Anda di halaman 1dari 13

SAPALA. Volume 9 Nomor 01 Tahun 2022, hlm.

192—204

REPRESENTASI KONFLIK SOSIAL DALAM FILM GUNDALA: NEGERI INI BUTUH PATRIOT
(Kajian Teori Konflik Ralf Dahrendorf)

Nur Cahyati (18020144011)


S1 Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya
nurcahyati.18011@mhs.unesa.ac.id

Dr. Heny Subandiyah, M. Hum.


Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya
henysubandiyah@unesa.ac.id

Abstrak
Tujuan penelitian ini mendeskripsikan konflik sosial dan perubahan sosial yang dialami oleh masyarakat
dalam film Gundala:Negeri Ini Butuh Patriot karya Joko Anwar. Untuk mengetahui konflik dan perubahan
sosial digunakan teori konflik Ralf Dahrendorf. Data yang digunakan berupa kutipan dialog dan adegan
yang menggambarkan adanya konflik dan perubahan sosial. Metode pengumpulan data yang digunakan
yaitu metode simak dan catat sedangkan metode analisis yang digunakan yaitu metode analisis isi (content
analysis). Hasil penelitian ini yaitu, konflik terjadi karena adanya ketidakadilan yang dilakukan oleh
kelompok yang berkuasa sebagai pemegang otoritas terhadap kelompok yang dikuasai. Konflik terjadi
antara buruh pabrik dan pemilik pabrik, buruh kebun dan pemilik kebun, pengurus panti dan anak-anak
yatim, pedagang dan preman pasar, mafia dan dewan legislatif, serta dewan legislatif dan rakyat. Konflik
tersebut memberikan dampak perubahan dalam struktur sosial, yaitu perubahan sebagian personel terjadi
dalam konflik antara buruh dan pemilik pabrik, preman dan pedagang pasar, serta mafia dan dewan
legislatif. Perubahan keseluruhan personel terjadi dalam konflik antara buruh kebun dan pemilik kebun,
pengurus panti dan anak-anak yatim, serta dewan legislatif dan rakyat.
Kata Kunci: konflik sosial, perubahan sosial, Ralf Dahrendorf, film Gundala.

Abstract
This study aims to describe social conflicts and social changes experienced by the community in the movie
Gundala: Negeri Ini Butuh Patriot by Joko Anwar. To find out conflict and social change, Ralf
Dahrendorf's conflict theory is used. The data used are in the form of dialogue quotes and scenes that
describe conflicts and social changes in the data sources. The data collection method used is the method of
listening and recording, while the method of analysis used is the method of content analysis. The results of
this study are, conflict occur because of injustice carried out by the rulling group as the authority holder,
against the controlled group. Conflicts occur between workers and factory owners, garden workers and
garden owners, caretakers of orphanages and orphans, traders and market thugs, the mafia and the
legislative council, legislative councils and the people. The conflict has the impact on changes in the social
structure, is a change in some of the personnel occurred in conflicts between workers and factory workers
thugs and market traders, the mafia and the legislative council. Changes in the whole personnel occurred
in the conflicts between garden workers and garden owners, caretakers of orphanages and orphans, as
well the legislative council and the people.
Keywords : social conflict, social change, Ralf Dahrendorf, Gundala movie.

menggambarkan kehidupan, dan kehidupan tersebut


PENDAHULUAN
merupakan representasi dari kehidupan nyata (Damono
Kehidupan sosial masyarakat sering kali dalam Mulyati, 2019:8). Dalam sebuah karya sastra
digambarkan dalam karya sastra. Segala permasalahan, banyak ditemukan gambaran representasi yang
peristiwa, maupun fenomena yang terjadi di dalam ditampilkan melalui alur cerita, konflik, tokoh, dan lain
masyarakat dapat ditemukan juga dalam rangkaian cerita sebagainya.
suatu karya sastra. Hal tersebut selaras dengan pendapat Konflik sosial menjadi salah satu permasalahan yang
dari Damono yang menyatakan bahwa karya sastra sering kali digambarkan dalam sebuah cerita. Dahrendorf
Representasi Konflik Sosial dalam Film Gundala

mengemukakan bahwa konflik akan selalu ada dalam konflik terjadi melalui relasi-relasi sosial yang
kehidupan masyarakat, karena terdapat perbedaan melibatkan individu maupun kelompok sosial yang saling
kekuasaan atau otoritas dalam posisi masyarakat yang terhubung. Faktor utama yang menentukan adanya
melatarbelakanginya (Dahrendorf dalam Rahmaniah, konflik sosial berasal dari perbedaan kekuasaan atau
2016:13). Perbedaan kekuasaan tersebut menjadikan otoritas (Tualeka, 2017:40). Hal tersebut karena berbagai
masyarakat memiliki kepentingan berbeda dalam posisi dalam struktur sosial masyarakat memiliki otoritas
bersosialisasi dan perbedaan tersebut memicu adanya yang berbeda-beda.
konflik sosial. Setelah adanya konflik sosial, maka akan Dahrendorf menyatakan bahwa otoritas bukan
terdapat perubahan yang terjadi didalamnya, karena berasal dari dalam diri individu, melainkan dari posisi
perubahan merupakan akibat dari adanya sebuah konflik. individu tersebut dalam struktur sosial. Sehingga ketika
Hubungan antara sastra dan masyarakat sendiri tidak individu berada di posisi struktur sosial atas maka
dapat terpisahkan, karena dalam suatu karya sastra individu tersebut memiliki kekuasaan dan wewenang
menggambarkan kenyataan serta dokumen sosial suatu untuk mengendalikan individu atau kelompok sosial di
masyarakat (Wellek dan Warren, 2016:110). Oleh karena bawahnya. Otoritas dalam struktur sosial masyarakat
itu, dalam penelitian ini digunakan pendekatan sosiologi tersebut menunjukkan adanya kelompok superordinasi
sastra untuk mendeskripsikan peristiwa atau fenomena dan kelompok subordinasi.
sosial masyarakat yang terdapat dalam sebuah film. Kekuasaan dan wewenang tersebut mampu
Menurut Boggs (dalam Mulyati, 2019:12) film dan mengelompokkan individu atau kelompok masyarakat
sastra mempunyai unsur yang sama, karena dalam kajian berada pada posisi atas dan posisi bawah dalam struktur
sastra populer film juga termasuk karya sastra. Hal sosial. Dengan adanya perbedaan posisi tersebut maka di
tersebut selaras dengan pernyataan Wahyudi (2017:38) dalam masyarakat akan selalu ada dua kelompok yang
yang menyatakan bahwa pada akhir abad ke-20 teks juga saling bertentangan, yaitu kelompok yang berkuasa dan
dapat dimaknai sebagai sesuatu yang baru, salah satunya kelompok yang dikuasai. Pertentangan tersebut terjadi
yaitu film karena antara film dan sastra sama-sama ketika kelompok yang berkuasa berusaha untuk
digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan mempertahankan status quo, sedangkan kelompok yang
kepada pembaca atau penonton. dikuasai berusaha untuk menciptakan perubahan atau
Sama halnya dengan karya sastra, film merupakan perkembangan (Maliki dalam Basid dan Sari, 2018:3).
hasil dari konstruksi realitas sosial, sehingga sebuah film Dahrendorf membedakan kelompok sosial menjadi
dapat dijadikan sebagai salah satu sarana dalam dua bagian, yaitu kelompok semu (quasi group) dan
memahami suatu fenomena sosial yang terjadi di kelompok kepentingan. Kelompok semu (quasi group)
kalangan masyarakat (Asri, 2020:6). Seperti dalam film adalah kelompok sosial yang anggotanya berada dalam
Gundala: Negeri Ini Butuh Patriot. posisi dan kepentingan yang sama. Anggota dari
Film Gundala merupakan film yang disutradarai dan kelompok semu berasal dari kelompok masyarakat pada
ditulis oleh Joko Anwar. Film tersebut berhasil mendapat posisi dikuasai yang mulai menyadari jika hak mereka
beberapa nominasi penghargaan dari Festival Film ditindas oleh kelompok berkuasa atau mendominasi.
Indonesia tahun 2019. Film tersebut menggambarkan Kepentingan yang dimiliki oleh kelompok semu bersifat
konflik sosial yang terjadi dalam masyarakat. Dimana tersembunyi dan rahasia, sehingga disebut sebagai
konflik dalam film tersebut digambarkan terjadi karena kepentingan laten (Dahrendorf dalam Iryawati, 2017:8).
adanya perbedaan kepentingan dan perlawanan yang Kelompok semu (quasi group) tersebut merupakan
dilakukan oleh kelompok dikuasai terhadap kelompok calon dari kelompok kepentingan (manifest group). Hal
berkuasa. Perlawanan terjadi karena adanya ketidakadilan tersebut dapat terjadi ketika kepentingan laten dari
dan penindasan yang dilakukan oleh kelompok berkuasa kelompok semu teraktualisasi, sehingga menjadi
selaku pemegang otoritas terhadap kelompok yang kepentingan manifes atau terwujudkan. Menurut
dikuasai. Dahrendorf (dalam Iryawati, 2017:8) kelompok
Untuk mendeskripsikan konflik dan perubahan sosial kepentingan (manifest group) memiliki struktur
dalam film Gundala, maka digunakan kajian teori konflik organisasi, tujuan, dan anggota. Dari adanya berbagai
Ralf Dahrendorf. Dahrendorf membedakan bentuk kelompok kepentingan yang berbeda-beda tersebut maka
konflik menjadi empat bentuk, yaitu konflik peran, akan muncul kelompok konflik.
konflik antar kelompok sosial, konflik antar kelompok Menurut Dahrendorf setelah terjadi konflik dalam
yang terorganisir dengan kelompok tidak terorganisir, masyarakat akan terjadi perubahan atau perkembangan
dan konflik antar satuan nasional (Heryansyah, 2017). sosial, karena konflik memiliki fungsi untuk memberikan
Dalam teori konflik, Dahrendorf memfokuskan perubahan. Dengan kata lain, perubahan sosial
perhatiannya terhadap struktur sosial secara luas karena

193
SAPALA. Volume 9 Nomor 01 Tahun 2022, hlm. 192—204

merupakan bentuk akibat dari terjadinya konflik Perspektif Ralf Dahrendorf" (Basid dan Sari, 2018).
(Sumartono, 2019:2-5). Persamaaan antara penelitian tersebut dengan penelitian
Perubahan dalam masyarakat akan terus terjadi, ini yaitu sama-sama menggunakan perspektif teori
karena pada dasarnya konflik akan terus ada dalam konflik dari Dahrendorf. Perbedaannya, dalam penelitian
kehidupan masyarakat, sehingga masyarakat akan terus tersebut menggunakan objek penelitian berupa novel Mei
mengalami perubahan. Dahrendorf menyatakan jika Hwa dan Sang Pelintas Zaman sedangkan penelitian ini
setelah terjadinya konflik maka perubahan yang terjadi menggunakan objek penelitian berupa film
adalah perubahan struktural. Perubahan struktural Gundala:Negeri Ini Butuh Patriot.
tersebut dibedakan menjadi dua, yaitu perubahan
keseluruhan personel dan perubahan sebagian personel METODE
(Kasim dan Nurdin, 2015:42-43). Jenis Penelitian
Perubahan keseluruhan personel merupakan Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian
perubahan yang dialami oleh seluruh individu yang deskriptif kualitatif, karena data yang dipaparkan berupa
berada dalam sebuah kelompok sosial, sedangkan susunan kata-kata, frasa, maupun kalimat. Data yang
perubahan sebagaian personel merupakan perubahan telah ditemukan tersebut diinterpretasi dan dipaparkan
yang dialami oleh seorang atau sebagian individu dalam secara deskriptif berdasarkan fakta secara faktual, aktual,
sebuah kelompok sosial. Perubahan-perubahan tersebut dan sistematis. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
dapat berupa perubahan tujuan dalam kelompok sosial, Bogdan dan Taylor (dalam Santosa, 2015:19) yang
pola interaksi sosial, kepribadian individu dalam mengemukakan bahwa penelitian kualitatif merupakan
kelompok sosial, dan lain sebagainya. suatu penelitian yang menghasilkan data dalam bentuk
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka deskriptif yang berupa susunan kalimat maupun kata-kata
permasalahan dalam penelitian ini yaitu, 1) Bagaimana secara tertulis berdasarkan objek penelitian yang diamati.
konflik sosial yang terjadi dalam film Gundala:Negeri Ini
Butuh Patriot?, 2) Perubahan sosial apa saja yang terjadi Data dan Sumber Data
setelah adanya konflik sosial dalam film Gundala:Negeri Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa
Ini Butuh Patriot?. Berdasarkan rumusan masalah maka adegan-adegan dan kutipan dialog dalam film, yang
tujuan penelitian ini yaitu 1) Mendeskripsikan konflik menunjukkan adanya bentuk konflik dan perubahan
sosial yang terdapat dalam film Gundala:Negeri Ini sosial.
Butuh Patriot, 2) Mendeskripsikan perubahan sosial yang Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
terjadi setelah adanya konflik sosial dalam film adalah film Gundala: Negeri Ini Butuh Patriot yang telah
Gundala:Negeri Ini Butuh Patriot. dirilis pada tahun 2019 dengan panjang durasi 1.59.47.
Penelitian ini relevan dengan beberapa penelitian Film tersebut merupakan film pertama dari Jagat Sinema
terdahulu. Pertama, dengan penelitian yang berjudul Bumilangit yang disutradarai dan ditulis oleh Joko
“ Membongkar Konsep Heroisme di Film Gundala” Anwar.
(Rachmad, 2020). Persamaan antara penelitian tersebut
dengan penelitian ini yaitu sama-sama menggunakan Teknik Pengumpulan Data
objek penelitian berupa film Gundala:Negeri Ini Butuh Dalam mengumpulkan data, penelitian ini
Patriot. Perbedaannya, penelitian tersebut menggunakan menggunakan teknik simak dan catat. Teknik simak dan
perspektif studi ekonomi politik media untuk mengetahui catat digunakan dalam penelitian ini karena sumber data
konsep heroisme dalam film sedangkan penelitian ini yang digunakan berupa film, sehingga untuk dapat
menggunakan perspektif teori konflik Dahrendorf untuk mengetahui data yang dibutuhkan, diperlukan teknik
mengetahui konflik sosial dalam film. menyimak dan mencatat poin-poin yang terdapat dalam
Kedua, “ Konflik Sosial dalam Novel 3 Srikandi sumber data tersebut.
Karya Silvarani (Kajian Konflik Ralf Dahrendorf)” Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam
(Iryawati, 2017). Persamaan antara penelitian tersebut mengumpulkan data secara simak dan catat dalam
dengan penelitian ini yaitu sama-sama menelaah konflik penelitian ini yaitu, 1) menyimak film Gundala: Negeri
sosial menggunakan teori konflik Dahrendorf dan Ini Butuh Patriot dengan teliti dan berulang-ulang, 2)
pendekatan sosiologi sastra. Perbedaannya, penelitian menentukan dialog dan adegan yang menggambarkan
tersebut menggunakan objek penelitian berupa novel adanya konflik dan perubahan sosial, 3) melakukan
sedangkan penelitian ini menggunakan objek penelitian pencatatan dan pengelompokkan data yang telah
berupa film. ditemukan.
Ketiga, "Konflik Sosial dalam Novel Mei Hwa dan
Sang Pelintas Zaman Karya Afifah Afra Berdasarkan Teknik Analisis Data
Representasi Konflik Sosial dalam Film Gundala

Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis isi Dalam konflik tersebut, dapat dilihat jika pemilik
(content analysis). Teknik analisis isi atau content pabrik berada di posisi atas dalam struktur sosial,
analysis digunakan dalam penelitian ini untuk menelaah sehingga memiliki otoritas untuk mengendalikan
dan mendeskripsikan data yang telah dikumpulkan para buruh yang berada di posisi bawah. Otoritas
sebelumnya secara terperinci. tersebut dapat dilihat dalam dialog pemilik pabrik
Adapun langkah-langkah dalam menganalisis pada menit ke 1.58-2.24 berikut,
penelitian ini yaitu, 1) melakukan reduksi data dengan “Berhenti. Saya mau perwakilan dari kalian masuk
mengamati dan mencatat adegan dan dialog dalam film bicara sama saya. Dengan satu syarat, yang lain
Gundala: Negeri Ini Butuh Patriot yang menggambarkan pada bubar”
konflik dan perubahan sosial, 2) melakukan seleksi data Berdasarkan kutipan dialog tersebut dapat
yang telah dikumpulkan, yang kemudian data-data dilihat jika pemilik pabrik memiliki kekuasaan dalam
tersebut disajikan berdasarkan dengan rumusan masalah mengendalikan para buruh. Dimana dalam adegan
penelitian, 3) menyimpulkan berdasarkan hasil analisis tersebut, pemilik pabrik berhasil menghentikan
terhadap data yang telah ditemukan, sehingga penelitian kericuhan unjuk rasa yang sedang terjadi, tanpa
ini dapat menghasilkan jawaban dari rumusan masalah harus bertemu secara langsung menemui para buruh,
penelitian. sedangkan para buruh yang berada pada posisi
bawah hanya bisa mengikuti perintah pemilik pabrik
HASIL DAN PEMBAHASAN dengan berhenti melakukan kericuhan dan
Konflik Sosial membubarkan diri masing-masing. Hal tersebut
Dalam film Gundala: Negeri Ini Butuh Patriot, menujukkan jika pemilik pabrik berusaha untuk
ditemukan representasi konflik sosial yang digambarkan mempertahankan status quo, sedangkan masyarakat
dalam adegan film. Konflik sosial tersebut diantaranya, yang berusaha menciptakan perubahan tunduk pada
yaitu : ketidakbebasan yang dipaksakan.
Konflik Antara Buruh dan Pemilik Pabrik Dahrendorf membedakan kelompok sosial
Konflik antara buruh dan pemilik pabrik terjadi menjadi dua, yaitu kelompok semu (quasi group)
karena adanya ketidakadilan yang dilakukan pemilik serta kelompok kepentingan (manifest group), dan
pabrik dalam memberikan upah kepada para buruh konflik terjadi karena adanya berbagai kelompok
yang dipimpin oleh ayah Sancaka, sehingga konflik kepentingan (manifest group). Dalam konflik
tersebut termasuk dalam bentuk konflik antar tersebut, para buruh dan pemilik pabrik tersebut
kelompok terorganisir dan tidak terorganisir. Konflik termasuk dalam kelompok kepentingan manifes,
tersebut dapat dilihat dalam adegan pertama pada karena kepentingan antara kedua pihak telah
menit ke 00.45, seperti berikut. teraktualisasi secara nyata. Dalam film tersebut para
buruh sebagai kelompok yang dikuasai telah
menyadari ketidakadilan yang dilakukan oleh
pemilik pabrik, sehingga untuk memperjuangkan hak
mereka yang ditindas oleh pemilik pabrik selaku
pemegang otoritas, mereka melakukan perlawanan
dengan berdemonstrasi. Hal tersebut dapat dilihat
dalam kutipan dialog ayah Sancaka pada menit ke
Gambar 1. Unjuk Rasa Buruh Pabrik 3.05 berikut,
“Bapak membela hak bapak, dan teman-teman
Menurut Dahrendorf, konflik terjadi karena bapak”
adanya relasi sosial yang saling terhubung. Dari Dalam konflik tersebut pemilik pabrik juga
konflik tersebut, relasi sosial dapat dilihat dalam termasuk dalam kelompok kepentingan karen
hubungan industrial antara buruh dan pemilik pabrik terdapat anggota, sistem pembagian kerja, tujuan,
yang saling terhubung namun memiliki tujuan atau dan kepentingan yang dapat dilihat secara nyata dan
kepentingan berbeda. terwujud. Dimana kepentingan tersebut yaitu untuk
Dahrendorf mengemukakan jika konflik terjadi mendapatkan keuntungan lebih besar, sedangkan
karena adanya perbedaan otoritas dan kepentingan sistem pembagian kerja dapat dilihat dalam dialog
dalam struktur sosial dan kelompok sosial yang ayah Sancaka pada menit ke 01.05
berada di posisi atas (berkuasa) selaku pemegang “Petugas keamanan juga sama kayak kita, mereka
otoritas, memiliki kekuasaan dan wewenang untuk pekerja”
mengendalikan kelompok dibawahnya (dikuasai).

195
SAPALA. Volume 9 Nomor 01 Tahun 2022, hlm. 192—204

Berdasarkan dialog tersebut dapat dilihat jika buruh yang berada di posisi bawah tidak memiliki
terdapat sistem pembagian kerja yang terdapat dalam kekuasaan atau wewenang untuk mengubah atau
kelompok kepentingan pemilik pabrik dalam mengendalikan keputusan dari pemilik kebun. Hal
mengelola pabrik, diantaranya yaitu adanya petugas tersebut menunjukkan jika pemilik pabrik dalam
keamanan yang memiliki tugas untuk menjaga kelompok berkuasa berusaha mempertahankan status
keamanan pabrik, buruh pabrik yang bertugas untuk quo dengan menolak keinginan para buruh,
melakukan produksi dalam pabrik, dan lain sedangkan para buruh yang berada dalam kelompok
sebagainya. dikuasai tunduk dalam ketidakbebasan yang
Konflik serupa juga digambarkan dalam film dipaksakan.
tersebut, namun dalam latar waktu dan tempat yang Dahrendorf membedakan kelompok sosial
berbeda. Seperti pada konflik berikut, menjadi dua, yaitu kelompok semu (quasi group)
dan kelompok kepentingan (manifest group). Dalam
Konflik Antara Buruh dan Pemilik Kebun konflik tersebut, pemilik kebun termasuk dalam
Konflik antara buruh dan pemilik kebun tersebut kelompok kepentingan (manifest group), karena
terjadi karena adanya ketidakadilan dalam pemberian mereka memiliki sistem pembagian kerja, tujuan,
upah kepada buruh kebun yang tidak sebanding dan kepentingan yang nyata dan telah teraktualisasi.
dengan jam kerja yang terlalu berlebihan, sehingga Dimana tujuan dan kepentingan tersebut yaitu untuk
konflik tersebut termasuk dalam bentuk konflik antar mendapatkan keuntungan lebih besar. Selain itu,
kelompok terorganisir dan tidak terorganisir. Konflik pemilik kebun juga memiliki sistem pembagian kerja
tersebut dapat dilihat dalam adegan pada menit ke yang jelas dalam tiap bagian. Hal tersebut dapat
29.30 seperti berikut, dilihat dalam adegan pada menit ke 29.13,

Gambar 2. Unjuk Rasa Buruh Kebun Gambar 3. Pembagian Kerja

Menurut Dahrendorf, konflik dapat terjadi Dalam adegan tersebut dapat dilihat jika
ketika terdapat relasi sosial yang saling terhubung. terdapat sistem pembagian kerja dalam mengelola
Berdasarkan kutipan adegan tersebut dapat dilihat kebun yaitu, bagian untuk mengelola kebun, bagian
jika konflik terjadi karena adanya relasi antara buruh untuk memindahkan hasil kebun ke atas kendaraan
dan pemilik kebun dalam hubungan industrial yang pengangkut, dan bagian yang mendistribusikan hasil
saling terhubung dalam kegiatan pengelolaan kebun kebun. Sedangkan buruh kebun termasuk dalam
namun memiliki kepentingan yang berbeda. kelompok semu (quasi group), karena buruh kebun
Dahrendorf mengemukakan jika konflik terjadi yang merupakan kelompok dikuasai mulai
karena adanya perbedaan otoritas dan kepentingan menyadari ketidakadilan yang dilakukan oleh
dalam struktur sosial. Dalam konflik tersebut, dapat pemilik kebun. Oleh karena itu, salah satu buruh
dilihat jika pemilik kebun berada pada posisi atas tersebut memiliki tujuan dan kepentingan untuk
dalam struktur sosial, sehingga pemilik kebun melakukan perlawanan dengan aksi kambing hitam
memiliki otoritas terhadap para buruh kebun yang terhadap pemilik kebun secara tersembunyi,
berada pada posisi bawah. Otoritas tersebut dapat sehingga kepentingan tersebut dianggap sebagai
dilihat dalam dialog Ridwan Bahri pada menit ke kepentingan laten. Kepentingan laten tersebut
29.15-29.19 menjadi kepentingan manifes ketika para buruh
“Suatu saat para pekerja perkebunan meminta kebun melakukan aksi pemberontakan kepada
pengurangan jam kerja, tapi tidak dikabulkan” pemilik kebun. Oleh karena itu, buruh kebun
Berdasarkan dialog tersebut, dapat dilihat jika berganti menjadi kelompok kepentingan (manifest
pemilik kebun memiliki otoritas terhadap para buruh group), dan adanya berbagai kelompok kepentingan
kebun, sehingga mereka memiliki kekuasaan untuk tersebut maka terjadilah konflik.
mengendalikan para buruh dan wewenang untuk
menolak keinginan para buruh, sedangkan para
Representasi Konflik Sosial dalam Film Gundala

Konflik Antara Pengurus Panti Asuhan dan dan memanfaatkan anak-anak yatim dengan menjual
Anak-Anak Yatim dan mempekerjakan mereka, sedangkan anak-anak
Konflik tersebut terjadi karena adanya yatim termasuk dalam kelompok semu (quasi
penganiayaan dan kekerasan yang dilakukan oleh group). Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan
pengurus panti terhadap anak-anak yatim yang dialog pada menit ke 32.35 berikut,
berada di panti asuhan, sehingga konflik tersebut “Pengkor lalu mengorganisasi anak-anak yatim itu,
termasuk dalam bentuk konflik antar kelompok merencanakan pemberontakan”
terorganisir dan tidak terorganisir. Konflik tersebut Berdasarkan kutipan dialog tersebut dapat
dapat dilihat pada menit ke 32.25 seperti pada dilihat jika anak-anak yatim yang berada dalam
adegan berikut, posisi dikuasai mulai menyadari kekejaman yang
dilakukan oleh pengurus panti selaku pihak yang
berkuasa, sehingga anak-anak yatim yang dipimpin
oleh Pengkor tersebut mulai merencakan perlawanan
secara tersembunyi dan rahasia untuk menciptakan
perubahan terhadap kekejaman yang dilakukan
pengurus panti. Hal tersebut menunjukkan jika
kepentingan dari anak-anak yatim merupakan
Gambar 4. Penganiayaan anak-anak yatim kepentingan laten. Kepentingan laten tersebut
kemudian teraktualisasi melalui tindakan perlawanan
Menurut Dahrendorf, konflik dapat terjadi anak-anak yatim yang dapat dilihat dalam kutipan
ketika terdapat relasi sosial yang saling terhubung. adegan pada menit ke 32.47 berikut,
Dalam adegan tersebut dapat dilihat relasi yang
terjalin antara pengurus panti dan anak-anak yatim
yang saling terhubung namun memiliki kepentingan
berbeda.
Dahrendorf mengemukakan jika konflik terjadi
karena adanya perbedaan otoritas dan kepentingan
dalam struktur sosial. Dalam konflik tersebut, dapat
dilihat jika pengurus panti berada pada posisi atas, Gambar 5. Aktualisasi perlawanan anak-anak yatim
sehingga memiliki otoritas tinggi terhadap anak-anak
yatim yang berada pada posisi bawah dalam struktur Berdasarkan kutipan adegan tersebut dapat
sosial. Otoritas tersebut dapat dilihat dalam dialog dilihat jika anak-anak yatim yang termasuk dalam
Ridwan Bahri pada menit ke 32.28 berikut, kelompok semu (quasi group) mulai mewujudkan
“Banyak anak-anak yang tinggal disana dijual atau kepentingan laten mereka, sehingga kepentingan
dipekerjakan dengan kejam” tersebut menjadi kepentingan manifes dan anak-anak
Berdasarkan kutipan dialog tersebut yatim tersebut termasuk dalam kelompok
menunjukkan jika pengurus panti memiliki kepentingan.
kekuasaan dalam mengendalikan maupun
memperlakukan anak-anak yatim dan memiliki Konflik Antara Preman dan Pedagang Pasar
wewenang untuk menyiksa, menjual, atau Konflik tersebut terjadi karena adanya
mempekerjakan anak-anak yatim tersebut. Oleh penindasan yang dilakukan oleh preman pasar
karena itu, anak-anak yatim yang berada pada terhadap para pedagang, sehingga konflik tersebut
kelompok yang dikuasai melakukan perlawanan termasuk dalam bentuk konflik antar kelompok
terhadap pengurus panti untuk menciptakan sosial. Konflik tersebut dapat dilihat pada menit ke
perubahan. Perlawanan tersebut dilakukan dengan 52.57, seperti dalam adegan berikut,
menyiksa hingga membunuh para pengurus panti.
Dahrendorf membedakan kelompok sosial
menjadi dua, yaitu kelompok semu (quasi group)
dan kelompok kepentingan (manifest group). Dalam
konflik tersebut pengurus panti termasuk dalam
kelompok kepentingan karena memiliki anggota dan
tujuan yang nyata dan terwujudkan. Dimana tujuan
dari pengurus panti tersebut yaitu untuk menganiaya Gambar 6. Preman dan Pedagang Pasar

197
SAPALA. Volume 9 Nomor 01 Tahun 2022, hlm. 192—204

Menurut Dahrendorf, konflik dapat terjadi


ketika terdapat relasi sosial yang saling terhubung.
Dari adegan tersebut dapat dilihat jika konflik terjadi
karena adanya relasi sosial antara preman dan
pedagang pasar yang saling terhubung dengan
kepentingan yang berbeda.
Dahrendorf mengemukakan jika konflik terjadi Gambar 7. Kesadaran pedagang pasar
karena adanya perbedaan otoritas dan kepentingan
dalam struktur sosial. Dari konflik tersebut dapat Berdasarkan kutipan adegan tersebut dapat
dilihat jika preman pasar berada pada posisi atas dilihat jika pedagang pasar sebagai kelompok yang
karena memiliki pemimpin yang menjabat menjadi dikuasai telah menyadari penindasan yang dilakukan
dewan legislatif, yaitu Ganda Hamdan, sehingga oleh preman selaku pihak berkuasa, sehingga para
preman pasar memiliki otoritas tinggi dibandingkan pedagang pasar yang dibantu oleh Sancaka dan
pedagang pasar yang berada pada posisi bawah. Hal Wulan mulai merencakan perlawanan terhadap
tersebut dapat dilihat dalam dialog antara Wulan dan preman pasar. Hal tersebut menunjukkan jika
Sancaka pada menit ke 1.59.47 kepentingan mereka bersifat kepentingan laten
“Preman-preman ini mereka hanya orang suruhan, karena kepentingan tersebut belum teraktualisasi.
bos mereka namanya Ganda Hamdan, anggota Kepentingan laten tersebut menjadi kepentingan
legislatif dan ketua preman” manifes ketika para pedagang, Sancaka, dan Wulan
Otoritas tersebut menjadikan para preman melakukan perlawanan terhadap preman pasar dan
memiliki kekuasaan untuk mengendalikan para mendatangi tepat tinggal preman pasar atas tindakan
pedagang dan memiliki wewenang untuk melakukan pembakaran pasar. Dari perlawanan tersebut,
pemalakan terhadap pedagang pasar. Dari struktur pedagang pasar termasuk dalam kelompok
sosial tersebut, dapat diketahui jika preman pasar kepentingan, karena kepentingan mereka telah
termasuk ke dalam kelompok yang berkuasa, teraktualisasi.
sedangkan para pedagang termasuk ke dalam
kelompok yang dikuasai. Oleh karena itu, para Konflik Antara Mafia dan Dewan Legislatif
pedagang berusaha melakukan perlawanan untuk Konflik tersebut terjadi karena adanya sabotase
mendapatkan perubahan terhadap penindasan yang yang dilakukan oleh oknum petugas Badan
dilakukan oleh preman pasar, sedangkan preman Persediaan Beras Nasional (BPBN) yang merupakan
pasar yang berada dalam kelompok yang berkuasa orang suruhan dari mafia, untuk menyuntikkan
berusaha untuk tetap mempertahankan status quo serum amoral ke dalam beras. Dimana serum
dengan tetap melakukan penindasan kepada para tersebut diketahui dapat memengaruhi otak janin
pedagang sesuai dengan perintah pemimpinnya. sehingga bayi-bayi yang lahir dari ibu yang
Dahrendorf membedakan kelompok sosial mengkonsumsi beras tersebut dapat terlahir tanpa
menjadi dua, yaitu kelompok semu (quasi group) memiliki moral. Konflik tersebut termasuk dalam
dan kelompok kepentingan (manifest group). Dalam bentuk konflik antar satuan nasional. Hal tersebut
konflik tersebut preman termasuk dalam kelompok dapat dilihat dalam adegan pada menit ke 50.25.
kepentingan, karena anggota, tujuan, dan
kepentingan mereka bersifat nyata dan telah
terwujud. Dimana preman tersebut memiliki
kepentingan dan tujuan untuk mengendalikan
pedagang pasar dengan melakukan pemalakan dan
penindasan kepada para pedagang, sedangkan
pedagang pasar termasuk dalam kelompok semu
(quasi group). Hal tersebut dapat dilihat dalam Gambar 8. Tindakan sabotase oleh oknum
adegan pada menit ke 52.12 berikut,
Menurut Dahrendorf, konflik dapat terjadi
ketika terdapat relasi sosial yang saling terhubung.
Dari konflik tersebut dapat dilihat relasi sosial yang
terjadi dalam hubungan antara mafia, dewan
legislatif dan rakyat. Mafia dikenal sebagai
Representasi Konflik Sosial dalam Film Gundala

kelompok sosial yang tidak memiliki rasa takut dan dan kelompok kepentingan (manifest group). Dalam
selalu melakukan hal-hal yang ilegal dalam suatu konflik tersebut mafia termasuk dalam kelompok
negara. kepentingan, karena digambarkan memiliki anggota,
Dahrendorf mengemukakan jika konflik terjadi tujuan, dan kepentingan yang nyata dan terwujudkan.
karena adanya perbedaan otoritas dan kepentingan Dimana dalam film tersebut kelompok mafia yang
dalam struktur sosial. Dalam konflik tersebut para memiliki kekuasaan memiliki tujuan untuk
mafia digambarkan memiliki otoritas tinggi mengendalikan dewan legislatif dan masyarakat dan
dibandingkan dewan legislatif. Hal tersebut dapat tujuan atau kepentingan tersebut telah teraktualisasi,
dilihat dalam dialog Pengkor dan Ganda Hamdan sedangkan dewan legislatif dalam konflik tersebut
pada menit ke 49.15 berikut, berada pada kelompok semu (quasi group). Hal
"Saya menjadikan kamu anggota legislatif karena tersebut dapat dilihat dalam kutipan adegan pada
saya fikir kamu bisa mengendalikan daerah kamu" menit ke 1.10.56 berikut,
Berdasarkan dialog tersebut, Pengkor yang
merupakan ketua dari mafia, memiliki wewenang
untuk menjadikan anak buahnya menjadi salah satu
anggota dewan legislatif dan memiliki kekuasaan
untuk mengendalikan pemerintahan, seperti dalam
adegan berikut,

Gambar 10. Rapat tersembunyi rumah perdamaian

Berdasarkan kutipan adegan tersebut dapat


dilihat jika beberapa dewan legislatif yang tergabung
dalam kelompok rumah perdamaian melakukan rapat
secara rahasia dan tersembunyi untuk melawan para
Gambar 9. Kekuasaan Pengkor mafia, sehingga kepentingan tersebut bersifat laten.
Kepentingan laten tersebut menjadi kepentingan
Dalam adegan tersebut, dapat dilihat kekuasaan manifest ketika dewan legislatif berhasil
Pengkor yang dapat mengendalikan pemerintah, mendistribusikan obat penangkal amoral dan
dimana ia dapat membunuh dengan mudah para mengalahkan Pengkor selaku ketua mafia. Selain itu,
anggota dewan legislatif yang menentang atau tidak dewan legislatif juga memiliki struktur organisasi
sejalan dengan tujuannya. Kekuasaan tersebut juga dan anggota. Hal tersebut dapat dilihat dalam adegan
dilatarbelakangi oleh anak buah Pengkor yang sudah pada menit ke 1.29.30 berikut,
dilatih sebagai pembunuh. Kekuasaan Pengkor
tersebut juga dapat dilihat dalam dialog antara
Sancaka dan Pak Agung pada menit ke 17.20
“Kalau pun mereka mau, mereka akan berhadapan
dengan Pengkor, mafia yang menguasai legislatif”
Dari otoritas yang dimiliki oleh kelompok
mafia, dapat diketahui jika kelompok tersebut
termasuk dalam kelompok yang berkuasa, sedangkan Gambar 11. Struktur Organisasi Dewan Legislatif
dewan legislatif termasuk dalam kelompok yang
dikuasai. Dari kutipan dialog tersebut juga dapat Dalam kutipan adegan tersebut dapat dilihat
dilihat jika dewan legislatif yang berada dalam adanya struktur organisasi dimana dalam kelompok
kelompok yang dikuasai memiliki kepentingan untuk terdapat beberapa bagian dengan tugasnya masing-
melakukan perlawanan dengan berusaha menemukan masing. Konflik tersebut menimbulkan konflik baru
penangkal dari serum tersebut, sedangkan mafia yang terjadi antara rakyat dengan pemerintah.
yang berada dalam kelompok yang berkuasa
memiliki kepentingan untuk tetap mempertahankan Konflik Antara Rakyat dan Dewan Legislatif
status quo dengan menghalangi diedarkannya obat Konflik tersebut terjadi setelah adanya bocoran
penangkal serum amoral tersebut. video yang menunjukkan jika beras yang diedarkan
Dahrendorf membedakan kelompok sosial oleh negara terkontaminasi serum amoral, dimana
menjadi dua, yaitu kelompok semu (quasi group) kejadian tersebut merupakan rencana licik dari

199
SAPALA. Volume 9 Nomor 01 Tahun 2022, hlm. 192—204

Pengkor, yang merupakan ketua dari mafia, untuk serum amoral, sesuai dengan aspirasi atau keinginan
membuat rakyat dan dewan legislatif berseteru, rakyat.
sehingga konflik tersebut termasuk dalam bentuk Dahrendorf membedakan kelompok sosial
konflik antar kelompk terorganisir dan tidak menjadi dua, yaitu kelompok semu (quasi group)
terorganisir. Konflik tersebut dapat dilihat dalam dan kelompok kepentingan (manifest group). Dalam
adegan pada menit ke 1.02.50 berikut, konflik tersebut dewan legislatif dan masyarakat
termasuk dalam kelompok kepentingan manifes,
karena kepentingan kedua pihak tersebut telah
teraktualisasi. Dimana dewan legislatif memiliki
tujuan dan kepentingan untuk menjaga kesejahteraan
rakyat. Oleh karena itu, dewan legislatif memberikan
kebijakan untuk mengeluarkan obat penangkal
amoral. Selain itu dewan legislatif juga memiliki
Gambar 12. Bocoran video BPBN anggota dan struktur organisasi yang jelas dan
dikenali.
Menurut Dahrendorf, konflik dapat terjadi Masyarakat dalam konflik tersebut juga
ketika terdapat relasi sosial yang saling terhubung. termasuk dalam kelompok kepentingan manifes
Dalam konflik tersebut dapat dilihat hubungan relasi karena kepentingan mereka telah teraktualisasi. Hal
sosial yang terjalin antara rakyat dan dewan tersebut dapat dilihat dalam kutipan adegan pada
legislatif. menit ke 1.16.09. Dimana kepentingan tersebut yaitu
Dahrendorf mengemukakan jika konflik terjadi untuk mendapatkan obat penangkal amoral dan
karena adanya perbedaan otoritas dalam struktur untuk mendapatkan obat tersebut masyarakat
sosial. Dari konflik tersebut dapat dilihat jika dewan mendesak pemerintah untuk segera mengeluarkan
legislatif memiliki otoritas lebih tinggi daripada kebijakan pengedaran obat penangkal amoral dengan
rakyat, sehingga dewan legislatif memiliki melakukan demonstrasi.
wewenang dalam memberikan keputusan untuk
mengedarkan atau menguji lebih lanjut obat Perubahan Sosial
penangkal dari serum amoral tersebut kepada rakyat, Perubahan sosial merupakan bentuk akibat dari
sehingga dapat diketahui jika dewan legislatif berada terjadinya konflik. Dahrendorf membedakan perubahan
pada posisi atas, sedangkan rakyat berada pada posisi menjadi dua, yaitu perubahan sebagian personel dan
bawah dalam struktur sosial. Oleh karena itu, dewan perubahan keseluruhan personel. Perubahan tersebut,
legislatif termasuk dalam kelompok yang berkuasa yaitu:
sedangkan rakyat termasuk dalam kelompok yang Perubahan Sebagian Personel
dikuasai. Hal tersebut dapat dilihat dalam adegan Perubahan sebagian personel dialami oleh
pada menit ke 1.3.41 berikut, seorang atau sebagian individu dalam sebuah
kelompok sosial yang berupa perubahan tujuan
dalam kelompok sosial, pola interaksi sosial,
kepribadian individu dalam kelompok sosial, dan
lain sebagainya. Dalam film Gundala dapat dilihat
dalam konflik yang terjadi antara buruh dan pemilik
pabrik. Hal tersebut dapat dilihat dalam dialog antara
ibu Sancaka dengan istri dari salah satu buruh pada
Gambar 13. Unjuk rasa masyarakat menit ke 5.45 berikut,
"Berapa kalian di bayar untuk mengkhianati teman
Berdasarkan kutipan adegan tersebut, dapat kalian"
dilihat jika rakyat sebagai kelompok yang dikuasai "Kami butuh uang"
berusaha menciptakan perubahan dengan melakukan Dari kutipan dialog tersebut dapat dilihat jika
unjuk rasa kepada pemerintah untuk segera perubahan terjadi ketika pemilik pabrik selaku
mengeluarkan obat penangkal amoral, dan dewan pemegang otoritas menyuap beberapa buruh untuk
legislatif yang berada dalam kelompok yang bekerja sama dengan pihaknya karena kebutuhan
berkuasa berusaha untuk tetap mempertahankan ekonomi yang mendesak, beberapa buruh tersebut
status quo dengan meloloskan obat penangkal dari menerima tawaran pemilik pabrik dengan mengubah
tujuan mereka. Dari yang awalnya menyerukan
Representasi Konflik Sosial dalam Film Gundala

perubahan atas ketidakadilan yang dilakukan oleh "Daripada jadi preman pasar, keliling-keliling sana-
pemilik pabrik, kemudian berganti menjadi sini, malak, aduh capek. Mending disini, bisa dapat
mendukung kebijakan pemilik pabrik. Dari konflik duit"
tersebut terjadi kehancurkan dalam kesatuan Berdasarkan kutipan tersebut dapat dilihat
kelompok. perubahan perilaku dan interaksi beberapa preman
Selain tujuan, perubahan tersebut juga pasar dengan masyarakat yang semakin membaik
memengaruhi hubungan interaksi antara keluarga setelah melepaskan pekerjaannya sebagai preman
buruh dengan keluarga Sancaka. Hal tersebut dapat pasar. Perubahan tersebut juga dilatarbelakangi
dilihat dalam adegan pada menit ke 12.48 berikut, dengan adanya faktor ekonomi. Hal tersebut
menunjukkan jika konflik dapat mengubah
kepribadian seseorang dan memperkuat hubungan
solidaritas antara dua kelompok yang saling
berseteru.
Perubahan sebagian personel juga dapat dilihat
dalam konflik yang terjadi antara mafia dan dewan
legislatif. Hal tersebut karena banyak anggota dari
Gambar 14. Perubahan interaksi sosial dewan legislatif yang mendukung dan tunduk kepada
Pengkor, karena Pengkor memiliki kekuasaan
Dalam kutipan adegan tersebut terlihat terhadap dewan legislatif. Namun, beberapa anggota
perubahan interaksi sosial antara kedua keluarga, dewan legislatif yang tergabung dalam “ Rumah
dari yang awalnya berhubungan erat menjadi Perdamaian” menentang tujuan dan kepentingan
renggang. Kerenggangan tersebut dapat dilihat dari Pengkor dan melakukan perlawanan yang juga
sikap Sancaka yang membuang makanan pemberian bekerjasama dengan Sancaka. Perlawanan tersebut
dari keluarga salah satu buruh. dimenangkan oleh dewan legislatif dengan
Perubahan sebagian personel juga terdapat dikalahkannya Pengkor sebagai ketua dari mafia. Hal
dalam konflik yang terjadi antara preman dan tersebut dapat dilihat dalam adegan pada menit ke
pedagang pasar. Perubahan tersebut terjadi setelah 1.44.52 berikut,
adanya insiden pembakaran pasar, yang diduga oleh
Sancaka, Wulan, dan para pedagang sebagai
tindakan dari preman. Para preman yang merasa jika
kejadian tersebut bukan ulah dari perbuatan mereka,
melakukan pembelaan dengan memberikan
informasi pelaku yang sebenarnya kepada Sancaka
dan Wulan. Adegan tersebut dapat dilihat dalam
adegan pada menit ke 1.13.50 berikut, Gambar 16. Kemenangan dewan legislatif

Dari perlawanan tersebut dapat dilihat


perubahan struktur sosial, dimana dewan legislatif
yang berada dalam kelompok yang dikuasai berubah
menjadi kelompok yang berkuasa setelah
kemenangannya melawan Pengkor yang merupakan
ketua dari para mafia.
Gambar 15. Perubahan perilaku dan interaksi preman
Perubahan Keseluruhan Personel
Dari adegan tersebut dapat dilihat perubahan Perubahan keseluruhan personel dialami oleh
hubungan interaksi sosial yang terjadi antara seluruh individu yang berada dalam sebuah
keduanya, dimana setelah adanya kejadian tersebut kelompok sosial yang berupa perubahan tujuan
hubungan interaksi antara keduanya semakin dalam kelompok sosial, pola interaksi sosial,
membaik. Selain itu, juga terdapat perubahan kepribadian individu dalam kelompok sosial, dan
perilaku dari beberapa preman. Hal tersebut dapat lain sebagainya. Dalam film Gundala dapat dilihat
dilihat dari dialog pada menit ke 1.54.00 berikut, dalam konflik yang terjadi antara buruh perkebunan
dan pemilik kebun, yang dapat dilihat dalam adegan
pada menit ke 30.05 berikut,

201
SAPALA. Volume 9 Nomor 01 Tahun 2022, hlm. 192—204

dimenangkan oleh anak-anak yatim, kepemimpinan


berganti alih kepada Pengkor yang juga termasuk
dalam salah satu anak dalam panti tersebut. Selain
itu, latar belakang Pengkor yang merupakan anak
dari pemilik kebun menjadikan dia memiliki otoritas
tinggi dibandingkan anak-anak yatim lainnya dan
dari kekayaan tersebut Pengkor berhasil
Gambar 17. Pemberontakan buruh kebun menyekolahkan dan memimpin anak-anak tersebut
untuk menjadi tentara pembunuh yang terlatih.
Berdasarkan kutipan adegan tersebut dapat Seperti dalam kutipan dialog Ridwan Bahri pada
dilihat jika perubahan terjadi setelah adanya aksi menit ke 33.14 dan 1.25.57 berikut,
kambing hitam yang dilakukan oleh salah satu buruh "Ada yang bilang anak-anak yatim itu dia
kepada pemilik kebun sebagai bentuk perlawanan sekolahkan menjadi apa saja yang mereka mau,
terhadap kebijakan pemilik kebun yang menolak dan mereka menjadi tentara Pengkor kapan saja
keinginan para buruh untuk mendapatkan upah dan dibutuhkan"
jam kerja yang sesuai. Tindakan tersebut berhasil "Saya pikir hanya isapan jempol, anak-anak
memancing amarah para buruh, sehingga terjadi yatim asuhan Pengkor yang dilatih untuk jadi
kerusuhan yang dilakukan para buruh. pembunuh"
Hal tersebut menunjukkan bahwa dari adanya Berdasarkan kutipan tersebut dapat dilihat jika
konflik tersebut terjadi perubahan kepribadian para telah terjadi perubahan struktur sosial, dimana
buruh dari yang awalnya berbesar hati menjadi Pengkor dan anak-anak dalam panti asuhan yang
agresif dan bersifat anarkis terhadap kebijakan yang termasuk dalam kelompok dikuasai berhasil
diputuskan oleh pemilik kebun. Dimana para buruh mengubah struktur sosialnya menjadi kelompok yang
kebun yang awalnya menerima kebijakan dari berkuasa. Selain itu, dari adanya konflik tersebut
pemilik kebun, mengubah tujuannya dengan menunjukkan adanya perubahan kepribadian individu
melakukan perlawanan terhadap pemilik kebun anak-anak yatim dari yang awalnya pendiam menjadi
dengan membakar habis rumah beserta orang-orang agresif, kejam, dan beringas.
yang berada dalam rumah tersebut. Perubahan kesluruhan personel juga dapat
Selain itu, dari konflik tersebut juga terdapat dilihat dalam konflik yang terjadi antara rakyat dan
perubahan alih kepemilikan perkebunan, dimana hak dewan legislatif. Perubahan tersebut dapat dilihat
milik tersebut berganti kepada Pengkor selaku anak dari kutipan dialog Pengkor pada menit ke 1.44.48
dari pemilik kebun. Hal tersebut dapat dilihat dalam berikut,
dialog Ridwan Bahri pada menit ke 33.10 berikut, "Saya membuat rakyat dan para wakilnya bersatu"
"Tak lama, Pengkor berhasil mendapatkan harta Dari kutipan dialog tersebut dapat dilihat jika
ayahnya" terjadi perubahan dalam pola interaksi sosial antara
Perubahan keseluruhan personel juga terdapat dewan legislatif dan rakyat, dimana dengan adanya
dalam konflik yang terjadi antara pengurus panti dan konflik tersebut antara dewan legislatif dan Sancaka
anak-anak yatim. Perubahan tersebut terjadi setelah sebagai rakyat saling bekerjasama untuk
para anak yatim dalam panti tersebut melakukan mengalahkan dan menggagalkan rencana dari para
perlawanan dan berhasil memenangkan perlawanan mafia. Selain itu, dari adanya konflik tersebut rakyat
tersebut. Perlawanan tersebut dapat dilihat dalam yang awalnya tidak memercayai pemerintah
adegan pada menit ke 32.40 berikut, mengubah pandangannya setelah pemerintah
mendengarkan aspirasi mereka, sehingga adanya
konflik tersebut dapat memperkuat hubungan
solidaritas antara pemerintah dengan masyarakat

PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis yang dipaparkan, dapat
Gambar 18. Kemenangan anak-anak yatim dilihat representasi konflik sosial yang digambarkan
dalam film Gundala. Konflik tersebut terjadi karena
Dari perlawanan tersebut terjadi perubahan adanya ketidakadilan yang dilakukan oleh kelompok
struktur kepemimpinan, dimana setelah perlawanan berkuasa sebagai pemegang otoritas terhadap kelompok
Representasi Konflik Sosial dalam Film Gundala

yang dikuasai, sehingga memicu perlawanan yang Berdasarkan penelitian yang telah dipaparkan
dilakukan oleh kelompok dikuasai untuk menciptakan tersebut terdapat beberapa saran untuk peneliti
perubahan. Representasi konflik sosial yang digambarkan selanjutnya, yaitu diharapkan untuk peneliti selanjutnya
dalam film, yaitu konflik antara buruh dan pemilik dapat meneliti dari sudut pandang teori lain, karena
pabrik. Konflik tersebut terjadi karena adanya terdapat aspek-aspek lainnya yang dapat diteliti di luar
ketidakadilan yang dilakukan oleh pemilik pabrik dalam kacamata sosiologi. Selain itu, film tersebut juga
memberikan upah kepada para buruh. Konflik serupa tergolong masih baru, sehingga belum banyak penelitian
juga terjadi antara buruh dan pemilik kebun. Adanya yang membahas film tersebut. Untuk peneliti yang akan
konflik tersebut karena ketidakadilan yang dilakukan menggunakan teori konflik Dahrendorf, diharapkan untuk
oleh pemilik kebun dalam memberikan upah dan jam terlebih dahulu memahami secara mendalam teori konflik
kerja kepada buruh kebun. yang dikemukakan oleh Dahrendorf agar menghasilkan
Selain itu, juga digambarkan konflik antara pengurus penelitian yang lebih baik.
panti dan anak-anak yatim yang terjadi karena adanya
penganiayaan dan kekejaman yang dilakukan oleh DAFTAR PUSTAKA
pengurus panti. Konflik selanjutnya yaitu antara preman
Anwar, Joko. 2019. Gundala: Negeri Ini Butuh Patriot.
dan pedagang pasar, konflik tersebut terjadi karena
Jakarta: Jagat Sinema Bumilangit
adanya penindasan dan pemalakan yang dilakukan oleh
preman pasar. Dalam film tersebut juga digambarkan Asri, Rahman. 2020. Membaca Film Sebagai Sebuah
konflik antara mafia dan dewan legislatif, dimana konflik Teks: Analisis Isi Film “ Nanti Kita Cerita Tentang
tersebut terjadi karena adanya tindakan sabotase yang Hari Ini (NKCTHI)” . Jurnal Al Azhar Indonesia Seri
dilakukan oleh mafia untuk memperkeruh hubungan Ilmu Sosial. Vol. 1, No. 2
dewan legislatif dengan rakyat. Oleh karena itu, dalam Basid, Abdul dan Merty Karlina Sari. 2018. Konflik
film tersebut juga digambarkan konflik antara dewan Sosial dalam Novel Mei Hwa dan Sang Pelintas
legislatif dan rakyat, dimana masyarakat memercayai Zaman Karya Afifah Afra Berdasarkan Perspektif
tindakan sabotase tersebut dan menuntut pemerintah Ralf Dahrendorf. Jurnal Pena Indonesia. Vol. 4, No. 1
untuk segera mengeluarkan kebijakan diedarkannya obat
penangkal serum tersebut dan sebagai peegang otoritas Heryansyah, Tedy Rizkha. 2017. Bentuk Konflik Sosial di
pemerintah mengeluarkan kebijakan diedarkannya obat Masyarakat. Diakses melalui
penangkal amoral tersebut. https://www.ruanggura.com/blog/bentuk-konflik-
Dalam film tersebut juga terdapat perubahan sosial sosial-di-masyarakat pada 5 Juni 2022
sebagai bentuk akibat dari adanya konflik. Perubahan Iryawati, Lely Anggraeni. 2017. Konflik Sosial dalam
tersebut dibedakan menjadi dua yaitu perubahan sebagian Novel 3 Srikandi Karya Silvarani (Kajian Konflik Ralf
personel dan perubahan keseluruhan personel. Perubahan Dahrendorf). Jurnal Bapala. Vol. 1, No. 1
sebagian personel terjadi dalam konflik antara buruh dan
pemilik pabrik, dari konflik tersebut terjadi perubahan Mulyati. 2019. Konflik Sosial dalam Film Drug War:
dalam interaksi sosial dan tujuan beberapa buruh dalam Kajian Sosiologi Sastra. Skripsi. Medan. Universitas
kelompok. Antara preman dan pedagang pasar, terjadi Sumatera Utara
perubahan dalam perilaku dan interaksi sosial yang Rachmad, Teguh Hidayatul. 2020. Membongkar Konsep
semakin membaik. Antara mafia dan dewan legislatif, Heroisme di Film Gundala. Jurnal Public Corner Fisip
terjadi perubahan dalam struktur sosial, dimana dewan Universitas Wiraraja. Vol.15, No.2
legislatif yang berada pada kelompok dikuasai menjadi
kelompok yang berkuasa. Rahmaniah, Aniek. 2016. Metateorizing: Teori Konflik
Perubahan keseluruhan personel terjadi dalam (Ralf Dahrendorf). Malang: Universitas Islam Negeri
konflik antara buruh perkebunan dan pemilik kebun, dari Malang. Diakses melalui http://repository.uin-
konflik tersebut terjadi perubahan dalam tujuan dalam malang.ac.id/729/ pada 10 November 2021
kelompok. Antara pengurus panti dan anak-anak yatim, Santosa, Puji. 2015. Metodologi Penelitian Sastra:
terjadi perubahan dalam struktur sosial, dimana anak- Paradigma, Proposal, Pelaporan dan Penerapan.
anak yatim yang merupakan kelompok dikuasai berubah Yogyakarta: Azzagrafika
menjadi kelompok yang berkuasa. Antara dewan
Sumartono. 2019. Dinamika Perubahan Sosial dalam
legislatif dan rakyat, terjadi perubahan dalam interaksi
Teori Konflik. Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis.
sosial yang semakin membaik.
Vol.1, No.1
Saran

203
SAPALA. Volume 9 Nomor 01 Tahun 2022, hlm. 192—204

Tim CNN Indonesia. 2019. Sinopsis ’ Gundala’ , Patriot


Pertama dari Jagat Bumilangit. Diakses melalui
https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20190828080
610-220-425265/sinopsis-gundala-patriot-pertama-
dari-jagat-bumilangit pada 11 November 2021
Tualeka, M Nur Wahid. 2017. Teori Konflik Sosiologi
Klasik dan Modern. Jurnal Al-Hikmah. Vol. 3, No. 1
Wellek, Rene dan Austin Warren. 2016. Teori
Kesusastraan. Gramedia: Jakarta
Wahyudi, Tri. 2017. Membaca Kemungkinan Film
Sebagai Objek Penelitian Sastra. Jurnal Parafrase.
Vol. 17, No. 02

Anda mungkin juga menyukai