1. Puisi
Apa yang dimaksud dengan puisi? Sudjiman (dalam Nadeak:1985:7)
menyatakan bawa “puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama,
matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Pengertian tersebut relatif sejalan
dengan pengertian puisi yang dikemukakan oleh Ralph Waldo Emmerson
bahwa “puisi adalah mengajarkan sebanyak-banyaknya dengan kata-kata yang
sesedikit-dikitnya”. Berbeda dengan pendapat Mattew Arnold yang melihat dari
segi keindahan pendendangannya bahwa bahwa “puisi adalah satu-satunya cara
yang paling indah, impresif dan paling efektif mendendangkan sesuatu” (dalam
Situmorang: 1981:9). Berdasarkan pengertian tersebut dapatlha dikatakan
bahwa puisi merupakan karya sastra yang berbentuk untaian bait demi bait
yang relatif memperhatikan irama dan rima sehingga sungguh indah dan efektif
a. Puisi naratif
Puisi naratif adalah puisi isinya berupa cerita. Penyair menyampaikan
gagasanya dalam bentuk puisi dengan cara naratif yang di dalamnya tergambar
ada pelaku yang berkisah, misalnya:
DESAKU
Nurfikri
Hagu
Sebuah nama selalu merdu
Di telingaku
Setiap waktu
Alammu
Nyiurmu
Pantaimu
Memanggil daku selalu
Untuk tidak jauh
Dari sisimu
Di pagi dan siang
Kuberangkat dan pulang dari sekolah
Bersama teman-temanku
lewat jalan berbelok
Dinaungi pepohonan rindang
Karena itu aku bertekad
Akan selalu memeliharamu
Akan selalu mengingatmu
Sampai akhir hayat
( Dikutip dalam Pedoman Rakyat, 2002 oleh Nurfikri)
7 - 14 Unit 7
b. Puisi lirk
Adalah puisi yang mengungkapkan gagasan pribadinya dengan cara
tidak bercerita. Puisi lirik dapat berupa pengungkapan pujaan terhadap
seseorang, misalnya puisi berikut.
R.A. Kartini
Engkau pendekar bangsa
Pahlawan wanita Indonesia
Egkau korbankan jiwa an raga
Engkau lahir di Istana
Tiada kurang satu apa pun
Tapi kau tak terlena
Melihhat kaummu menderita
Raden Ajeng Kartini
Engkau laksana obor
Oikireanmu menerang hati
Engkalah pelopor
(Herni Maya Sari, klas V SD O42 Balikpapan)
c. Puisi deskriptif
Adalah puisi penyair yang mengungkapkan gagasannya dengan cara
melukis-kan sesuatu untuk mengungkapkan kesan, peristiwa, pengalaman
menarik yang pernah dialaminya. Misalnya puisi yang menggambarkan
keindahan alam berikut:
2. Prosa
Apakah prosa sama dengan puisi? Tentu prosa dengan puisi jauh berbeda
bentuknya! Surana (1984:105) mengemukakan pengertian prosa sebagai
berikut.
Bentuk karangan sastra dengan bahasa biasa, bukan puisi, terdiri
atas kalimat-kalimat yang jelas pula runtutan pemikirannya,
biasanya ditulis satu kalimat setelah yang lain, dalam kelompok-
kelompok yang merupakan alinea-alinea.
7 - 16 Unit 7
menentukan pelaku, latar, dan alur. Tujuannya untuk menarik minat dan
perhatian siswa sehingga mereka merasa tidak sulit memahami isi dan
pesan yang ingin disampaikan pengarang. Contohnya sebagai berikut:
Pada siang hari itu pendopo balai Desa Makmur dipenuhi oleh
warga. Mereka diundang untuk mendengarkan penyuluhan tentang
penanggulangan penyakit demam berdaarah dari Dinas Kesehatan Rakyat
Kabupaten. Penyuluhan in diberikan karena beberapa hari yang lalu di
Desa Makmur Jaya terkena wabah penyakit demam berdarah.
Tepat pada pukul 13.00 Dokter Surya yang diberi tugas penyuluhan
oleh Dinas Kesehatan Rakyat Kabupaten telah datang. Beliau daang
bersama beberapa petugas yang lain. Setelah beristirahat sebentar, Dokter
Surya pun segera memberikan penyuluhannya.
Menurut Dokter Surya, penyakit demam berdarah itu disebabkan
oleh virus yang ditularkan leh nyamuk Aedes Aegypti. Naymuk itu hidup
dan berkembang biak di dalam rumah dan di sekitarnya. Tidak jarang,
nyamuk ini dijumpai pula di sekolah. Nyamuk ini mencari mangsa pada
pagi sampai siang hari.
Terdapat beberapa tanda yang dapat kita kenali dari orang yang
terkena penyakit mematikan ini. Pertama, selama 2-7 hari panas badan
pen-derita meninggi. Kedua, nyeri perut terutama di bagian uluhati.
Ketiga, pendarahan berupa bintik-bintik merah pada kulit, mimisan, gusi
berdarah, muntah darah, bahkan berak darah.
Pertolongan pertama yang dapat dilakukan kepada orang yang
terkena penyakit demam berdarah adalah dengan memberikan minuman
sebanyak-banyaknya. Minuman itu dapat berupa air masak, susu, atau air
teh. Untuk menurunkan panas badan, penderita dapat diberi obat penurun
panas, selain itu, penderita dapat dibantu dengan kompres dengan
menggunakan kain basah yang telah direndam di air es. Setelah itu itu
barulah penderita dibawa ke puskesmas/RSU.
Penyakit demam berdarah dapat dicegah dapat dicegah dengan dua
cara. Cara pertama adalah melenyapkan tempat berkembang biaknya
nyamuk Aedes Aegypti. Naymuk ini biasanya berkembang biak di dalam
maupun di luar rumah. Di dalam rumah, misalnya di bak mandi, tempayan,
7 - 18 Unit 7
sekarang saya harus membuat layang-layang sendiri, aku tidak mau
merepotkan ibu lagi.
Panggilan ibu itu menandakan harus segera menyabit rumput
untuk sapiku. Aku menganggukkan kepala. Sambil menyabit rumput aku
memikirkan cara membuat layang-layang.
Setelah memberi makan sapi, aku sibuk dengan bambu, plastik,
dan benang. Ya aku akan buat layang-layang ssendiri. Uangnya dari sisa
jajanku kemarin.
“Bill, banyak sekali layang-layangnya?” Minta satu buat aku, ya?”
adikku yang paling kecil, wayan datang mendekat. “Ya nanti Bill
buatkan satu untukmu,” jawabku pada adikku.
Begitu layang-layang telah siap aku langsung pergi ke sawah.
Disitu tempanku biasa main layang-layangan. Melihat aku, Made
langsung mendekati, “Tut, layang-layang itu mau kamu jual, ya? Aku
beli satu, ya?”
Aku juga, Tut. Aku beli dua buat aku dan adikku,” kata Bagus
tidak mau kalahh. Teman-teman yang lain juga mengerumuniku..
“Layng-layang ini masing- asing kujual seribu rupiah. Kalian boleh
pilih sendiri.”, kataku. Wow, luar biasa! Layang-layangmku laris manis.
Setelah itu, aku terima banyak pesanan. Jadi, aku bisa membeli
buku-0buku sendiri. Sisanya aku tabung. Ini berarti menghemat
pengeluaran ibu dan bapak. Musim layang-layang kali ini benar-benar
membawa berkah buatku.
3. Drama
Bagaiamana dengan drama? Samakah dengan prosa atau berbeda ?
Surana (1984) memberikan jawaban bahwa “drama adalah karangan prosa atau
puisi berupa dialog dan keterangan laku untuk dipertunjukkan di atas pentas.”
Pengertian tersebut sejalan dengan pengertian drama yang disampaikan oleh
Hermawan (1988:2) bahwa “drama merupakan cerita konflik manusia dalam
bentuk dialog yang diproyeksikan pada pentas dengan menggunakan
percakapan dan action di hadapan penonton.”
Jadi, drama merupakan salah satu karya sastra yang dipakai sebagai
medium pengungkapan gagasan atau perasaan melalui serangkain dialog
antarpelaku dan adegan, yang tujuan utamanya bukan untuk dibacakan secara
estetis melainkan untuk dipertunjukkan . Misalnya
7 - 20 Unit 7
Alisia : “Ra, kamu tak punya tas lagi, ya! Yang sudah robek begini masih
kamu pakai (menepuk tas rara). (Rara dan Yayang terkejut)
Yayang : “Lis!”
Rara : “Yo saya pulang duluan ya! (tak meladeni pertanyaan Alisia)
Alisia : “Aku juga pulang, yu. Sampai besok!
Yayang : “Ya dadaa!
(Rara dan Alisia meninggalkan pentas, ibu masuk).
Ibu : “Eh, mamam sudah pulang.
Yayang : “Iya, Ma! (mencium tangan ibunya)
............................................
(Dikutip dari Karya Mien Rumini dalam Pend. KeterampilanBerbahasa oleh
Djago Tarigan dkk, 2001)
7 - 22 Unit 7
(c) Hendaknya jangan diberikan cerita yang bersendikan politik tetapi
mengutamakan pendidikan moral dan pembentukan watak.
Apa yang dikemukakan oleh Hasyim sejalan dengan Pramuki (2000)
bahwa hendaknya cerita yang diberikan kepada anak adalah cerita yang sesua
dengan tingkat perkembangan usia anak-anak, yakni: usia 6-9 tahun lebih
menyenangi cerita yang bertema kehidupan sehari-hari sampai termasuk
dongeng hewan dan cerita lucu, usia 9-12 tahun menyukai cerita yang bertema
tentang kehidupan keluarga yang dilukiskan secara realistis, cerita fantastis, dan
cerita petualangan.
Adapun ciri-ciri yang lebih spesifik dikemukakan oleh Cullinan (1987)
bahwa bahan cerita yang diberikan kepada anak SD hendaknya memiliki ciri-
ciri: (1) latar cerita dikenal oleh anak, yakni cerita yang dipelajari berlatarkan
lingkungan yang mereka temui dalam permainan sehari-hari, (2) alurnya
bersifat tunggal dan maju karena mudah dipahami anak, bukan plot majemuk
dan beralur maju-mundur atau sorot balik (3) pelaku utama cerita adalah dari
kalangan anak-anak dengan jumlah sekitar 3-4 orang dan karakter pelaku
dilukiskan secara konkret sehingga mudah dipahami oleh anak dan sesuai
perkembangan moral anak, (4) tema cerita sederhana dan sesuia tingkat
perkembangan individua-sosial anak seperti kejujuran, patuh pada orangtua,
benci pada kebohongan dan sebagainya, (5) amanat atau pesan cerita dapat
membantu siswa memahami dan menyadari perbedaan sikap yang baik dan tidak
baik serta nilai-nilai positif yang dapat membentuk kepribadian dirinya (6)
bahasa yang digunakan dapat dipahami oleh anak; kosa katanya dipahami dan
struktur kalimatnya sederhana.
Apakah semua kosa kata dalam cerita harus dipahami anak? Pertanyaan
itu mungkin Anda ajukan setelah mencermati uraian di atas. Kosa kata dalam
cerita tidak mutlak harus dipahami semua oleh anak. Boleh saja cerita itu di
dalamnya ada satu atau dua kata yang kurang diketahui artinya oleh anak.
Fungsinya adalah menjadi sarana penambah perbendaharaan kosa kata anak.
Agar lebih jelas pemahaman Anda tentang ciri-ciri prosa anak-anak,
berikut ini diberikan contoh cerita anak-anak untuk dicermati dengan baik.
7 - 24 Unit 7
penunggu sungai, “ gumam Tumi. Udin mulai terisak-isak menahan tangis.
“Duh, Tum, Udin sakit, kamu malah bercanda. Ibu antar dulu Udin ke Pak
Mantri, Yah,” kata ibu.
Tetapi, Bu, ini kan sudah tengah malam. Malah mengganggu, lho,”
ujar ayah. Udin menangis. “Kita sendiri tak mampu mengobati. Kasihan
dia,” sahut ibu. “Baiklah, ayah ambil senter dulu. Kita pergi bersama saja.
Tum, bantu memakai mantel adikmu.”
Mereka pergi ke rumah Pak Mantri Bu mantri mengintip dari balik
jendela. “Oh, keluarga Pak Udin rupanya. Mari, mari silakan masuk.”
“Maaf , kedatangan kami mungkin mengganggu,” kata ayah.
“Ah, tidak kok. Ada apa, Bu?” Apa yang saya bisa bantu?” Tanya
Pak Mantri
“Begini, Pak Mantri. Udin menggaruk terus. Katanya kulitnya terasa
gatal dan perih,” ungkap, Ibu.
“Betul ,Pak mantri” Habis gatal sekali, huk.....,” Udin terisak-isak.
Tiba-tiba terdengar ketukan pintu. Bu, mantri membukakan pintu,
“Lho mengapa berbondong-bondong datang ke mari Bapak dan Ibu-ibu?”
“Maaf, Pak dan Bu Mantri. Ini masalahnya. Anak-anak semua
mengeluh gatal-gatal.” kata Pak Bakri, “Lho, kok sama dengan Udin?”
Ayah dan ibu Udin heran.
“Nah, saya ingin tahu. Bapak dan ibu sekalian. Di mana anak-anak
sering bermain?” tanya Pak Mantri.
“Tentu saja di Sungai Kelapa” jawab ayah Slamet. “Ya, Slamet dan
anak-anak lain juga main di sana,” sahut Pak Bakri.Semuanya mengiyakan.
“Setelah anak-anak mandi di sungai, apakah mereka mandi lagi di
rumah?” sambung Pak Mantri.
“Ah, Pak Mantri, tentu saja tidak,” ayah Udin menukas cepat. “Kan
sama saja mandi di sungai dan di rumah,” sahut Pak Eko.
Pak Mantri mengangguk. “Nah, coba saya periksa dulu kulitnya.” Ia
melihat bercak putih dan luka yang bernanah pada kulit anak-anak.
“Wah, rupanya anak-anak ini men-derita penyakit kulit,” kata
PakMantri.
“Masa rajin mandi masak bisa kena penyakit kulit, Pak Mantri?”
seru ayah Opi keheranan.
“Bapak dan ibu tahu persis Sungasi Kelapa, kan?” Airnya jernih
atau kotor?” tanya Pak Mantri.
TEMAN SEKOLAHKU
Pelaku : Dita, Ega, Ibu Ega, Esky, Sefi, Pak Darmawan
Babak I
Suasana kantin ibu Ega nampa sepi. Ega dan Ibunya asyik berbincang-bincang
sambil membersihkan warungnya. Tiba-tiba Ibu Ega ada perlu.
Ibu : “Nak… jjaga warung dulu sebentar ya…!”
Ega : “Lho, … Ibu mau ke mana ? Sebentar lagi kan banyak langganan kita
akan datang.”
7 - 26 Unit 7
Ibu : “Ibu ada urusan dengan Pamanmu, tak lama, paling lama hanya
setengah jam! “
Ega : “ Iya dech…. Bu!”
Pada saat itu suasana tampak sunyi dan sepi, tak seperti biasanya hanya
terlihat seorang gadis yang duduk di kantin. Tak lama kemudian seorang
anak datang menghampiri.
Dita : “Selamat pagi Ega (mengagetkan Ega)
Ega : (Dengan rasa gkaget menyapa Dita) “Eh…. Kamu Dit, pagi-pagi
sudah ngagetin aku…. Nggak ada kerjaan lagi apa?”
Dita : “Habis gue senang banget hari ini.”
Ega : “Kalau gitu bagi-bagi dong senangnya.”
Tiba-tiba Ibu Ega muncul datang menghampiri Ega dan Dita yang lagi
asyik ngobrol.
Ibu : “Eh …. Nak…. Dita sudah lama yach datanganya?”
Dita : “Tidak Bu… baru saja!”
Ega : “Bu! Aku sudah mau ke sekolah .”
Ibu : “Iya… hati-hati yah Nak dan jangan lupa belajar sungguh-sungguh
dan rajin di sekolah .”
Babak II
Ega dan Dita meninggalkan kantin dan menuju ke sekolah yang tidak
jauh dari rumahnya sambil ngobrol tentang temannya yang jatuh kemarin di
depan kelas V SD.
………………………………………………………………………………….