Anda di halaman 1dari 6

‫‪Khutbah Jumat: Bulan Rajab, Momentum Membenahi Shalat‬‬

‫‪Khutbah I‬‬

‫ص َ‬
‫طفَى نَبٰيَّنَا ُم َح َّمدًا ﷺ‬ ‫ب‪َ ،‬وه َُو الَّ ٰذ ْ‬
‫يا ْ‬ ‫ضلَنَا بٰ َ‬
‫ش ْه ٰر َر َج َ‬ ‫ي فَ َّ‬ ‫اَ ْل َح ْم ُد ٰ هّلِلٰ‪ ،‬اَ ْل َح ْم ُد ٰ ه ٰ‬
‫ّلِل الَّ ٰذ ْ‬
‫علَى َم ْن بٰ ٰه ت ُ ْر َجى‬ ‫س ٰلِّ َم َوبَ ٰ‬
‫ار ْك َوت ََر َّح ْم َوتَ َحنَّ ْن َ‬ ‫ْال ُم ْجتَبَى ْال ُم َؤيَّد‪ .‬اَلله ُهـ َّم فَ َ‬
‫ص ِّٰل َو َ‬
‫ع ْب ُدهُ‬ ‫ّٰللا َربُّ ْال ٰعبَادٰ‪َ ،‬وأَ ْش َه ُد أَ َّن َ‬
‫سيِّٰ َدنَا ُم َح َّمدًا َ‬ ‫عتُهُ يَ ْو َم ْال َمآ ٰ‬
‫ب‪ .‬أَ ْش َه ُد أَ ْن الَ اٰلَهَ إٰالَّ ه ُ‬ ‫شفَا َ‬
‫َ‬

‫اج ٰم َو ْالعَ َرب‪ .‬أما بعد‬


‫ع ٰ‬‫سائٰ ٰر ْاْل َ َ‬ ‫س ْولُهُ ْال َم ْبعُ ْو ُ‬
‫ث إٰلَى َ‬ ‫َو َر ُ‬

‫ّٰللاٰ‪ ،‬فَقَ ْد فَازَ ْال ُمتَّقُ ْونَ ‪ .‬قَا َل ه ُ‬


‫ّٰللا تَعَالَى فٰ ْي‬ ‫ّٰللاٰ‪ ،‬أ ُ ْو ٰ‬
‫ص ْينٰ ْى نَ ْف ٰس ْي َوإٰيَّا ُك ْم بٰتَ ْق َوى ه‬ ‫فَيَا ٰعبَا َد ٰ ه‬
‫س ْب َحانَ الَّذٰي أَس َْرى بٰعَ ْب ٰد ٰه لَي ًًْل ٰمنَ ْال َمس ْٰج ٰد‬
‫الر ٰحي ْٰم‪ُ ،‬‬
‫الر ْح َم ٰن َّ‬ ‫ٰكتَابٰ ٰه ْالك َٰري ْٰم‪ ،‬بٰس ْٰم ه ٰ‬
‫ّٰللا َّ‬

‫ْال َح َر ٰام إٰلَى ْال َمس ْٰج ٰد ْاْل َ ْق َ‬


‫صى الَّذٰي بَ َ‬
‫ار ْكنَا َح ْولَهُ ٰلنُ ٰريَهُ ٰم ْن آيَاتٰنَا إٰنَّهُ ه َُو الس َّٰمي ُع‬

‫ير‬
‫ص ُ‬‫ْالبَ ٰ‬
‫‪Hadirin , jamaah Jumat hafidhakumullah,‬‬

‫‪Saya berwasiat kepada pribadi saya sendiri, juga kepada para hadirin sekalian, marilah kita‬‬
‫‪tingkatkan takwa kita kepada Allah dengan cara berusaha semampunya untuk menjalankan‬‬
‫‪perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.‬‬

‫‪Hadirin sidang Jumat yang berbahagia,‬‬

‫‪Sekarang kita telah memasuki bulan Rajab. Salah satu dari empat bulan yang dimuliakan‬‬
‫‪oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Keempat yang dimuliakan tersebut adalah bulan Rajab,‬‬
‫‪Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram.‬‬

‫‪Firman Allah subhanahu wa ta’ala:‬‬

‫ت‬
‫اوا ٰ‬ ‫ّٰللا يَ ْو َم َخلَقَ ال َّ‬
‫س َم َ‬ ‫ب َّ ٰ‬‫ش ْه ًرا فٰي ٰكتَا ٰ‬ ‫ّٰللا اثْنَا َ‬
‫عش ََر َ‬ ‫ور ٰع ْن َد َّ ٰ‬ ‫إٰ َّن ٰع َّدةَ ال ُّ‬
‫ش ُه ٰ‬
‫س ُك ْم َوقَاتٰلُوا‬ ‫ض ٰم ْن َها أَ ْربَعَةٌ ُح ُر ٌم ذَلٰكَ ال ِّدٰي ُن ْالقَيِّٰ ُم فَ ًَل ت ْ‬
‫َظ ٰل ُموا فٰي ٰه َّن أَ ْنفُ َ‬ ‫َو ْاْل َ ْر َ‬
‫ّٰللا َم َع ْال ُمتَّقٰينَ‬
‫ْال ُم ْش ٰركٰينَ كَافَّةً َك َما يُقَاتٰلُونَ ُك ْم كَافَّةً َوا ْعلَ ُموا أَ َّن َّ َ‬
Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam
ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram.
Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam
bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana
merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-
orang yang bertakwa. (QS At-Taubah: 36)

Hadirin…

Ayat di atas menjelaskan tentang kemuliaan empat bulan dibanding bulan lain dalam
setahun. Apakah mungkin Allah yang menciptakan semua bulan itu sendiri, tapi ada yang
lebih mulia daripada bulan yang lain?

Jawabnya mungkin-mungkin saja. Kita bisa melihat, ada hari-hari dalam seminggu, namun
dibandingkan yang lain, hari Jumat merupakan hari paling mulia. Ada bulan-bulan dalam
setahun, Ramadhan yang paling mulia, di situ orang-orang diwajibkan berpuasa. Hari Arafah
lebih mulia daripada hari-hari lain dalam setahun, malam lailatul qadar lebih utama daripada
malam-malam lain, dan Nabi Muhammad lebih utama daripada semua makhluk. Dan
seterusnya.

Artinya meskipun masing-masing diberi kemuliaan oleh Allah subhanahu wa taala, atas
kehendak-Nya, Allah membuat kemuliaan antara yang satu lebih tinggi dari yang lainnya
karena memang kehendak Allah demikian. Termasuk bulan Rajab beserta tiga bulan lainnya,
Allah lebih memuliakan dibandingkan bulan lain.

Di bulan ini orang-orang dilarang melakukan peperangan dan mengangkat senjata. Jadi
siapa pun merasa aman. Bahkan para pakar fiqih memperberat sanksi diyat bagi siapapun
yang membunuh seseorang pada bulan-bulan ini dengan hukuman yang lebih berat.

Al-Imam Fakhruddin Ar-Razi dalam tafsirnya menjelaskan tentang empat bulan yang
dimuliakan tersebut dengan kalimat berikut:

‫عةَ فٰي َها أَ ْكثَ ُر ثَ َوابًا‬ َّ ‫ َوال‬،‫ش ُّد ٰعقَابًا‬


َ ‫طا‬ ٰ ‫ أَ َّن ْال َم ْع‬:‫َو َم ْعنَى ْال ُح ُر ٰم‬
َ َ‫صيَةَ فٰي َها أ‬
Artinya: “Yang dimaksudkan dengan bulan-bulan yang dimuliakan di sini, sesungguhnya
maksiat dalam bulan ini siksanya lebih berat. Jika menjalankan ketaatan, pahalanya
dilipatgandakan.” (Tafsir Ar-Râzi)

Pada bulan Rajab ini perlu menjadi pengingat-ingat untuk pribadi kita, supaya kita
membersihkan diri kita dari kotoran-kotoran maksiat. Mari kita hentikan caci maki, menyebar
kabar bohong, hoaks, fitnah menggunjing sesama warga negara dan bentuk perilaku-
perilaku yang tidak pantas dilakukan oleh seorang muslim. Ingatlah, dosanya
dilipatgandakan.

Kita perlu waspada, perilaku dosa di bulan ini tidak main-main. Apalagi di tahun politik ini.
Kita perlu ingat, bahwa ini momen demokrasi biasa saja. Event lima tahunan yang berulang
seperti biasanya. Kalau perang yang jelas-jelas membela agama Islam di masa Rasulullah
saja disuruh berhenti karena menghormati bulan mulia, apalagi caci maki membela paslon
tertentu, memang seharusnya untuk dihentikan sekarang juga. Tidak usah menunggu
besok-besok. Ini bukan perang sungguhan.

Berpartisipasi di alam demokrasi ini memang perlu, namun kita jangan sampai lupa diri
bahwa kita ini manusia yang juga harus menghormati manusia lain. Apalagi di bulan mulia.
Mari kita mulai konsentrasi memikirkan akhirat kita yang abadi, menyambut bulan
Ramadhan yang suci tinggal sebentar lagi.

Al-Imam Dzun Nûn Al-Mishriy mengatakan:

َ ‫ش ْه ُر ْال َح‬
‫صا ٰد‬ َ ‫ َو َر َم‬،ٰ‫س ْقي‬
َ ‫ضا ُن‬ َ ‫ش ْعبَا ُن‬
َّ ‫ش ْه ُر ال‬ َ ‫ َو‬،‫ع‬ َّ ‫ش ْه ُر‬
ٰ ‫الز ْر‬ َ ٌ‫َر َجب‬
Artinya: “Rajab adalah bulan menanam, Sya’ban adalah bulan menyiram, sedangkan
Ramadhan adalah bulan menuai.”

َ ‫عةَ نَد َٰم يَ ْو َم ْال َح‬


‫صا ٰد‬ ِّ ٰ ‫ضيَّ َع‬
َ ‫الز َرا‬ َ ‫ فَ َم ْن‬،‫ع‬ ُ ‫َو ُك ٌّل يَ ْح‬
َ ‫ص ُد َما زَ َر‬
Setiap orang akan mengunduh atas apa yang ia tanam. Barangsiapa yang tidak merawat
tanamannya, ia akan menyesal saat musim panen.

Hadirin hafidhakumullah,

Pada bulan Rajab sebagai bulan menanam ini, jangan sampai kita bercocok tanam
keburukan. Minimal, jika kita tidak bisa menanam dengan membantu atau membuat orang
lain tersenyum, setidaknya jangan sampai kita merugikan orang lain. Jangan sakiti
siapapun. Mari kita mulai dari bulan Rajab yang mulia ini.

Hadirin hafidhakumullah,

Menurut mayoritas ulama, termasuk di antaranya adalah Imam Nawawi dalam kitabnya Ar-
Raudhah menyatakan pada malam tanggal 27 Rajab, dahulu Nabi Muhammad shallallahu
alaihi wa sallam diisra’kan atau dititahkan oleh Allah melaksanakan perjalanan malam dari
Baitul Haram, Makkah menuju Baitul Maqdis, Palestina.

Setelah itu, Baginda Rasul dinaikkan dari Baitul Maqdis, Palestina menuju Sidratil Muntaha
dengan ditemani malaikat Jibril. Singkat cerita, di situlah Nabi Muhammad mendapatkan
mandat shalat lima waktu yang diwajibkan kepada semua umat Muhammad shallallahu
alaihi wa sallam.

Ma’asyiral Hadirin….

Dengan momentun isra’ mi’raj ini, marilah kita mengingat kembali betapa kita dimuliakan
oleh Allah, kita sewaktu-waktu minimal dipanggil menghadap kepada Allah dalam sehari
semalam, kita diperbolehkan bahkan diwajibkan menghadap penguasa alam semesta
sebanyak minimal lima kali.

Orang biasa yang ingin bertemu menteri tentu tidak mudah. Bisa jadi waktu yang dibutuhkan
sampai seminggu baru bisa bertemu. Apalagi presiden, mungkin bisa sampai sebulan baru
bisa bertemu. Ini kita disuruh menghadap kepada presidennya presiden dalam sehari
semalam selalu dipersilakan “open house”. Bukankah ini sebuah penghormatan dari
penguasa jagat raya?

Anehnya, atas penghormatan itu, banyak orang yang tidak dapat memanfaatkan
kesempatan dengan sebaik mungkin. Ada yang belum mau shalat, atau mau shalat tapi
masih bolong-bolong. Naudzu billah. Allahu yahdina, amin.

Melalui mimbar khutbah ini kami mengajak, marilah kita tata shalat kita. Yang belum jamaah
rutin di masjid, jika ada panggilan azan, panggilan menghadap kepada-Nya, mari kita
gumregah, cepat-cepat mendatangi panggilan-Nya.

Orang yang ingin doanya terkabul, hendaknya jika Allah memanggil segera mengabulkan
undangan Allah yang berupa shalat. Dengan shalat di awal waktunya insyaAllah doa-doa
akan mudah diijabah oleh Allah.

Shalat merupakan ibadah yang paling utama. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah
ditanya:

َ ‫ي ْال َع َم ٰل اَ ْف‬
‫ضلُ؟‬ ُّ َ‫ا‬
Kegiatan apa yang paling utama, Ya Rasul?

Kemudian Rasul menjawab

‫ال َّو ٰل َو ْق ٰت َها‬


َ ٰ ُ ‫صًلَة‬
َّ ‫اَل‬
Shalat di awal waktunya.

Hadirin….

Sangat banyak hadits yang menyebutkan keutamaan-keutamaan tentang shalat. Di


antaranya adalah sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:

‫ت فَقَ ْد أَ ْفلَ َح‬


ْ ‫صلُ َح‬
َ ‫ص ًَلتُهُ فَإٰ ْن‬ َ ‫ب ٰب ٰه ْال َع ْب ُد َي ْو َم ْال ٰق َيا َم ٰة ٰم ْن‬
َ ‫ع َم ٰل ٰه‬ َ ‫ٰإ َّن أَ َّو َل َما يُ َحا‬
ُ ‫س‬

َ ‫ت فَقَ ْد خ‬
‫ الحديث‬.... .‫َاب َو َخ ٰس َر‬ َ َ‫ َوا ْٰن ف‬،‫َوأَ ْن َج َح‬
ْ ‫س َد‬
Artinya: Sesungguhnya yang pertama kali dihisab pada diri seorang hamba pada hari kiamat
dari amalnya adalah shalat. Jika shalatnya baik, sungguh ia beruntung dan sukses. Jika
rusak shalatnya sungguh ia menjadi orang yang merugi. (HR Abu Dawud, An-Nasai dan At-
Tirmidziy).

Hadirin….

Yang perlu menjadi catatan adalah, bahwa shalat tidak dapat berdiri sendiri. Ia harus
dilengkapi syarat, rukun. Wudlunya harus sesuai aturan, mandinya bagaimana, bacaan
Fatihah-nya bagaimana, ini yang perlu kita introspeksi pada diri kita masing-masing. Sudah
sesuai aturan syara’ atau belum? Kalau belum, jangan sungkan-sungkan mendatangi kiai
atau ustadz untuk belajar.
‫‪Carilah guru yang benar-benar bisa membimbing kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Jangan‬‬
‫‪cari ustadz yang justru menjauhkan diri kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala.‬‬

‫‪Semoga kita dan keluarga kita senantiasa diberi pertolongan oleh Allah subhanahu wa taala‬‬
‫‪agar diberi pertolongan menjadi orang baik, mudah melaksanakan shalat dan amal-amal‬‬
‫‪baik yang lain. Amin.‬‬

‫آن ْال َع ٰظي ْٰم‪َ ،‬و َج َعلَنٰ ْي َو ٰإيَّا ُك ْم ٰب َما فٰ ْي ٰه ٰمنَ ْاْليَاٰت َوال ٰذِّ ْك ٰر‬
‫ّٰللا ٰل ْي َولَ ُك ْم فٰي ْالقُ ْر ٰ‬
‫اركَ ه ُ‬
‫بَ َ‬
‫الر ٰجيْم‪ ،‬بسم‬
‫ْطان َّ‬
‫شي ٰ‬ ‫عوذُ ٰب ٰ ه ٰ‬
‫اّلِل ٰمنَ ال َّ‬ ‫الر ٰح ْي ُم‪ .‬أ ُ‬
‫ف َّ‬‫الرؤ ُْو ُ‬ ‫ْال َح ٰكي ْٰم‪ٰ .‬إنَّهُ ه َُو البَ ُّر التَّ َّو ُ‬
‫اب َّ‬
‫سانَ لَ ٰفي ُخس ٍْر (‪ٰ )٢‬إ َّال الَّذٰينَ آ َمنُوا‬ ‫ّٰللا الرحمن الرحيم‪َ ،‬و ْال َع ْ‬
‫ص ٰر (‪ٰ )١‬إ َّن ْ ٰ‬
‫اْل ْن َ‬ ‫ه‬
‫صب ْٰر (‪ )٣‬ـ‬
‫ص ْوا ٰبال َّ‬ ‫ص ْوا ٰب ْال َح ِّ ٰ‬
‫ق َوت ََوا َ‬ ‫ت َوت ََوا َ‬ ‫ع ٰملُوا ال َّ‬
‫صا ٰل َحا ٰ‬ ‫َو َ‬
‫اح ٰميْنَ‬ ‫ار َح ْم َوأَ ْنتَ أَ ْر َح ُم ِّ‬
‫الر ٰ‬ ‫َوقُ ْل َر ِّ ٰ‬
‫ب ا ْغ ٰف ْر َو ْ‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫لى ت َْوفٰ ْي ٰق ٰه َواٰ ْمتٰنَانٰ ٰه‪َ .‬وأَ ْش َه ُد أَ ْن الَ اٰلَهَ ٰإالَّ ه ُ‬


‫ّٰللا‬ ‫ع َ‬‫ش ْك ُر لَهُ َ‬
‫سانٰ ٰه َوال ُّ‬
‫لى ٰإ ْح َ‬
‫ع َ‬ ‫اَ ْل َح ْم ُد ٰ ه ٰ‬
‫ّلِل َ‬

‫س ْولُهُ الدَّا ٰعي َ‬


‫إلى‬ ‫ع ْب ُدهُ َو َر ُ‬
‫سيِّٰ َدنَا ُم َح َّمدًا َ‬ ‫ّٰللا َو ْح َدهُ الَ ش َٰريْكَ لَهُ َوأَ ْش َه ُد َّ‬
‫أن َ‬ ‫َو ه ُ‬
‫س ٰلِّ ْم تَ ْس ٰل ْي ًما ٰكثي ًْرا‬ ‫علَى اَ ٰل ٰه َوأَ ْ‬
‫ص َحابٰ ٰه َو َ‬ ‫علَى َ‬
‫سيِّٰ ٰدنَا ُم َح َّم ٍد ٰو َ‬ ‫ٰرض َْوانٰ ٰه‪ .‬اَلله ُهـ َّم َ‬
‫ص ِّٰل َ‬

‫ّٰللا أَ َم َر ُك ْم‬
‫ع َّما نَ َهى َوا ْعلَ ُم ْوا أَ َّن ه َ‬
‫ّٰللا فٰ ْي َما أَ َم َر َوا ْنتَ ُه ْوا َ‬ ‫أَ َّما بَ ْع ُد فَيا َ اَيُّ َها النَّ ُ‬
‫اس اٰتَّقُوا ه َ‬
‫صلُّ ْونَ‬ ‫بٰأ َ ْم ٍر بَ َدأَ فٰ ْي ٰه بٰنَ ْف ٰس ٰه َوثَـنَى بٰ َمآل ئٰ َكتٰ ٰه بٰقُ ْد ٰس ٰه َوقَا َل تَعاَلَى ٰإ َّن ه َ‬
‫ّٰللا َو َمآلئٰ َكتَهُ يُ َ‬
‫علَى َ‬
‫سيِّٰ ٰدنَا‬ ‫س ٰلِّ ُم ْوا تَ ْس ٰل ْي ًما‪ .‬اَلله ُهـ َّم َ‬
‫ص ِّٰل َ‬ ‫صلُّ ْوا َ‬
‫علَ ْي ٰه َو َ‬ ‫لى النَّبٰى يآ اَيُّ َها الَّ ٰذيْنَ آ َمنُ ْوا َ‬
‫ع َ‬‫َ‬
‫ض‬ ‫سلٰكَ َو َمآلئٰ َك ٰة ْال ُمقَ َّربٰيْنَ َو ْ‬
‫ار َ‬ ‫علَى اَ ْنبٰيآئٰكَ َو ُر ُ‬ ‫علَى آ ٰل َ‬
‫سيِّٰدٰنا َ ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫ُم َح َّمدٍ‪َ ،‬و َ‬
‫ع ْن بَ ٰقيَّ ٰة ال َّ‬
‫ص َحابَ ٰة‬ ‫عثْ َمان َو َ‬
‫ع ٰلى َو َ‬ ‫الرا ٰش ٰديْنَ أَبٰى بَ ْك ٍر َو ُ‬
‫ع َمر َو ُ‬ ‫اء َّ‬ ‫اَلله ُهـ َّم َ‬
‫ع ٰن اْل ُخلَفَ ٰ‬
‫عنَّا َمعَ ُه ْم بٰ َر ْح َمتٰكَ يَا‬
‫ض َ‬ ‫ان اٰلَى يَ ْو ٰم ال ٰ ِّدي ْٰن َو ْ‬
‫ار َ‬ ‫س ٍ‬‫َوالتَّابٰ ٰعيْنَ َوتَابٰ ٰعي التَّابٰ ٰعيْنَ لَ ُه ْم بٰ ٰا ْح َ‬
‫اح ٰميْنَ‬ ‫أَ ْر َح َم َّ‬
‫الر ٰ‬

‫يآء ٰم ْن ُه ْم َواْالَ ْم َوا ٰ‬


‫ت‪،‬‬ ‫ت َو ْال ُم ْس ٰل ٰميْنَ َو ْال ُم ْس ٰل َما ٰ‬
‫ت اَالَ ْح ٰ‬ ‫اَلله ُهـ َّم ا ْغ ٰف ْر ٰل ْل ُمؤْ ٰمنٰيْنَ َو ْال ُمؤْ ٰمنَا ٰ‬
‫ص ْر ٰعبَادَكَ ْال ُم َو ٰ ِّح ٰديَّةَ‬
‫ش ْركَ َو ْال ُم ْش ٰر ٰكيْنَ َوا ْن ُ‬
‫اَلله ُهـ َّم أَ ٰع ٰ ِّز اْ ْٰل ْسًلَ َم َو ْال ُم ْس ٰل ٰميْنَ َوأَ ٰذ َّل ال ٰ ِّ‬

‫ص َر ال ٰ ِّديْنَ َوا ْخذُ ْل َم ْن َخذَ َل اْل ُم ْس ٰل ٰميْنَ َو َد ٰ ِّم ْر أَ ْع َدائَكَ أَ ْع َدا َء ال ٰ ِّدي ْٰن‬ ‫َوا ْن ُ‬
‫ص ْر َم ْن نَ َ‬
‫الزالَ ٰز َل َواْ ٰلم َحنَ‬ ‫َوأَ ْع ٰل َك ٰل َماتٰكَ إٰلَى يَ ْو َم ال ٰ ِّدي ْٰن‪ .‬اَلله ُهـ َّم ا ْدفَ ْع َ‬
‫عنَّا اْلبًَلَ َء َواْ َلوبَا َء َو َّ‬

‫صةً َو َ‬
‫سائٰ ٰر‬ ‫ع ْن بَلَ ٰدنَا اٰ ْندُونٰ ْي ٰسيَّا خَآ َّ‬ ‫س ْو َء اْل ٰفت َٰن َواْ ٰلم َح ٰن‪َ ،‬ما َ‬
‫ظ َه َر ٰم ْن َها َو َما بَ َ‬
‫طنَ ‪َ ،‬‬ ‫َو ُ‬
‫سنَةً َوفٰى اْ ٰ‬
‫ْلخ َرةٰ‬ ‫اْلب ُْل َد ٰ‬
‫ان اْل ُم ْس ٰل ٰميْنَ عآ َّمةً يَا َربَّ اْلعَالَ ٰميْنَ ‪َ .‬ربَّنَا آتٰنا َ فٰى ال ُّد ْنيَا َح َ‬
‫سنَا َوإٰ ْن لَ ْم تَ ْغ ٰف ْر لَنَا َوت َْر َح ْمنَا لَنَ ُك ْون ََّن ٰمنَ‬
‫ظلَ ْمنَا اَ ْنفُ َ‬
‫ار‪َ .‬ربَّنَا َ‬ ‫سنَةً َوقٰنَا َ‬
‫عذَ َ‬
‫اب النَّ ٰ‬ ‫َح َ‬
‫ع ٰن‬ ‫ْتآء ذٰي اْلقُ ْر َ‬
‫بى َويَ ْن َهى َ‬ ‫ان َوإٰي ٰ‬
‫س ٰ‬‫ّٰللا يَأْ ُم ُرنَا بٰاْلعَ ْد ٰل َواْ ْٰل ْح َ‬ ‫اْلخَا ٰس ٰريْنَ ‪ٰ .‬عبَا َد ٰ ه ٰ‬
‫ّٰللا ! إٰ َّن ه َ‬
‫ّٰللا اْلعَ ٰظي َْم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم‬ ‫ْشآء َو ْال ُم ْنك َٰر َواْلبَ ْغي ٰ يَ ٰع ُ‬
‫ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُر ْونَ َوا ْذ ُك ُروا ه َ‬ ‫اْلفَح ٰ‬
‫ّٰللا أَ ْك َب ْر‬
‫لى نٰعَ ٰم ٰه يَ ٰز ْد ُك ْم َولَ ٰذ ْك ُر ٰ ه ٰ‬
‫ع َ‬‫َوا ْش ُك ُر ْوهُ َ‬
‫‪Ustadz Ahmad Mundzir, pengajar di Pesantren Raudhatul Quran an-Nasimiyyah, Semarang‬‬

Anda mungkin juga menyukai