Asnah Hidayati,+400 6 102-108
Asnah Hidayati,+400 6 102-108
Laporan Kasus
Abstrak
Mycosis Fungoides adalah keganasan sel limfosit T yang langka dan bersifat indolen pada kulit
dengan evolusi klinis berupa bercak, plak dan tumor. Mycosis Fungoides fase dini sulit terdeteksi karena
kemiripannya dengan keradangan pada kulit berpola likenoid. Mycosis Fungoides dan dermatitis likenoid
memiliki terapi dan prognosis yang berbeda sehingga harus dapat dilakukan diagnosis yang akurat. Kami
melaporkan serial kasus Mycosis Fungoides dari dua orang pasien wanita yang terdiagnosis pada fase dini
dengan gejala klinis berupa bercak dan plak multipel disertai gatal menahun. Kasus pertama terjadi pada
usia 60 tahun dengan gejala selama 8 tahun sedangkan kasus kedua terjadi pada usia 58 tahun dengan
gejala selama 6 tahun. Bercak dan plak pada kedua pasien tersebut berlokasi di area yang terlindung dari
sinar matahari disertai skuama halus, sebagian hiperpigmentasi, bervariasi bentuk dan ukuran. Hasil
pemeriksaan histopatologi dari sediaan biopsi kulit kedua penderita berupa reaksi likenoid yang
mengandung sejumlah sel limfoid atipik, serebriformis. Hasil pewarnaan imunohistokimia menunjukkan
CD3 positif membentuk epidermotropisme, rasio CD4/CD8 8:1, Ki67 positif sekitar 25% dan CD20 negatif.
Dari kedua kasus ini dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan imunohistokimia dapat membatu menegakkan
diagnosis Mycosis Fungoides pada dua orang wanita tua dengan keluhan gatal disertai bercak atau plak
yang menahun dengan gambaran histopatologik berupa reaksi likenoid dengan epidermotropisme.
Mycosis fungoides is a rare, indolent cutaneous T cell lymphoma which characterized by evolution of
patches, plaques and tumor. It is extremely difficult to diagnose early phase Mycosis Fungoides because
this condition can mimick other skin inflammatory lesion especially lichenoid reaction. Mycosis Fungoides
and lichenoid dermatitis should be diagnosed accurately because these two entities have different
modalities of theraphy and prognosis. We report two case series from two women patients who were
diagnosed as Mycosis Fungoides in early phase with chronic-pruritic patches and plaques from clinical
features. The first case was a 60 years old with symptom for 8 years and the second case was a 58 years
old with symptom for 6 years. Various shape and size patches and plaques were on skin in sun cover area
which have thin squamae and hyperpigmented in a part. Histopathological result from punch biopsy
specimens showed lichenoid reaction with scattered atypical cerebriform lymphocytes. Immuno-
histochemistry examination with the result of CD3 positive highlighting epidermotropisms, CD4 /CD8 ratio
8:1, Ki67 index was 25% and CD20 was negative. From these serial cases we can conclude that
immunohistochemistry may support a diagnosis of elder women with pruritic, various shape and size
patches and plaques as clinical presentations, which histopathologically show lichenoid reaction with
epidermotropism.
* E-mail: diah_pa@ub.ac.id
102
Retnani DP et al. Mycosis Fungoides Fase Dini dengan Gambaran .......
Gambar 1. Gambaran klinis pasien MF. Lesi dengan berbagai ukuran dan bentuk, di bagian tubuh
yang terlindung sinar matahari
Keterangan: A. Pasien pertama dengan lesi kuli berupa plak pada tungkai, B. Lesi kulit pada pasien kedua
berupa bercak, hiperpigmentasi pada abdomen
103
Majalah Kesehatan Volume 9, Nomor 2, Juni 2022
Gambar 3. Penegakan diagnosis MF dengan imunohistokimia menggunakan CD3, CD4 dan CD8
Keterangan: A. CD3 terwarna positif dengan warna coklat yang memperjelas gambaran pola likenoid dan
epidermotropisme (40x), B. CD4 terwarna positif kuat pada sebagian besar sel limfosit T
(100x), C. CD8 positif sangat minimal sehingga rasio CD4/CD8 > 8:1. Kedua penderita
tersebut dilakukan biopsi plong setelah 2-3 minggu tidak menggunakan antiinflamasi topikal
(100x)
Kedua pasien menjalani kemoterapi serta beberapa varian yang menunjukkan
dan pemeriksaan sel Sezary untuk evolusi klinis tersebut.1 Jumlah kasus MF
memperkirakan prognosisnya. Hasil pada laki-laki 2x lebih tinggi daripada wanita
pemeriksaan sel Sezary negatif pada pasien dengan rerata usia 55 tahun.2 Diagnosis MF
pertama dan kurang dari 5% pada pasien d i t e g ak ka n b e r d as a rka n ko r e la s i
kedua. Pemeriksaan sel Sezary ulang pada klinikopatologi dan imunofenotip spesimen
pasien kedua dilakukan setelah kemoterapi biopsi kulit. Kedua pasien menjalani prosedur
yang terakhir dengan hasil negatif. biopsi kulit untuk pemeriksaan histopatologi
dan imunohistokimia.
Pembahasan Gambaran klinis pasien pertama
menunjukkan lesi berupa plak bentuk dan
Mycosis Fungoides (MF) adalah lim- ukuran bervariasi dengan skuama tipis
foma primer dari sel limfosit T pada kulit atau sedangkan lesi pada pasien kedua berupa
Cutaneous T cell - Lymphoma (CTCL) bercak sebagian hiperpigmentasi dengan
dengan gambaran epidermotropisme yang bentuk dan ukuran yang juga bervariasi.
memiliki karakteristik berukuran kecil hingga Sesuai dengan literatur bahwa lesi MF dapat
sedang berinti serebriform. Mycosis berupa bercak (makula/patch), plak maupun
Fungoides merupakan CTCL klasik dengan tumor tergantung saat pengambilan spesimen
evolusi klinis berupa bercak, plak dan tumor sepanjang perjalanan penyakitnya.
104
Retnani DP et al. Mycosis Fungoides Fase Dini dengan Gambaran .......
Makula atau patch pada MF biasanya bersisik epidermotropisme yang dominan. 1,7
bentuk ireguler, asimetris, berwarna merah Gambaran histopatologi pada pasien
muda, ungu tua hingga kemerahan, berbatas pertama dengan lesi plak menunjukkan pola
jelas, Ukuran bervariasi antara 2 – 15 cm , reaksi likenoid dengan banyak halo serta
tunggal maupun multipel, bentuk oval kadang adanya epidermotropisme, sedangkan pada
digitate/finger shape (menjari). Lesi ini pasien kedua gambaran tersebut terlihat
terdapat pada daerah yang terlindung sinar lebih minimal serta perlu dilakukan
matahari, area intertriginosa dengan pengambilan ulang spesimen. Epidermo-
gambaran ‘bathing trunk’ seperti gluteus, tropisme dapat pula ditunjukkan sebagai
abdomen, lipat paha. Hal ini sesuai dengan atypical lymphocyte tagging (barisan sel
klinis kedua pasien yang memiliki lesi di area limfosit pada dermo-epidermal junction).5
dada, perut, punggung dan ekstrimitas Kedua kasus ini tidak menunjukkan adanya
proksimal.1 Lesi plak berbatas jelas dan Pautrier’s microabcess yaitu kumpulan sel
bersisik dengan indurasi yang bervariasi, limfosit atipik pada epidermis bagian bawah.
berwarna merah kehitaman hingga keunguan Perbedaan klinis dan histopatologi pada
gelap dan dapat mengalami remisi spontan kedua pasien dibandingkan dengan literatur
atau bergabung membentuk konfigurasi dapat dilihat pada Tabel 1.
tertentu (annular, semiannular, serpiginosa). Penentuan diagnosis diperoleh dari
Lesi dini MF pada fase bercak memiliki penilaian kriteria dalam Tabel 1 di atas. Dari
gambaran histopatologi klasik yg lebih kriteria klinis diperoleh skor 2 apabila terdapat
minimal dibandingkan lesi plak. Biasanya kriteria dasar dan 2 kriteria tambahan, dan
perlu dilakukan pengambilan biopsi ulang 2 - skor 1 bila terdapat kriteria dasar ditambah 1
3 minggu kemudian untuk mendapatkan kriteria tambahan. Untuk pemeriksaan
sampel yang representatif agar dapat histopatologi diperoleh skor 2 bila terdapat
membantu diagnosis.3,4 Menurut literatur, MF kriteria dasar dengan 2 kriteria tambahan dan
stadium dini memiliki gambaran tersering skor 1 bila terdapat kriteria dasar ditambah 1
berupa fibrosis pada papilla dermis, infiltrat kriteria tambahan. Skor 4 cukup untuk
limfosit fokal pada dermis serta reaksi mendiagnosis MF klasik. Hasil pemeriksaan
likenoid. Gambaran epidermotropisme lebih imunohistokimia pada MF menunjukkan ber-
jarang ditemukan.3,4 Diagnosis banding MF bagai variasi. Imunofenotipik yang banyak
fase bercak adalah dermatitis spongiotik dijumpai dalam membantu ditegakkan
seperti dermatitis kontak alergi dan Pitiriasis diagnosis MF adalah CD7 negatif, CD4 positif
likenoides. dan CD8 negatif. Mycosis Fungoides dapat
Gambaran histopatologi lesi MF fase juga menunjukkan gambaran CD4:CD8 positif
plak berupa infiltrat sel limfosit padat, dengan rasio > 10:1.8
berbentuk seperti pita pada dermis superfisial. Antibodi yang digunakan pada
Epidermotropisme yang nyata lebih terlihat pemeriksaan IHK bermanfaat untuk menilai
pada biospi kulit di fase ini. Terkadang kriteria tambahan MF secara imunofenotip
ditemukan kelompok sel limfosit neoplastik apabila skor dari kriteria klinis dan
berinti bulat, serebriform dan hiperkonvolusi histopatologi kurang mendukung MF (skor <4)
membentuk formasi Pautrier’s microabcess adalah 1). Positif CD2, CD3 dan/atau CD5
intraepidermis.5,6 Diagnosis banding MF fase pada <50% sel T dan 2). CD7 negatif atau
plak adalah Lymphomatoid papulosis (LyP) positif pada <10% sel T. Kriteria IHK tersebut
tipe B dan D serta Primary cutaneus CD8+ mendapat skor 1 bila terdapat 1 atau lebih
Aggresive Epidermotropic Cytotoxic T Cell dari ketiga variasi imunofenotip.
Lymphoma di s e b ab k an g a m baran
105
Majalah Kesehatan Volume 9, Nomor 2, Juni 2022
Pemeriksaan IHK tidak terlalu bermakna ulseratif yang hilang timbul dalam beberapa
dalam menentukan diagnosis MF, karena jika minggu. Sezary syndrome menunjukkan
klinis dan histopatologi tidak mendukung gejala klinis yang sangat berbeda dengan
gambaran MF, maka tidak akan tegak kedua kasus MF yaitu trias eritroderma (kulit
sebagai MF meskipun IHK dan analisis yang mengelupas dan berwarna kemerahan
klonalitas mendukung.6 hampir di seluruh tubuh penderita),
limfadenopati generalisata dan kadar sel
Diagnosis Banding Sezary darah sebesar ≥1000 sel/ L.5 Hasil
pemeriksaan histopatologi di area kulit dapat
Gambaran histopatologi MF dalam terlihat nonspesifik maupun spesifik
serial kasus ini menunjukkan adanya epidermotropisme dengan kadar CD4/CD8
epidermotropisme dan infiltrat sel limfosit 10:1.8
yang tersebar sepanjang dermoepidermal Primary Cutaneous Aggressive CD8+
junction (pola reaksi likenoid). Epidermotropic Cytotoxic T cell Lymphoma
(PC-AECTL) secara klinis juga berbeda
a. Epidermotropisme dengan MF karena lebih agresif dengan onset
Penyakit yang dapat menunjukkan tidak menahun, ulseratif, hemoragik dengan
gambaran epidermotropisme adalah imunofenotipik menunjukkan hasil positif
Lymphomatoid Papulosis (LyP), Sezary hanya pada CD8 saja. Dari ketiga jenis
syndrome (SS) dan Primary Cutaneous penyakit tersebut, tidak ada yang sesuai
Aggressive CD8+ Epidermotropic Cytotoxic T dengan klinis pada kedua kasus. Kedua
cell Lymphoma (PC-AECTL).1,5,7 pasien juga telah menjalani pemeriksaan sel
Lymphomatoid papulosis (LyP) memiliki Sezary dengan hasil negatif.
gambaran klinis berupa papul atau nodul
Tambahan :
Distribusi pada area kulit yang Perut, ekstrimitas proksimal Dada, perut, punggung dan
terlindung sinar matahari dan distal ekstrimitas proksimal
Bentuk dan ukuran lesi yang Plak, skuama tipis, ireguler, Bercak, hiperpigmentasi,
bervariasi multipel,bervariasi ukuran dan multipel, bervariasi bentuk,
bentuk, 5 – 11 cm iregular, 4 – 8 cm
Poikiloderma Negatif (-) Negatif (-)
2. Histopatologik
Dasar: Infiltrat sel limfoid T Reaksi likenoid positif (+) Reaksi Likenoid positif (+)
pada dermis superfisial
Tambahan:
Epidermotropisme tanpa
spongiosis Terlihat nyata Minimal
Sel limfoid berinti atipik Cukup banyak, serebriform Lebih sedikit, sedikit
membesar dengan
gambaran halo
106
Retnani DP et al. Mycosis Fungoides Fase Dini dengan Gambaran .......
107
Majalah Kesehatan Volume 9, Nomor 2, Juni 2022
108