Anda di halaman 1dari 12

LOGBOOK SKENARIO

BLOK GANGGUAN INDERA KHUSUS

DOSEN PEMBIMBING
dr. Hanny Mindasari, Sp.KKLP

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 7

Luckie Loveanis 61120028 Emylianti Aidah Putri 61120040


Yudha Adhitia Pratama 61120030 Silvia Sundari 61120042
Nawan Ikhwan Miwanda 61120032 Muhammad Ghazi A. 61120044
Kinanti Amalia Putri 61120034 Anandira Atika Dinata 61120048
Sofiana Ashfiani 61120036 Muthiah Ramadhani 61120050
Devrian Ramadhan 61120038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BATAM
2023
MODUL GANGGUAN INDERA KHUSUS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
SEMESTER VII
TA. 2023-2024

SKENARIO I

ARYO SAKIT MENELAN

Aryo, 33 tahun datang ke dokter keluarganya dengan keluhan sakit menelan sejak 1
minggu yang lalu. Selain itu Aryo juga mengalami batuk-batuk berdahak dan diikuti oleh
suara berubah. Sebenarnya Aryo sudah merasa tidak sehat sejak 4 bulan yang lalu dengan
adanya pilek yang tidak sembuh dan terasa ada lendir yang mengalir ke belakang tenggorok.
Lubang hidung sebelah kanan juga terasa tersumbat sejak 3 bulan yang lalu yang makin lama
makin tersumbat. Pada pemeriksaan rinoskopi anterior tampak massa berwarna putih
mengkilat bertangkai pada sepertiga posterior tapi tidak memenuhi kavum nasi dan sekret
mukopurulen. Kavum nasi kiri sempit dan tampak sekret mukopurulen di meatus medius.
Pada septum tampak tonjolan yang tajam pada sepertiga tengah yang kontak dengan konka
media sinistra Pada dinding posterior faring terdapat PND (Post Nasal Drip) yang mengalir di
depan muara tuba Eustachius bilateral. Pada pemeriksaan orofaring ditemukan tonsil
membesar bilateral, hiperemis, kripti melebar dan terdapat detritus Dinding posterior faring
hiperemis dengan permukaan yang granuler.
Dokter keluarga memberi terapi dengan antibiotika secara empiris dekongestan,
mukolitik dan analgetik dan menganjurkan pasien untuk kontrol segera setelah obat habis.
Dokter menerangkan juga apabila tidak ada perbaikan maka pasien akan dirujuk ke rumah
sakit untuk pemeriksaan dan penatalaksanaan selanjutnya. Bagaimana saudara menerangkan
apa yang dialami Aryo, dan bagaimana nasehat untuk keluarga Aryo supaya jangan
menderita penyakit yang sama?
1. TERMINOLOGI ASING
 PND (Post Nasal Drip) = Post nasal drip adalah akumulasi lendir di belakang
hidung dan memberikan sensasi lendir menurun dari belakang hidung menuju
tenggorokan yang dapat disebabkan oleh sekresi yang berlebihan atau kental,
dan gangguan dalam pembersihan lendir dari hidung dan
tenggorokan. (Jurnal Unsrat)
 Secret mukopurulen = sekret adalah cairan, muko adalah lendir, dan purulen
adalah berhubungan dengan nanah. jadi sekret muko purulen adalah. cairan
yang lengket dan kental seperti nanah (ejournal unstrat)
 Orofaring = bagian faring yang terletak di antara palatum molle dan tepi atas
epiglottis( dorland ed 30 hal 556)
 Rinoskopi = pemeriksaan hidung dengan spekulum, baik melalui nares
anterior atau nasofaring (dorland edisi 30 halaman 656)
 Hiperemis = kondisi ketika terdapat peningkatan jumlah darah atau darah yang
menumpuk di suatu organ atau jaringan dalam tubuh. ( jurnal merdeka)
 Tonsil = massa jaringan yang bulat dan kecil, khususnya dari jaringan limfoid;
umumnya digunakan tersendiri untuk merujuk pada tonsil palatine (dorlan
edisi 30 halaman 785)
 Granular = partikel atau butiran kecil (dorland ed 30 hal 345)
 Detritus = bahan partikulat yang dihasilkan atau tersisa setelah pengausan atau
disintegrasi substansi atau jaringan (dorland ed 30 hal 211)
 Kavum nasi = sepasang ruangan yang dipisahkan oleh septum terdiri dari
tulang rawan dan tulang. Ruangan-ruangan tersebut berbentuk memanjang
dengan dasar melebar, terletak pada palatum durum dan palatum mole.
(Ejournal unsrat)

2. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana terbentuknya masa berwarna putih yang mengkilat pada kavum nasi?
2. Apa yang menyebabkan produksi secret meningkat?
3. Apa penyebab sakit menelan, batuk berdahak, suara berubah, dan sumbatan
hidung yang dialami aryo termasuk hubungannya dengan gejala pilek yang
berlangsung selama 4 bulan?
4. Apa yang menyebabkan tonsil pada aryo terjadi pembesaran bilateral, hiperemis,
dan kripti melebar?
5. Apakah ada syarat khusus yang diberikan kepada keluarga aryo dalam menjaga
kesehatan dan mencegah penyaikit serupa?
3. HIPOTESIS
1. Massa berwarna putih yang mengkilat pada kavum nasi, seperti yang dijelaskan
dalam kasus Aryo, dapat memiliki berbagai penyebab. Salah satu penyebab
umumnya adalah pembentukan polip hidung. Polip hidung adalah pertumbuhan
jaringan yang terjadi di dalam kavum hidung atau sinus paranasal. Polip hidung
umumnya tidak bersifat kanker dan seringkali disebabkan oleh peradangan kronis
pada hidung atau sinus.
Peradangan kronis tersebut bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi
sinus yang berulang, alergi, atau iritasi kronis akibat polusi udara. Ketika kavum
hidung mengalami peradangan kronis, beberapa sel-sel mukosa (selaput lendir)
bisa berkumpul dan membentuk massa berwarna putih yang mengkilat.
2. Berbagai faktor penyebab yang bisa menimbulkan produksi dahak meningkat,
diantaranya seperti sering merokok, adanya infeksi pada saluran nafas, reaksi
alergi, paparan polusi udara, dan sebagainya.
3. Diduga adanya infeksi bakteri yang menyebabkan peradangan pada tonsil,
faringitis, dan pembengkakak yang menyebabkan sakit ketika menelan, batuk,
dan sumbatan hidung
4. dugaan sementara penyebab terjadinya gejala" pada aryo disebebkan infeksi
bakteri streptococcus atau infeksi virus. Tonsil berfungsi membantu menyerang
bakteri dan mikroorganisme lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap
infeksi. Tonsil bisa dikalahkan oleh bakteri maupun virus, sehingga membengkak
dan meradang, menyebabkan tonsilitis. Tonsil merupakan salah satu pertahanan
tubuh terdepan. Antigen yang berasal dari inhalan maupun ingestan dengan
mudah masuk ke dalam tonsil hingga terjadi perlawanan tubuh dan bisa
menyebabkan peradangan oleh virus yang tumbuh di membran mukosa kemudian
terbentuk fokus infeksi. Karena proses radang yang timbul maka selain epitel
mukosa juga jaringan limfoid terkikis, sehingga pada proses penyembuhan
jaringan limfoid diganti oleh jaringan parut yang akan mengalami pengerutan
sehingga kripti melebar. Secara klinik kripti ini tampak diisi oleh detritus.
5. Saran khusus yang diberikan kepada keluarga Aryo adalah mendukungnya untuk
patuh mengikuti pengobatan yang diresepkan oleh dokter. Penting untuk
memastikan Aryo kembali ke dokter jika gejalanya tidak membaik setelah
pengobatan habis. Keluarga juga sebaiknya mengedukasi Aryo tentang pentingnya
menjaga kebersihan hidung dan tenggorokan, serta mendorongnya menjalani gaya
hidup sehat, seperti pola makan seimbang, olahraga teratur, dan cukup istirahat.
Selain itu, sebaiknya menghindari paparan zat-zat berbahaya dan polusi udara
yang dapat memperburuk kondisi pernapasan Aryo.
4. SKEMA
ARYO
33 TAHUN

ANAMNESIS: PEMERIKSAAN FISIK:


 Sakit menelan
 Inspeksi: ditemukan pada septum tampak tonjolan
 Batuk berdahak
yang tajam pada sepertiga tengah yang kontak
 Suara berubah dengan konka media sinistra pada dinding postero
 Pilek laring terdapat PND
 Lender mengalir ke belakang tenggorok  Pemeriksaan orofaring : tonsil membesar bilateral,
 Lubang hidung sebelah kanan tersumbat hiperemis, kripti melebar, dan terdapat detritus.
 Pemeriksaan rinoskopi anterior: massa berwarna
putih mengkilat bertangkai pada sepertiga
posterior, kavum nasi kiri sempit, sekret
mukopurulen di meatus medius, tonjolan tajam
pada septum pada sepertiga tengah yang kontak
dengan konka media sinistra.

DIAGNOSA:
Gangguan pada hidung dan
tenggorokan

TATALAKSANA:
Antibiotika secara empiris,
dekongestan, mukolitik, dan analgetik.
5. LEARNING OBJECTIVE
Gangguan penghidu, kelainan hidung, sinus paranasal, dan tenggorok
 Klasifikasi
 Epidemiologi
 Etiologi dan faktor resiko
 Patofisiologi
 Manifestasi klinis
 Tatalaksana
 Komplikasi
6. PEMBAHASAAN
MODUL GANGGUAN INDERA KHUSUS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
SEMESTER VII
TA. 2023-2024

SKENARIO II

1. TERMINOLOGI ASING
- Visus : sensasi pada saat benda dilingkungan luar dipersepsikan dengan bantuan
cahaya yang dipancarakan atau dipantulkan ( Dorland ed 29 hal 843)
- Intraocular lens : adalah didalam mata (Dorland ed 30 hal 409)
- Orthophoria : kesetimbangan normal otot-otot mata, atau keseimbangan muscular
(Dorland ed 30 hal 549)
- Counting finger : Teknik pemeriksaan visus dengan menunjukkan jari didepan
mata pasien, mata sebelah ditutup, dan pasien ditanyakan jumlah jari yang terlihat
(Pubmed)
- Tonometer Schiotz : instrumen untuk mengukur tekanan intraokular
(IOP). (Jurnal PubMed)
- Hipertensi ; tingginya tekanan darah arteri secara persisten; penyebabnya mungkin
tidak diketahui, atau mungkin disebabkan oleh penyakit lain. (Dorlan Ed 30 hal
376)
- Diabetes mellitus : sindrom kronik gangguan metabolisme karbohidrat, protein
dan lemak akibat sekresi insulin yang tidak mencukupi atau adanya resistensi
insulin di jaringan target. (Dorlan Ed 30 hal 213)

2. RUMUSAN MASALAH
- Apakah operasi pengangkatan lensa mata dan pemasangan intraocular lens pada
mata pak tara yang mengalami katarak dapat mengembalikan penglihatannya?
- Apakah kacamata yang sering berarti mempengaruhi penglihatan pak tara?
- Apakah terdapat hubungan profesi pak tara sebagai nelayan terhadap mata pak
tara yang rabun?
- apa yang menyebabkan kekeruhan pada kedua lenta mata pak tara?
- Apakah terdapat indikasi penyakit penyerta, seperti diabetes mellitus, yang
mungkin mempengaruhi kejadian ini?

3. HIPOTESIS
- Dengan dilakukannya operasi pengangkatan lensa mata dan pemasangan
intraocular lens pada mata Pak Tara yang mengalami katarak, maka
penglihatannya dapat kembali membaik. Operasi katarak telah terbukti efektif
dalam mengembalikan penglihatan yang terganggu akibat katarak. Dengan
mengangkat lensa mata yang keruh dan menggantinya dengan lensa intraokular
buatan, sebagian besar orang mengalami perbaikan penglihatan yang signifikan.
Oleh karena itu, diharapkan operasi pada mata Pak Tara dapat
mengembalikan penglihatannya.
- Sering berganti kacamata dapat mempengaruhi penglihatan pak tara, terutama jika
kacamata yang gunakan tidak sesuai dengan resep atau kebutuhan mata .
Kacamata yang tidak sesuai dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan bahkan
memperburuk penglihatan.
- profesi sebagai nelayan mengharuskan pak tara dibawah paparan sinar matahari
yang lama, paparan sinar UV dari matahari dalam jangka waktu Panjang dapat
menyebabkan terjadinya bebrapa kelainan mata, bahkan meningkatkan risiko
terjadinya katarak dan tumor mata.
- Kekeruhan ini disebabkan oleh terjadinya reaksi biokimia yang menyebabkan
keagulasi protein lensa.
- Tidak ada indikasi penyakit penyerta seperti diabetes mellitus yang
mempengaruhi kondisi mata Pak Tara, tetapi hal ini perlu dipastikan melalui
pemeriksaan lebih lanjut.

4. SKEMA

Pak Tara (48 th)


Profesi : Nelayan

5.
PEMERIKSAAN FISIK:
ANAMNESIS:
6.
- Pandangan berawan sejak 3 tahun lalu terasa - Visus mata kanan : Counting finger 3 meter,
7.
semakin kabur 3/60
- 8.
Riwayat : - Tidak adatrauma dan mata merah
- Visus mata kiri : Lambaian tangan 3/300
9. - Tidak ada hipertensi
- Tidak ada diabetes mellitus - Inspeksi : ada nya kekeruhan pada lensa
10.
mata
11.
- Reflek pupil direk dan indirek
- Tonometer schiotz : tekaanan intra okuler
(n), orthophoria

DIAGNOSA:
Katarak

TATALAKSANA:

Pemasangan intraocular lens


Operasi katarak
LEARNING OBJECTIVE

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan klasifikasi katarak


2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan epidemiologi katarak
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan etiologi dan factor resiko katarak
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan patofisiologi katarak
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan manifestasi klinis katarak
6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pendekatan diagnostik katarak
7. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tatalaksana katarak
8. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan komplikasi katarak
9. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan prognosis katarak
10. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan rujukan katarak

PEMBAHASAAN
MODUL GANGGUAN INDERA KHUSUS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
SEMESTER VII
TA. 2023-2024

SKENARIO III

1. TERMINOLOGI ASING
2. RUMUSAN MASALAH
3. HIPOTESIS
4. SKEMA
5. LEARNING OBJECTIVE
6. PEMBAHASAAN
SKEMA

IDENTITAS PASIEN
NAMA
USIA
JENIS KELAMIN
PEKERJAAN
RIWAYAT PENYAKIT

ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA KELUHAN TAMBAHAN

PEMERIKSAAN FISIK
INSPEKSI
PALPASI
PERKUSI
AUSKULTASI

PEMERIKSAAN PENUNJANG

DIAGNOSIS

TATA LAKSANA

Anda mungkin juga menyukai