Anda di halaman 1dari 5

1.

Secara umum, pengertian evaluasi adalah suatu proses identifikasi untuk mengukur/
menilai apakah suatu kegiatan atau program yang dilaksanakan sesuai dengan
perencanaan atau tujuan yang ingin dicapai.
Ada juga yang mengatakan bahwa arti evaluasi adalah suatu kegiatan mengumpulkan
informasi mengenai kinerja sesuatu (metode, manusia, peralatan), dimana informasi
tersebut akan dipakai untuk menentukan alternatif terbaik dalam membuat keputusan.

2. Evaluasi dilakukan bukan tanpa tujuan, tetapi ada hal-hal yang ingin dicapai melalui
kegiatan ini. Secara khusus, adapun beberapa tujuan evaluasi adalah sebagai berikut:
a) Untuk mengetahui seberapa baik tingkat penguasaan seseorang terhadap
kompetensi yang telah ditetapkan.
b) Untuk mengetahui apa saja kesulitan yang dialami seseorang dalam
kegiatannya sehingga dapat dilakukan diagnosis dan kemungkinan
memberikan remedia teaching.
c) Untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas suatu metode, media, dan
sumber daya lainnya dalam melaksanakan suatu kegiatan.
d) Sebagai umpan balik dan informasi penting bagi pelaksana evaluasi untuk
memperbaiki kekurangan yang ada dimana hal tersebut dapat dijadikan
sebagai acuan dalam mengambil keputusan di masa mendatang.

3. Ada beberapa jenis dari evaluasi, yaitu yang dilaksanakan pada kondisi laboratorium
dan yang dilaksanakan pada lingkungan kerja, serta Participatory Design.
a) Pada Kondisi Percobaan (Laboratory)
Penggunaan pengujian sistem ini pada ruang percobaan mempunyai beberapa
kondisi diantaranya :
 Laboratorium yang bagus biasanya memiliki fasilitas perekaman
audio/visual yang baik, komputer beserta perlengkapannya yang
mungkin tidak ada pada lokasi kerja sebenarnya.
 Operator bebas dari gangguan yang menghambat pekerjaan.
 Beberapa situasi hanya dapat dilakukan di lab, seperti sistem yang
akan digunakan ditempatkan pada lokasi yang berbahaya atau lokasi
yang terpencil, contoh stasiun ruang angkasa.
 Dapat memanipulasi situasi untuk memecahkan masalah dan melihat
sedikit penggunaan prosedur atau membandingkan beberapa alternatif
perancangan dengan situasi yang sebenarnya.
 Situasi pada laboratorium tidak dapat menggambarkan situasi ruang
kerja sebenarnya dan terdapat beberapa orang yang tidak bisa bekerja
pada kondisi di laboratorium.
b) Pada Kondisi Lokasi Kerja Sebenarnya
Penggunaan pengujian sistem ini pada lokasi kerja sebenarnya, mempunyai
beberapa kondisi diantaranya :
 Tingkat gangguan yang melebihi ambang batas, tingkat-tingkat
pergerakan yang besar dan interupsi yang tetap, seperti panggilan
telepon menyebabkan observasi ini sulit dilakukan.
 Situasi yang lebih “terbuka” antara sistem dan pengguna, dimana
kondisi ini tidak ditemukan pada kondisi di laboratorium
 Observasi pada lokasi kerja sebenarnya lebih baik dilakukan daripada
di laboratorium dan gangguan-gangguan yang terjadi pada lokasi ini
digunakan sebagai situasi yang mewakili situasi sebenarnya
 dan digunakan untuk proses penyimpanan dan pengambilan selama
tugas.
c) Participatory Design
Adalah suatu pemikiran yang melibatkan keseluruhan alur perancangan dan
tidak hanya proses evaluasi saja. Perancangan ini dilakukan pada ruang kerja
yang melibatkan pengguna yang tidak hanya digunakan sebagai subyek
percobaan tetapi juga sebagai anggota yang aktif dalam team perancangan.
Mempunyai tiga karakteristik :
 Meningkatkan lingkungan kerja dan tugas
 Mempunyai sifat kerja sama, yakni pengguna dilibatkan dalam anggota
team dan mempunyai kontribusi pada setiap tingkat perancangan.
 Mempunyai pendekatan iterative, perancangan adalah suatu subyek
untuk evaluasi dan revisi pada setiap tingkatan.

4. Dalam kegiatan evaluasi terdapat beberapa tahapan penting yang saling mendukung
satu sama lainnya. Mengacu pada pengertian evaluasi, adapun tahapan-tahapan
evaluasi adalah sebagai berikut:
a) Menentukan topik evaluasi, yaitu kegiatan penentuan topik yang akan
dievaluasi. Misalnya; evaluasi hasil kerja, atau evaluasi rencana kerja.
b) Merancang kegiatan evaluasi, yaitu kegiatan mendesain proses evaluasi
sehingga dalam pelaksanaannya tidak melewatkan hal-hal yang penting.
c) Pengumpulan data, yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencatat setiap
informasi sesuai dengan perencanaan berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah.
d) Pengolahan dan analisis data, yaitu kegiatan mengolah informasi dengan cara
mengelompokkan data agar lebih mudah dalam melakukan analisis, serta
menentukan tolak ukur waktu sebagai hasil evaluasi.
e) Pelaporan hasil evaluasi, yaitu membuat laporan hasil evaluasi agar diketahui
oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

5. ISO 9000 adalah kumpulan standar untuk sistem manajemen mutu (SMM). ISO 9000
yang dirumuskan oleh TC 176 ISO, yaitu organisasi internasional di bidang
standardisasi. ISO 9000 pertama kali dikeluarkan pada tahun 1987 oleh International
Organization for Standardization Technical Committee (ISO/TC) 176. ISO/TC inilah
yang bertanggungjawab untuk standar-standar sistem manajemen mutu.

6. ISO 9000 masih dibagi menjadi beberapa seri lagi. Secara umum seri-seri ISO 9000
dapat dikelompokkan menjadi dua tipe dasar, yaitu seri-seri ISO 9000 yang memuat
persyaratan standar sistem kualitas, dan seri-seri ISO 9000 yang berkaitan dengan
petunjuk untuk pedoman manajemen kualitas. M. N. Nasution (2001) mengatakan
bahwa seri-seri ISO 9000 yang tergolong ke dalam standar-standar sistem kualitas
adalah ISO 9001, ISO 9002 dan ISO 9003. Seri-seri tersebut disusun untuk tujuan
kontrak dan penilaian sistem kualitas formal berdasarkan kriteria ISO 9000.
Sedangkan seri-seri ISO 9000 yang tergolong ke dalam petunjuk aplikasi manajemen
kualitas adalah ISO 9004 beserta bagian-bagiannya.
M. N. Nasution (2001) menjabarkan beberapa seri ISO 9000 tersebut sebagai berikut:
a) ISO 9000-1, Manajemen Kualitas dan Standar Jaminan Kualitas – Penunjuk
untuk Pemilihan dan Penggunaan.
b) ISO 9000-2, Petunjuk dan Aplikasi ISO 9001, ISO 9002, dan ISO 9003.
c) ISO 9000-3, Petunjuk dan Aplikasi ISO 9001 pada Pengembangan, Penawaran
dan Pemeliharaan Perangkat Lunak (Software).
d) ISO 9000-4, Petunjuk pada Keberlangsungan Manajemen Program.
e) ISO 9001, Sistem Kualitas Model untuk Jaminan Kualitas dalam
Desain/Pengembangan Produksi, Instalasi dan Pelayanan.
f) ISO 9002, Sistem Kualitas Model untuk Jaminan Kualitas dalam Produksi dan
Instalasi.
g) ISO 9003, Sistem Kualitas Model untuk Jaminan Kualitas dalam Inspeksi dan
Pengujian Akhir.
h) ISO 9004-1, Manajemen Kualitas dan Elemen-elemen Sistem Kualitas – Suatu
Petunjuk.
i) ISO 9004-2, Manajemen Kualitas dan Elemen-elemen Sistem Kualitas – Suatu
Petunjuk untuk Jasa.
j) ISO 9004-3, Petunjuk untuk Material yang Diproses.
k) ISO 9004-4, Petunjuk untuk Perbaikan Kualitas.
l) ISO 9004-5, Petunjuk untuk Rencana-rencana Kualitas.
m) ISO 9004-6, Petunjuk untuk Jaminan Kualitas untuk Manajemen Proyek.
n) ISO 9004-7, Penunjuk untuk Manajemen Konfiguasi.

7. Audit atau pemeriksaan dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu organisasi,
sistem, proses, atau produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, objektif,
dan tidak memihak, yang disebut auditor. Tujuannya adalah untuk melakukan
verifikasi bahwa subjek dari audit telah diselesaikan atau berjalan sesuai dengan
standar, regulasi, dan praktik yang telah disetujui dan diterima.

8. Prinsip Penjamin Mutu:


a) FOKUS PADA PELANGGAN (Customer Focus)
Organisasi bergantung pada pelanggan mereka, karena itu manajemen
organisasi harus memahami kebutuhan pelanggan sekarang & yang akan
datang. Organisasi harus memenuhi kebutuhan pelanggan dan giat berusaha
melebihi ekspektasi pelanggan.
b) KEPEMIMPINAN (Leadership)
Pemimpin organisasi harus menetapkan kesatuan tujuan dan arah dari
organisasi. Mereka harus menciptakan dan memelihara lingkungan internal
agar orang- orang dapat menjadi terlibat secara penuh dalam pencapaian
tujuan- tujuan organisasi.
c) KETERLIBATAN ORANG (Involvement of people)
Orang/ karyawan pada semua tingkatan merupakan faktor yang sangat penting
dari suatu organisasi dan keterlibatan mereka secara penuh akan
memungkinkan kemampuan mereka digunakan untuk manfaat organisasi.
d) PENDEKATAN PROSES (Process Orientation)
Suatu hasil yang diinginkan akan tercapai secara efisien, apabila aktivitas dan
sumber- sumber daya yang berkaitan dikelola sebagai suatu proses. Suatu
proses dapat didefinisikan sebagai integrasi sekuensial dari orang, material,
metode, mesin dan peralatan, dalam suatu lingkungan guna menghasilkan nilai
tambah output bagi pelanggan.

Gb. 1.00

e) PENDEKATAN SISTEM TERHADAP MANAJEMEN (System Approach to


Management)
Pengidentifikasian, pemahaman dan pengelolaan, dari proses- proses yang
saling berkaitan sebagai suatu sistem, akan memberikan kontribusi pada
efektifitas dan efisiensi organisasi dalam mencapai tujuan- tujuannya.
f) PENINGKATAN TERUS MENERUS (Continual Improvement)
Penigkatan terus- menerus dari kinerja organisasi secara keseluruhan harus
menjadi tujuan tetap dari organisasi. Peningkatan terus- menerus didefinisikan
sebagai suatu proses sebagai suatu proses yang berfokus pada upaya terus-
menerus meningkatkan efektifitas dan atau efisiensi organisasi untuk
memenuhi kebijakan dan tujuan dari organisasi itu. Peningkatan terus-
menerus mambutuhkan langkah- langkah konsolodasi progresif, menanggapi
perkembangan kebutuhan dan ekspektasi pelanggan, dan akan menjamin suatu
evolusi dinamik dari sistem manajemen mutu.
g) PENDEKATAN FAKTUAN DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN
(Factual Approach to Decision Making)
Keputusan yang efektif adalah keputusan yang berdasarkan pada analisis data
dan informasi untuk menghilangkan akar penyebab masalah, sehingga
masalah- masalah kualitas dapat terselesaikan secara efektif dan efisien.
h) HUBUNGAN PEMASOK YANG SALING MENGUNTUNGKAN
(Mutually Beneficial Supplier Relationship)
Suatu organisasi dan pemasok adalah saling tergantung, dan suatu hubungan
yang saling menguntungkan akan meningkatkan kemampuan bersama dalam
menciptakan nilai tambah.

9. Audit merupakan bagian dari siklus Sistem Penjaminan Mutu. Audit mutu bukanlah
asesmen/penilaian melainkan pencocokan kesesuaian antara pelaksanaan dengan
perencanaan suatu kegiatan/program. Ditambahkan bahwa Audit dirancang bertujuan
untuk menentukan kesesuaian atau ketidaksesuaian unsur-unsur sistem mutu dengan
syarat-syarat yang ditetapkan, untuk menentukan keefektifan pencapaian tujuan-
tujuan mutu yang telah ditetapkan, untuk memberi kesempatan teraudit memperbaiki
sistem mutu, dan untuk memenuhi syarat–syarat peraturan/perundangan.

Referensi:
https://www.maxmanroe.com/vid/manajemen/pengertian-evaluasi.html diakses tanggal 22
Juni 2019
http://maliqibrohaem.blogspot.com/2014/05/jenis-jenis-evaluasi-pada-imk.html diakses
tanggal 22 Juni 2019
https://id.wikipedia.org/wiki/ISO_9000 diakses tanggal 22 Juni 2019
https://id.wikipedia.org/wiki/ISO_9000 diakses tanggal 22 Juni 2019
http://www.pendidikanekonomi.com/2012/11/seri-iso-9000.html diakses tanggal 22 Juni 2019
https://id.wikipedia.org/wiki/Audit diakses tanggal 22 Juni 2019
http://saulpurwoyo.tripod.com/id1.html diakses tanggal 22 Juni 2019
http://www.unsoed.ac.id/id/berita/peran-auditor-internal-dalam-penjaminan-mutu diakses tanggal 22
Juni 2019

Anda mungkin juga menyukai