Anda di halaman 1dari 7

CHECK LIST ANALYSIS

Checklist analisis adalah metode analisa yang menggunakan daftar tertulis yang terstruktur
untuk menganalisa suatu sistem dan didasarkan pada pengalaman (experienced base
analysis) dan juga insiden yang sebelumnya terjadi. Checklist analisis ini bersifat sangat
detail dan sering digunakan untuk analisa kesesuaian dengan standard yang ada (SOLAS,
SOP, Per-UU, dll) serta mudah dilakukan untuk "less experience engineers". Kelebihan lain
dari checklist analisis adalah dapat dilakukan pada semua tahap "process life time" tetapi
pembuatan daftar cheklistnya sangat dibatasi oleh pengalaman lapangan pembuat cheklist
tersebut. Daftar pertanyaan checklist analisis harus terus diaudit dan diperbarui secara
berkala (biasanya setiap tahun).

Tugas utama tim pembuat checklist adalah untuk mengidentifikasi potensi bahaya dari
suatu proses. Setelah bahaya telah diidentifikasi, rekomendasi harus dibuat berupa metode
yang memungkinkan untuk meminimalkan potensi bahaya tersebut. Contoh yang paling
sederhana adalah “to do the list” sedangkan contoh yang lebih kompleks dapat berupa
jadwal, yang menjabarkan tugas-tugas berdasarkan waktu dan faktor berpengaruh lainnya.
Checklist sering dipresentasikan dalam bentuk daftar tugas dengan checkboxes di sebelah kiri
daftar tugas tersebut, kemudian tanda centang diberikan dalam checkboxes tersebut setelah
tiap-tiap daftar tugas tersebut selesai dilaksanakan.

Tujuan dari pada pembuatan check list adalah untuk mengurangi kesalahan atau bahkan
kegagalan yang dapat ditimbulkan oleh keterbatasan memori dan perhatian manusia. Cara
ini membantu untuk memastikan konsistensi dan kesempurnaan dalam melaksanakan
suatu tugas atau kegiatan dan juga untuk memastikan / menjamin bahwa perusahaan telah
memenuhi peraturan / standard yang telah ditentukan

Hasil dari checklist analisys bisa berupa analisa kualitatif ataupun juga “jawaban” yang
diberikan berupa : “yes”, “no”, “not applicable”, “needs more information”. Sedangkan
sumber data checklist bisa berasal dari, previous checklist used, engineering design
procedures, manual prosedur operasi dll.

Karakteristik dari checklist analysis:

1. Pendekatan sistematis checklist question yang dipakai berdasarkan pengetahuan


sejarahBanyak hazard dapat diidentifikasi dengan menggunakan checklist.
2. Digunakan untuk analisis tingkat tinggi/rinci, termasuk analisis akar penyebab
3. Berlaku untuk setiap kegiatan atau sistem, termasuk masalah peralatan dan faktor
manusia.
4. Umumnya dilakukan oleh individu yang terlatih untuk memahami pertanyaan-
pertanyaan checklist.
5. Terkadang dilakukan oleh sekelompok kecil, belum tentu ahli analisis risiko.
6. Kebanyakan berdasarkan pada wawancara, review dokumentasi, dan pemeriksaan
lapangan.
7. Menghasilkan daftar kualitatif dari penentuan kesesuaian dan ketidaksesuaian,
dengan rekomendasi untuk memperbaiki ketidaksesuaian.
Paling umum digunakan untuk:

1. Untuk memandu pemeriksaan sistem kritis


2. Juga digunakan sebagai suplemen atau bagian integral dari metode lain, terutama
what-if analisis, untuk mengatasi kebutuhan spesifik.
3. Untuk menganalisa akar penyebab (root cause analysis).

Kekurangan/keterbatasan dari checklist analisis:

• Karena tidak memiliki standard khusus, item-item dalam checklist sangat


tergantung pada pengetahuan dan pengalaman para penyusun checklist. Oleh
karena itu, pemilihan personel penyusun checklist sangat menentukan keberhasilan
projuct,
• Checklist hanya merupakan “yes or no question” yang tidak dapat menggambarkan
secara detil efisiensi dari suatu subsistem dalam project yang dilaksanakan,
• Checklist tidak dapat mengurutkan skala prioritas (rangking) suatu hazard,
• Apabila checklist disusun oleh orang yang kurang berpengalaman, kemungkinan
terlewatnya suatu hazard menjadi lebih besar.
• Tidak mudah untuk diterapkan pada suatu proses/teknologi yang baru.
• Hanya menyediakan informasi kualitatif.

Prosedur umum untuk membau checklist adalah sebagai berikut:

1. Menentukan aktifitas atau sistem apa yang mau di analisis

Dalam tahap ini harus ditentukan fungsi dan juga batasan dari analisis.

2. Menentukan permasalahan untuk penilaian resiko


Tim penilai risiko dalam tahap ini akan diminta untuk mencari di mana kinerja yang
tidak tepat atau kegagalan suatu kegiatan dalam suatu sistem yang dapat
menyebabkan
• Masalah keselamatan
• Masalah lingkungan
• Dampak ekonomi

3. Membagi aktifitas atau sistem untuk analisis


• Activity
• Operation
• Fungsi
• Sistem
• Subsistem
• Komponen

4. Mengumpulkan atau membuat checklist yang relevan


a) Internal checklist
Internal checklist merupakan cara terbaik agar sistem lebih maintainable dan juga
mudah dioperasikan. Ini akan mencakup factor manusia dan masalah ergonomic.
Dalam beberapa kasus, checklist dapat diperbarui secara teratur untuk membantu
membangun organizational knowledge dan mencegah masalah/problem terulang
kembali.
Checklist untuk key equipment harus:
• Diperiksa
• Setara dengan spesifikasi dan konfigurasi yang disyaratkan untuk aplikasi
yang dipilih. Biasanya didasarkan pada standar desain dai vendor.
b) External checklist
Contoh dari external checklist adalah sebagai berikut:
• Persyaratan dalam kode, standard an peraturan.
• Praktik dan pedoman dari industry
• Aplikasi pedoman dari vendor.
• Checklist dikumpulkan dari perusahaan lain atau organisasi dengan
aplikasi yang serupa.
c) Customized checklist
Dikembangkan untuk pelayanan yang spesifik,seperti:
• Plant audit
• Procedural audit dll

5. Merespon terhadap pertanyaan dari checklist.


• Apakah pertanyaan checklist applicable?
• Apakah ada kelemahan sistem yang berhubungan dengan pertanyaan ini?

Level dari dokumentasi dan deskripsi:

• Complete – respon penuh untuk setiap pertanyaan dan daftar lengkap dari
rekomendasi yang dihasilkan dari analisis
• Streamlined - Respon pertanyaan yang menghasilkan saran-saran perbaikan,
bersama dengan daftar lengkap dari rekomendasi yang dihasilkan dari
analisis.
• Minimal - daftar lengkap dari rekomendasi yang dihasilkan dari analisis
6. Membagi lebih lanjut unsur-unsur dari aktifitas atau sistem
a) Activity
b) Tasks
c) Steps
d) Systems
e) Subsystems
f) Components
g) Subassemblies
h) Parts

Subdivision
pembagian lebih lanjut dari kegiatan atau sistem hanya terjadi dalam kondisi sebagai
berikut:
• Data Berlaku di tingkat yang lebih tinggi tidak tersedia
• Para pembuat keputusan memerlukan informasi pada tingkat yang lebih rinci
• Seringkali, hanya beberapa kegiatan atau sistem harus dibagi lagi.
Contoh:
• Electrical supply to the compressor
• Lubrication system
• Seal system
• Drive system, including the motor
• Mechanical compression system
• Control system
• Relief system

7. Gunakan hasil tersebut dalam decision making


• Menilai acceptability
• Mengidentifikasi peluang perbaikan
• Membuat rekomendasi untuk perbaikan
• Memberikan alokasi sumber daya untuk perbaikan.

Contoh tampilan-tampilan Checklist:

Checklist 10.2: Chemical Storage


Company
Facility
Location
Persons Interviewed Name Title Date
Documents Reviewed Document Title Date
Notes
Question Y / N / NA Notes
10.2.1 Are chemicals separated according
to the following categories:

• Solvents, which include


flammable/combustible
liquids and halogenated
hydrocarbons
• Inorganic mineral acids
(e.g., nitric, sulfuric,
hydrochloric, and acetic
acids).
• Bases (e.g., sodium
hydroxide, ammonium
hydroxide)
• Oxidizers
• Poisons
• Explosives or unstable
reactives.
Question Y / N / NA Notes
10.2.2 Are caps and lids on all chemical
containers tightly closed to prevent
evaporation of contents?
10.2.3 Is a Material Safety Data Sheet
(MSDS) provided for each
chemical at the facility?

10.2.4 Are hazardous chemicals


purchased in as small a quantity as
possible?

10.2.5 Are the MSDS readily accessible?

10.2.6 Is there a HazMat team?

10.2.7 Are all chemicals properly logged


in on receipt?

10.2.8 Is there a list of which chemicals


are present at any one time?

10.2.9 Are all chemical containers properly


labeled?
10.2.10 Is the safety diamond system used?
10.2.11 How are chemicals being brought into the
facility checked?
10.2.12 Are flammable or toxic chemicals
stored near accommodation or
office areas?

10.2.13 Are chemical drums and totes


lifted over areas where people are
present?

10.2.14 Are chemicals stored on stable


flooring?

10.2.15 Are chemical storage areas


properly vented?

10.2.16 Are chemicals ever stored in a


domestic refrigerator?

10.2.17 Are storage shelves large enough?

10.2.18 Are storage shelves secure?

10.2.19 Do storage shelves have proper


lips?

10.2.20 Are island shelf assemblies


Question Y / N / NA Notes
avoided?

10.2.21 Are there procedures for response


to chemical spills in the chemical
storage area?

10.2.22 Is the storage area made of


flammable materials?

10.2.23 Does the storage area have an


effective fire, smoke and gas
warning system?

10.2.24 Does the storage area have an


effective fire control system?

10.2.25 Are incompatible chemicals stored


in the same area?

Anda mungkin juga menyukai