bentuk
juga dapat organik atau anorganik. Selain itu, bentuk juga dapat dalam bentuk-bebas
atau geometris dan tersusun. Bentuk dapat didefinisikan melalui warnanya atau melalui
kombinasi garis-garis yang membentuk pinggirannya. Bentuk yang sederhana dapat
dikombinasikan menjadi bentuk yang kompleks. Bentuk yang kompleks bisa
diabstraksikan untuk membuat bentuk yang sederhana.
Perbedaan karakteristik dari bentuk menyampaikan mood yang berbeda dan arti
yang berbeda pula. Mengubah karakteristik dari bentuk dapat merubah cara pandang
kita terhadap bentuk dan membuat kita merasakan perbedaan dalam desain. Bentuk
adalah cara yang powerful untuk berkomunikasi.
f) Memberikan arah pada mata dari satu elemen desain ke elemen desain
selanjutnya
16
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
Terdapat tiga jenis bentuk dasar, yakni geometris, natural dan abstrak.
1. Bentuk Geometris
2. Bentuk Natural
Bentuk natural atau organik dapat ditemukan di alam atau dapat juga berupa
buatan manusia. Daun merupakan salah satu contoh dari bentuk natural. Tetesan tinta
juga bisa disebut sebagai bentuk natural. Bentuk natural ini seringkali tidak beraturan
dan berupa cairan. Bentuk natural memiliki lebih banyak kurva yang tidak sama.
Umumnya bentuk natural lebih menyenangkan dan menenangkan. Bentuk organik pada
halaman web biasanya dibuat melalui penggunaan ilustrasi dan fotografi. Bentuk natural
ini memiliki bentuk bebas yang asimetris dan memberikan rasa spontanitas. Bentuk
organik memberikan rasa tertarik dan juga memperkuat tema
3. Bentuk Abstrak
Bentuk abstrak merupakan bentuk natural dalam versi yang lebih sederhana atau
lebih bergaya. Bentuk dari abstrak memiliki wujud yang mudah dikenali, namun tidak
nyata. Misalnya seperti simbol yang ditemukan pada rambu- rambu, contohnya bentuk
kursi roda untuk akses bagi penyandang cacat. Contoh lainnya pada gambar orang yang
berbentuk seperti lidi. Ikon juga merupakan bentuk abstrak untuk mewakilkan ide-ide
dan konsep-konsep. Beberapa bentuk abstrak memiliki bentuk yang diakui secara
universal. Seperti ikon-ikon yang sering anda lihat sehari-hari. Terdapat variasi dari
bentuk yang tak terbatas dan kombinasi dari bentuk yang masing-masing
mengkomunikasikan pesan dan artinya sendiri. Seringkali arti di balik sebuah bentuk
adalah budaya (misalnya segidelapan berwarna merah sebagai rambu berhenti),
terutama ketika bentuk dikombinasikan. Berikut adalah beberapa makna dari bentuk
dasar.
17
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
a. Lingkaran Lingkaran
d. Spiral
18
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
Spiral yang searah dengan jarum jam menunjukkan proyeksi dari intensi dan spiral yang
berlawanan jarum jam menujukkan pemenuhan dari intensi. Spiral ganda dapat
digunakan untuk menyimbolkan kekuatan yang berlawanan. Penggunaan bentuk dalam
desain merupakan hal yang pasti terjadi, karena tidak mungkin menciptakan sebuah
desain tanpa menggunakan sekurang-kurangnya satu bentuk. Bahkan kertas yang
kosong pun merupakan sebuah bentuk. Bentuk sebagai salah satu elemen dalam desain
akan membantu desainer untuk mengkomunikasikan pesan dan bukan hanya tujuan
dekorasi semata. )
Istilah anthropometri berasal dari kata “anthropos (man)” yang berarti manusia dan
“metron (measure)” yang berarti ukuran (Bridger, 1995). Secara definitive antropometri
dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh
manusia. Antropometri secara luas digunakan untuk pertimbangan ergonomis dalam
suatu perancangan (desain) produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan
interaksi manusia. Aspek-aspek ergonomi dalam suatu proses rancang bangun fasilitas
marupakan faktor yang penting dalam menunjang peningkatan pelayanan jasa produksi.
Setiap desain produk, baik produk yang sederhana maupun produk yang sangat
komplek, harus berpedoman kepada antropometri pemakainya. Menurut Sanders & Mc
Cormick (1987); Pheasant (1988), dan Pulat (1992), antropometri adalah pengukuran
dimensi tubuh atau karakteristik fisik tubuh lainnya yang relevan dengan desain tentang
sesuatu yang dipakai orang.
Ada 3 filosofi dasar untuk suatu desain yang digunakan oleh ahli-ahli ergonomic
19
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
sebagai data antropometri yang diaplikasikan (Sutalaksana, 1979 dan Sritomo, 1995),
yaitu:
Selain itu, harus didapatkan pula data-data yang sesuai dengan tubuh
manusia. Pengukuran tersebut adalah relatif mudah untuk didapat jika
diaplikasikan pada data perseorangan. Akan tetapi semakin banyak jumlah
manusia yang diukur dimensi tubuhnya maka akan semakin kelihatan betapa
besar variasinya antara satu tubuh dengan tubuh lainnya baik secara keseluruhan
tubuh maupun per segmen-nya (Nurmianto, 1996).
Data antropometri yang diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain
dalam hal :
20
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
berada dalam posisi diam. Dimensi yang diukur pada Anthropometri statis
diambil secara linier (lurus) dan dilakukan pada permukaan tubuh. Agar hasil
pengukuran representatif, maka pengukuran harus dilakukan dengan metode
tertentu terhadap berbagai individu, dan tubuh harus dalam keadaan diam.
2. Antropometri dinamis, dimana dimensi tubuh diukur dalam berbagai posisi
tubuh yang sedang bergerak, sehingga lebih kompleks dan lebih sulit diukur.
Terdapat tiga kelas pengukuran dinamis, yaitu:
• Pengukuran tingkat ketrampilan sebagai pendekatan untuk mengerti keadaan
mekanis dari suatu aktivitas. Contoh: dalam mempelajari performa atlet.
• Pengukuran jangkauan ruangan yang dibutuhkan saat kerja. Contoh:
Jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif saat bekerja yang dilakukan
dengan berdiri atau duduk.
• Pengukuran jangkauan ruangan yang dibutuhkan saat kerja. Contoh:
Jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif saat bekerja yang dilakukan
dengan berdiri atau duduk.
21
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
2. Papan Tulis
Untuk ukuran standar, BSNP telah menetapkan bahwa syarat sebuah media atau
papan tulis adalah kuat, stabil, dan aman. Ukuran papan tulis hendaknya tidak terlalu
kecil dan juga tidak terlalu lebar. Ukuran minimal papan tulis hendaknya dengan ukuran
120 cm x 240 10 cm dan digantungkan pada titik gantung setinggi 2 m dari lantai.
Ditempatkan di depan ruang kelas dengan posisi berada di tengah dan memiliki jarak
dari lantai 80 – 85 cm. Sedangkan sudut ideal kemiringan mata barisan paling depan
maksimal 30º. Berikut ini, cara pengukuran dan perhitungan jarak pandang mata
memandang papan tulis sebagai berikut:
3. LCD Proyektor
22
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
baik saat akan dipakai maupun saat dipakai artinya tata letak proyektor tersebut harus
menyesuaikan keterbatasan manusia sebagai penggunanya. Data-data yang dibutuhkan
dalam perancangan tata letak proyektor adalah memperhitungkan data Tinggi Mata
Duduk (TMD), Tinggi Mata Berdiri (TMB) dan Jangkauan Tangan Ke Atas (JKA) .
B. Ruang Kantor
23
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
C. Perpustakaan/Study Centre
D. Lounge/Ruang Tunggu
Fasilitas duduk pada lounge umumnya memakai sofa. Ketinggian sofa yang
dianjurkan adalah 35,6 sampai 43,2 cm. Ketinggian ini dimaksudkan supaya kaki
tidak akan menggantung pada saat duduk di sofa dan akan menciptakan posisi
duduk yang nyaman dan rileks, sesuai dengan konsep lounge yang tujuannya
sebagai tempat berkumpul dan berbincang santai. Sedangkan ketinggian meja
disesuaikan dengan ketinggian sofa yaitu 30,5 sampau 45,7 cm. Ketinggian yang
terlalu rendah akan menyebabkan pengguna terlalu membungkuk ketika mengambil
barang. Jarak sofa ke meja yang dianjurkan adalah 40,6 sampai 45,7 cm. Pada area
duduk yang berhadap-hadapan, jarak dari tempat duduk ke tempat duduk lainnya
adalah 147,3 sampai 203,2 cm. Hal ini dimaksudkan supaya pembicaraan yang
terjadi tidak akan terlalu jauh sehingga susah untuk didengarkan oleh lawan bicara
di hapadannya.
24
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
E. Resepsionis
Semua yang kita lihat memiliki warna, oleh karena itu warna menjadi bagian
penting dalam keseharian manusia dan telah memberi banyak pengaruh. Memilih warna
pakaian yang akan dipakai, mengubah cat dinding ruang tamu pada hari raya, juga
memilih warna tertentu untuk barang yang akan dibeli di toko, meskipun tanpa sadar,
beberapa contoh ini menunjukkan warna memang memegang peranan tertentu bagi
kehidupan manusia. Pendalaman mengenai warna pun banyak dilakukan dan telah
menjadi bagian dari banyak cabang ilmu seperti fisika, biologi, filosofi, seni, dan
psikologi, meskipun pendekatan warna dari sisi seni sangat erat dengan psikologi.
Warna merupakan elemen yang paling dominan dan juga yang aspek yang paling relatif
25
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
dalam desain. Persepsi terhadap warna melibatkan respon psikologi dan fisiologi
manusia. Objek, cahaya, mata, dan otak pun terlibat dalam proses sensasi dan persepsi
yang kompleks. Dari ke-empat hal ini, pembahasan akan lebih banyak dilakukan pada
objek, dimana objek yang dimaksud adalah arsitektur.
Warna tidak hanya sebatas hal fisik yang dapat kita lihat, namun warna juga ada
dalam pikiran kita. Misalnya, jika disuruh membayangkan sebuah tomat yang matang,
mungkin yang ada dipikiran kita adalah tomat berwarna merah, namun yang
menyebabkan kita menggambarkan warna merah bukanlah panjang gelombang cahaya
antara 627-780 nm, tidak ada objek asli yang menghasilkan atau memantulkan cahaya,
maka warna juga tergantung kepada kekuatan imajinasi seseorang.
26
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
ikut terlibat untuk mempersepsikan warna. Banyak yang mengatakan bahwa psikologi
warna merupakan hal yang subjektif, dimana masing-masing orang memiliki pilihan
dan selera yang berbeda. Jika pendapat tersebut benar adanya, maka tak heran jika
warna hanya menjadi pelengkap estetika dalam berbagai benda/produk. Pada
kenyataannya pemillihan penggunaan warna memiliki banyak pertimbangan, tak hanya
estetika semata, sehingga pasti ada suatu penilaian objektif tertentu dalam memilih
warna. Oleh karena itu, tak hanya subjektif namun warna juga pasti memiliki pengaruh
yang universal pada setiap individu manusia. Untuk itu pula perlu kita ketahui dari
mana selera warna yang dimiliki tiap individu berasal. Ada enam faktor yang
disebutkan Frank H. Mahnke dalam buku ‘Color, Environment & Human Response’
yang mempengaruhi pengalaman warna pada tiap individu, ke-enam faktor ini memiliki
tingkatan sesuai dengan pengaruhnya, yang kesemuanya terjadi pada level sadar
manusia maupun tidak sadar, Ia menyebutnya dengan ‘piramida pengalaman warna’.
Dalam perkembangan evolusi manusia sebagai sebuah spesies, kita mewarisi
kemampuan akan reaksi terhadap warna yang tidak dapat kita kendalikan dan warna
telah menjadi bagian dari psikologi dan warisan biologi manusia, semua ini sangat
berpengaruh terhadap persepsi manusia akan warna. Berikut ini adalah penjelasan
mengenai ke-enam faktor tersebut:
27
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
B. Ketidaksadaran kolektif
Manusia tidak memulai hidupnya seperti sebagai lembaran kosong untuk diisi
dengan berbagai proses belajar melalui lingkungan dan orang-orang disekitar kita. Sejak
awal hidup kita halaman tersebut sudah berisi memori-memori akan seluruh
pengalaman manusia terdahulu yang diturunkan. Calvin Hall dan Vernon Nordby
menjelaskan bahwa “ketidaksadaran kolektif adalah sebuah kolam gambaran yang
tersembunyi, yang biasa disebut ‘gambaran purba’ oleh Carl Jung (psikolog
berkebangsaan Swiss). Purba berarti ‘pertama’ atau ‘asli’; oleh karena itu gambaran
purba mengacu pada awal perkembangan pikiran. Manusia mewarisi gambaran ini dari
leluhurnya, termasuk semua leluhur manusia dan yang bukan manusia atau hewan”.
Pengetahuan dari jutaan tahun tersimpan didalam otak manusia, selama masa hidupnya
masing-masing individu mengasah pengetahuan ini lewat pengalaman dan
pembelajaran. Tanpa pengetahuan bawaan ini kita akan terjebak didalam informasi,
data, dan sinyal tidak berguna yang tidak dapat kita kenali dan kita tafsirkan. Warna
juga bagian dari gambaran purba ini, bukan tidak mungkin jika didalam gambaran dan
pengalaman yang tersembunyi ini terdapat awal perasaan dan asal dari kualitas estetika
yang diidentifikasi dan dihubungkan dengan warna selama ribuan tahun.
28
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
Simbolisme secara sadar atau disebut juga kemampuan asosiasi warna yaitu
asosiasi, impresi, dan simbolisme yang terbentuk dalam keadaan sadar. Seperti biru
yang diasosiasikan dengan air dan langit, hijau dengan alam, dan hitam yang
dikombinasikan dengan emas dengan kemewahan dan glamor. Penyimbolan dan
pengasosiasian sangat berguna dalam berbagai bidang seperti advertising, fashion,
desain grafis, dan juga arsitektur. Warna juga membentuk asosiasi dengan suasana hati,
sehingga dapat digunakan dalam menciptakan suasana ruang arsitektur menjadi hangat,
ramah, dingin, sedih, kotor, dan lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari juga sering kita
menggunakan makna kiasan dengan asosiasi warna seperti ‘haru biru’ dan sebagainya.
Warna juga dapat menjadi karakteristik dari kebudayaan dan kelompok tertentu,
yang bahkan dalam level sebuah daerah. Biru-kehijauan yang menjadi warna nasional
Persia misalnya, Persia kuno percaya warna tersebut dapat menjaga mereka dari iblis.
Dalam Islam, warna hijau memiliki makna religius dan hijau juga menjadi simbol
harapan. Walaupun banyak budaya yang berbeda, namun banyak pula reaksi terhadap
warna yang universal melintasi batas budaya. Untuk dapat mengerti reaksi manusia
terhadap warna, persamaan yang dasar menjadi penting terutama dalam mendesain
untuk manusia.
Setiap satu atau dua tahun muncul pergantian trend-trend warna dalam fashion
dan produk konsumsi. Dalam desain interior dan arsitektur perubahan trend warna
terjadi lebih lambat. Perubahan ini perlu untuk menjaga jiwa semangat kita pada waktu-
waktu tertentu, untuk mencegah kebosanan konsumen, juga agar dapat meningkatkan
penjualan produk-produk tertentu (terutama fashion dan barang konsumsi lain). Namun
pada lingkungan arsitektur, trend warna tertentu akan susah untuk memuaskan berbagai
aspek dan tujuan yang berbeda. Beberapa lingkungan tertentu membutuhkan
pengkondisian yang berbeda, seperti rumah sakit memiliki fungsi yang berbeda dengan
gedung pertemuan, dan sekolah memiliki kebutuhan yang berbeda dengan sebuah pusat
perbelajaan. Perancang yang tidak yakin dalam menggunakan warna cenderung mencari
aman dengan mengikuti tren warna tertentu yang sedang berlangsung, dalam hal ini
mengikuti trend malah akan membatasi kebebasan berkreasi seseorang.
29
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
F. Hubungan personal
Setiap orang mungkin mempunyai warna yang disukai, tidak disukai, ataupun
netral. Jika kita bertanya mengapa orang itu menyukai warna merah mungkin akan
susah mendapatkan sebuah jawaban yang objektif karena masing- masing orang
mempunyai pengalaman warna yang berbeda dan mempengaruhi hubungan personal
terhadap warna tertentu.
Dari ke-enam faktor yang telah disebutkan diatas, tak hanya terdapat faktor-faktor yang
bersifat subjektif saja, namun juga yang objektif. Dan faktor yang objektif inilah yang
dapat menjadi pengalaman warna yang universal bagi setiap individu.
Pelangi terdiri dari rangkaian kesatuan cahaya dimana terdapat berbagai panjang
gelombang dari yang panjang hingga yang pendek, namun yang kita lihat bukanlah
rangkaian cahayanya, tetapi berbagai garis warna yang terpisah yang disebut ‘merah’,
‘jingga’, ‘kuning’, ‘hijau’, dan seterusnya. Lalu, bagaimanakah kita bisa melihat warna
jika bahasa tidak memiliki berbagai istilah nama warna yang dimaksud? Bahasa
membedakan nama spektrum-spektum warna yang berbeda. Misalnya, bahasa tertentu
memiliki nama yang sama untuk biru dan juga hijau. Bahasa lain mungkin juga
memiliki istilah untuk menyebut warna daun yang kering, jika kita berbahasa seperti itu,
mungkin kita melihat pelangi bukan sebagai rangkaian pita ‘biru’, ‘merah’, dan
sebagainya, namun warna-warna yang dikategorikan menurut bahasa kita sendiri.
Meskipun terdapat berbagai macam bahasa yang dapat kita gunakan untuk
mendeskripsikan warna, namun sebenarnya terdapat pula persamaan kuat yang dapat
menjadi pola yang universal. Seperti menurut Paul Kay yang mengatakan bahwa istilah
dasar warna dalam sebuah bahasa berevolusi tiap waktu, dan semua bahasa pada
akhirnya mengacu kepada 11 istilah dasar warna yang universal. Brent Berlin and Paul
Kay (1969) menyatakan ke-sebelas istilah dasar warna itu adalah hitam, putih, hijau,
30
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
kuning, merah, biru, cokelat, merah muda, oranye, abu- abu, dan ungu.
Warna-warna yang telah disebutkan diatas pada masa sekarang ini selalu ada
dalam satu paket alat mewarnai anak-anak seperti pensil warna, krayon, dan spidol yang
berisi 12 warna. Anak-anak sering sekali menggunakan warna-warna ini untuk
menggambarkan sesuatu meskipun masih dengan cara sederhana. Jika 12 warna tidak
cukup, maka mereka bisa menggunakan 24, 36, 48 warna dan seterusnya yang biasanya
berisi warna-warna turunan dari ke-sebelas warna tersebut. Kita juga sering menemukan
pada gambar yang dibuat anak-anak bahwa mereka menggunakan warna yang sama
untuk menyampaikan makna tertentu, misalnya menggunakan warna biru untuk
menggambar genangan air, padahal air tidak memiliki warna, untuk menggambarkan
suasana yang sejuk banyak menggunakan warna hijau, dan yang lainnya. Tak hanya itu,
bahkan kita dapat juga temukan gambar yang sama pada hampir sebagian anak ketika
menggambar pemandangan di gunung, yaitu berupa dua buah gunung dengan matahari
dan jalan di tengahnya. Hal ini menunjukkan bahwa ada makna universal dalam setiap
warna yang dapat dimengerti oleh setiap manusia bahkan sejak mereka kecil. 2.4.5
Warna dan Interior
Mengenai perannya dalam kehidupan manusia, warna juga memiliki peran yang
sangat penting dalam bidang interior. Seperti halnya dengan berbagai produk desain
yang lain, merancang sebuah produk arsitektur butuh banyak pertimbangan. Warna
adalah salah satunya. Dan jika kita dapat memahami pengalaman warna yang bersifat
universal pada setiap individu, maka tentunya akan dapat berguna juga untuk diterapkan
dalam bidang arsitektur, dimana bangunan produk interior yang dirancang tentunya
diperuntukkan untuk orang banyak sehingga dapat memberikan manfaat dan
meningkatkan kualitas hidup manusia.
Pada dasarnya, terdapat tiga hal yang menjadi atribut dasar yang dapat
31
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
membedakan warna, yaitu hue, saturasi, dan value. Ketiga atribut ini dapat digunakan
untuk, mendeskripsikan dan menentukan tiap warna yang terlihat oleh mata manusia.
B. Lightness: value
32
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
Value digunakan untuk menyatakan terang atau gelapnya warna. keterangan dari
sebuah pigmen adalah ukuran berapa banyak cahaya yang dipantulkan dari
permukaaannya. Terkadang brightness digunakan sebagai sinonim untuk lightness.
Brightness adalah intensitas sensasi terang cahaya ketika menjelaskan cahaya, dan
berarti saturasi tinggi ketika menjelaskan warna. Kita dapat merubah value dari sebuah
warna dengan menambahkan hitam atau putih. Mencampur dengan warna putih akan
meningkatkan nilai value-nya dan menciptakan tint yang jika ditambahkan berangsur-
angsur akan menjadi semakin terang sehingga hampir mencapai putih, sedangkan ketika
hitam dicampurkan akan menciptakan shade atau warna bayangan dari hue tersebut.
Sebagai contoh, merah muda atau pink adalah tint dari warna merah, sedangkan merah
tua atau maroon adalah shade dari warna merah yang sama yang digunakan untuk
menciptakan warna merah muda tersebut. Cara yang digunakan untuk menyesuaikan
value berbeda-beda tergantung media yang digunakan. Pada zat warna yang solid, kita
dapat menambahkan warna putih agar menjadi lebih terang/muda, namun pada cat air
kita harus mengencerkan dengan air untuk mengurangi value-nya. Dalam produk print,
titik-titik warna dijauhkan jaraknya untuk menciptakan warna yang lebih muda, jika
kertas dasar yang digunakan adalah putih.
C. Saturasi
Saturasi, juga disebut sebagai kekuatan, intensitas, atau chroma, untuk menunjukkan kemurnian
dari sebuah warna tertentu, kualitas yang dapat membedakan dari warna yang diberi abu-abu
atau warna yang lebih lemah. Dua warna mungkin saja merupakan hue yang sama persis, tidak
ada yang lebih terang atau lebih gelap dari yang satunya namun terlihat berbeda dalam kekuatan
warnanya. Untuk mengurangi level saturasi, kita dapat mencampurkan abu-abu dengan value
yang sama dengan hue warna tersebut. Albert Munsell menyebutkan bahwa tiap warna memiliki
tiga dimensi yang terdiri dati ketiga atribut tersebut.
33
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
Mengetahui hal-hal yang mendasar mengenai warna membantu kita untuk dapat
menerapkan hal yang bersifat teknis ketika ingin menggunakan warna tertentu. Jika
sudah begitu, kita dapat membuat warna yang tepat untuk hasil yang ingin kita berikan.
A. Volume
Penggunaan warna pada dinding dalam sebuah ruangan akan dapat membentuk persepsi
tertentu akan besar isi dari ruangan tersebut. Lightness merupakan faktor yang sangat
penting untuk mempengaruhi persepsi akan keterbukaan dalam ruang interior. Warna
muda atau pucat, warna-warna yang dingin, dan motif-motif yang kecil akan membuat
ruangan terasa lebih besar dari yang semestinya. Hue yang disaturasi atau gelap, warna-
warna hangat, dan motif yang besar akan membuat ruangan lebih timbul sehingga akan
34
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
terasa lebih sempit. Selain itu pencahayaan yang lebih terang juga dapat membuat
volume terasa lebih besar, dan sebaliknya. Penerapan yang tepat akan dapat berguna
terutama jika menghadapi penghuni dengan kondisi tertentu seperti penderita fobia pada
ruang sempit dan tertutup atau klaustrofobia.
Untuk memberikan efek ini value sebuah warna akan sangat menentukan. Value
dapat mempengaruhi persepsi manusia terhadap berat sebuah permukaan. Warna lebih
gelap akan membuat benda terkesan lebih berat dan warna yang lebih muda atau pucat
akan terkesan lebih ringan. Warna juga dapat mempengaruhi persepsi akan ukuran atau
skala, warna gelap akan membuat benda terlihat lebih kecil atau tipis. Dalam sebuah
ruangan, warna-warna gelap pada dinding dan langit-langit terasa lebih menekan
sehingga akan memberikan perasaan akan berat dan kepadatan, dinding bata yang dicat
putih akan membuat kesan material tersebut lebih ringan dibandingkan dengan
menggunakan warna aslinya.
Gambar 2.7 Warna yang Memberi Pengaruh pada Volume, Ukuran dan Berat Sebuah
Benda Sumber: Ilustrasi Pribadi , 2017
C. Suhu
35
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
o
warna oranye dan dengan suhu yang diset pada 75 F, namun ternyata terasa terlalu
o
hangat sehingga suhu diturunkan menjadi 72 F. Begitu pula dengan hasil studi di
Norwegia yang dilakukan oleh Porter dan Mikellides, orang-orang cenderung mengatur
suhu 4 derajat lebih tinggi dalam ruang biru dibandingkan dengan ruang merah. Warna-
warna yang dinilai hangat adalah merah, oranye, kuning tua, kuning, dan kuning-
oranye. Serta yang jelas merupakan warna dingin adalah hijau, biru-hijau, dan biru.
Efek-efek tersebut mungkin juga akan tergantung pada iklim daerah setempat.
Sesuai dengan iklim negara Indonesia yang tropis, maka penggunaan warna-warna yang
dingin akan lebih menguntungkan karena akan lebih sedikit energi yang digunakan
untuk pendingin ruangan, sehingga juga akan lebih sedikit membutuhkan biaya
operasionalnya, namun perlu dipikirkan juga fungsi ruang tersebut agar penggunaannya
dapat tepat sasaran. Mungkin saja dengan penerapan yang tepat akan dapat mengurangi
dampak pemanasan global yang makin besar saja pada masa sekarang ini dimana
penggunaan konsep bangunan hijau sangat besar perannya, dimulai dari hal yang kecil,
warna.
D. Suara
36
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
E. Waktu
Siapa sangka persepsi terhadap waktu juga dapat dipengaruhi oleh warna. Hasil
pengamatan yang dilakukan oleh Deborah Sharpe dan Carlton Wagner serta Porter dan
Mikellides (1976) menyatakan bahwa kita akan merasa wartu berjalan lebih cepat jika
berada dalam ruangan dengan warna hangat, terutama merah. Sedangkan waktu akan
terasa berjalan lebih lambat jika berada dalam ruangan berwarna biru. Selain itu,
mengenai level saturasi, waktu juga akan terasa berjalan lebih cepat di dalam tempat
yang diberi warna-warna cerah dibandingkan dengan dengan yang tidak. Secara
psikologis, hal ini mungkin berhubungan dengan ketertarikan seseorang jika berada
dalam sebuah lingkungan, daya tarik sebuah desain juga akan mempengaruhi persepsi
seseorang akan waktu yang dihabiskan ketika berada didalam suatu tempat.
Gambar 2.8 Pembagian Warna Hangat dan Dingin pada Roda Warna yang
Mempengaruhi Persepsi terhadap Temperatur, Waktu, dan Suara
Sumber: http://colors.napcsweb.com/colorschemer/color_wheel.html, 2017
Indra lain yang juga dapat dipengaruhi oleh warna adalah indra penciuman dan
perasa, dimana kedua indra ini memang saling berhubungan satu dengan lainnya. Selain
memiliki asosiasi dengan hal-hal yang sudah disebutkan sebelumnya, warna juga
membentuk asosiasi dengan berbagai aroma dan rasa yang beraneka ragam. Warna yang
memiliki asosiasi dengan aroma yang sedap adalah merah muda, lavender, kuning
pucat, dan hijau. Sedangkan warna koral, peach, kuning lembut, hijau muda, flamingo,
dan merah labu memiliki asosiasi dengan rasa yang enak. Aroma yang manis akan
terasa semakin kuat dengan keberadaan warna merah, bahkan jika merah tersebut
adalah warna merah yang muda. Namun efek aroma yang manis tersebut akan
berkurang pada lingkungan berwarna hijau atau biru. Frieling melalui Insitute of Color
37
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
Psychology juga membuat daftar asosiasi aroma dan rasa terhadap warna, yaitu: merah
dengan manis, kuat; merah muda dengan agak manis, sejuk; oranye dengan kuat; coklat
dengan apek, panggang; kuning dengan asam; kuning-hijau dengan asam, sesuatu
dengan rasa yang tajam; hijau dengan asam, berair; hijau-biru dengan menyegarkan
sampai asin; biru dengan tidak berbau; ungu dengan narkotik, berat, manis; dan ungu
muda dengan manis. Asosiasi terhadap rasa dan aroma ini akan sangat berguna jika
diterapkan pada lingkungan perindustrian dan juga ruangan yang digunakan sebagai
aktifitas masak dan makan seperti restoran, kantin, ruang makan keluarga, dan dapur.
Ada baiknya jika menggunakan warna yang ‘beraroma enak’ pada ruang-ruang tersebut
agar suasana makan menjadi nyaman dan ruangan menjadi efektif.
G. Indera Peraba
Warna juga memberikan impresi terhadap tekstur atau indera peraba. Merah
terlihat kokoh dan solid, jika diubah menjadi merah muda akan terlihat lebih tajam dan
berkurang kesolidannya. Oranye terlihat kering, jika digelapkan menjadi coklat akan
tetap terlihat kering, namun tergantung posisi hue-nya, bisa saja akan menjadi kental
hingga berlumpur. Warna pasir, kuning tua, memberi kesan berpasir dan rapuh, hijau
membuat sebuah permukaan terlihat halus hingga berkabut, namun lebih halus, lembut,
dan berair jika menjadi hijau-biru. Biru terkesan halus, dan biru laut, ungu, serta merah
tua terasa terlihat seperti beludru.
Meskipun analisis mengenai efek secara umum dari rangsangan warna terhadap
manusia sebagian besar berdasarkan pengamatan psikologis, namun akan sangat
membantu untuk meningkatkan kualitas sebuah lingkungan tertentu dan memperbaiki
fungsinya, serta mengurangi masalah-masalah yang dihadapi dalam sebuah produk
arsitektur. Dan harus ditegaskan juga bahwa keberagaman warna dalam sebuah
lingkungan arsitektur itu sangat diperlukan karena kekuatan psikologis yang dihasilkan
oleh hanya satu jenis warna saja tidak dapat memenuhi kebutuhan sebuah lingkungan
setiap waktu. Oleh karena itu, penggunaan keberagam warna yang sesuai kebutuhan
sangat perlu agar dapat menciptakan lingkungan yang seimbang.
38
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
proses berpikir.
1. Senang Bermain
Pada umumnya anak SD terutama kelas-kelas rendah itu senang bermain. Karakteristik
ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan
permainan lebih – lebih untuk kelas rendah. Guru SD seyogyanya merancang model
pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya. Guru
hendaknya mengembangkan model pengajaran yang serius tapi santai. Penyusunan
jadwal pelajaran hendaknya diselang saling antara mata pelajaran serius seperti IPA,
Matematika, dengan pelajaran yang mengandung unsur permainan seperti pendidikan
jasmani, atau Seni Budaya dan Keterampilan (SBK).
2. Senang Bergerak
Karakteristik yang kedua adalah senang bergerak, orang dewasa dapat duduk berjam-
jam, sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh
karena itu, guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak
berpindah atau bergerak. Menyuruh anak untuk duduk rapi untuk jangka waktu yang
lama, dirasakan anak sebagai siksaan.
3. Senangnya Bekerja dalam Kelompok
Melalui pergaulannya dengan kelompok sebaya, anak dapat belajar aspek-aspek penting
dalam proses sosialisasi seperti : belajar memenuhi aturan-aturan kelompok,belajar setia
kawan,belajar tidak tergantung pada orang dewasa di sekelilingnya,mempelajari
perilaku yang dapat diterima oleh lingkungannya,belajar menerima tanggung jawab,
belajar bersaing secara sehat bersama teman-temannya, belajar bagaimana bekerja
dalam kelompok,belajar keadilan dan demokrasi melalui kelompok. Karakteristik ini
39
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
Menurut Hurlock (1981) remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18
tahun. Monks, dkk (2000) memberi batasan usia remaja adalah 12-21 tahun. Menurut
40
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
Stanley Hall (dalam Santrock, 2003) usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun.
Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa mulainya
masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat bervariasi. Bahkan ada
yang dikenal juga dengan istilah remaja yang diperpanjang, dan remaja yang
diperpendek.
Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Statemen ini sudah
dikemukakan jauh pada masa lalu yaitu di awal abad ke-20 oleh Bapak Psikologi
Remaja yaitu Stanley Hall. Pendapat Stanley Hall pada saat itu yaitu bahwa masa
remaja merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress) sampai sekarang masih
banyak dikutip orang.
Menurut Erickson masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian
identitas diri. Gagasan Erickson ini dikuatkan oleh James Marcia yang menemukan
bahwa ada empat status identitas diri pada remaja yaitu identity diffusion/ confussion,
moratorium, foreclosure, dan identity achieved (Santrock, 2003). Karakteristik remaja
yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini juga sering menimbulkan
masalah pada diri remaja.
41
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
42
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
Motivasi berasal dari kata “motif” yang berarti sebagai daya upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat juga dikatakan sebagai
daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas
tentu demi mencapai suatu tujuan. Motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern
(kesiapsiagaan). Pengertian motivasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesian (2002:
756) ialah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak untuk
melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Secara psikologi motivasi berarti
usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak
melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat
kepuasan dengan perbuatannya. Menurut Sugihartono dkk (2007: 20) motivasi
merupakan suatu kondisi yang menyebabkan timbulnya perilaku tertentu yang memberi
arah dan ketahanan pada tingkah laku tersebut. Motivasi adalah perubahan energi di hati
dari seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan (Mc Donald dalam Sardiman, 2006: 73-74).
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi ialah suatu kondisi yang
menyebabkan atau menimbulkan seseorang terdorong untuk bertindak demi
mencapai suatu tujuan.
Menurut Hamzah B. Uno (2012:23) Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
43
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
Motivasi Intrinsik:
Komponen luar (outer component) ialah yang diinginkan seseorang, tujuan dari
arah kelakuannya.Jadi komponen dalam ialah kebutuhan-kebutuhan yang ingin
dipuaskan, sedangkan komponen luar ialah tujan yang hendak dicapai Menurut Hamalik
(2001:159) “Nilai motivasi dalam pengajaran adalah menjadi tanggung jawab guru agar
pengajaran yang diberikannya berhasil dengan baik. Keberhasilan ini banyak
bergantung pada usaha guru membangkitkan motivasi belajar murid” .
Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan seseorang
dapat belajar dengan baik membuat siswa lebik aktif dalam pembelajaran, hal tersebut
dapat dilihat dari siswa berani menyampaikan pendapatnya, lingkungan yang kondusif
sehingga menjadi nyaman dalam pembelajaran dan lingkungan yang aktif dalam
pembelajaran.
Berdasarkan ciri-ciri diatas maka dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki
ciri-ciri termotivasi adalah siswa yang memiliki hasrat atau keinginan berhasil dalam
belajar, belajar sebagai kebutuhannya, memilikicita-cita, dan adanya penghargaan,
kegiatan menarik dalam belajar, lingkungan belajar yang kondusif yang membuat siswa
nyaman belajar. Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan indikator motivasi
menurut Hamza B.Uno.
44
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh guru dalam menata lingkungan fisik
kelas menurut Loisell (Winataputra, 2005:9.22) yaitu sebagai berikut.
45
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
bermacam-macam benda. Dari penjelasan diatas dapat dijelaskan bahwa selain hanya
dapat dilihat dengan mata, ternyata warna bisa menyampaikan pesan
untuk mempengaruhi perilaku seseorang, mempengaruhi penilaian estetis dan turut
menentukan suka tidaknya seseorang pada suatu benda. Arti dari setiap warna dari segi
emosi ini pun sudah pernah diteliti sejak dulu. Seperti Lois B.Wexner (1954) sudah
pernah melakukan penelitian tentang keterkaitan warna dengan suasana hati (mood).
Desain interior dengan tema modern sulit ditentukan secara definitif. Istilah
modern ini mengacu pada pengaruh seni modern pada desain interior, namun tidak
selalu merujuk pada era dan usia desain. Desain modern tidak sama dengan
kontemporer yang artinya adalah gaya yang terbaru dan sedang tren.
46
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
Gerakan seni modern sendiri ada lebih dulu daripada desain interior modern.
Dalam lukisan, modernisme dimulai dengan impresionis dan hal-hal lain yang
menggunakan abstraksi dalam pekerjaan mereka. Desain inteior modern tumbuh dari
seni dekoratif, terutama art deco pada akhir abad ke 19 dan awal abad ke 20. Pergerakan
ini mencapai puncaknya pada tahun 1950 dan 1960- an. Desain Interior dengan tema
modern, sebagaimana yang masyarakat kenal sekarang, mulai populer selama era pasca
Perang Dunia II. Namun sebenarnya tema modern berakar pada seni dekoratif pada
awal abad 20, terutama pada periode Art Deco. Konsep penggunaan material baru yang
inovatif seperti plastik mempengaruhi gaya hidup modern dan kontemporer. Karakter
dari desain interior modern adalah :
47
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
TBI adalah lembaga kursus bahasa Inggris ternama yang menyediakan berbagai
program pelatihan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Inggris para siswa
serta rasa percaya diri mereka hingga melampaui ambang batas dengan menerapkan
metode pembelajaran secara komunikatif, berbasis pada praktek, dan berpusat pada
siswa. Selain metode pembelajaran tersebut, TBI juga senantiasa mengembangkan
kemampuan mengajar para guru yang disupervisi secara langsung oleh tim Pendukung
Akademik TBI. TBI terdaftar sebagai Yayasan Pendidikan pada tahun 1984 dan sejak
saat itu telah membantu ribuan siswa untuk berkembang lebih baik dalam bidang
profesi mereka masing-masing seiring dengan tercapainya tujuan pelatihan Bahasa
Inggris mereka. Lebih dari 50,000 siswa telah mengemban ilmu di 16 sekolah TBI yang
berlokasi di 9 kota di Indonesia. Salah satunya adalah kota Surabaya. TBI mempunyai
2
luas bangunan 650 m dan terdiri dari 2 lantai. Memiliki 9 ruang kelas, 1 Perpustakaan
yang juga berfungsi sebagai study center dan 4 ruang kantor (Administrasi, ruang guru ,
dll) dengan desain interior rumah Kolonial Belanda. TBI Berlokasi di Jl..Darmokali
No.38, Darmo, Wonokromo, Kota SBY, Jawa Timur 60241
48
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
A. Logo
CMYK : 0, 0, 0, 100
Logo TBI menggunakan desain tulisan TBI dengan slogan tempat kursus.
Font tulisan berwarna hitam dan diberikan sedikit aksen dua garis di atas dan di bawah
49
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
tulisan TBI. Font menggunakan kombinasi dari dua jenis tulisan yang memiliki karakter
yang berbeda, penulisan kata TBI menggunakan penulisan yang kaku dan formal,
sedangkan penulisan kata “your english partner” lebih dinamis dan memberi kesan
“muda” dan lebih santai.
Untuk penggunaan warna, logo TBI menggunakan warna merah tua, dipilih
karena melambangkan kepercayaan, kebijaksanaan, dan kematangan untuk suatu
institusi atau lembaga.
C. Sejarah TBI
50
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
• Business Communication
• International Examination Preparation for the TOEFL & IELTS Test
• Young Learners : Children’s and Teenagers Classes (3,5 – 15 Tahun)
• Conversation classes
• Modules, termasuk kelas writing
E. Slogan
“Your English Partner”
Arti dari slogan tersebut adalah : Bersama TBI peserta didik akan meningkatkan
kemampuan bahasa Inggris dan kepercayaan diri mereka sehingga mampu bersaing
dalam komunitas global.
F. Visi
Untuk menjadi penyedia pelatihan bahasa Inggris yang lebih diminati dan diakui
sebagai institusi terpercaya, menyelenggarakan pelatihan bagi khalayak umum secara
luas maupun sektor pelatihan perusahaan dengan menerapkan pendekatan pembelajaran
yang komunikatif, berbasis pada praktek, dan berpusat pada siswa.
bahasa baru
G. Misi
Misi TBI adalah untuk menjadi pusat pelatihan bahasa Inggris yang terbaik di
Indonesia dan Asia Tenggara melalui penyelenggaraan pelatihan dan ‘service’ berkelas
dunia. Dengan menjadi suatu penyelenggara berkelas dunia, kami bertujuan untuk dapat
membangun kemampuan pendidik, para profesional, entrepreneur dan murid untuk
dapat berkomunikasi dengan komunitas global melalui media bahasa inggris.
H. Nilai-nilai
• Penyelenggara pelatihan berkualitas
• Pemberian kesempatan untuk pengemban sumber daya manusia
• Saling menghargai dan membangun hubungan
• Menyesuaikan diri dengan kebutuhan pasar
• Kerjasama antarbudaya
51
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
I. Struktur Organisasi
J. Quality Assurance
TBI memiliki suatu tim khusus, Academic Training and Support, yang
menyelenggarakan pelatihan guru CELTA dan ITE. Para pengajar yang terpilih untuk
duduk dalam tim ini telah memiliki jam terbang bertahun-tahun serta sangat
berpengalaman dan berkualifikasi internasional, termasuk Diploma in English Language
Teaching for Adults (DELTA). Selain menyelenggarakan program-program pelatihan
guru, mereka juga bertindak sebagai acuan dan sumber daya bagi para pimpinan tim
akademik (Guru Kepala) di sekolah-sekolah kami dalam hal metodologi pendidikan dan
kurikulum terkini. Kunjungan pengendalian mutu ke sekolah-sekolah kamu juga
diadakan secara teratur untuk memastikan dipertahankannya baku akademis dan mutu c
52
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
1. Lantai 1
lantai 1 TBI merupakan area utama pada gedung ini. Hampir semua ruangan
terdapat pada lantai 1. Area public pada lantai 1 antara lain entrance area , lounge area,
perpustakaan, study centre, kantin dan wc. Area semi public yang terdapat pada lantai
satu adalah ruang kelas. Ruang kelas yang terdapat di lantai 1 adalah sebanyak 4 kelas
(3 kelas untuk program anak-anak, 1 kelas untuk placement test). Akses tamu dari pintu
masuk langsung menuju entrance area yaitu ruang tunggu utama dan resepsionis.
53
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
54
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
55
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
56
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
2. Lantai 2
Lantai 2 termasuk ke dalam area semi private, karena di lantai 2 hanya terdapat
ruang kelas sebanyak 5 kelas. Ruang kelas tersebut digunakan untuk program belajar
kategori teen sampai GE)
1. Ruang Kelas
Terdapat 9 kelas di TBI. 4 kelas di lantai 1 (3 kelas untuk program children, 1 untuk kelas placement test) & 5 kelas di
lantai 2 (kelas untuk program teens & GE). Semua kelas mempunyai ukuran, dekorasi dan layout furniture yang sama.
Yang membedakan kelas program children dengan teens&GE hanya pada penggunaan dekorasi poster pada dinding,
kalau untuk children di sesuaikan gambar-gambar poster tersebut untuk anak-anak. Design style juga menyesuaikan
dengan design seluruh gedung, menggunkana kursi belajar standard.
• Kapasitas ruangan max. 17 orang. Ruangan mempunyai luas yang cukup kecil sehingga penempatan kursi
harus sangat dempet.
• Interior terlalu sederhana, tidak ada hiasan dan design yang menarik
• Terdapat tempat untuk proyektor yang lama yang masih terpasang di dinding, menggangu estetis ruangan.
• Lantai yang terkesan sangat jadul, tidak menyenangkan untuk dilihat.
57
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
Lokasi eksisting interior yang digunakan terletak di Jl. Sersan Bajuri Bandung, Jawa
Barat. Denah eksisting ini merupakan proyek pendidikan non-formal kelompok bermain
anak. Penggunaan gedung sesuai dengan kebutuhan dan fungsi dari TBI Surabaya,
sehingga akan menunjang citra dari TBI Surabaya itu sendiri. Dalam upaya
mengembangkan kualitas yang dimiliki, juga upaya merubah opini masyarakat akan
citra yang sudah ada, TBI mencoba melakukan perubahan tampilan menjadi lebih
sederhana, elegan dan fleksibel.
58
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
Pada lantai 1 ini tidak terdapat banyak sekat ruangan, area yang luas dapat di
gunakan menjadi perpustakaan atau study centre. Dan pada lantai 2 Di lantai 2 terdapat
beberapa ruangan-ruangan yang fungsinya dulu adalah sebagai ruang kelas. Area lantai
2 ini dapat di gunakan menjadi area ruang kelas. Digabung pada satu lantai, agar
memudahkan akses para murid.
59
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
Gambar 2.22Logo
Sumber : google,2017
Wall Street English Indonesia sudah dikenal luas sebagai brand lembaga bahasa
Inggris untuk dewasa Nomor 1 di dunia. Didirikan pada tahun 1972, Wall Street English
memiliki lebih dari 460 learning centers yang tersebar di 28 negara di seluruh penjuru
dunia, dan terhitung sudah memiliki lebih dari 3 juta siswa. Wall Street English masuk
ke Indonesia pada tahun 2007 dan hingga saat ini telah memiliki 7 centers yang tersebar
di daerah Jakarta, Tangerang, dan Bandung.
Wall Street Institute memiliki konsep desain yang berbasis retail, dimana setiap
kegiatan belajar yang berlangsung di dalam ruangan harus dapat terlihat dari luar.
Bukan hanya itu, Wall Street Institute juga mencitrakan diri sebagai tempat kursus
Bahasa Inggris dengan konsep pembelajaran yang berbeda yakni blended learning dan
bersemangat dalam segi pembelajaran dan juga desain. Permasalahan yang dihadapi
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana cara mewujudkan desain center yang dapat terlihat jelas yakni dapat
terlihat dari luar namun tetap memberikan batasan antara luar ruangan dan bagian
dalam ruangan.
2. Bagaimana sistem keamanan yang harus diterapkan dalam ruangan tanpa
menghalangi pandangan dari luar ke dalam.
60
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
Resepsionis
61
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
Social Club
Speaking Centre
62
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
Dengan tampilan sekolah yang modern dan eksklusif serta fasilitas yang
lengkap, course consultant yang ramah dan guru yang berpengalaman, sekolah EF
dilengkapi dengan fasilitas terbaik dan teknologi terbaru untuk memastikan kegiatan
pembelajaran bahasa Inggris yang efektif. Program studi yang ditawarkan oleh EF
sangatlah beragam, di kategorikan dari berbagai usia dan tingkat kemampuan ber-
bahasa inggris.
Fasilitas yang terdapat pada EF Surabaya adalah ruangan kelas yang lengkapi
dengan papan tulis, kursibelajar, dan computer. Lalu ruangan pendukung pembelajaran
diluar ruang kelas adalah ruang computer.
63
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
Recepsionist
Area resepsionis di dominasi dengan dekorasi
kayu, warna yang digunakan hanyalah warna
putih sebagai cat dinding. Elemen estetis yang
terdapat di ruangan ini adalah penggunaan
partisi sebagai pemisah area depan dengan
area kantor. Desain partisi dengan
menggunakan foto-foto dari berbagai Negara.
Furniture untuk ruang tunggu juga berwarna
putih. Kesan modern dan simple sangat terasa
pada ruangan ini
Ruang Kelas
Ruang yang terlihat sangat simple. Aksentuasi
ruangan hanya menggunakan poster panjang
di sepanjang ruangan. Tidak ada ciri khas yang
ditampilkan dari ruangan ini.
Computer Room
Pada dasarnya ruang-ruang kelas di EF ini
mempunyai desain yang sama, menggunakan
kayu dan dinding yang berwarna putih. Meja
dan kursi computer yang kurang sesuai dengan
fungsinya.
Hallway
Hallway ruangan outdoor seperti pada ruangan
lainnya, menggunakan cat warna putih pada
dinding. Terdapat bebapa kursi untuk
menunggu di depan kelas
64
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
BAB III
METODE DESAIN
3.1 Bagan Proses Desain
Metodologi desain adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan
tahapan dari proses perencanaan ruang yang dimulai keika permasalahan perencanaan
dihadapkan pada desainer (dengan atau tanpa program) dan berakhir ketika
mendapatkan bentuk perencanaan fisik, biasanya dalam bentuk diagram (matriks
hubungan antaruang, program kedekatan antar ruang, dsb). Hal ini disebut proses pra
desain yang artinya tahap pengumpulan, riset, analisis, dan interpretasi data sebelum
perencanaan yang sesunguhnya.. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
kuantitatif dan metode kualitatif. Metode kuantitatif yang dilakukan adalah kuisioner
yang diberikan kepada peserta didik TBI. Sedangkan metode kualitatif yang dilakukan
adalah dengan observasi dan wawancara
• ANALISA KONSEP
• ANALISA
PERMASALAHAN
• OBSERVASI KONSEP
• SURVEY LAPANGAN • ANALISAH KEBUTUHAN
• KUISIONER RUANG OBJEK
METODE PENGUMPULAN
DATA
KONSEP
65
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
IDENTIFIKASI OBJEK
(LATAR BELAKANG)
IDENTIFIKASI MASALAH
KESIMPULAN
KONSEP DESAIN
DESAIN AWAL
DESAIN
TERPILIH
MODEL
66
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
Langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data berdasarkan masalah dan tujuan yang
telah diperoleh sebelumnya. Pengumpulan data ini dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
Setelah mendapatkan data yang dibutuhkan, dilakukan analisa terhadap data tersebut
untuk menghasilkan rumusan konsep desain. Konsep ini perlu untuk ditinjau kembali
apakah sesuai dengan tujuan dan telah menjawab permasalahan yang muncul
sebelumnya. Jika sesuai, maka dilanjutkan pada proses penerapan konsep pada objek
yang digunakan hingga menghasilkan desain akhir perancangan interior.
1. Observasi
Observasi empiris dilakukan dengan cara merekam secara visual semua aktivitas,
perilaku pengunjung yang ada di waiting room, kantin, perpustakaan, ruang kelas, ruang
guru dan resepsionis TBI. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan TBI dan
Peserta didik TBI. Teknik observasi yang dilakukan adalah dengan melakukan
kunjungan terhadap semua ruangan di TBI. Tujuan dari observasi adalah untuk
mengetahui permasalahan dari sudut pandang pengguna TBI.
67
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
2. Kuisioner
Kuisioner merupakan metode pengambilan data yang diperoleh dari responden yang
terlibat langsung dengan objek terkait dengan cara memberikan formulir yang harus
diisi oleh responden. Tujuan dari pengambilan data melalui kuisioner ini adalah untuk
mengetahui kebutuhan pengguna tempat kursus Bahasa Inggris. Populasi dalam
penelitian ini adalah peserta didik TBI.
3. Studi literatur
Studi literatur merupakan data sekunder yang dapat diperoleh dari buku, jurnal,
laporan penelitian, koran, dan lain-lain. Data yang dibutuhkan dalam studi literatur yang
dilakukan adalah tinjauan tentang pendidikan non-formal tempat kursus Bahasa Inggris.
Dari data pustaka yang dapat dijadikan refrensi yang baik untuk menunjang
perancangan interior TBI Surabaya yang menggunakan konsep Fluid Movement
bernuansa Colorful Modern adalah :
1. Adapun tujuan dari analisis data ialah untuk mendeskripsikan data sehingga bisa
68
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
69
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
1. Penyusunan konsep desain Menuliskan semua hasil riset desain yang digunakan
sebagai solusi bagi permasalahan-permasalahan yang muncul yang telah terselesaikan
dan diangkat berdasarkan hasil dari studi pustaka.
2. Desain Awal Ide-ide desain dan penyelesaian awal dari permasalahan yang
didapatkan pada saat analisa data-data yang didapatkan.
3. Alternatif Desain Pada tahap ini desain tersebut dibuat lebih dari satu sehingga
memperoleh alternatif desain. Alternatif desain disesuaikan dengan konsep desain, dan
dapat kembali pada proses konsep desain jika pada alternatif ditemukan ide-ide baru.
4. Evaluasi Pada tahap ini, keseluruhan alternatif desain akan dipilih melalui tahap
kriteria dan asistensi hingga diperoleh satu desain terbaik. Kriteria yang diajukan yaitu
kesesuaian desain dengan judul, pengamplikasian aspek interior pada desain, dan masih
banyak lagi, kemudian di evaluasi (di asistensikan) untuk mendapat desain yang terbaik
5. Pengembangan Desain Setelah tahap evaluasi selesai, maka desain tersebut akan
melalui proses pengembangan desain, jika pada tahap ini desain kurang sesuai maka
dapat kembali lagi pada proses alternatif desain.
6. Desain Akhir Jika keseluruhan tahap desain selesai dilaksanakan, maka samapailah
pada tahap desain akhir berupa sketsa 3D, gambar teknik, maket dan animasi.
70
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
BAB IV
ANALISA DATA
72
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
RESEPSIONIS
PERPUSTAKAAN
RUANG GURU
R. KEPALA SEKOLAH
73
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
A. Hasil Observasi
Observasi dilakukan secara langsung oleh penulis di TBI. Observasi dilakukan
untuk mengetahui kondisi sebenarnya dari TBI. Berdasarkan kegiatan observasi
yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa poin sebagai berikut :
B. Hasil Kuisioner
Penulis menyebarkan kuisioner secara langsung yang diisi oleh 31 responden.
Responden yang mengisi kuisioner tersebut adalah peserta didik TBI Surabaya. Data
yang dibutuhkan penulis adalah data yang berkaitan dengan pengetahuan tingkat
kenyamanan interior TBI, dengan indikasi penilaian sangat setuju-sangat tidak
setuju, yang akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut :
1.
74
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
2.
3.
4.
75
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
5.
6.
7.
76
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
8.
Kesimpulan :
Kesimpulan dari hasil kuisioner diatas adalah interior TBI dalam
keseluruhan sudah cukup menarik untuk pengguna, ruang kelas juga sudah
memberikan kenyamanan yang sesuai untuk pengguna. Hal yang dirasa kurang
sesuai adalah pengaruh interior kelas terhadap keaktifan murid dalam
beraktivitas.
Konsep makro yang diterapkan pada interior Sekolah TBI Surabaya bersumber
pada penyelesaian permasalahan yang terjadi pada objek desain. Dari analisa yang
dilakukan terdapat dua aspek permasalahan yang harus diselesaikan yaitu aspek
pengguna dan objek desain. Permasalahan pertama yaitu pada pengguna yang langsung
berinteraksi dengan objek yaitu murid, masalah pada muri adalah performa belajar yang
kurang baik karena lelah setelah mengikuti jam pembelajaran pada lembaga pendidikan
formal sebelumnya. Hal ini dapat menular ke teman-teman yang lain , lingkungan yang
tidak kondusif. Sehingga diperlukan desain layout kelas yang dapat berubah-ubah,
selain untuk menyesuaikan kegiatan atau aktivitas pembelajaran di kelas, layout ruang
yang berubah-ubah dapat menciptakan suasana pembelajaran yang baru dan tidak
membosankan.
77
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
mencerminkan corporate image TBI. Selain untuk memberikan tampilan ciri khas dari
TBI, Corporate image TBI diterapkan pada desain dengan menyalurkan energy positif
yang terdapat pada visi dan misi TBI dengan tujuan mencipatakan sebuah kepercayaan
diri pada murid.
78
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
Dibawah ini merupakan contoh-contoh warna yang digunakan pada beberapa kelas di
Sekolah guna meningkatkan motivasi belajar murid :
79
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
80
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
A. Konsep Plafon
Konsep plafon yang digunakan pada desain keseluruhan ini adalah plafon gypsum
standard. Permainan plafon digunakan pada entrance area dan ruang kelas, menggunakan down
light biasa dengan plafon yang terbuat dari material kayu ataupun permainan plafon yang dibuat
81
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
B. Konsep Dinding
Dinding menggunakan finishing dengan cat duco glossy. Pewarnaan dinding diberikan
warna putih dengan finishing cat glossy untuk menyeimbangkan unsur-unsur pewarnaan yang
lain, yang terdapat pada pewarnaan lantai dan furniture. Penerapan konsep fleksibilitas pada
dinding adalah desain dinding yang sirkular, agar menciptakan alur sirkulasi yang lebih
fleksibel dan unik. Pada kelas dinding menggunakan finishing material cat yang dapat
digunakan sebagai whiteboard, sehingga setiap dinding ruangan dapat digunakan menjadi
whiteboard. Yang akan menciptakan suasana belajar yang baru setiap kelasnya.
C. Konsep Lantai
Desain lantai pada area entrance, ruang kantor dan ruang kelas menggunakan finishing
permukaan glossy (cat epoxy) sehingga menambah kesan modern dan bersih. Di bagian
perpustakaan bisa menggunakan tambahan material lantai yang bermotif kayu, serta parket
82
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
dan veneer sehingga terlihat alami. Sedangkan untuk area yang menyediakan area duduk
berkelompok seperti lounge, menggunakan rumput sintetis atau karpet yang berwarna hijau
rumput. Membuat bentukan alur semu pada lantai untuk menciptakan layout ruangan yang
jelas dan mudah untuk dipahami. Pengguna mudah mengerti per area, hal ini dapat dicapai
melalui adanya perbedaan material, bentukan alur dan warna pada lantai.
D. Konsep Furnitur
83
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
E. Elemen Estetis
Pengaplikasian desain yang innovative pada elemen-elemen dinding, lantai dan lain-
lain. Yang akan menjadi satu kesatuan dengan keseluruhan bangunan. Menjadi aksentuasi
desain tempat les. Elemen estetis pada dinding menggunakan aksentuasi warna-warna atau
bentuk-bentuk yang di cat dengan berbagai warna, lalu penggunaan mural-mural atau tulisan-
tulisan yang simple pada dinding. Dan juga membuat suatu instalasi multifungsi pada area
entrance. Tempat untuk menjelaskan tentang background TBI.
F.Konsep Warna
84
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
85
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
G.Konsep Pencahayaan
Natural Light (LED LIGHT) Merupakan pencahayaan yang paling sesuai untuk tempat
les, khususnya untuk ruang kelas. Agar cahaya terang dan tidak membuat suasana jadi
terasa suram.
86
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
dengan dinding yang dapat digunakan ke segala arah maka layout duduk pun
dapat berubah-ubah sesuai dengan aktivitas yang ada di dalamnya. Lingkaran putus-putus
pada lantai merupakan penanda jarak standard papan tulis dengan tempat duduk murid,
sehingga mempermudah para murid dalam menyesuaikan jarak kursi. Dan juga agar terjaga
kerapihan di dalam kelas. Tatanan layout kursi juga dapat diubah menjadi sejajar, tidak harus
selalu melengkung seperti diatas.
87
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
88
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
BAB V
PROSES DAN HASIL DESAIN
89
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
Lantai 2
Pada alternatif layout 1 antai 2 ini terdapat fasilitas berupa ruang kelas, lounge
area dan computer room. Terbagi 2 kelas menjadi young learners dan global english.
Pada alternatif ini terlihat dengan signifikan perbedaan dari kedua kelas. Pada ruang
kelas dibuat elemen estetis yang juga bermanfaat sebagai furniture sehingga
meminimalisir penggunaan furniture di dalam kelas. Permainan lantai juga berfungsi
sebagai tempat penempatan kursi sehingga jarak pandangn dari dinding (yang juga
berfungsi sebagai papan tulis dan LCD) dengan murid sesuai dengan standard yang ada.
Penambahan cafe pada lantai ini berfungsi untuk tempat menunggu atau beristirahat
untuk para murid. Wayfinding terdapat pada bentukan panah penunjuk jalan pada lantai
untuk membedakan kedua kelas tersebut.
90
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
Lantai 2
Ruang kelas global english dan young learners pada alternatif 2 ini hanya
dibedakan dengan penggunaan warna. Ruang komputer pada alternatif ini menggunakan
dinding kaca sehingga menciptakan kesan open space. Pada area tengah di lantai dua ini
dibuat alur lingkaran sehingga ruangan terlihat lebih tertata danalur sirkulasi lebih
menarik lagi. Bentuk ruangan komputer seperti setengah lingkaran.
91
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
92
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
Lantai 2
Pada layout ini desain kelas sama dengan alternatif layout 2 , yang membedakan
dengan desain alteratif lainnya adalah bentuk area tengah (ruang komputer dan lounge
area). Ruang komputer berbentuk geomteris dan lounge area disesuaikan juga dengan
alur sirkulasi yang ada.
93
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
Hasil dari analisa weighted method yng telah dilakukan menyimpulkan bahwa alternatif
layout terbai, yaitu alternatif layout 1, kemudian dikembangkan lebih lanjut untuk mencapai
layout yang lebih sempurna, layout yang dikembangkan yaitu layout furniture yang masih tidak
sempurna, layout lantai, area yang paling banyak mengalami perkembangan yaitu area lobby
dan ruang kelas. Pada area-area tersebut diabahkan beberapa fasilitas baru, desain warna yang
lebih harmonis dan bentukan-bentukan yang menyatu berikut pengembangan alternatif layout 1.
Pada denah furniture yang jauh berbeda dengan layout 3 adalah desain dari
perpustakaan dan area resepsionis. Pada area resepsionis terdapat elemen fluid
movement pada dinding, alur sirkulasi ruangan masih sama dengan layout 1 yaitu
bentuk yang melengkung pada ruang tunggu dan eja resepsionis. Area staff dan kelas
repacement test juga tidak ada yang diubah.
94
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
Pada layout ini lantai dominan menggunakan finishing cat lantai epoxy gloss
dan dof. Hal ini disebabkan material ini yang pa;ing aman digunakan, dengan warna
terbanya yang digunakan adalah warna putih. Warna putih digunakan untuk menetralisir
warna-warna yang digunakan di area lainnya. Pada area perpustakaan semua
menggunakan cat lantai epoxy dengan 3 warna yang berbeda untuk membedakan
kegunaan area tersebut. Pada area lobby dominan menggunakan warna putih untuk
menetralkan warna yang digunakan pada area resepsionis, yang memakai warna dari
corporate image TBI.
95
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
5.3 Pengembangan Desain Ruang Terpilih 1 – Ruang Kelas Global English &
Young Learners
Ruang terpilih 1 yang saya tentukan yaitu ruang kelas, karena ruang ini
merupakan ruang terpenting bagi murid karena sebagian besar waktu murid berada di
tempat kursus ada pada ruangan kelas. Kapasitas kelas mencapai 10 murid, sudah
disesuaikan dengan standard murid TBI Surabaya perkelas-nya. Terdapat 2 tipe kelas
yaitu kelas young learners untuk murid berusia 5-13 Tahun lalu Global english untuk
murid yang berusia diatas 15 Tahun.
Layout furniture pada kelas ini di atur dengan bentukan lingkaran di lantai,
karena konsep yang diangkat adalah fleksibilitas maka seluruh area dinding dapat
digunakan untuk layar LCD, sehingga tatanan kursi diatur dengan gambar pada lantai
agar tetap rapih dan sesuai dengan jarak pandang standard. Dan karena pengguna kelas
ini merupakan anak dibawah umur 15 tahun maka diperlukan arahan dalam meletakkan
kursi.
96
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
97
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
98
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
Penggunaan warna merah dilantai untuk memberikan ciri khas TBI pada setiap
kelas. Selain sebagai ciri khas bentukkan lingkaran putuspuus juga berfungsi untuk
pengaturan layout duduk di kelas. Sudah melewati tahap riset standard jarak pandang
mata dengan LCD.
Permainan plafon menggunakan down ceiling sebagai aksentuasi kelas tidak
terkesan monoton dan membosankan, penerangan menggunakan LED hidden lights
pada down ceiling dan beberapa downlight.
Pada kelas Global English ini juga tidak terdapat furniture yang permanen
hanya terdapat kursi, elemen estetis multifungsi dan papan tulis glass. Tata layout
duduk juga sama dengan kelas Young Learners menggunakan bentukan pada lantai.
Pemilihan warna juga sudah sesuai dengan studi warna untuk usia 15 Tahun keatas.
Penggunaan warna-warna dingin seperti pada di gambar ( Grey, Warm Grey , dark grey,
blue dan merah) akan memberikan kesan lebih dewasa dari kelas young learners. Merah
menandakan kehdupan dan menstimulasi otak untuk beraktivitas yang lebih, dan akan
menghalangi rasa kantuk. Warna biru akan memberikan kesan luas , flexibility dan
kesan rileks pada ruangan sehingga pengguna. Karena pengguna merupakan ramaja
sampai dewasa maka penggunaan warna juga disesuaikan dengan usia. Penggunaan
plafon gypsum standard dengan permainan di pencahayaan yaitu lampu gantung yang
berbentuk 3 lingkaran dengan ukuran yang berbeda-beda.
99
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
Furnitur pada kelas didesain sehingga aman bagi siswa tidak hanya itu tetapi
dibut menarik dan mempunyai fungsi ganda pada beberapa furniturnya, pada furniture
rak buku sekaligus elemen estetis pada ruangan kelas global english di desain
menyerupai aliran air, untuk menciptakan suasana kelas yang fleksibel dan kondusif.
Lalu elemen estetis pada kelas young learners merupakan intrepertasi dari lekukan
aliran air, yang akan menciptakan suasana yang fleksibel juga.
100
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
desain juga sangat organik karena alur dibiarkan mengikuti bentukan meja resepsionis
dan area waiting room.
Pada area lobby, konsep fluid movement diaplikasikan melalui bentukan interior
yang melengkung-melengkung dan organik. Dan juga terdapat pada ruangan yang
dibuat open sace. Konsep colorful modern di aplikasikan pada pewarnaan lantai dan
dinding. Lantai dominan berwarna putih untuk memberikan kesan bersih dan
101
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
102
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
Elemen esetis pada area lobby terdapat ada ruang tunggu utama. Dinding kaca
tinted glass yang berwarna orange untuk menyeimbangi wanra merah yang digunakan.
Terdapat quotes tentang identitas bahasa inggris pada dindingnya dan terdapat
aksentuasi warna pada beberapa kata. Desain elemen estetis ini untuk memberikan
suasana yang lebih modern.
5.5 Pengembangan Desain Ruang Terpilih 3 – Study Centre & Library
Ruang terpilih 3 yang penulis tentukan yaitu area Study Centre dan Library,
fungsi dari ruang tersebut adalah untuk memfasilitasi para murid yang ingin belajar,
membaca buku, mengerjakan tugas dan bersosialisasi dengan murid yang lain. Menjadi
tempat berlatih para murid untuk menggunakan pembelajaran yang sudah di dapat saat
kelas. Konsep fluid movement yang terdapat pada ruangan ini adalah konsep
versabilitas-nya, dengan menciptakan ruang yang emiliki berbagai macam fungsi.
Setiap objek ruang yang ada mempunyai berbagai macam fungsi.
1 2
5.5.1 Layout Furnitur 3 4
2000 2000
800 800 400 1200
1200 550
G 21
28
400
22
27
F
24
25
21
1400
600
E 20
19
18
17
1
3
2
16 4
15 5
400
14 6 3
13 7
12 8
26
11 9
10
D
23
400
103
B
0
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
104
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
105
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
Elemen estetis diatas mempunyai fungsi utama sebagai pemisah area, yang
sekaligus mempunyai fungsi sebagai tempat buku , meja belajar dan juga tempat duduk.
Furniture yang digunakan adalah meja bulat pendek pada lounge area yang dapat
digunakan sebagai meja untuk menulis atau sekedar menaruh barang-barang lainnya.
106
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
107
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari seluruh pembahasan dan analisa sebagai berikut:
• Desain TBI Surabaya ini didukung dengan nuansa colorful yang dapat
diartikan sebagai desain interior yang menyenangkan. Konsep ini dihadirkan
melalui penerapan bentukan organic, warna yang beraneka macam untuk
mendukung kreativitas dan performa belajar murid.
• Hasil dari proses desain ini adalah rancangan interior area lobby, ruang kelas
dan area study centre serta pepustakaan dengan konsep Fluid Movement
yang menghadirkan desain yang akan meningkatkan performa belajar dan
kreativitas murid. Seluruh ruangan didesain menggunakan bentukan organik
yang playful dengan warna- warna sesuai dengan usia pengguna sehingga
akan menstimulasi kreativitas murid dengan maksimal. Perbedaan warna dan
material pada lantai digunakan sebagai pemisah semu antar ruang atau area.
Ruangan menggunakan bukaan yang banyak untuk memaksimalkan
pencahayaan langsung. Bentukan ruangan yang menyerupai alur
fluid(cairan, yang berarti mengalir) memperhatikan efektifitas dan efisiensi
alur sirkulasi untuk murid, staff pengajar dan tamu.
108
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
6.2 Saran
109
LAPORAN TUGAS AKHIR RI 141501
ADANI WIDYAPUTRI PRIYANDANTI, NRP 081411440000022
DAFTAR PUSTAKA
JURNAL :
1. http://www.pbdw.com/pbdw/projects/nyc-school-concept-design/
2. http://thesis.binus.ac.id/doc/Paper/2012-2-00022-DI%20Paper001.pdf
3. http://lib.unnes.ac.id/19136/1/5101409032.pdf
4. https://coretan-hampa.blogspot.co.id/2015/04/kursi-tamu-minimalis.html
5. file:///Users/patra/Downloads/19-33-1-SM.pdf
6. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0959475212000850
7. http://www.rosanbosch.com/en/project/vittra-school-telefonplan
8. https://www.rosiinc.com/blog/2017-office-trend-writable-walls/
9. http://www.arginuring.com/blog/2016/10/27/bagaimana-cara-mendesain-
ruangan-kelas-yang-nyaman/
110
800 800 400 800 400 800 400
1 2 3 4 5 6 7
400
400
“
”
600
600
1400
E
2600
400
400
400
C
400
1200
1200
400
A
800 2400 800 400
4400
1 2 2002
3 4 2000 5 6 388 7
800 800 400 802 400 800 388
G
“
400
”
600
E
400
2600
D
400
C
400
B
400
A
800 3594
4394
2000 2000 400
800 800 400 1200 800
1200 550 240 400
270
150
21
“
”
400
240
790
100
22
1
350
600
600
1400
300 0 * PERHITUNGAN ELEVASI PLAFON
37 DARI LANTAI SETEMPAT
0
* RANGKA HOLLOW UK. 4 x 4
20
JARAK 60 x 60 cm
150 150 1
3
* BALOK PLAFON
4
600
250
5 150
500
6
13 7 CH +3.00
25
400
415
12 8
CH +2.80
11 9
10
200
165
150
30
980
2215
315
400
485
400
1200
400
400
240
60 111
“
”
400
124 124
420
300
650
285 1700
30
185
365
111 60
150
600
600
2600
* PERHITUNGAN ELEVASI PLAFON
DARI LANTAI SETEMPAT
650
JARAK 60 x 60 cm
19 1
18 2
17 3
* BALOK PLAFON
650
16 4
15 5
60 120
60
14 6
13 7 CH +3.00
400
415
12 8
CH +2.80
11 9
10
400
650
400
650
400
650 165 460 330 400 445 750 650 165 400
5
“
”
2 1
20
19 1
18 2 16
17 3
16 4
15 5
14 6
4 13 7
12 8
3
11 9
10
2
5
1002
* PERHITUNGAN E
E DARI LANTAI SET
* PLAFOND GYPSU
* RANGKA HOLLO
JARAK 60 x 60 cm
* BALOK PLAFON
1000
D
12
20
19 1
18 2
17 3
16 4
24
15 5
14 6
13 7
12
12 8
11 9
10
1
* PERHITUNGAN EL
D DARI LANTAI SET
* PLAFOND GYPSU
* RANGKA HOLLO
JARAK 60 x 60 cm
* BALOK PLAFON
60
CH +3.00
CH +2.80
C
12
20
19 1
18 2
17 3
16 4
24
15 5
14 6
13 7
12
12 8
11 9
10
5
1002
1000
21
D
20
19 1
18 2
17 3
16 4
15 5
14 6
as dinding
13 7
12 8
11 9
10
1
“
”
21
20
19 1
18 2
17 3
16 4
15 5
14 6
as dinding
13 7
12 8
11 9
10
“
”
30
1020
100 99
99
“
”
PEDESTAL CAP DENGAN
PANEL LOCATING LUGS
PEDESTAL CAP
CUSTOM LENGTH
STRINGER CUT ON SITE IF
REQUIRED
HEIGHT ADJUSTABLE
PEDESTAL
STANDARD STRINGER
STANDARD FLOOR PANEL
600x600
STRUCTURAL
SLAB LEVEL PEDESTAL BASES GLUED
“
”
+3.00
D E F
21
3
4
401
D
5
“
”
* PERHITUNGAN
ELEVASI PLAFON
DARI LANTAI
SETEMPAT
* PLAFOND GYPSUM
BOARD
60
CH +3.00
CH +2.80
21
1
45
74
1
13 7
12 8
11 9
10
4
as dinding
D
5
“
”
21
20
19 1
18 2
17 3
16 4
15 5
14 6
as dinding
13 7
12 8
11 9
10
“
”
SELF-TAPPING
METAL SCREW
LED LIGHT
STRIP GYPSUM
VARIES BOARD 8
4" RANGKA Mm
HOLLOW
F
20
E 19 1
18 2
17 3
16 4
15 5
“
14 6 ”
13 7
12 8
11 9
10
21
20
19 1
18 2
17 3
16 4
15 5
14 6
as dinding
13 7
12 8
11 9
10
“
”
SELF-TAPPING
METAL SCREW
LED LIGHT
STRIP GYPSUM
VARIES BOARD 8
4" RANGKA Mm
HOLLOW
BIODATA PENULIS