Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam 10 tahun terakhir ini, fenomena masuknya budaya Korea ini
ditingkat global disebut Korean Wave atau diistilahkan sebagai “Hallyu” adalah
tersebarnya budaya pop Korea secara global di berbagai negara di dunia, atau
secara singkat mengacu pada globalisasi budaya Korea (Shim, 2006 dalam Kang,
2016).
Fenomena ini diikuti dengan banyaknya perhatian terhadap hal yang
berhubungan dengan Korea Selatan, misalnya masakan, barang elektronik, produk
kecantikan, musik, dan film. Kekuatan budaya Korea diperluas ke Vietnam,
Thailand dan di seluruh Asia Tenggara dan menyebar ke Eropa. Secara tidak
langsung, hal ini mengubah prilaku masyarakat dunia yang mulai mengikuti trend
gaya hidup, hobi dan kecantikan seperti negara Korea, dikarenakan pertumbuhan
yang sangat cepat dari industri kosmetik Korea sendiri. Menurut data dari Korea
Health Industri Development Institute (KHIDI), produksi kosmetik dalam negeri
Korea jauh melampaui GDP Korea. Tercatat pertumbuhan kosmetik Korea pada
tahun 2009 merangkak naik dari tahun ketahun. (Park, 2015).
Fred (2015) dalam penelitiannya yang berjudul “Examining Endorsement
and Viewership Effects on the Source Credibility of YouTubers” yang menjelaskan
bahwa kepercayaan dan ahlinya seorang vlogger dalam melakukan review suatu
produk menumbuhkan keinginan untuk membeli produk. Saat ini media sosial
telah merevolusi keputusan pembelian konsumen yang memungkinkan konsumen
untuk melakukan review terhadap produk sebelum melakukan pembelian dengan
melakukan konsultasi dengan berbagai situs yang menawarkan ulasan dan
informasi buatan pengguna. Hal ini pada akhirnya membantu konsumen membuat
keputusan terbaik dengan resiko paling sedikit (Fred, 2015). Salah satunya adalah
budaya vlog atau vlogging adalah budaya baru dalam masyarakat Indonesia
dengan mengunakan platform jejaring berbagi video YouTube. YouTube adalah

1
situs berbagi multimedia yang memungkinkan pengguna untuk mengunggah,
berbagi dan melihat video. Hal ini mendorong interaksi kepada penonton melalui
komentar, rating yang dapat dilihat dari jumlah thumbs up dan down, budaya
seperti ini dapat disebut vlog (Burgess dan Green, 2009).
Melihat trend di dunia vlogging situs e-commerce menggunakan sarana
tersebut dan secara tidak langsung mempromosikan produk pada situs mereka
dengan menggunakan seorang beauty vlogger. Salah satu vlogger yang sering
melakukan review produk ialah Veronica Ong, yang merupakan seorang makeup
artist dan seorang vlogger, yang memiliki 37.502 subscibers dan konten yang
rata-rata berisi makeup review serta terdapat banyak tutorial make-up yang
terdapat pada channel YouTubenya. Dengan adanya beauty vlogger review
membuat penonton vlog nantinya memiliki minat beli pada produk skincare dan
kosmetik korea.
Apabila konsumen merasakan kualitas produk yang digunakan sesuai
dengan harapannya, hal ini akan menciptakan kepuasan tersendiri bagi konsumen
tersebut. Ketika konsumen puas dengan suatu produk maka dengan sendirinya
konsumen tersebut akan memberikan informasi yang baik dari produk tersebut
kepada konsumen lain. Hal ini lah yang dinamakan komunikasi dari mulut ke
mulut atau sering disebut Word of Mouth (WoM). Menurut Mowen dan Minor
(2002), komunikasi dari mulut ke mulut mempunyai pengaruh yang sangat kuat
terhadap perilaku pembelian. Para konsumen mungkin menghendaki informasi
dari mulut ke mulut karena mereka tidak percaya dengan iklan dan pesan
penjualan, atau mereka mencari informasi tambahan untuk mengurangi
kecemasan mereka mengenai pembelian beresiko. Informasi yang positif tersebut
biasanya disebarkan dari satu konsumen ke konsumen lain apabila mereka
memiliki pengalaman yang baik saat pembelian produk tersebut. Dengan adanya
pemberian informasi dari satu konsumen ke konsumen lain ini akan menimbulkan
kesadaran konsumen terhadap produk yang diinformasikan tersebut serta
menambah keyakinan konsumen untuk membeli produk tersebut.
Dalam proses pembelian, konsumen tidak hanya mempertimbangkan
tentang kualitas dan harga produk tetapi juga faktor-faktor seperti negara asal

2
merek tersebut (country image). Konsumen sering menggunakan stereotypes dari
country image. Wajah idol Korea yang terlihat awet muda dan bagus membuat
Korea terkenal akan skincare dan kosmetik yang diproduksi. Country image akan
menciptakan suatu persepsi tertentu akan suatu merek/produk, dimana persepsi
tersebut mempunyai kemungkinan bernilai positif atau negatif. Pada level
berikutnya persepsi positif akan mendorong konsumen untuk melakukan
pembelian aktual.
Berdasarkan penjelasan yang telah diurai di atas mengenai beberapa
literatur yang membahas tentang variabel beauty vlogger review, word of mouth
dan country image mendorong penulis untuk meneliti variabel-variabel tersebut.
Sehingga diperoleh judul penelitian yaitu “Pengaruh Beauty Vlogger Review,
Word of Mouth dan Country Image terhadap Minat Beli Produk Kosmetik Etude
House Melalui Media Online Instagram (Studi Kasus Pada Followers
Gorgeous.me.id di Instagram)” dengan studi kasus pada belanja online.
1.2. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini penulis mencoba merumuskan persoalan dalam
bentuk pertanyaan:
1. Apakah beauty vlogger review, word of mouth dan country image
berpengaruh terhadap minat beli produk kosmetik Etude House?
2. Apakah beauty vlogger review berpengaruh terhadap minat beli produk
kosmetik Etude House?
3. Apakah word of mouth berpengaruh terhadap minat beli produk kosmetik
Etude House?
4. Apakah country image berpengaruh terhadap minat beli produk kosmetik
Etude House?
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang
hendak dicapai penulis adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah beauty vlogger review, word of mouth dan
country image berpengaruh terhadap minat beli produk kosmetik Etude
House.

3
2. Untuk mengetahui apakah beauty vlogger review berpengaruh terhadap
minat beli produk kosmetik Etude House.
3. Untuk mengetahui apakah word of mouth berpengaruh terhadap minat beli
produk kosmetik Etude House.
4. Untuk mengetahui apakah country image berpengaruh terhadap minat beli
produk kosmetik Etude House.
1.4. Batasan Masalah
Mengingat begitu luasnya ruang lingkup masalah dalam penelitian ini,
maka penulis membatasi permasalahan tersebut pada variabel bebas beauty
vlogger review, word of mouth dan country image. Untuk variabel terikat yang
digunakan adalah minat beli.
1.5. Manfaat Penelitian
1. Bagi Online Shop
Penelitian ini dapat memberikan wawasan kepada pelaku bisnis online
untuk dapat mengembangkan bisnis tersebut dengan mengetahui faktor apa
saja yang dapat menarik niat beli online kosmetik Korea serta dapat
merencanakan dan menerapkan strategi pemasaran yang tepat untuk
meningkatkan niat konsumen untuk melakukan pembelian secara online.
Serta mengetahui karakteristik dan minat masyarakat di Indonesia.
2. Bagi Peneliti
Peneliti dapat menerapkan ilmu ekonomi khususnya dalam bidang
manajemen pemasaran yang telah diperoleh selama perkuliahan dan dapat
menambah pengetahuan peneliti dalam menjalani bisnis online yang
dijalaninnya.
3. Bagi Akademisi
Sebagai referensi untuk mempermudah para akademisi yang ingin
melakukan penelitian dengan objek yang sama sehingga penelitian
berikutnya dapat lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai