Anda di halaman 1dari 6

RESUME

Teori konflik Alternatif:

Dahrendorf, Lewis Coser dan Randall Collins.

Oleh Kelompok 5:

Ahmad Dani (200603088)

Abdul Ajis Safari (200603069)

Muh. Najib (200603076)

Yoga Rifqi Huzaiman (200603074)

TEORI KONFLIK

Konflik berasal dari bahasa latin, “conflictus” yang artinya pertentangan.


Definisi konflik menurut para ahli sangatlah bervariasi, tetapi secara umum konflik
dapat digambarkan sebagai suatu benturan pada kepentingan antar dua pihak atau
lebih. Istilah “conflict” jika merujuk kata aslinya punya makna “suatu perkelahian,
peperangan atau perjuangan yaitu berupa konfrontasi fisik antara beberapa pihak.”1

Makna tersebut kemudian berkembang, yang menyebut bahwa istilah konflik


tak hanya merujuk kepada konfrontasi fisik saja, Akan tetapi juga pada suatu aspek
psikologis. Dengan demikian, konflik diartikan sebagai persepsi mengenai suatu
perbedaan terhadap kepentingan (perceived of interest), atau suatu kepercayaan
bahwa aspirasi pihak-pihak yang berkonflik tidak dapat dicapai secara simultan
(bersamaan). Konflik, dalam persepektif teoritik merupakan bentuk interaksi yang
menyangkut aktor, tempat, waktu, serta intesitas yang tunduk pada hukum
perubahan. Konflik dapat juga didefinisikan sebagai perbedaan dan pertentangan
kepentingan, pendapat, ide atau faham, baik dalam bentuk kekerasan (violent),
maupun dalam kadar rendah, yang tidak menggunakan cara kekerasan (non violent).

1
Soekanto soerjono dan sulistyowati budi.sosiologi suatu pengantar, ( jakarta: Rajagrafindo persada), 2013 Hlm.
92
Berikut 3 tokoh yang membahas terkait mengenai teori konflik:

1). Ralf Dahrendorf

Dahrendorf adalah salah satu tokoh terkenal di Eropa dan Amerika Serikat.
Nama lengkapnya adalah Ralf Gustav Dahrendorf. Lahir pada tanggal 1 Mei 1929 di
Hamburg, Jerman.2 Bagi Dahrendorf, masyarakat memiliki dua wajah, yakni konflik
dan konsesus yang dikenal dengan teori konflik dialektika. Dengan demikian
diusulkan agar teori sosiologi dibagi menjadi dua bagian yakni teori konflik dan teori
konsesus. Teori konflik harus menguji konflik kepentingan dan penggunaan
kekerasan yang mengikat masyarakat sedangkan teori konsesus harus menguji nilai
integrasi dalam masyarakat. Bagi Ralf, masyarakat tidak akan ada tanpa konsesus
dan konflik. Masyarakat disatukan oleh ketidakbebasan yang dipaksakan. Dengan
demikian, posisi tertentu di dalam masyarakat mendelegasikan kekuasaan dan
otoritas terhadap posisi yang lain.3

Kekuasaan atau otoritas mengandung dua unsur yaitu penguasa (orang yang
berkuasa) dan orang yang dikuasai atau dengan kata lain atasan dan bawahan.
Kelompok dibedakan atas tiga tipe antara lain :4

1. Kelompok Semu (quasi group )

2. Kelompok Kepentingan (manifes )

3. Kelompok Konflik

Kelompok semu adalah sejumlah pemegang posisi dengan kepentingan yang


sama tetapi belum menyadari keberadaannya, dan kelompok ini juga termasuk
dalam tipe kelompok kedua, yakni kelompok kepentingan dan karena kepentingan
inilah melahirkan kelompok ketiga yakni kelompok konflik sosial. Sehingga dalam
kelompok akan terdapat dalam dua perkumpulan yakni kelompok yang berkuasa
(atasan) dan kelompok yang dibawahi (bawahan). Kedua kelompok ini mempunyai

2
Dr. Argyo Demartoto M. Si,Teori Sosiologi Modern, Lihat di:
https://spada.uns.ac.id/mod/resource/view.php?id=23330 Di Akses pada (3 Maret 2023).

3
Dahrendorf, Ralf.Class and Class Conflict in Industrial Society , (London: Routletge;First Pub. 1957) 1959 Hlm.
117

4
Ibd.
kepentingan berbeda. Bahkan, menurut Ralf, mereka dipersatukan oleh kepentingan
yang sama. Mereka yang berada pada kelompok atas (penguasa) ingin tetap
mempertahankan status quo sedangkan mereka berada di bawah (yang dikuasai
atau bawahan ingin supaya ada perubahan. Dahrendorf mengakui pentingnya konflik
mengacu dari pemikiran Lewis Coser dimana hubungan konflik dan perubahan ialah
konflik berfungsi untuk menciptakan perubahan dan perkembangan. Jika konflik itu
intensif, maka perubahan akan bersifat radikal, sebaliknya jika konflik berupa
kekerasan, maka akan terjadi perubahan struktural secara tiba-tiba. Menurut
Dahrendorf, Adanya status sosial didalam masyarakat (sumber konflik yaitu:
Adanya benturan kaya-miskin, pejabat-pegawai rendah, majikan-buruh) kepentingan
(buruh dan majikan, antar kelompok,antar partai dan antar Adanya dominasi Adanya
ketidakadilan atau diskriminasi. agama). kekuasaan (penguasa dan dikuasai).

2). Lewis A Coser

Lewis A. Coser lahir di kota Berlin, tahun 1913. Coser banyak berkiprah di
dunia Sosiologi. Pada tahun 1975, Coser terpilih menjadi Presiden American
Sosiologycal Assosiation (ASA).5 Teori konflik yang di kemukakan oleh Lewis Coser
ini sering kali disebut teori fungsionalisme konflik, karena teori tersebut menekankan
fungsi konflik pada sebuah struktur sosial masyarakat. Ia menekankan bahwa
konflik tidak hanya mempunyai fungsi negatif akan tetapi konflik juga mempunyai
fungsi positif yang mengarahkan masyarakat pada sebuah integrasi sosial. Konflik
dapat merupakan proses yang bersifat instrumental dalam pembentukan, penyatuan
dan pemeliharaan struktur sosial. Konflik dapat menetapkan dan menjaga garis
batas antara dua atau lebih kelompok. Konflik dengan kelompok lain akan dapat
memperkuat kembali identitas kelompok dan melindunginya agar tidak lebur ke
6
dalam dunia sosial sekelilingnya.

Beberapa konsep tentang konflik sosial menurut Lewis Coser, diantaranya


yaitu : fungsi konflik, katup penyelamat (savety valve), konflik realistis dan
NonRealistis, isu fungsional konflik kondisi yang mempengaruhi konflik kelompok

5
Khabib Bima Setiyawan, Teori Konflik Lewis A. Coser , Lihat di:
https://www.researchgate.net/publication/327497761_LEWIS_COSER_BIOGRAPHY Di Akses pada (3 Maret
2023).

6
Poloma M, Margareth.Sosiologi Kontemporer .(Jakarta: PT Raja GrafindoPersada). 2007 Hlm 107
dalam dengan kelompok luar. Dalam membahas situasi konflik Lewis Coser
membedakan konflik realistis dengan konflik non realistis.

Konflik Realistis

Konflik Realistis Konflik ini bersumber dari kekecewaan terhadap tuntutan-


tuntutan khusus yang terjadi dalam hubungan dan dari perkiraan kemungkinan
keuntungan para partisipan, dan yang ditujukan pada obyek yang dianggap
mengecewakan. Misalnya para karyawan yang melakukan mogok kerja melawan
manajemen karena manajemen memang berkuasa dalam hal kenaikan gaji serta
berbagai keuntungan buruh lainnya.

Konflik Non-Realistis

Konflik yang tidak realistis adalah konflik yang bukan berasal dari tujuan-
tujuan saingan yang antagonis, tetapi dari kebutuhan untuk meredakan ketegangan,
paling tidak dari salah satu pihak. Dalam masyarakat yang buta huruf pembalasan
dendam lewat ilmu gaib sering merupakan bentuk konflik nonrealistis, sebagaiman
halnya dengan pengkambinghitaman yang sering terjadi dalam masyarakat yang
telah maju.

Lewis coser memandang konflik sebagai bagian dari sosialisasi di dalam


masyarakat, untuk menuju keteraturan yang diidamkan masyarakat, pasti akan
mengalami konflik terlebih dahulu dalam prosesnya. Coser meyakini bahwa konflik
membawa sebuah fungsi sosial dalam masyarakat. Adapun beberapa fungsi dari
7
konflik menurut Lewis Coser adalah sebagai berikut :

1. Konflik dapat memperkuat solidaritas kelompok yang agak longgar. Dalam


masyarakat yang terancam disintegrasi, konflik dengan masyarakat lain bisa
mempersatukan. Misalnya : negara Indonesia pada masa pemerintahan Soekarno
dengan politik “Ganyang Malaysia” atau penciptaan label-label pada masa orba.

2. Konflik dengan kelompok lain dapat menghasilkan solidaritas di dalam kelompok


tersebut dan solidaritas itu bisa menghantarnya kepada aliansialiansi dengan
kelompok-kelompok lain.

7
Ibd.
3. Membuat suatu kelompok yang tidak aktif menjadi berperan secara aktif.

3). Randall Collins

Randall Collins lahir pada tanggal 29 juli tahun 1941 di knoxvile tennessee
amerika, Ia mulai menjadi sosiolog sejak muda. Ayahnya bekerja di intelegensi
militer di akhir perang dunia II8, Konsep teori konflik yang dikembangkan Randall
Collins ialah mengenai konsep konflik integratif. Berdasarkan konflik integratif dalam
sosiologi yang dikembangkan Randall Collins (1975) berkaitan dengan konflik
ideologi. Berdasarkan teorinya Collins dan Coser berpendapat bahwa masyarakat
beragama hidup dalam dunia subyektif yang dibangunnya sendiri dan masyarakat
lain mempunyai kekuatan untuk melalukan kontrol. Masyarakat mempunyai
persepsisendiri berdasarkan sistem budayanya, meskipun mungkin secara subyektif
belum tentu sesuai dengan system ideologi yang dianutnya. Berbeda dari beberapa
ahli sosiologi yang mempertentangkan teori konflik dengan teori fungsional-
struktural, justru Coser mengungkapkan komitmennya untuk menyatukan kedua
pendekatan tersebut.

Menurut Randall Collins, organisasi merupakan sebuah arena konflik. Konflik


antar suatu organisasi dengan organisasi lain ataupun konflik di dalam organisasi itu
sendiri. Adanya kepentingan-kepentingan yang berbeda diantara masing-masing
individu membuat konflik tidak dapat dihindarkan. Perselisihan yang terjadi dalam
sebuah organisasi akan mengakibatkan rusaknya ikatan emosional seseorang
kepada organisasinya. Hal tersebut lebih cenderung terjadi dibandingkan dengan
kerusakan fisik yang ditimbulkan. Di dalam sebuah organisasi baik organisasi politik,
organisasi kerja, dan organisasi keagamaan sebuah konflik tidak bisa dihindarkan,
dikarenakan adanya ego masing-masing individu atau anggotanya untuk memiliki
9
sebuah otoritas yang tinggi di organisasi tersebut.

8
Prof. Dr. H. Paisal Halim,Biografi Randall Collins Lihat di:
https://doktorpaisal.wordpress.com/2009/12/20/biografi-randall-collins/ Di Akses pada (3 Maret 2023)

9
Wirawan, I.B.Teori-Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma (Fakta sosial, Definisi Sosial, dan Perilaku Sosial).
( Jakarta: Prenadamedia Group), 2012 Hlm. 78
DAFTAR PUSTAKA

Soekanto soerjono dan sulistyowati budi. sosiologi suatu pengantar, ( jakarta:


Rajagrafindo persada), 2013 Hlm. 92

Dr. Argyo Demartoto M. Si, Teori Sosiologi Modern, Lihat di:


https://spada.uns.ac.id/mod/resource/view.php?id=23330 Di Akses pada (3
Maret 2023).

Dahrendorf, Ralf. Class and Class Conflict in Industrial Society , (London:


Routletge;First Pub. 1957) 1959 Hlm. 117

Khabib Bima Setiyawan, Teori Konflik Lewis A. Coser , Lihat di:


https://www.researchgate.net/publication/327497761_LEWIS_COSER_BIOGR
APHY Di Akses pada (3 Maret 2023).

Poloma M, Margareth. Sosiologi Kontemporer .(Jakarta: PT Raja GrafindoPersada).


2007 Hlm 107

Prof. Dr. H. Paisal Halim, Biografi Randall Collins Lihat di:


https://doktorpaisal.wordpress.com/2009/12/20/biografi-randall-collins/ Di
Akses pada (3 Maret 2023)

Wirawan, I.B.Teori-Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma (Fakta sosial, Definisi Sosial,
dan Perilaku Sosial). ( Jakarta: Prenadamedia Group), 2012 Hlm. 78

Anda mungkin juga menyukai