PENDAHULUAN
1
BAB II
TEORI DASAR
3
pengendalian temperatur suatu kimia, evaporasi suatu bahan pangan dan sebagainya.
Cairan yang sedang dididihkan biasanya ditampung dalam bejana dengan panas
yang berasal dari pipa-pipa pemanas yang horizontal atau vertikal. Pipa dan plat-plat
tersebut dipanaskan dengan listrik, dengan cairan panas atau uap panas pada sisi
yang lain.
Hal yang paling mendasar dalam proses destilasi adalah proses evaporasi dan
kondensasi. Kedua proses ini dipengaruhi oleh pemanasan air baku. Proses
pemanasan air baku dipengaruhi oleh massa dari air baku yang dipanaskan. Massa
air baku yang banyak akan menyebabkan proses pemanasan menjadi lebih lama.
Sedangkan massa air baku yang sedikit akan mempercepat proses pemanasan.
Proses pemanasan ini dapat mempengaruhi performandi alat destilat. Inilah hal yang
mendasar didalam destilat.
Pemisahan komponen air dan etanol akan terjadi dalam fase uap sehingga
diharapkan uap air dengan ukuran molekul lebih kecil dan laju difusi lebih cepat
dibandingkan molekul etanol, akan lebih mudah didorong melewati membran. Disisi
lain, jumlah etanol yang lebih banyak dengan titik didih lebih rendah
dibandingkan air akan mengakibatkan jumlah etanol dalam frasa uap lebih banyak,
sehingga pemisahan kedua komponen ini dapat pengaruhi oleh kondisi temperatur
serta waktu destilasi
Suatu zat cair mengandung atom-atom atau molekul yang tersusun
berdekatan namun masih dapat bergerak bebas dengan energi yang berlainan.
Ketika suatu molekul zat cair mendekati perbatasan fasa uap-cair, maka molekul
tersebut jika memiliki energi yang cukup, dapat berubah dari fasa cair menjadi fasa
gas.
Tekanan uap merupakan suatu sifat fisika dari zat cair yang bergantung pada
suhu. Tekanan uap selalu bertambah besar dengan kenaikan suhu. Tekanan pada
saat tekanan uap sama dengan tekanan uap/atmosfer disebut titik didih. Pada
temperatur ini, molekul zat cair mempunyai energi yang cukup untuk berubah
menjadi fasa uap tidak hanya pada permukaan zat cair, tetapi di seluruh bagian zat
cair sehingga terjadi gelembung-gelembung, dan keadaan ini disebut mendidih.
Temperatur pada saat tekanan uap sama dengan satu atmosfer disebut titik normal.
Untuk memisahkan atau memurnikan zat cair dapat digunakan beberapa cara
destilasi yang didasarkan atas perbedaan titik didih cairan yang dipisahkan.
4
Destilasi sederhana adalah proses destilasi yang tidak melibatkan kolom
fraksinasi atau proses yang biasanya untuk memurnikan cairan-cairan yang tidak
terurai pada titik didihnya dari pengotor-pengotor non volatil atau memisahkan
cairan yang mempunyai perbedaaan titik didihnya paling sedikit antara 70-80oC.
Kondensat pada dasarnya akan memiliki perbandingan mol fasa cair yang sama
dengan fasa uap pendidihan dari fasa cairnya. Destilasi sederhana tidak efektif untuk
memisahkan komponen-komponen dalam campuran yang perbedaan titik didihnya
tidak terlalu besar.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada waktu proses destilasi :
1. Termometer, Termometer tidak boleh dimasukan sampai
mendekati/ mengenailarutan, tetapi hanya diatas permukaan.
2. Disetiap terjadinya kenaikan suhu uap, lakukan penggantian wadah
penampung destilat.
3. Prinsip Kerja Destilasi
Destilasi juga dapat diartikan sebagai suatu proses pemurnian untuk senyawa
padat yaitu suatu proses yang didahului dengan penguapan senyawa cair dengan
memanaskannya, kemudian mengembunkan uap yang terbentuk yang akan
ditampung dalam wadah yang terpisah untuk mendapat destilat atau senyawa cair
yang murni.
Dasar pemisahan pada destilasi adalah perbedaan titik didih cairan pada
tekanan tertentu. Pemisahan dengan destilasi melibatkan penguapan differensial dari
suatu campuran cairan diikuti dengan penampungan material yang menguap dengan
cara pendinginan dan pengembunan.
Destilasi merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap tersebut
didinginkan kembali menjadi cairan. Unit operasi destilasi merupakan metode yang
digunakan untuk memisahkan komponen-komponennya yang terdapat dalam salah
satu larutan atau campuran dan bergantung pada distribusi komponen-komponen
tersebu antara fasa uap dan fasa air. Syarat utama dalam operasi pemisahan
komponen-komponen dengan cara destilasi adalah komposisi uap harus berbeda
dengan komposisi cairan dengan terjadi keseimbangan larutan-larutan, dengan
komponen-komponennya cukup dapat menguap.
Ada beberapa tahapan proses destilasi adalah sebagai berikut :
5
1) Evaporasi atau memindahkan pelarut sebagai uap dari cairan
2) Pemisahan uap-cairan didalam kolom dan untuk memisahkan komponen
dengan titik didih lebih rendah yang lebih mudah menguap komponen
lain yang kurang volatil.
3) Kondensasi dari uap, serta untuk mendapatkan fraksi pelarut yang lebih
volatil.
Keterangan :
1. wadah air
2. labu distilasi
3. Sambungan
4. Termometer
5. kondensor
6. aliran masuk air dingin
7. aliran keluar air dingin
8. labu distilat
9. lubang udara
10. tempat keluarnya distilat
11. air pemanas
12. larutan zat
13. Pemanas
6
Secara garis besar, komponen alat destilasi adalah sebagai berikut :
Labu Destilasi
Berfungsi untuk wadah atau tempat sebuah campuran zat cair yang akan
didestilasi.
Thermometer
umumnya dipakai untuk mengukur suhu uap zat cair yang didestilasi
selama proses destilasi berlangsung.
Labu Didih
Berfungsi untuk wadah sampel.
Adaptor : Berfungsi untuk menyalurkan hasil destilasi yang telah terkondisi
untuk disalurkan ke penampung yang sudah disediakan.
Tabung reaktor
Tabung reaktor berfungsi sebagai wadah atau tempat pamanasan bahan
baku. Tabung reaktor berbentuk silinder yang mempunyai tutup yang
direkatkan dengan menggunakan baut sehingga dapat dibuka dan ditutup.
Kondensor (Pendingin)
Kondensor berfungsi untuk mengubah seluruh gas menjadi fase cair. Air
disirkulasikan kedalam tabung condensor sebagai media pendingin.
Pipa penyalur
Pipa penyalur yang dibuat berbentuk spiral ini berfungsi untuk
menghubungkan dan menyalurkan gas dari tabung reaktor ke condenser.
Burner
Burner ini berfungsi sebagai media pemasan untuk mengasapkan bahan baku
didalam tangki pemanas yang bisa berupa kompor gas atau kompor minyak
ataupun juga tungku menggunakan batu bara, tetapi untuk lebih efisien dan
mudah mendapatkan bahan bakar maka digunakan kompor gas yang
menggunakan bahan bakar LPG.
9
menggunakan uap atau air mendidih. Sifat yang fundamental dari destilasi uap
adalah dapat mendestilasi campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-
masing senyawa campurannya. Selain itu destilasi uap dapat digunakan untuk
campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat didestilasi
dengan air.
Aplikasi dari destilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk alam
seperti minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan
untuk ekstraksi minyak parfum daritumbuhan.campuran dipanaskan melalui uap air
yang dialirkan ke dalam campuran dan mungkin ditambah juga dengan
pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke atasmenuju ke kondensor dan
akhirnya masuk ke labu destilat.
Destilasi Vakum
Destilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didestilasi
tidak stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik
didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150 °C.
Metode destilasi ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan titik didih yang
rendah jika kondensornya menggunakan air dingin, karena komponen yang
menguap tidak dapat dikondensasi oleh air. Untuk mengurangi tekanan digunakan
pompa vakum atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada
sistem destilasi ini.
5. Keuntungan dan kerugian Metode Destilasi
Keuntungan
a. Dapat memisahkan zat dengan perbedaan titik didih yang tinggi.
b. Produk yang dihasilkan benar-benar murni.
Kekurangan
a. Berlaku hanya untuk zat dengan fase cair dan gas.
b. Hanya dapat memisahkan zat yang memiliki perbedaan titik didih yang
besar.
c. Biaya penggunaan alat ini relatif mahal.
10
BAB III
PROSEDUR KERJA
Bahan :
1. Metanol
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
12
20 19 mL 77℃ 16.09
21 20 mL 78℃ 16.43
22 21 mL 78℃ 17.23
23 22 mL 78℃ 17.50
24 23 mL 78℃ 18.30
25 24 mL 78℃ 19.17
26 25 mL 79℃ 20.04
27 26 mL 80℃ 21.07
28 27 mL 80℃ 22.13
29 28 mL 83℃ 23.03
30 29 mL 86℃ 24.19
31 30 mL 89℃ 25.48
Volume Aquadest
No Suhu (℃) Waktu (menit)
(mL)
1 Tetesan pertama 92℃ 26.00
2 1 mL 94℃ 29.44
3 2 mL 96℃ 31.39
4 3 mL 96℃ 32.49
5 4 mL 96℃ 33.58
6 5 mL 96℃ 36.30
7 6 mL 96℃ 39.56
8 7 mL 96℃ 41.40
9 8 mL 96℃ 44.24
10 9 mL 96℃ 47.09
11 10 mL 96℃ 48.46
13
Grafik Destilasi
65
64
63
62
61
60
5 mL 10 mL 15 mL 20 mL 25 mL 30 mL 35 mL 40 mL 45 mL
Suhu
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kimia organik kali ini dilakukan percobaan mengenai destilasi
sederhana. Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui prinsip serta langkah-
langkah dalam mendestilasi suatu zat. Secara umum destilasi merupakan pemisahan
suatu komponen pada suatu zat cair berdasarkan titik didihnya. Campuran zat cair
yang akan dipisahkan dididihkan dan uap yang terbentuk diembunkan di dalam
kondenser. Prinsip dasar dari destilasi adalah perbedaan titik didih masing-masing
zat dalam larutan, sehingga apabila dipanaskan pada suhu tertentu maka zat yang
memiliki titik didih lebih rendah akan menguap terlebih dahulu. Zat yang menguap
terlebih dahulu inilah yang disebut destilat.
Destilasi juga dapat diartikan sebagai suatu proses pemurnian untuk senyawa
padat yaitu suatu proses yang didahului dengan penguapan senyawa cair dengan
memanaskannya, kemudian mengembunkan uap yang terbentuk yang akan
ditampung dalam wadah yang terpisah untuk mendapat destilat atau senyawa cair
yang murni. Dasar pemisahan pada destilasi adalah perbedaan titik didih cairan pada
tekanan tertentu. Pemisahan dengan destilasi melibatkan penguapan differensial dari
suatu campuran cairan diikuti dengan penampungan material yang menguap dengan
cara pendinginan dan pengembunan.
Destilasi merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap tersebut
14
didinginkan kembali menjadi cairan. Unit operasi destilasi merupakan metode yang
digunakan untuk memisahkan komponen-komponennya yang terdapat dalam
salah satu larutan atau campuran dan bergantung pada distribusi komponen-
komponen tersebu antara fasa uap dan fasa air. Syarat utama dalam operasi
pemisahan komponen-komponen dengan cara destilasi adalah komposisi uap harus
berbeda dengan komposisi cairan dengan terjadi keseimbangan larutan-larutan,
dengan komponen-komponennya cukup dapat menguap.
Ada beberapa tahapan proses destilasi adalah sebagai berikut :
1. Evaporasi atau memindahkan pelarut sebagai uap dari cairan
2. Pemisahan uap-cairan didalam kolom dan untuk memisahkan komponen
dengan titik didih lebih rendah yang lebih mudah menguap komponen lain
yang kurang volatil.
3. Kondensasi dari uap, serta untuk mendapatkan fraksi pelarut yang lebih
volatil.
Pada pratikum kali ini adalah destilat sederhana, rangkai alat destilat serta
penampungnya kemudian labu destilasi diisi dengan methanol sebanyak 30 mL lalu
selanjutnya dimasukkan dua buah batu didih. Labu destilasi dipanaskan sampai
mendidih. Kenaikan temperatur pada termometer diamati kemudian dibaca dan
dicatat temperatur setelah diperoleh tetesan pertama dan kondesat.
Prinsip destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali uap
tersebut pada suhu titik didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana tekanan
uapnya sama dengan tekanan atmosfer. Tujuan destilasi adalah pemurnian zat cair
pada titik didihnya, dan memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang terlarut
atau dari zat cair lainnya yang mempunyai perbedaan titik didih cairan murni. Pada
destilasi sederhana, zat-zat yang ingin dipisahkan memiliki perbedaan titik didih
yang besar. Untuk memisahkan zat-zat dengan titik didih yang berdekatan,
digunakan destilasi fraksinasi atau destilasi bertingkat. Percobaan ini bertujuan
untuk memurnikan metanol dengan menggunakan destilasi, melakukan destilasi
pada pemisahan dan pemurnian, serta membedakan senyawa-senyawa tersebut
berdasarkan sifat reaksi kimianya. Dalam percobaan ini pertama yang dilakukan
adalah merangkaikan alat-alat destilasi yaitu terdiri atas labu destilasi, kondensor,
adaptor, konektor, gelas ukur, batu didih, statif dan klem, serta termometer dan
bahan yang digunakan yaitu metanol. Fungsi dari alat destilasi sederhana yaitu,
15
labu destilasi berfungsi untuk menyimpan sampel yang akan diuji, dimana sampel
yang digunakan metanol. Kondensor berfungsi untuk mendinginkan uap destilasi
yang melewati kondensor sehingga menjadi cair. Termometer digunakan untuk
mengamati suhu dalam proses destilasi sehingga suhu dapat dikontrol sesuai
dengan suhu yang diinginkan untuk memperoleh destilat murni. Gelas ukur sebagai
wadah untuk menampung destilat yang diperoleh dari proses destilasi. Adaptor
untuk menghubungkan antara kondensor dan wadah penampung destilat (gelas
ukur).
Sehingga cairan destilat yang mudah menguap akan tertampung dalam gelas
ukur dan tidak akan menguap keluar selama proses destilasi berlangsung. Batu
didih berguna untuk memanaskan sampel yang terdapat pada labu destilat.
Sedangkan statif dan klem berguna untuk menyangga bagian-bagian dari peralatan
destilasi sederhana sehingga tidak jatuh atau goyang. Percobaan ini akan dilakukan
pemisahkan campuran yang terdiri dari metanol. Titik didih metanol 64,7 ⁰C .
metanol dipanaskan, suhu akan meningkat dan akan ditunjukkan oleh termometer.
Selain itu, suhu pada termometer juga harus diperhatikan selama proses destilasi.
Suhu termometer harus selalu dijaga agar tetap berada pada suhu titik didih cairan
yang ingin dipisahkan yakni pada suhu titik didih yang lebih rendah yang akan
diperoleh sebagai destilat, destilat yang diperoleh tersebut berupa metanol. Hal ini
disebabkan karena jumlah total ikatan hidrogennya lebih besar dari pada metanol,
karena metanol hanya memiliki satu ikatan hidrogen dan air memiliki dua ikatan
hidrogen. Uap metanol akan menguap dan bergerak melalui kondensor. Dimana
uap metanol didinginkan sehingga menjadi cairan kembali.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada waktu proses destilasi :
1. Termometer,Termometer tidak boleh dimasukan sampai mendekati/mengenai
larutan, tetapi hanya diatas permukaan.
2. Disetiap terjadinya kenaikan suhu uap, lakukan penggantian wadah
penampung destilat.
Dalam percobaan kali ini ditambahkan dua butir batu didih yang berfungsi untuk
meratakan panas sehingga panas tersebar pada seluruh bagian larutan. Pori-pori
dalam batu didih akan membantu penangkapan udara pada larutan dan
16
melepaskannya ke permukaan larutan (menyebabkan timbulnya gelembung-
gelembung kecil pada batu didih). Tanpa batu didih panas pada larutan tidak dapat
rata dan bisa mengeluarkan uap panas yang menimbulkan ledakan.
Zat yang kami gunakan pada praktikum destilasi sederhana ini adalah metanol Lalu
melanjutkan pemanasan secara perlahan terus di amati setiap mL dan di lihat
waktu, temperature, labu destilanya. Mencatat selama proses destilasi. Pada tetes
pertama di waktu 7 menit 20 detik sampai seterusnya dalam waktu permenitnya
didapat 1 mL destilat methanol dengan range suhu 70⁰C sampai dengan 71⁰C pada
30 mL destilat methanol dengan total waktu 25 menit 48 detik. Lalu di hentikan
destilat dan matikan api Bunsen setelah cairan tersisa sekitar 1 mL.
Pada percobaan destilasi ini didapatkan data tetesan pertama pada suhu 70 ⁰C.
Volume yang dihasilkan dari proses destilasi sederhana ini adalah 30 mL, tetap
sama bahan sebelum destilasi adalah 30 mL.
4.3 Pertanyan
1. Gambarkan rangkaian alat destilasi dan jelaskan fungsi dari masing-masing
alatnya!
Jawaban :
17
1. Labu Destilasi : Berfungsi untuk wadah atau tempat sebuah campuran zat cair
yang akan didestilasi.
2. Steel Head : Berfungsi untuk penyalur uap atau gas yang akan dimasukkan
ke alat pendingin (kondensor).
3. Thermometer : umumnya dipakai untuk mengukur suhu uap zat cair yang
didestilasi selama proses destilasi berlangsung.
4. Kondensor : Berfungsi sebagai aliran uap hasil reaksi serta untuk aliran air
keran.
5. Labu Didih : Berfungsi untuk wadah sampel.
6. Adaptor : Berfungsi untuk menyalurkan hasil destilasi yang telah terkondisi
untuk disalurkan ke penampung yang sudah disediakan.
7. Mantel : Berfungsi untuk memanaskan bahan di dalamnya.
8. Jelaskan prinsip dari destilasi sederhana! Jawaban :
18
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan, maka dalam pratikum destilasi
sederhana dapat disimpulkan bahwa :
1. Destilasi sederhana adalah suatu metode untuk memurnikan cairan cairan yang
Berdasarkan pada perbedaan titik didih
2. Proses yang terjadi pada destilasi perubahan fasa cair menjadi fasa uap atau gas
dengan pendidihan, kemudian gas tersebut mengembun. Tahap terpenting pada
destilasi adalah pendidihan dan kondensasi pengembunan.
3. Hasil destilasi methanol 30 mL dan 20mL aquadest yang menghasilkan destilasi
methanol murni adalah 30 mL dalam waktu 25 menit 48 detik dengan suhu akhir
89℃ dan tetes destilat pertama pada 7 menit 20 detik dengan suhu awal 70℃. Untuk
aquadest tetesan pertama terjadi pada suhu 92 ℃ pada 26 menit 0 detik dan tetesan
terakhir 10 mL pada waktu 48 menit 46 detik dengan suhu 96℃.
4. Volume metanol tetap 30mL sedangan aquadest menjadi 10 mL karena adanya
penyusutan/ penempelan pada dinding pipa kondensor.
19
LAMPIRAN
20
DAFTAR PUSTAKA
Hanifah, Nuur, Hesty. 2020. Modul Pratikum Kimia Organik. Bandung: Unfari
Yazid, Estien. 2005. Kimia Fisika Untuk Paramedis. Yogyakarta: CV Andi Offset.
21
LAPORAN KIMIA ORGANIK II
PERCOBAAN I DESTILASI SEDERHANA
Tim Dosen :
Hesty Nuur Hanifah, S.Si., M.I.L.
Di Susun oleh :
Rini Mutiarawati (D1A220109)
Lutfia Vera Dita (D1A220038)
Rachel Suhartati B (D1A220007)
Hilmi Ramadhan (D1A210069)
UNIVERSITAS ALGHIFARI
JURUSAN FARMASI
TAHUN AJARAN 2022/2023
22
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1.......................................................................................................................... Latar
Belakang..........................................................................................................1
1.2..........................................................................................................................Tujuan
Pratikum..........................................................................................................1
1.3..........................................................................................................................Prinsip
Pratikum..........................................................................................................1
BAB V...................................................................................................................19
23
KESIMPULAN.....................................................................................................19
LAMPIRAN..........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21
24