Anda di halaman 1dari 96

PROPOSAL TEKNIS

BAB 1

1.1. Umum PENDAHULUAN

1.1 UMUM
Proposal Teknis ini disusun dan diajukan Konsultan CV. MITRA UTAMA di Lelang yang di
keluarkan oleh Panitia Jasa Konsultasi Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Kota
Samarinda Tahun Anggaran 2020, untuk kegiatan Review Design dan Supervisi
Pembangunan dan Peningkatan Saluran Drainase Jalan AW Syahrani (Bankeu 2020).

Sehubungan dengan itu, kami mengajukan suatu Dokumen Usulan Teknis yang disusun
sesuai dengan Pokok – pokok Kerangka Acuan Kerja (KAK).

Dokumen ini memberikan seluruh informasi – informasi yang diisyaratkan oleh pihak
pemberi Tugas seperti yang tertuang dalam Pokok – pokok Kerangka Acuan Kerja (KAK).

1.2 TUJUAN
Fungsi dasar pengawasan pekerjaan konstruksi (Supervisi) yaitu mempunyai beberapa
wujud karakter antara lain :

1. Quality Control yaitu mengamankan seluruh komponen secara menyeluruh dan


mendetail (tidak secara random) untuk memenuhi persyaratan mutu yang
ditetapkan dan selalu dilengkapi daftar simak apa yang akan diperiksa.
2. Quality Assurance yaitu suatu kegiatan yang sistematik dan terencana yang
ditetapkan dalam sistem mutu, untuk menyakinkan apakah proses Quality Control
cukup terarah sesuai sasaran dan cukup efektif, secara random dilakukan kontrol
pengamanan kualitas sebagai sarana counter check.
3. Safety Control yaitu menekankan pada pengamanan dalam seluruh proses
pekerjaan yang terlibat, secara teknis lebih banyak kearah mengamankan struktur
pekerjaan dan langkah pengendalian resiko dalam cara pelaksanaan (kemungkinan
kecelakaan, kebakaran dll).
4. Observasi berkala yaitu mengamankan tercapainya sasaran desain dengan
segala konsep, metode, asumsi, perilaku struktur, urutan pelaksanaan, dan
observasi cermat serta detail.

Untuk itu diperlukan suatu pedoman pengawasan pekerjaan konstruksi sesuai ketentuan
teknis yang disyaratkan, sebagai acuan dalam implementasi kegiatan pengawasan di
lapangan.

1
1.3 RUANG LINGKUP
Lingkup pekerjaan yang tercakup dalam pengawasan pekerjaan konstruksi Drainase ini
meliputi :

1. Persiapan Pengajuan Request;


2. Rencana Mutu Kontrak (RMK);
3. Pengawasan Mobilisasi Proyek;
4. Rapat Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan atau Pre Construction Meeting (PCM);
5. Penyiapan Gambar Kerja (Shop Drawing);
6. Prosedur Perubahan Kontrak (Addendum);
7. Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi di lapangan;
8. Pelaporan Kegiatan Pengawasan Konstruksi secara berkala.
9. Pemeriksaan Pengukuran dan Validasi Pekerjaan Konstruksi di lapangan;
10. Sistem Manajemen Mutu;
11. Serah Terima Pekerjaan Konstruksi;

1.4 ACUAN
1. Undang-undang No. 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi;
2. Undang Undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
3. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 349/KPTS/M/2004 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Kontrak Jasa Pelaksanaan Konstruksi (Pemborongan);
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 07/PRT/M/2019 Tentang Standar Dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi
Melalui Penyedia;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.33/PRT/M/2006 tentang Pedoman
Pelaksanaan Sistem Pengendalian Manajemen Jasa Pelaksanaan Konstruksi di
Lingkungan Departemen Pekerjaan Umum;
6. Peraturan Menteri Nomor 03/PRT/M/2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 23/PRT/M/2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Balai Besar dan Balai di Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga dan
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Departemen Pekerjaan Umum;
8. Peraturan Menteri Nomor 20/PRT/M/2018 tentang Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah di Kementerian Pekerjaan Umum Dan
Perumahan Rakyat;
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 02/PRT/M/2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
10. Peraturan Menteri PU Nomor 04/PRT/M/2008 tentang Tata Cara Pengawasan Jalan
11. Peraturan Menteri PU Nomor 06/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pengawasan
Penyelenggaraan Dan Pelaksanaan Pemeriksaan Konstruksi Di Lingkungan
Departemen Pekerjaan Umum
12. Pedoman Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Untuk Konstruksi
Jalan dan Jembatan No.004/BM/2006.
13. Standar Nasional Indonesia (SNI) ISO 9001:2008;
14. Spesifikasi Umum 2018 Untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan Dan Jembatan;

2
15. Rencana Mutu Pelaksanaan Kegiatan (RMP);
16. Rencana Mutu Kontrak (RMK);
17. Dokumen Standar (SNI, AASTHO, ASTM, dll yang terkait).

1.5 PENYAJIAN PROPOSAL TEKNIS


Penyajian Proposal Teknis ini kami susun dengan sistematika panyajian sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

Bab I menguraikan maksud dan tujuan penyampaian Dokumen Usulan Teknis sehubungan
dengan pekerjaan tersebut diatas.

BAB II. DATA PERUSAHAAN DAN PENGALAMAN

Bab II ini menguraikan data-data perusahaan yang menunjukkan kompetensi perusahaan


untuk melaksanakan pekerjaan ini dan pengalaman perusahaan.

BAB III. PEMAHAMAN DAN TANGGAPAN TERHADAP KAK

Bab III berisi uraian mengenai tanggapan konsultan terhadap Kerangka Acuan Kerja yang
disajikan/diberikan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM PEKERJAAN

Bab IV ini menguraikan garis besar deskripsi pekerjaan yang akan dilaksanakan. Garis
besar deskripsi pekerjaan ini meliputi latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran jasa
konsultan dan waktu pelaksanaan pekerjaan.

BAB V. METODELOGI DAN PROGRAM KERJA

Bab V Metodologi dan Program Kerja ini berupa uraian cara-cara dan strategi konsultan
dalam menangani pekerjaan tersebut diatas yang meliputi uraian metodelogi pelaksanaan
kerja dan program kerja untuk penyelesaian pekerjaan tersebut.

BAB VI. PENUTUP

LAMPIRAN

 PERNYATAAN KESEDIAAN UNTUK DI TUGASKAN


 CURICULUM VITAE PERSONIL
 REFERENSI KERJA PERSONIL
 SURAT PERNYATAAN KEPEMILIKAN SERTIFIKAT TENAGA AHLI
 PERNYATAAN MEMATUHI KETENTUAN STANDAR REMUNERASI MINIMAL TENAGA
AHLI

3
PROPOSAL TEKNIS
BAB 2

1.1. Umum DATA PERUSAHAAN DAN


PENGALAMAN
2.1. UMUM
CV. MITRA UTAMA adalah perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang jasa
Konsultan Teknik (Engineering Consultant), berdiri pada tahun 1994 dengan akte notaris LIA
CITTAWAN NANDA GUNAWAN, SH No. 89 tanggal 24 Agustus di Samarinda.

Sebagai perusahaan konsultan, CV. MITRA UTAMA telah banyak mendapat kepercayaan
untuk menangani berbagai macam proyek/pekerjaan seperti dibidang Perencanaan
maupun Pengawasan Teknik.

CV. MITRA UTAMA sejak didirikan telah banyak melaksanakan dengan baik
pekerjaan yang dibiayai oleh berbagai sumber pendanaan antara lain : APBN, APBD
Provinsi dan APBD Kota/Kabupaten serta Swasta murni. Jasa layanan teknik tersebut
mencakup bidang-bidang pekerjaan arsitektur, sipil, interior, tata lingkungan, mekanikal
dan elektrikal

Diantara bidang layanan teknik tersebut, pekerjaan di bidang sipil/arsitektur merupakan


bidang yang paling dominan di mana mencakup seluruh ruang lingkup pekerjaan baik itu
pengawasan atau perencanaan konstruksi bangunan gedung.

CV. MITRA UTAMA dalam melaksanakan pekerjaan layanan teknik yang


dipercayakan oleh pemberi tugas, sebagian besar kami laksanakan secara mandiri, namun
demikian juga kami berpengalaman dalam bekerja secara konsorsium dengan konsultan
lain.

CV. MITRA UTAMA berkedudukan di Jalan Subulus Salam No. 56. Kota Samarinda
Provinsi Kalimantan Timur dan pada saat ini memiliki lebih dari 10 (Sepuluh) tenaga ahli
profesional dan tenaga pendukung teknik yang berpengalaman. Peningkatan kemampuan
teknis tenaga ahli diselenggarakan dengan mengikuti program training, kursus singkat
serta alih teknologi dari tenaga profesional perusahaan besar.

CV. MITRA UTAMA dalam mendukung seluruh kegiatan perusahaan menerapkan


system manajemen yang efisien serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung berupa
peralatan survey, investigasi, studio, serta fasilitas computer berikut perangkat lunak.

CV. MITRA UTAMA dengan tenaga ahli, pengalaman, manajemen beserta fasilitas
pendukung yang ada yakni dapat menyelesaikan pekerjaan ini dengan baik.

1
2.2. DATA PERUSAHAAN
1. Nama dan Alamat

 Nama Perusahaan : CV. MITRA UTAMA


 Alamat : Jl. Subulus Salam No. 56. Kota Samarinda Provinsi
Kalimantan Timur

2. Akta Pendirian

 Nomor Akta : 89
 Tanggal : 24 Agustus 1994
 Nama Notaris : Lia Cittawan Nanda Gunawan, SH.

3. Akta Perubahan

 Nomor Akta : 243


 Tanggal : 23 Oktober 1998
 Nama Notaris : Achmad Dahlan, SH.

4. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

 Nomor : 01.684.128.0 – 722.000


 Dikeluarkan Oleh : Kantor Pelayanan Pajak Kota Samarinda

5. Nomor Induk Berusaha (NIB)

 Nomor : 9120014082974
 Tanggal : 27 Oktober 2019
 Dikeluarkan Oleh : Pemkota Samarinda.

6. Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi

 Nomor (NIB) : 9120014082974


 Tanggal : 28 Oktober 2019
 Dikeluarkan Oleh : Pemkota Samarinda.

2.3. LAYANAN KEAHLIAN


CV. MITRA UTAMA telah memberikan pelayanan kepada pemberi tugas dari berbagai
departemen pemerintah, badan usaha milik negara, swasta dan perorangan.

Perusahaan ini mempunyai kemampuan menyiapkan rancangan detail sampai


pengelolaan dan pemeliharaan proyek-proyek yang telah selesai di bangun
sebagaimana dijelaskan secara ringkas berikut ini :

1) Pengenalan masalah dan studi pendahuluan :


Yaitu mencakup survai pendahuluan, survai sarana dan kebutuhan, pra investigasi.
2) Studi Kelayakan dan Rancangan Induk :
Yaitu mencakup penilaian kelayakan teknis, ekonomis dan finansial dari proyek-
proyek yang diusulkan dan saran tentang tata cara pelaksanaan proyek.

2
3) Pembuatan penyiapan desain rinci yaitu mencakup pembuatan desain rinci, gambar-
gambar untuk pelaksanaan proyek, lay-out, desain dasar, desain kriteria, laporan
perhitungan/desain yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek.
4) Rancangan Pendahuluan, rancangan terperinci, dan Dokumen tender.
Yaitu yang mencakup persiapan semua dokumen yang diperlukan untuk
melaksanakan proyek.
5) Pengawasan Konstruksi, Kualitas, Waktu dan Biaya. Tanggung jawab ini mencakup
semua layanan keahlian yang diperlukan untuk menjamin penyelesaian
pembangunan proyek.

2.4. BIDANG KEAHLIAN


Luasnya tingkat keahlian dan pengalaman bertahun-tahun dari personilnya
memungkinkan CV. MITRA UTAMA mampu menyediakan team multi disiplin untuk
berbagai ukuran pekerjaan dan tanggung jawab yang bersifat khusus.
Pembagian bidang keahlian yang dapat kami berikan adalah sebagai berikut :

1). BIDANG PERENCANA ARSITEKTUR


 AR 101 Jasa Nasehat Pra Desain Arsitektural
 AR 102 Jasa Disain Arsitektural
 AR 104 Jasa Desain Interior
2). BIDANG PERENCANA REKAYASA (SIPIL)
 RE 102 Jasa Desain Rekayasa Untuk Konstruksi Pondasi Serta Struktur
Bangunan
 RE 103 Jasa Disain Rekayasa Untuk Pekerjaan Teknik Sipil Air
 RE 104 Jasa Disain Rekayasa Untuk Pekerjaan Teknik Sipil Transportasi
 RE 108 Jasa Disain Rekayasa Lainya
3). BIDANG PENGAWASAN REKAYASA
 RE 201 Jasa Pengawasan Pekerjaan Konstruksi Bangunan Gedung
 RE 202 Jasa Pengawasan Pekerjaan Konstruksi Teknik Sipil Transportasi
4). BIDANG PERENCANAAN PENATAAN RUANG
 PR 103 Jasa Perencanaan dan Perancangan Lingkungan Bangunan dan
Lanscape
5). BIDANG KONSULTANSI LAINYA
 Kl 401 Jasa Konsultansi Lingkungan.

CV. MITRA UTAMA, dapat menyediakan layanan keahlian lain yang mungkin dibutuhkan
dalam skala yang lebih luas, yang dalam pelaksanaannya bilamana perlu akan bekerjasama
dengan konsultan lain.

3
2.5. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN
Organisasi operasional relatif sederhana. Keuntungan utama dari organisasi yang
sederhana ini adalah jalur komunikasi yang pendek, sehingga staf konsultan dari masing-
masing divisi dapat secara langsung berkomunikasi dengan Pejabat Pembuat Komitmen
sebagai pemberi tugas atau dengan calon users/pengguna. Dengan demikian semua
informasi dapat diolah dengan cepat dan dituangkan dalam idea perancangan.

Divisi-divisi yang akan terlibat langsung dalam proyek ini mencakup divisi
perancangan arsitektur, divisi rekayasa, divisi lingkungan, divisi mekanikal elektrikal
(termasuk medical equipment), divisi estimasi biaya dan divisi environmental design.

Sedang yang tidak tetap yang akan terlibat adalah staf yang sudah sering
bekerjasama dengan konsultan pada proyek-proyek serupa. Hal ini menjamin
kelangsungan perencanaan/perancangan sesuai dengan jadwal yang disusun dan dengan
kualitas yang diinginkan.

Seperti telah di uraikan di atas, dalam menerima tugas ini, Konsultan akan
menerapkan metode penyelesaian pekerjaan dalam suatu tahapan programming, designing
dan evaluating yang berkesinambungan. Keberhasilan dari penerapan metode tersebut
akan di pengaruhi oleh adanya manajemen yang baik khususnya untuk organisasi maupun
Tim yang dibentuk dalam menangani pekerjaan yang diberikan.

Dalam menangani beberapa pekerjaan perancangan lingkungan Konsultan telah


menerapkan bentuk manajemen perencanaan terpadu yang sering kami sebut dengan
manajemen pra-konstruksi.

Secara garis besar sistem manajemen pra-konstruksi yang diterapkan akan melakukan/
melaksanakan :

1. Koordinasi yang kontinyu, terpadu dan terencana antara unsur yang terkait dalam
proyek.
2. Fungsi monitoring terhadap seluruh perkembangan kegiatan perencanaan mulai
dari pekerjaan persiapan pra-rencana, pengembangan rencana sampai pada
pembuatan gambar kerja dan dokumen lelang.
3. Analisis setiap saat terhadap target waktu penyelesaian pekerjaan dengan volume
beban pekerjaannya.
4. Pengendalian terhadap target waktu penyelesaian pekerjaan.
5. Penyusunan strategi secara cepat dan tepat, berupa re-alokasi tenaga dan re-
sceduling sebagai akibat dari adanya hambatan- hambatan yang terjadi.

Konsekuensi adanya pekerjaan yang relatif besar adalah adanya pengendalian mutu
yang jelas dan sistematis. Sistem pengendalian mutu dalam kasus proyek ini adalah
dengan menciptakan jenjang pengambilan keputusan dan sistem rujukan. Pengambilan
keputusan didalam pekerjaan ini terdiri dari 2 jenjang yaitu keputusan antara Konsultan
dengan pihak owner atau organisasi di luar konsultan ditangani langsung oleh Site
Engineer dan Inspector. Inspector ini akan bertugas pula sebagai mediator sekaligus
‘personal guarantee’. Pengambilan keputusan tingkat kedua dilakukan oleh Site Engineer
untuk tiap-tiap paket. Hal ini tetap mengikat baik keluar maupun ke dalam sehingga tetap
dijalin pola komunikasi yang erat dengan pengambil keputusan.

4
STRUKTUR ORGANISASI KONSULTAN :

DIREKTUR

SITE SEKRETARIS
MANAGER

TEAM LEADER
/
SITE
ENGINEER

AHLI AHLI AHLI


ARSITEKTUR STRUKTUR LINGKUNGAN
AHLI AHLI AHLI
INTERIOR MEKANIKAL ELEKTRIKAL
AHLI AHLI AHLI
GEODESI MATERIAL HYDROLOGI
SURVEYOR/GI AHLI JURU GAMBAR
S ESTIMATOR
OPERATOR KEUANGAN ADMINISTRASI
KOMPUTER LAP.

5
2.5. PENGALAMAN PERUSAHAAN
Untuk proyek yang penting ini diperlukan keahlian yang tinggi dalam segala aspek
rekayasa teknik pengembangan struktur bangunan. Maka konsultan akan mengorganisir
suatu tim yang terdiri dari personil yang berkualitas dan dengan pengalaman yang cukup
memadai dalam penanganan proyek – proyek sejenis.
Sejak berdirinya Perusahaan ini telah berkecimpung dalam dunia struktur.
Pengalaman kerja konsultan dalam bidang infrastruktur perkotaan, jalan, jembatan, dan
non – konstruksi, disajikan dalam tabel – tabel pengalaman perusahaan selama sepuluh
tahun terakhir yang dapat dilihat pada tabel daftar pengalaman perusahaan TERLAMPIR
bawah ini :

6
PROPOSAL TEKNIS

BAB 2

1.1. Umum LAMPIRAN KE 1

DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN 10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR


Bidang / Pemberi tugas Kontrak Tgl.selesai
Nama Paket Pekerjaan Sub.bidang Lokasi Alamat Nomor /Tanggal Nilai BA
No Pekerjaan Nama Telp. Dlm juta Rp Tanggal Serah terima
1 Pengawasan Pembangunan 1 (satu ) Jasa Inspeksi Talisyan Dinas Jl. Basuki 146U/016/PPMSLTP/ 2009 191.000 28 Des 2009 28 Des
unit SLTPN 4 Talisayan + Infrastruktur Teknis Kab. Berau Pendidikan Prov. Rahmat No. 5 4 Juli 2009 2009
Kaltim smd

2 Pengawasan Pembangunan GOR Jasa Inspeksi Linggang Dinas Peker Jl. Senda war III 602.2/ 006/CK/PWS-B.03/ 44.345 29 Sept 2009 29 Sept 2009
Linggang Bigung Teknis Bigung Kab. jaan Umum Kab. Kab. Kubar DPU-KB/VI/ 2009, 1 Juni 2009
Kubar Kubar
3 Pengawasan Teknis Keg. Stimulus Jasa Inspeksi Kab. Kubar Dinas Pekerjaan Jl. Sendawar III 602.1/002/SELEKSI/B.03- 267.850 20 Des 2009 20 Des
Fiskal Teknis Umum Kab. Kab. Kubar BM/VII/ 2009 2009
Kubar 24 Juli 2009

1
4 Pengawasan Pembangunan Jasa Inspeksi Kal - Tim Dinas Jl. Basuki 027.a.1/Lab/V/2010 315.355 13 Des 2010 13 Des 2010
Laboratorium dan ruang praktikum Teknis Pendidikan Prov. Rahmat No. 5 14 Juli 2010
sekolah SDN 024 Tarakan, SDN Tanjung Kaltim smd
Redep, SDN 012 Bontang Selatan, SDN
001 Bontang Utara, SDN 033 Balikpapan
Utara, SDN 036 Balikpapan Selatan, SDN
010 Samarinda Ulu, SDN 016 Sei Kunjang

5 Pengawasan Pem. Islamic Center Jasa Inspeksi Kubar Dinas PekerJaan Jl. Sendawar III 760/004/PU-49/PWS 49.830 4 Nov. 4 Nov.
Teknis Umum Kab. Kab. Kubar /CK/DPU-KAB /VII / 2011, 4 2011 2011
31001 Kubar Juli 2011

6 Pengawasan Rumah Jabatan Wagub Jasa Inspeksi Smd Kaltim Sekretariat Smd Kaltim 640/087.a/KPA- 73.491 9 Des 9 Des
Provinsi Kaltim Teknis Daerah Prov. RPPFP/VII/2011 2011 2011
Kaltim 9 Agustus 2011

7 Pengawasan Pembangunan Pelabuhan Jasa Inspeksi Kutai Barat Dinas PekerJaan Jl. Senda war III 602.1/002/SELEKSI B.1 – CK / 352.522 9 Des 9 Des
Sendawar Teknis Umum Kab. Kab. Kubar VII / 2011, 2011 2011
Kubar 12 Juli 2011

8 Pengawasan Pemeliharaan Lamin Jasa Inspeksi Sama rinda Dinas Jl. Jendral 700/10/BPD/BUDPAR-IV/2011 14.500 16 agst 2011 16 agst 2011
Budaya Pampang Samarinda Teknis Kebudayaan dan Sudirman No. 22 29 April 2011
Pariwisata Prov. smd
Kaltim

9 Pengawasan Pembangunan Gedung Jasa Inspeksi Kukar Diknas Prov Jl. Basuki 027.G/PGS/DIKNAS/VII/2012 73.645 29 Des 29 Des
Sekolah Terpadu Tenggarong, Kukar Teknis Kaltim Rahmad Smd 1 Oktober 2012 2012 2012

2
10 Pengawasan Rehab MTS Samboja Kukar Jasa Inspeksi Kukar Diknas Prov Jl. Basuki 109/SPK/Rehab-RK/VII/2013 86.600 19 Des 19 Des
Teknis Kaltim Rahmad Smd 26 Juli 2013 2013 2013

11 Pengawasan Teknis Pembangunan Jasa Inspeksi Kec. Muara Dinas Cipta Jl. Wolter 640/3240/SPK-SET/VII/2013 17.000 4 Nov 2013 4 Nov 2013
Ruang Kelas Baru (RKB) SDN 011 Kec. Teknis Kaman Karya dan Tata Mongonsidi Tgr - 8 Juli 2013
Muara Kaman Kukar Ruang Kukar Kukar

12 Pengawasan Rehab Taman dan Median Jasa Inspeksi Kota Sama Dinas Jl. MT.Haryono 05/KPA-KPR 39.608 13 Des 13 Des
Jalan Kota Samarinda Teknis rinda Kebersihan dan Samarinda TMJ/Penga/DKP.KS/G.VII/X/20 2013 2013
Pertamanan 13
Kota Samarinda 30 Oktober 2013
13 Pengawasan Islamic Centre Jasa Inspeksi Kubar Dinas PU Kubar Jl. Sendawar III 760/002/PAN-B.01/SS- 198.110 19 Des 2013 19 Des
Teknis CK/DPU-KB/IV/2013 2013
24 April 2013

14 Pengawasan Pematangan Lahan dan Jasa Inspeksi Sendawar DKP Kubar AW. Suropati 700/260.6/DKP- 24.450 19 Sep 2013 19 Sep
pembuatan titian ulin Teknis kubar Kubar UMUM/XI/2013 2013

15 Penigkatan Teknis Peningkatan Jalan Jasa Inspeksi Samboja, Dinas Cipta Jalan Wolter 640.3.257/800.2- 19.800 23 Nov 2014 23 Nov 2014
Lingkungan Kel. AGRO ASRI Kecamatan Teknis Kukar Karya dan Tata mangonsidi DCKTR/VI/2014
Samboja Ruang Kukar Kukar 19 September 2014

Jasa Inspeksi Jl. Sungai Dinas Bina Jalan Kusuma 600/06.21/K.620/PGWS/XI/201 24.475 30 Des 2014 30 Des 2014
16 Pengawasan Teknis Pembangunan Teknis Siring Marga dan Bangsa 4
Jalan Giri Mukti Sei Siring Samarinda Pengairan Samarinda 21 November 2014
Samarinda

3
17 Pengawasan Semenisasi Jalan SDN 009 Jasa Inspeksi Jl. Desa Dinas Cipta Jalan Wolter 640.3.60/800.2- 13.035 18 Agst 2014 18 Agst 2014
Rimba Ayu Teknis Rimba Ayu Karya dan Tata mangonsidi DCKTR/VI/2014
Kukar Ruang Kukar Kukar 10 Juni 2014

18 Pengawasan Peningkatan Jalan Jasa Inspeksi Jl. Kemak- Jalan Wolter Jalan Wolter 640.3.212/800.2- 27.610 11 Okt 2014 11 okt 2014
Lingkungan Perumahan Desa Kota Teknis muran mangonsidi mangonsidi DCKTR/VI/2014
Bangun I - III Samarinda Kukar Kukar 11 Agustus 2014

4
19 Pengawasan Teknis Jalan Bengkuring Jasa Inspeksi Kota Smd Dinas Cipta Jl. Kesuma SPK/PWS/32.92.003/ 26.400 5 Sept 2015 5 Sept
Raya II Teknis Karya & Tata Bangsa No, 82 PRASKOT-DCKTK/2015 2015
Kota smd 8 Juni 2015

20 Pengawasan Pembuatan Anak Tangga dan Jasa Inspeksi Sendawar,K Dinas PU Jl.Sendawar 760/004PL-22/PWS- 39.661 11 Okt 11 Okt
Pendestrian Alun - Alun Teknis ubar Kubar Komp. APBD/CK/DPU-KB/IV/2015 2015 2015
Perkantoran 15 April 2015
Kab. Kubar

21 Pengawasan Pengadaan Furniture untuk Jasa Inspeksi Sendawar,K Dinas PU Jl.Sendawar 027/616/BOKAD/V/ 2015 49.899 10 10
2 kantor Teknis ubar Kubar Komp. 13 Mei 2015 Agst Agst
Perkantoran 2015 2015
Kab. Kubar

22 Pengawasan Pemeliharaan Gedung Jasa Inspeksi Samari nda Kemenham RI Jl. MT.Haryono, WIS.PL.02.04.5206 26.200 29 29
Kantor Teknis Kaltim Smd 07 September 2015 Nov Nov
2015 2015

23 Pengawasan Pengadaan Interior 8 kantor Jasa Inspeksi Sendawar,K Dinas PU Jl.Sendawar 027/512/BPKAD/IX/ 2015 49.899 20 20
Teknis ubar Kubar Komp. 22 April 2015 Juli Juli
Perkantoran 2015 2015
Kab. Kubar

24 Pengawasan Teknis dan Perbaikan Jalan Jasa Inspeksi Muara Dinas Cipta Samarinda, SPK/PWS/32.121.034/APBD/Pr 29.800 9 okt 9 okt
Lingkungan tersebar paket 34 Teknis Kaman, Karya Kaltim askot-2015 2015 2015
Kukar Samarinda 18 September 2015

5
25 Pengawasan Pemagaran SDN 003, SDN Jasa Inspeksi Teluk Bayur, Dinas Tanjung Redep 02/PPK.PTLUFP/PWS-SDN- 31.806 2 Des 2 Des
005 Dan SDN 008 Teluk Bayur Teknis Berau Pendidikan Kab. Berau TB/IX/2015 2015 2015
Pengawasan Semenisasi Halaman Berau 2 November 2015
Sekolah SDN 011 Teluk Bayur

26 Pengawasan Penataan Halaman dan Pos Jasa Inspeksi Teluk Bayur, Dinas Tanjung Redep 02/PPK.PTLUFP/PWS-SDN- 22.374 2 Des 2 Des
Jaga SDN 021 Tanjung Redep Teknis Berau Pendidikan Kab. Berau TR.TB/IX/2015 2015 2015
Pengawasan Penataan Halaman dan Pos Berau 2 November 2015
Satpam SDN 012 Tanjung Redep dan
Pengawasan Lanjutan Pagar 002 Teluk
Bayur di Rinding.

27 Pengawasan Pemasangan Jaringan Pipa Jasa Inspeksi Tgr Dinas Cipta Jalan Wolter 6402-118/800-2- 49.900 26 Des 2016 26 Des
Distribusi HDPE Teknis Kukar Karya Kukar mangonsidi DCKTR/IX/2016 2016
Kukar 26 September 2016

28 Pengawasan Penurapan di Pangkalan Jasa Inspeksi Smd Dinas Kelautan & Jl. Kesuma 050.05/P3T/561/V/ 2018 47.382 29 Agst 2018 29 Agst 2018
Pendaratan Ikan PPI Selili Teknis Perikanan Kaltim Bangsa Smd 2 Mei 2018

29 Pengawasan Pembangunan Pintu Gerbang Jasa Inspeksi Smd UPTD Sekolah Jln. Thoyib 52.8/102/SPP/III/2018 24.855 6 Juli 6 Juli
dan Pos Jaga, Penurapan Kolam, Rehab Teknis Pertanian Hadiwijaya, 6 Maret 2018 2018 2018
Bengkel Alsintan, Pengecoran / Pembangunan Sempaja
Penutupan Paret Outlet, Rehab Pagar, Smd
Pembangunan Pos Jaga dan Portal
Asrama

30 Konsultan Pengawas Pembangunan Tpi Jasa Inspeksi Smd Dinas Kelautan & Jl. Kesuma 050.05/P3T/701/VI/2019 Tgl 225.610 25 Desember
Ikan Air Tawar Di Ppi Selili Samarinda Teknis Perikanan Kaltim Bangsa Smd 14 Juni 2019 2019

6
31 Pengawasan (Supervisi) Rehab Gedung Jasa Inspeksi Smd Dinas Pekerjaan Jl. Tengkawang 602/558.b/CK-VIII/2019 Tgl 129.387 28 Desember
Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Teknis Umum Penataan N0. 1 Smd 01 Agustus 2019 2019
Dan Perumahan Rakyat Dan Perumahan
Rakyat
32

33

7
PROPOSAL TEKNIS
BAB 2

1.1. Umum LAMPIRAN KE 2

URAIAN PENGALAMAN SEJENIS 10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

1. Pengguna Jasa DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. KUBAR

2. Lokasi Kegiatan Kab. Kutai Barat

3. Nilai Kontrak Rp. 267.850.000,-

4. No.Kontrak 602.1/002/SELEKSI/B.03-BM/VII/ 2009, Tgl 24 Juli 2009

5. Periode 24 Juli 2009 – 20 Desember 2009


Nama Perusahaan Utama ( Lead
: CV. MITRA UTAMA
6. Firm )
: Jl. Subulus Salam 56. Samarinda
Alamat
: Indonesia
Negara Asal
: Tenaga Ahli Asing ……...-.….OB
7. Jumlah Tenaga Ahli
: Tenaga Ahli Indonesia ……..4..…OB

Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli


8. Asing Indonesia
a. (nama perusahaan) ..……-...….OB ....……-…….OB
b. (nama perusahaan) ..……-...….OB ………-…….OB

9. Tenaga Ahli tetap yang terlibat :


Posisi Keahlian Jumlah Personil

a Team Leader Teknik Sipil 1

b Teknik Sipil Sipil Transportasi 2


c Teknik Lingkungan Lingkungan Kawasan 1

10. Uraian Pekerjaan :

PENGAWASAN TEKNIS KEG. STIMULUS FISKAL

1
1. Pengguna Jasa DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. KUBAR

2. Lokasi Kegiatan Kutai Barat

3. Nilai Kontrak Rp. 352.522.000,-

4. No.Kontrak 602.1/002/SELEKSI B.1 – CK / VII / 2011, Tgl 12 Juli 2011

5. Periode 12 Juli 2011 – 09 Desember 2011


Nama Perusahaan Utama ( Lead
: CV. MITRA UTAMA
6. Firm )
: Jl. Subulus Salam 56. Samarinda
Alamat
: Indonesia
Negara Asal
: Tenaga Ahli Asing ……...-.….OB
7. Jumlah Tenaga Ahli
: Tenaga Ahli Indonesia ……..7..…OB

Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli


8. Asing Indonesia
a. (nama perusahaan) ..……-...….OB ....……-…….OB
b. (nama perusahaan) ..……-...….OB ………-…….OB

9. Tenaga Ahli tetap yang terlibat :


Posisi Keahlian Jumlah Personil

a Team Leader Teknik Sipil 1


b Teknik Sipil Sipil Bangunan Gedung 2
c Teknik Sipil Sumber Daya Air 2
d Teknik Sipil Sipil Struktur Pelabuhan 2
10. Uraian Pekerjaan :

PENGAWASAN PEMBANGUNAN PELABUHAN SENDAWAR

2
1. Pengguna Jasa DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. KUBAR

2. Lokasi Kegiatan Kutai Barat

3. Nilai Kontrak Rp. 198.110.000,-

4. No.Kontrak 760/002/PAN-B.01/SS-CK/DPU-KB/IV/2013, Tgl 24 April 2013

5. Periode 24 April 2013 – 19 Desember 2013


Nama Perusahaan Utama ( Lead
: CV. MITRA UTAMA
6. Firm )
: Jl. Subulus Salam 56. Samarinda
Alamat
: Indonesia
Negara Asal
: Tenaga Ahli Asing ……...-.….OB
7. Jumlah Tenaga Ahli
: Tenaga Ahli Indonesia ……..5..…OB

Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli


8. Asing Indonesia
a. (nama perusahaan) ..……-...….OB ....……-…….OB
b. (nama perusahaan) ..……-...….OB ………-…….OB

9. Tenaga Ahli tetap yang terlibat :


Posisi Keahlian Jumlah Personil

a Team Leader Teknik Sipil 1

b Teknik Arsitektur Arsitektur 2


c Teknik Sipil Bangunan Gedung 2

10. Uraian Pekerjaan :

PENGAWASAN PEM. ISLAMIC CENTER

3
1. Pengguna Jasa Dinas Pendidikan Prov. Kaltim

2. Lokasi Kegiatan Tenggarong Kab. Kutai Kartanegara

3. Nilai Kontrak Rp. 73.645.000,-

4. No.Kontrak 027.G/PGS/DIKNAS/VII/2012, Tgl 1 Oktober 2012

5. Periode 01 Oktober 2012– 29 Desember 2012


Nama Perusahaan Utama ( Lead
: CV. MITRA UTAMA
6. Firm )
: Jl. Subulus Salam 56. Samarinda
Alamat
: Indonesia
Negara Asal
: Tenaga Ahli Asing ……...-.….OB
7. Jumlah Tenaga Ahli
: Tenaga Ahli Indonesia ……..3..…OB

Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli


8. Asing Indonesia
a. (nama perusahaan) ..……-...….OB ....……-…….OB
b. (nama perusahaan) ..……-...….OB ………-…….OB

9. Tenaga Ahli tetap yang terlibat :


Posisi Keahlian Jumlah Personil

a Team Leader Teknik Sipil 1

b Teknik Arsitektur Arsitektur 1


c Teknik Sipil Bangunan Gedung 1

10. Uraian Pekerjaan :

PENGAWASAN PEMBANGUNAN GEDUNG SEKOLAH TERPADU TENGGARONG, KUKAR

4
1. Pengguna Jasa Dinas Pendidikan Prov. Kaltim

2. Lokasi Kegiatan Tenggarong Kab. Kutai Kartanegara

3. Nilai Kontrak Rp. 86.600.000,-

4. No.Kontrak 109/SPK/Rehab-RK/VII/2013, Tgl 26 Juli 2013

5. Periode 26 Juli 2013– 19 Desember 2013


Nama Perusahaan Utama ( Lead
: CV. MITRA UTAMA
6. Firm )
: Jl. Subulus Salam 56. Samarinda
Alamat
: Indonesia
Negara Asal
: Tenaga Ahli Asing ……...-.….OB
7. Jumlah Tenaga Ahli
: Tenaga Ahli Indonesia ……..3..…OB

Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli


8. Asing Indonesia
a. (nama perusahaan) ..……-...….OB ....……-…….OB
b. (nama perusahaan) ..……-...….OB ………-…….OB

9. Tenaga Ahli tetap yang terlibat :


Posisi Keahlian Jumlah Personil

a Team Leader Teknik Sipil 1

b Teknik Arsitektur Arsitektur 1


c Teknik Sipil Bangunan Gedung 1

10. Uraian Pekerjaan :

PENGAWASAN REHAB MTS SAMBOJA KUKAR

5
1. Pengguna Jasa DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KUKAR

2. Lokasi Kegiatan Samboja Kab. Kutai Kartanegara

3. Nilai Kontrak Rp. 19.800.000,-

4. No.Kontrak 640.3.257/800.2-DCKTR/VI/2014, Tgl 19 September 2014

5. Periode 19 September 2014– 23 November 2014


Nama Perusahaan Utama ( Lead
: CV. MITRA UTAMA
6. Firm )
: Jl. Subulus Salam 56. Samarinda
Alamat
: Indonesia
Negara Asal
: Tenaga Ahli Asing ……...-.….OB
7. Jumlah Tenaga Ahli
: Tenaga Ahli Indonesia ……..2..…OB

Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli


8. Asing Indonesia
a. (nama perusahaan) ..……-...….OB ....……-…….OB
b. (nama perusahaan) ..……-...….OB ………-…….OB

9. Tenaga Ahli tetap yang terlibat :


Posisi Keahlian Jumlah Personil

a Team Leader Teknik Sipil 1

b Teknik Sipil Sipil Transportasi 1


c

10. Uraian Pekerjaan :

PENIGKATAN TEKNIS PENINGKATAN JALAN LINGKUNGAN KEL. AGRO ASRI KECAMATAN SAMBOJA

6
1. Pengguna Jasa DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN SAMARINDA

2. Lokasi Kegiatan Samarinda

3. Nilai Kontrak Rp. 24.475.000,-

4. No.Kontrak 600/06.21/K.620/PGWS/XI/2014, Tgl. 21 November 2014

5. Periode 21 November 2014– 30 Desember 2014


Nama Perusahaan Utama ( Lead
: CV. MITRA UTAMA
6. Firm )
: Jl. Subulus Salam 56. Samarinda
Alamat
: Indonesia
Negara Asal
: Tenaga Ahli Asing ……...-.….OB
7. Jumlah Tenaga Ahli
: Tenaga Ahli Indonesia ……..2..…OB

Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli


8. Asing Indonesia
a. (nama perusahaan) ..……-...….OB ....……-…….OB
b. (nama perusahaan) ..……-...….OB ………-…….OB

9. Tenaga Ahli tetap yang terlibat :


Posisi Keahlian Jumlah Personil

a Team Leader Teknik Sipil 1

b Teknik Sipil Sipil Transportasi 1


c

10. Uraian Pekerjaan :

PENGAWASAN TEKNIS PEMBANGUNAN JALAN GIRI MUKTI SEI SIRING

7
1. Pengguna Jasa DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KUKAR

2. Lokasi Kegiatan Kab. Kutai Kartanegara

3. Nilai Kontrak Rp. 27.610.000,-

4. No.Kontrak 640.3.212/800.2-DCKTR/VI/2014, Tgl. 11 Agustus 2014

5. Periode 11 Agustus 2014– 11 oktober 2014


Nama Perusahaan Utama ( Lead
: CV. MITRA UTAMA
6. Firm )
: Jl. Subulus Salam 56. Samarinda
Alamat
: Indonesia
Negara Asal
: Tenaga Ahli Asing ……...-.….OB
7. Jumlah Tenaga Ahli
: Tenaga Ahli Indonesia ……..2..…OB

Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli


8. Asing Indonesia
a. (nama perusahaan) ..……-...….OB ....……-…….OB
b. (nama perusahaan) ..……-...….OB ………-…….OB

9. Tenaga Ahli tetap yang terlibat :


Posisi Keahlian Jumlah Personil

a Team Leader Teknik Sipil 1

b Teknik Sipil Sipil Transportasi 1


c

10. Uraian Pekerjaan :

PENGAWASAN PENINGKATAN JALAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DESA KOTA BANGUN I - III

8
1. Pengguna Jasa DINAS CIPTA KARYA & TATA KOTA

2. Lokasi Kegiatan Samarinda

3. Nilai Kontrak Rp. 26.400.000,-

4. No.Kontrak SPK/PWS/32.92.003/ PRASKOT-DCKTK/2015, Tgl. 8 Juni 2015

5. Periode 8 Juni 2015– 5 September 2015


Nama Perusahaan Utama ( Lead
: CV. MITRA UTAMA
6. Firm )
: Jl. Subulus Salam 56. Samarinda
Alamat
: Indonesia
Negara Asal
: Tenaga Ahli Asing ……...-.….OB
7. Jumlah Tenaga Ahli
: Tenaga Ahli Indonesia ……..2..…OB

Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli


8. Asing Indonesia
a. (nama perusahaan) ..……-...….OB ....……-…….OB
b. (nama perusahaan) ..……-...….OB ………-…….OB

9. Tenaga Ahli tetap yang terlibat :


Posisi Keahlian Jumlah Personil

a Team Leader Teknik Sipil 1

b Teknik Sipil Sipil Transportasi 1


c

10. Uraian Pekerjaan :

PENGAWASAN TEKNIS JALAN BENGKURING RAYA II

9
1. Pengguna Jasa Dinas Pekerjaan Umum Kubar

2. Lokasi Kegiatan Kab. Kutai Barat

3. Nilai Kontrak Rp. 39.661.000,-

4. No.Kontrak 760/004PL-22/PWS-APBD/CK/DPU-KB/IV/2015, Tgl. 15 April 2015

5. Periode 15 April 2015– 11 Oktober 2015


Nama Perusahaan Utama ( Lead
: CV. MITRA UTAMA
6. Firm )
: Jl. Subulus Salam 56. Samarinda
Alamat
: Indonesia
Negara Asal
: Tenaga Ahli Asing ……...-.….OB
7. Jumlah Tenaga Ahli
: Tenaga Ahli Indonesia ……..2..…OB

Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli


8. Asing Indonesia
a. (nama perusahaan) ..……-...….OB ....……-…….OB
b. (nama perusahaan) ..……-...….OB ………-…….OB

9. Tenaga Ahli tetap yang terlibat :


Posisi Keahlian Jumlah Personil

a Team Leader Teknik Sipil 1

b Teknik Sipil Sipil Struktur 1


c

10. Uraian Pekerjaan :

PENGAWASAN PEMBUATAN ANAK TANGGA DAN PENDESTRIAN ALUN - ALUN

10
1. Pengguna Jasa DINAS CIPTA KARYA SAMARINDA

2. Lokasi Kegiatan Samainda

3. Nilai Kontrak Rp. 29.800.000,-

4. No.Kontrak SPK/PWS/32.121.034/APBD/Praskot-2015, Tgl. 18 September 2015

5. Periode 18 September 2015– 09 Oktober 2015


Nama Perusahaan Utama ( Lead
: CV. MITRA UTAMA
6. Firm )
: Jl. Subulus Salam 56. Samarinda
Alamat
: Indonesia
Negara Asal
: Tenaga Ahli Asing ……...-.….OB
7. Jumlah Tenaga Ahli
: Tenaga Ahli Indonesia ……..3..…OB

Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli


8. Asing Indonesia
a. (nama perusahaan) ..……-...….OB ....……-…….OB
b. (nama perusahaan) ..……-...….OB ………-…….OB

9. Tenaga Ahli tetap yang terlibat :


Posisi Keahlian Jumlah Personil

a Team Leader Teknik Sipil 1

b Teknik Sipil Sipil Struktur 1


c Teknik Sipil Sipil Pengairan 1

10. Uraian Pekerjaan :

PENGAWASAN TEKNIS DAN PERBAIKAN JALAN LINGKUNGAN TERSEBAR PAKET 34

11
1. Pengguna Jasa DINAS CIPTA KARYA KUTAI KARTANEGARA

2. Lokasi Kegiatan Kab. Kutai Kartanegara

3. Nilai Kontrak Rp. 49.900.000,-

4. No.Kontrak 6402-118/800-2-DCKTR/IX/2016, Tgl. 26 September 2016

5. Periode 26 September 2016– 26 Desember 2016


Nama Perusahaan Utama ( Lead
: CV. MITRA UTAMA
6. Firm )
: Jl. Subulus Salam 56. Samarinda
Alamat
: Indonesia
Negara Asal
: Tenaga Ahli Asing ……...-.….OB
7. Jumlah Tenaga Ahli
: Tenaga Ahli Indonesia ……..4..…OB

Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli


8. Asing Indonesia
a. (nama perusahaan) ..……-...….OB ....……-…….OB
b. (nama perusahaan) ..……-...….OB ………-…….OB

9. Tenaga Ahli tetap yang terlibat :


Posisi Keahlian Jumlah Personil

a Team Leader Teknik Sipil 1

b Teknik Sipil Sipil Struktur 1


c Teknik Sipil Sipil Pengairan 2

10. Uraian Pekerjaan :

PENGAWASAN PEMASANGAN JARINGAN PIPA DISTRIBUSI HDPE

12
1. Pengguna Jasa DINAS KELAUTAN & PERIKANAN KALTIM

2. Lokasi Kegiatan Samarinda

3. Nilai Kontrak Rp. 47.382.000,-

4. No.Kontrak 050.05/P3T/561/V/ 2018, Tgl. 2 Mei 2018

5. Periode 2 Mei 2018 – 29 Agstus 2018


Nama Perusahaan Utama ( Lead
: CV. MITRA UTAMA
6. Firm )
: Jl. Subulus Salam 56. Samarinda
Alamat
: Indonesia
Negara Asal
: Tenaga Ahli Asing ……...-.….OB
7. Jumlah Tenaga Ahli
: Tenaga Ahli Indonesia ……..4..…OB

Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli


8. Asing Indonesia
a. (nama perusahaan) ..……-...….OB ....……-…….OB
b. (nama perusahaan) ..……-...….OB ………-…….OB

9. Tenaga Ahli tetap yang terlibat :


Posisi Keahlian Jumlah Personil

a Team Leader Teknik Sipil 1

b Teknik Sipil Sipil Struktur 2


c Teknik Sipil Sipil Pengairan 1

10. Uraian Pekerjaan :

PENGAWASAN PENURAPAN DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN PPI SELILI

13
1. Pengguna Jasa UPTD SEKOLAH PERTANIAN PEMBANGUNAN

2. Lokasi Kegiatan Samarinda

3. Nilai Kontrak Rp. 24.855.000,-

4. No.Kontrak 52.8/102/SPP/III/2018, Tgl. 6 Maret 2018

5. Periode 06 Maret 2018– 06 Juli 2018


Nama Perusahaan Utama ( Lead
: CV. MITRA UTAMA
6. Firm )
: Jl. Subulus Salam 56. Samarinda
Alamat
: Indonesia
Negara Asal
: Tenaga Ahli Asing ……...-.….OB
7. Jumlah Tenaga Ahli
: Tenaga Ahli Indonesia ……..3..…OB

Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli


8. Asing Indonesia
a. (nama perusahaan) ..……-...….OB ....……-…….OB
b. (nama perusahaan) ..……-...….OB ………-…….OB

9. Tenaga Ahli tetap yang terlibat :


Posisi Keahlian Jumlah Personil

a Team Leader Teknik Sipil 1

b Teknik Sipil Sipil Struktur 1


c Teknik Sipil Sipil Pengairan 1

10. Uraian Pekerjaan :

PENGAWASAN PEMBANGUNAN PINTU GERBANG DAN POS JAGA, PENURAPAN KOLAM, REHAB BENGKEL ALSINTAN, PENGECORAN /
PENUTUPAN PARET OUTLET, REHAB PAGAR, PEMBANGUNAN POS JAGA DAN PORTAL ASRAMA

14
1. Pengguna Jasa DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

2. Lokasi Kegiatan Samarinda

3. Nilai Kontrak Rp. 225.610.000,-

4. No.Kontrak 050.05/P3T/701/VI/2019 Tgl 14 Juni 2019

5. Periode 14 Juni 2019 – 25 Desember 2019


Nama Perusahaan Utama ( Lead
: CV. MITRA UTAMA
6. Firm )
: Jl. Subulus Salam 56. Samarinda
Alamat
: Indonesia
Negara Asal
: Tenaga Ahli Asing ……...-.….OB
7. Jumlah Tenaga Ahli
: Tenaga Ahli Indonesia ……..5..…OB

Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli


8. Asing Indonesia
a. (nama perusahaan) ..……-...….OB ....……-…….OB
b. (nama perusahaan) ..……-...….OB ………-…….OB

9. Tenaga Ahli tetap yang terlibat :


Posisi Keahlian Jumlah Personil

a Team Leader Teknik Sipil 1

b Teknik Sipil Sipil Struktur 2


c Teknik Sipil Sipil Pengairan 2

10. Uraian Pekerjaan :

KONSULTAN PENGAWAS PEMBANGUNAN TPI IKAN AIR TAWAR DI PPI SELILI SAMARINDA

15
1. Pengguna Jasa DINAS PEKERJAAN UMUM PENATAAN DAN PERUMAHAN RAKYAT

2. Lokasi Kegiatan Samarinda

3. Nilai Kontrak Rp. 129.387.500,-

4. No.Kontrak 602/558.b/CK-VIII/2019 Tgl 01 Agustus 2019

5. Periode 01 Agustus 2019 – 28 Desember 2019


Nama Perusahaan Utama ( Lead
: CV. MITRA UTAMA
6. Firm )
: Jl. Subulus Salam 56. Samarinda
Alamat
: Indonesia
Negara Asal
: Tenaga Ahli Asing ……...-.….OB
7. Jumlah Tenaga Ahli
: Tenaga Ahli Indonesia ……..3..…OB

Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli


8. Asing Indonesia
a. (nama perusahaan) ..……-...….OB ....……-…….OB
b. (nama perusahaan) ..……-...….OB ………-…….OB

9. Tenaga Ahli tetap yang terlibat :


Posisi Keahlian Jumlah Personil

a Team Leader Teknik Sipil 1

b Teknik Arsitektur Arsitektur 1


c Teknik Sipil Bangunan Gedung 1

10. Uraian Pekerjaan :

PENGAWASAN (SUPERVISI) REHAB GEDUNG DINAS PEKERJAAN UMUM PENATAAN RUANG DAN PERUMAHAN RAKYAT

16
1. Pengguna Jasa DINAS PENDIDIKAN PROV. Kalimantan TIMUR

2. Lokasi Kegiatan Samarinda

3. Nilai Kontrak Rp. 69.700.000,-

4. No.Kontrak 529/SPK/PWS.SMKN .12.SMD /Disdikbud.IV/2019 Tgl 06 September 2019

5. Periode 06 September 2019 – 13 januari 2020


Nama Perusahaan Utama ( Lead
: CV. MITRA UTAMA
6. Firm )
: Jl. Subulus Salam 56. Samarinda
Alamat
: Indonesia
Negara Asal
: Tenaga Ahli Asing ……...-.….OB
7. Jumlah Tenaga Ahli
: Tenaga Ahli Indonesia ……..3..…OB

Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli


8. Asing Indonesia
a. (nama perusahaan) ..……-...….OB ....……-…….OB
b. (nama perusahaan) ..……-...….OB ………-…….OB

9. Tenaga Ahli tetap yang terlibat :


Posisi Keahlian Jumlah Personil

a Team Leader Teknik Sipil 1

b Teknik Arsitektur Arsitektur 1


c Teknik Sipil Bangunan Gedung 1

10. Uraian Pekerjaan :

PENGAWASAN PEMBANGUNAN GEDUNG SMKN 12 SAMARINDA

17
PROPOSAL TEKNIS
BAB 3

1.1. PEMAHAMAN
Umum DAN TANGGAPAN
TERHADAP KAK
3.1 UMUM
Setelah konsultan mempelajari secara mendalam materi Kerangka Acuan Kerja yang
diberikan oleh pemberi kerja, sudah cukup jelas menggambarkan lingkup tugas yang harus
dikerjakan oleh konsultan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan “Pengawasan (supervisi)
Pembangunan IKIP PGRI” .

Atas kesempatan yang diberikan kepada CV. MITRA UTAMA untuk mengikuti pelelangan
jasa konsultan pekerjaan ini tidak lupa kami mengucapkan terima kasih.

Beberapa tanggapan sehubungan dengan lingkup tugas dan jenis pekerjaan “Review Design
dan Supervisi Pembangunan dan Peningkatan Saluran Drainase Jalan AW Syahrani
(Bankeu 2020).”

3.2 PEMAHAMAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA


3.2.1 Pemahaman Terhadap Judul Pekerjaan
Judul pekerjaan ini ditetapkan “Review Design dan Supervisi Pembangunan dan
Peningkatan Saluran Drainase Jalan AW Syahrani (Bankeu 2020).” Konsultan memahami
bahwa judul pekerjaan ini memiliki makna dalam rangka Pengawasan Konstruksi yang ada
di Jalan AW Syahrani Samarinda dapat dilakukan dengan teliti, agar di dapat kualitas
sarana dan prasarana yang aman, efektif dan efisien serta tepat guna.
Sedangkan sumber dana untuk pelaksanaan pekerjaan ini berasal dari dana Tahun
Anggaran 2020.

3.2.1. Pemahaman Terhadap Pendahuluan


Konsultan cukup memahami bahwa pekerjaan “Review Design dan Supervisi
Pembangunan dan Peningkatan Saluran Drainase Jalan AW Syahrani (Bankeu
2020).” sangat penting mengingat pembinaan dalam bidang Sumber Daya Air Kota
samarinda dan fasilitas lainnya harus memenuhi syarat seperti yang di uraikan
dengan jelas di dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK).

1
3.2.2. Pemahaman Terhadap Maksud dan Tujuan
Pemahaman konsultan terhadap tujuan utama pekerjaan ini adalah membuat
Pengawasan dan Review Design Drainase yang aman, efektif dan efisien serta tepat
guna dan yang paling penting adalah untuk mengetahui pelaksanaan konstruksi
darinase yang memenuhi spesifikasi teknik yang akan dilaksanakan pada tahun
anggaran 2020 ini.
3.2.3. Pemahaman Terhadap Dasar Hukum
Konsultan memahami dengan jelas Dasar Hukum yang melandasi terlaksananya
kegiatan tersebut di atas, dan sangat jelas telah di jabarkan di dalam Kerangka
Acuan Kerja (KAK).
3.2.4. Pemahaman Terhadap Keluaran (Output)
Konsultan memahami bahwa lingkup pekerjaan konsultan untuk pekerjaan Review
Design dan Supervisi Pembangunan dan Peningkatan Saluran Drainase Jalan AW
Syahrani (Bankeu 2020) secara garis besar mencakup kegiatan – kegiatan / tahapan
- tahapan sebagai berikut:
1. Tahap Pendahuluan (Informasi)
 Meminta informasi Kepada Pemimpin Kegiatan tentang Data Kegiatan yang
akan dijadikan pedoman awal dalam proses pekerjaan Pengawasan .
 Memberikan Data-data kebutuhan untuk pelaksanaan kegiatan Pengawasan,
baik data hasil survey pendahuluan ataupun data-data pendukung lainnya.
2. Tahap Survey
 Melakukan survey lapangan untuk mengetahui kondisi lokasi yaitu survey
langsung ke lokasi, melakukan pengukuran secara detail untuk kebutuhan
Pengawasan.
 Membuat dokumentasi kondisi lapngan secara visual.
3. Tahap monitoring
 Menginventaris data di lokasi dan mengevaluasi data
 Site Engineer menyusun rencana kegiatan dengan anggota team lainnya dan
selalu berkonsultasi dengan Pemimpin Kegiatan
4. Tahap Penyusunan Laporan
 Membuat Laporan sesuai dengan realisasi/ kondisi llokasi, hasil
Pengawasan di lokasi.
 Membuat catatan-catatan tentang pengaruh non teknis, seperti dampak
lingkungan dari perbaikan dan penataan ruang dinas dan faktor keindahan,
kebersihan dan kesehatan lingkungan.
 Membantu kontraktor dalam Menghitung / menganalisa Struktur Jalan yang
tepat dan sesuai dengan lingkungan yang terpenting agar didapat konstruksi
yang kuat.
 Membantu Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dalam Memeriksa dan
menandatangani Sertifikat Bulanan (MC)

2
3.2.5. Pemahaman Terhadap Manfaat (Outcomes)
Konsultan memahami dengan jelas manfaat dari pekerjaan tersebut di atas sesuai
yang di jelaskan di Kerangka Acuan Kerja (KAK).
3.2.6. Pemahaman Terhadap Organisasi Pelaksanaan
Konsultan memahami dengan jelas Organisasi Pelaksanaan seperti yang di jelaskan
di dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK). Dalam hal ini Pemimpin Pekerjaan yaitu
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), bertindak sebagai penanggung jawab pekerjaan
dan akan mempunyai peran dalam hal koordinasi khususnya secara administratif
dan teknis.
3.2.7. Pemahaman Terhadap Sumber Dana
Konsultan memahami dengan jelas Sumber Dana dari Pekerjaan yaitu melalui
(BANKEU) Tahun Anggaran 2020 dengan Pagu Dana Rp. 750.000.000,- (Tujuh Ratus
Lima Puluh Juta Rupiah).
3.2.8. Pemahaman Terhadap Lingkup Pekerjaan
Konsultan memahami dengan jelas Lingkup Pekerjaan yang akan dilaksanakan
sesuai urain penjelasan di dalam point - point Kerangka Acuan Kerja (KAK).
3.2.9. Pemahaman Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan sebagaimana ditetapkan dalam Kerangka Acuan Kerja adalah
270 (Dua Ratus Tujuh Puluh) hari kalender sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK).
3.2.10. Pemahaman Terhadap Tenaga Ahli
Konsultan memahami bahwa untuk melaksanakan pekerjaan ini diperlukan
berbagai tenaga ahli yang sudah berpengalaman dalam menangani proyek – proyek
Pengawasan (Supervisi) Konstruksi. Sesuai dengan ketentuan dalam Kerangka
Acuan Kerja (KAK), kebutuhan tenaga ahli ini kami uraikan secara garis besar untuk
pekerjaan ini meliputi :
a. Ketua Tim
Ketua Tim disyaratkan seorang Sarjana (S1) dengan latar belakang
pendidikan di bidang Teknik Sipil lulusan Universitas/Perguruan Tinggi
Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah diakreditasi atau yang telah
lulus ujian negara atau Perguruan Tinggi Luar Negeri yang telah diakreditasi.
Ketua Tim adalah berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan
pengawasan pembangunan prasarana keairan dan memiliki pengalaman
keahlian di rekayasa sungai/drainase, lebih diutamakan yang telah
mempunyai pengalaman minimal 6 (enam) tahun, dan diutamakan yang telah

3
mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang Pekerjaan Umum (PU)
dari LPJK. Sebagai ketua tim, tugas utamanya adalah memimpin dan
mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja dalam pelaksanaan
pekerjaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai. Ketua tim
hendaknya memunyai kemampuan memimpin dan dapat bekerja sama
dengan pihak lain, serta mempunyai sertifikat keahlian (SKA) Ahli Sumber
Daya Air Madya di Bidang SDA.
b. Ahli Konstruksi (Ahli SDA)
Ahli Konstruksi (Ahli SDA) adalah Ahli Teknik Sumber Daya Air adalah
seseorang yang diberikan kewenangan untuk merencanakan, melaksanakan
dan mengawasi pekerjaan konstruksi sumber daya air yang meliputi
pekerjaan Drainase, Irigasi, Sungai, Rawa, Pantai, Konservasi dan Air Baku
ditandai kepemilikan Sertifikat Kompetensi Ahli Sumber Daya Air.
c. Ahli K3 Konstruksi
Uraian Tugas Dan Tanggung Jawab Tenaga Ahli K3 Konstruksi Muda adalah
sebagai berikut :
 Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan
terkait K3 Konstruksi
 Mengkaji dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan konstruksi
 Merencanakan dan menyusun program K3
 Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3
 Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan
program, prosedur kerja dan instruksi kerja K3
 Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan
pedoman teknis K3 konstruksi
 Mengusulkan perbaikan metode kerja pelaksanaan konstruksi
berbasis K3, jika diperlukan
 Melakukan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
serta keadaan darurat
d. Inspector
 Bertanggung jawab kepada Ketua Tim untuk mengawasi kualitas
konstruksi dan memastikan berdasarkan basis harian bahwa
pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan dokumen kontrak, spesifikasi,
gambar-gambar kerja yang sudah disyahkan oleh Site Engineer.

4
 Mengawasi semua pengambilan contoh material dan pengadaan
transportasi ke laboratorium untuk dites, setelah pengetesan
Inspector harus menginformasikan kepada kontraktor tentang hasil
pengujian dan setiap perbaikan yang dibutuhkan.
 Membuat catatan harian tentang aktivitas kontraktor dan engineer
dengan format laporan standard dan memberitahukan kontraktor
secara tertulis terhadap penyimpangan-penyimpangan yang
dilakukannya.
 Menggambar kemajuan harian yang dicapai kontraktor pada grafik
(chart) yang telah disetujui.
 Membantu Ketua Tim dalam membuat laporan dan serah terima
sementara serta pemeriksaan kualitas dilapangan.
 Memonitor dan melaporkan setiap kejadian (kecelakaan, kebakaran,
dan lain-lain) serta ketidak beresan di lapangan kepada Ketua Tim.
e. Surveyor
 Mengikuti petunjuk teknis dan instruksi dari Ketua Tim, serta
mengusahakan agar Ketua Tim dan Pejabat Pembuat Komitmen
selalu mendapat informasi yang diperlukan dengan pengendalian
volume pekerjaan.
 Melaksanakan pengawasan harian, agar pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan oleh kontraktor sesuai dengan desain dan volume yang
ditentukan.
 Melaksanakan dan mengawasi proses pengukuran dan pemetaan,
baik itu untuk alinyemen Horizontal dan Vertikal ataupun Cross
Section.
 Setiap saat mengikuti petunjuk teknis dan spesifikasi yang
tercantum dalam dokumen kontrak.
 Mengecek dan mengukur volume bahan dan pekerjaan yang
dihasilkan oleh kontraktor, untuk dipakai sebagai dasar
pembuatan pembayaran bulanan (Monthly Certificate).
 Membantu Ketua Tim dalam membuat laporan dan serah terima
sementara serta pemeriksaan kualitas dilapangan.
f. Drafter
 Mengkoordinir seluruh kegiatan penggambaran

5
 Membantu editing data untuk penggambaran Topografi dan bathimetri
serta detail desain.
 Membantu Ketua Tim dan memberi petunjuk tentang aturan
penggambaran yang telah ditentukan didalam KAK.
 Memeriksa gambar-gambar dari perencanaan awal.
 Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan Penggambaran Shop
Drawing dan asBuilt Drawing.
g. Administrasi
 Menangani masalah administrasi dan umum di lingkungan proyek.
 Membuat laporan – laporan yang telah ditetapkan secara berkala.
 Melakukan pencatatan berkas – berkas transaksi.
 Bertanggung jawab kepada Ketua Tim atas tugas – tugas yang
diberikan.
3.2.11. Pemahaman Pelaporan Pekerjaan
Konsultan memahami setiap laporan yang disusun dan akan di serahkan kepada
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Jumlah Laporan yang akan di serahkan telah
sangat jelas diuraikan di dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK).
Laporan yang akan disusun dan diserahkan antara lain :
 Laporan Pendahuluan
 Laporan Pertengahan
 Laporan Bulanan
 Laporan akhir
 Dokumentasi Kegiatan Pekerjaan
 Pembuaatan Gambar Shop Drawing dan AsBuilt Drawing
 Leaflet
 Eksternal hardisk
 Banner Progress
3.2.12. Pemahaman Diskusi
Konsultan akan seslau melakukan diskusi secara intens dengan Pengguna Jasa
dalam hal ini Pejabat Pembuat komitmen (PPK). Dan semua hasil diskusi yang telah
di sepakti bersama akan di jadikan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan dilapangan
dan akan di tuangkan dalan Berita Acara Hasil Rapat.
3.2.13. Pemahaman Lain – lain Kewajiban Penyedia Jasa
Konsultan memahami Kewajiban lain – lain seperti dengan jelas di uraikan di dalam
Kerangka Acuan Kerja (KAK).

6
3.3 Tanggapan Terhadap Kerangka Acuan Kerja
Dengan mempelajari point-point yang terkandung di dalam Kerangka Acuan Keja
dan Didukung Penjelasan di dalam Kerangka Acuan Kerja, CV. MITRA UTAMA dapat
menyimpulkan uraian pekerjaan yang ditawarkan, sehingga CV. MITRA UTAMA
merasa yakin mampu mengemban tanggung jawab pekerjaan serta mencapai
sasaran yang diinginkan oleh Pemberi Tugas. Meskipun demikian, ada beberapa hal
yang menjadi hambatan dalam pemahaman terhadap Kerangka Acuan Kerja
tersebut. Tetapi hal itu tidak terlalu menjadi hambatan karena CV. MITRA UTAMA
telah berpengalaman menyelesaikan pekerjan – pekerjaan serupa.
Adapun Tanggapan Terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK) sebagai berikut :

1. TANGGAPAN TERHADAP LATAR BELAKANG


2. TANGGAPAN TERHADAP MAKSUD DAN TUJUAN
3. TANGGAPAN TERHADAP DASAR HUKUM
4. TANGGAPAN TERHADAP KELUARAN PEKERJAAN (OUTPUT)
5. TANGGAPAN TERHADAP MANFAAT (OUTCOMES)
6. TANGGAPAN TERHADAP ORGANISASI PELAKSANAAN
7. TANGGAPAN TERHADAP SUMBER DANA
8. TANGGAPAN TERHADAP LINGKUP PEKERJAAN
9. TANGGAPAN TERHADAP WAKTU PELAKSANAAN
10. TANGGAPAN TERHADAP TENAGA AHLI
11. TANGGAPAN TERHADAP PELAPORAN PEKERJAAN
12. TANGGAPAN TERHADAP DISKUSI
13. TANGGAPAN TERHADAP LAIN – LAIN KEWAJIBAN PENYEDIA JASA

3.3.1. TANGGAPAN TERHADAP LATAR BELAKANG

Setelah Kami membaca dan mempelajari isi dari latar belakang pekerjaan yang
dijelaskan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK), kami memahami dengan jelas dan
perusahaan CV. MITRA UTAMA Konsultan yang saya pimpin, akan berusaha
melaksanakan pekerjaan Review Design dan Supervisi Pembangunan dan
Peningkatan Saluran Drainase Jalan AW Syahrani (Bankeu 2020) dengan
semaksimal mungkin, untuk mewujudkan tujuan-tujuan yang diharapkan oleh
Kuasa Penguna Anggaran.
Kami selaku penyedia jasa konsultan akan melaksanakan pekerjaaan Pengawasan
(supervisi) Pembangunan IKIP PGRI, dengan sebaik- baiknya dengan menggunakan
Metodologi yang akurat dengan prinsip-prinsip dan selalu memperhatikan program
kerja dan pengendalian seluruh proses pembangunan Fisik, serta kami akan
memperhatikan tahapan-tahapan pelaksanaan pembangunan.
Dalam rangka mempersiapkan pelaksanaan pekerjaan kami konsultan, akan
melakukan, pengamatan-pengamatan serta penelitan yang cermat dan akurat dari
berbagai aspek, sehingga terjadinya efisiensi dari segi waktu pelaksanaan,

7
pembangunan tanpa mengurangi tujuan pembangunan fisik, yang sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (K.A.K) yang telah dibuat oleh Kuasa Pengguna Anggaran.

3.3.2. TANGGAPAN TERHADAP MAKSUD DAN TUJUAN

Kami telah mengetahui dan memahami dengan jelas Maksud dan Tujuan dari
pekerjaan pengawasan ini, dan kami selaku konsultan akan mewujudkan hasil
Pembangunan yang baik berkwalitas dan menjadi yang komprehensip dan aplikabel
dengan dasar Dokumen Pelaksanaan, yang kami akan melaksanakan adalah :
1. Kami akan melaksanakan pekerjaan Pengawasan ini dengan dasar Hukum yang
tertera didalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) serta sesuai dengan peraturan
Daerah dan standar yang berlaku;
2. Kami akan menghasilkan Review Design dan Supervisi Pembangunan dan
Peningkatan Saluran Drainase Jalan AW Syahrani (Bankeu 2020) yang sesuai
dengan estetika bangunan yang ada dan sesuai yang dujelaskan dalam KAK.
3. Hasil pengawasan kami berupa Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, Laporan
Bulanan, Laporan Akhir dan Dokumentasi selama kegiatan Konstruksi
berlangsung dari awal hingga akhir, dan yang memenuhi persyaratan yang
tercantum didalam spesifikasi (tepat mutu), dan dilaksanakan secara tepat
biaya dan tepat waktu.

3.3.3. TANGGAPAN TERHADAP DASAR HUKUM

Dasar – dasar Hukum terhadap kegiatan Review Design dan Supervisi


Pembangunan dan Peningkatan Saluran Drainase Jalan AW Syahrani (Bankeu 2020)
sudah sangat jelas diuraikan di dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan kami akan
selalu mematuhi dan memenuhi sesuai dasar – dasar hukum tersebut.

3.3.4. TANGGAPAN TERHADAP KELUARAN PEKERJAAN (OUTPUT)

Hal-hal yang pokok dalam penanganan hasil keluaran pekerjaan tersebut, dapat
kami simpulkan sebagai berikut :

 Pengendalian Waktu
 Pengendalian Mutu
 Pengendalian Biaya
 Pengendalian Keselamatan Kerja

3.3.5. TANGGAPAN TERHADAP MANFAAT (OUTCOMES)

Manfaat yang akan di dapat di dalam pekerjaan ini telah jelas di uraikan di dalam
Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan kami juga akan melaksanakan tugas dalam
pekerjaan ini antara lain :

o Disamping memberikan layanan jasa supervisi sesuai Kerangka Acuan


Tugas, konsultan akan berusaha pula mengaplikasikan pengalamannya untuk
melakukaan langkah-langkah efektif sehingga dapat memberikan hasil yang
terbaik.
o Melaksanakan pengawasan untuk pengendalian biaya proyek dan berusaha
dalam hal efisiensi penggunaan biaya proyek.

8
o Selain melakukan monitoring kemajuan pekerjaan, juga akan senantiasa
membuat metode pelaksanaan dan menyusun teknik penjadwalan kegiatan
untuk mendapatkan penghematan waktu.
o Senantiasa berorientasi pada pelaksanaan program pengawasan kendali
mutu secara efektif.
o Senantiasa menjalin kerjasama secara harmonis dengan pihak kontraktor
dalam memecahkan masalah-masalah pelaksanaan pekerjaan dan
pendaya-gunakan struktur organisasinya.

3.3.6. TANGGAPAN TERHADAP ORGANISASI PELAKSANAAN

Hubungan Konsultan dengan Instansi terkait pada proyek ini adalah Konsultan akan
senantiasa membina kerjasama secara harmonis dengan instansi-instansi yang
terkait dengan proyek dan bertanggung jawab penuh kepada Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) Program Pengendalian Banjir Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kota Samarinda.

3.3.7. TANGGAPAN TERHADAP SUMBER DANA

Konsultan mengetahui dengan jelas Sumber Pendanaan dari Pekerjaan tersebut di


atas seperti yng telah di jelaskan di dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) yaitu dari
BANKEU melalui DIPA Term Of Reference (TOR) Supervisi Konsultan Review Design
dan SupervisiTahun Anggaran 2020.

3.3.8. TANGGAPAN TERHADAP LINGKUP PEKERJAAN

Jenis dan lingkup pekerjaan untuk Pekerjaan Review Design dan Supervisi
Pembangunan dan Peningkatan Saluran Drainase Jalan AW Syahrani (Bankeu 2020)
yang dibiayai oleh Dana BANKEU Tahun Anggaran 2020 adalah melakukan
penanganan pekerjaan pengawasan secara Optimal sesuai yang di jelaskan dan
diuraikan secara rinci di dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK).

3.3.9. TANGGAPAN TERHADAP WAKTU PELAKSANAAN

Jangka waktu Layanan Jasa Pengawasan diperkirakan adalah 270 (Dua Ratus
Sembilan) Hari Kalender atau 9 (Sembilan) Bulan. Kami akan memaksimalkan
waktu yang disediakan Penguna Jasa secara optimal agar supaya menghasilkan
produk pekerjaan yang sesuai yang di rincikan di dalam Kerangka Acuan Kerja
(KAK).
Adapun lokasi pelaksanaan pekerjaan yang akan ditangani oleh Konsultan
pengawas ini terletak di Jalan AW Syahrani Kota samarinda.

3.3.10. TANGGAPAN TERHADAP TENAGA AHLI

Kami selaku konsultan pengawas setuju dan memahami dengan baik, sesuai
dengan yang dijelaskan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) , bahwa, Konsultan
Pengawas akan menggunakan Tenaga ahli yang cukup berpengalaman di bidangnya
masing – masing untuk mensukseskan pekerjaan tersebut di atas.
Tenaga Ahli yang disyaratkan sebagai berikut :

1. Ketua Tim (Ahli SDA)


2. Ahli Konstruksi (Ahli SDA)
3. Ahli K3

9
4. Inspector
5. Surveyor
6. Drafter
7. Sekretaris

3.3.11. TANGGAPAN TERHADAP PELAPORAN PEKERJAAN

Keluaran yang dihasilkan dari kegiatan seperti yang di jelaskan di dalam Kerangka
Acuan Kerja (KAK) adalah berupa Laporan yang berisi kegiatan pengawasan teknis
yaitu :

1. Laporan Pendahuluan
2. Laporan Rencana Mutu Kontrak
3. Laporan Pertengahan
4. Laporan Bulanan
5. Laporan Akhir
6. Dokumentasi Kegiatan
7. Hard Disk Berisi Semua Laporan Kegiatan

3.3.12. TANGGAPAN TERHADAP DISKUSI

Kami selaku konsultan pengawas setuju akan selalu mengadakan Diskusi dan
Penjelasan Teknis yang berkaitan dengan pekerjaan dan keadaan ataupun kondisi di
lapangan secara kontinyu. Dan akan berusaha semaksimal mungkin memberikan
solusi – solusi teknis yang berkaitan dengan kendala – kendala yang terjadi dengan
pekerjaandilapangan.

3.3.13. TANGGAPAN TERHADAP LAIN – LAIN KEWAJIBAN PENYEDIA JASA

Konsultan pengawas setuju akan selalu mengikuti apa yang sudah di arahkan di
dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) di antaranya :

 Konsultan pengawasas setiap hari akan berkantor di lapangan.


 Konsultan pengawas akan selalu menyelesaikan pekerjaan sesuai ketentuan
di tuangkan di dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK).
 Konsultan pengawas akan menyediakan Tenaga Ahli atau Personil sesuai
ketentuan di tuangkan di dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK).
 Konsultan pengawas akan menempatkan Tenaga Ahli yang tercantum dalam
Kontrak di lokasi kerja setiap hari agar supaya mudah dalam berkoordinasi
di lapangan dengan Penggunan Jasa.
 Semaksimal mungkin menyelesaikan pekerjaan Tepat waktu sesuai di dalam
Kontrak.
 Konsultan pengawas akan selalu Mendiskusikan Permasalahan Teknis Di
Lapangan dengan Wakil yang di tunjuk Penguna Jasa.
 Konsultan pengawas akan Menemui apabila di panggil oleh Penguna Jasa
dan akan mengambil keputusan Teknis lapangan apabila diperlukan.
 Konsultan pengawas akan menyediakan peralatan yang sesuai di dalam
kontrak.

Demikian Pemahaman dan Tanggapan Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konsultan Pengawas
ini kami buat untuk dipergunakan sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan dan kami akan
selalu mematuhi semua ketentuan yan telah di tuangkan di dalam Kerangka Acuan Kerja
(KAK). Terima Kasih atas perhatian dan kerjasamanya.

10
PROPOSAL TEKNIS
BAB 4

1.1. GAMBARAN
Umum UMUM PEKERJAAN

Konsultan Pengawas bertugas untuk mengawasi pekerjaan konstruksi dengan melakukan


pengendalian pelaksanaan pekerjaan dilapangan, agar pelaksanaan pekerjaan tersebut
sesuai dengan rencana mutu, biaya, waktu dan sasaran hasil kinerja pekerjaan
berdasarkan ketetapan di dalam kontrak jasa konstruksi. Disamping itu Konsultan
Pengawas juga berperan membantu Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan (PTPK) dalam pengendalian mutu pekerjaan dilapangan dengan
menerapkan prosedur kerja dan uji mutu bahan pada setiap tahapan pekerjaan sesuai
dokumen kontrak dan melakukan evaluasi teknis jika terjadi perubahan kinerja pekerjaan.

Pengawasan kegiatan konstruksi drainase dapat dilakukan oleh Penyedia Jasa Konsultansi
sebagai Konsultan Supervisi yang bertindak sebagai “Direksi Teknis” yang bertugas
membantu Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PTPK)
selaku “Direksi Pekerjaan” dalam pengawasan pekerjaan di lapangan baik secara teknis
dan administrasi kegiatan dan Penyedia Jasa Pemborongan atau Kontraktor sebagai
“Pelaksana Pekerjaan”. Secara Umum lingkup pekerjaan pengawasan/supervisi antara lain
:

1. Melaksanakan pekerjaan pengawasan teknis pekerjaan yang ditangani agar


dipreroleh hasil pekerjaan yang sesuai dengan spesifikasi teknik, sehingga
terhindar dari resiko kegagalan konstruksi .
2. Melaksanakan pengawasan teknis terhadap pekerjaan di lapangan secara
profesional, efektif dan efisien, pada setiap tahapan kegiatan dan memahami
prosedur atau metode pelaksanaan pekerjaan.
3. Pengendalian mutu pekerjaan di lapangan dengan menerapkan prosedur kerja, uji
mutu bahan olahan dan hasil pekerjaan pada setiap tahapan kegiatan pekerjaan
sesuai persyaratan dalam dokumen kontrak.
4. Menyiapkan laporan progress pekerjaan dilapangan, dan sistem administrasi
pekerjaan serta membuat rekomendasi setiap permasalahan yang timbul
dilapangan.
5. Membuat laporan teknis (bila diperlukan) pada setiap terjadinya perubahan kinerja
pekerjaan.
6. Monitoring secara berkala dan mengevaluasi performa/kinerja hasil pekerjaan
dilapangan.
7. Verifikasi progres fisik dan progres keuangan yang diajukan oleh penyedia jasa
konstruksi (kontraktor).

1
Kualifikasi Konsultan Pengawas yang diharapkan dalam pengawasan pekerjaan konstruksi
antara lain :

a. Memiliki pengetahuan (knowledge)


 Memahami dokumen kontrak.
 Memahami pekerjaan yang harus diawasi.
 Memahami bahan.
 Memahami prinsip kerja peralatan.
 Memahami meroda pelaksanaan.
 Memahami cara pengambilan contoh/penhujian.
 Memahami cara desain.

b. Memiliki nalar (common sense)


 Nalar = sound practical judgment derived from experience rather than study.
 Memiliki nalar berbeda dengan berpengatahuan
 Memiliki nalar mengandung arti mempunyai kemampuan menafsirkan
spesifikasi sesuai dengan tujuannya.
 Nalar tumbuh melalui pengetahuan, tapi nalar tidak dapat dipelajari dari buku.

c. Jeli (observational skill)


 Pengawas hanya dapat bertindak berdasarkan hasil pengamatannya.
 Pengawas tidak hanya harus mengamati yang terjadi di sekelilingnya, tetapi dia
harus “melihat” yang teramati.
 “Melihat” berarti berfikir tentang yang dilihat mata.
 Tanpa “melihat”, pengawas hanya dapat mengetahui kondisi yang salah, tetapi tidak
menyadari dampaknya.

d. Komunikatif (courtesy)
 Salah satu kewajiban utama pengawas adalah memberi tahu kontraktor
tentang kondisi yang tidak memuaskan atau apabila spesifikasi tidak dipenuhi.
 Kontraktor mengharapkan agar pengawas dapat memberi masukan yang
obyektif.
 Cara menyampaikan masukan oleh pengawas sering menimbulkan hubungan tidak
baik antara kontraktor dengan pengawas,
 Dalam praktek sering terjadi bahwa cara menyampaikan adalah lebih penting
daripada isi yang disampaikan.
 Penyampaian dengan cara yang kasar dan menyinggung perlu dihindarkan.

Adapun Tugas dan Tanggung Jawab Konsultan Pengawas antara lain :

1. Inspeksi dan Persetujuan yang meliputi :

a. Persetujuan gambar kerja dan spesifikasi untuk pekerjaan sementara;


b. Persetujuan ijin pekerjaan (Request of Works);
c. Penerbitan instruksi kepada Penyedia Jasa;
d. Persetujuan usulan program kerja Penyedia Jasa;
e. Persetujuan Metode Kerja Penyedia Jasa;
f. Instruksi kepada Penyedia Jasa berkaitan dengan Pemberitahuan Dini;
g. Cek kelaikan peralatan yang digunakan Penyedia Jasa;
h. Instruksi Pekerjaan Harian.

2
2. Pengetesan Material (Uji Mutu) yang meliputi :

a. Pengesahan Rancangan Mutu Kerja;


b. Penerimaan Hasil Pengujian Material;
c. Penerimaan Hasil Pekerjaan di lapangan;
d. Identifikasi Pekerjaan Cacat Mutu;
e. Instruksi pengujian tambahan;
f. Pengesahan perbaikan Pekerjaan Cacat Mutu;
g. Instruksi kepada Penyedia Jasa untuk memperbaiki Pekerjaan Cacat.

3. Pengujian untuk Pengukuran dan Pembayaran yang meliputi :

a. Pengesahan jumlah tertentu yang dapat dibayarkan;


b. Pengesahan nilai pekerjaan yang selesai di kerjakan;
c. Pengesahan Sertifikat Bulanan;
d. Pengesahan pembayaran pekerjaan harian;
e. Pengesahan Pekerjaan Selesai;
f. Pengesahan pembayaran akhir.

4. Laporan Progres dan Administrasi Pekerjaan yang meliputi :

a. Laporan Harian (Daily Report);


b. Laporan Progress Mingguan (Weekly Progress Report);
c. Laporan Progress Bulanan (Monthly Progress Report);
d. Laporan Teknik (Technical Report);
e. Menyiapkan Sistem Informasi Laporan/Pekerjaan.

Setiap aktifitas pekerjaan maupun kegiatan rapat koordinasi pekerjaan harus dibuat
bukti kerja baik itu hasil survey pekerjaan, hasil pengujian, hasil perhitungan dan
hasil rapat koordinasi yang dibuat dalam berita acara rapat. Semua kewajiban,
tanggung jawab dan wewenang setiap personil yang terlibat pada organisasi Direksi
Teknis telah ditetapkan sebagaimana dalam Kontrak Penyedia Jasa Konsultansi,
untuk itu tugas-tugas masing personil harus dirinci dengan jelas sesuai lingkup
pekerjaannya, sehingga tidak ada lagi bagian dari pekerjaan yang tersisa yang tidak
memiliki petugas untuk menanganinya.
Didalam rapat pra-pelaksanaan harus telah ditetapkan tatacara untuk
mengendalikan semua bukti kerja, dengan cara mencatat, memberi penomoran
berdasarkan katagori atau jenis pekerjaan.
Bukti kerja harus diagendakan berdasarkan masing masing jenis pekerjaan,
penyimpanan bukti kerja harus diurut sedemikian rupa berdasarkan tanggal
pelaksanaan atau penerbitan bukti kerja, agar memudahkan dalam penelusuran
data. Contoh bukti kerja antara lain :

1. Berita Acara Rapat.


2. Hasil Pengisian Daftar Simak setiap kegiatan pekerjaan.
3. Hasil Survey.
4. Hasil Perhitungan.
5. Hasil Pengetesan/Pengujian.
6. Laporan laporan (mingguan, bulanan, triwulan).
7. Laporan Khusus/Teknis/Justifikasi Teknis.
8. dan perangkat pengawasan lainnya.

3
PROPOSAL TEKNIS
BAB 5

1.1. METODOLOGI
Umum DAN PROGRAM
KERJA
5.1 PENDAHULUAN
Tugas pokok Konsultan, sesuai ketentuan yang digariskan Kerangka Acuan Kerja, adalah
jasa konsultan Pengawasan Review Design dan Supervisi Pembangunan dan Peningkatan
Saluran Drainase Jalan AW Syahrani (Bankeu 2020).

Saat ini begitu banyak permasalahan lingkungan yang terjadi, diantaranya adalah
genangan. Kini genangan sudah umum terjadi di kawasan pedesaan dan perkotaan.
Persoalan ini diakibatkan karena berbagai hal, salah satu penyebabnya adalah kurangnya
perhatian dalam mengelola sistem drainase. Sistem drainase sendiri terdiri dari empat
macam, yaitu sistem drainase primer, sistem drainase sekunder, sistem drainase tersier
dan sistem drainase kuarter. Sistem drainase ini memiliki peran dan fungsinya masing-
masing. Alih fungsi ini tidak hanya menimbulkan satu permasalahan saja, tetapi nantinya
akan timbulnya kekacauan dalam penanganan sistem drainase pula.

Permasalahan-Permasalahan ini terjadi akibat adanya peningkatan debit pada saluran


drainase. Penyebab lainnya adalah karena peningkatan jumlah penduduk, amblesan tanah,
penyempitan dan pendangkalan saluran, sampah di saluran drainase serta kerusakan
infrastruktur bangunan di sekitar saluran. Pertama perlu dipahami bahwa masalah
genangan adalah bukan masalah parsial, tetapi masalah yang terintegrasi. Begitu juga
penanganannya harus dilakukan secara terintegrasi. Masalah genangan erat sekali
kaitannya dengan sistem drainase yang kita terapkan, dimana dalam sistem drainase
seluruh komponen masyarakat pasti terlibat. Di dalam mendukung pelaksanaan
pembangunan infrastruktur saluran drainase seperti yang diharapkan, diperlukan suatu
perencanaan detail yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat di Kawasan &
Permukiman yang dimaksud.

Di dalam rangka mewujudkan pelaksanaan fisik yang baik dalam arti tepat waktu,
mutu, dan dimensi sangat tergantung dari kemampuan ahli dari Konsultan Perencana
dalam memberikan laporan profesionalismenya dimulai dari penyusunan progam dan
konsultasi pada fase pelaksanaan konstruksi fisiknya, disamping untuk mewujudkan
gagasan tersebut sangat tergantung pula pada bimbingan dan pembinaan unsur-unsur
teknis yang berwenang dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Kota
Samarinda.

Identifikasi Proyek dan Identifikasi Masalah Proyek

Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) pelaksanaan pembangunan pekerjaan


tersebut keseluruhannya diidentifikasi sebagai berikut :

1
1. Pengguna Jasa / Pemimpin Kegiatan adalah Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan
Ruang Kota Samarinda.
2. Jenis Kegiatan : Review Design dan Supervisi Pembangunan dan Peningkatan
Saluran Drainase Jalan AW Syahrani (Bankeu 2020).

5.2 IDENTIFIKASI MASALAH


a. Fisik Pekerjaan

Deteksi identifikasi masalah oleh Pengawas, usulan penanganan dengan dukungan tenaga
ahli dan teknisi yang profesional dalam jumlah yang memadai beserta pengalaman kerja
yang relevan, fasilitas peralatan yang diperlukan, serta referansi pekerjaan memberikan
gambaran metodologi dalam menyelesaikan pekerjaan ini untuk suatu sasaran yang dapat
dipastikan.

Sehingga integrasi dari keseluruhan pekerjaan yang akan diawasi yang seksama di dalam
pengawasannya, maka dalam hal ini konsultan harus bertindak sesuai dengan fungsinya.

Penyediaan lokasi untuk pekerjaan-pekerjaan yang akan diawasi yang secara fisik akan
menentukan sempurnanya hubungan fungsi atau dengan yang lain ke dalam ataupun ke
luar.

Tersedianya luasan lokasi perlu mendapatkan perhatian yang seksama dalam langkah awal
pengawasannya, bahwa pekerjaan pengawasan ini terletak dalam lingkungan pemukiman
sehingga evaluasi oleh konsultan akan berorientasi pada keseluruhan lingkungan.

b. Waktu

Waktu yang tersedia untuk pelaksanaan pengawasan sesuai dengan masa pelaksanaan
konstruksi fisik adalah 270 (Dua Ratus Tujuh Puluh) hari kerja dengan masa pemeliharaan
180 (seratus delapan puluh) hari kerja bukanlah merupakan waktu yang panjang, meskipun
bukan pula masa yang terlalu singkat. Oleh karenanya pengendalian perlu dilakukan
dengan pengawasan yang tepat.

5.3 SISTEM DAN MEKANISME PENANGANAN PEKERJAAN


Dalam melaksanakan tugas sebagai konsultan pengawas khususnya untuk
pekerjaan Pembangunan dan Peningkatan Saluran Drainase Jalan AW Syahrani , dan
melengkapi data-data sebagaimana yang tersebut dalam penawaran pekerjaan disamping
untuk mencapai atau menunjang waktu yang efektif dan efisien dengan hasil di mana ada
beberapa faktor yang harus dipenuhi diantaranya adalah :

1. Mobilisasi dan Demobilisasi


2. KAK (Kerangka Acuan Kerja) yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK).
3. Pekerjaan Pengawasan, meliputi :

2
a. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas,
dan laju pencapaian volume (progress).
b. Mengawasi pekerjaan serta produknya, mengawasi ketepatan waktu dan
biaya konstruksi.
c. Mengisi Buku Harian Lapangan (BHL) tentang kemajuan pekerjaan
konstruksi setiap hari.
d. Mengusulkan perubahan-perubahan serta penyesuaian-penyesuaian di
lapangan kepada Pengguna Jasa untuk memecah persoalan-persoalan yang
terjadi selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, terhadap perubahan
tersebut dibuat gambar perubahan (Shop Drawings).
e. Menandatangani berita acara bobot pekerjaan yang diajukan oleh
kontraktor/pelaksana
f. Menyelenggarakan rapat di lapangan/lokasi secara terbuka.
g. Membuat laporan Mingguan dan Bulanan kepada pengguna jasa mengenai
pelaksanaan pekerjaan oleh kontraktor atau pelaksana, masukan hasil-hasil
rapat di lapangan, penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh
kontraktor atau pelaksana yang sudah diperbaiki maupun yang belum
diperbaikidan hal-hal lain yang terjadi di lapangan.
h. Penyimpangan-penyimpangan tersebut pada point (g) diatas harus dicatat
oleh pengawas teknis dalam buku harian lapangan (BHL) yang disediakan
oleh kontraktor atau pelaksana dan selalu berada di lapangan.
i. Menyusun daftar cacat-cacat/kerusakan sebelum serah terima pertama
,mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan, dan menyusun laporan
akhir pekerjaan pengawasan.
j. Membuat jadwal pelaksanaan dan kurva S pengawasan
k. Membantu pengguna Jasa dalam menyusun dokumen-dokumen serah
terima pekerjaan.
4. Out Put Pekerjaan Pengawasan berupa :
1) Laporan Mingguan 5 (lima) rangkap berisi tentang :
a. Akumulasi Laporan Harian
b. Pestasi Mingguan
2) Laporan Bulanan 5 (lima) rangkap berisi tentang :
a. Akumulasi Laporan Mingguan
b. Prestasi Bulanan
3) Laporan Akhir Pekerjaan Pengawasan
4) Dokumentasi Pelaksanaan Pekerjaan

3
5.4 FUNGSI KONSULTAN PENGAWAS
Secara skematis, lingkup pekerjaan ini dapat dilihat pada Gambar di bawah ini :

Fungsi konsultan pengawas pada dasarnya dibagi dalam 2 (dua) fungsi, yaitu :

1) Fungsi administratif
o Membantu Pengguna Jasa dalam memahami dan melaksanakan ketentuan-
ketentuan hukum yang tercantum dalam dokumen kontrak, terutama
sehubungan dengan penentuan kewajiban dan tugas Penyedia Jasa
Pemborongan.
o Mengadakan komunikasi dan surat-menyurat, membuat memorandum atas
pekerjaan konstruksi saluran saluran dan koker untuk jenis penanganan
(peningkatan pemeliharaan/perbaikan, pembangunan baru).
o Membuat dokumentasi hasil-hasil test pelaksanaan pekerjaan berupa, foto-
foto yang dibuat sebelum pekerjaan berlangsung (mulai), sedang berjalan
dan pekerjaan selesai, serta kejadian di lapangan lainnya.
o Menyiapkan dokumendasi sehubungan dengan Contract Change Order dan
Addendum sehingga perubahan-perubahan kontrak yang diperlukan dapat
dibuat secara optimal dengan mempertimbangkan semua aspek yang ada.
o Menyiapkan dan menyampaikan laporan pekerjaan secara berkala.
2) Fungsi pengawasan (supervisi)
 Membantu Pengguna Jasa dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya
dalam mengendalikan pelaksanaan pekerjaan agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai desain, persyaratan dan ketentuan yang tercantum
dalam dokumen kontrak serta jadwal waktu yang telah ditetapkan.
 Melaksanakan pengumpulan data lapangan yang diperlukan secara
terperinci untuk mendukung review design (bila ada), dan membantu
Pengguna Jasa agar perubahan desain tersebut dapat dilaksanakan.

4
 Melaksanakan pengecekan secara cermat semua pengukuran dan
perhitungan volume pekerjaan yang akan dipakai sebagai dasar pembayaran,
sehingga semua pengukuran pekerjaan, perhitungan volume dan
pembayaran didasarkan kepada ketentuan yang tercantum dalam dokumen
kontrak.
 Meninjau pengadaan personil dan peralatan Penyedia Jasa Pemborongan
sesuai dengan kebutuhan yang dipersyaratkan.
 Memantau dan mengecheck pengendalian mutu dan volume pekerjaan untuk
sertifikasi “Monthly Certificate (MC)”.
 Melakukan pengecheckan dan persetujuan gambar terlaksana (as built
drawing).
 Membantu Pengguna Jasa dalam menyiapkan pelaksanaan Provisional Hand
Over (PHO).
 Membantu Pengguna Jasa dalam pengawasan pekerjaan pada periode
pemeliharaan.

5.5 TANGGUNG JAWAB KONSULTAN PENGAWAS


Konsultan pengawas bertanggung jawab penuh kepada Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) bahwa hasil pelaksanaan pekerjaan oleh Penyedia Jasa Pemborongan benar-
benar sesuai ketentuan kontrak pemborongan. Konsultan akan memberikan
jaminan segala ijin kerja, persetujuan dari setiap jenis/langkah pelaksanaan dan
persyaratan konstruksi yang telah dikeluarkan. Untuk memperjelas uraian tersebut,
pada Gambar C.2 dijelaskan mengenai Kegiatan Pengawasan Pekerjaan, dari tahap
awal sampai tahap akhir pekerjaan.

5.6 TUGAS KONSULTAN PENGAWAS


Tugas konsultan pengawas secara garis besar akan meliputi :

a. Pengendalian teknis;
b. Pengendalian atas proses koordinasi terkait;
c. Pengendalian administrasi kegiatan;
d. Evaluasi rencana kegiatan;
e. Value engineering; dan
f. Pelaporan.

a. Pengendalian Teknis
Bertindak untuk dan atas nama Pengguna Jasa mengendalikan pelaksanaan fisik
pembangunan yang dilakukan oleh Penyedia Jasa Pemborongan pada saat pre-
audit, monitoring dan post-audit, meliputi :
Aspek mutu hasil pekerjaan;
Aspek volume pekerjaan;
Aspek waktu penyelesaian pekerjaan;
Aspek biaya keseluruhan pekerjaan.

5
Segala sesuatunya harus merujuk kepada ketentuan dan syarat-syarat yang
tercantum dalam kontrak pemborongan.

1) Rentang kendali pre-audit

Kegiatan konsultan dalam rangka pengendalian teknis dalam rentang “pre-


audit” adalah seluruh kegiatan konsultan sebelum melakukan pengawasan,
yang terdiri dari :
* Pengumpulan dan analisa terhadap data;
* Pengecekan hasil perencanaan dengan membandingkan terhadap kondisi
lapangan;
* Pemeriksaan terhadap kesiapan Penyedia Jasa Pemborongan, yang
meliputi material, peralatan, tenaga dan jadwal pelaksanaan.

Kegiatan pengumpulan dan analisa data, informasi dan hasil perencanaan


akan menghasilkan catatan mengenai seluruh pekerjaan antara lain :
* Jenis pekerjaan;
* Kuantitas pekerjaan;
* Kualitas yang dipersyaratkan;
* Schedule pelaksanaan;
* Schedule pembayaran.

Pengecekan hasil perencanaan dilakukan dengan cara membawa hasil


perencanaan ke lokasi untuk menentukan apakah hasil perencanaan tersebut
telah sesuai dengan kondisi yang ada. Apabila ternyata dari hasil pengecekan
hasil design tidak sesuai dengan kondisi lapangan, konsultan team supervisi
akan membuat alternatif lain yang sesuai untuk diajukan kepada Pengguna
Jasa.
Material dan peralatan yang didatangkan Penyedia Jasa Pemborongan akan
diperiksa terlebih dahulu oleh konsultan, sehingga benar-benar memenuhi
spesifikasi yang telah ditetapkan.
Jadwal waktu yang dibuat oleh Penyedia Jasa Pemborongan akan diteliti lebih
dahulu apakah sudah memadai terhadap volume pekerjaan yang akan
dilaksanakan dengan perkiraan tenaga kerja/tukang yang akan
mengerjakannya serta alat yang akan digunakan. Apabila menurut analisa
tidak seimbang antara volume dengan tenaga kerja dan peralatan terhadap
waktu yang tersedia maka konsultan akan menyarankan kepada Penyedia
Jasa Pemborongan untuk menyiapkan tenaga kerja dan peralatan yang
memadai agar bisa selesai tepat pada waktunya.
Penyimpangan biaya keseluruhan biasanya disebabkan oleh adanya pekerjaan
tambahan sebagai akibat dari perubahan design dan pertambahan volume
pekerjaan. Agar tidak terjadi perubahan biaya terlalu besar, konsultan akan
menggantikan nilai pekerjaan tambah itu dengan pengurangan pekerjaan
lainnya sehingga terjadi kompensasi dan tidak memerlukan biaya tambah
sepanjang hal tersebut memungkinkan dan mendapat peretujuan dari
Pemimpin Kegiatan. Dalam hal ini, konsultan berupaya menghindari pekerjaan

6
tambah, justru mengupayakan pekerjaan kurang jika memang dari evaluasi
teknis dan biaya memungkinkan untuk dilakukan pekerjaan kurang.

2) Rentang kendali monitoring

Kegiatan pengendalian teknis rentang monitoring adalah kegiatan-kegiatan yang


dilakukan selama masa pelaksanaan pekerjaan. Meskipun konsultan pengawas
telah melakukan pre-audit namun setiap langkah pelakanaan pekerjaan akan
terus dimonitor agar kalau terjadi penyimpangan segera diketahui dan dapat
diluruskan kembali sesuai petunjuk yang benar. Selama periode ini konsultan
akan selalu melakukan evaluasi terhadap progres dan kualitas pekerjaan yang
dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Pemborongan.
Dalam melakukan monitoring, kerjasama antara anggota tim akan kita jaga
sebaik-baiknya sehingga informasi dan pelaporan bisa berjalan dengan cepat,
sehingga kerugian yang menyangkut aspek mutu, volume, waktu dan biaya
keseluruhan hasil pekerjaan dapat dihindari atau ditekan sekecil-kecilnya,
selain mengawasi pekerjaan fisik konsultan pengawas juga memonitor aspek
lingkungan sekitar kegiatan, agar jangan sampai pelaksana lapangan berikut
tukang-tukangnya mengganggu, mematikan serta merusak flora dan fauna yang
ada.
Faktor keselamatan kerja juga akan dimonitor secara rutin dengan
memperhatikan peraturan-peraturan yang berlaku.

3) Rentang kendali post-audit

Setiap kemajuan penyelesaian pekerjaan akan merupakan prestasi kerja bagi


Penyedia Jasa Pemborongan. Kemajuan fisik ini akan dipakai untuk kemajuan
pembayaran senilai hasil kerjanya. Namun Penyedia Jasa Pemborongan tidak
bisa menyajikan permintaan pembayaran sebelum mendapat rekomendasi dari
konsultan pengawas bahwa hasil pekerjaannya sudah memenuhi persyaratan
teknis atau tidak.

b. Pengendalian Atas Proses Koordinasi Terkait


Konsultan pengawas dalam rangka melaksanakan tugas pengendalian teknis
tersebut di atas berkewajiban mengendalikan proses koordinasi yang perlu
dilakukan oleh pihak lain (khususnya oleh Pengguna Jasa). Koordinasi dengan
instasi terkait, antara lain dilakukan dengan :

Pemimpin kegiatan fisik;


Konsultan lain yang terkait;
Instansi terkait lainnya.

7
c. Pengendalian Administrasi Kegiatan
Dalam hal ini konsultan pengawas berkewajiban merancang, memberlakukan serta
mengendalikan pelaksanaan keseluruhan sistem administrasi kegiatan yang
diawasinya, yaitu mencakup antara lain : surat, memorandum, risalah, laporan,
contoh barang, foto, berita acara, gambar, sketsa, brosur, kontrak, addendum dan
lain-lain yang dianggap perlu. Langkah-langkah dan tindakan yang akan dilakukan
konsultan pengawas untuk maksud tersebut adalah :

Mempelajari, menanggapi, memecahkan dan menyelesaikan sampai tuntas


maksud dari surat masuk maupun keluar;
Memperhatikan memorandum dan risalah untuk pedoman dalam
pelaksanaan tugas konsultan;
Mempersiapkan dan mengecek contoh barang agar memenuhi persyaratan
yang ditetapkan baik kualitas dan kuantitas;
Membuat foto-foto dokumentasi pada setiap paket pekerjaan;
Mempelajari dan mengecek gambar-gambar/sketsa pelaksanaan agar
sebelum maupun sesudah pekerjaan selesai tidak terjadi penyimpangan;
Membantu/menyiapkan addendum serta hal-hal lain yang dianggap perlu
dalam penyelesaian pekerjaan.

d. Evaluasi Rencana
Konsultan pengawas melakukan evaluasi atas rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan serta menyarankan perubahan/penyempurnaan/penyesuaian rencana
yang perlu dilakukan (bila ada) guna menjamin tercapainya maksud dan tujuan
kegiatan.

e. Verifikasi Hasil Pekerjaan Penyedia Jasa Pemborongan


Konsultan pengawas berwenang dan pada saatnya berkewajiban menyatakan
bahwa hasil pekerjaan Penyedia Jasa Pemborongan telah memenuhi segala
persyaratan untuk proses selanjutnya, yaitu persetujuan Pengguna Jasa.

5.7 KONTROL SISTIMATIK TERHADAP KEGIATAN LAPANGAN


Dalam konteks lebih luas, pekerjaan supervisi mengemban juga fungsi kontrol
manajemen kegiatan konstruksi. Sebelum memeriksa hasil pekerjaan, perlu
diperiksa dahulu persiapan kerjanya. Persiapan pekerjaan yang dilakukan
setengah-setengah atau dengan cara perencanaan yang mendadak akan
mengakibatkan hasil kerja yang tidak memuaskan. Untuk menanggulangi masalah
ini, Pengawas lapangan perlu menerapkan sistim kontrol yang sistimatik di
lapangan.

Kontrol yang sistimatik terhadap kegiatan di lapangan memiliki tiga tujuan, yaitu :
Meninjau secara periodik hasil dan kemajuan pekerjaan pada beberapa bidang
kegiatan pokok. Bilamana terdapat kekurangan, maka harus dikembangkan sasaran
jangka pendek dan program kerja untuk

8
Memastikan bahwa pekerjaaan pengawasan berjalan secara benar sehingga
peringatan secara dini dapat diberikan apabila terjadi sesuatu kesalahan.

Mengamankan bahwa biaya yang sudah dianggarkan oleh kegiatan tidak di-lampaui
bila tidak terjadi perubahan kontrak.
Kegiatan pokok yang perlu dikontrol pada waktu peninjauan di lapangan, yaitu :
Pencapaian target kemajuan fisik.
Pencapaian target keuangan
Pengadaaan dan pembelian barang, bahan dan peralatan.
Pemakaian tenaga kerja dan peralatan untuk menjamin efektivitas dan
efisiensi kerja lapangan.
Pemantapan kerja sama antar pekerja kegiatan dari seluruh bagian/divisi.
Hubungan dengan pihak pemilik.
Tiap bidang tersebut di atas ditinjau apakah situasinya mantap, kurang memadai
atau menunjukan tendensi yang tidak menggembirakan. Dengan mengetahui
keadaan dan situasi masalah dengan benar, maka langkah-langkah yang diambil
untuk mengatasinya akan lebih cepat dan efektif.

5.8 KUNJUNGAN LAPANGAN/SITE VISIT


Frekwensi kunjungan ke lapangan tergantung dari pentingnya keadaan lapangan,
sifatnya dapat secara harian, mingguan. Frekwensi kunjungan dapat bergantung
pada tahapan dari pemimpin kegiatan yang mengelolanya beserta para anggota tim
sesuai urgensinya.

5.9 PENGONTROLAN KEGIATAN


Merencanakan dan membangun adalah suatu aktifitas yang dinamis, dan yang
dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor. Karena itu network/scurve chart yang
telah disetujui sebagai pegangan untuk pelaksanan harus secara periodik atau
sesuai kondisi dicheck kembali :

Apakah waktu yang direncanakan telah ditepati;


Akan ditepati dalam jangka panjang atau segera;
Nantinya akan ditepati (jangka panjang).
Bila perlu dapat diadakan perubahan baru untuk mengendalikan jalannya kegiatan
seperti yang dikehendaki.
1) Jarak waktu kontrol
Jarak waktu kontrol dapat dibedakan menjadi dua macam rentang waktu yaitu :
* 1-2 minggu untuk aktivitas yang kritis atau bisa kurang dari 1 minggu;
* 2-4 minggu untuk aktivitas-aktivitas yang tidak kritis.
2) Cara mengontrol
Dibedakan 3 cara mengontrol, sebagai berikut :
* Untuk sebuah aktivitas yang akan dimulai
* Untuk menguji pekerjaan yang seharusnya sudah dimulai
* Uji pekerjaan yang seharusnya sudah selesai

9
5.10 SISTIM INFORMASI MANAJEMEN KEGIATAN
Sistim informasi manajemen kegiatan pada hakekatnya adalah suatu sistim untuk
mendukung pihak Pimpinan Kegiatan dalam memantau dan mengendalikan
kegiatan. Tujuan sistim ini untuk digunakan pihak Pemilik dalam mendapatkan
informasi kegiatan setiap saat atau secara berkala, cepat dan akurat. Sistim ini
dibuat dan dikembangkan berdasarkan studi dan evaluasi situasi dan kondisi yang
dihadapi di lapangan serta mengintegrasikan keinginan-keinginan dari pihak
Pemimpin Kegiatan yang mewakili pihak Pengguna Jasa tentang apa-apa yang mau
dimonitor dan dikendalikan.
Di project-site setiap saat hasil pekerjaan fisik berkembang bertambah banyak dan
supaya perkembangannya terjadi menurut rencana, dimana rencana tersebut
dijabarkan dalam besaran uang dan besaran waktu.
Khusus untuk mengontrol mutu pekerjaan fisik, peranan sistim informasi
manajemen kegiatan hanya sebagai penerus informasi saja. Pengontrolan mutu
pekerjaan dilakukan oleh petugas khusus dan harus dilaksanakan dilapangan, tidak
dapat dilaksanakan di kantor. Tolok ukur pengukuran mutu pekerjaan adalah
dokumen tender (Spesifikasi Pekerjaan).
Perkembangan pekerjaan yang terjadi selalu diikuti oleh perkembangan datanya
atau dimonitor dimana perkembangan suatu kegiatan selalu diikuti oleh
perkembangan data kegiatannya. Volume data kian hari kian membengkak sesuai
dengan perkembangan pekerjaan secara fisik.
Data kegiatan sesungguhnya belum dapat memberikan informasi kepada Pengguna
Jasa, karena masih belum diolah, jadi masih mentah. Data kegiatan yang telah
dikumpulkan secara periodik kemudian diolah/diproses untuk dijadikan informasi
kegiatan (laporan kegiatan). Artinya, dari laporan kegiatan dapat diketahui
perkembangan pekerjaan yang nyata terjadi (prestasi aktual). Dari laporan kegiatan
ini Pemimpin Kegiatan baru dapat mengevaluasi perkembangan kegiatannya dengan
cara memperbandingkannya terhadap rencana.
Pemimpin kegiatan mengendalikan kegiatannya dengan keputusan-keputusan yang
dibuat dan diimplementasikan ke project site. Hasil dari implementasinya
menciptakan data kegiatan baru dan dengan demikian siklus project management
control system berulangkali. Siklus ini baru berhenti apabila kegiatan telah selesai.

5.11 PENGENDALIAN MUTU


Selama periode kontruksi, konsultan akan senantiasa memberikan pengawasan,
arahan, bimbingan dan instruksi yang diperlukan kepada Penyedia Jasa
Pemborongan guna menjamin bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik,
tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan konstruksi antara lain sebagai berikut di bawah ini namun tidak
terbatas pada :

a. Peralatan laboratorium dan Personil


b. Penyimpanan bahan/material
c. Cara pengangkutan material yang akan digunakan.
d. Pengujian material yang akan digunakan

10
e. Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan
* Test lapangan
* Administrasi dan formulir-formulir

a. Peralatan Laboratorium dan Personil


Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk mengetahui kekuatan konstruksi beton
yang tidak bisa dilakukan di lapangan. Personil/tenaga yang terkait untuk maksud
pengujian harus cukup berpengalaman dan mengenal dengan baik tentang testing
laboratorium maupun lapangan.

b. Penyimpanan Bahan/Material
Mekanisme penyimpanan bahan/material dilakukan sebagai berikut :

Bahan-bahan harus disimpan dengan suatu cara yang sedemikian rupa untuk
menjamin perlindungan kualitas.
Bahan-bahan yang disimpan harus ditempatkan sedemikian rupa yang mudah dapat
diperiksa oleh konsultan.
Tempat penyimpanan harus bebas dari tumbuhan, puing, dan mempunyai drainase
yang lancar.
Bahan-bahan yang diletakkan langsung di atas tanah tidak boleh digunakan dalam
pekerjaan, kecuali tempat kerja tersebut telah dipersiapkan dan diberi lapisan atas
dengan suatu lapisan pasir atau kerikil setebal 10 cm.
Bahan-bahan harus disimpan dengan cara yang sedemikian rupa untuk mencegah
segregasi dan untuk menjamin gradasi yang sesuai serta mengontrol kadar air.
Tinggi maksimum tumpukan 5 m.

c. Cara Pengangkutan Material/Campuran


Konsultan dapat mengenakan pembatasan bobot pengangkutan untuk perlindungan
terhadap setiap jalan atau struktur yang ada di sekitar pekerjaan. Bilamana terjadi
gangguan di antara operasi berbagai pekerjaan, konsultan akan mempunyai
wewenang untuk memerintahkan Penyedia Jasa Pemborongan dalam menentukan
urutan pekerjaan yang diperlukan guna mempercepat penyelesaian seluruh
pekerjaan.

d. Pengujian Material yang Akan Digunakan


Semua material dari setiap bagian pekerjaan akan di inspesikan oleh konsultan.
Staf anggota team konsultan setiap saat akan membuat rencana untuk
menginspeksi material yang akan digunakan berdasarkan atas jadwal kerja
Penyedia Jasa Pemborongan. Walaupun bahan-bahan yang disimpan telah disetujui
sebelum penyimpanan, namun dapat diperiksa ulang dan ditest kembali oleh
konsultan. Material yang akan digunakan harus ditest di laboratorium untuk
mendapat persetujuan dari konsultan, jenis dan jumlah test seperti yang disebutkan
dalam spesifikasi.
 Job Mix Formula
Agar mendapatkan campuran yang baik dan memenuhi persyaratan
spesifikasi, sebelum pekerjaan dimulai perlu dibuatkan dahulu suatu Job Mix
Formula yang disetujui konsultan, antara lain untuk pekerjaan Beton.

e. Pengujian Rutin Laboratorium


Selama pelaksanaan seperti yang disebutkan dalam spesifikasi, bahan-bahan atau
campuran-campuran perlu dilakukan pengujian rutin harian atau selama pekerjaan

11
berlangsung guna menjamin kualitas sesuai dengan persyaratan. Jenis dan
frekuensi/jumlah test rutin ini seperti yang disebutkan dalam spesifikasi.

 Test Lapangan
Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan, produk tersebut perlu pengujian/tes
lapangan. Gambar C.5 memperjelas uraian di atas.
 Administrasi Pekerjaan dan Formulir-Formulir
Menunjukkan kelengkapan administrasi pekerjaan yang umum digunakan.
Contoh form-form yang diperlukan pekerjaan antara lain sebagai berikut di
bawah ini dapat dilihat pada Lampiran. Form-form contoh ini dapat
dimodifikasi/ sesuai dengan keperluan pekerjaan. Form-form yang dimaksud
antara lain :
 Buku direksi
 Time schedule
 Mco (Mutual Check Awal)
 Request dan shop drawing
 Laporan mingguan
 Record cuaca
 Photo dokumentasi
 Change order
 Addendum
 Monthly certificate (MC)
 PHO (Provisional Hand Over)
 Dan lain-lain disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan.

5.12 PENGENDALIAN KUANTITAS


Pengawasan kuantitas (Quantity Control), akan mengecek bahan-bahan/campuran
yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh Penyedia Jasa Pemborongan atau
yang terpasang. Konsultan akan memproses bahan-bahan/campuran berdasarkan :

Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.


 Metode perhitungan
 Lokasi kerja
 Jenis pekerjaan
 Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

Setelah produk pekerjaan memenuhi persyaratan, baik kualitas maupun


kuantitas, dan persyaratan lainnya, maka pengukuran kuantitas dapat dilakukan
agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan
sehingga kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan dibayar oleh
konsultan dan mendapat persetujuan Pengguna Jasa. Beberapa pengukuran
pekerjaan tersebut antara lain :

1) Pengukuran meter persegi (m2)


Pengukuran di lapangan dapat dilakukan dengan meteran, yaitu panjang dan
lebar, setelah ketebalan memenuhi persyaratan tebal minimal atau toleransi
yang digunakan dan spesifikasi.

12
2) Pengukuran meter panjang (m’)
Pengukuran di lapangan dapat dilakukan dengan meteran, setelah
penampang suatu konstruksi sesuai dengan gambar (dimensinya).

3) Pengukuran meter kubik (m3)


Pengukuran di lapangan dapat dilakukan dengan meteran untuk panjang dan
lebar. Sedangkan untuk ketebalan dapat diukur dengan alat ukur sehingga
panjang, lebar, dan tebal menghasilkan volume yang akurat.

4) Pengukuran berat (ton)


Untuk pengukuran ton dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara :

* Pertama, yaitu penimbangan dengan timbangan.


* Kedua, dengan pengukuran meter kubik dikalikan berat jenis bahan
tersebut (berat jenis dapat diketahui dari laboratorium).

5.13 PENGENDALIAN WAKTU

Di dalam pekerjaan, alat berat, tenaga kerja dan jumlah jam kerja per hari adalah
sangat erat sekali hubungannya dengan waktu pelaksanaan penyelesaian
pekerjaan. Berikut ini dijelaskan bagaimana pengendalian waktu perlu mendapat
perhatian agar tidak terjadi perpanjangan waktu yang tidak perlu yang akan
memboroskan waktu, tenaga dan biaya.

5.14 SCHEDULE PENYEDIA JASA PEMBORONGAN

Sebelum pekerjaan dimulai konsultan akan mengecek schedule pelaksanaan yang


dibuat Penyedia Jasa Pemborongan. Apakah rencana kerja progres pekerjaan yang
ditargetkan sudah layak dan realistis. Misalnya dalam musim hujan, target
pekerjaan lebih kecil bila dibandingkan pada musim kemarau untuk pekerjaan
saluran dengan kondisi kerja yang sama. Kemudian dicek juga apakah construction
methode dan urutan kerja Penyedia Jasa Pemborongan sudah sistematis,
konsepsional dan benar ?
Selanjutnya, berdasarkan schedule Penyedia Jasa Pemborongan yang sudah
disetujui, konsultan pengawas akan mengendalikan waktu pelaksanaan tersebut.
Time schedule ini bisa dijabarkan ke dalam target harian, sehingga setiap hari dapat
dicek apakah target volume tersebut bisa tercapai atau tidak ? Bila target tidak
tercapai, maka selisih volume diprogramkan/dikejar untuk schedule hari berikutnya.
Bila time schedule yang dibuat dan disetujui tersebut dilaksanakan sebagaimana
mestinya dan dikendalikan dengan baik, maka diharapkan pekerjaan bisa
diselesaikan “on schedule”.

5.14 ALAT BERAT (HEAVY EQUIPMENT)


Untuk mengerjakan pekerjaan yang tingkat kesulitannya besar, dalam artian kalau
tidak menggunakan alat berat tidak efesien dan efektif, bisa kombinasi/beberapa
jenis alat dan jumlah alat yang mencukupi.
Pertama harus diketahui/dihitung kapasitas alat, kalau alat tersebut adalah suatu
kombinasi, maka kapasitas yang diperhitungkan adalah yang terkecil. Dari alat

13
tersebut dihitung produksi nyata per jam, kemudian produksi terkecil yang
digunakan untuk evaluasi pengendalian waktu.
Untuk rencana sekian jam kerja per hari, apakah mampu alat tersebut
menghasilkan produk sesuai volume yang ditargetkan ? Bila tidak tercapai, perlu
diambil tindakan-tindakan, antara lain : menambah jumlah alat atau menambah jam
kerja/over time, sedemikian rupa sehingga volume pekerjaan yang direncanakan
bisa diselesaikan dalam waktu yang ditentukan.

5.15 TENAGA KERJA


Demikian juga tenaga kerja, untuk suatu pekerjaan diperlukan tenaga kerja yang
mencukupi, sehingga pekerjaan akan bisa dikerjakan oleh tenaga kerja sesuai
dengan jadwal/waktu yang ditentukan. Bila kondisi pekerjaan diperkiraan tidak bisa
diselesaikan, maka tenaga kerja perlu ditambah atau kerja dua shift atau kerja
lembur/over time. Dengan tenaga kerja yang cukup dan jam kerja yang
cukup/efektif, maka pelaksanaan pekerjaan diharapkan bisa tepat waktu sesuai
yang ditargetkan.

5.16 JUMLAH JAM KERJA


Penyelesaian suatu pekerjaan sangat tergantung pada jam kerja per hari. Jumlah
jam kerja yang sedikit akan menghasilkan produk yang lebih kecil dibandingkan bila
jam kerja per harinya lebih banyak.
Jam kerja perlu disesuaikan dengan kapasitas alat, tenaga kerja, sedemikian rupa
sehingga volume pekerjaan yang ditargetkan bisa diselesaikan. Kalau suatu
pekerjaan tidak bisa diselesaikan dalam satu hari siang, maka perlu untuk kerja
malam/ over time.
Dalam administrasi pengendalian waktu, agar pengendalian dapat dicapai secara
optimal, maka konsultan harus memahami secara sungguh-sungguh Network
Planning yang umumnya telah dibuat oleh Penyedia Jasa Pemborongan dengan
metode lintas kritis (Critical Path Methode/CPM).
Mengingat sangat pentingnya “Network Planning” ini dalam suatu pekerjaan
pengawasan, maka konsultan akan menganalisa secara rutin “Network Planning”
tersebut bila memang diperlukan.
Pengendalian schedule pelaksanaan lainnya dapat menggunakan “Barchart/S-
curve” yang biasa dan juga dapat digunakan “Vector Diagram” yang baik/cocok untuk
pekerjaan jalan karena dapat mengetahui/menunjukkan lokasi dan waktu. Schedule
ini, pada arah “basis” menunjukkan lokasi atau STA, sedangkan arah “ordinat”
menggambarkan waktu.

5.17 PENGENDALIAN BIAYA PELAKSANAAN PEKERJAAN

Di dalam kontrak pelaksanaan pekerjaan tercantum :

* Biaya pekerjaan
* Estimated Quantity/Volume Pekerjaan
* Harga satuan pekerjaan

Guna pengendalian biaya pelaksanaan pekerjaan, hal-hal pokok yang perlu


diperhatikan antara sebagai berikut :

14
 Pengukuran hasil pekerjaan, perlu dilakukan dengan akurat dan benar-
benar sehingga kwantitas yang dibayar sesuai dengan gambar rencana.
Dengan demikian volume dalam kontrak tidak dilampaui yang pada akhirnya
biaya yang dikeluarkan sudah sesuai dengan yang dianggarkan.

 Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang sudah diterima dari
pengukuran/kwantitas, sehingga biaya yang dikeluarkan adalah benar-benar
untuk pekerjaan yang sudah memenuhi spesifikasi.

 Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan dengan harga satuan


pekerjaan yang tercantum dalam kontrak pelaksanaan, sehingga biaya
pekerjaan dibayarkan sesuai dengan item pekerjaan yang ada di kontrak.

 Pemeriksaan Sertifikat Bulanan (MC)


Penyedia Jasa Pemborongan harus menyerahkan suatu nilai estimasi dari
pekerjaan yang dilaksanakan kepada Site Engineer pada setiap akhir bulan
yang berjalan, yang selanjutnya disebut sebagai “sertifikat bulanan (Monthly
Certificate/MC)”. Format sertifikat bulanan harus sesuai dengan standart
atau diusulkan oleh Konsultan dan disetujui oleh Pengguna Jasa. Site
Engineer akan memeriksa kemajuan pekerjaan yang diajukan pada sertifikat
bulanan dan apabila telah dianggap sesuai dengan sebenarnya yang telah
terjadi di lapangan, selanjutnya dapat disetujui untuk menandatangani
bersama oleh wakil Penyedia Jasa Pemborongan, konsultan, dan Pemimpin
Pekerjaan.

 Pemeriksaan Pembayaran Akhir


Tim Pengawas Teknik akan memeriksa kembali seluruh pembayaran yang
telah lalu. Apabila terdapat kesalahan, pembayaran terdahulu yang sudah
disetujui masih dapat dikoreksi pada pembayaran berikutnya.

Dalam tahap pembayaran akhir, perlu diperiksa dan dievaluasi kuantitas


yang telah dibayar sebelumnya, sehingga kuantitas/volume yang dibayar
dalam pembayaran akhir merupakan final quantity yang benar.

 Prosedur Perubahan (Contract Change Order)


Perubahan terhadap pekerjaan dapat dimulai oleh Engineer atau Penyedia
Jasa Pemborongan dan harus disetujui dengan suatu Perintah Perubahan
yang ditanda-tangani oleh kedua belah pihak. Jika dasar pembayaran yang
ditetapkan dalam suatu Perintah Perubahan tersebut menyajikan suatu
perubahan dalam struktur Harga Satuan Jenis Pembayaran atau suatu
perubahan yang diperkirakan dalam Jumlah Kontrak, maka Perintah
Perubahan harus dirundingkan dan dirumuskan dalam suatu Addendum.

 Sertifikat Penyelesaian Akhir


Bila Penyedia Jasa Pemborongan menganggap pekerjaan akan selesai,
termasuk semua kewajiban pada Perioda Jaminan, maka ia harus membuat
permohonan untuk serah terima pertama. Setelah pekerjaan perbaikan yang
diminta oleh Panitia Serah Terima selesai dilakukan, yang dilanjutkan
dengan pemeriksaan akhir terhadap pekerjaan tersebut, maka konsultan
membantu mempersiapkan Sertifikat Penyelesaian Akhir.

15
 Pernyataan Perhitungan Akhir
Penyedia Jasa Pemborongan harus membuat permohonan untuk
pembayaran perhitungan akhir, bersama-sama dengan semua rincian
pendukung sebagaimana diperlukan oleh engineer. Setelah peninjauan
kembali oleh engineer dan jika diperlukan amandemen oleh Penyedia Jasa
Pemborongan, engineer akan mengeluarkan suatu pernyataan Perhitungan
Akhir yang disetujui untuk pembayaran oleh Pengguna Jasa.

 Addendum Penutup
Berdasarkan pada rincian Pernyataan Engineer mengenai Perhitungan Akhir.
Setelah memperoleh tanda tangan Penyedia Jasa Pemborongan, engineer
akan menyampaikan addendum penutupan tersebut kepada Pemberi
Pekerjaan untuk ditandatangani bersama-sama dengan Pernyataan
Perhitungan Akhir yang disetujui.

 Dokumen Catatan Pekerjaan


Penyedia Jasa Pemborongan harus memelihara catatan yang cermat
tentang semua perubahan dalam Dokumen Kontrak dan Dokumen Catatan
Pekerjaan selama pelaksanaan pekerjaan.

 Manajemen Lalu Lintas dan Keselamatan Kerja


Bila pekerjaan ini berada di lokasi atau menimbulkan volume lalu lintas yang
cukup padat, diperlukan pengaturan lalu lintas dan metoda pelaksanaan
yang lebih khusus dan teliti, baik pada saat pelaksanaan pekerjaan survey
maupun pada saat pelaksanaan pekerjaan konstruksinya, agar lalu lintas
yang ada tetap terjaga kelancarannya dan pemakai jalanpun merasa aman
melewatinya. Manfaat yang didapatkan pada pemeliharaan lalu-lintas yang
baik selama pelaksanaan memberikan keselamatan dan kenyamanan lalu
lintas yang lebih baik pula.
Situasi seperti itu sangat membantu untuk menghilangkan persoalan-
persoalan yang diakibatkan oleh kacaunya lalu lintas yang pada gilirannya
akan menghambat pelaksanaan pembangunan itu sendiri. Oleh sebab itu,
penanganan khusus sangat diperlukan agar tercapai hasil yang optimal dan
sedikit mungkin akibat buruknya.
Demikian pula dengan penanganan pembuangan tanah hasil galian haruslah
dengan penanganan yang baik, misalnya dimana Dump Truck harus masuk
dan keluar dari lokasi pekerjaan. Tidak kalah pentingnya dari penanganan
tersebut di atas adalah cara pemuatan dan transportasi pembuangan tanah
hasil galian haruslah memperhatikan lingkungan. Tanah yang dimuat di atas
Dump Truck harus diberi penutup agar tidak tercecer di atas permukaan
jalan yang ada, sebab bila turun hujan akan menjadi licin dan dapat
menyebabkan kecelakaan lalu lintas yang pada gilirannya menghambat arus
lalu lintas yang ada. Dalam pelaksanaan “Traffic Management” untuk
pekerjaan ini kriteria penanganan dibagi menjadi 2 (dua) bagian:

Pelayanan umum dan


Keselamatan kerja.

16
 Pelayanan umum

Indikasi yang diperlukan dalam pelayanan umum adalah sebagai


berikut :

Efektivitas sistim informasi


Sistim informasi bersifat pemberitahuan kepada calon pemakai jalan
selama pelaksanaan yang tujuannya memberikan informasi bahwa
akan ada pekerjaan pembangunan. Sistim ini dapat diwujudkan
melalui :

o Media cetak yang bersifat pengumuman.


o Pembagian “pamflet”

Mengurangi kemacetan
Dalam mengatasi adanya kemacetan lalu lintas, dapat dilakukan
dengan perambuan sementara selama pelaksanaan pekerjaan dan
dengan menyiagakan satuan penanggulangan gangguan.

 Keselamatan kerja

Indikasi yang diperlukan dalam keselamatan kerja meliputi hal-hal


berikut :

Disiplin kerja :
o Pengendalian pelaksanaan di lapangan secara ketat dan terus
menerus dimonitor dengan perlengkapan komunikasi untuk
dapat saling berhubungan setiap saat dengan cepat.
o Pengendalian waktu dimaksudkan agar penyelesaian
pekerjaan sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Pengendalian
waktu ini disesuaikan dengan tuntutan lapangan yang
mencakup seluruh aspek terkait.

Peniadaan kecelakaan fatal :


o Perambuan sesuai dengan standar perambuan.
o Pemasangan pagar pengaman yang juga berfungsi sebagai
penciptaan kerapihan kerja sepanjang daerah pekerjaan (kiri
dan kanan) dan diberi lampu agar mudah terlihat pada malam
hari.

Dalam pelaksanaan pekerjaan, ada beberapa faktor keselamatan


kerja yang terkait, antara lain :

o Faktor perambuan darat


o Sistim transportasi pada lokasi pekerjaan.
o Atribut pada tenaga kerja.
o Astek
o Dan lain-lain.

17
Pada tahap pelaksanaan, yang mana banyak aktivitas jenis pekerjaan yang
ditangani dan melibatkan banyak tenaga yang bekerja, maka keselamatan kerja
dari pada semua eksponen terkait menjadi faktor utama dari kelancaran
progres yang hendak dicapai.

Gambaran pencapaian keselamatan kerja dapat dijelaskan sebagai berikut :

Perambuan darurat
Seperti pada tahap perencanaan, maka perambunan pada tahap pelaksanaanpun
mempunyai andil besar dalam keselamatan kerja yang memberikan rasa aman
dalam melaksanakan pekerjaan bagi para pekerja yang berada pada daerah
perambunan. Rambu-rambu darurat yang diperlukan pada tahap pelaksanaan
misalnya rambu peringatan, rambu perintah dan larangan serta rambu petunjuk,
juga rubber cone serta lighting yang pengaturan letak penempatan serta
jaraknya, seperti ditunjukan pada keperluan “rambu darurat”.

Di samping itu, diperlukan pagar pembatas antara daerah kerja dan lajur yang
beroperasi yang diletakkan sepanjang daerah kerja. Pagar pembatas dicat
dengan warna crossing “kuning-biru” dan pada setiap jarak tertentu diberi tanda
“spot light” atau cat berpendar yang bisa terlihat bila kena sorot lampu pada
malam hari. Bisa juga dengan lampu-lampu sebagai pengganti spot light.

Sistim transportasi pada lokasi pekerjaan


Pengaturan transportasi, adalah sebagai berikut :

o Pintu keluar/masuk kendaraan pekerjaan pada daerah kerja


ditentukan, rute perjalanan pembuangan dibuat searah dengan
arus lalu lintas, pada prinsipnya tidak boleh ada arah
“crossing” sehingga tidak ada konflik. Dump Truck yang
menunggu giliran pengangkutan, antri dan berderet ke
belakang namun harus masih tetap dalam area perambuan.

o Untuk pengangkutan tanah, tiap dump truck harus dilengkapi


dengan penutup bak belakang. Ini dimaksudkan agar tanah
yang diangkut tidak tercecer di muka jalan, sebab tanah yang
tercecer tersebut sangat licin bila sedikit saja kena air hujan
dan ini dapat mengakibatkan kecelakaan fatal.

o Mobilisasi peralatan berat ke lapangan juga harus


memperhatikan keselamatan dari peralatan maupun
operatornya, dan bila perlu minta bantuan pengawal dari pihak
kepolisian.

Atribut pada tenaga kerja


Semua tenaga kerja disarankan mengenakan atribut yang mudah dikenal
dan terlihat dari jarak yang cukup jauh dan ini bisa terpenuhi dengan
pemakaian baju rompi refleksionis warna orange yang harus dikenakan pada
saat melaksanakan tugas.

Penggunaan topi di lapangan juga dianjurkan, sebab sangat membantu


mengurangi keletihan akibat terik matahari. Bekerja pada kondisi badan letih

18
yang dipaksakan apalagi di jalan yang padat lalu lintas yang beroperasi
sangat membahayakan dan mengurangi akurasi.

Astek (Asuransi tenaga kerja)


Jaminan pelindungan keselamatan terhadap tenaga kerja pada daerah
beresiko tinggi adalah mutlak diperlukan. Setiap tenaga kerja tersebut harus
dijamin dengan asuransi tenaga kerja yang lebih dikenal dengan Astek.

5.18 QUALITY ASSURANCE


Jaminan mutu memerlukan perubahan struktural terhadap metode supervisi. Juga
diperlukan supervisi yang permanen (tentunya untuk pekerjaan yang lebih besar),
standarisasi test dan pengetesan (termasuk kekerapan pengetesan) serta kriteria
untuk penaksiran (termasuk toleransi yang diijinkan). Diperlukan pula guideline
yang spesifik untuk supervisor dan client atau pihak ketiga (seperti konsultan atau
team audit teknis).
Aspek lain yang sangat mempengaruhi mutu akhir pekerjaan sipil ialah kecermatan
rancangan. Rancangan yang dibuat berdasarkan dana yang tersedia dan/atau
berdasarkan survey yang tidak akurat cenderung mendapatkan lebih banyak
masalah mutu dibandingkan dengan rancangan yang secara akurat mewakili
kebutuhan-kebutuhan di lapangan.

Karena sebagian besar kontrak berdasarkan kuantitas, maka fokus pengawasan


juga berdasarkan kuantitas. Hal ini dikuatkan pula dengan banyaknya perbaikan
yang diperlukan sebagai akibat tidak akuratnya rancangan. Perbaikan administratif
ini juga memakan banyak waktu dan usaha Penyedia Jasa Pemborongan dan
supervisor sehingga mereka hampir tidak mempunyai waktu untuk pemeriksaan
mutu.

Pada format kontrak saat ini, supervisor harus membuktikan bahwa pekerjaan
Penyedia Jasa Pemborongan mengikuti standard. Ini berarti bahwa semua
pengetesan harus dibayarkan oleh Pengguna Jasa (kecuali kontrak tersebut secara
spesifik menetapkan yang sebaiknya), dengan kata lain : cadangan anggaran untuk
pengetesan merupakan persyaratan untuk lebih memperkuat mutu.
Jaminan mutu mengarah pada kontrak lump sum (dengan harga borongan) dan
bentuk-bentuk kontrak lainnya yang tidak berdasarkan unit price, pada paket yang
lebih besar yang lebih mudah dilaksanakan dan pada pencantuman per-syaratan
testing serta kekerapan testing (yang harus dikeluarkan dari kontrak) di dalam
surat kontrak. Persyaratan testing dan kekerapannya pada dasarnya berarti
pergeseran tanggung jawab, yaitu Penyedia Jasa Pemborongan harus membuktikan
bahwa pekerjaan itu dilakukan menurut spesifikasinya, bukannya supervisor harus
membuktikan bahwa pekerjaan ada di bawah standard. Memulai dan membentuk
perubahan tanggung jawab ini bukanlah praktek yang mudah dan cepat. Pola kerja
dan prosedur yang sudah terbentuk harus dibuang; praktek dan prosedur baru
harus diambil tetapi input-input seperti pengauditan teknis, evaluasi yang dilakukan
Penyedia Jasa Pemborongan dan lain-lain cenderung mempunyai dampak pada
pendekatan masalah ini. Pertama-tama perlu untuk memberi jalan pada publik luas
dalam pemerintah untuk melihat hasil perhitungan teknis. Yang kedua, alternatif
untuk format kontrak dan prosedur supervisi saat ini perlu ditentukan, ditest dan
dibentuk.

19
Konsultan akan mendukung dan coba memulai perubahan-perubahan tersebut
melalui saran-saran yang sehubungan dengan perhitungan teknis, saran yang
berhubungan dengan evaluasi yang dilakukan Penyedia Jasa Pemborongan, saran
pengawasan konstruksi serta pelatihan.

5.19 VALUE ENGINEERING


Value engineering adalah suatu teknik manajemen yang telah teruji yang
menggunakan pendekatan sistematis dan suatu upaya yang diatur sedemikian rupa
untuk menganalisa fungsi suatu item/masalah atau sistem dengan tujuan untuk
memperoleh fungsi yang diminta dengan biaya kepemilikan total yang paling kecil,
tentu saja disesuaikan dengan persyaratan permintaan penampilan, rahabilitasi,
kualitas, teknis, dan kemudahan untuk pemeliharaan suatu pekerjaan. Program
value engineering, mencari kemampuan manajemen seseorang untuk mengadakan
perubahan yang berarti dengan cara agar dapat menemukan biaya yang tidak
berguna dan menghilangkannya.
Program value engineering secara teoritis dapat digunakan kapan saja selama
siklus pelaksanaan pekerjaan. Yang paling baik adalah begitu disain akan dimulai
untuk dikerjakan, langsung dilakukan studi value engineering.
Selain tugas pokok konsultan sebagai pengawas, juga melakukan value engineering
untuk membantu Pengguna Jasa dalam hal mencarikan alternatif yang lebih baik
dan lebih murah atas pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Pada pekerjaan ini,
kegiatan value engineering antara lain dapat berupa :

a) Revisi desain, sedemikian hingga didapat desain yang lebih murah, lebih
mudah dan lebih cepat pelaksanaannya, namun tetap aman dari segi
konstruksi.
Dalam perioda pelaksanaan, tidak tertutup kemungkinan dapat dilakukan
review design untuk penyesuaian-penyesuaian lapangan atas dasar
pertimbangan teknis dan biaya serta kondisi lapangan.

b) Menerapkan metode konstruksi, termasuk manajemen operasi alat berat,


sehingga didapat penggunaan alat yang tepat guna, ideal, optimal, efisien.
Dengan cara ini diharapkan diperoleh biaya yang lebih murah dan waktu
pelaksanaan bisa dipercepat.
Dengan adanya analisa yang baik dalam construction method diharapkan
peralatan yang dioperasikan dapat tepat waktu dan tepat guna untuk
menangani suatu pekerjaan.

Untuk mendapatkan hasil optimal dan efisien, diperlukan suatu


rencana/metode kerja yang tepat. Kebutuhan peralatan dan pengendalian
biaya pekerjaan dapat ditentukan dari metode kerja yang dipakai.

Rencana kerja value engineering adalah sebagai berikut :

* Phase pemilihan (seleksi)


Memilih pekerjaan : Apa yang dipelajari (studi) ? Siapa akan
melaksanakan ? Apa yang perlu diketahui untuk mulai studi tersebut ?
* Informasi (investigasi)
Periksa pekerjaan : Pekerjaan apakah itu ? Apa masalahnya ? Berapa
biayanya ? Apa saja yang telah dilaksanakan ? Apa saja yang harus
dilaksanakan ?

20
Analisa fungsi dan biaya : Apa basic fungsinya ? Apa fungsi keduanya ?
Berapa biayanya ?
* Spekulasi
Spekulasi atas alternatif : Apa guna fungsi yang lainnya ? Dimana saja
yang ada ? Bagaimana fungsi akan tampil ?
* Evaluasi
Evaluasi alternatif : Apakah tiap ide dapat berjalan ? Berapa biayanya ?
Apakah tiap ide memenuhi fungsi dasar ? Alternatif mana yang terbaik ?

c) Pendekatan kondisi kerja


Hari dan jam kerja yang direncanakan untuk pelaksanaan konstruksi
berdasarkan kondisi sebagai berikut :

* Hari minggu dan hari libur resmi nasional tidak ada jam kerja, kecuali
mengejar target penyelesaian atau memindahkan alat ke lokasi lain atau
kondisi khusus.

* Setiap bulan tidak ada hari kerja selama 2 hari untuk maintenance
peralatan.

* Jam kerja normal per hari = 7 jam, dan dapat lebih bila diperlukan over
time.

d) Analisa waktu penyelesaian


Total volume pekerjaan = V (ton)

Site output terkecil kombinasi peralatan = Q (ton/jam)

Waktu yang diperlukan : T = V/Q (jam, konversikan ke bulan)

e) Pola dan kerangka pemikiran manajemen operasi alat berat


Analisis efesiensi alat berat pekerjaan pengaspalan pekerjaan jalan
berdasar kerangka pemikiran sebagai berikut :

* Analisis sisem pengoperasian alat berat sangat penting pengaruhnya


dalam rangka efisiensi pelaksanaan pekerjaan.
* Jarak kerja akan mempengaruhi produksi alat, jumlah dump truck yang
digunakan, dan biaya alat.
* Analisis tersebut menghasilkan : jangka waktu pelaksanaan
pembangunan, jenis alat, kapasitas alat, jumlah alat, pengaturan dan
penempatan alat berat, bahkan dapat menghasilkan penghematan biaya
operasi alat.
* Penghematan biaya operasi alat (operating cost) inilah dapat merupakan
salah satu komponen untuk value engineering, selain komponen
pekerjaan lainnya.

21
5.20 METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Rekayasa pembangunan pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang berdasarkan


analisa dari berbagai aspek untuk mencapai sasaran dan tujuan tertentu dengan hasil
seoptimal mungkin. Secara garis besar, aspek-aspek yang berkaitan dengan rekayasa
pembangunan dapat dikelompokkan menjadi empat tahapan kegiatan, yaitu :

Tahapan Studi;
Tahapan Perencanaan;
Tahapan Pelaksanaan;
Tahapan Operasi dan Pemeliharaan.

Di dalam keempat tahapan tersebut ada berbagai macam aktivitas yang dilaksanakan
untuk mendukung kegiatan masing-masing tahapan. Berdasarkan tahapan rekayasa
pembangunan secara makro seperti yang telah dijelaskan di atas, pekerjaan ini
termasuk dalam Tahapan Pelaksanaan Konstruksi.

Berdasarkan acuan yang telah digariskan dalam Kerangka Acuan/TOR, maka dalam
menyiapkan rencana kegiatan akan dilakukan pendekatan teknis dan metodologi
pengawasan yang optimal, ekonomis, tepat guna dan solusinya dapat diandalkan. Oleh
karena itu dalam melaksanakan pekerjaan ini, pihak konsultan akan menyajikan
pendekatan teknis dan metodologi pengawasan dari masing-masing kegiatan yang
dimulai dari tahap awal hingga penyelesaian akhir pekerjaan.

Lingkup kegiatan tersebut akan dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut :

1) Tahapan Persiapan.
2) Tahapan Koordinasi.
3) Tahapan Pengawasan Lapangan.
4) Tahapan Penyerahan Hasil.

1) Tahapan Persiapan
Pekerjaan persiapan ini meliputi penyelesaian administrasi, mobilisasi personil
dan peralatan.

Penyelesaian Administrasi
Masalah administrasi yang harus diselesaikan terutama meliputi administrasi
kontrak dan legalitas personil yang akan ditugaskan untuk melaksanakan
pekerjaan ini, baik di lingkungan intern konsultan maupun untuk berhubungan
dengan pihak lain.

Mobilisasi Personil dan Peralatan


Bersamaan dengan penyelesaian administrasi, konsultan akan melakukan
mobilisasi personil dan peralatan yang diperlukan dalam pekerjaan ini.
Kemudian setelah semua personil dimobilisir, dilakukan rapat koordinasi untuk
menentukan langkah-langkah guna penyelesaian pekerjaan pengawasan ini
agar didapatkan hasil kerja yang maksimal.

22
2) Tahapan Koordinasi
 Tujuan
Merupakan tahapan yang mempertemukan berbagai pihak yang terkait
dengan pelaksanaan pembangunan/konstruksi, yaitu Pengguna Jasa,
Penyedia Jasa Pemborongan, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas
serta pihak-pihak lain yang dianggap berkaitan untuk bersama-sama
melakukan koordinasi sehubungan dengan pelaksanaan konstruksi di
lapangan.

 Ruang Lingkup
Rapat Koordinasi Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi
Untuk kelancaran pelaksanaan konstuksi, pihak-pihak yang terkait, yaitu
Penyedia Jasa Pemborongan, Pengguna Jasa, Konsultan Pengawas dan
Konsultan Perencana perlu mengadakan pertemuan guna mencari solusi
dari setiap permasalah yang ditemui di lapangan baik menyangkut bahan,
metode kerja maupun volume pekerjaan. Hasil keputusan dari pertemuan ini
yang akan diterapkan di lapangan guna mengatasi masalah-masalah
tersebut. Pertemuan-pertemuan atau koordinasi ini akan kontinu dilakukan
selama masa pelaksanaan konstruksi.

Penentuan Patok-patok Referensi dan Elevasi Titik Kontrol


Dalam setiap awal pelaksanaan konstruksi suatu bangunan, Konsultan
Pengawas akan memberikan petunjuk secara tertulis kepada Penyedia Jasa
Pemborongan mengenai lokasi dan elevasi titik kontrol tetap dan titik
referensi berupa patok beton untuk keperluan survey dan pengukuran
pelaksanaan pekerjaan.

 Output
Notulen rapat koordinasi;
Surat Perjanjian Perubahan Kontrak (adendum).

3) Tahapan Pengawasan Lapangan


 Pengendalian Mutu Pelaksanaan
 Tujuan
Pengawasan pelaksanaan pekerjaan harus disesuaikan dengan spesifikasi
teknis, gambar kerja dan kesepakatan yang telah disetujui oleh semua pihak.

 Ruang Lingkup
* Pengendalian Mutu Bahan;
* Pengendalian Metode Kerja;
* Pengendalian Volume dan Gambar.

 Metodologi
Dalam pengendalian mutu pekerjaan konstruksi, beberapa hal yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut :

Pengendalian Mutu Bahan


Pengendalian mutu bahan menyangkut jenis dan spesifikasi bahan-bahan
yang digunakan untuk konstruksi baik itu bahan bangunan maupun bahan
pompa. Sebelum digunakan, bahan-bahan ini akan diuji kualitasnya oleh
Konsultan Pengawasan.

23
Penjelasan pengujian bahan selengkapnya telah dijelaskan di pembahasan
sebelumnya.

 Pengendalian Metode Kerja


Dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan, metode kerja yang digunakan
oleh Penyedia Jasa Pemborongan harus sesuai dengan yang telah diberikan
pada spesifikasi teknis. Konsultan akan mengawasi cara-cara yang
digunakan oleh Penyedia Jasa Pemborongan tersebut dan memberikan
masukan kepada Penyedia Jasa Pemborongan apabila tidak begitu mengerti
tentang metode yang ada di dalam spesifikasi teknis.

 Pengendalian Volume dan Gambar


Volume dan gambar merupakan dasar bagi pelaksanaan konstruksi yang
utama di lapangan. Oleh karenanyas menjadi tugas Konsultan Pengawas
untuk mengecek apakah pelaksanaan yang ada sudah sesuai dengan apa
yang tercantum pada gambar rencana dengan volume yang sesuai.

Dari ketiga jenis pengendalian mutu di atas, Konsultan Pengawas akan


memberikan laporan kepada Pengguna Jasa secara berkala sesuai dengan
perkembangan di lapangan.

Pada pengendalian mutu ini, tidak menutup kemungkinan adanya


permasalahan yang akan timbul di lapangan yang disebabkan kondisi lokasi
setempat baik mengenai metode kerja dan gambar rencana. Untuk itu perlu
dilakukan penyesuaian-penyesuaian (revisi) terhadap sistem pengendalian
di atas selama tidak menyimpang dan kesepakatan awal dan spesifikasi yang
ada. Hasil revisi ini akan dicatat oleh Konsultan Pengawas dan terhadap
perubahan-perubahan yang ada oleh Penyedia Jasa Pemborongan akan
dibuatkan gambar hasil pelaksanaan dari perubahan tersebut.

Mengenai perubahan gambar rencana dan metode pembuatan gambar


perubahannya (as built drawing) dapat dilihat di bawah ini :

 Output
* Laporan harian, mingguan dan bulanan hasil uji mutu bahan.
* Laporan harian, mingguan dan bulanan prestasi volume pekerjaan.
* Laporan harian, mingguan dan bulanan prestasi metode pekerjaan.
* Gambar pelaksanaan lapangan (as built drawing).
* Perjanjian perubahan kontrak (adendum).

 Pengendalian Waktu Pelaksanaan


Tujuan
Tujuannya adalah agar waktu pelaksanaan konstruksi dapat berlangsung
seperti yang telah direncanakan atau tidak melebihi waktu batas akhir
kegiatan.

 Ruang Lingkup
Pembuatan diagram jaringan (network diagram) dan jadwal kerja
pelaksanaan.

24
 Metodologi
Diagram jaringan (network diagram) adalah diagram yang memberikan
permulaan tanggal dini atau lambat dari masing-masing aktivitas agar
dimungkinkan diperoleh jadwal jalur kritis (critical path). Juga dibuat sub
jadwal untuk menunjukkan jadwal pekerjaan kritis dari keseluruhan jadwal
konstruksi.

 Di samping pembuatan diagram jaringan, untuk kontrol terhadap waktu perlu


dibuat juga jadwal kerja dalam pengawasan pelaksanaan konstruksi yang
terdiri dari :

 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi


Pembuatan jadwal ini yang mengacu pada jadwal kegiatan Penyedia Jasa
Pemborongan dibuat untuk rencana pelaksanaan pekerjaan dan agar
kemajuan pekerjaan dari waktu ke waktu dapat dievaluasi ketepatan
waktunya. Jadwal tersebut diperlukan untuk menguraikan berbagai aktivitas
pekerjaan.

 Jadwal Kedatangan Bahan Bangunan


Jadwal kedatangan bahan bangunan harus disesuaikan dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan dan dibuat terpisah. Dalam jadwal harus sudah
termasuk/memperhitungkan waktu pengajuan, rencana produksi bahan di
pabrik/sumber bahan, jadwal rencana pengiriman, pengujian, pengambilan
sampel dan persetujuan dari Pengguna Jasa.

 Jadwal Penggunaan Tenaga Kerja


Jadwal ini juga mengacu kepada jadwal yang dimiliki oleh Penyedia Jasa
Pemborongan pelaksana di lapangan. Dari sini nantinya akan dilihat
perkembangan dan kecenderungan kebutuhan tenaga kerja yang digunakan
dalam pelaksanaan.

 Jadwal Penggunaan Peralatan Konstruksi.


Untuk membantu pelaksanan konstruksi, biasa digunakan berbagai
peralatan baik itu peralatan ringan maupun alat-alat berat. Untuk itu, sangat
perlu dilakukan penjadwalan atas penggunaan alat-alat yang ada untuk
melihat tingkat efisien alat-alat tersebut.

 Secara berkala pengawas akan memperbarui jadwal-jadwal di atas yang


disesuaikan dengan jadwal-jadwal Penyedia Jasa Pemborongan untuk
menggambarkan seteliti mungkin kemajuan pekerjaan secara aktual sampai
hari terakhir bulan yang bersangkutan.

 Output
* Diagram jaringan (network diagram).
* Laporan harian, mingguan dan bulanan pelaksanaan konstruksi aktual.
* Laporan harian, mingguan dan bulanan kedatangan bahan bangunan.
* Laporan harian, mingguan dan bulanan penggunaan tenaga kerja.
* Laporan harian, mingguan dan bulanan penggunaan peralatan.

25
 Pengendalian Biaya Pelaksanaan
Tujuan
Pengawasan terhadap keadaan arus uang (cash flow) kegiatan agar dapat
memaksimalkan keuangan kegiatan yang ada untuk mencapai hasil seperti
yang diharapkan.

 Ruang Lingkup
Pengontrolan biaya melalui kurva S yang dikembangkan dari Bar Chat/Giant
Chart.

 Metodologi
Seperti diketahui, kurva S bertujuan memberikan gambaran kemajuan
pekerjaan dengan waktu yang direfleksikan terhadap bobot penyerapan
biaya.

 Pengawasan kegiatan dilakukan dengan membandingkan kurva S rencana


(yang dibuat Penyedia Jasa Pemborongan) dengan kurva S aktual sehingga
dapat diketahui apakah pekerjaan terlambat, sesuai atau mendahului jadwal
rencana. Dari sini kemudian dapat dilihat bobot biaya yang telah dikeluarkan
Penyedia Jasa Pemborongan untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi
sampai dengan kemajuan yang ada. Dengan kurva S ini, Penyedia Jasa
Pemborongan dapat mengajukan pembayaran yang akan diterima sesuai
dengan hasil kerja yang dilakukan.

 Output
* Kurva S Aktual yang dibandingkan dengan Kurva S Rencana.
* Berita Acara Kemajuan Pekerjaan untuk pembayaran Penyedia Jasa
Pemborongan.
* Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan Tambah/Kurang bila ada perubahan
pekerjaan.

4) Penyerahan Hasil
 Tujuan
Tujuan adalah menyerahkan hasil-hasil pekerjaan pengawasan Konsultan
terhadap pelaksanaan konstruksi oleh Penyedia Jasa Pemborongan.

 Ruang Lingkup
* Mengasistensi kepada Pemimpin Kegiatan atas kebenaran dan kelengkapan
hasil pengawasan.
* Evaluasi hasil pelaksanaan serta bukti-bukti pemenuhan kontrak oleh
Penyedia Jasa Pemborongan.
* Menyusun dokumen penyerahan pekerjaan.

 Output
* Surat Pernyataan selesainya pekerjaan.
* Berita Acara Penyerahan Pekerjaan.

26
5.21 PEDOMAN PENGAWASAN PEKERJAAN
1. Evaluasi Gambar Kerja
Dalam evaluasi gambar kerja, beberapa hal yang dijadikan perhatian adalah :

Apabila ada keragu-raguan mengenal dimensi satuan, Penyedia Jasa Pemborongan


wajib menanyakan terlebih dulu kepada Konsultan Pengawas.
Dasarnya bila ada perbedaan/konflik antara gambar dan uraian pekerjaan dan
persyaratan pelaksanaan, maka yang berlaku adalah yang tertulis. Ketentuan
tersebut berlaku bila tidak ada ketentuan lain dari Konsultan Pengawas dan atau
Konsultan Perencana.
Meskipun demikian, setiap kali ada perbedaan, ketidaksesuaian atau keraguraguan
di antara gambar kerja, maka sebelum melaksanakan pekerjaan tersebut,
Kontraktor harus melaporkan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas, dan
Konsultan Pengawas memberikan keputusan gambar mana yang akan dijadikan
pegangan, sesudah berunding dengan Konsultan Perencana.
Perbedaan-perbedaan tersebut tidak boleh dijadikan alasan bagi Kontraktor untuk
mengadakan claim pada waktu pelaksanaan.

2. Pembuatan Shop Drawing


Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan yang harus dibuat kontraktor
berdasarkan gambar perencanaan/gambar kerja yang disesuaikan dengan keadaan
lapangan dan/atau persyaratan pabrik dan bahan yang dipakai.
Shop drawing ini harus memberikan semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produksi, bahan, cara pemasangan, dimensi dan lain-lainnya.
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan berdasarkan shop drawing tersebut
yang sebelumnya telah diajukan dan mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas.
Pada dasarnya kontraktor diwajibkan membuat shop drawing apabila ada
persyaratan khusus dari pabrik/produksi bahan tertentu dan/atau belum tercakup
secara lengkap dalam gambar kerja, dan/atau disesuaikan dengan kondisi lapangan.

3. Dokumentasi Pelaksanaan Konstruksi


Kontraktor harus membuat foto-foto berwarna dari bagian-bagian pekerjaan yang
sedang dilaksanakan atau yang telah selesai dilaksanakan seperti yang diminta oleh
Direksi/Pengawas Lapangan. Contoh-contoh foto harus diserahkan kepada
Direksi/Pengawas Lapangan pada akhir setiap bulan. Ukuran foto sekurang-
kurangnya ukuran postcard dan dipasang pada album. Keterangan yang
menyebutkan kegiatan/macam pekerjaan dan tanggal pengambilan harus
disertakan ukuran masing-masing foto.
Dari contoh yang dipilih Direksi/Pengawas Lapangan, Kontraktor harus membuat
foto dokumentasi 3 (tiga) set dalam waktu 2 (dua) hari sesudahnya.
Negatif foto dokumentasi tersebut menjadi milik Pemberi Tugas atau Konsultan
Pengawas/Pengawas Lapangan dan tidak diijinkan untuk membuat cetakan dan
negatif tanpa persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas atau Konsultan
Pengawas/Pengawas Lapangan untuk diserahkan kepada siapa pun.

4. Mobilisasi dan Demobilisasi


Yang dimaksud dengan mobilisasi dan demobilisasi mencakup :

27
Pembongkaran dan pemindahan semua instalasi sementara, peralatan
pembangunan dan peralatan lainnya, sedemikian rupa sehingga lokasi kegiatan
bersih dan teratur kembali dan diterima baik oleh Pengawas.
Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah Kontraktor menerima surat pelulusan,
Kontraktor harus memasukkan rencana kepada Konsultan Pengawas/ Pengawas
Lapangan mengenai prosedur mobilisasi.
Hal ini harus menjamin dilaksanakannya mobilisasi di atas dalam waktu 10
(sepuluh) hari setelah Konsultan Pengawas/Pengawas Lapangan memberikan nota
dimulainya pekerjaan, peralatan harus sudah berada di lokasi kegiatan sesuai
dengan jadwal dibutuhkannya alat-alat tersebut.
Kontraktor diharuskan mengajukan daftar terperinci tentang peralatan yang akan
digunakannya untuk melaksanakan pekerjaan. Daftar tersebut harus sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan dan disetujui oleh Pengawas Lapangan dalam hal fungsi
dalam pekerjaan, kapasitas, jumlah, tahun pembuatan, pabrik pembuat, kondisi dan
rencana waktu tiba di tempat pekerjaan. Kontraktor wajib mendatangkan alat-alat
tersebut tepat pada waktunya sesuai dengan jadwal pemakaian.
Kontraktor dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memindahkan alat-alat
tersebut sebagian atau seluruhnya, selama pelaksanaan pekerjaan tanpa
persetujuan Pengawas Lapangan.
Kontraktor diharuskan untuk mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk
melaksanakan tiap-tiap bagian/komponen/tahap pekerjaan sebelum pekerjaan
tersebut dimulai. Penyediaannya di tempat pekerjaan dan persiapannya harus
terlebih dahulu mendapat pemeriksaan dan persetujuan dari Pengawas.

5. Material/Bahan Bangunan
Kontraktor harus mengajukan contoh material dan daftar tertulis kepada Pengawas
untuk mendapat persetujuan tentang tempat asal/sumber dan macam bahan
bangunan yang dipesan untuk digunakan dalam pekerjaan, yaitu : koral, split, pasir,
besi beton, PC untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.
Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Pengawas akan dipakai sebagai
standar/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang dikirim oleh
Kontraktor ke lapangan.
Kontraktor diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh-contoh yang
telah disetujui Pengawas.
Sebelum dilaksanakan pemasangan, Kontraktor diwajibkan memberikan kepada
Pengawas “certificate test” dari bahan-bahan besi dan portland cement dari
produsen/pabrik.
Persyaratan bahan bangunan yang digunakan antara lain adalah :
Portland cement :
 Semen yang digunakan harus semen Portland jenis I atau II atau V yang
memenuhi Standard Semen Indonesia (NI-8-1964) dan ASTM C-150.
 Umur semen yang akan digunakan tidak boleh lebih dan 2 bulan.
 Semen yang telah menggumpal tidak boleh digunakan.
 Kadar alkali maksimum 0,40%.

Agregat :
 Agregat beton dapat berupa agregat hasil desintegrasi alami atau buatan yang
dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu, tetapi agregat tersebut harus memenuhi
test, standard laboratorium dan mempunyai gradasi yang memenuhi persyaratan
ASTM 0-33. Agregat kasar harus mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup
syarat kekerasannya dan padat (tidak porous). Selain itu, agregat beton yang

28
digunakan haruslah bersih, uncoated, keras dan terbebas dan lumpur, garam,
partikel pipih dan material-material merusak lainnya seperti alkali, organik dan
bahan-bahan lunak & ekspansif.
 Sumber-sumber pengambilan agregat terlebih dahulu harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas. Kontraktor harus menyediakan sample
agregat seberat 25 kg untuk setiap ukuran dari sumber pengambilan agregat
yang akan digunakan untuk disetujui pengawas. Jika pengawas memandang
perlu untuk mengadakan pemeriksaan di laboratorium, maka pemeriksaan
tersebut sudah harus diperhitungkan di dalam penawaran.
 Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari 20 mm dan sesuai dengan
ASTM Grade Size #67 (19,0 sampai 4,75 mm).
 Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dari bebas dan bahan-
bahan organik, tanah lempung dan sebagainya.
Air :
 Air yang digunakan harus air tawar yang bersih, segar dan tidak mengandung
minyak, asam, alkali, garam, dan bahan organik atau bahan lain yang dapat
menurunkan mutu pekerjaan dan sesuai dengan pasal 3.6 P81 1971 dan pasal 9
PUBI + 1982.
 Apabila dipandang perlu, Pengawas dapat minta kepada Kontraktor supaya air
yang dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah
atas biaya Kontraktor.

Baja tulangan :
 Besi beton harus bebas dari karat, sisik, oli, gemuk dan kotoran-kotoran lain
yang dapat mengurangi lekatannya pada beton dan harus memenuhi persyaratan
dalam PBI 1971.
 Baja tulangan harus mempunyai tanda standard SII dengan ukuran sesuai
dengan dokumen lelang.
 Kontraktor harus memberikan copy sertifikat dari pabrik mengenai kekuatan dan
ukuran baja tulangan.
 Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka disamping
adanya sertifikat dari pabrik, juga harus ada/dimintakan sertifikat dari
laboratorium baik pada saat pemesanan maupun secara periodik minimum
masing-masing 2 (dua) contoh percobaan (stress strain) dan pelengkung untuk
setiap 20 ton besi. Pengetesan dilakukan pada laboratorium-laboratorium yang
disetujui oleh Pengawas.

Admixture :
 Untuk setiap penggunaan admixture yang dianggap perlu, Kontraktor diminta
terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari Pengawas mengenai hal tersebut.
 Untuk itu Kontraktor diharapkan memberitahukan nama perdagangan admixture
tersebut dengan keterangan mengenai tujuan, data-data bahan, nama pabrik
produksi, jenis bahan mentah utamanya, cara-cara pemakaiannya, resiko-resiko
dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu.
 Admixture yang mengandung unsur clorida, flourida, ion sulfide, ion nitrat dan
unsur-unsur lainnya yang dapat merusak bahanbahan beton dan tulangan baja
tidak boleh digunakan pada pekerjaan ini.
 High-range water-reducing, jika diijinkan untuk digunakan, harus sesuai dengan
persyaratan ASTM C494 type F atau G.

29
6. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan yang harus dilaksanakan kontraktor meliputi pekerjaan
mobilisasi peralatan dan material, pemasangan papan nama proyek, pekerjaan
pengukuran kembali (setting out).

7. Pekerjaan Mobilisasi Peralatan dan Material/Bahan


Kotraktor harus menyediakan semua peralatan, perlengkapan, lampu untuk
penerangan, rambu-rambu pengamanan, pekerjaan sementara, suku cadang,
tenaga kerja dan orang-orang termasuk segala sesuatau yang diperlukan untuk
melaksana-kan pekerjaan dengan baik dan selalu siap selama pekerjaan
berlangsung.

Pekerjaan persiapan ini juga menyediakan kantor lapangan untuk Kontraktor dan
Direksi, barak untuk tempat tinggal karyawan Kontraktor, lapangan untuk persiapan
(work-yards), pengadukan beton (batch plant), bengkel, depot dan gudang. Kegiatan
ini juga termasuk pekerjaan asembling dan pemuatan untuk transportasi peralatan
di gudang pusat Kontraktor atau tempat dimana peralatan tersebut berada,
pengangkutan dan pengiriman peralatan maupun material dan suku cadang ke
lokasi pekerjaan, pembongkaran, pemasanga sehingga siap pakai semua peralatan,
material dan suku cadang ke lokasi pekerjaan, pembongkaran, pemasangan
sehingga siap pakai semua peralatan, material dan suku cadang termasuk segala
sesuatu yang diperlukan untuk melakasanakan pekerjaan.

8. Papan Nama Proyek


Kontraktor berkewajiban memasang papan nama proyek di lokasi yang mudah
terlihat, di sekitar jalan masuk lokasi pekerjaan. Papan nama proyek dipasang pada
balok kayu dengan mutu yang baik, yang tertancap dalam tanah sehingga tidak bisa
digerak-gerakkan atau diubah-ubah.

Papan nama proyek berisi informasi pekerjaan yang sedang dilaksanakan, meliputi :

- Nama dan nomor kontrak pekerjaan yang dilaksanakan.


- Identitas pemilik pekerjaan.
- Identitas pelaksana pekerjaan.
- Waktu pelaksanaan pekerjaan.
- Nilai pekerjaan yang dilaksanakan.

Papan nama proyek dibuat dari kayu dengan mutu yang baik, terbuat dari papan
dengan ukuran tebal 3 cm, lurus dan diserut rata. Papan nama proyek dipasang
tegak (tidak miring), tinggi sisi atas papan nama proyek harus sama satu dengan
lainnya.

9. Pengukuran Kembali
Pengukuran kembali dimaksudkan untuk memastikan lokasi tapak pekerjaan serta
situasi lokasi pekerjaan, agar didapat gambaran yang jelas (dalam bentuk peta
situasi) untuk pelaksanan pekerjaan.

Persyaratan
Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diharuskan untuk mengadakan
pengukuran dan penggambaran kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi

30
keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak pohon, letak batas-
batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera kepresisiannya.

Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang
sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Direksi Pengawas untuk dimintakan
keputusannya.
Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudutnya hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpas/theodolit yang ketepatannya dapat dipertanggungjawabkan.

Kontraktor harus menyediakan theodolit/waterpas beserta Petugas yang


melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Direksi Pengawas selama
pelaksanaan pekerjaan/proyek.

Pengukuran sudut prisma atau benang secara azas segi tiga phytagoras hanya
diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh Direksi Pengawas.

Kontraktor harus memasang tugu patokan dasar (bench mark) sebagai titik acuan.
Untuk patok pekerjaan, kontaktor juga harus memasang patok-patok penuntun dan
papan dasar pelaksanaan.

Tugu patokan dasar (bench mark)


Tugu patokan dasar dibuat dari beton berpenampang sekurang-kurangnya 20×20
cm, tertancap kuat kedalam tanah sedalam 1 meter dengan bagian yang menonjol
diatas muka tanah sekurang-kurangnya setinggi 40 cm.

Letak dan jumlah patokan dasar ditentukan oleh Direksi Pengawas, minimal
diperlukan 2 buah tugu patokan dasar.

Tugu patokan dasar dibuat permanen, tidak bisa diubah, diberi tanda yang jelas dan
dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari Direksi Pengawas untuk
membongkarnya.

Pada waktu pematokan (penetuan) peil dan setiap sudut-sudut tapak (perpindahan),
Kontraktor wajib membuat shop drawing dahulu sesuai keadaan lapangan.

Papan dasar pelaksanaan (bouwplank) dan patok pekerjaan


Papan dasar pelaksanaan dipasang pada sepasang patok kayu ukuran 5/7 cm
dengan mutu yang baik. Patok kayu tersebut tertancap dalam tanah dan tidak bisa
digerak-gerakkan atau diubah-ubah posisinya, dengan jarak satu sama lain
maksimum 1,50 meter.

Papan dasar pelaksanaan/bouwplank dibuat dari kayu dengan mutu yang baik yang
disetujui Direksi Pengawas, dengan ukuran tebal 3 cm, lebar 20 cm, lurus dan
diserut rata pada sisi sebelah atasnya.

Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan lainnya, kecuali
dikehendaki lain oleh Direksi Pengawas.
Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 100 cm dari sisi luar lokasi pekerjaan.

Setelah selesai pemasangan papan dasar peleksanaan, Kontraktor harus


melaporkannya kepada Direksi Pengawas.

31
10. Pekerjaan Beton
 Persyaratan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan untuk membuat mix
design dari sebagian jumlah bahan untuk beton yang sudah memenuhi persyaratan
dengan pelaksanaannya mengikuti Standar Konstruksi Bangunan Indonesia
l.4.5.3.1989-UDC:693.5.
Kontraktor harus menyerahkan rencana konstruksi acuan dan perancah kepada
Pengawas untuk memperoleh persetujuannya. Pelaksanaan pembuatan bangunan
acuan dan perancah tidak diperkenankan sebelum gambar rencana bangunan
pembentuk disetujui Pengawas.
Pekerjaan pengecoran tidak dapat dimulai sebelum rencana tahap-tahap, cara+cara
dan persiapan pengecoran mendapat persetujuan Pengawas.
Perbandingan adukan harus sesuai hasil percobaan dan persyaratan yang diminta
dan angka perbandingan adukan tersebut harus menyatakan takaran dalam satuan
isi yang dilaksanakan dalam keadaan kering tanpa digetarkan. Alat penakar harus
dibuat dengan baik, kuat dan harus mendapatkan persetujuan Pengawas terlebih
dahulu.
Adukan beton tersebut sudah harus terpakai dalam waktu 1 jam setelah pengadukan
dengan air dimulai. Bila digerakkan kontinyu secara mekanik, jangka waktu tersebut
bisa diperpanjang satu jam. Adukan beton tersebut harus dicorkan sedekat-
dekatnya ke tujuan secara kontinyu sampai mencapai syarat-syarat pelaksanaan
yang disetujui Pengawas.
Pengecoran harus dilakukan secara teliti dan harus selalu diperiksa sehingga bisa
menghasilkan bentuk permukaan serta ketinggian yang dibutuhkan sesuai dengan
gambar kerja.
Pelaksanaan pemadatan/penggetaran harus dilaksanakan oleh pekerja-pekerja
yang telah berpengalaman dan dilaksanakan sesuai dengan pengarahan dan
petunjuk Pengawas.

 Pemeriksaan Mutu Beton


Kontraktor harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas
beton ini dengan memperhatikan data-data pelaksanaan ditempat lain atau dengan
mengadakan trial mixes di laboratorium yang ditunjuk oleh Pengawas.
Selama pengecoran beton harus selalu dibuat benda-benda uji setiap 5 m3 beton
dengan minimum 1 benda uji setiap hari sesuai dengan Standar Konstruksi
Bangunan Indonesia 1.4.5.3.1989-UDC:693.5 dan diberi tanggal dan nomor urut yang
menerus. Pengambilan benda uji dilakukan atas persetujuan Pengawas.
Kontraktor harus membuat laporan terlulis atas data kualitas beton yang dibuat
dengan disahkan oleh Pengawas dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai
karakteristiknya.
Persiapan, cara-cara pembuatan, penyimpanan dan pemeriksaan mutu hasil
pelaksanaan pekerjaan beton harus mengikuti ketentuan-ketentuan.

 Penerimaan Hasil Pekerjaan Beton


Pekerjaan beton dapat diterima setelah syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan
dalam spesifikasi teknik dan gambar perencanaan telah dipenuhi seluruhnya dan

32
umur beton telah mencapai 28 hari. Kriteria penerimaan hasil pekerjaan beton
ditentukan berdasarkan PBI 1971.
Apabila hasil pemeriksaan benda-benda uji menunjukkan kekurangan kekuatan
beton hasil pekerjaan yang tidak melebihi 10% dari kekuatan beton yang disyaratkan,
maka hasil pekerjaan ini dapat diterima oleh Pengawas. Atau diambil tindakan-
tindakan sesuai dengan pasal 4.8 PBI 1971. Penyimpangan hasil pelaksanaan
terhadap spesifikasi teknis, gambar perencanaan atau petunjuk Pengawas dapat
menyebabkan hasil pekerjaan tersebut dibongkar dan diperbarui kembali sesuai
dengan persyaratan dan ketentuan-ketentuan dalam persyaratan dokumen kontrak.

 Penolakan Hasil Pekerjaan Beton


Pengawas berhak menolak dan memerintahkan pembongkaran hasil pekerjaan
beton jika pekerjaan beton tersebut menunjukkan hasil-hasil sebagai berikut :

- Porous, segregasi atau berlubang-lubang.


- Construction joints dibuat pada lokasi maupun cara-cara yang tidak sesuai
dengan rencana.
- Letak/posisi tulangan baja bergeser (tidak sesuai dengan rencana) selama
dan setelah pengecoran.
- Penyimpangan-penyimpangan hasil pelaksanaan sudah di luar batas
toleransi yang dapat diberikan sesuai dengan spesifikasi teknis ini.
- Permukaan finishing tidak dapat memenuhi persyaratan.
- Hasil pemeriksaan mutu beton maupun tindakan penanggulangannya tidak
dapat memenuhi persyaratan pada PB 1971 (N I-2).
- Hasil pekerjaan tidak memenuhi persyaratan dalam spesifikasi teknis ini.

5.22 PROGRAM KERJA

Dalam pelaksanaan pekerjaan layanan konsultansi, perlu adanya suatu program


kerja yang konsepsional, efektif dan efisien, sehingga setiap aktivitas kerja untuk
mencapai target sukses pekerjaan dapat terprogram dengan baik. Program kerja
yang akan dilaksanakan disesuaikan dengan ketentuan dalam Kerangka Acuan
Kerja (KAK) atau Terms of Reference (TOR). Penyusunan program kerja ini
dilakukan berdasarkan :

- Ruang lingkup pekerjaan;


- Volume pekerjaan;
- Batas waktu;
- Keahlian personil;
- Jumlah personil;
- Peralatan yang dipakai;
- Schedule mobilisasi;
- Arahan Pengguna Jasa;
- Aspek-aspek teknis dan non teknis lainnya.

Agar tujuan dan sasaran pekerjaan dapat dicapai sebagaimana yang diharapkan,
maka program kerja akan disusun secara sistematis dan dilaksanakan berdasarkan
urutan pekerjaan efektif dan waktu pelaksanaannya. Untuk mendapatkan efektivitas
yang tinggi atas input konsultan, dengan menggunakan sumber daya yang tersedia

33
secara efisien, dibutuhkan suatu perencanaan dan pelaksanaan sistem layanan
konsultansi yang ketat. Hanya dengan cara ini kualitas maupun kuantitas pekerjaan
dapat dikontrol, seraya menghindari beban pekerjaan puncak yang cukup besar.
Beban puncak dalam pekerjaan memerlukan mobilisasi staf tambahan dan
pengenalan terhadap pekerjaan. Aktivitas yang mengakibatkan berkurangnya
kualitas pekerjaan diupayakan untuk dihindari.

Aktivitas pokok pekerjaan pengawasan teknik meliputi tahapan utama sebagai


berikut :

- Persiapan awal, studi terdahulu;


- Koordinasi konsultan dengan Pemimpin Pekerjaan;
- Koordinasi dengan unsur pekerjaan;
- Koordinasi team konsultan;
- Koordinasi dengan instansi terkait;
- Tahap pengawasan teknik.

1. Persiapan Awal dan Studi Terdahulu


a) Persiapan awal
Setelah konsultan mengadakan mobilisasi, dimana Team Leader telah
dimobilisasi, kemudian disusul dengan mobilisasi personil yang lain sesuai
Manning Schedule dan kebutuhan aktivitas pekerjaan, team konsultan segera
mengadakan persiapan awal untuk pekerjaan ini, yang kegiatannya antara lain
meliputi :

- Menata/penyiapan kantor, furniture, perlengkapan kantor, dan lain-lain.


- Mengadakan rapat koordinasi awal seluruh team konsultan.
- Mengadakan kunjungan/koordinasi awal dengan instansi-instansi dan pihak-
pihak terkait.
- Penyiapan format/form-form standar yang akan diperlukan/digunakan
selama periode pekerjaan.
- Pengumpulan data yang tersedia.
- Studi/analisa data yang tersedia.
- Field reconnaisance/site visit.
- Mempelajari kembali design dan scope pekerjaan fisik.

b) Studi terdahulu
Semua data yang akan dijadikan dasar/pegangan pelaksanaan pengawasan
konstruksi adalah berupa gambar-gambar rencana dan spesifikasi-spesifikasi,
baik teknis maupun umum yang akan dikumpulkan/dicari konsultan pengawas
untuk dipelajari dan kemudian dilaksanakan. Data tersebut umumnya dapat
diperoleh dari Pengguna Jasa.

2. Koordinasi konsultan dengan Pemimpin Pekerjaan;


Dalam rangka menunjang pelaksanaan pekerjaan, konsultan akan melakukan
koordinasi secara rutin dengan Pemimpin Pekerjaan, unsur pekerjaan, instansi
terkait dan koordinasi intern konsultan.

 Pemimpin Pekerjaan
Koordinasi dengan Pemimpin Pekerjaan perlu dilakukan secara rutin dan
dengan frekwensi yang cukup.

34
3. Unsur Pekerjaan
Selama waktu pelaksanaan, akan diadakan “Monthly Project Meeting” antara
Konsultan, Penyedia Jasa Pemborongan dan Pemimpin Pekerjaan, di sini bisa
dievaluasi, dimonitor dan dibahas hal-hal antara lain :

* Membahas pekerjaan yang akan dikerjakan, agar tidak terjadi keragu-


raguan atau kesalahan dalam pelaksanaan.
* Management/pengaturan/penempatan alat berat oleh Penyedia Jasa
Pemborongan.
* Kemajuan pekerjaan.
* Informasi-informasi yang perlu disampaikan kepada Penyedia Jasa
Pemborongan dan atau sebaliknya.
* Masalah-masalah di lapangan dan pemecahannya.
* Rencana kerja Penyedia Jasa Pemborongan untuk bulan berikutnya.

Bila terjadi hal-hal khusus misal kelambatan pekerjaan, pekerjaan yang


perlu dilaksanakan dengan “crash-program” dan lain-lain, dalam hal ini
perlu diadakan pertemuan khusus.

Project meeting antara Konsultan dan Penyedia Jasa Pemborongan


dilakukan secara periodik (mingguan), untuk kondisi khusus dapat dilakukan
dalam rentang 2 + 3 harian.

4. Instansi Terkait
Dalam rangka melaksanakan tugas pengawasan teknik, konsultan perlu
melakukan koordinasi dengan instansi dan konsultan lain terkait yang
berhubungan dengan scope pekerjaan.

5. Intern Konsultan
Dalam melaksanakan tugas, team konsultan selain akan melaksanakan
tugasnya sesuai dengan job description, juga perlu ada koordinasi antara
Team Leader dengan stafnya, seperti antara lain dan tidak terbatas pada :

a) Rapat bulanan antara Team Leader dan staff, membahas :


* Laporan bulanan.
* Aktivitas yang sudah dan akan dilaksanakan.
* Masalah lapangan dan pemecahannya.
* Penjelasan dan diskusi teknis untuk menunjang kelancaran pekerjaan.

b) Profesional staf Konsultan akan melakukan kunjungan setiap hari atau


secara berkala ke lapangan pada waktu pekerjaan berjalan untuk
meyakinkan bahwa pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan kontrak.
c) Sub profesional staf akan melaksanakan inspeksi harian untuk meyakinkan
bahwa material, tenaga kerja dan hasil pekerjaan fisik sesuai dengan
dokumen kontrak dalam hal mutu, volume dan waktu.
d) Pertemuan-pertemuan khusus antara team leader dengan team atau antar
staf Konsultan dengan frekwensi yang cukup atau sesuai kebutuhan, agar
terjadi komunikasi, koordinasi, informasi yang baik.

35
5.23 TAHAP PENGAWASAN

Konsultan selama periode konstruksi, akan senantiasa memberi arahan, bimbingan


dan instruksi yang diperlukan kepada Penyedia Jasa Pemborongan guna menjamin
bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas, tepat kuantitas,
tepat waktu dan tepat biaya dengan berdasarkan dokumen kontrak dan petunjuk
teknis lainnya. Selain itu, tugas konsultan meliputi melakukan sertifikasi atas
pekerjaan ini yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Pemborongan. Secara rinci,
pekerjaan yang dilakukan pada tahap supervisi adalah :

* Masa Konstruksi/ Masa Perbaikan :


Mengecek data titik survey di lapangan
Menyelenggarakan pengawasan menerus di lapangan untuk mendapatkan kepastian
bahwa semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan persyaratan di dalam
dokumen kontrak.
Memeriksa test laboratorium dan test lapangan untuk pekerjaan fisik, juga material
yang akan digunakan dan metode kerja untuk mendapatkan kepastian sudah sesuai
dengan persyaratan.

Menjaga, mengendalikan, mengontrol, memonitor, meevaluasi rencana kemajuan


pekerjaan yang terbaru berupa bar-chart dan atau metode lain yang digunakan
sesuai dengan rencana kerja yang sudah disetujui.
Memeriksa dan menyetujui semua gambar kerja dan detailnya yang diajukan oleh
Penyedia Jasa Pemborongan, penyesuaian design bila diperlukan, agar sesuai
dengan kebutuhan teknis/lapangan.

Memberikan laporan secara berkala semua pengukuran kuantitas pekerjaan yang


sudah di test termasuk penggunaan material, dengan menggunakan bentuk yang
sudah disetujui oleh Pengguna Jasa.

Memberikan laporan khusus jika ada masalah yang timbul, dan memberikan
rekomendasi pemecahan permasalahan.

Membantu mempersiapkan semua perubahan (change orders) dan membantu


Pengguna Jasa pada saat dilakukan negosiasi harga dan biaya konstruksi terhadap
perubahan kontrak tersebut (bila ada).

Mengevaluasi dan membantu menyiapkan rekomendasi bagi Pengguna Jasa dalam


bertindak atas klaim terhadap kontrak, perselisihan, penambahan lingkup pekerjaan
kontrak dan perubahan-perubahan lain di luar lingkup pekerjaan yang tercantum
dalam dokumen kontrak.

Memeriksa rancangan sertifikat pembayaran bulanan yang akan disertifikasikan


oleh Pengawas untuk mendapatkan persetujuan Pemimpin Pekerjaan.

Menyediakan bantuan dan arahan pada saat yang tepat bagi Penyedia Jasa
Pemborongan di dalam semua masalah yang ada hubungannya dengan dokumen
kontrak, pengecekan terhadap survey tanah dasar, test pengawasan mutu dan
masalah lain yang berhubungan dengan dipenuhinya kontrak dan kemajuan
pekerjaan.

36
Menjamin penerimaan dan menjaga sebagai laporan tetap semua jaminan yang
diperlukan di bawah syarat-syarat yang tercantum di dalam dokumen kontrak,
untuk material dan peralatan yang digunakan di pekerjaan. Semua material yang
digunakan di pekerjaan termasuk sumbernya juga harus disetujui terlebih dahulu.
Menyediakan informasi yang diperlukan oleh Pengguna Jasa, menghadiri dan
mencatat semua rapat/pertemuan dengan Penyedia Jasa Pemborongan, Pemimpin
Pekerjaan dan Instansi pemerintah lain serta menyediakan bantuan teknis bila dan
kapan diperlukan dalam kaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan dan masalah-
masalah kontrak.

Mendokumentasikan kondisi cuaca harian, peralatan Penyedia Jasa Pemborongan


dan personil di lapangan serta peristiwa/kejadian yang bisa mengakibatkan
keterlambatan, dan langkah-langkah yang diambil untuk mencegah keterlambatan
tersebut.
Memberikan bantuan advis kepada Pemimpin Pekerjaan di dalam menyusun
kebijakan dan langkah untuk mencegah dan mengurangi klaim.
Membuat laporan bulanan, laporan teknik/khusus dan laporan akhir pekerjaan
seperti yang dikehendaki oleh Pengguna Jasa.

Pemeriksaan Serah Terima Sementara, termasuk penyiapan laporan dan Berita


Acara Serah Terima Sementara yang diperlukan, serta menyiapkan Sertifikat
Penerimaan Sementara (Certificate of Provisional Acceptance).
Secara ringkas, semua aktivitas di lapangan dirangkum di bawah ini :

1. Persiapan lapangan
Pada tahap persiapan di lapangan, tim konsultan akan mengawasi dan mencek
aktivitas-aktivitas konstruksi seperti yang dijabarkan berikut ini :

- Memeriksa kualitas semua bahan yang akan digunakan untuk konstruksi.


- Penyiapan rancangan campuran pekerjaan (job mix formula) untuk beton
dan lain-lain.
- Lokasi letak bahan-bahan.
- Kondisi tumpukan bahan di lokasi kerja.
- Jumlah dan kondisi semua peralatan.
- Jumlah personil Penyedia Jasa Pemborongan.
- Jumlah dan kualitas bahan-bahan.
- Kondisi cuaca.
- Prosedur administrasi Penyedia Jasa Pemborongan.
- Form/formulir kerja.
- Persiapan form-work.
- Mengecek jadual Penyedia Jasa Pemborongan.
- Persiapan konstruksi.

2. Pekerjaan konstruksi/ Perbaikan


Setelah mobilisasi dan persiapan di lapangan selesai dan diperiksa oleh
konsultan dan Pemimpin Pekerjaan, maka Penyedia Jasa Pemborongan akan
diijinkan untuk melanjutkan pekerjaan konstruksi. Team konsultan akan
mengecek langsung hal-hal berikut ini :

- Metoda pekerjaan konstruksi;


- Penggunaan bahan;

37
- Pengecekan jadwal;
- Kondisi cuaca dari waktu ke waktu selama periode pelaksanaan pekerjaan;
- Pengambilan contoh (sampling).

Sebelum pekerjaan fisik dimulai, Penyedia Jasa Pemborongan mengajukan


“Request” terlebih dahulu, yang berisi antara lain :

- Jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan;


- Lokasi pekerjaan;
- Peralatan yang akan digunakan;
- Estimasi volume pekerjaan;
- Material yang akan digunakan;
- Rencana jam kerja.
- Pengawasan mutu
Sebelum memulai aktivitas konstruksi, Penyedia Jasa Pemborongan akan
membuat suatu permohonan tertulis kepada konsultan untuk prosedur
konstruksi dan persetujuan pekerjaan. Konsultan akan :

- Menginspeksi dan menyetujui bahan-bahan yang akan digunakan.


- Menginspeksi dan menyetujui pelaksanaan pekerjaan fisik.
- Menginspeksi dan menyetujui metoda serta ketelitian pekerjaan
- Memeriksa/menginstruksikan test-test lapangan.
- Memeriksa/menginstruksikan test laboratorium terhadap sampel-sampel
yang diambil dari lokasi kerja.
- Memeriksa/menginstruksikan test yang lain sesuai spesifikasi.

3. Pengawasan kuantitas
Pengawasan kuantitas (quantity control) akan mengecek bahan-bahan yang
ditempatkan oleh Penyedia Jasa Pemborongan. Konsultan akan memproses
bahan-bahan dan produk fisiknya berdasarkan atas :

- Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi


- Metoda perhitungan.
- Lokasi kerja.
- Jenis pekerjaan (work item).
- Tanggal diselesaikannya pekerjaan.
- Catatan-catatan teknis
- Catatan-catatan akan dikeluarkan/diberikan dari waktu ke waktu, untuk
memberikan petunjuk-petunjuk kepada Penyedia Jasa Pemborongan guna
meningkatkan aspek-aspek pekerjaan fisik, metode kerja/construction
methode dan lain-lain.
Demikian juga catatan-catatan/instruksi-instruksi diberikan juga untuk
pekerjaan yang hasilnya tidak sesuai dengan spesifikasi.

Fase value engineering :


Pekerjaan yang dilakukan pada tahap value engineering antara lain sebagai
berikut :
o Memeriksa original design, untuk mengetahui apakah dimungkinkan
dilakukan redesign untuk penghematan sesuai usulan Penyedia Jasa
Pemborongan.

38
o Metode konstruksi, pengoperasian alat berat, sehingga diharapkan
diperoleh penghematan biaya konstruksi.

5.24 PELAPORAN

Selama proses pengawasan pelaksanaan pekerjaan dan akhir dari pelaksanaan


pekerjaan, maka konsultan akan membuat laporan, yaitu : laporan pendahuluan,
laporan mingguan, laporan bulanan dan laporan akhir.

Laporan mingguan/bulanan berisi tentang progres fisik pekerjaan dan kendala-


kendala selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung untuk setiap minggu/bulannya.
Proses penyusunan laporan mingguan/bulanan akan mengacu kepada laporan dari
field engineer dan pengawas lapangan untuk setiap lokasi yang akan diawasi.
Sebelumnya diarsipkan maka perlu dilakukan pembahasan bersama-sama dengan
direksi.

Sedangkan laporan Akhir berisikan tentang perhitungan volume akhir pekerjaan


dan evaluasi pelaksanaan pekerjaan. Laporan tersebut akan dilengkapi dengan
foto-foto dokumentasi yang bedasarkan prosentase kemajuan pekerjaan (0 %, 25 %,
50 %, 75 % dan 100 %). Secara rinci, isi laporan adalah sebagai berikut :

Laporan Bulanan = 5 (lima) buku/bulan


Merupakan resume Laporan Mingguan per bulan, yang berisi antara lain :
permasalahan yang terjadi di lapangan perbulan, usulan pemecahan dan tindak
lanjut, kemajuan pekerjaan konstruksi di lapangan tiap akhir bulan. Laporan ini
diserahkan kepada Pemberi Tugas setiap akhir bulan.

Laporan Akhir = 5 (lima) buku


Berisi uraian lengkap mengenai kegiatan pengawasan, dengan lampiran :

o Buku Harian Lapangan (BHL).


o Addendum Surat Perjanjian (Kontrak) tentang perpanjangan waktu dan
Perubahan Tata Cara Pembayaran (kalau ada).
o Surat Pernyataan selesai pekerjaan.
o Foto Dokumen Lapangan sebanyak 1 exemplar/minggu.
o Berita Acara Penyerahan Pekerjaan I (PHO).
o Laporan ini diserahkan di akhir pelaksanaan pekerjaan.

5.25 ORGANISASI DAN PERSONIL

Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan


Berdasarkan metodologi dan pendekatan penanganan pekerjaan sebagaimana telah
diuraikan, maka disusun organisasi pelaksana pekerjaan dalam rangka koordinasi,
pertukaran informasi, evaluasi dan pengendalian pelaksanaan pekerjaan secara
maksimal serta struktur organisasi tim konsultan. Untuk itu, sistem koordinasi
pekerjaan ini dengan struktur organisasi mempunyai sasaran pokok sebagai berikut
:

39
a. Sasaran eksternal
Dalam arti tujuan koordinasi, pertukaran informasi, evaluasi dan pengendalian
pelaksanaan pekerjaan antara Tim Konsultan dengan Suku Dinas Pekerjaan Umum
Tata Air Kota Adminstrasi Jakarta Selatan.

b. Sasaran internal
Dalam arti koordinasi, evaluasi dan pengendalian pelaksanaan di dalam Tim
Konsultan sendiri, baik dalam tahap persiapan maupun tahap pengawasan.
Koordinasi dilakukan antara anggota tim dan angota tim dengan ketua tim sesuai
tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota tim.

Adapun mekanisme pelaksanaan penyusunan pekerjaan adalah sebagai berikut :

 Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)


Dalam hal ini Pemimpin Pekerjaan, bertindak sebagai penanggung jawab
pekerjaan dan akan mempunyai peran dalam hal koordinasi khususnya
secara administratif dan teknis.

 Konsultan
Direktur Perusahaan, bertanggung jawab atas masalah kontrak, manajemen
personil dan pembiayaan pekerjaan secara keseluruhan.
Ahli Teknik, secara umum bertanggung jawab dalam hal-hal manajerial dan
koordinasi Tim maupun koordinasi terhadap seluruh pekerjaan seperti
menyiapkan program kerja, memberikan arahan dan petunjuk dalam
melaksanakan pekerjaan, memimpin tim dalam setiap diskusi dan koordinasi
dengan Pengguna Jasa, bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan tim,
serta secara khusus bertanggung jawab terhadap materi yang terkait bidang
keahliannya.
Inspektor, Surveyor, Drafter, akan bertanggung jawab terhadap pekerjaan
bidang ilmunya masing-masing sesuai dengan apa yang ditetapkan dalam
Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing
item pekerjaan. Selain tenaga ahli, pekerjaan ini juga akan dibantu tenaga
pendukung lainnya, yaitu Administrasi./Sekretaris
Narasumber
Narasumber yang dimaksud dalam pekerjaan ini adalah, pihak-pihak yang
terkait secara langsung maupun tidak langsung yang dapat memberikan
data/ informasi dan masukan yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.

5..17 PENUGASAN PERSONIL


Uraian tugas dan tangung jawab masing-masing tenaga untuk pelaksanaan
pekerjaan ini sudah sangat jelas di uraikan di dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK)
adalah sebagai berikut :

a) Ketua Tim
- Ketua Tim mengkoordinir tim dalam melaksanakan supervise konstruksi
Pekerjaan Supervisi sesuai dengan maksud dan tujuan pekerjaan.
- Ketua Tim melakukan inspeksi secara teratur di lokasi pekerjaan dan
melakukan monitoring kondisi pekerjaan dan melakukan perbaikan-
perbaikan agar pekerjaan dapat direalisasikan sesuai dengan ketentuan
dan persyaratan yang berlaku.

40
- Ketua Tim memberikan pengertian dan pemahaman yang benar kepada
Kontraktor tentang spesifikasi yang tercantum dalam kontrak.
- Ketua Tim merinci dan menjelaskan pekerjaan secara teknis
sehubungan dengan permintaan addendum/Contract Change Order.
- Ketua Tim melakukan pemantauan secara ketat atas prestasi Kontraktor
dan segera melaporkan kepada Pengguna Jasa apabila kemajuan
pekerjaan mengalami keterlambatan sesuai dengan kontrak kritis, serta
menawarkan solusi atas permasalahan yang ada.
- Melakukan pengecekan secara cermat terhadap semua pengukuran
pekerjaan dan secara khusus harus ikut serta dalam proses pengukuran
akhir pekerjaan.
- Menyusun laporan pendahuluan, laporan harian, laporan mingguan,
laporan bulanan supervisi konstruksi, laporan akhir, laporan keuangan
dan menyerahkan kepada Pengguna Jasa dalam bentuk hard copy dan
soft copy.
- Menandatangani semua dokumen yang menjadi tugas dan tanggung
jawabnya, seperti tagihan Kontraktor, gambar- gambar kerja dan
perhitungan-perhitungan konstruksi lainnya.

b) Ahli Konstruksi
- Ahli Konstruksi melakukan pemantauan secara ketat atas prestasi
Kontraktor dan segera melaporkan kepada Team Leader dan Pengguna
Jasa apabila kemajuan pekerjaan mengalami keterlambatan sesuai
dengan kontrak kritis, serta menawarkan solusi atas permasalahan
yang ada.
- Melakukan pengecekan secara cermat terhadap semua pengukuran
pekerjaan dan secara khusus harus ikut serta dalam proses pengukuran
akhir pekerjaan.
- Menyusun laporan pendahuluan, laporan harian, laporan mingguan,
laporan bulanan supervisi konstruksi, laporan akhir, laporan keuangan
dan menyerahkan kepada Pengguna Jasa dalam bentuk hard copy dan
soft copy.
- Menandatangani semua dokumen yang menjadi tugas dan tanggung
jawabnya, seperti tagihan Kontraktor, gambar- gambar kerja dan
perhitungan-perhitungan konstruksi lainnya.
- Membantu Team Leader dalam Pelaksanaan Pekerjaan di Lapangan.

c) Ahli K3
- Ahli K3 Konstruksi Menerapkan ketentuan peraturan + peraturan
perundang + undangan tentang dan terkait K3 Kontruksi.Dan mengkaji
dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan kontruksi dan
merencanakan dan menyusun program K-3.
- Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3,
serta melakukan sosialisasi penerapam dan pengawasan pelaksanaan
program, prosedur kerja dan instruksi K3
- Melakukan Evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan
Pedoman teknis K3 Konstruksi.
- Membantu Team Leader dalam Pelaksanaan Pekerjaan di Lapangan.

41
d) Inspector
- Inspector memeriksa dan menandatangani shop drawing dan as built
drawing yang benar yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana.
- Inspector memeriksa dan menanda tangani permintaan ijin kerja
(request) yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana.
- Inspector mengarahkan secara benar pelaksanaan pekerjaan di
lapangan sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi teknis.
- Inspector melaksanakan opname pekerjaan bersama dengan Kontraktor
Pelaksana atas hasil prestasi pekerjaan di lapangan.
- Inspector memeriksa, menyetujui dan menanda tangani backup yang
diajukan oleh Kontraktor Pelaksana.
- Inspector melakukan pengawasan mutu pekerjaan di lapangan.

e) Surveyor
- Membantu Pelaksanaan Pengukuran Dalam Pelaksnaan Pekerjaan
f) Drafter
- Melaksanakan pekerjaan Gambar / Autocad pembangunan prasarana
keairan
g) Sekretaris

- Mengerjakan hal Adminstrasi dan Keuangan Proyek dan menguasai


Aplikasi Microsof office khususnya bidang Akuntasi Keuangan.

STRUKTUR ORGANISASI KONSULTAN PENGAWAS DI LAPANGAN :

KETUA TIM

ADMINISTRASI

AHLI KONSTRUKSI (SDA) AHLI KONSTRUKSI K3

INSPECTOR DRAFTER

Garis Perintah
Garis Koordinasi

42
5.18 PERALATAN PENDUKUNG

Konsultan akan menyediakan peralatan kantor dan lapangan selama periode


kontrak, yang digunakan untuk kelancaran operasional pekerjaan. Peralatan itu
antara lain :

* Personal computer, Laptop dan PC


* Meja Gambar,
* Printer, A4 dan A3
* Kamera/ Video Kamera,
* Alat komunikasi (Hp), serta
* Alat tulis kantor (ATK).

Untuk menujang kelancaran dan efektifitas kerja, Konsultan juga sudah memiliki
fasilitas, peralatan dan perlengkapan kantor yang memadai.

43
PROPOSAL TEKNIS

5.19 KOMPOSISI PERSONIL

Jumlah
Posisi Uraian
No Nama Personil Perusahaan Tenaga Ahli Lingkup Keahlian Orang
Penugasan Pekerjaan
Bulan
A. TENAGA AHLI / PROFESIONAL
Mengkoordinir TIM,
AHLI SUMBER Bertanggung jawab
CV. MITRA
1 JOSZY ARIEF MUSTIKA, ST Tetap DAYA AIR - TEAM LEADER atas semua pekerjaan 1
UTAMA
MADYA Pengawasan

Melakukan kerja
sesuai bidang
CV. MITRA AHLI SUMBER AHLI KONSTRUKSI keahlian yang
2 AFRIZAL GOJALI, ST Tidak Tetap 1
UTAMA DAYA AIR - MUDA SDA diperlukan untuk
menyelesaikan
pekerjaan.

Menerapkan
CV. MITRA AHLI KONSTRUKSI ketentuan peraturan
3 FREDERIK SINGKI TANAN, ST Tidak Tetap AHLI K3 1
UTAMA K3- MUDA perundang-undangan
tentang K3 Konstruksi

Inspector mempunyai
tugas membantu
CV. MITRA
4 SAMINO, ST Tidak Tetap INSPECTOR INSPECTOR Team Leader dalam 1
UTAMA
pengawasan proyek di
lapangan

44
Membantu Kegiatan
survei pengukuran
lapangan dan
CV. MITRA
5 PURWOKO, ST Tetap SURVEYOR SURVEYOR melakukan 1
UTAMA
pengumpulan &
penggambaran data
lapangan.
Membantu Kegiatan
survei pengukuran
lapangan dan
CV. MITRA
6 AJI MUHAMAD HEIKAL, A.MD.T Tidak Tetap SURVEYOR SURVEYOR melakukan 1
UTAMA
pengumpulan &
penggambaran data
lapangan.

Mengembangkan
CV. MITRA
7 ACHMAD FARUG A.Md Tidak Tetap DRAFTER DRAFTER gambar dari konsultan 1
UTAMA
design (perencana)

Melaksanakan semua
CV. MITRA SEKRETARIS/ SEKRETARIS/
Tetap Pekerjaan
8 YUYUN ANDRIANI UTAMA ADMINITRASI ADMINISTRASI 1
Administrasi

45
5.20 JADWAL PENUGASAN PERSONIL

Posisi Jumlah
No. Nama Personil BULAN KE - Keterangan
Penugasan Personil
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 JOSZY ARIEF MUSTIKA, ST TEAM LEADER 1
AHLI KONST.
2 AFRIZAL GOJALI, ST
SDA
1

3 FREDERIK SINGKI TANAN, ST AHLI K3 1


WAKTU PELAKSANAAN 9
(SEMBILAN) BULAN
4 SAMINO, ST INSPECTOR 1
ATAU 270 (DUA RATUS
TUJUH PULUH) HARI
5 PURWOKO, ST SURVEYOR 1
KALENDER
6 AJI MUHAMAD HEIKAL, A.MD.T SURVEYOR 1

7 ACHMAD FARUG A.Md DRAFTER 1


SEKRETARIS/
8 YUYUN ANDRIANI
ADMINISTRASI
1

46
5.21 JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN KONSULTAN REVIEW DESIGN DAN SUPERVISI PEMBANGUNAN DAN PENINGKATAN SALURAN DRAINASE JALAN AW. SYAHRANI (BANKEU 2020)

BULAN
No. URAIAN TUGAS PERSONIL KET
1 2 3 4 5 6 7 8
I TAHAP PERSIAPAN KONSTRUKSI
1 Menyusun Laporan Pendahuluan dan RMK TL & TA SDA
2 Memeriksa RMK Konstruksi TL & TA SDA
3 Studi Meja Kontrak Konstruksi TL & TA SDA
4 Survey Lapangan Awal - MC 0 TL,TA.SDA, Insp
5 Membuat Analisis Contoh Bahan TL,TA.SDA, Insp
6 Evaluasi Rencana Kerja Konstruksi TL,TA.SDA, Insp
II TAHAP PERENCANAAN KONSTRUKSI
1 Memeriksa Shop Drawing dan Pengajuan Izin Kerja TL,TA.SDA, Insp
Melakukan Pengawasan Kuantitas Terhadap bahan / material, tenaga kerja
2 ,peralatan,hasil kerja,ketepatan waktu dan metode pelaksanaan.
TL,TA.SDA, Insp
3 Mengawasi dan meneliti dan penyesuaian termasuk (Review Desain) TL & TA SDA
4 Memberikan masukan dari segi keteknikan TL & TA SDA
5 Membuat Instruksi / teguran / surat kepada Kontraktor Pelaksana TL & TA SDA
6 Melakukan pemeriksaan lapangan harian TL,TA.SDA, Insp
Memeriksa kemajuan pekerjaan konstruksi dan membuat berita acara sertifikat
7
pembayaran. TL,TA.SDA, Insp
8 Menyelenggarakan rapat - rapat lapangan TL,TA.SDA, Insp
Membuat Foto - Foto Dokumentasi Pekerjaan Lapangan 0% - 25% -50%-75% dan
9
100 % pada Posisi Engale Yang sama. TL,TA.SDA, Insp
10 Membuat laporan Bulanan (Harian,Mingguan dan Bulanan)
III TAHAP PERSIAPAN MASA PEMELIHARAAN
1 Pemeriksaan hasil pekerjaan pada proses serah terima pekerjaan pertama TL,TA.SDA, Insp
2 Membuat daftar kekurangan dan cacat pada pekerjaan (Defect Lish) TL,TA.SDA, Insp
3 Memeriksa As Built Drawing TL,TA.SDA, Insp
4 Mengkoordinasi Pengadaan " Operational Manual" TL,TA.SDA, Insp
5 Menyusun Laporan Akhir TL,TA.SDA, Insp
1.) Laporan Akhir TL,TA.SDA, Insp
2.) Laporan Quantity dan Quality Control TL,TA.SDA, Insp
3.) Album Dokumentasi Kegiatan Supervisi & Vidio Drone Pelaksanaan Pekerjaan TL,TA.SDA, Insp

47
PROPOSAL TEKNIS
BAB 6

1.1. Umum PENUTUP

Dokumen Usulan Teknis ini merupakan upaya optimal dan hasil maksimal yang mampu
dilakukan oleh Konsultan beserta jajaran Tim Tenaga Ahli yang dimiliki untuk menyatakan
kesiapan dan kesanggupan melaksanakan lingkup pekerjaan sesuai dengan alokasi waktu
yang disediakan untuk menghasilkan hasil kajian yang sesuai dengan maksud, tujuan dan
sasaran yang diharapkan dalam KAK.

Anggota Tim Ahli yang dimiliki dan diusulkan sebagian besar telah memiliki pengalaman
dalam kegiatan pengawasan ataupun desain pekerjaan keairan, sehingga diharapkan
dengan kompetensi masing-masing dapat diperoleh hasil pelaksanaan pekerjaan yang
memuaskan.

Beberapa kekurangan terkait dengan pemahaman, pendekatan dan metodologi, rencana


kerja dan alokasi tenaga ahli yang disampaikan dalam usulan teknis ini akan
disempurnakan lebih lanjut dalam laporan studi dengan memperhatikan masukan dari
pihak Pemberi Kerja.

Hormat Kami,
CV. MITRA UTAMA

KUNANTO
Direktur

1
LAMPIRAN

 PERNYATAAN MEMATUHI KETENTUAN STANDAR REMUNERASI

MINIMAL TENAGA AHLI

 PERNYATAAN KESEDIAAN UNTUK DI TUGASKAN

 CURICULUM VITAE PERSONIL

 REFERENSI KERJA PERSONIL

 SURAT PERNYATAAN KEPEMILIKAN SERTIFIKAT TENAGA AHLI

Anda mungkin juga menyukai