Anda di halaman 1dari 36

SALINAN

MENTER! DALAM NEGERI


REPUBLIK INDONESIA

INSTRUKSI MENTER! DALAM NEGERI


NOMOR 1 TAHUN 2024
TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH
TAHUN 2025-2045
MENTER! DALAM NEGERI,

Menindaklanjuti Pasal 65 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah bahwa salah satu tugas kepala daerah adalah menyusun dan
mengajukan rancangan Peraturan Daerah (Perda) tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
untuk dibahas bersama DPRD, dan melaksanakan Undang-Undang Nomor 10 Tahun
2016 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014
tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali kota Menjadi Undang-Undang yang
mengamanatkan penyelenggaraan Pemilihan Umum dan Pemilihan Kepala Daerah
secara serentak nasional Tahun 2024, serta dalam rangka mendukung terwujudnya
efektivitas, efisiensi, dan sinergitas penyelenggaraan pembangunan nasional dan
pembangunan daerah, diinstruksikan:
Kepada: 1. Gubernur;
2. Bupati/Wali Kota;
3. Ketua DPRD Provinsi; dan
4. Ketua DPRD Kabupaten/Kota.
Untuk:
KESATU Khusus kepada:
a. Gubernur bersama DPRD Provinsi untuk segera membahas
RPJPD Provinsi Tahun 2025-2045 yang selaras dan
berpedoman pada RPJPN Tahun 2025-2045 dan Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi;
b. Bupati/Wali kota bersama DPRD Kabupaten/Kota untuk
segera membahas RPJPD Kabupaten/Kota Tahun 2025-
2045 yang selaras dan berpedoman pada RPJPN Tahun
2025-2045, RPJPD Provinsi Tahun 2025-2045, dan RTRW
Kabupaten / Kota;
c. Penjabat Gubernur Provinsi DOB Papua menyusun RPJPD
Tahun 2025-2045 yang selaras dan berpedoman pada
RPJPN Tahun 2025-2045 dan Rencana Induk Percepatan
Pembangunan Papua (RIPPP) Tahun 2022-2041.
-2-

KEDUA a. Gubernur menetapkan Peraturan Daerah tentang RPJPD


Provinsi Tahun 2025-2045 paling lambat Minggu Pertama
Bulan Agustus Tahun 2024;
b. Bupati/Wali kota menetapkan Peraturan Daerah tentang
RPJPD Kabupaten/Kota Tahun 2025-2045 paling lambat
Minggu Keempat Bulan Agustus Tahun 2024;
c. Penjabat Gubernur Provinsi DOB Papua menetapkan
Peraturan Kepala Daerah tentang Rancangan Akhir RPJPD
Provinsi Tahun 2025-2045 paling lambat Minggu Keempat
Bulan Agustus Tahun 2024;
d. Gubernur DOB Papua hasil Pilkada Serentak Tahun 2024
menetapkan Peraturan Kepala Daerah tentang Rancangan
Akhir RPJPD Provinsi Tahun 2025-2045 menjadi Peraturan
Daerah tentang RPJPD Provinsi Tahun 2025-2045, setelah
mendapatkan persetujuan DPRP, paling lambat 3 (tiga) bulan
setelah Kepala Daerah dilantik.
KETIGA Dalam hal:
a. Kepala daerah sebagaimana dimaksud pada Diktum
KESATU berhalangan tetap atau berhalangan sementara,
wakil kepala daerah yang bertugas sebagai pelaksana
tugas/pelaksana harian kepala daerah, melakukan
pembahasan rancangan Peraturan Daerah dengan DPRD
dan menetapkan Peraturan Daerah tentang RPJPD Tahun
2025-2045;
b. Kepala daerah dan wakil kepala daerah berhalangan tetap
atau berhalangan sementara, pejabat yang ditunjuk dan
ditetapkan oleh pejabat yang berwenang selaku
penjabat/pelaksana tugas/pelaksana harian kepala daerah,
melakukan pembahasan rancangan Peraturan Daerah
dengan DPRD dan menetapkan Peraturan Daerah tentang
RPJPD Tahun 2025-2045;
c. Bagi daerah yang dipimpin oleh penjabat Kepala daerah
sebagai konsekuensi menjelang penyelenggaraan pemilihan
kepala daerah serentak secara nasional, penjabat kepala
daerah dimaksud melakukan pembahasan rancangan
Peraturan Daerah dengan DPRD dan menetapkan Peraturan
Daerah tentang RPJPD Tahun 2025-2045.
KEEMPAT a. RPJPD Provinsi Tahun 2025-2045 yang telah ditetapkan
disampaikan salinannya kepada Menteri Dalam Negeri
• melalui Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah
paling lambat satu minggu setelah ditetapkan;
b. RPJPD Kabupaten/Kota Tahun 2025-2045 yang telah
ditetapkan disampaikan salinannya kepada Gubernur
sebagai Wakil Pemerintah melalui Perangkat Daerah Provinsi
yang bertanggung jawab terhadap perencanaan
pembangunan daerah paling lambat satu minggu setelah
ditetapkan.
-3-

KELIMA RPJPD Tahun 2025-2045 menjadi pedoman bagi daerah dalam


penyusunan rancangan teknokratik RPJMD.
KEENAM Rancangan teknokratik RPJMD Tahun 2025-2029 dapat
mengacu pada Rancangan RPJPD Tahun 2025-2045.
KETUJUH Rancangan RPJPD Tahun 2025-2045 dan rancangan
teknokratik RPJMD Tahun 2025-2029 menjadi acuan bagi calon
kepala daerah dan wakil kepala daerah dalam penyusunan visi,
misi, dan program pada Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2024.
KEDELAPAN RPJPD Tahun 2025-2045 diselaraskan dengan RPJPN Tahun
2025-2045 sebagaimana pada Surat Edaran Bersama Menteri
Dalam Negeri dan Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional Tahun 2025-2045.
KESEMBILAN Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat memastikan RPJPD
Kabupaten/Kota di wilayahnya selaras dan berpedoman pada
RPJPD Provinsi Tahun 2025-2045 dan RPJPN Tahun 2025-
2045.
KESEPULUH RPJPD Tahun 2025-2045 diinput ke dalam Sistem Informasi
Pemerintahan Daerah.
KESEBELAS RPJPD Tahun 2025-2045 disusun berdasarkan Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Instruksi
KEDUABELAS Menteri ini.
Instruksi Menteri ini mulai berlaku pada tanggal dikeluarkan.

Dikeluarkan di Jakarta
pada tanggal 10 Januari 2024
MENTER! DALAM NEGERI,
ttd
MUHAMMAD TITO KARNAVIAN

c->,-....,.·"_an sesuai dengan aslinya,


., pala Biro Hukum,
-----.

a Kusuma M.Hum
TK.I (IV /b)
NIP. 19800708 200812 1 001
LAMPIRAN
INSTRUKSI MENTER! DALAM NEGERI
NOMOR 1 TAHUN 2024
TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA
PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG
DAERAH TAHUN 2025-2045

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia ditujukan demi
terwujudnya kesejahteraan yang berkeadilan bagi bangsa Indonesia. Untuk
mewujudkan hal tersebut, Indonesia secara terus menerus melakukan
pembangunan di segala aspek, baik sektor ekonomi, sosial budaya, lingkungan,
politik, maupun pertahanan keamanannya.
Dalam rangka menuju Indonesia Emas Tahun 2045 sebagaimana tertuang
dalam rancangan akhir RPJPN 2025-2045, Indonesia bertekad untuk terus
melakukanpembangunan hingga mencapai sasaran masuk dalam lima negara
dengan perekonomian terbesar di dunia pada Tahun 2045, dengan gambaran
berupa: pendapatan per kapita sekitar US$ 23.000-30.300, peningkatan
kontribusi PDB industri manufaktur menjadi 28.0 persen dan PDB
kemaritiman sebesar 15.0 persen, meningkatkan jumlah penduduk
berpendapatan menengah sekitar 80 persen, kemiskinan menuju nol
persen pada kisaran 0,5-0,8 persen, serta sasaran prioritas nasional
lainnya.
Untuk mencapai sasaran di Tahun 2045 sebagaimana dimaksud, diperlukan
kontribusi pembangunan tingkat lokal dan nasional secara maksimal yang
dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat serta
semua pihak terkait sesuai peran dan kewenangan masing-masing dengan
memanfaatkan kearifan lokal, potensi, inovasi, daya saing, dan kreativitas
daerah.
Dalam kerangka mewujudkan cita-cita Indonesia Emas Tahun 2025-2045,
daerah sesuai kewenangannya menyusun rencana pembangunan daerah
sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional. Hal
ini dimulai dari penyusunan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) yang merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah
jangka panjang untuk periode 20 (dua puluh) tahun.
Cita-cita Indonesia Emas Tahun 2025-2045 dimaksud sejalan dengan tujuan
Pembangunan daerah yaitu untuk peningkatan dan pemerataan pendapatan
masyarakat, kesempatan kerja, lapangan berusaha, meningkatkan akses dan
kualitas pelayanan publik dan daya saing Daerah.
RPJPD dijadikan pedoman dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) untuk setiap jangka waktu lima tahun, khususnya
arah kebijakan dan sasaran pokok RPJPD. Arah kebijakan dan sasaran pokok
RPJPD menjadi acuan bagi para calon Kepala Daerah untuk menyusun visi dan
misi dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah.
-2-

B. Maksud dan Tujuan

1. Maksud dari Pedoman Penyusunan RPJPD adalah:


a) Sebagai acuan bagi Pemerintah Daerah dalam menyusun RPJPD
Tahun 2025-2045 meliputi tahapan, tata cara, sistematika dan
substansi; dan
b) Sebagai upaya menyelaraskan RPJPD dengan RPJPN Tahun 2025-2045
dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
2. Tujuan dari Pedoman Penyusunan RPJPD, yaitu:
a) Tersusunnya RPJPD Tahun 2025-2045 yang dapat berkontribusi secara
maksimal terhadap pencapaian target pembangunan jangka panjang
nasional; dan
b) Tersusunnya RPJPD Tahun 2025-2045 yang memberikan ruang optimal
bagi pembangunan daerah sesuai dengan karakteristik, inovasi, dan
pengembangan daerah.

C. Ketentuan Umum
Dalam Pedoman Penyusunan RPJPD Tahun 2025-2045 m1, yang dimaksud
dengan:
1. Visi RPJPD Tahun 2025-2045 adalah rumusan umum mengena1
keadaan/kondisi daerah yang diinginkan pada tahun 2045 sebagai hasil
pembangunan selama 20 tahun yang selaras dengan Visi RPJPN Tahun
2025-2045.
2. Misi RPJPD Tahun 2025-2045 adalah rumusan umum mengenai upaya upaya
yang akan dilaksanakan oleh daerah untuk mewujudkan visi RPJPD Tahun
2025-2045 dengan memperhatikan Misi (agenda) Pembangunan Nasional
dalam RPJPN Tahun 2025-2045.
3. Arah Kebijakan RPJPD Tahun 2025-2045 adalah kerangka kerja dua puluh
tahunan yang dijabarkan menjadi per lima tahunan guna mencapai target
sasaran pokok dalam rangka mewujudkan Visi RPJPD Tahun 2025-2045.
4. Sasaran Pokok RPJPD Tahun 2025-2045 adalah gambaran rangkaian
kinerja daerah dalam pencapaian pembangunan yang menggambarkan
terwujudnya Visi RPJPD Tahun 2025-2045 pada setiap tahapan dan diukur
dengan menggunakan indikator yang bersifat progresif.
5. Permasalahan Pembangunan dalam RPJPD Tahun 2025-2045 adalah
pernyataan yang disimpulkan dari kesenjangan antara realita/ capaian
pembangunan dengan kondisi ideal yang seharusnya tersedia.
6. Isu Strategis dalam RPJPD Tahun 2025-2045 adalah kondisi atau hal yang
harus diperhatikan dan dikedepankan dalam perencanaan pembangunan
daerah karena dampaknya dapat mempengaruhi daerah baik secara
langsung ataupun tidak langsung secara signifikan di masa datang.
-3-

II. PENYUSUNAN RPJPD TAHUN 2025-2045

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan penjabaran


dari visi dan misi, arah kebijakan, dan sasaran pokok pembangunan daerahjangka
panjang untuk 20 (dua puluh) tahun yang disusun berpedoman pada Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) dan Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW). RPJPD Tahun 2025-2045 diarahkan sebagai upaya mendukung
pencapaian tujuan pembangunan nasional dalam mewujudkan kesejahteraan
masyarakat daerah yang berkeadilan dengan menempatkan manusia sebagai objek
dan subjek pembangunan. Hal tersebut didasarkan pada prinsip hak asasi bahwa
dalam mewujudkan kesejahteraan yang berkeadilan, Pemerintah Daerah harus
menitikberatkan masyarakat sebagai penenma manfaat dan pelaku
pembangunan.
Penyusunan RPJPD Tahun 2025-2045 dilakukan secara transparan, responsif,
efisien, efektif, akuntabel, partisipatif, terukur, berkeadilan, berwawasan
lingkungan, dan berkelanjutan. Adapun pendekatan yang digunakan dalam
penyusunan RPJPD Tahun 2025-2045, adalah:
1. pendekatan teknokratik;
2. pendekatan partisipatif;
3. pendekatan politis;
4. pendekatan atas-bawah dan bawah-atas;
5. pendekatan holistik-tematik;
6. pendekatan integratif; dan
7. pendekatan spasial.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
penyusunan RPJPD
Provinsi/Kabupaten/Kota Tahun 2025-2045 yaitu:

1. Arah kebijakan kewilayahan, arah pembangunan, dan kinerja/indikator pada


RPJPN Tahun 2025-2045, sesuai dengan kewenangan, karakteristik, inovasi,
dan pengembangan daerah.
2. RPJPD Provinsi Tahun 2025-2045 disusun secara simultan dan terkoordinasi
dengan penyusunan RPJPN Tahun 2025-2045.
3. RPJPD Kabupaten/Kota Tahun 2025-2045 disusun secara simultan dan
terkoordinasi dengan penyusunan RPJPD Provinsi Tahun 2025-2045 dan
RPJPN Tahun 2025-2045.
4. Hasil capaian pembangunan dan rekomendasi berdasarkan hasil evaluasi
RPJPD Tahun 2005-2025 untuk penyusunan RPJPD Tahun 2025-2045.
5. Kebijakan pemanfaatan dan pencadangan sumber daya alam serta kebijakan
adaptasi dan mitigasi perubahan iklim dalam Rencana Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH), dan/ atau tujuan pembangunan
berkelanjutan, daya dukung dan daya tampung lingkungan, serta isu-isu
strategis dalam Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJPD Tahun
2025- 2045.
6. Berpedoman pada rencana tata ruang wilayah, dan dilakukan secara simultan
dan terkoordinasi dengan penyusunan RTRW atau revisi RTRW.
-4-

7. Dokumen perencanaan pembangunan dan sektoral lainnya, seperti Rencana


Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman
(RP3KP), Rencana Induk Perindustrian, Rencana Induk Pariwisata, Rencana
Umum Energi Daerah, dan sebagainya.
Keterkaitan penyusunan RPJPD Tahun 2025-2045 Provinsi/Kabupaten/Kota
dengan dokumen lainnya digambarkan dalam skema pada gambar di bawah ini:

Gambar 2.1
Keterkaitan RPJPD dengan Dokumen Perencanaan Pembangunan
dan Sektoral Lainnya

memcdomani memedomani memedomani memedomani

' I •• I • I .. , ..
, ' , RPPLH/I{LHS , , memerhatikan memedomani memerhatikan
, ,' PROVINSI
'" , , I , :
dilakukan
sirnultan

memedomani memedomani

memedomani
dilakukan
simultan

III. TAHAPAN PENYUSUNAN RPJPD TAHUN 2025-2045

Penyusunan RPJPD Tahun 2025-2045 dilakukan oleh Pemerintah Daerah melalui


tahapan sebagai berikut:

A. Persiapan penyusunan RPJPD Tahun 2025-2045, meliputi:


1. Pembentukan Tim Penyusun RPJPD Tahun 2025-2045 yang ditetapkan
dengan Keputusan Kepala Daerah;
2. Pelaksanaan orientasi RPJPD Tahun 2025-2045;
3. Penyusunan agenda kerja Tim Penyusun RPJPD Tahun 2025-2045;
4. Analisa data evaluasi hasil RPJPD periode sebelumnya;
5. Inventaris data dan informasi perencanaan pembangunan daerah lainnya;
dan
6. Hal-hal yang diperlukan dalam proses penyusunan RPJPD Tahun 2025-
2045.
B. Penyusunan Rancangan Awal RPJPD Tahun 2025-2045
1. Rumusan rancangan awal RPJPD Tahun 2025-2045 mencakup:
a. analisis gambaran umum kondisi daerah;
b. analisis tren demografi dan kebutuhan sarana prasarana pelayanan
publik;
-5-

c. analisis permasalahan pembangunan daerah;


d. penelaahan dokumen rencana pembangunan terkait lainnya;
e. analisis isu strategis pembangunan jangka panjang;
f. visi dan misi daerah; dan
g. arah kebijakan dan sasaran pokok daerah.
2. Berpedoman pada RPJPN Tahun 2025-2045 dan RTRW, serta
memperhatikan rekomendasi RPPLH dan/ atau KLHS RPJPD Tahun 2025-
2045, dan dokumen perencanaan lainnya.
3. Rancangan Awal RPJPD Tahun 2025-2045 disusun melalui tahapan sebagai
berikut:
a. Pembahasan bersama antara Tim Penyusun RPJPD Tahun 2025-2045
dengan Perangkat Daerah terhadap rancangan awal RPJPD Tahun
2025- 2045 untuk mendapatkan masukan dan saran sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi Perangkat Daerah;
b. Perumusan berita acara kesepakatan dan ditandatangani oleh Kepala
Bappeda dan kepala Perangkat Daerah yang memuat masukan dan
saran sebagaimana dimaksud huruf a), untuk selanjutnya digunakan
sebagai dasar penyempurnaan rancangan awal RPJPD Tahun 2025-
2045;
c. Penyempurnaan rancangan awal RPJPD Tahun 2025 2045
dilaksanakan paling lambat pada Minggu Keempat Bulan Desember
Tahun 2023;
d. Pelaksanaan forum konsultasi publik yang membahas rancangan awal
RPJPD Tahun 2025-2045 yang telah disempurnakan sebagaimana
huruf c), dilaksanakan paling lambat pada Minggu Pertama Bulan
Januari Tahun 2024 dengan melibatkan para pemangku kepentingan,
yaitu: pemerintah pusat, pemerintah daerah, DPRD, tokoh masyarakat,
akademisi, asosiasi usaha, lembaga swadaya masyarakat,
perwakilan/kelompok perempuan, penyandang disabilitas, lansia, anak,
dan pemangku kepentingan terkait.
e. Perumusan berita acara kesepakatan konsultasi publik yang
ditandatangani oleh setiap unsur yang mewakili pemangku
kepentingan untuk selanjutnya digunakan sebagai dasar
penyempurnaan Rancangan awal RPJPD Tahun 2025-2045.
f. Pemerintah Daerah dapat melakukan pembahasan dan menyepakati
Rancangan Awal RPJPD bersama DPRD.
g. Dalam hal Pemerintah Daerah melakukan pembahasan dan
penyepakatan rancangan awal RPJPD Tahun 2025-2045 bersama DPRD,
dilaksanakan mengiku ti langkah-langkah, sebagai berikut:
1) Kepala Bappeda mengajukan rancangan awal RPJPD Tahun 2025-
2045 yang telah disempurnakan berdasarkan hasil konsultasi publik
kepada kepala daerah untuk memperoleh persetujuan atas
pembahasan rancangan awal dengan DPRD;
2) Kepala daerah menyampaikan rancangan awal RPJPD Tahun 2025-
2045 kepada DPRD untuk dibahas dan memperoleh kesepakatan
awal bersama, rancangan awal disampaikan paling lambat Minggu
Ketiga Bulan Januari Tahun 2024;
-6-

3) Kesepakatan awal bersama DPRD mencakup kesepakatan terhadap


visi, misi, arah kebijakan dan sasaran pokok pembangunan;
4) Arah kebijakan dan sasaran pokok pembangunan periode pertama
yang disepakati dengan DPRD menjadi dasar dalam perumusan
rancangan Teknokratik RPJMD Tahun 2025-2029;
5) Pembahasan dan penyepakatan terhadap rancangan awal RPJPD
dilakukan paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak diterima oleh
DPRD;
6) Hasil pembahasan bersama rancangan awal RPJPD, dirumuskan
dalam nota kesepakatan yang ditandatangani oleh kepala daerah dan
DPRD;
7) Rancangan awal RPJPD disempurnakan berdasarkan nota
kesepakatan; dan
8) Dalam hal sampai batas waktu sebagaimana dimaksud pada angka
5), tidak tercapai kesepakatan, maka dianggap DPRD telah
menyetujui dan kepala daerah dapat melanjutkan tahapan
penyusunan berikutnya.

C. Konsultasi Rancangan Awal RPJPD Tahun 2025-2045


1. Konsultasi Rancangan Awal RPJPD Tahun 2025-2045 dilakukan untuk
memperoleh masukan terhadap permasalahan, isu strategis, arah kebijakan
dan sasaran pokok dalam rancangan awal RPJPD Tahun 2025-2045;
2. Gubernur mengajukan Rancangan Awal RPJPD Tahun 2025-2045 kepada
Menteri Dalam Negeri melalui Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah
untuk dikonsultasikan dan diselaraskan dengan RPJPN Tahun 2025-2045.
3. Konsultasi Rancangan Awal RPJPD Tahun 2025-2045 dilakukan secara
bersama oleh Menteri Dalam Negeri dan Menteri PPN /Kepala Bappenas,
sesuai SEB tentang Penyelarasan RPJPD dengan RPJPN Tahun 2025-2045,
dilanjutkan dengan pembahasan substansi prioritas daerah oleh
Kementerian Dalam Negeri;
4. Bupati/Wali kota mengajukan rancangan awal RPJPD Tahun 2025-2045
kepada gubernur selaku wakil pemerintah pusat untuk dikonsultasikan dan
diselaraskan dengan RPJPD Tahun 2025-2045 RPJPN Tahun 2025-2045
yang dilakukan oleh Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat (GWPP) di
daerah, dilanjutkan dengan pembahasan substansi prioritas daerah yang
dilakukan oleh Bappeda Provinsi;
5. Konsultasi Rancangan Awal RPJPD Tahun 2025-2045 dilakukan setelah
kepala daerah menyerahkan dokumen kelengkapan sekurang-kurangnya
yaitu:
a. Surat permohonan konsultasi;
b. Rancangan awal RPJPD;
c. Hasil evaluasi RPJPD Tahun 2005-2025.
6. Hasil konsultasi disampaikan kepada gubernur melalui Surat Direktur
Jenderal Bina Pembangunan Daerah, dan kepada Bupati/Wali kota melalui
Surat Kepala Bappeda Provinsi; dan
7. Konsultasi Rancangan Awal RPJPD Provinsi/Kabupaten/Kota dilaksanakan
paling lambat pada Minggu Keempat Januari Tahun 2024.
-7-

D. Penyusunan Rancangan RPJPD Tahun 2025-2045


1. Kepala daerah menyempurnakan rancangan awal RPJPD Tahun 2025-
2045 menjadi Rancangan RPJPD Tahun 2025-2045 berdasarkan hasil
konsultasi rancangan awal RPJPD Tahun 2025-2045; dan
2. Penyempurnaan rancangan awal RPJPD Tahun 2025-2045 menjadi
Rancangan RPJPD Tahun 2025-2045, dilaksanakan paling lambat pada
Minggu Pertama Bulan April Tahun 2024.

E. Musrenbang RPJPD Tahun 2025-2045


1. Kepala Bappeda mengajukan Rancangan RPJPD Tahun 2025-2045 kepada
kepala daerah melalui sekretaris daerah guna memperoleh persetujuan
untuk dibahas dalam Musrenbang RPJPD;
2. Musrenbang RPJPD dilaksanakan untuk membahas Rancangan RPJPD
dalam rangka penajaman visi, misi, arah kebijakan dan sasaran pokok
RPJPD;
3. Musrenbang RPJPD Tahun 2025-2045 dilaksanakan dengan melibatkan
pemangku kepentingan, yaitu: pemerintah pusat, pemerintah daerah, DPRD,
tokoh masyarakat, akademisi, asosiasi usaha, lembaga swadaya
masyarakat, perwakilan/kelompok perempuan, penyandang disabilitas,
lansia, anak, dan pemangku kepentingan terkait;
4. Hasil Musrenbang RPJPD Tahun 2025-2045 dirumuskan dalam berita acara
kesepakatan Musrenbang dan ditandatangani oleh unsur yang mewakili
pemangku kepentingan yang menghadiri Musrenbang;
5. Musrenbang RPJPD Kabupaten/Kota Tahun 2025-2045 dilaksanakan paling
lambat pada Minggu Pertama Bulan April Tahun 2024; dan
6. Musrenbang RPJPD Provinsi Tahun 2025-2045 dilaksanakan paling lambat
pada Minggu Keempat Bulan April Tahun 2024.

F. Perumusan Rancangan Akhir RPJPD Tahun 2025-2045


1. Perumusan rancangan akhir RPJPD Tahun 2025-2045 merupakan proses
penyempurnaan rancangan RPJPD Tahun 2025-2045 menjadi rancangan
akhir RPJPD berdasarkan berita acara kesepakatan Musrenbang RPJPD
Tahun 2025-2045; dan
2. Perumusan rancangan akhir RPJPD Tahun 2025-2045 dilaksanakan paling
lambat Minggu Kedua bulan Mei 2024.

G. Reviu Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) terhadap Rancangan Akhir


RPJPD Tahun 2025-2045
1. Rancangan Akhir RPJPD Tahun 2025-2045 direviu oleh APIP paling lambat
awal Minggu Ketiga bulan Mei 2024;
2. Mekanisme dan tata cara Reviu APIP RPJPD Tahun 2025-2045 dilakukan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan; dan
3. Hasil Reviu APIP terhadap Rancangan Akhir RPJPD Tahun 2025-2045
disampaikan kepada Bappeda paling lambat Minggu Ketiga bulan Juni 2024.
-8-

H. Penyampaian Ranpercla tentang RPJPD Tahun 2025-2045 kepacla DPRD


1. Kepala claerah menyampaikan rancangan Peraturan Daerah tentang RPJPD
Tahun 2025-2045 kepacla DPRD untuk clibahas clalam rangka memperoleh
persetujuan bersama DPRD clan Kepala Daerah terhaclap Rancangan
Peraturan Daerah tentang RPJPD Tahun 2025-2045;
2. Rancangan Peraturan Daerah tentang RPJPD Tahun 2025-2045 tercliri clari
Rancangan Peraturan Daerah clan Rancangan Akhir RPJPD Tahun 2025-
2045;
3. Penyampaian Rancangan Peraturan Daerah tentang RPJPD Provinsi Tahun
2025-2045 kepacla DPRD clilaksanakan paling lambat Minggu Ketiga bulan
Mei Tahun 2024; clan
4. Penyampaian Rancangan Peraturan Daerah tentang RPJPD Kabupaten/Kota
Tahun 2025-2045 clilaksanakan paling lambat Minggu Keempat bulan Mei
Tahun 2024.

I. Pembahasan Ranpercla RPJPD Tahun 2025-2045


1. DPRD membahas Rancangan Peraturan Daerah tentang RPJPD Tahun 2025-
2045 sebagai rangkaian menuju persetujuan bersama clengan Kepala
Daerah;
2. Persetujuan bersama antara Kepala Daerah clan DPRD terhaclap Rancangan
Peraturan Daerah tentang RPJPD provinsi Tahun 2025-2045, paling lambat
Minggu Keempat bulan Juni Tahun 2024;
3. Persetujuan bersama antara Kepala Daerah clan DPRD terhaclap Rancangan
Peraturan Daerah tentang RPJPD Kabupaten/Kota Tahun 2025-2045, paling
lambat Minggu Pertama bulan Juli Tahun 2024;
4. Rancangan Peraturan Daerah tentang RPJPD Provinsi clisempurnakan
sesuai persetujuan bersama sebagaimana climaksucl pacla angka 2, paling
lambat Minggu Kempat bulan Juni Tahun 2024; clan
5. Rancangan Peraturan Daerah RPJPD Kabupaten/Kota clisempurnakan
sesuai persetujuan bersama sebagaimana climaksucl pacla angka 3, paling
lambat akhir Minggu Pertama bulan Juli Tahun 2024.

J. Evaluasi Ranpercla RPJPD Tahun 2025-2045


1. Evaluasi clilakukan untuk mengetahui keselarasan RPJPD Tahun 2025-2045
clengan RPJPN Tahun 2025-2045, serta kesesuaian clengan kepentingan
umum, clan/ atau ketentuan peraturan perunclang-unclangan yang lebih
tinggi;
2. Evaluasi keselarasan RPJPD Tahun 2025-2045 clengan RPJPN Tahun 2025-
2045, clilakukan oleh Kemenclagri bersama Bappenas. Selanjutnya, evaluasi
terhaclap kesesuaian clengan kepentingan umum, clan/ atau ketentuan
peraturan perunclang-unclangan yang lebih tinggi, clilakukan oleh
Kemenclagri bersama Kementerian/Lembaga (K/L) terkait;
3. Gubernur menyampaikan rancangan peraturan claerah tentang RPJPD
Tahun 2025-2045 yang telah clisempurnakan kepacla Menteri Dalam Negeri
melalui Sekretaris Jencleral untuk clievaluasi;
4. Bupati/Wali kota menyampaikan rancangan peraturan claerah tentang
RPJPD Tahun 2025-2045 yang telah clisempurnakan kepacla Gubernur
melalui Sekretaris Daerah Provinsi untuk clievaluasi;
-9-

5. Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang RPJPD Tahun 2025-2045


dilakukan setelah kepala daerah menyerahkan surat permohonan yang
disertai dengan dokumen, terdiri atas:
a. Naskah persetujuan bersama antara kepala daerah dengan DPRD
terhadap Rancangan Peraturan Daerah tentang RPJPD tahun 2025-
2045;
b. Rancangan Perda tentang RPJPD Tahun 2025-2045;
c. Laporan KLHS;
d. Hasil reviu APIP terhadap rancangan akhir RPJPD Tahun 2025-2045;
dan
e. Berita acara kesepakatan Musrenbang RPJPD Tahun 2025-2045
6. Hasil evaluasi disampaikan kepada Gubernur dalam bentuk Keputusan
Menteri Dalam Negeri dan kepada kabupaten/kota dalam bentuk
keputusan gubernur;
7. Evaluasi RPJPD Provinsi Tahun 2025-2045, dilaksanakan paling lambat
Minggu Keempat bulan Juli Tahun 2024; dan
8. Evaluasi RPJPD kabupaten/kota Tahun 2025-2045 dilaksanakan paling
lambat Minggu Pertama bulan Agustus Tahun 2024.

K. Penetapan Ranperda RPJPD Tahun 2025-2045


1. Rancangan Peraturan Daerah tentang RPJPD Tahun 2025-2045
disempurnakan berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri atau
Keputusan Gubernur tentang Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah
tentang RPJPD Tahun 2025-2045;
2. Rancangan peraturan daerah yang telah disempurnakan, disampaikan oleh
Kepala Bappeda kepada Sekretaris daerah;
3. Sekretaris daerah menugaskan biro/bagian yang membidangi hukum untuk
melakukan pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan rancangan
peraturan daerah;
4. Hasil pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan rancangan
peraturan daerah tentang RPJPD Tahun 2025-2045 diserahkan kepada
Kepala Bappeda untuk mendapatkan paraf persetujuan pada setiap
halaman;
5. Kepala Bappeda menyampaikan kepada kepala daerah rancangan peraturan
daerah tentang RPJPD Tahun 2025-2045 yang telah dibubuhi paraf
persetujuan;
6. Penyelesaian penyempurnaan, pengharmonisasian, pembulatan, dan
pemantapan rancangan peraturan daerah, pembubuhan paraf persetujuan
rancangan peraturan daerah RPJPD Provinsi Tahun 2025-2045
dilaksanakan paling lambat Minggu Pertama bulan Agustus Tahun 2024;
7. Penyelesaian penyempurnaan, pengharmonisasian, pembulatan, dan
pemantapan rancangan peraturan daerah, pembubuhan paraf persetujuan
rancangan peraturan daerah RPJPD Kabupaten/Kota Tahun 2025-2045
dilaksanakan paling lambat Minggu Keempat bulan Agustus Tahun 2024;
dan
- 10 -

8. Kepala daerah menetapkan rancangan peraturan daerah tentang RPJPD


Tahun 2025-2045 menjadi peraturan daerah tentang RPJPD Tahun 2025-
2045.

L. Penyusunan RPJPD Provinsi di Wilayah Papua Tahun 2025-2045 dalam


kerangka implementasi otonomi khusus
1. RPJPD di Wilayah Papua Tahun 2025-2045 disusun berpedoman pada
RPJPN, RTRW, dan wajib mengacu pada Rencana Induk Percepatan
Pembangunan Papua (RIPPP);
2. RPJPD Tahun 2025-2045 pada 4 (empat) Provinsi DOB Papua disusun
dengan memperhatikan hasil evaluasi capaian kinerja pembangunan RPJPD
Tahun 2005-2025 Provinsi Induk pada wilayah kabupaten lingkup Provinsi
DOB terkait, dan/ atau hasil evaluasi capaian kinerja pembangunan RPJPD
Tahun 2005-2025 kabupaten lingkup Provinsi DOB; dan
3. Rancangan Akhir RPJPD Tahun 2025-2045 pada 4 (empat) Provinsi
Daerah Otonom Baru (DOB) di Papua, ditetapkan dengan Peraturan
Gubernur, sementara RPJPD Kabupaten/Kota ditetapkan dengan
Peraturan Daerah.
11

Tabel 3.1 Tahapan Penyusunan RPJPD Tahun 2025-2045


Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Keterangan
Kegiatan
2023 2024
Paling Lambat (PL) Bulan
Penyusunan Raneangan Desember Minggu
I Awal Keempat (Des M4)
Konsultasi Publik PL Jan Ml
PENYUSUNAN
SUBSTANSI Konsultasi Ranwal ke PL Jan M4
RPJPD MDN
PROVINS! Penyusunanraneangan PL Apr Ml
Musrenbang PL Apr M4
Penvusunan Rane. Akhir PL Mei M2
Reviu APIP PL Jun M3
Penyampaian Rane.
PL. Mei M3
Akhir kepada DPRD
PROSES Pembahasan dengan
PL Jun M4
PENETAPAN DPRD
RPJPD Persetuiuan bersama PL Akhir Jun M4
PROVINS! Evaluasi Ranperda RPJPD
PL Juli M4
2025-2045
Penetapan Perda RPJPD PLArus Ml
Penyusunan Raneangan
PL Des M4
Awal
Konsultasi Publik PL Jan M2
PENYUSUNAN Konsultasi Ranwal ke
PL Jan M4
SUBSTANSI Gubernur
RPJPD Penyusunanraneangan PL Apr Ml
KAB/KOTA
Musrenbang PL Apr Ml
Penyusunan Rane Akhir - PL Mei M2
Reviu APIP PL Jun M3
Penyampaian Rane. Akhir
kepada DPRD PL. Mei M4
Pembahasan dengan
PROSES PL Jul Ml
DPRD
PENETAPAN Persetujuan bersama PL Akhir Jul M1
RPJPD Kab Kota
Evaluasi Ranperda RPJPD
2025-2045 PL Agus Ml
Penetapan Perda RPJPD PL AP1.1s M4
-12-

IV. SISTEMATIKA RPJPD TAHUN 2025-2045

Sistematika RPJPD Tahun 2025-2045 terdiri atas sekurang-kurangnya 6


(enam) bab, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Memuat sekurang-kurangnya latar belakang, dasar hukum,
hubungan antardokumen, maksud dan tujuan, dan sistematika.
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Memuat sekurang-kurangnya:
1. Aspek Geografi dan Demografi
a. Geografi
Menjelaskan peran strategis daerah, potensi sumber daya alam
serta gambaran kualitas lingkungan hidup dan kebencanaan
termasuk ancaman perubahan iklim.
b. Demografi
Menjelaskan karakteristik demografi daerah.
2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
a. Kesejahteraan Ekonomi
Menjelaskan karakteristik kesejahteraan masyarakat dari
perspektif ekonomi.
b. Kesejahteraan Sosial Budaya
Menjelaskan karakteristik kesejahteraan masyarakat dari
perspektif sosial budaya.
3. Aspek Daya Saing
a. Daya Saing Ekonomi Daerah
Menjelaskan sektor unggulan daerah yang menjadi penopang
perekonomian dan sektor lainnya yang potensial untuk
dikembangkan.
b. Daya Saing SDM
Menjelaskan kondisi SDM sebagai salah satu faktor peggerak
perekonomian daerah.
c. Daya Saing Fasilitas/Infrastruktur Wilayah
Menjelaskan kondisi fasilitas/infrastruktur di daerah.
d. Daya Saing Iklim Investasi
Menjelaskan kondisi iklim investasi di daerah dari aspek
kemudahan berinvestasi, situasi politik serta keamanan dan
ketertiban daerah.
4. Aspek Pelayanan Umum
Menjelaskan kondisi tata kelola pemerintahan dalam rangka
memberikan pelayanan umum yang menjadi tanggung jawab
Pemerintah Daerah provinsi dan kabupaten/kota dalam upaya
pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
-13-

5. Evaluasi Hasil RPJPD Tahun 2005-2025


Menyajikan hasil capaian pembangunan dan rekomendasi
berdasarkan hasil evaluasi RPJPD Tahun 2005-2025 untuk
penyusunan RPJPD Tahun 2025-2045.

6. Tren Demografi dan Kebutuhan Sarana Prasarana Pelayanan


Publik
Menjelaskan dinamika kependudukan yang harus diperhatikan
untuk dilayani dan dipenuhi kebutuhan sarana prasarana oleh
pemerintah daerah. Penjelasan ini sekurang-kurangnya memuat:
a. Analisis proyeksi kependudukan per lima tahun sampai
dengan tahun 2045 yang meliputi perkembangan jumlah
penduduk, distribusi penduduk, bonus demografi, dan
penduduk usia tua.
b. Analisis proyeksi kebutuhan sarana dan prasarana per lima
tahun sampai dengan tahun 2045 berdasarkan norma,
standar, prosedur, dan kriteria (NSPK) dari
kementerian/lembaga (K/L) terkait. Kebutuhan sarana dan
prasarana pelayanan publik dimaksud meliputi:
rumah/tempat tinggal dan permukiman, air bersih,
energi/listrik, persampahan, kesehatan, dan pendidikan.

7. Pengembangan Pusat Pertumbuhan Wilayah


Menjelaskan pusat-pusat pertumbuhan wilayah dan indikasi
program/ proyek strategis yang dapat mempengaruhi
perkembangan daerah.

BAB III PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS

Memuat sekurang-kurangnya:

1. Permasalahan
Menguraikan tentang permasalahan utama yang merupakan
faktor penghambat yang mengikat dan apabila ditangani dapat
melepaskan potensi daerah yang tertahan secara signifikan, yang
disimpulkan dari kesenjangan antara realita/ capaian
pembangunan dengan kondisi ideal yang seharusnya tersedia.
2. Isu strategis daerah
Memuat kondisi atau hal yang harus diperhatikan dan
dikedepankan dalam perencanaan pembangunan daerah karena
dampaknya dapat mempengaruhi daerah baik secara langsung
ataupun tidak langsung secara signifikan di masa datang. Lebih
jauh, bagian ini menguraikan isu-isu strategis daerah yang
berdampak luas dan memiliki konsekuensi jauh ke depan yang
berpotensi menimbulkan kerusakan dan biaya yang makin besar.
-14-

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH

Memuat sekurang-kurangnya:

1. Visi daerah Tahun 2025-2045


Visi daerah adalah kondisi daerah sebagai hasil dari pembangunan
yang ingin diwujudkan sampai dengan Tahun 2045.
2. Misi daerah Tahun 2025-2045
Misi adalah upaya-upaya yang akan dilaksanakan daerah untuk
mewujudkan visi daerah sampai dengan tahun 2045.

BAB V ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN POKOK

Memuat sekurang-kurangnya:

1. Arah kebijakan
Arah kebijakan ini merupakan kerangka kerja pembangunan per
lima tahun dalam rangka pencapaian visi daerah meliputi:
a. Arah Kebijakan Periode 2025-2029;
b. Arah Kebijakan Periode 2030-2034;
c. Arah Kebijakan Periode 2035-2039;
d. Arah Kebijakan Periode 2040-2045.
yang sejalan dengan arah kebijakan dalam mendukung
perwujudan Visi Indonesia Emas Tahun 2045, sesuai dengan
karakteristik dan kondisi daerah.
2. Sasaran Pokok RPJPD Tahun 2025-2045
Sasaran pokok RPJPD Tahun 2025-2045 merupakan gambaran
rangkaian kinerja daerah dalam pencapaian pembangunan yang
menggambarkan terwujudnya Visi RPJPD Tahun 2025-2045 dan
diukur dengan menggunakan indikator yang bersifat progresif.

Sasaran Pokok RPJPD Provinsi Tahun 2025-2045 memuat 17


(tujuh belas) Arah Pembangunan, Arah Kebijakan Transformasi
Daerah, dan 45 (empat puluh lima) Indikator Utama
Pembangunan, sesuai dengan karakteristik daerah yang
mencerminkan keotonomian daerah.

Sasaran Pokok RPJPD Kabupaten/kota Tahun 2025-2045 memuat


Arah Pembangunan, Arah Kebijakan Transformasi Daerah, dan
Indikator Utama Pembangunan, sesuai dengan karakteristik
daerah yang mencerminkan keotonomian daerah.

BAB VI PENUTUP

Memuat salah satunya tentang pelaksanaan pengendalian dan


evaluasi terhadap perencanaan dan pelaksanaan pembangunan,
diantaranya melalui manajemen risiko pembangunan daerah dan
nasional sebagai bagian dari upaya pencapaian sasaran
pembangunan di daerah.
-15-

V. TATA CARA PENYUSUNAN RPJPD TAHUN 2025-2045

Tim Penyusun melakukan langkah-langkah penyusunan pada tiap-tiap


Bab sesuai Sistematika RPJPD, yang meliputi:

Bab I Pendahuluan
1. Merumuskan latar belakang RPJPD Tahun 2025-2045 berupa gambaran
kondisi yang mendasari disusunnya RPJPD Tahun 2025-2045.
2. Mengidentifikasi dasar hukum yang relevan dan signifikan dalam
penyusunan RPJPD Tahun 2025-2045, serta disusun sesuai dengan
kaidah penyusunan produk hukum.
3. Menjelaskan secara singkat hubungan antara RPJPD Tahun 2025-2045
dengan RPJPN 2025-2045 dan RTRW serta Dokumen Perencanaan
Pembangunan Lainnya.

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


1. Menyiapkan data-data, antara lain: hasil evaluasi capaian pembangunan
daerah hingga tahun 2023, hasil evaluasi capaian kinerja pembangunan
RPJPD Tahun 2005-2025, data geografi dan demografi, dan data-data
lainnya yang relevan sesuai dengan kebutuhan.
2. Khusus untuk DOB Papua, hasil evaluasi capaian kinerja pembangunan
RPJPD Tahun 2005-2025 Provinsi Induk pada wilayah kabupaten lingkup
Provinsi DOB terkait, dan/ atau hasil evaluasi capaian kinerja
pembangunan RPJPD Tahun 2005-2025 kabupaten lingkup Provinsi
DOB.
3. Mengolah data dan informasi yang telah dikumpulkan dengan pendekatan
4 (empat) aspek pembangunan disertai dengan analisis deskriptif dan
analisis diagnostik. Penyajian pada bab ini memuat sekurang-kurangnya
hal-hal sebagai beriku t:
a. Aspek Geografi dan Demografi
1) Geografi
Menjelaskan peran strategis daerah, potensi sumber daya alam,
daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup berdasarkan
KLHS serta gambaran kualitas lingkungan hidup dan
kebencanaan termasuk ancaman perubahan iklim.
Untuk memberikan karakteristik geografis dan posisi strategis
wilayah, penjelasan gambaran geografi sekurang-kurangnya
dilengkapi dengan indikator-indikator seperti Persentase
Pemanfaatan Ruang sesuai RTRW, Persentase Alih Fungsi Lahan,
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup, Indeks Risiko Bencana, Indeks
Ketahanan Daerah, Indeks Ketahanan Pangan, Indeks Ketahanan
Energi, Indeks Ketahanan Air, dan indikator lainnya sesuai konteks
daerah.
-16-

2) Demografi
Menjelaskan karakteristik demografi berdasarkan jumlah dan laju
pertumbuhan penduduk, komposisi penduduk, keberadaan
masyarakat adat, dan karakteristik lainnya sesuai konteks daerah.
Penjelasan gambaran demografi ini sekurang-kurangnya dilengkapi
dengan indikator-indikator seperti Laju Pertumbuhan Penduduk,
Rasio Penduduk, dan Kepadatan Penduduk.
b. Aspek Kesejahteraan Sosial dan Budaya
1) Kesejahteraan Ekonomi
Menjelaskan karakteristik kesejahteraan masyarakat dari
perspektif ekonomi. Penjelasan gambaran kesejahteraan ekonomi
ini sekurang-kurangnya dilengkapi dengan indikator-indikator
seperti Laju Pertumbuhan Ekonomi, Indeks Gini, Angka
Kemiskinan, Tingkat Pengangguran Terbuka, dan Indeks
Pembangunan Manusia.
2) Kesejahteraan Sosial Budaya
Menjelaskan karakteristik kesejahteraan masyarakat dari
perspektif sosial budaya. Penjelasan gambaran kesejahteraan sosial
budaya ini sekurang-kurangnya dilengkapi dengan indikator
indikator seperti Indeks Keluarga Sehat, Indeks Kualitas Keluarga,
Indeks Perlindungan Anak, Indeks Pembangunan Gender/Indeks
Pemberdayaan Gender/Indeks Ketimpangan Gender, Indeks
Pembangunan Pemuda, Indeks Pembangunan Kebudayaan, dan
indikator lainnya sesuai konteks daerah.
c. Aspek Daya Saing Daerah
1) Daya Saing Ekonomi Daerah
Menjelaskan sektor unggulan daerah yang menjadi penopang
perekonomian dan sektor lainnya yang potensial un tuk
dikembangkan. Penjelasan gambaran daya saing ekonomi daerah
ini. sekurang-kurangnya dilengkapi dengan indikator-indikator
seperti PDRB, PDRB Per Kapita, Indeks Ekonomi Inklusif, Indeks
Ekonomi Hijau, Rasio Kewirausahaan, dan indikator lainnya sesuai
konteks daerah.
2) Daya Saing Sumber Daya Manusia (SDM)
Menjelaskan kondisi SDM sebagai salah satu faktor penggerak
perekonomian daerah. Penjelasan gambaran daya saing SDM ini
sekurang-kurangnya dilengkapi dengan indikator-indikator seperti
Indeks Pendidikan, Angka Literasi/Numerasi, Indeks Pembangunan
Literasi Masyarakat, Indeks Literasi Digital, Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja, Angka Ketergantungan, dan indikator lainnya
sesuai konteks daerah.
3) Daya Saing Fasilitas/Infrastruktur Wilayah
Menjelaskan kondisi fasilitas/infrastruktur daerah. Penjelasan
gambaran daya saing fasilitas/infrastruktur wilayah ini sekurang
kurangnya dilengkapi dengan indikator-indikator seperti Indeks
Infrastruktur/Indeks Kualitas Layanan Infrastruktur dan indikator
lainnya sesuai konteks daerah.
-17-

4) Daya Saing Iklim Investasi


Menjelaskan kondisi iklim investasi di daerah dari aspek
kemudahan berinvestasi dan situasi politik serta keamanan dan
ketertiban daerah. Penjelasan gambaran daya saing iklim investasi
ini sekurang-kurangnya dilengkapi dengan indikator-indikator
seperti Indeks Demokrasi, Indeks Rasa Aman, Indeks Ketenteraman
dan Ketertiban, Indeks Kerukunan Umat Beragama, Indeks Daya
Saing Daerah, dan indikator lainnya sesuai konteks daerah.
d. Aspek Pelayanan Umum
Menjelaskan kondisi tata kelola pemerintahan dalam rangka
memberikan pelayanan umum baik dalam bentuk barang publik
maupunjasa publik yang menjadi tanggungjawab Pemerintah
Daerah provinsi dan kabupaten/kota dalam upaya pemenuhan
kebutuhan masyarakat sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan. Penjelasan gambaran kondisi tata kelola pemerintahan ini
sekurang kurangnya dilengkapi dengan indikator-indikator seperti
Indeks Birokrasi, Indeks Pelayanan Publik, Indeks Inovasi Daerah,
Indeks Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik, dan indikator
lainnya sesuai konteks daerah.
4. Menyajikan hasil evaluasi RPJPD Tahun 2005-2025 dengan
memperhatikan hasil capaian pembangunan dan rekomendasi
berdasarkan hasil evaluasi RPJPD Tahun 2005-2025 untuk penyusunan
RPJPD Tahun 2025-2045.
5. Menganalisis tren demografi dan kebutuhan sarana prasarana pelayanan
publik, sesuai langkah-langkah sebagai berikut:
a. Berdasarkan data demografi yang sudah disajikan di Bab II, Tim
Penyusun melakukan proyeksi demografi untuk dua puluh tahun ke
depan yang dirinci per lima tahun. Proyeksi ini dapat mengunakan
data yang sudah tersedia misalkan Proyeksi Penduduk Indonesia
2020-2050 (untuk level provinsi) ataupun dilakukan proyeksi sendiri
dengan asumsi-asumsi sesuai konteks daerah. Proyeksi demografi
yang disajikan meliputi:
1) Jumlah total penduduk (Tabel 7. 1)
2) Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin (Tabel 7.2)
3) Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur (Tabel 7 .3)
Berdasarkan proyeksi yang telah dilakukan kemudian dianalisis
jumlah dan kepadatan penduduk, penduduk usia produktif, angka
ketergantungan, bonus demografi, penduduk usia lanjut, dan lainnya
sesuai konteks daerah.

b. Berdasarkan hasil proyeksi demografi, Tim Penyusun melakukan


proyeksi kebutuhan sarana prasarana untuk dua puluh tahun ke
depan yang dirinci per lima tahun. Untuk mengetahui kebutuhan
sarana prasarana terhadap jumlah penduduk dapat mengacu pada
Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor 03-1733-2004 tentang Tata
Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan yang
-18-

diterbitkan oleh Badan Standarisasi Nasional. Selain itu penentuan


kebutuhan sarana prasarana terhadap jumlah penduduk juga dapat
didasarkan pada NSPK dari K/L terkait. Proyeksi kebutuhan sarana
prasarana yang disajikan sekurang-kurangnya meliputi:
1) Rumah/tempat tinggal (Tabel 7.4)
2) Air bersih (Tabel 7.5)
3) Energi/listrik (Tabel 7.6)
4) Persampahan (Tabel 7.7)
5) Fasilitas kesehatan (Tabel 7.8)
6) Fa$ilitas pendidikan (Tabel 7.9)
Berdasarkan hasil proyeksi yang diperoleh kemudian dianalisis
gap/selisih pemenuhan kebutuhan sarana prasarana dimaksud
sebagai bahan masukan/pertimbangan untuk perumusan masalah
dan/ atau isu strategis.
6. Mengidentifikasi dan analisis pusat-pusat pertumbuhan wilayah, serta
program/ proyek strategis yang dapat mempengaruhi perkembangan
daerah secara signifikan sesuai dengan amanat regulasi, berdasarkan
RTRW, serta dokumen perencanaan pembangunan dan sektoral lainnya.

7. RTRW sebagaimana dimaksud pada angka 6 (enam) di atas berisi


gambaran arahan rencana tata ruang yang utamanya meliputi struktur
ruang, pola ruang, dan kawasan-kawasan strategis daerah.
Penggambaran rencana struktur ruang meliputi sistem perkotaan atau
pusat-pusat permukiman dan jaringan infrastruktur utama yang akan
dikembangkan. Sedangkan penggambaran pola ruang meliputi sebaran
kawasan budidaya dan kawasan lindung, serta penjelasan sekilas tentang
daya dukung dan daya tampung wilayah, dalam kaitannya dengan
proyeksi penduduk dan peningkatan kebutuhan prasarana dan sarana
penunjang. Dilengkapi pula dengan arahan pengembangan kawasan
strategis daerah yang diperkirakan mampu menjadi penggerak
pertumbuhan dan pembangunan di tingkat wilayah lebih luas.
8. Dalam hal tidak tersedia indikator-indikator sebagaimana dimaksud di
dalam angka 3 (tiga) di atas, dapat digunakan indikator proksi
(pengganti) yang relevan atau sesuai dengan kondisi daerah.
9. Data dan informasi yang disajikan agar disimpulkan dalam bentuk narasi.

Bab III Permasalahan dan Isu Strategis


1. Mengidentifikasi permasalahan dirumuskan dari Bab II dan Laporan
KLHS RPJPD 2025-2045, ataupun hasil penjaringan aspirasi yang
dilakukan oleh Pemerintah Daerah. Rumusan permasalahan merupakan
pernyataan kondisi (realita) yang dapat disimpulkan dari kesenjangan
antara realita/ capaian pembangunan dengan kondisi ideal yang
seharusriya tersedia. Perumusan permasalahan dapat menggunakan
kertas kerja sehingga yang disajikan dalam subbab ini berupa
permasalahan yang bersifat dominan.
-19-

2. Permasalahan agar disajikan ringkas tanpa menuangkan data-data yang


berlebih dan berpotensi menimbulkan duplikasi dengan data-data yang
sudah disajikan di bab-bab sebelumnya.
3. Mengidentifikasi isu strategis sesuai konteks (isu global, nasional, dan
regional) yang dapat mempengaruhi daerah baik secara langsung
ataupun tidak langsung. Isu strategis ini dapat dirumuskan dari berbagai
sumber yang dapat dipertangungjawabkan antara lain: RPJPN 2025-
2045, laporan resmi dari lembaga pemerintah/lembaga luar negeri,
Laporan KLHS RPJPD 2025-2045, ataupun hasil penjaringan aspirasi
yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah.
4. Merumuskan isu strategis daerah (dapat menggunakan kertas kerja)
disimpulkan dari:
a. Permasalahan;
b. Isu strategis sesuai konteks (isu global, nasional, dan regional); dan
c. Potensi daerah yang dapat dikembangkan untuk mendukung
percepatan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan.

Bab IV Visi dan Misi Daerah


1. Merumuskan visi daerah yang mencerminkan upaya untuk
mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan
dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui peningkatan
dan pemerataan pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, lapangan
berusaha, meningkatkan akses dan kualitas pelayanan publik dan daya
saing daerah serta kualitas lingkungan hidup berdasarkan isu strategis
yang sudah dirumuskan pada bab sebelumnya.
Dalam menyimpulkan visi agar memedomani Visi Indonesia Emas 2045:
Negara Nusantara, Maju, Berdaulat, dan Berkelanjutan, serta hasil
penyelarasan dengan RPJPN Tahun 2025-2045.
2. Menyajikan sasaran visi yang tertuang dalam RPJPN Tahun 2025-2045
sesuai dengan karakteristik, inovasi dan pengembangan daerah.
3. Merumuskan misi sebagai upaya yang akan dilaksanakan daerah untuk
mewujudkan visi daerah sampai dengan tahun 2045. Dalam perumusan
misi harus memastikan aktivitas yang ditentukan mengarah pada
terwujudnya kondisi-kondisi yang ingin dicapai. Perumusan misi
memedomani misi nasional sesuai hasil penyelarasan dengan RPJPN
Tahun 2025-2045 yang merupakan agenda pembangunan dalam RPJPN
Tahun 2025-2045, yaitu:
a. Transformasi Sosial;
b. Transformasi Ekonomi;
c. Transformasi Tata Kelola;
d. Supremasi Hukum, Stabilitas, dan Ketangguhan Diplomasi;
e. Ketahanan Sosial Budaya dan Ekologi;
f. Pembangunan Kewilayahan yang Merata dan Berkeadilan;
g. Sarana dan Prasarana yang Berkualitas dan Ramah Lingkungan; dan
h. Kesinambungan Pembangunan.
-20-

Bab V Arah Kebijakan dan Sasaran Pokok


1. Merumuskan arah kebijakan yang merupakan rumusan kerangka kerja
dalam melaksanakan misi yang menyesuaikan dengan isu strategis dan
dibagi ke dalam 4 (empat) tahapan. Tiap tahapan dapat memiliki tema
pembangunan dalam kerangka pencapaian sasaran pokok yang
menggambarkan terwujudnya visi daerah. Tahapan arah kebijakan
diuraikan sebagai berikut:
a. Arah Kebijakan Periode 2025-2029;
b. Arah Kebijakan Periode 2030-2034;
c. Arah Kebijakan Periode 2035-2039;
d. Arah Kebijakan Periode 2040-2045.
Tahapan Arah Kebijakan memperhatikan tematik pada RPJPN Tahun
2025-2045.
Tabel 5.1 Arah Kebijakan

ARAH KEBIJAKAN
VISI MISI
2025-2029 2030-2034 2035-2039 2040-2045

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1.. ..

2 ....

Dst.
Keterangan:
(1) Diisi dengan pernyataan visi daerah
(2) Diisi dengan pernyataan misi yang merupakan upaya/agenda daerah dalam rangka pencapaian visi
daerah
(3) Diisi dengan arah kebijakan yang merupakan kerangka kerja pembangunan periode 2025-2029
(4) Diisi dengan arah kebijakan yang merupakan kerangka kerja pembangunan periode 2030-2034
(5) Diisi dengan arah kebijakan yang merupakan kerangka kerja pembangunan periode 2034-2039
(6) Diisi dengan arah kebijakan yang merupakan kerangka kerja pembangunan periode 2040-2045

2. Sasaran Pokok merupakan kinerja daerah untuk mencapai visi daerah


yang dilakukan melalui langkah-langkah transformasi di daerah dalam
kerangka pencapaian visi Indonesia Emas sesuai RPJPN Tahun 2025-
2045.
Sasaran Pokok RPJPD Provinsi Tahun 2025-2045 dirumuskan dari Arah
Pembangunan hasil penyelarasan RPJPD dengan RPJPN Tahun 2025-
2045, Arah Kebijakan Transformasi Daerah berupa Arah Kebijakan
Transformasi menurut Provinsi sesuai Buku II SEB Penyelarasan RPJPD
dengan RPJPN Tahun 2025-2045 dan Arah Kebijakan Transformasi
sesuai karakteristik daerah dalam melaksanakan keotonomiannya, serta
Indikator Utama Pembangunan (IUP) berupa indikator hasil penyelarasan
RPJPN-RPJPD dan Indikator Daerah sesuai karakteristik daerah yang
mencerminkan keotonomian daerah.
Sasaran Pokok RPJPD Kabupaten/kota Tahun 2025-2045 dirumuskan
dari Arah Pembangunan, Arah Kebijakan Transformasi Daerah, dan
Indikator Utama Pembangunan (IUP) hasil penyelarasan RPJPD
-21-

Kabupaten/kota dengan RPJPD Provinsi dan RPJPN Tahun 2025-2045,


sesuai karakteristik daerah yang mencerminkan keotonomian daerah.
Penyelarasan RPJPN-RPJPD Kabupaten/kota dilakukan sebagaimana
Buku II SEB Penyelarasan RPJPD dengan RPJPN Tahun 2025-2045.
Perumusan Sasaran Pokok menggunakan kertas kerja Tabel 5.2, sesuai
format dalam SIPD pada menu Informasip Pembangunan Daerah (IPD), modul
Perencanaan Pembangunan Daerah (RPJPD).
-22-

Tabel 5.2 Kertas Kerja Perumusan Sasaran Pokok

Target
Arab Arab Kebijakan
No Misi Pembangunan Transformasi Indikator Utama
Sasaran Pokok Keterangan
Pembangunan Baseline 2025 Target
Daerab 2045
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Keterangan:
(1) Diisi dengan Nomor Urut
(2) Diisi dengan 8 (delapan) Misi (Agenda) Pembangunan (hasil penyelarasan)
(3) Diisi dengan 17 (tujuh belas) Arah (Tujuan) Pembangunan menuju Indonesia Emas- IE, (hasil penyelarasan)
(4) Diisi dengan Arah Kebijakan Transformasi sesuai Buku II SEB Penyelarasan RPJPD dengan RPJPN Tahun 2025-2045, dan Arah Kebijakan Transformasi Daerah sesuai
karakteristik daerah dalam melaksanakan keotonomiannya.
(5) Diisi dengan Indikator Utama Pembangunan (IUP) RPJPD, berupa Indikator hasil penyelarasan RPJPN-RPJPD dan Indikator Daerah sesuai karakteristik daerah yang
mencerminkan keotonomian daerah.
(6) Diisi dengan Target awal (Baseline) IUP RPJPD pada Tahun 2025
(7) Diisi dengan Target IUP RPJPD pada Tahun 2045
(8) Diisi dengan pernyataan Sasaran Pokok yang dirumuskan dari arah pembangunan, arah kebijakan transformasi daerah, dan IUP RPJPD Tahun 2025-2045.
(9) Diisi dengan penjelasan atau hal-hal lain yang diperlukan
-23-

Hasil kertas kerja perumusan sasaran pokok pada Tabel 5.2 disajikan dalam
RPJPD Tahun 2025-2045 sebagaimana Tabel 5.3.

Tabel 5.3 Sasaran Pokok

Indikator Target
Arah
No Sasaran Pokok Utama Keterangan
Pembangunan
Pembangunan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Keterangan:
(1) Diisi dengan nomor uru t
(2) Diisi dengan pernyataan Sasaran Pokok
(3) Diisi dengan Arah (Tujuan) Pembangunan
(4) Diisi dengan Indikator Utama Pembangunan (IUP) RPJPD, berupa Indikator hasil penyelarasan
RPJPN- RPJPD clan Indikator Daerah sesuai karakteristik daerah yang mencerminkan keotonomian
daerah.
(5) Diisi dengan Target awal (Baseline) !UP RPJPD pada Tahun 2025
(6) Diisi dengan Target !UP RPJPD pada Tahun 2045
(7) Diisi dengan penjelasan atau hal-hal lain yang diperlukan

3. Menyajikan Arah Kebijakan Pembangunan Transformasi Daerah berupa


Arah Kebijakan Transformasi sesuai lampiran Buku II SEB penyelarasan
sebagai penerjemahan arah pembangunan wilayah dan sarana prasarana
dalam Bab V RPJPN Tahun 2025-2045, serta dapat menambahkan arah
kebijakan transformasi yang diperlukan sesuai karakteristik, inovasi, dan
pengembangan daerah.
4. Menambahkan arah kebijakan transformasi yang diperlukan sesuai
karakteristik, inovasi, dan pengembangan daerah sebagaimana
dimaksud angka 3 di atas, yakni dengan menambahkan kebutuhan
spesifik daerah, antara lain meliputi: pertama, kebijakan tata ruang dan
pertanahan, pengelolaan urbanisasi dan perkotaan, pusat pertumbuhan,
perdesaan dan daerah afirmasi; kedua, pengembangan infrastruktur
untuk mendukung pengembangan wilayah dalam
mengimplementasikan transformasi ekonomi dan sosial dilakukan
dengan efisiensi jaringan pelayaran dan penerbangan, integrasi
antarmoda, angkutan umum massal, penyediaan pelayanan dasar
perumahan, air minum, dan persampahan; dan ketiga, otonomi daerah
dan desentralisasi termasuk penataan desentralisasi administrasi dan
penataan keuangan daerah.

VI. REVIU APARAT PENGAWAS INTERNAL PEMERINTAH (APIP)

1. APIP daerah melakukan reviu terhadap rancangan akhir RPJPD Tahun


2025-2045.
2. Substansi Reviu APIP terhadap RPJPD Tahun 2025-2045 minimal
mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Keterhubungan dan kesesuaian v1s1 dengan m1s1 dalam rancangan
akhir RPJPD Tahun 2025-2045;
-24-

b. Keterhubungan dan kesesuaian misi dengan arah kebijakan dalam


rancangan akhir RPJPD Tahun 2025-2045;
c. Keterhubungan dan kesesuaian arah kebijakan dengan sasaran pokok
dalam rancangan akhir RPJPD Tahun 2025-2045;
d. Keterhubungan dan kesesuaian sasaran pokok dengan visi dalam
rancangan akhir RPJPD Tahun 2025-2045;
e. Konsistensi antar bab dalam rancangan akhir RPJPD Tahun 2025-
2045; dan
f. Keselarasan antara rancangan akhir RPJPD Tahun 2025-2045 dengan
RPJPN 2025-2045.
-25-

VII. LAMPIRAN LAINNYA


1. Proyeksi Kependudukan
A. Proyeksi Jumlah Penduduk

Tabel 7.1 Proyeksi Jumlah Penduduk (Provinsi/Kabupaten/Kota)


Penduduk Tahun 2023 Proyeksi Penduduk (Orang)
(Orang) 2025 2030 2035 2040 2045
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Petunjuk pengisian tabel:


1. Kolom (1) : diisi denganjumlah penduduk provinsi/kabupaten/kota pada Tahun 2023;
2. Kolom (2) : diisi dengan proyeksi penduduk Tahun 2025;
3. Kolom (3) : diisi dengan proyeksi penduduk Tahun 2030;
4. Kolom (4) : diisi dengan proyeksi penduduk Tahun 2035;
5. Kolom (5) : diisi dengan proyeksi penduduk Tahun 2040;
6. Kolom (6) : diisi dengan proyeksi penduduk Tahun 2045.
-26-

B. Proyeksi Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 7.2 Proyeksi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin (Provinsi/Kabupaten/Kota)


Penduduk Tahun Proyeksi Penduduk (Orang)
Jenis Kelamin
2023 (Orang) 2025 2030 2035 2040 2045
(1) (2) (3) (4) (5) (6). (7)
Laki-Laki
Perempuan
Rasio

Petunjuk pengisian tabel:


1. Kolom (1) : berisi uraian;
2. Kolom (2) : diisi dengan jumlah penduduk provinsi/kabupaten/kota berdasarkan jenis kelamin pada Tahun 2023;
3. Kolom (3): diisi dengan proyeksijumlah penduduk berdasarkanjenis kelamin Tahun 2025;
4. Kolom (4) : diisi dengan proyeksi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin Tahun 2030;
5. Kolom (5) : diisi dengan proyeksi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin Tahun 2035;
6. Kolom (6) : diisi dengan proyeksi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin Tahun 2040;
7. Kolom (7) : diisi dengan proyeksi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin Tahun 2045;
-27-

C. Proyeksi Penduduk berdasarkan Kelompok Umur

Tabel 7.3 Proyeksi Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur (Provinsi/Kabupaten/Kota)


Penduduk Tahun Proyeksi Penduduk (Orang)
Kelompok Umur
2023 (Orang) 2025 2030 2035 2040 2045
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
0-14 Tahun
15-64 Tahun
> 65 Tahun
Angka Ketergantungan

Petunjuk pengisian tabel:


1. Kolom (1) : berisi uraian;
2. Kolom (2): diisi denganjumlah penduduk provinsi/kabupaten/kota berdasarkan kelompok umur pada Tahun 2023;
3. Kolom (3) : diisi dengan proyeksi jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur Tahun 2025;
4. Kolom (4) : diisi dengan proyeksi jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur Tahun 2030;
5. Kolom (5) : diisi dengan proyeksi jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur Tahun 2035;
6. Kolom (6) : diisi dengan proyeksi jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur Tahun 2040;
7. Kolom (7) : diisi dengan proyeksi jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur Tahun 2045;
-28-

2. Proyeksi Sarana dan Prasarana


A. Proyeksi Kebutuhan Rumah/Tempat Tinggal

Tabel 7.4 Proyeksi Kebutuhan Rumah/Tempat Tinggal (Provinsi/Kabupaten/Kota)


Kondisi Tahun
Uraian
Tahun 2023 2025 • 2030 2035 2040 2045
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Jumlah Penduduk
Proyeksi Kebu tuhan Rumah

Petunjuk pengisian tabel:


1. Kolom (1) : berisi uraian;
2. Kolom (2) : diisi dengan jumlah penduduk, proyeksi kebutuhan untuk provinsi/kabupaten/kota pada Tahun 2023;
3. Kolom (3) : diisi dengan jumlah penduduk, proyeksi kebutuhan untuk provinsi/kabupaten/kota pada Tahun 2025;
4. Kolom (4) : diisi dengan jumlah penduduk, proyeksi kebutuhan untuk provinsi/kabupaten/kota pada Tahun 2030;
5. Kolom (5) : diisi dengan jumlah penduduk, proyeksi kebutuhan untuk provinsi/kabupaten/kota pada Tahun 2035;
6. Kolom (6) : diisi dengan jumlah penduduk, proyeksi kebutuhan untuk provinsi/kabupaten/kota pada Tahun 2040;
7. Kolom (7): diisi denganjumlah penduduk, proyeksi kebutuhan untuk provinsi/kabupaten/kota pada Tahun 2045;
-29-

B. Proyeksi Kebutuhan Air Minum

Tabel 7.5 Proyeksi Kebutuhan Air Minum (Provinsi/Kabupaten/Kota)


Kondisi Tahun
Uraian
Tahun 2023 2025 2030 2035 2040 2045
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Jumlah Penduduk
Proyeksi Kebu tuhan Air
Minum

Petunjuk pengisian tabel:


1. Kolom (1) : berisi uraian;
2. Kolom (2) : diisi dengan jumlah penduduk, proyeksi kebutuhan untuk provinsi/kabupaten/kota pada Tahun 2023;
3. Kolom (3) : diisi dengan jumlah penduduk, proyeksi kebutuhan untuk provinsi/kabupaten/kota pada Tahun 2025;
4. Kolom (4) : diisi dengan jumlah penduduk, proyeksi kebutuhan untuk provinsi/kabupaten/kota pada Tahun 2030;
5. Kolom (5): diisi denganjumlah penduduk, proyeksi kebutuhan untuk provinsi/kabupaten/kota pada Tahun 2035;
6. Kolom (6): diisi denganjumlah penduduk, proyeksi kebutuhan untuk provinsi/kabupaten/kota pada Tahun 2040;
7. Kolom (7) : diisi denganjumlah penduduk, proyeksi kebutuhan untuk provinsi/kabupaten/kota pada Tahun 2045;
-30-

C. Proyeksi Kebutuhan Listrik

Tabel 7.6 Proyeksi Kebutuhan Listrik (Provinsi/Kabupaten/Kota)


Kondisi Tahun
Uraian
Tahun 2023 2025 2030 2035 2040 2045
(1) (2) (3) /4) /5) (6) (7)
Jumlah Penduduk
Jumlah Rumah
Proyeksi Kebutuhan Listrik

Petunjuk pengisian tabel:


1. Kolom (1) : berisi uraian;
2. Kolom (2) : diisi dengan jumlah penduduk, proyeksi kebutuhan untuk provinsi/kabupaten/kota pada Tahun 2023;
3. Kolom (3) : diisi dengan jumlah penduduk, proyeksi kebutuhan untuk provinsi/kabupaten/kota pada Tahun 2025;
4. Kolom (4) : diisi dengan jumlah penduduk, proyeksi kebutuhan untuk provinsi/kabupaten/kota pada Tahun 2030;
5. Kolom (5) : diisi dengan jumlah penduduk, proyeksi kebutuhan untuk provinsi/kabupaten/kota pada Tahun 2035;
6. Kolom (6) : diisi dengan jumlah penduduk, proyeksi kebutuhan untuk provinsi/kabupaten/kota pada Tahun 2040;
7. Kolom (7): diisi denganjumlah penduduk, proyeksi kebutuhan untuk provinsi/kabupaten/kota pada Tahun 2045;
-31-

D. Proyeksi Kebutuhan Pengelolaan Persampahan

Tabel 7.7 Proyeksi Kebutuhan Pengelolaan Persampahan (Provinsi/Kabupaten/Kota)


Kondisi Tahun
Uraian
Tahun 2023 2025 2030 2035 2040 2045
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Jumlah Penduduk
Proyeksi Timbulan Sampah
Proyeksi Jumlah Kebutuhan
Tempat Pengolahan Sampah
Teroadu (TPST)

Petunjuk pengisian tabel:


1. Kolom (1) : berisi uraian;
2. Kolom (2) : diisi denganjumlah penduduk, proyeksi kebutuhan untuk provinsi/kabupaten/kota pada Tahun 2023;
3. Kolom (3): diisi denganjumlah penduduk, proyeksi kebutuhan untuk provinsi/kabupaten/kota pada Tahun 2025;
4. Kolom (4) : diisi dengan jumlah penduduk, proyeksi kebutuhan untuk provinsi/kabupaten/kota pada Tahun 2030;
5. Kolom (5) : diisi dengan jumlah penduduk, proyeksi kebutuhan untuk provinsi/kabupaten/kota pada Tahun 2035;
6. Kolom (6) : diisi dengan jumlah penduduk, proyeksi kebutuhan untuk provinsi/kabupaten/kota pada Tahun 2040;
7. Kolom (7) : diisi dengan jumlah penduduk, proyeksi kebutuhan untuk provinsi/kabupaten/kota pada Tahun 2045;
-32-

E. Proyeksi Kebutuhan Fasilitas Kesehatan

Tabel 7.8 Proyeksi Kebutuhan Fasilitas Kesehatan (Provinsi/Kabupaten/Kota)


Kondisi Tahun
Uraian
Tahun 2023 2025 2030 2035 2040 2045
(1) (2) (3) (4) /5) /6) (7)
Jumlah Penduduk
Proyeksi Fasilitas Kesehatan

Rumah Sakit
■ Puskesmas

dsb

Petunjuk pengisian tabel:


1. Kolom (1) : berisi uraian;
2. Kolom (2): diisi denganjumlah penduduk, proyeksi kebutuhan untuk provinsi/kabupaten/kota pada Tahun 2023;
3. Kolom (3) : diisi dengan jumlah penduduk, proyeksi kebutuhan untuk provinsi/kabupaten/kota pada Tahun 2025;
4. Kolom (4) : diisi dengan jumlah penduduk, proyeksi kebutuhan untuk provinsi/kabupaten/kota pada Tahun 2030;
5. Kolom (5): diisi denganjumlah penduduk, proyeksi kebutuhan untuk provinsi/kabupaten/kota pada Tahun 2035;
6. Kolom (6): diisi denganjumlah penduduk, proyeksi kebutuhan untuk provinsi/kabupaten/kota pada Tahun 2040;
7. Kolom (7): diisi denganjumlah penduduk, proyeksi kebutuhan untuk provinsi/kabupaten/kota pada Tahun 2045;
-33-

F. Proyeksi Kebutuhan Fasilitas Pendidikan

Tabel 7.9 Proyeksi Kebutuhan Fasilitas Pendidikan (Provinsi/Kabupaten/Kota)


Kondisi Tahun
Uraian Tahun 2023 2025 2030 2035 2040 2045
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Jumlah Penduduk
Proyeksi Fasilitas Pendidikan
■ TK

SD/MI
■ SMP/MTs
■ SMA/MA/SMK

Petunjuk pengisian tabel:


1. Kolom (1) : berisi uraian;
2. Kolom (2): diisi denganjumlah penduduk, proyeksi kebutuhan untuk provinsi/kabupaten/kota pada Tahun 2023;
3. Kolom (3) : diisi dengan jumlah penduduk, proyeksi kebutuhan untuk provinsi/kabupaten/kota pada Tahun 2025;
4. Kolom (4) : diisi dengan jumlah penduduk, proyeksi kebutuhan untuk provinsi/kabupaten/kota pada Tahun 2030;
5. Kolom (5) : diisi dengan jumlah penduduk, proyeksi kebutuhan untuk provinsi/kabupaten/kota pada Tahun 2035;
6. Kolom (6) : diisi dengan jumlah penduduk, proyeksi kebutuhan untuk provinsi/kabupaten/kota pada Tahun 2040;
7. Kolom (7) : diisi dengan jumlah penduduk, proyeksi kebutuhan untuk provinsi/kabupaten/kota pada Tahun 2045;

MENTER! DALAM NEGERI,


ttd

MUHAMMAD TITO KARNAVIAN


u,,w n sesuai dengan aslinya,
ala Biro Hukum,

handra Kusuma P. M.Hum


a TK.I (IV /b)
19800708 200812 1 001

Anda mungkin juga menyukai