Anda di halaman 1dari 63

Manajemen Mutu

TQM & JIT & Six Sigma


Konsep mutu
1. Quality as excellence. Konsep: the highest level standard. Mutu
sbg keunggulan, baik komparatif maupun kualitatif  menjadi
yang terbaik, menjadi paling unggul, namun dlm 1 negara tdk
mungkin semua unggul. Itulah perlunya berusaha menjadi yang
unggul dan terbaik, agar dapat menjadi pemimpin pasar
2. Quality as fitness of&for purpose. Mutu adalah kesesuaian
dengan tujuan/maksud dari penggunaan produk. Konsep
bertumpu pada proses menghasilkan produk yang sesuai dengan
manfaat yg diharapkan oleh pelanggan.
3. Quality as a threshold. Mutu sbg ambang minimal yg harus
dicapai agar produk memberi manfaat  dgn kata lain: standard
 Masalah: standar adalah acuan & ambang minimal yang harus
dipenuhi oleh produsen agar produknya dapat bermutu.
4. Quality as added value. Mutu sbg penambahan nilai
tambah. Melalui tambahan biaya yang relatif kecil, nilai
produk meningkat dgn rasio yang lebih besar. Misal.
Sepeda motor matic, dengan menambah peralatan
tertentu, motor tidak dpt dihidupkan, jika tidak
menginjak rem.
5. Quality as value for money. Mutu sbg nilai yg dpt diukur
dgn uang.
6. Satisfaction of the client. Mutu sbg perwujudan kepuas-
an dari pelanggan pengguna produk atau jasa yang
dihasilkan perusahaan.
Definisi Kualitas
• ASQC (Masyarakat Mutu Amerika): Karakteristik & fitur produk yang
menghasilkan kepuasan pelanggan
• User-Based (Basis Pengguna): Kualitas produk yang ditentukan oleh
kemampuannya untuk memenuhi harapan pengguna
• Manufacturing-Based (Basis Manufaktur): Seberapa baik produk
ybs. Memenuhi atau sesuai dengan spesi-fikasi desain atau cetak
biru yg telah ditentukan
• Product-Based (Basis Produk): Terwujud atau tidaknya suatu atribut
produk yang dihasilkan, misal, agar pema-kaian HP tdk
mengganggu selama ikut acara, HP dileng-kapi dgn perangkat
nada-getar.
• Value Based (Basis Nilai): Berapa banyak nilai yang diterima
pelanggan dihitung sebagai rasio manfaat-biaya dari produk ybs.
Perkembangan Konsep Mutu
1. Era Pramanajemen Mutu, Era sebelum revolusi
industri s/d 1800. Diera ini, mutu belum dipan-
dang sebagai faktor keunggulan bersaing.
Pengusaha belum memperhatikan mutu keluaran
2. Era Pemeriksaan Semua Item Keluaran (sekitar
1800-1924) atau (One Hundred Per-cent
Inspection), tiap item keluaran diperiksa satu-per-
satu. Belum dikenal statistik mutu . Tanggung
jawab sepenuhnya pd Inspektur Mutu.
3. Era Statistical Quality Control, 1924-1950
Dimulai sejak Walter Shewart dari Bell Tele-
phone Laboratories mengenalkan SQC. Cara
OHPI sdh ditinggalkan. Tanggung jawab mutu
beralih kepada Departemen Produksi.
4. Era Penjaminan Mutu (Quality assurance era).
Dikembangkan 1950-1980. Tanggung jawab pd
tiap individu
5. Era Manajemen Mutu Strategik (Strategik Qua-
lity Management), 1980-1987, -sda-
6. Era Lompatan Manajemen Mutu (Quantum Leap
Quality Management); 1987-sekarang, -sda-
Karakteristik Tiap Era
Era Karakteristik
Pra-manajemen mutu Berorientasi pada biaya, belum menaruh
perhatian pada mutu (belum ada persaingan)
Era Pemeriksaan Semua Item Memakai cara sensus, biaya pemeriksaan
Keluaran mahal, memakan waktu lama, tanggung jawab
dilimpahkan pada Inspektur Mutu
Era Statistik Pengendalian Manual Mutu, Data kinerja, Inspeksi sendiri,
Mutu (SQC, TQC) Pengujian produk, Perencanaan mutu, Penggu-
naan statistik, Dokumentasi pengendalian
Era Penjaminan Mutu Pengakuan pihak ketiga (Badan Sertifikasi),
(QA) sistem audit mutu, perencanaan mutu, manual
mutu, biaya mutu, kontrol proses (SPC),
FMEA, Non-operasi produksi
Era Manajemen Mutu Strategik Fokus pd pelanggan, perbaikan terus menerus,
(TQM, ISO/SNI, EMS) internal customer, mengukur kinerja, pence-
gahan, Aplikasi diseluruh perusahaan, Eliminasi
hambatan lintas fungsi, kepemimpinan manajer
Era Lompatan Mutu (Six Meliputi di atas + Produksi ramping, JIT,
Sigma) Sistem Pull, Komitmen manajemen, Otomasi
SQC dan SPC
Untuk mengontrol karakteristik kualitas pada
metode, mesin, produk, peralatan baik untuk
perusahaan dan operator, Statistical Process
Control (SPC), Statistical Quality Control (SQC),
dan Metoda peningkatan kualitas telah secara
luas diakui sebagai pendekatan yang efektif
untuk memantau dan mendiagnosa suatu proses.
Statistical Process Control (SPC)-
• Statistical Process Control (SPC) adalah suatu alat yang dapat membantu
dalam memonitor atau mengawasi kinerja suatu proses. Salah satu alat SPC
yaitu "control chart/bagan pengendalian mutu" berfungsi membantu
merekam data dan memberikan informasi dan signal kinerja proses yang
tidak normal, misalnya signal yang terlalu rendah atau yang terlalu tinggi
bila dibandingkan dengan kinerja proses yang normal (standar mutu yang
ditentukan sebelumnya).
• Alat utama SPC adalah Shewhart control chart. Bagan kontrol Shewhart
mengkuantifikasi variasi sebagai sebab khusus atau penyebab variasi
umum.
• Batas kontrol pada peta kendali mengukur variasi yang melekat pada proses
(variasi data di dalam batas-batas kontrolvariasi alamiah/umum). Tidak
dpt dihindari karena inheren dgn proses, misal: mesin sudah tua, TKM
kecapaian), atau Variasi yang disebabkan oleh penyebab kejadian yg dapat
dialihkan (variasi sebab khusus yang terletak di luar kontrol batas). Data
di luar batas kontrol juga disebut sebagai ‘tak terkendali’ tetapi dpt
dihindari. Misal: Agar gergajian kayu baik, rata, pakai mata gergaji yang
tajam. Kalau pakai yg tumpul, maka gergajian pasti kurang baik.
-Tujuan Statistical Process Control (SPC)-
• Proses Kontrol Statistik digunakan untuk menggambarkan variabilitas yang
dapat dikendalikan atau tidak dapat dikendalikan. Variabilitas ini juga
disebut penyebab umum dan penyebab khusus.
• Penyebab umum terjadi secara alami dengan sifat proses. Ini ada
dalam semua proses dan itu adalah variabilitas dari sistem. Penyebab
umum bukan bagian dari proses. Ini ada hampir dari semua proses
karena beberapa alasan tertentu.
• Jika tidak ada variabilitas karena penyebab khusus, yang berarti
proses secara statistik di bawah kontrol (Pemetaan karakteristik mutu
berada di dalam Batas Kendali Mutu) atau disebabkan oleh penyebab
umum atau alamiah.
• Jika ada variabilitas karena penyebab khusus, maka proses pengukuran
secara statistik ditunjukkan adanya item mutu berada di luar batas
kontrol, Penyebab khusus harus dihapus, agar karakteristik mutu sesuai
standar yang ditetapkan terpenuhi.
-SPC sebagai alat dalam QC-
• Quality Control (QC) merupakan fungsi
penting dalam pabrik seperti yang berhu-
bungan dengan produk inspeksi sebe-
lum produk tersebut dikirim kepelanggan.
• Statistik proses kontrol (SPC) adalah salah satu
alat yg secara luas digunakan dalam QC untuk
memantau proses produksi melalui peng-
gunaan statistik peta kendali.
-Statistical Quality Control (SQC)-

• Statistik Quality Control (SQC) adalah metode ilmiah untuk


menganalisis data manufaktur. Berdasarkan analisis ini,
tindakan yang diambil untuk menjaga kualitas produk yg
diproduksi.
• Salah satu teknik yang digunakan untuk memantau proses
manufaktur dan deteksi penyebab variasi adalah Statistical
Process Control (SPC).
• Umpan balik ini digunakan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kemampuan proses dan untuk memastikan
kesesuaian produk dgn standar mutu.
• SPC digunakan untuk mengontrol proses dengan sinyal ketika
penyesuaian diperlukan.
Quality Control (QC)
• QC = Suatu aspek dari proses pemastian mutu yang terdiri
dari kegiatan, bekerja mendeteksi dan mengukur
variabilitas karakteristik keluaran yang disebabkan oleh
sistem produksi, mulai sejak tempat pemasok sampai
produk diserah-kan kepada pelanggan. QC juga termasuk
tanggapan korektif yg perlu diambil.
• QC mencakup mutu input, proses, keluaran dan
penyerahan keluaran kepada pelanggan.
• Pemasuk dikirimi spesifikasi bahan yg harus dipenuhi.
Yang akan diterima perusahaan ialah bahan yang
memenuhi spesifikasi mutu yang telah disampaikan. Yang
tidak memenuhi akan ditolak.
• Demikian juga pelanggan, yang sesuai akan diterimanya
dan yang tidak sesuai akan ditolak/dikembalikan.
TQC
• Penerapan prinsip-prinsip pengelolaan mutu
untuk semua area bisnis sejak dari desain,
penerimaan masukan, proses pengerjaan
dan pengiriman keluaran kepada
pelanggan, dan tanggung jawab dibebankan
pada setiap SDM perusahaan
• Dipopulerkan oleh pelopor mutu USA,
Armand Val Feigenbaum (1920). Bukunya
“Total Quality Control' dalam bukunya
dipublikasi tahun1951
Quality Assurance (QA)
• yaitu suatu konsep mutu yang mencakup
seluruh kebijakan dan kegiatan sistematis
yang diimplementasikan dalam sistem
mutu utk meyakinkan pelanggan bhw
perusahaan telah melaksanakan kewa-
jibannya dalam menyediakan produk/jasa
sesuai dengan standard yg telah diten-
tukan.
Kerangka Kerja QA
1. penetapan persyaratan teknis yang memadai dari input
dan output,
2. sertifikasi dan peringkat pemasok,
3. pengujian bahan diperoleh untuk kesesuaian untuk
ditetapkan, standar kualitas kinerja, keamanan, dan
keandalan,
4. tepat penerimaan, penyimpanan, dan masalah bahan,
5. audit mutu proses,
6. evaluasi proses untuk membangun respon korektif yang
diperlukan, dan
7. audit hasil akhir untuk kesesuaian dengan (a) teknis (b )
keandalan, (c) kemudahan pemeliharaan, dan (d)
persyaratan kinerja.
Quality Management
(Manajemen Mutu)
• Manajemen Mutu (Quality Management)
adalah kegiatan pengelolaan dari fungsi
yang terlibat dalam penentuan kebijakan
mutu dan implementasinya melalui cara-
cara seperti perencanaan mutu dan
jaminan mutu, termasuk pengendalian
mutu.
Perencanaan & Kebijakan Mutu
• Perencanaan Mutu = Proses sistematis yang
menerjemahkan kebijakan mutu menjadi tujuan
dan persyaratan yang terukur, serta
menetapkan urutan langkah-langkah untuk
mewujudkan mutu tsb. dalam jangka waktu
yang ditentukan.
• Kebijakan mutu = Ekspresi dari manaje-men
puncak mengenai niatnya, arah, dan tujuan atas
kualitas produk dan proses yg dijalankan
Quality System
• QS = Keseluruhan kegiatan organisasi,
insentif, rencana, kebijakan, prosedur,
proses, sumber daya, tanggung jawab,
dan infrastruktur yang dibutuhkan dalam
merumuskan dan menerapkan pende-
katan Manajemen Mutu Terpadu (TQM).
Quality Management System
• QMS = Sebuah sistem dengan mana
organisasi bertujuan untuk mengurangi ;
dan akhirnya menghapuskan ketidak-
sesuaian terhadap spesifikasi, standar, dan
harapan pelanggan dengan cara yang
paling efektif dan efisien biayanya.
• QMS ada yang berskala nasional (SNI di
Indonesia) dan ada yg berskala internasio-
nal (ISO)
TQM
• Total Quality Management (TQM) adalah
suatu pendekatan (filosofi) manajemen
yang menempatkan mutu sebagai inti
strategi usaha, dengan cara melibatkan
seluruh anggota organisasi dalam upaya
peningkatan mutu secara berkesinam-
bungan, dan sepenuhnya berorientasi
pada kepuasan pelanggan.
Sistem TQM
Trilogi Kualitas Juran
Perencanaan Kualitas
• Quality planning, suatu proses yang
mengidentifikasi pelanggan dan proses yang
akan menyampaikan produk dan jasa dengan
karakteristik yang tepat dan kemudian
mentransfer pengetahuan ini ke seluruh personil
perusahaan guna memuaskan pelanggan.
– memenuhi kebutuhan pelanggan/konsumen
– tentukan market segment (segmen pasar) produk
– mengembangkan karakteristik produk sesuai dengan
Permintaan konsumen
– mengembangkan proses yang mendukung
tercapainya karakteristik produk
Pengendalian Mutu
• Quality control, suatu proses dimana produk
benar-benar diperiksa dan dievaluasi,
dibandingkan dengan kebutuhan-kebutuhan yang
diinginkan para pelanggan. Persoalan yang telah
diketahui kemudian dipecahkan, misalnya mesin-
mesin rusak segera diperbaiki.
– mengevaluasi performa produk
– membandingkan antara performa aktual dan
target
– melakukan tindakan jika terdapat
perbedaan/penyimpangan
Perbaikan Mutu
• Quality improvement, suatu proses dimana
mekanisme yang sudah mapan dipertahankan
sehingga mutu dapat dicapai berkelanjutan.
• Hal ini meliputi alokasi sumber-sumber,
menugaskan orang-orang untuk menyelesaikan
proyek mutu, melatih para karyawan yang
terlibat dalam proyek mutu dan pada umumnya
menetapkan suatu struktur permanen untuk
mengejar mutu dan mempertahankan apa yang
telah dicapai sebelumnya
Komponen Perbaikan Mutu
• mengidentifikasi proyek perbaikan
(improvement)
• membangun infrastruktur yang memadai
• membentuk tim
• melakukan pelatihan-pelatihan yang relevan
• diagnosa sebab-akibat (bisa memakai
diagram Fishbone-Ishikawa)
• cara penanggulangan masalah
• cara mencapai target sasaran
Elemen Sistem Manajemen
Mutu
1. Fokus pada pelanggan
2. Kepemimpinan
3. Pelibatan karyawan
4. Pendekatan proses
5. Manajemen berbasis pendekatan sistem
6. Peningkatan mutu berkesinambungan
7. Pendekatan berdasar fakta atas pengambilan
keputusan
8. Hubungan dengan penyalur yang saling
menguntungkan
7 Tools of TQM
No 7 Tools of TQM
1 Scatter Diagram (diagram sebaran)
2 Histogram (diagram batang)
3 Pareto Diagram
4 Run Charts
5 Check Sheets (Lembaran periksa)
6 Cause & Effects (Diagram sebab &
akibat)
7 Control Charts (Bagan pengendali-
an mutu)
Juan Jose Tari (2005) Components of Successful TQM, TQM Magazine Vol. 17
No.2 Hal. 182-194
SMM Eropah
(The European Foundation for Quality Management)
Komponen SMM Eropah
• Konsep kunci baru dalam aplikasi EFQM
Excellence Model disebut RADAR, yaitu
kependekan dari:
– Results, hasil, yg menjadi tujuan perusahaan
– Approaches, konsep yg mendasari penyerah-an
produk/jasa
– Deploy, penyebaran fungsi utk mencapai tujuan
– Assess, penilaian , membandingkan dgn standar
– Review. Menelaah capaian
Kriteria EFQM
• Enabler (Pemungkin):
– Leadership, kepemimpinan
– People, SDM perusahaan
– Policy & Strategy, Kebijakan & Strategi
– Partnership & Resources, Mitra & sumber daya
– Process, proses pengerjaan
• Result (Hasil)
– People result, hasil yg dicapai SDM
– Customer result, apa yg diperoleh pelanggan
– Society result, apa yg diperoleh masyarakat
– Key Performance result, KPI yang terlaksana
SMM USA (MBNQA)
Kerangka Kerja MBNQA
• Kerangka kerja memiliki empat unsur utama, yaitu : Driver,
System, Measures of Progress, and Goals. Kepemimpinan
eksekutif senior merupakan unsur Driver (pemicu) yang
menciptakan nilai, tujuan dan sistem serta mengarahkan
dukungan terhadap perwujudan mutu dan sasaran kinerja.
System terbangun dari manajemen atas kualitas proses,
manajemen sumber daya manusia, perencanaan kualitas
strategik serta informasi dan analisis. Kegiatan awal pada
sistem ini ialah melakukan pengumpulan informasi kemudian
menganalisisnya. Hasil analisis dipergunakan untuk
menyusun perencanaan kualitas strategik. SDM dikelola dan
dikembangkan untuk dapat melaksanakan rencana itu
dengan baik.
SMM Jepang: Toyota/TPS
Elemen
• Pilarnya dua buah, JIT dan Jidoka
– JIT = strategi operasi berbasis persediaan &
proses ini didorong oleh serangkaian sinyal.
– JIDOKA= Otomasi dengan sentuhan manusia,
Mencakup deteksi secara otomatis kesalahan
• Fundasinya: Heijunka
– Heijunka = Meratakan jadwal produksi, baik dari
sisi volume maupun jenisnya. Implementasinya
menghasilkan sistem produksi ramping (lean
producyion system)
Jidoka & Andon
• Mendeteksi kesalahan. Tidak membiarkan
komponen /produk yg cacat, lolos ke tahap
berikutnya
• Berhenti sendiri jika ada masalah (Andon =
otomasi sistem produksi-operasi)
• Membenahi atau memperbaiki masalah dengan
segera
• Cari tahu akar penyebab dan memecah-kannya
Heijunka
• Meratakan jadwal produksi baik volume maupun
jenis produk (basis lean p[roduction).
• Perataan jadwal diperlukan untuk menjaga agar
sistem stabil dan untuk memungkinkan bekerja
dengan persediaan minimum (filosofi JIT).
• Lonjakan kebutuhan yg besar dalam produksi
utk jenis produk tertentu yg tidak termasuk
dalam perencanaan, tentu akan mengakibatkan
kekurangan parts, kecuali jika persediaan yang
besar dipertahankan
Quality Control Circle (Gugus
Kendali Mutu)
• Teknik manajemen partisipatif dalam kerangka
sistem mutu, mencakup seluruh perusahaan
dimana tim kecil (biasanya 6 sampai 12
karyawan) secara sukarela membentuk tim untuk
mendefinisikan dan memecahkan masalah mutu
atau kinerja terkait bidang tugasnya.
• Di Jepang (di mana praktek ini berasal) gugus
mutu merupakan bagian integral dari manaje-
men perusahaan dan disebut Gugus Kendali
Mutu (GKM).
ISO dan SNI
• ISO (International Organization for Standardi-
zation) adalah perhimpunan masyarakat mutu
sedunia untuk menyamakan standard mutu
sehingga berlaku universal.
• ISO bermarkas di Swiss, versi pertama dari ISO
9000 dipublikasi 1987.
• SNI adalah SMM nasional, merupakan hasil
ratifikasi dari ISO-9000. SNI-19-9000 adalah
terjemahan dari ISO-9000 yang berbahasa
Inggris ke Bahasa Indonesia
Seri ISO
• ISO ada dua macam, yaitu:
1. Sistem Manajemen Mutu, yaitu ISO-
9000; terakhir ISO-9001:2008 (yang
berlaku sekarang sejak 01-01-2010)
2. Sistem Manajemen Lingkungan,
Environment Management System,
EMS, yang disebut juga ISO-14000
SMM ISO-9000
• Versi yang berlaku dewasa ini adalah ISO-
9001:2008, berlaku efektif sejak 1-1-2010
• Versi tersebut merupakan pembaruan dari
versi ISO-9001:2000
• Tiap 8 tahun, SMM ini akan ditinjau ulang
• Dikenal juga SNI-19-9001:2008 sebagai
terjemahan dari ISO 9001:2008
ISO yang diadopsi ke SNI
• ISO 9000:2005, Quality management systems –
Fundamentals and vocabulary diadopsi menjadi SNI 19-9000-
2008 Sistem manajemen mutu – Dasar-dasar dan kosa kata.
• ISO 9004:2000, Quality management systems – Guidelines
for performance improvements diadopsi menjadi SNI 19-9004-
2002 Sistem manajemen mutu – Panduan untuk perbaikan
kinerja
• ISO 19011:2002, Guidelines for quality and/or environmental
management systems auditing diadopsi menjadi SNI 19-
19011-2005 Panduan audit sistem manajemen mutu dan/atau
lingkungan
• ISO 14001:2004, Environmental management systems –
Requirements with guidance for use diadopsi menjadi SNI 19-
14001-2005 Sistem manajemen lingkungan – Persyaratan
dan panduan penggunaan.
Types of
Statistical Process Control
Statistical
Quality Control

Pengendal Penerimaan
ian Proses Sampling

Bagan Bagan
Variabel Atribut
Quality Characteristics
Variables Attributes
 Karakteristik produk yg • Karakteristik produk yg
dpt diukur, e.g., berat, menjadi fokus penyebutan
sebagai produk yang baik
panjang
atau cacat (cacat permukaan,
 Ukuran itu dapat tdk manis, buram, dll)
merupakan bilangan • Menggolongkan produk
bulat dan dpt pula sebagai yang ‘ baik’ atau ‘
pecahan tidak baik’, atau dikategorikan
memiliki cacat
 Ukuran variabel
• e.g., radio dapat atau tidak
merupakan variabel acak dpt berfungsi dgn baik
kontinum (skala rasio) • variabel acak merupakan
kategorial atau diskrit
Statistical Process Control (SPC)
• Teknik Statistik yg dipakai untuk memberikan jaminan
bhw proses menghasilkan produk yang memenuhi
standard
• Semua proses adalah subjek utk adanya keragaman
– Natural causes: variasi acak, tdk dpt dihilangkan (umum)
– Assignable causes: penyebab masalah yg dpt diatasi (khusus)
seperti: Keausan dari Mesin, pekerja krg terampil, material yg jelek
• Tujuan: Mengidentifikasi assignable causes (variasi
buatan, penyebab cacat yg dpt dihindari)
• Mempergunakan Bagan Kendali Proses yg
memanfaatkan peralatan matematika (statistik)
MUTU & HARAPAN PELANGGAN
.......
. . .. ... .
... . . . . . . .
. Kinerja: .
.... .. ..
. ..
Kinerja :
=Tidak akurat = Akurat (tidak ada
(ada bias) bias)
=Sesuai baku- = Tidak sesuai baku-
an mutu, ke- an mutu (impreci-
ragaman se). Keragaman
kecil tinggi
(Precise)

u=0
X=0
Tidak ada
X u=0 bias

Bias
Dimensi Kualitas dari Barang

• Kemudahan mengoperasikan
• Keandalan & ketahanan
• Kesesuaian dgn disain Quality
• Kemudahan servis
• Penampilan
• Mutu yg dirasakan pengguna
Atribut Kualitas Jasa
Keandalan (1) Responsivitas (3)
Kredibilitas/
Wujud (2)
Jaminan (5)
Dipahami Keterjang-
kauan
Keramahan/
Keamanan
© 1995 Corel Corp. Empati (4)
Kredibilitas Komunikasi
Teknik Pengedalian Mutu
Proses
1. Metode Pengedalian Variabel Keluaran,
digunakan : Metode X dan R Chart
2. Metode Pengendalian Atribut, yaitu:
1. Bagan proporsi, p Chart
2. Bagan cacat permukaan, C-Chart
Contoh Aplikasi X & R Chart
Sereal Nutra Flakes pd kemasan tertulis
berat rata2 10 ons. Hasil penarikan
sampel sbb.:
Waktu pe- Berat dalam ons
nyampelan
Kotak 1 Kotak 2 Kotak 3 Kotak 4

09 pagi 9.8 10.4 9.9 10.3


10 pagi 10.1 10.2 9.9 9.8
11 pagi 9.9 10.5 10.3 10.2
Siang 9.7 9.8 10.3 10.1
Sore 9.7 10.1 9.9 9.9
Total 49.2 51 50.3 50.3
Rata2 9.84 10.2 10.06 10.06
Range 0.4 0.7 0.4 0.5
Nilai Batas Kendali
• R = ¼(0.4 + 0.7 + 0.4 + 0.5) = 0.5
• X = ¼(9.84 + 10.2 + 10.06 + 10.06) = 10.04
• Batas2 Utk X-Chart :
– UCL = X + A2( R) = 10.04 + 0.729(0.5) = 10,4045
– LCL = X - A2( R ) = 10.04 – 0.729(0.5) = 9,6755
Batas2 Utk R-Chart

– UCL = D4 R = 2,282(0.5) = 1,141


– LCL = D3 R = 0(0.5) =0
Bagan X & R
1 0 ,4 0 4 5

*
B agan X
* *
1 0 ,0 4

9 ,6 7 5 5
1 2 3 4

1 .1 4 1

*
B agan R
* 0 .5
* *

0
1 2 3 4
Factors for Computing Control
Chart Limits
Sample Mean Upper Lower
Size, n Factor, A2 Range, D4 Range, D3
2 1.880 3.268 0
3 1.023 2.574 0
4 0.729 2.282 0
5 0.577 2.115 0
6 0.483 2.004 0
7 0.419 1.924 0.076
8 0.373 1.864 0.136
9 0.337 1.816 0.184
10 0.308 1.777 0.223
12 0.266 1.716 0.284
0.184
Bagan Proporsi (p)
Jumlah Pasien sebuah Rumah Sakit yang tidak
puas dengan sampel berukuran 50 orang
Hari Pengamatan Tdk Puas Sampel Proporsi
(k) (X) (n) (p) = x/n
1 12 50 0.24
2 11 50 0.22
3 4 50 0.08
4 7 50 0.14
5 5 50 0.10
6 13 50 0.26
7 8 50 0.16
Total 60 350 1.20

Rata2 0.1714
Batas Bagan Kendali
UCL = p + Z(Sp) dan LCL = p - Z(Sp)
1.20
Sp = p  (1  p p  0.1714
n 7
0.1714(1  0.1714)
Sp  = 0.0533
50
UCL = 0.1714 + 3(0.0533) = 0,3313
LCL = 0.1714 – 3(0.0533) = 0,0115
Pemetaan Bagan Kendali p
0.3313

* *
0.1714
* *
*
*

0.0115
1 2 3 4 5 6 7
TQM
• Pendekatan holistik untuk keberhasilan jangka panjang
yang dilihat dari perbaikan terus-menerus dalam semua
aspek dari suatu organisasi sebagai suatu proses dan
bukan sebagai tujuan jangka pendek. Hal ini bertujuan
untuk secara radikal mengubah organisasi melalui
perubahan progresif dalam sikap, praktik, struktur, dan
sistem.
• Manajemen kualitas terpadu melampaui pendekatan
kualitas produk, melibatkan setiap orang dalam
organisasi, dan mencakup setiap fungsinya:
administrasi, komunikasi, distribusi, manufaktur,
pemasaran, perencanaan, pelatihan, dll
• Diciptakan oleh US Naval Command Air Systems di awal 1980-an,
istilah ini kini telah diambil pada beberapa arti dan termasuk (1)
komitmen dan keterlibatan langsung dari tingkat tertinggi eksekutif
dalam menetapkan tujuan kualitas dan kebijakan, alokasi sumber
daya, dan pemantauan hasil; (2) kesadaran bahwa mengubah sebuah
organisasi berarti perubahan mendasar dalam keyakinan dasar dan
praktek dan bahwa transformasi ini adalah tugas semua orang, (3)
membangun kualitas ke dalam produk dan praktik yang benar dari
awal, (4) pemahaman tentang perubahan kebutuhan internal dan
eksternal pelanggan, dan stakeholder, dan memuaskan mereka
dengan cara yang efektif biaya, (5) kepemimpinan melembagakan di
tempat pengawasan hanya sehingga setiap individu melakukan
dengan cara yang sebaik mungkin untuk meningkatkan kualitas dan
produktivitas, sehingga terus mengurangi total biaya;
Quality Control Circle (Gugus
Kendali Mutu)
• Teknik manajemen partisipatif dalam kerangka
sistem mutu, mencakup seluruh perusahaan
dimana tim kecil (biasanya 6 sampai 12
karyawan) secara sukarela membentuk tim untuk
mendefinisikan dan memecahkan masalah mutu
atau kinerja terkait bidang tugasnya.
• Di Jepang (di mana praktek ini berasal) gugus
mutu merupakan bagian integral dari manaje-
men perusahaan dan disebut Gugus Kendali
Mutu (GKM).
• Longitudinal Study = Statistical study aimed at
identifying a trend over a period of time. See
also cross sectional study.
• Cross-sectional Study = Descriptive study of a
situation at one particular time. It provides a
snapshot of the current conditions but does not
explain the cause and effect (causal) linkages
among their components or constituents.

Anda mungkin juga menyukai