Anda di halaman 1dari 13

REKAYASA PERANGKAT LUNAK

TUGAS

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Rekayasa Perangkat Lunak

Dosen Pengajar

Jhoanne Fredricka, S.kom, M.kom.

Oleh :
RESZHA RIANDA
NPM : 18010133

PROGRAM STUDI INFORMATIKA


FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS DEHASEN
BENGKULU
2023
LATIHAN :
Kerjakan soal dibawah ini dengan benar dan jelas.

1. Hal – hal apa saja yang harus diperhatikan dalam penyelidikan awal ? dan jelaskan!
2. Sebutkan dan jelaskan beberapa kriteria evaluasi terhadap sistem ?
3. Sebutkan dan jelaskan tentang :
a. Definisi studi kelayakan
b. Tujuan studi kelayakan
c. Isi dokumen studi kelayakan yang disetujui
d. Langkah – langkah dalam studi kelayakan
4. Sebutkan dan jelaskan model pengembangan sistem ?
5. Apa yang dimaksud dengan :
a. Desain sistem
b. Desain input
c. Desain output
d. Desain database
e. Desain kode atau pengkodean
6. Apa yang dimaksud dengan implementasi dan evaluasi sistem ? jelaskan!
7. Jelaskan perbandingan antara Batch Input dengan On – Line Input ?

“ Good Luck”
Penyelesaian :
1. Hal – hal apa saja yang harus diperhatikan dalam penyelidikan awal ? dan jelaskan!

Jawab: Pada tahap penyelidikan awal, analisa dimulai dari kegiatan pengguna mengenai
apa yang diharapkan dari sebuah system yang dibuat. Hal – hal yang perlu diperhatikan
dalam tahapan ini adalah :
a. Mencoba memahami dan memperjelas apa yang diharapkan oleh pemakai atau
pengguna.
b. Menentukan ruang lingkup dari studi sebuah system.
c. Menentukan kelayakan dari masing – masing alternatif dengan
memperkirakan keuntungan/kerugian yang di dapat.

Jika suatu fungsi tertentu telah dapat ditetapkan untuk dilaksanakan melalui suatu
system, langkah berikutnya adalah mengadakan studi kelayakan yang antara lain meliputi:

1) Menentukan unit atau bagian mana yang akan di gunakan.


Dilakukan dengan melakukan wawancara dengan kepala bagian yang
bersangkutan dan pegai yang menggunakan.
2) Mengantisipasi kemungkinan keterbatasan dan kendala pada penerapannya,
misalnya system tersebut harus menyelesaikan prosesnya sebelum jam kerja
berakhir.
3) Memperhitungkan kendala – kendala system, missal : kapasitas memori yang terbatas.
4) Menentukan target, misalnya suatu jawaban untuk permintaan pesanan harus
dapat dilayani kurang dari sekian detik.

5) Mengantisipasi kendala waktu, misalnya system yang baru harus sudah berjalan
dalam waktu sekian bulan, sejak system lama sudah tidak dapat diperluas lagi.
6) Merencanakan dan memperkirakan biaya proyek, berdasarkan perkiraan waktu yang
dibutuhkan untuk merancang, mengembangkan, menguji dan memulai system baru
dan kerumitan system yang dirancang.
2. Sebutkan dan jelaskan beberapa kriteria evaluasi terhadap sistem ?

Jawab: Evaluasi sistem baru merupakan hal yang sangat penting karena sistem baru tidak
akan bisa dipasang (diinstall) tanpa sekumpulan kriteria evaluasi yang valid. Artinya
standar keandalan harus dicapai sebagai karakteristik kunci dari sistem. Standar keandalan
sebaiknya sejalan dengan sasaran – sasaran sistem. Beberapa kriteria evaluasi yang dapat
ditetapkan, adalah:
1. Pencapaian tujuan
Sudahkah sistem mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan, dan memenuhi tujuan
utama yang ditetapkan, maupun tujuan tambahan lainnya.
2. Sudahkah tepat pada waktunya ?
Tepat pada waktunya bisa dalam bentuk waktu transaksi, waktu pengolahan secara
keseluruhan, waktu jawaban (response time) atau waktu operasional lainnya.
3. Biaya yang diperlukan
Biaya yang diperlukan dapat meliputi biaya tahunan sistem, biaya per unit, biaya
pemeliharaan, atau biaya lainnya seperti biaya operasional, investasi dan implementasi.

4. Kualitas yang diperoleh


Kriteria dalam hal kualitas adalah dapatkah dihasilkan produk/pelayanan yang lebih
baik dari sebelumnya dan sudahkah data/informasi diperbaiki.
5. Kapasitas produk
Yang termasuk dalam kapasitas sistem adalah penanganan beban kerja, kapasitas
jangka panjang yang mungkin dicapai oleh suatu organisasi dalam beberapa decade
mendatang.
6. Efisiensi dan produktifitas
Kriterianya adalah apakah sistem lebih efisien daripada sebelumnya. Dan sudahkah
produktifitas pemakai dan manajemen lebih ditingkatkan dari sebelumnya, termasuk
pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat, karena informasi yang dihasilkan
oleh sistem baru.
7. Ketelitian/validitas
Yang termasuk dalam kriteria ketelitian adalah sudahkah kesalahan- kesalahan yang
sebelumnya terjadi dapat diatasi atau ditangani atau berkurang volumenya.
8. Keandalan/reabilitas
Apakah sistem baru yang dipakai lebih sedikit terdapat kemacetan dibanding dengan
sistem sebelumnya.

3. Sebutkan dan jelaskan tentang :


a. Definisi studi kelayakan
b. Tujuan studi kelayakan
c. Isi dokumen studi kelayakan yang disetujui
d. Langkah – langkah dalam studi kelayakan

Jawab:

A. Definisi Studi Kelayakan: Studi kelayakan adalah proses evaluasi sistematis yang dilakukan
untuk menilai keunggulan, kepraktisan, dan keberlanjutan suatu proyek atau inisiatif bisnis.
Tujuan dari studi kelayakan adalah untuk menentukan apakah proyek tersebut layak
dilaksanakan, baik dari segi finansial, teknis, operasional, maupun aspek lain yang relevan.

B. Tujuan studi kelayakan: Adapun tujuan dilaksanakannya studi kelayakan adalah sebagai berikut:
a. Memperhitungkan sifat penyusunan system dengan memperhitungkan keberadaan
masalah dan sifat masalah.
Contoh : jika fakultas melaporkan masalah keterlambatan penyetoran nilai dari dosen,
kita ingin mengetahui apakah penyetoran nilai benar – benar terlambat atau apakah
fakultas salah dalam memberitahu kapan nilai paling lambat disetorkan.
b. Memperhitungkan jangkauan masalah.
Contoh: apakah masalah tentang keterlambatan penyetoran nilai hanya pada fakultas
tertentu atau seluruh fakultas yang ada, sehingga perlu dianalisa lebih luas.
c. Mengajukan aksi – aksi yang dapat menyelesaikan masalah.
Contoh: mengajukan penyusunan system untuk nilai yang terlambat disetor karena
implikasinya pada berapa SKS yang dapat diambil mahasiswa semester berikutnya.
d. Memperhitungkan kelayakan penyusunan system yang diajukan.
Contoh: Apakah ada penyelesaian yang layak secara teknis untuk masalah tersebut, atau
apakah ada penyelesaian yang layak secara ekonomis untuk masalah tersebut.
e. Menyusun rencana secara rinci untuk langkah analisis system.
Contoh: siapa yang melakukan analisis system, siapa yang memimpin analisis system,
apa tugas – tugas yang diperlukan dan jadwal analisis system.
f. Menyusun rencana ringkasan untuk seluruh proyek penyusunan system.
Contoh: kapan system akan diimplementasikan atau kapan system akan di operasikan.

C. Isi dokumen studi kelayakan yang disetujui : Isi Dokumen dari studi kelayakan yang disetujui
adalah sebagai berikut:
1. Ringkasan eksekutif, yang berisi:
 Pengantar
 Ringkasan penemuan – penemuan.
 Rekomendasi - rekomendasi
2. Deskripsi masalah yang berisi ringkasan interview, pengamatan dan dokumentasi yang
dikumpulkan selamastudi kelayakan.
3. Tujuan – tujuan penyelesaian masalah yang berisi pernyataan tujuan – tujuan system
baru atau system yang diperbaiki.
4. Hambatan – hambatan yang berisi pernyataan hambatan – hambatan yang ada dalam
penyusunan system, misalnya penggunaan hardware yang ada dalam system baruatau
penggunaan prosedur – prosedur yang ada dalam system baru.
5. Studi kelayakan awal yang berisi pernyataan kelayakan ekonomis, teknis dan
operasionaldari system yang diajukan.
6. Rencana – rencana penyusunan system yang berisi:
 Jangkauan penyusunan system
 Tugas – tugas yang akan dilakukan
 Jadwal untuk melakukan tugas – tugas tersebut.
 Tim penyusunan sistem
7. Penyelesaian potensial yang berisi deskripsi karakteristik utama system baru atau
system yang diperbaiki.
8. Rekomendasi – rekomendasi yang berisi rekomendasi – rekomendasi system analyst
(melanjutkan atau tidak melanjutkan, bagaimana melanjutkan).
9. Persetujuan – persetujuan
10. Lampiran – lampiran yang
berisi:
 Permintaan penyusunan
system
 Memorandum
 Ringkasan pengamatan
 Dokumentasi berisi:
i. Bagan – bagan organisasi
ii. Flowchart – flowchart
iii. Workflow – workflow
iv. DFD – DFD
v. Manual – manual prosedur
 Dokumentasi kelayakan (missal, table – table, form – form)
 Dokumen rencana berisi:
i. Bagan – bagan PERT
ii. Time schedule
iii. Jadwal – jadwal yang lainnya.
D. Langkah – langkah dalam studi kelayakan: Langkah – langkah dalam studi kelayakan, yaitu
antara permintaan penyusunan system dan hasil akhir studi kelayakan (dokumen kelayakan
yang disetujui) adalah:

1. Mengumpulkan fakta
Dalam studi kelayakan, analisis system mengumpulkan fakta untuk:
a. Memperhitungkan keberadaan masalah.
b. Mendefinisikan masalah.
c. Memperhitungkan jangkauan masalah.
d. Mendapatkan informasi untuk melakukan studi kelayakan awal.
e. Menyusun rencana untuk melakukan analisis
Analisis system memperhitungkan apa yang dilakukan system saat ini dan apa yang
pemakai inginkan untuk dilakukan system. Dalam melakukan pengumpulan fakta,
hal – hal yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Interview, mengumpulkan informasi melalui kontak langsung dengan pemakai
untuk kesepahaman terhadap system, masalah – masalah system dan permintaan
pemakai.
b. Presentasi Internal, analisis system meminta personil bagian tertentu untuk
presentasi internal yang secara formal menggambarkan atau menampilkan
informasi dalam bagian tersebut.
c. Pemeriksaan Literatur Internal, meliputi pemeriksaan dokumen, bagan
organisasi, DFD, flowchart dan manual – manual yang lain yang merupakan
sumber informasi tentang system informasiatau system operasi bagian tersebut.
d. Pengamatan, analisis system melakukan walkthrough yaitu mengikuti proses
transaksi yang ada pada sebuah bagian dari awal sampe akhir.
e. Pemeriksaan file – file, setelah langkah 1-4 dilakukan, dilanjutkan dengan
melakukan pemeriksaan terhadap file – file yang berhubungan dengan
pemrosesan transaksi.

2. Melakukan studi kelayakan awal


Setelah mengumpulkan dan mendokumentasikan fakta, system analyst mengetahui apa
yang sesungguhnya dilakukan oleh system dan apa yang semestinya dilakukan oleh
system. Selain itu system analyst melakukan studi kelayakan awal untuk
memperhitungkan apakah organisasi sebaiknya melanjutkan ke anlisis system
terstruktur dan memperhitungkan apakah tim penyusunan system dapat menyelesaikan
masalah dalam waktu dan anggaran biaya yang masuk akal.

Ada tiga aspek dalam kelayakan yang perlu diperhatikan, yaitu:

a. Kelayakan teknik
Jika tim penyusunan system dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan
menggunakan hardware dan software yang tersedia (yang ada atau yang dimiliki).
b. Kelayakan operasi
Jika tim penyusunan system dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan
menggunakan personeldan prosedur yang tersedia.
c. Kelayakan ekonomis
Jika tim penyusunan system dapat menyelesaikan masalah tersebut dalam waktu dan
anggaran biaya yang masuk akal, artinya keuntungan system melebihi keuntungan
biaya penyusunan system.
3. Menyusun rencana proyek
Rencana proyek adalah pernyataan tentang jangkauan proyek, jadwal proyek,
sumber daya untuk menyelesaikan proyek dan biaya proyek. Tujuan – tujuan
rencana proyek adalah:
a) Menjadwal penggunaan sumber daya yang dibutuhkan.
b) Menentukan tahap – tahap utama dalam proyek untuk mengamati kemajuan
proyek.
c) Memperkirakan anggaran proyek yang berguna untuk melanjutkan proyek.
d) Menyusun petunjuk untuk membuat keputusan melanjutkan atau tidak
melanjutkan.
e) Menyusun kerangka kerja untuk mengukur kebenaran dan kelengkapan
langkah – langkah dalam proyek.

Peralatan untuk menyusun rencana proyek meliputi:

1. Context diagram
2. Workflow
3. Time schedule
4. Diagram PERT

Langkah terakhir adalah menghitung biaya analisis system. Dalam proyek,


semestinya biaya proyek dapat dihitung setelah dilakuakn studi kelayakan dan
menyusun rencana proyek. Untuk jangkah panjang, analis system menghitung
biaya berdasarkan pada total jam, minggu atau bulan dimana organisasi
menggunakan personel dalam tim penyusunan system.

4. Mendapatkan persetujuan.
Dengan mendapatkan persetujuan untuk draft dokumen kelayakan, analis system
memastikan bahwa isi draft dokumen tersebut benar, lengkap dan memuaskan
pemakai.
Dua macam persetujuan yang ada yaitu: persetujuan pemakai (terhadap system
yang akan disusun) dan persetujuan pihak manajemen (stakeholders) (terhadap
kelanjutan penyusunan system).
Dokumen kelayakan meringkas penemuan – penemuan, kesimpulan – kesimpulan
dan penyelesaian – penyelesaian serta salinan – salinan dokumentasi yang
dikumpulkan dan dibuat selama studi kelayakan.

4. Sebutkan dan jelaskan model pengembangan sistem ?


Jawab:
Terdapat beberapa model pengembangan sistem yang umum digunakan dalam rekayasa
perangkat lunak. Berikut adalah beberapa contoh model pengembangan sistem:
Model Air Terjun (Waterfall Model):
Model Air Terjun adalah model pengembangan sistem yang linear dan berurutan.
Proses pengembangan dilakukan secara bertahap dan berurutan, dimulai dari analisis
kebutuhan, perancangan, implementasi, pengujian, hingga pemeliharaan. Setiap fase
harus selesai sebelum fase berikutnya dimulai. Model ini cocok untuk proyek dengan
kebutuhan yang stabil dan terdefinisi dengan jelas.
Model Prototipe (Prototype Model):
Model Prototipe fokus pada pembuatan prototipe sistem yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan umpan balik dari pengguna. Prototipe memberikan representasi
awal dari sistem yang akan dikembangkan dan membantu dalam memahami
kebutuhan pengguna. Berdasarkan umpan balik tersebut, sistem akhir
dikembangkan. Model ini cocok untuk proyek dengan kebutuhan yang belum
terdefinisi dengan jelas atau memerlukan validasi dari pengguna.
Model Spiral:
Model Spiral menggunakan pendekatan iteratif dan bertahap dalam pengembangan
sistem. Setiap iterasi melibatkan analisis risiko, perencanaan, pengembangan, dan
evaluasi. Model ini memungkinkan pengembang untuk mengatasi risiko secara
proaktif dan memperoleh umpan balik dari pengguna dalam setiap siklus
pengembangan. Model Spiral cocok untuk proyek dengan risiko yang tinggi dan
memerlukan fleksibilitas dalam pengelolaan perubahan.
Model Agile:
Model Agile adalah pendekatan kolaboratif dan fleksibel dalam pengembangan sistem.
Model ini menekankan pada pengiriman perangkat lunak secara bertahap dan terus-
menerus, melalui kerjasama antara tim pengembang dan pengguna. Agile
menggunakan metode seperti Scrum atau Kanban untuk mengatur siklus
pengembangan yang pendek. Model Agile cocok untuk proyek yang membutuhkan
adaptabilitas, respons cepat terhadap perubahan, dan interaksi yang kuat dengan
pengguna.
5. Apa yang dimaksud dengan :
a. Desain sistem
b. Desain input
c. Desain output
d. Desain database
e. Desain kode atau pengkodean

Jawab :
a. Desain sistem adalah proses merencanakan dan mengatur struktur, komponen, dan
interaksi antara berbagai elemen dalam sistem. Hal ini melibatkan pemilihan teknologi,
penentuan fungsi-fungsi yang harus dilakukan oleh sistem, serta definisi hubungan dan
aliran data antara komponen-komponen tersebut.
b. Desain input adalah proses merencanakan tampilan dan metode penggunaan untuk
memasukkan data atau informasi ke dalam sistem. Tujuannya adalah membuat
pengguna dapat dengan mudah memasukkan data dengan benar dan efisien ke dalam
sistem.
c. Desain output adalah proses merencanakan format, tampilan, dan metode penyajian
hasil atau informasi yang dihasilkan oleh sistem kepada pengguna. Hal ini melibatkan
pemilihan jenis output yang sesuai, struktur tampilan, dan informasi yang perlu
disampaikan kepada pengguna.
d. Desain database adalah proses merencanakan struktur dan organisasi basis data yang
akan digunakan oleh sistem. Ini mencakup pemilihan jenis basis data, entitas dan atribut
yang perlu disimpan, serta hubungan antara entitas tersebut.
e. Desain kode atau pengkodean adalah proses merencanakan struktur, algoritma, dan
logika pemrograman yang akan digunakan untuk mengimplementasikan sistem. Ini
melibatkan pemilihan bahasa pemrograman, pemecahan masalah ke dalam langkah-
langkah yang lebih kecil, dan penulisan kode yang efisien dan mudah dipahami.

6. Apa yang dimaksud dengan implementasi dan evaluasi sistem ? jelaskan!


Jawab : Implementasi sistem adalah proses menerapkan atau mengubah desain sistem
yang telah dirancang menjadi bentuk yang dapat digunakan atau dioperasikan. Ini
melibatkan tindakan konkret untuk menginstal, mengkonfigurasi, dan mengintegrasikan
komponen sistem, baik perangkat keras maupun perangkat lunak. Implementasi sistem
juga mencakup migrasi data dari sistem yang lama (jika ada), pelatihan pengguna, dan
persiapan infrastruktur yang diperlukan.
Selama implementasi, tugas utama adalah menerjemahkan desain sistem menjadi
implementasi teknis yang sesuai. Tim pengembang atau administrator sistem bekerja
untuk membangun atau menginstal perangkat keras, mengatur konfigurasi perangkat
lunak, menghubungkan komponen sistem, dan memastikan bahwa semua aspek sistem
berjalan dengan baik. Proses pengujian dan debugging juga dilakukan untuk
memverifikasi kinerja dan kesesuaian sistem sebelum digunakan secara penuh.
Evaluasi sistem adalah proses untuk mengevaluasi kinerja, efektivitas, dan
keberhasilan sistem setelah diimplementasikan. Tujuan evaluasi sistem adalah untuk
memastikan bahwa sistem berfungsi sesuai dengan harapan dan memenuhi kebutuhan
yang telah ditentukan. Evaluasi sistem dapat melibatkan pengumpulan data, analisis
kinerja sistem, survei pengguna, dan umpan balik dari pemangku kepentingan.
Selama evaluasi sistem, metrik kinerja seperti waktu respons, throughput, skalabilitas,
dan keandalan dapat diukur. Penggunaan sistem oleh pengguna akhir juga dievaluasi
untuk menentukan kepuasan mereka, serta efisiensi dan produktivitas yang dicapai
dengan menggunakan sistem. Evaluasi sistem juga dapat mengungkapkan kekurangan
atau masalah yang perlu diperbaiki, dan dapat memberikan masukan untuk perbaikan
dan pengembangan lebih lanjut.
Secara keseluruhan, implementasi sistem adalah langkah untuk menerapkan desain
sistem menjadi bentuk yang dapat digunakan, sementara evaluasi sistem adalah proses
untuk mengevaluasi kinerja dan keberhasilan sistem setelah diimplementasikan. Kedua
tahap ini penting dalam siklus pengembangan sistem setelah diimplementasikan. Kedua
tahap ini penting dalam siklus pengembangan sistem untuk memastikan bahwa sistem
yang dihasilkan dapat berfungsi dengan baik dan memenuhi kebutuhan yang ditetapkan.

7. Jelaskan perbandingan antara Batch Input dengan On – Line Input ?


Jawab: Batch Input dan On-Line Input adalah dua metode yang digunakan dalam sistem
untuk memasukkan data atau informasi. Berikut ini adalah perbandingan antara
keduanya:
Batch Input:
1. Proses Input: Batch Input melibatkan pengumpulan sejumlah besar data atau
informasi dalam satu batch sebelum memasukkannya ke dalam sistem.
2. Waktu Input: Data dikumpulkan dalam periode tertentu dan dimasukkan ke dalam
sistem dalam satu waktu tertentu yang telah ditentukan.
3. Keterlibatan Pengguna: Pengguna dapat mengumpulkan data secara terpisah dari
sistem dan mengirimkannya dalam bentuk file atau dokumen ke sistem.
4. Kehandalan: Karena data dimasukkan dalam satu batch, kesalahan atau kesalahan
pada data tersebut mungkin tidak terdeteksi hingga batch tersebut dimasukkan ke
dalam sistem.
5. Keterbatasan Real-Time: Batch Input tidak memungkinkan pemrosesan data
secara real-time atau pembaruan langsung sistem dengan data terbaru.
Contoh Penggunaan: Penggajian bulanan, pengumpulan laporan bulanan.
On-Line Input:
1. Proses Input: On-Line Input melibatkan memasukkan data secara langsung ke
dalam sistem saat data itu dibutuhkan atau saat ini terjadi.
2. Waktu Input: Data dimasukkan ke dalam sistem secara langsung pada saat yang
bersamaan dengan terjadinya peristiwa atau aktivitas.
3. Keterlibatan Pengguna: Pengguna secara aktif memasukkan data ke dalam sistem
melalui antarmuka pengguna yang disediakan.
4. Kehandalan: Karena data dimasukkan secara real-time, kesalahan atau kesalahan
pada data dapat segera terdeteksi dan diperbaiki.
5. Real-Time Processing: On-Line Input memungkinkan pemrosesan data secara
real-time dan pembaruan sistem secara langsung dengan data terbaru.
Contoh Penggunaan: Penjualan ritel, sistem reservasi penerbangan.
Perbedaan utama antara Batch Input dan On-Line Input adalah pada saat dan metode
pengumpulan serta pemrosesan data. Batch Input cocok untuk situasi di mana data
dikumpulkan secara terpisah dan dapat dimasukkan ke dalam sistem secara periodik.
Sementara itu, On-Line Input lebih cocok untuk situasi di mana pemrosesan data dan
pembaruan sistem harus terjadi secara real-time saat data tersebut dibutuhkan atau saat
peristiwa terjadi.

Anda mungkin juga menyukai