Anda di halaman 1dari 8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Supervisi Pendidikan

Aktivitas pengarahan dan bimbingan yang dilakukan oleh atasan

dalam hal ini pengawas sekolah kepada kepala sekolah, guru-guru, serta

personalia sekolah lainnya untuk memperbaiki mutu sekolah maka inilah

yang dimaksud supervisi. Amtembun (TIM Dosen Administrasi Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia, 2009:312) merumuskan bahwa supervisi

pendidikan adalah pembinaan ke arah perbaikan situasi pendidikan.

Pendidikan yang dimaksudkan berupa bimbingan atau tuntunan kea rah

perbaikan situasi pendidikan pada umumnya, dan meningkatkan mutu

mengajar dan belajar pada khususnya.

Daryanto dan Farid (2013:198) mengemukakan bahwa egiatan

pengawas adalah kegiatan Pengawas Satuan Pendidikan dalam melaksanakan

penyusunan program pengaasan satuan pendidikan, pelaksanaan pembinaan

akademik dan administrasi, pemantauan delapan standar nasional pendidikan,

penilaian administrasi dan akademik, dan pelaksanaan pelaporan program

pengawasan. Pengawas satuan pendidikan berkedudukan sebagai pelaksana

teknis fungsional di bidang pengawasan akademik dan manajerial pada

sejumlah satuan pendidikan yang ditetapkan yang pada hakekatnya adalah

memberi bantuan profesional kesejawatan yang dilakukan melalui dialog

kajian masalah pendidikan dan atau pengembangan serta implementasinya

dalam upaya meningkatkan kemampuan profesional dan komitmen guru,

kepala sekolah, dan tenaga pendidik lainnya disekolah guna mempertinggi

9
10

prestasi belajar peserta didik dan kinerja sekolah dalam rangka meningkatkan

mutu relevansi, efisiensi, dan akuntabilitas pendidikan. Oleh karena itu dalam

melaksanakan tugas kepengawasan seorang kepala sekolah hendaknya

memahami tugas pokok yang meliputi pembinaan, pemantauan, dan penilaian

terhadap sekolah yang menjadi tanggungjawab binaannya secara utuh dan

keseluruhan dalam rangka meningkatkan kinerja sekolah sebagai upaya

peningkatan mutu pendidikan. Tugas pokok tersebut diimplementasikan ke

dalam bentuk supervisi, baik supervisi manajerial maupun supervisi

akademik.

B. Pembinaan

Pembinaan berasal dari kata “bina” yang berarti bangun/bangunan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pembinaan berarti membina,

memperbaharui atau proses, perbuatan, cara membina, usaha, tindakan dan

kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk

memperoleh hasil yang lebih baik. Pembinaan adalah kegiatan yang

dilakukan secara sadar, terencana, teratur, dan terarah untuk meningkatkan

pengetahuan, sikap dan keterampilan objek dengan tindakan pengarahan serta

pengawasan untuk mencapai tujuan (Poerwadarminta, 2007:182). Secara

umum pembinaan diartikan sebagai usaha untuk memberi pengarahan dan

bimbingan guna mencapai suatu tujuan tertentu. Pembinaan merupakan hal

umum yang digunakan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, kecakapan

dibidang pendidikan, ekonomi, sosial, kemasyarakatan dan lainnya.

Pembinaan menekankan pada pendekatan praktis, pengembangan sikap,

kemampuan dan kecakapan. Pada umumnya pembinaan terjadi melalui proses


11

melepaskan hal-hal yang bersifat menghambat, dan mempelajari pengetahuan

dengan kecakapan baru yang dapat meningkatkan taraf hidup dan kerja yang

lebih baik. Pembinaan tersebut menyangkut kegiatan perencanaan,

pengorganisasian, pembiayaan, koordinasi, pelaksanaan, dan pengawasan

suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan hasil yang maksimal.

Aktivitas pembinaan mengandung unsur-unsur mempertahankan,

menyampurnakan, dan pembaharuan dengan sifat-sifat dinamik, progresif,

dan inovatif, dapat berjalan dengan baik bila dilaksanakan berdasarkan

perencanaan yang matang. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh

Musanef (1991:11) pembinaan adalah segala sesuatu tindakan yang

berhubungan langsung dengan perencanaan, penyusunan, pengembangan,

pembangunan, pengarahan, penggunaan serta pengendalian segala sesuatu

secara berdaya guna dan berhasil guna.

Thoha (1997:16-17) mendefinisikan pengertian pembinaan sebagai

berikut:

1. Pembinaan adalah suatu tindakan proses, atau pernyataan menjadi lebih

baik;

2. Pembinaan merupakan strategi yang unik dari suatu sistem pembaharuan

dan perubahan (change);

3. Pembinaan merupakan suatu pernyataan yang normatif, yakni menjelaskan

bagaimana perubahan dan pembaharuan yang berencana serta

pelaksanaannya;

4. Pembinaan berusaha untuk mencapai effektivitas, efisiensi dalam suatu

perubahan dan pembaharuan yang dilakukan tanpa mengenal berhenti.


12

Dari penjelasan di atas, menggambarkan bahwa pembinaan

merupakan suatu proses untuk mempertahankan, menyempurnakan, dan

mengembangkan berbagai tindakan. Hal ini dapat dipahami sebab pembinaan

juga merupakan sebuah cara atau prosedur yang ditempuh dalam pencapaian

tujuan. Proses dan kegiatan itu sendiri bersifat dinamis, progresif, dan

inovatif. Karena itu dapat disimpulkan bahwa pembinaan adalah suatu proses,

tindakan, dan kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan perencanaan tertentu

dengan maksud untuk mempertahankan, meningkatkan, menyempurnakan,

dan mengembangkan tindakan, proses serta hasil yang telah kita capai.

Dari beberapa penjelasan tentang pembinaan di atas, jelas bagi kita

maksud pembinaan itu sendiri dan pembinaan tersebut bermuara pada adanya

perubahan kearah yang lebih baik dari sebelumnya, yang diawali dengan

kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pembiayaan, koordinasi, dan

pengawasan suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan dengan hasil yang lebih

baik.

C. Gugus Sekolah Dasar

1. Pengertian Gugus SD

Menurut Ibrahim Bafadal (2006:58) menjelaskan gugus Sekolah

Dasar adalah dalam arti ststis, gugus Sekolah Dasar merupakan

sekelompok atau gabungan dari 3-8 Sekolah Dasar yang memiliki tujuan

dan semangat untuk maju bersama dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan melalui sistem pembinaan profesional. Dalam arti dinamis,

gugus sekolah dasar dapat diadefinisikan sebagai satu pendekatan

pengembangan dan pembinaan sekolah dasar yang dimulai dengan


13

pembentukan gugus sekolah yang terdiri atas sebuah Sekolah Dasar Inti

sebagai pusat pengembangan Sekolah Dasar sekitarnya, yang disebut

dengan Sekolah Dasar Imbas.

Gugus Sekolah Dasar merupakan kumpulan dari beberapa

sekolah (3-8 sekolah) yang berdekatan dimana guru, kepala sekolah dan

pengawas sekolah dapat melakukan kegiatan-kegiatan secara bersama-

sama untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan

pendidikan. Dimana kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan sesuai

dengan kebutuhan dan masalah yang mereka temui selama melaksanakan

tugas sebagai guru. Didalam wadah gugus sekolah terdapat kelompok

yang aktif melakukan kegiatan pemberdayaan, yaitu kelompok kerja guru

(KKG) dan kelompok kerja kepala sekolah (KKKS). Dalam mekanisme

organisasi, gugus sekolah Sekolah Dasar merupakan bentuk kerjasama

kelompok, seperti yang dirumuskan oleh McDavid dan Harari (dalam

Husaini), bahwa kelompok merupakan suatu sistem yang terorganisir

terdiri dari dua orang atau lebih yang saling berhubungan sedemikian

rupa, sehingga system tersebut melakukan fungsi tertentu, mempunyai

serangkaian peran hubungan antara para anggotanya, dan mempunyai

serangkaian norma yang mengatur fungsi kelompok dan tiap-tiap

anggotanya dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Menurut Depdikbud (1997:4), dalam pedoman pengelolaan gugus

sekolah bahwa:

“Pembentukan gugus dimaksudkan untuk dapat memperlancar


upaya peningkatan mutu pengetahuan, wawasan, kepampuan, dan
keterampilan profesional para tenaga kependidikan, dalam hal ini
lebih dikhususkan bagi guru SD, dalam meningkatkan mutu
14

kegiatan/proses belajar mengajar dengan menggunakan segala


sumber daya dan potensi yang akhirnya dapat meningkatkan mutu
hasil belajar.”
2. Perangkat Gugus Sekolah

a. Sekolah Dasar Inti

Botung (2008) mengatakan Sekolah Dasar Inti adalah suatu Sekolah

Dasar yang dipilih di antara anggota gugus yang mempunyai peranan

sebagai pusat pengembangan pada tingkat gugus dan secara

institusional memiliki sarana prasarana serta sebagai tenaga

kependidikan/ guru yang menunjang upaya peningkatan mutu

pendidikan. Dalam Sekolah Dasar Inti merupakan tempat kegiatan

pelaksanaan diskusi, dan pelatihan profesional guru berupa

Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS) dan Kelompok Kerja

Guru (KKG) setiap kecamatan.

b. Sekolah Dasar Imbas

Botung (2008) mengatakan Sekolah Dasar Imbas adalah sekolah

yang menjadi anggota suatu gugus, SD Imbas merupakan bagian

yang tak terpisahkan dari suatu sistem gugus, sebab pada hakekatnya

setiap upaya pembaharuan pendidikan akan dikembangkan melalui

SD inti dan ditularkan kepada SD Imbas, Inovasi yang berhubungan

dengan Kegiatan Pembelajaran maupun hal-hal yang berkaitan

dengan manajemen atau pengelolaan pendidikan.

c. Pusat Kegiatan Guru (PKG)

Botung (2008) mengatakan Pusat Kegiatan Guru (PKG) adalah

sebagai tempat diselenggarakannya kegiatan kelompok kerja guru


15

yang juga merupakan tempat dalam merencanakan, melaksanakan,

dan juga mengevaluasi pembelajaran.

d. Kelompok Kerja Guru (KKG)

Menurut Trimo (Sahaja, 2014) Kelompok Kerja Guru yaitu suatu

organisasi profesi guru yang bersifat structural yang dibentuk oleh

guru-guru di suatu wilayah atau gugus sekolah sebagai wadah

untuk saling bertukar pengalaman guna meningkatkan kemampuan

guru dan memperbaiki kualitas pembelajaran.

e. Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS)

Menurut Dirjen Dikdasmen (Wahyu, 2011) Kelompok Kerja

Kepala Sekolah (KKKS) adalah:

“Kelompok kerja kepala sekolah yang anggotanya terdiri


dari semua kepala sekolah pada gugus sekolah yang
bersangkutan dimaksudkan sebagai wadah pembinaan
profesional bagi kepala sekolah dalam upaya peningkatan
kemampuan kepala sekolah baik yang terkait dengan
edukatif maupun manajemen sekolah dan pada akhirnya
dalam rangka peningkatan mutu pendidikan pada ruang
lingkup tugas dan tanggung jawab sekolah masing-masing
dan peningkatan mutu pada skala yang lebih luas yakni di
tingkat gugus.”

f. Kelompok Kerja Pengaas Sekolah

Menurut Dirjen Dikdasmen (Wahyu, 2011) Kelompok Kerja

Pengawas Sekolah (KKPS) adalah “sebagai wadah peningkatan

dan pembinaan kreativitas bagi para pengawas.”

Pengawas sekolah adalah tenaga kependidikkan profesional yang

diberi tugas dan tanggung jawab serta wewenang penuh untuk

melakukan pembinaan dan pengawasan pendidikan baik di tingkat

TK, SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA/SMK. Pengawas sekolah


16

melaksanakan fungsi supervisi pendidikan baik supervisi akademik

maupun supervisi managerial.

Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa yang

dimaksud dengan gugus Sekolah Dasar adalah sekelompok sekolah yang

terdiri dari 3-8 sekolah dengan memiliki tujuan yang sama untuk mencapai

peningkatan mutu pendidikan yang berada di suatu kecamatan di bawah

pengawasan Unit Pelaksana Tugas Dinas Pendidikan (UPTD) Kecamatan

yang terdiri dari Sekolah Dasar Inti, Sekolah Dasar Imbas, Pusat Kegiatan

Guru (PKG), Kelompok Kerja Guru (KKG), Kelompok Kerja Kepala

Sekolah (KKKS), Kelompok Kerja Pengawas Sekolah (KKPS).

Anda mungkin juga menyukai