= [[/ + ( 1)]
2
+ (
Y|
/ )
2
]
Dimana
Y|
adalah standar deviasi terhadap
.
Hasil analisis statistik menunjukkan MEF untuk noradre tidak
terdeviasi dari linieritas secara signifikan; tidak ada kesalahan
sistematik nilai nol ( tdak berbeda secara signifikan dari 0) namun
mempunyai kesalahan proporsional ( = 0,84).
Perlu ditekankan disini bahwa jumlah ME-sampel (jumlah titik) yang
disertakan dalam analisis harus cukup banyak agar menghasilka SD
yang dapat diterima. Dalam analisis noradrenalin SD() = 0,02
sehingga slop MEF dapat diterima untuk koreksi bias.
Nilai pembanding
Nilai teramati
= 0 dan = 1
Analit : noradrenalin
Analisis : HPLC
Matriks : Urin
Intersep : -0,4008
Slop : 0,8369
SD : 1,1699
Tugas:
Berkaitan dengan analisis analit, tuliskan apa yang disebut dengan
istilah dibawah ini dan bagaimana cara menentukannya:
1. Repeatability
2. Reproducibility
3. Uncertainty
4. Sistematic Error
5. Random error
6. Replicate analysis
7. Precision
8. Accuracy
9. ISO 9003
10. ISO 10011-3
11. ISO 10012-1
12. ISO 5725-4
IMPLEMENTASI
PANDUAN STANDAR KUALITAS INTERNASIONAL
(KE-TIDAK PASTIAN PENGUKURAN DALAM TQM)
Ke-tidak pastian (uncertainty) mengkuantifikasi keraguan tentang
ke-eksak-an suatu hasil pengukuran
Beda uncertainty dengan repeatability dan reproducibility?
Repeatability dan reproducibility:
- Dimaksudkan untuk memperoleh hasil pengukuran
- Untuk menentukan ketelitian (presisi)
- Didefinisikan dengan kesesuaian antara hasil pengukuran yang
diperoleh secara independen dalam kondisi yang telah ditentukan
- Berhubungan dengan observasi yang merupakan informasi
belakangan (setelah pengukuran dilakukan)
Jumlah dan tipe kondisi eksperimen akan mempengaruhi hasil
pengukuran, sehingga kondisi eksperimen dan jumlah pengulangan
pengukuran harus dinyatakan dalam laporan.
Ke-tidak pastian:
- Menurut ISO 3534, ke-tidak pastian merupakan estimasi yang
melekat pada hasil pengukuran dimana nilai sesungguhnya (true
value) ada dalam jangkauan nilainya
- Menentukan ketepatan (accuracy) dimana ketelitian dan nilai
sesungguhnya ada di dalamnya
Hasil pengukuran tergantung pada lebih banyak variabel
dibandingkan dengan yang mungkin divariasi secara eksperimen,
sehingga harus dievalusi menggunakan model matematik untuk
menghubungkan antara berbagai parameter dengan hasil pengukuran.
Ke-tidak pastian dapat dievalusi sebelum pengukuran sehingga
disebut informasi awal (a priori information, informasi apriori?).
Secara umum, jika ketergantungan antara hasil pengukuran X dengan
parameter Y
1
, Y
2
, .........., Y
i
, ..........., Y
n
dinyatakan dengan fungsi G:
X = G(Y
1
, Y
2
, .........., Y
i
, ..........., Y
n
) (1)
Maka hubungan antara varian X,
x
2
, dengan varian parameter Yi,
yi
2
, dapat dinyatakan dengan persamaan:
2
Y
2
n
1 i
i
2
X
i
Y
X
=
|
|
.
|
\
|
c
c
=
(2)
K
e
n
a
i
k
a
n
v
a
r
i
a
s
i
k
o
n
d
i
s
i
Strategi sampling
Standar
CRMs
Preparasi sample
Metode pengukuran
Instrumentasi
Laboratorium
Analis
Kondisi pengukuran
(temperature, kelembaban)
Waktu
Pengukuran
Repeatability
Reproducibility
Ketidak pastian
Kondisi eksperimen Variabilitas hasil pengukuran
Variabilitas hasil penentuan replikat yang muncul dari kondisi pengukuran tidak konstan
Pb dalam darah manusia dapat ditentukan menggunakan AAS grafit
furnace. Prinsipnya, Pb dalam sampel darah diubah menjadi atom
dalam fasa gas yang dapat mengabsorb cahaya pada panjang
gelombang tertentu, kemudian absorban (A) dicatat. Untuk
mengubah sinyal sample menjadi konsentrasi, dibuat kurva kalibrasi
dari beberapa larutan standar yang konsentrasinya diketahui.
Model matematika untuk proses pengukuran tersebut di atas:
b
Y Y
f. C
o
=
(3)
C = konsentrasi
Y = sinyal sampel
Y
o
= sinyal blangko
b = slop fungsi kalibrasi
f = faktor koreksi untuk mengkompensasi efek sistemik pada hasil
pengukuran dari pemakaian atomisasi selama pengukuran
Perkiraan hubungan antara ke-tidak pastian parameter-parameter Y
dengan ke-tidak pastian C adalah:
2
b
2
2
Y
2
o
2
Y
2
2
f
2
2
C
b
C
Y
C
Y
C
f
C
o
|
.
|
\
|
c
c
+
|
|
.
|
\
|
c
c
+
|
.
|
\
|
c
c
+
|
.
|
\
|
c
c
=
(4A)
Setelah dihasilhan derivatif parsial (dengan asumsi tidak ada
hubungan antara f, Y, Y
o
dan b) dan di masukkan dalam persamaan,
diperoleh:
) (
b
f
b
C
2
Y
2
Y
2 2
b
2
f
2 2
C
o
+
|
.
|
\
|
+
(
(
|
.
|
\
|
+
|
.
|
\
|
=
(4B)
Standar deviasi sinyal sampel,
Y
, berasal dari beberapa komponen
ke-tidak pastian. Sebelum pengukuran, sampel diencerkan dan
dipipet dan dimasukkan ke dalam tanur grafit untuk pengukuran,
sehingga
Y
proporsional dengan ke-tidak pastian faktor pengenceran
dan volume pipet. Komponen-komponen ini akan mendapat
kontribusi dari repeatability integrasi sinyal atomik.
(
(
|
.
|
\
|
+
|
|
.
|
\
|
+ =
2
V
2
dil
f
2 2
repeat
2
Y
V
dil
Y
(5A)
atau jika persamaan pertama disubstitusikan, diperoleh:
(
(
|
.
|
\
|
+
|
|
.
|
\
|
|
.
|
\
|
+ + =
2
V
2
dil
f
2
o
2
repeat
2
Y
V
Y
f
bC
dil
(5B)
Nilai ke-tidak pastian dalam persamaan 5B ditentukan dari prosedur
penentuan sesuai tabel di bawah. Misalnya, ke-tidak pastian volume
pipet diestimasi dengan memipet 18 kali cairan. Slope kalibrasi (b)
dan blangko (Y
o
) diestimasi sebesar 0,0267s.L.umol
-1
dan 0,002 s.
Faktor koreksi, f, sebagai fungsi umur tabung grafit yang digunakan
untuk atomisasi sampel, rata-rata 1,015 diestimasi dari 168 hasil
pengukuran dengan jangkauan konsentrasi 0,1-3 umol/L
Tabel 1 Nilai komponen ke-tidak pastian dalam penentuan Pb dalam
darah menggunakan AAS. Sinyal atomik diperoleh dari integrasi
puncak yang dinyatakan dalam detik
Komponen ke-tidak pastian (standar deviasi) Nilai
Repeatability sinyal sampel
Ke-tidak pastian volum pipet,
v
/V
Ke-tidak pastian faktor pengenceran,
f,dil
Ke-tidak pastian slop,
b
/b
Ke-tidak pastian faktor koreksi,
f
/f
Ke-tidak pastiansinyal blangko,
Yo
Ke-tidak pastian sinyal sampel,
Y
0,00039 s
0,75%
0,09%
1,8%
0,86%
0,00054 s
0,00039-0,00052 s,
sbg fungsi konsentrasi
Tabel 2 Perbandingan standar deviasi berbagai konsentrasi Pb dalam
darah pada berbagai kondisi reprodusibilitas. v adalah derajat
kebebasan standar deviasi posteriori
Konsentrasi
umol/L
Priori Posteriori v
0,13
0,34
0,63
0,95
1,63
0,026
0,026
0,029
0,032
0,043
0,022
0,026
0,035
0,036
0,042
7
12
12
9
9
Hasil pengujian t-test menunjukkan nilai priori (apriori?) dan
posteriori tidak berbeda secara signifikan.
Untuk tes standar deviasi, dihitung uji statistik t
( )
( )
2
j
j
2
j j
2
j
n
1 i
2
j ij
j
v s v
x x
t =
=
=
(6)
s
j
adalah standar deviasi posteriori dengan v
j
adalah derajat
kebebasan, dan
j
standar deviasi priori (apriori?)
Distribusi t
j
memperkirakan distribusi x
2
dengan v
j
adalah derajat
kebebasan. Dengan memakai teorema distribusi x
2
diperoleh
persamaan
=
=
k
1 j
j j
) (v t t
dan
=
=
k
1 j
k
v v
Yang dapat digunakan untuk uji deviasi keseluruhan antara standar
deviasi priori (apriori) dan standar deviasi posteriori
Konsentrasi
umol/L
Priori Posteriori v t
j
Test
0,13
0,34
0,63
0,95
1,63
0,026
0,026
0,029
0,032
0,043
0,022
0,026
0,035
0,036
0,042
7
12
12
9
9
5,01
12,00
17,48
11,39
8,59
P(x
2
v
T
j
)>0,40
P(x
2
v
T
j
)>0,40
P(x
2
v
T
j
)>0,10
P(x
2
v
T
j
)>0,20
P(x
2
v
T
j
)>0,40
t = 44,66, v = 49 0,40< P(x
2
v
=44,66)<0,60
Hasil pengujian ini menunjukkan nilai priori (apriori?) dan
posteriori tidak berbeda secara signifikan.
MEMPERBAIKI KINERJA METODE
Estimasi penentuan ke-tidak pastian (uncertainty) dari komponen-
komponen ke-tidak pastian memungkinkan mengidentifikasi
komponen yang paling signifikan ke-tidak pastiannya.
Komponen-komponen ke-tidak pastian dikombinasikan sebagai
varian (kuadrat standar deviasi), dan biasanya komponen ke-tidak
pastian nilainya kecil.
Untuk mengidentifikasi komponen yang signifikan memberi ke-tidak
pastian, persamaan
2
b
2
2
Y
2
o
2
Y
2
2
f
2
2
C
b
C
Y
C
Y
C
f
C
o
|
.
|
\
|
c
c
+
|
|
.
|
\
|
c
c
+
|
.
|
\
|
c
c
+
|
.
|
\
|
c
c
=
menyatakan kontribusi parsial terhadap penentuan ke-tidak pastian
dari masing-masing komponen ke-tidak pastian.
Sebagai contoh: kontribusi parsial relatif (p) dari ke-tidak pastian
faktor koreksi dinyatakan dengan:
2
C
2
f
2
f
f
C
p
|
.
|
\
|
c
c
=
Kontribusi parsial relatif terhadap penentuan ke-tidak pastian
(varian) dari ke-tidak pastian sinyal sampel (Y), sinyal blangko (Y
o
)
dan slope kalibrasi dihitung dengan peramaan yang sama, hasilnya
diilustrasikan dalam Gambar 2.
Gambar 2. Kontribusi relatif dari ke-tidak paastian sinyal absorpsi
atomik (Y), sinyal blanko (Y
o
), slope kurva kalibrasi (b), dan faktor
koreksi (f) terhadap ketidak pastian konsentrasi.
Sinyal blangko adalah kontributor terbesar terhadap ke-tidak pastian
pada penentuan Pb dalam darah pada konsentrasi rendah, yang
disebabkan pengitegrasian sinyal absorban berfluktuasi secara acak
pada baseline, sehingga kontribusinya dapat dikurangi dengan
memperbaik sistem integrasinya, atau memperbanyak jumlah
penentuan blangko. Meningkatkan jumlah penentuan yang lainnya
hanya akan mengurangi kontribusi terhadap ke-tidak pastian sangat
kecil.
Tabel 1 baru mempertimbangkan ke-tidak pastian terhadap kondisi
eksperimen.
Masih ada kontributor 3 kelompok kontributor lainnya yang perlu
diperhatikan:
1. Standar: Standar dihasilkan dengan spiking darah dengan larutan
Pb, sehingga akan melibatkan ke-tidak pastian kemurnian Pb, alat
Konsentrasi Pb (umol/L)
K
o
n
t
r
i
b
u
s
i
r
e
l
a
t
i
g
t
e
r
h
a
d
a
p
v
a
r
i
a
n
(
%
)
b
f
Yo
Y
18
80
timbang dan volumetri yang digunakan untuk pengenceran, dan
kontaminasi dari air yang digunakan untuk pengenceran.
2. Spesies kimia dan matriks.
3. Kontaminasi atau hilangnya unsur selama pengumpulan atau
preparasi sampel, homogenitas, misalnya pemakaian anti koagulan
yang tidak efektif akan meningkatkan standar deviasi terhadap
konsentrasi 2 kali lipat.
SERTIFIKASI ISO 9001
(Kasus: Gas & Fuel Scientific and Engineering Services Laboratory)
Laboratorium terdiri dari beberapa cabang:
- Gas quality and Environment
- Appliance and Gas Utilisation (under Scientific Services
Department)
- Gas Grid Quality Assurance (under Engineering Services
Department)
Akreditasi meliputi:
- Uji dan evaluasi bahan kimia
- Analisis bahan bakar dan Industri Gas
- Kalibrasi dan Pengukuran Aliran Gas
- Tekanan dan Kerapatan
- Riset Pemakaian, Pengembangan, Uji dan Evaluasi Gas
- Modeling Manajemen, Desain an Konsultasi Energi
- Uji dan Evaluasi Material
- Panas dan Temperatur
- Uji Kimia dan Mekanik
Sistem manajemen kualitas ISO 9001 bukanlah suatu manajemen
kesatuan terpisah atau komponen tambahan, namun merupakan
sistem sertifikasi Manajemen Sistem Kontrol.
Meskipun ISO 9001 mempunyai mandat apa yang harus dikonrol,
manajemen mempunyai kebebasan penuh menentukan bagaimana
kontrol tersebut dicapai
Implementasi ISO 9000 awalnya dihasilkan dalam keperluan
dokumentasi dan kontrol dokumen, hal ini disebabkan ada keinginan
untuk mencoba meletakan pada sistem ideal, yang tidak
menghasilkan terlalu banyak borang dan terlalu rinci dalam prosedur.
Biasanya penekanan terlalu banyak pada sistem, bukan pada
manajemen keluaran.
Bagusnya sistem manajeman kualitas terdokumentasikan dengan
banyak borang yang banyak memerlukan tandatangan, dapat
memenuhi ISO 9001, tetapi tidak akan menolong manajemen
organisasi jika sangat sulit dan tidak dapat dikerjakan
Satu pengalaman penting: Sistem manajemen kualitas jangan
ditempatkan sebagai suatu hal yang tetap sepanjang waktu.
Suasana lingkungan, tujuan bisnis dan struktur manajemen selalu
dapat berubah, maka sistem manajemen kualitas bukan hanya
sekedar harus mampu beradaptasi, tetapi harus dapat membantu
merespon perubahan eksternal dan internal.
Dalam merealisasikannya, sistem kualitas jangan hanya sebagai
manajemen tambahan, tetapi harus merupakan alat yang digunakan,
sehingga manajemen kualitas ISO 9001 menjadi manajemen biasa.
Prosedur individual dan instruksi kerja dikurangi sampai yang
diperlukan saja. Sebagai bagian dari perubahan, instruksi-instruksi
kerja hanya disimpan yang sangat spesifik saja, sehingga lebih
mudah dibaca dan digunakan. Jika perlu perubahan, tugas persiapan
sedikit dokumen tidak se-menakut-kan meng-upgrade manual yang
sangat tebal.
ISO 9001 merupakan sistem manajemen dimana ke-tidak jelasan
tidak ditolelir, fungsi dan proses didefinisikan.
ISO 9001 tidak mengatur hubungan antar staf, staf yang terlibat,
perbaikan proses, pemasaran, dll.
ISO 9001 dapat diimplementasikan dalam organisasi tanpa harus
secara eksplisit menyatakan TQM, dan TQM dapat
diimplementasikan dalam organisasi tanpa harus secara eksplisit
menyatakan ISO 9001, namun yang belakangan lebih sulit
direalisasikan.
Sistem ISO 9001 menyajikan cara implementasi dan memelihara
pengembangan perbaikan melalui TQM.
Biaya yang dikeluarkan untuk menerapkan sistem TQM dalam
organisasi adalah sekitar 2,5%, sedangkan untuk sistem ISO 9001
adalah 0,5%.
Keuntungan Sistem ISO 9001
- Mendisiplinkan semua staf dari semua tingkat. Mengetahui bahwa
sistem manajemen akan diaudit, meskipun hanya oleh auditor
internal, sehingga akan selalu disiapkan denan baiak
- Isu siapa yang bertanggungjawab terhadap terhadap segala hal
didefinisikan, metode didokumentasikan, catatan yang cocok
diarsipkan, sehingga Good Management Practices dilaksanakan.
- Pelanggan menjadi sangat diperhatikan.