Kualitas Hadits Etika Seksual Menurut Nabi Muhammad SAW (Winarno) 127
Dzahabi dan Ibn Hajar al-‘Asqalani langsung dari Ibn ‘Umar, padahal
bahkan menilai hadis ini munkar jiddan. bertemu pun tidak.
Dari Abu Hurairah berkata;
Hadis tentang Larangan Menunda “Rasulullah SAW melaknat al-musa-
dan Menolak Ajakan Senggama. wwifah dan al-mufassilah. Adapun
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar bah- (yang dimaksud dengan) al-musa-
wa Rasulullah SAW berkata: “Allah wwiyah adalah istri yang ketika
melaknat wanita yang menunda- suaminya “menginginkannya”, dia
nunda”. Lalu beliau ditanya: “Wahai malah berkata; “sebentar-sebentar”.
Nabi Allah, apa yang dimaksud Sedangkan (yang dimaksud dengan)
dengan wanita yang menunda-nun- al-mufassilah adalah istri yang ketika
da?” Jawab baliau: “(yaitu wanita) suaminya “menginginkannya”, dia
yang ketika diajak suaminya ke berkata: “Sungguh saya ini sedang
ranjangnya, ia menjawab: “Seben- haid, padahal sebenarnya dia tidak
tar”, hingga kedua matanya terpejam haid”.
(tidur)”. Hadis di atas hanya diriwayatkan
Hadis ini diriwayatkan hanya oleh oleh Abu Ya’la al-Mawshili yang mene-
al-Thabrani dari Ibn ‘Umar. Hadis ini rima hadis ini melalui Yahya bin al-‘Illa’
berkualitas dlaif karena dalam jalur al-Razi, dari al-‘Illa’ bin ‘Abd al-Rahman,
sanadnya terdapat Ja’far bin Masysarah dari bapaknya, dari Abu Hurairah. Hadis
al-Asya’I. Imam Bukhari, Abu Zur’ah yang disandarkan pada Abu Hurairah RA
(w. 264 H), Abu Hatim (w. 277) dan ini berkualitas dlaif jiddan karena Yahya
Ibnu Hibban menilai bahwa kualitas bin al-Ila’ adalah orang yang dlaif,
Ja’far ini dlaif, bukan orang yang kuat, ditinggalkan hadisnya bahkan pendusta.
bahkan munkar al-hadis jiddan. Dari Abu Hurairah RA berkata,
Bisa jadi, kemungkaran hadis ini, Rasulullah SAW bersabda: “Apabila
disamping makna “menunda” ajakan seorang suami mengajak istrinya ke
tidak sama dan tidak mesti berarti ranjangnya, lalu istrinya meng-
“menolak”, juga karena riwayat ini abaikannya hingga membuat suami-
menyantumkan “laknat Allah” yang nya tidur dalam keadaan marah
berarti Allah yang langsung melaknat, kepadanya, maka malaikat melak-
berbeda dengan riwayat pada umumnya natnya hingga subuh hari”.
yang mencantumkan sekedar “laknat Hadis dari Abu Hurairah tentang
malaikat” yang berarti malaikat me- larangan menolak “ajakan” ranjang suami
mohon kepada Allah agar melaknat istri di atas diriwayatkan oleh al-bukhari,
yang suka menunda. Selain itu, kedaifan Muslim, Abu Dawud, Ahmad, dan lain-
hadis ini terletak pada kesalahan sanad lain. Hadis yang disepakati oleh al-
yang menyatakan Masyarah mendengar Bukhari dan Muslim ini berkualitas
Kualitas Hadits Etika Seksual Menurut Nabi Muhammad SAW (Winarno) 129
periwayat pertama dari Abu Hurairah Rasulullah SAW:
RA yang melalui Hakim al-Atsram ini Apabila seorang kamu mengga-
dlaif, tetapi karena ada jalur periwayatan uli istrinya, maka hendaklah ia menyem-
kedua dari ‘Abdullah bin Amr RA yang purnakannya. Kemudian jika ia telah
berkualitas hasan, maka hadis ini pun terpenuhi hajatnya sebelum hajat
berkualitas hasan li ghayrih. istrinya terpenuhi maka janganlah ia
Dari Khuzaymah bin Tsabit bahwa terburu-buru menyelesaikannya hingga
Rasulullah SAW bersabda: “Sungguh hajat istrinya pun terpenuhi.
Allah tidak malu menjelaskan kebenaran Hadis dari Anas bin Malik (w. 91
bahwa janganlah kalian mendatangi istri H) di atas diriwayatkan oleh ‘Abd al-
pada dubur mereka!” RAzzaq al-Shantani (w. 211 H) dan Abu
Hadis dari Khuzaimah bin Tsabit Ya’la (w. 307 H). Semua jalur sanad
RA di atas diriwayatkan oleh Ahmad, al- hadis di atas melalui Ibn Jurayj (w. 150
Tirmidzi, Ibn Majah, al-Darimi, al- H) yang sebenarnya tidak pernah
Daraquthni dan Ibn Hibban. Imam meriwayatkan hadis dari Anas bin Malik
Ahmad menerima hadis ini dari Sufyan seperti kata ‘Abd al-Razzaq sendiri.
bin Uyaynah, dari Yazid bin ‘Abdillah bin Oleh karena seluruh jalur sanad
al-Had, dari ‘Umarah bin Khuzaimah, hadis setelah Ibn Jurayj melalui periwayat
dari ayahnya. yang majhul (tidak diketahui), maka
Melihat para periwayat Imam hadis ini dianggap terputus sanadnya
Ahmad di atas yang dikenal sebagai sehingga berkualitas dlaif. Hadis dlaif
periwayat yang tsiqah dan muttashil seperti ini pada dasarnya tidak dapat
marfu’ (bersambung hingga Nabi SAW) dijadikan sebagai hujjah kecuali kelak
maka hadis ini termasuk hadis yang dapat diketahui siapa sesungguhnya
berkualitas shahih. periwayat yang mendengar dari Anas
tersebut.
Hadis tentang Larangan Terburu- Bagian Ketiga, Hadis-hadis
buru Mengakhiri hingga Istrinya tentang Etika Pasca Senggama
Mendapatkan Kepuasan
Dari Anas bin Malik bahwa Nabi Do’a Ketika Orgasme
SAW bersabda: “Apabila seorang suami Dalam kitab Syarh ‘uqud al-
menggauli istrinya maka hendaklah ia Lujjayn fi Bayan Huquq al Zawjayn
menyempurnakannya. Jika ia telah karya Muhammad Nawawi bin ‘Umar
terpenuhi hajatnya sementara istrinya al-Banteni (w. 1316 H/1898 M), di-
belum terpenuhi hajatnya maka janganlah sebutkan: Jika anda telah mendekati
ia terburu-buru menyelesaikannya”. orgasme maka bacalah dalam hati
Redaksi matan lain yang juga tanpa menggerakkan bibir anda;
disandarkan pada Anas bin Malik, dari Segala puji bagi Allah, Dzat yang
Kualitas Hadits Etika Seksual Menurut Nabi Muhammad SAW (Winarno) 131