Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Destilasi merupakan suatu proses pemisahan dua atau lebih komponen zat cair
berdasarkan pada titik didih. Secara sederhana destisi dilakukan dengan
memanaskan/menguapkan zat cair lalu uap tersebut didinginkan kembali supaya
jadi cair dengan bantuan kondensor.Destilasi digunakan untuk memurnikan zat cair,
yang didasarkan atas perbedaan titik didih cairan. Pada proses ini cairan berubah
menjadi uap. Uap ini adalah zat murni kemudian uap ini didinginkan pada
pendingin ini,uap mengembun manjadi cairan murni yang disebut destilat. Destilat
dapat digunakan untuk memperoleh pelarut murni dari larutan yang mengandung
zat terlarut misalnya destilasi air laut menjadi air murni .
Destilasi adalah suatu proses pemurnian yang didahului dengan penguapan
senyawa cair dengan cara memanaskannya, kemudian mengembunkan uap yang
terbentuk. Prinsip dasar dari destilasi adalah perbedaan titik didih dari zat-zat cair
dalam campuran zat cair tersebut sehingga zat (senyawa) yang memiliki titik
didih terendah akan menguap lebih dahulu, kemudian apabila didinginkan akan
mengembun dan menetes sebagai zat murni (destilat). Destilasi digunakan untuk
memurnikan zat cair,yang didasarkan atas perbedaan titik didih cairan. Pada proses
ini cairan berubah menjadi uap. Uap ini adalah zat murni.Kemudian uap ini
didinginkan pada pendinginan ini, uap mengembun manjadi cairan murni yang
disebut destilat.

1.2 Tujuan Pratikum


 Memahami prinsip destilasi sederhana
 Melakukan destilasi sederhana

1.3 Prinsip Pratikum


 Destilasi sederhana

1
BAB II
TEORI DASAR

2.1. Sejarah Destilasi


Pertama kali destilasi dikenalkan oleh seorang kimiawan Babilonia di
Mesopotamia pad millennium ke-2 sebelum masehi. Namun untuk industri dibawa oleh
kimiwan muslim dalam proses mengisolasi ester untuk membuat parfum. Pada abad ke-
8 kimiawan muslim juga berhasil mendapatkan substan kimia yang benar- benar murni
melalui proses destilasi. Pada tahun 800-an ahli kimia Persia, Jabir ibnu Hayam menjadi
insprasi dalam destilasi skala mikro, karena penemuannya di bidang destilasi yang
masih dipakai sampai sekarang. Petroleum pertama kali di destilasi oleh kimiawan
muslim yang bernama Al-Razi pada abad ke-9,untuk destilasi karosin atau minyak
tanah pertama ditemukan oleh Avicenna pada awal abad ke-11.
Sedangkan distilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan Yunani sekitar abad
pertama masehi yang akhirnya perkembangannya dipicu terutama oleh tingginya
permintaan akan spritus. Hypathia dari Alexandria dipercaya telah menemukan
rangkaian alat untuk distilasi dan Zosimus dari Alexandria-lah yang telah berhasil
menggambarkan secara akurat tentang proses distilasi pada sekitar abad ke-4 Bentuk
modern distilasi pertama kali ditemukan oleh ahli-ahli kimia Islam pada masa
kekhalifahan Abbasiah, terutama oleh Al-Razi pada pemisahan alkohol menjadi
senyawa yang relatif murni melalui alat alembik, bahkan desain ini menjadi semacam
inspirasi yang memungkinkan rancangan destilasi skala mikro, The Hickman Stillhead
dapat terwujud. Tulisan oleh Jabir Ibnu Hayyan (721-815) yang lebih dikenal dengan
Ibnu Jabir menyebutkan tentang uap anggur yang dapat terbakar, ia juga telah
menemukan banyak peralatan dan proses kimia yang bahkan masih banyak dipakai
sampai saat kini. Kemudian teknik penyulingan diuraikan dengan jelas oleh Al-Kindi
(801-873).

2.2. Pengertian Destilasi


Destilasi adalah suatu metode untuk memurnikan cairan-cairan yang
berdasarkan pada perbedaan titik didihnya. Proses yang terjadi pada destilasi adalah
perubahan fasa cair menjadi fasa uap atau gas dengan pendidihan, kemudian gas
tersebut mengembun. Tahap terpenting pada destilasi adalah pendidihan dan kondensasi
2
pengembunan.
Beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian destilasi adalah sebagai berikut :
2.3. Menurut Mc.Cabe (1999), destilasi adalah suatu proses
pemisahan dua atau lebih komponen dalam suatu campuran berdasarkan
perbedaan titik didih dari masing-masing komponen dengan menggunakan
panas sebagai tenaga pemisah.
2.4. Menurut GG.Brown (1987), destilasi adalah suatu metode
operasi yang digunakan pada proses pemisahan suatu komponen dari
campurannya dengan menggunakan panas sebagai tenaga pemisah berdasarkan
perbedaan titik didih masing-masing komponennya. Proses pemisahan secara
distilasi terdiri dari tiga langkah dasar, yaitu:
1. Proses penguapan atau penambahan panas dalam larutan yang dipisahkan.
2. Proses pembentukan fase seimbang.
3. Proses pemisahan kedua fase seimbang.
 Menurut Herry Santoso (1997), proses pemisahan secara destilasi dapat
dilakukan terhadap campuran yang terdiri dari komponen sebagai berikut:
1. Mempunyai perbedaan titik didih yang cukup
2. Mempunyai sifat penguapan yang relatif tinggi
3. Tidak membentuk campuran azeotrop

Prinsip destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali uap


tersebut pada suhu titik didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana tekanan
uapnya sama dengan tekanan atmosfer. Cairan yang diembunkan kembali disebut
destilat. Tujuan destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik didihnya, dan
memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang terlarut atau dari zat cair lainnya
yang mempunyai perbedaan titik didih cairan murni. Pada destilasi biasa, tekanan
uap diatas cairan adalah tekanan atmosfir (titik didih normal). Untuk senyawa
murni, suhu yang tercatat pada atmosfir yang ditempatkan pada tempat terjadinya
proses destilasi adalah sama dengan titik didih destilat
Teori dasar destilasi yaitu perpindahan panas ke cairan yang sedang
mendidih memegang peranan yang penting pada proses evaporasi dan destilasi atau
juga pada proses biologi dan proses kimia lain seperti proses petrolenm,

3
pengendalian temperatur suatu kimia, evaporasi suatu bahan pangan dan sebagainya.
Cairan yang sedang dididihkan biasanya ditampung dalam bejana dengan panas
yang berasal dari pipa-pipa pemanas yang horizontal atau vertikal. Pipa dan plat-plat
tersebut dipanaskan dengan listrik, dengan cairan panas atau uap panas pada sisi
yang lain.
Hal yang paling mendasar dalam proses destilasi adalah proses evaporasi dan
kondensasi. Kedua proses ini dipengaruhi oleh pemanasan air baku. Proses
pemanasan air baku dipengaruhi oleh massa dari air baku yang dipanaskan. Massa
air baku yang banyak akan menyebabkan proses pemanasan menjadi lebih lama.
Sedangkan massa air baku yang sedikit akan mempercepat proses pemanasan.
Proses pemanasan ini dapat mempengaruhi performandi alat destilat. Inilah hal yang
mendasar didalam destilat.
Pemisahan komponen air dan etanol akan terjadi dalam fase uap sehingga
diharapkan uap air dengan ukuran molekul lebih kecil dan laju difusi lebih cepat
dibandingkan molekul etanol, akan lebih mudah didorong melewati membran. Disisi
lain, jumlah etanol yang lebih banyak dengan titik didih lebih rendah
dibandingkan air akan mengakibatkan jumlah etanol dalam frasa uap lebih banyak,
sehingga pemisahan kedua komponen ini dapat pengaruhi oleh kondisi temperatur
serta waktu destilasi
Suatu zat cair mengandung atom-atom atau molekul yang tersusun
berdekatan namun masih dapat bergerak bebas dengan energi yang berlainan.
Ketika suatu molekul zat cair mendekati perbatasan fasa uap-cair, maka molekul
tersebut jika memiliki energi yang cukup, dapat berubah dari fasa cair menjadi fasa
gas.
Tekanan uap merupakan suatu sifat fisika dari zat cair yang bergantung pada
suhu. Tekanan uap selalu bertambah besar dengan kenaikan suhu. Tekanan pada
saat tekanan uap sama dengan tekanan uap/atmosfer disebut titik didih. Pada
temperatur ini, molekul zat cair mempunyai energi yang cukup untuk berubah
menjadi fasa uap tidak hanya pada permukaan zat cair, tetapi di seluruh bagian zat
cair sehingga terjadi gelembung-gelembung, dan keadaan ini disebut mendidih.
Temperatur pada saat tekanan uap sama dengan satu atmosfer disebut titik normal.
Untuk memisahkan atau memurnikan zat cair dapat digunakan beberapa cara
destilasi yang didasarkan atas perbedaan titik didih cairan yang dipisahkan.
4
Destilasi sederhana adalah proses destilasi yang tidak melibatkan kolom
fraksinasi atau proses yang biasanya untuk memurnikan cairan-cairan yang tidak
terurai pada titik didihnya dari pengotor-pengotor non volatil atau memisahkan
cairan yang mempunyai perbedaaan titik didihnya paling sedikit antara 70-80oC.
Kondensat pada dasarnya akan memiliki perbandingan mol fasa cair yang sama
dengan fasa uap pendidihan dari fasa cairnya. Destilasi sederhana tidak efektif untuk
memisahkan komponen-komponen dalam campuran yang perbedaan titik didihnya
tidak terlalu besar.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada waktu proses destilasi :
1. Termometer, Termometer tidak boleh dimasukan sampai
mendekati/ mengenailarutan, tetapi hanya diatas permukaan.
2. Disetiap terjadinya kenaikan suhu uap, lakukan penggantian wadah
penampung destilat.
3. Prinsip Kerja Destilasi

Destilasi juga dapat diartikan sebagai suatu proses pemurnian untuk senyawa
padat yaitu suatu proses yang didahului dengan penguapan senyawa cair dengan
memanaskannya, kemudian mengembunkan uap yang terbentuk yang akan
ditampung dalam wadah yang terpisah untuk mendapat destilat atau senyawa cair
yang murni.
Dasar pemisahan pada destilasi adalah perbedaan titik didih cairan pada
tekanan tertentu. Pemisahan dengan destilasi melibatkan penguapan differensial dari
suatu campuran cairan diikuti dengan penampungan material yang menguap dengan
cara pendinginan dan pengembunan.
Destilasi merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap tersebut
didinginkan kembali menjadi cairan. Unit operasi destilasi merupakan metode yang
digunakan untuk memisahkan komponen-komponennya yang terdapat dalam salah
satu larutan atau campuran dan bergantung pada distribusi komponen-komponen
tersebu antara fasa uap dan fasa air. Syarat utama dalam operasi pemisahan
komponen-komponen dengan cara destilasi adalah komposisi uap harus berbeda
dengan komposisi cairan dengan terjadi keseimbangan larutan-larutan, dengan
komponen-komponennya cukup dapat menguap.
Ada beberapa tahapan proses destilasi adalah sebagai berikut :
5
1) Evaporasi atau memindahkan pelarut sebagai uap dari cairan
2) Pemisahan uap-cairan didalam kolom dan untuk memisahkan komponen
dengan titik didih lebih rendah yang lebih mudah menguap komponen
lain yang kurang volatil.
3) Kondensasi dari uap, serta untuk mendapatkan fraksi pelarut yang lebih
volatil.

2.3 Komponen Alat Destilasi Sederhana

Keterangan :
1. wadah air
2. labu distilasi
3. Sambungan
4. Termometer
5. kondensor
6. aliran masuk air dingin
7. aliran keluar air dingin
8. labu distilat
9. lubang udara
10. tempat keluarnya distilat
11. air pemanas
12. larutan zat
13. Pemanas
6
Secara garis besar, komponen alat destilasi adalah sebagai berikut :
 Labu Destilasi
Berfungsi untuk wadah atau tempat sebuah campuran zat cair yang akan
didestilasi.
 Thermometer
umumnya dipakai untuk mengukur suhu uap zat cair yang didestilasi
selama proses destilasi berlangsung.
 Labu Didih
Berfungsi untuk wadah sampel.
 Adaptor : Berfungsi untuk menyalurkan hasil destilasi yang telah terkondisi
untuk disalurkan ke penampung yang sudah disediakan.
 Tabung reaktor
Tabung reaktor berfungsi sebagai wadah atau tempat pamanasan bahan
baku. Tabung reaktor berbentuk silinder yang mempunyai tutup yang
direkatkan dengan menggunakan baut sehingga dapat dibuka dan ditutup.
 Kondensor (Pendingin)
Kondensor berfungsi untuk mengubah seluruh gas menjadi fase cair. Air
disirkulasikan kedalam tabung condensor sebagai media pendingin.
 Pipa penyalur
Pipa penyalur yang dibuat berbentuk spiral ini berfungsi untuk
menghubungkan dan menyalurkan gas dari tabung reaktor ke condenser.
 Burner
Burner ini berfungsi sebagai media pemasan untuk mengasapkan bahan baku
didalam tangki pemanas yang bisa berupa kompor gas atau kompor minyak
ataupun juga tungku menggunakan batu bara, tetapi untuk lebih efisien dan
mudah mendapatkan bahan bakar maka digunakan kompor gas yang
menggunakan bahan bakar LPG.

2.4 Macam- Macam Destilasi


Pada dasarnya destilasi menurut penggunaan uapnya dibagi menjadi dua cara, yaitu:
 Destilasi menggunakan uap
7
Destilasi uap meggunakan panas sebagai sumber energi untuk proses
destilasi dengan cara open steam, dimana uap tersebut mengadakan kontak lansung
di dalam sistem destilasi baik pada proses batch maupun kontinyu. Pada umumnya
distilasi dilakukan dengan penambahan komponen inert seperti nitrogen,
karbondioksida, flue, dan sebagainya.
Destilasi uap inert digunakan untuk proses-proses sebagai berikut:
1. Untuk memisahkan sejumlah kecil dari impuritas yang mudah menguap dari
sejumlah bahan masukan.
2. Untuk memisahkan dalam jumlah yang cukup besar pada bahan yang
mempunyai titik didih tinggi.
3. Untuk mendapatkan titik didih dari suatu bahan dari sejumlah kecil impuritas
yang mempunyai titik didih lebih tinggi.

 Destilasi menggunakan reboiler


Destilasi dengan menggunakan reboiler disebut dengan closed steam,
dimana alat penukar panas (reboiler) digunakan untuk memaksa kembalinya
panas dan uap pada hasil bawah fraksinator. Reboiler diletakkan pada bagian
menara, hal ini membuat luas permukaan menjadi besar. Namun, untuk
membersihkannya harus menghentikan operasi distilasi. Reboiler dipanaskan
oleh steam pemanas.
Selanjutnya, ada beberapa macam destilasi diantaranya yaitu :
 Distilasi Sederhana
Pada destilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik
didih yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Destilasi
sederhana juga merupakan Teknik pemisahan kimia untuk memisahkan dua atau
lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh. Jika campuran
dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap
lebih dulu.
Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan,yaitu
kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas. Distilasi ini dilakukan pada
tekanan atmosfer. Aplikasi distilasi sederhana digunakan untuk memisahkan
campuran air dan Alkohol. Pada prakteknya, kebanyakan campuran sukar untuk
dimurnikan melalui satu distilasi sederhana.
8
 Destilasi Fraksionisasi
Fungsi destilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen
cair, dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya.
Distilasi ini juga dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih
kurang dari 20°C dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan
rendah.
Aplikasi dari destilasi jenis ini digunakan pada industri minyak
mentah,untuk memisahkan komponen- komponen dalam minyak mentah. Perbedaan
destilasi fraksionasi dan destilasi sederhana adalah adanya kolom fraksionasi.
Dikolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda-beda
pada setiap platnya. Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan untuk pemurnian
destilat yang lebih dari plat-plat di bawahnya. Semakin ke atas, semakin tidak
volatil cairannya.
 Destilasi-Fraksi
Saat uap mencapai kolom, uap tersebut akan mengalami kondensasi dan
membentuk cairan. Cairan tersebut memiliki komposisi sama dengan uap darimana
dia berasal dan diperkaya dengan cairan dengan titik didih rendah. Cairan
terkondensasi tersebut akan ditahan pada kolom dan menetes secara pelahan-lahan.
Uap campuran akan terus terbentuk dan bergerak ke arah bagian atas kolom. Ketika
uap tersebut bertemu dengan tetesan cairan, maka uap akan terkondensasi dan
mentransfer energi panasnya pada cairan. Energi panas ini dapat menyebabkan
tetesan cairan mendidih, membentuk uap baru.
Uap yang baru terbentuk ini akan makin banyak pada cairan bertitik didih
rendah dibanding uap pada bagian awal. Uap baru ini akan bergerak ke atas dan
berkondensasi lagi. Proses ini berulang sehingga uap/cairan mengalir pada kolom
fraksi. Uap cairan yang keluar pada bagian atas kolom sebagain besar mengandung
cairan dengan titik didih rendah, kadang-kadang sampai 100%, tergantung panjang
kolom. Uap ini berkondensasi dan ditampung.
 Destilasi Uap
Destilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki
titik didih mencapai 200 °c atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-
senyawa ini dengan suhu mendekati 100 °c dalam tekanan atmosfer dengan

9
menggunakan uap atau air mendidih. Sifat yang fundamental dari destilasi uap
adalah dapat mendestilasi campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-
masing senyawa campurannya. Selain itu destilasi uap dapat digunakan untuk
campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat didestilasi
dengan air.
Aplikasi dari destilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk alam
seperti minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan
untuk ekstraksi minyak parfum daritumbuhan.campuran dipanaskan melalui uap air
yang dialirkan ke dalam campuran dan mungkin ditambah juga dengan
pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke atasmenuju ke kondensor dan
akhirnya masuk ke labu destilat.

 Destilasi Vakum
Destilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didestilasi
tidak stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik
didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150 °C.
Metode destilasi ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan titik didih yang
rendah jika kondensornya menggunakan air dingin, karena komponen yang
menguap tidak dapat dikondensasi oleh air. Untuk mengurangi tekanan digunakan
pompa vakum atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada
sistem destilasi ini.
5. Keuntungan dan kerugian Metode Destilasi
 Keuntungan
a. Dapat memisahkan zat dengan perbedaan titik didih yang tinggi.
b. Produk yang dihasilkan benar-benar murni.
 Kekurangan
a. Berlaku hanya untuk zat dengan fase cair dan gas.
b. Hanya dapat memisahkan zat yang memiliki perbedaan titik didih yang
besar.
c. Biaya penggunaan alat ini relatif mahal.

10
BAB III
PROSEDUR KERJA

3.1 Alat dan Bahan


 Alat :
1. Labu destilasi
2. Kondensor Liebig
3. Batu didih
4. Stopwatch
5. Gelas ukur
6. Termometer
7. Statif dan klem
8. Erlenmeyer

 Bahan :
1. Metanol

3.2 Prosedur Kerja


1. Masukkan 30 mL metanol dan 20 mL aquadest ke dalam labu destilasi yang
bersih dan kering.
2. Tambahkan dua buah batu didih dan rangkai alat destilasi serta
penampungnya.
3. Panaskan cairan sampai mulai mendidih.
4. Catat temperatur ketika tetes destilat pertama diperoleh.
5. Lanjutkan pemanasan secara perlahan (tidak melebihi 2 mL/menit) dan catat
temperatur destilasi selama proses destilasi ketika total destilat diperoleh
sebanyak 1, 2, 3, 4 mL dst.
11
6. Hentikan destilasi dan matikan api setelah cairan tersisa sekitar 1 mL.
7. Catat rentang temperatur dari permulaan sampai akhir destilasi yang
merupakan titik didih yang teramati dan bandingkan dengan literatur.
8. Dari data yang diperoleh gambar grafik destilasi untuk metanol murni, dengan
temperatur destilasi sebagai aksis vertikal dan total volume destilat pada
posisi aksis horizontal.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan


Volume Metanol
No Suhu (℃) Waktu (menit)
(mL)
1 Tetesan pertama 70℃ 07.20
2 1 mL 71℃ 07.26
3 2 mL 72℃ 07.50
4 3 mL 72℃ 08.10
5 4 mL 73℃ 08.40
6 5 mL 74℃ 09.09
7 6 mL 74℃ 09.44
8 7 mL 74℃ 10.09
9 8 mL 74℃ 10.40
10 9 mL 74℃ 11.10
11 10 mL 75℃ 11.41
12 11 mL 75℃ 12.00
13 12 mL 75℃ 12.39
14 13 mL 76℃ 13.06
15 14 mL 76℃ 13.34
16 15 mL 76℃ 14.02
17 16 mL 76℃ 14.38
18 17 mL 76℃ 15.07
19 18 mL 77℃ 15.35

12
20 19 mL 77℃ 16.09
21 20 mL 78℃ 16.43
22 21 mL 78℃ 17.23
23 22 mL 78℃ 17.50
24 23 mL 78℃ 18.30
25 24 mL 78℃ 19.17
26 25 mL 79℃ 20.04
27 26 mL 80℃ 21.07
28 27 mL 80℃ 22.13
29 28 mL 83℃ 23.03
30 29 mL 86℃ 24.19
31 30 mL 89℃ 25.48

Volume Aquadest
No Suhu (℃) Waktu (menit)
(mL)
1 Tetesan pertama 92℃ 26.00
2 1 mL 94℃ 29.44
3 2 mL 96℃ 31.39
4 3 mL 96℃ 32.49
5 4 mL 96℃ 33.58
6 5 mL 96℃ 36.30
7 6 mL 96℃ 39.56
8 7 mL 96℃ 41.40
9 8 mL 96℃ 44.24
10 9 mL 96℃ 47.09
11 10 mL 96℃ 48.46

13
Grafik Destilasi
65

64

63

62

61

60
5 mL 10 mL 15 mL 20 mL 25 mL 30 mL 35 mL 40 mL 45 mL

Suhu

4.2 Pembahasan
Pada praktikum kimia organik kali ini dilakukan percobaan mengenai destilasi
sederhana. Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui prinsip serta langkah-
langkah dalam mendestilasi suatu zat. Secara umum destilasi merupakan pemisahan
suatu komponen pada suatu zat cair berdasarkan titik didihnya. Campuran zat cair
yang akan dipisahkan dididihkan dan uap yang terbentuk diembunkan di dalam
kondenser. Prinsip dasar dari destilasi adalah perbedaan titik didih masing-masing
zat dalam larutan, sehingga apabila dipanaskan pada suhu tertentu maka zat yang
memiliki titik didih lebih rendah akan menguap terlebih dahulu. Zat yang menguap
terlebih dahulu inilah yang disebut destilat.
Destilasi juga dapat diartikan sebagai suatu proses pemurnian untuk senyawa
padat yaitu suatu proses yang didahului dengan penguapan senyawa cair dengan
memanaskannya, kemudian mengembunkan uap yang terbentuk yang akan
ditampung dalam wadah yang terpisah untuk mendapat destilat atau senyawa cair
yang murni. Dasar pemisahan pada destilasi adalah perbedaan titik didih cairan pada
tekanan tertentu. Pemisahan dengan destilasi melibatkan penguapan differensial dari
suatu campuran cairan diikuti dengan penampungan material yang menguap dengan
cara pendinginan dan pengembunan.
Destilasi merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap tersebut
14
didinginkan kembali menjadi cairan. Unit operasi destilasi merupakan metode yang
digunakan untuk memisahkan komponen-komponennya yang terdapat dalam
salah satu larutan atau campuran dan bergantung pada distribusi komponen-
komponen tersebu antara fasa uap dan fasa air. Syarat utama dalam operasi
pemisahan komponen-komponen dengan cara destilasi adalah komposisi uap harus
berbeda dengan komposisi cairan dengan terjadi keseimbangan larutan-larutan,
dengan komponen-komponennya cukup dapat menguap.
Ada beberapa tahapan proses destilasi adalah sebagai berikut :
1. Evaporasi atau memindahkan pelarut sebagai uap dari cairan
2. Pemisahan uap-cairan didalam kolom dan untuk memisahkan komponen
dengan titik didih lebih rendah yang lebih mudah menguap komponen lain
yang kurang volatil.
3. Kondensasi dari uap, serta untuk mendapatkan fraksi pelarut yang lebih
volatil.
Pada pratikum kali ini adalah destilat sederhana, rangkai alat destilat serta
penampungnya kemudian labu destilasi diisi dengan methanol sebanyak 30 mL lalu
selanjutnya dimasukkan dua buah batu didih. Labu destilasi dipanaskan sampai
mendidih. Kenaikan temperatur pada termometer diamati kemudian dibaca dan
dicatat temperatur setelah diperoleh tetesan pertama dan kondesat.
Prinsip destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali uap
tersebut pada suhu titik didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana tekanan
uapnya sama dengan tekanan atmosfer. Tujuan destilasi adalah pemurnian zat cair
pada titik didihnya, dan memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang terlarut
atau dari zat cair lainnya yang mempunyai perbedaan titik didih cairan murni. Pada
destilasi sederhana, zat-zat yang ingin dipisahkan memiliki perbedaan titik didih
yang besar. Untuk memisahkan zat-zat dengan titik didih yang berdekatan,
digunakan destilasi fraksinasi atau destilasi bertingkat. Percobaan ini bertujuan
untuk memurnikan metanol dengan menggunakan destilasi, melakukan destilasi
pada pemisahan dan pemurnian, serta membedakan senyawa-senyawa tersebut
berdasarkan sifat reaksi kimianya. Dalam percobaan ini pertama yang dilakukan
adalah merangkaikan alat-alat destilasi yaitu terdiri atas labu destilasi, kondensor,
adaptor, konektor, gelas ukur, batu didih, statif dan klem, serta termometer dan
bahan yang digunakan yaitu metanol. Fungsi dari alat destilasi sederhana yaitu,
15
labu destilasi berfungsi untuk menyimpan sampel yang akan diuji, dimana sampel
yang digunakan metanol. Kondensor berfungsi untuk mendinginkan uap destilasi
yang melewati kondensor sehingga menjadi cair. Termometer digunakan untuk
mengamati suhu dalam proses destilasi sehingga suhu dapat dikontrol sesuai
dengan suhu yang diinginkan untuk memperoleh destilat murni. Gelas ukur sebagai
wadah untuk menampung destilat yang diperoleh dari proses destilasi. Adaptor
untuk menghubungkan antara kondensor dan wadah penampung destilat (gelas
ukur).
Sehingga cairan destilat yang mudah menguap akan tertampung dalam gelas
ukur dan tidak akan menguap keluar selama proses destilasi berlangsung. Batu
didih berguna untuk memanaskan sampel yang terdapat pada labu destilat.
Sedangkan statif dan klem berguna untuk menyangga bagian-bagian dari peralatan
destilasi sederhana sehingga tidak jatuh atau goyang. Percobaan ini akan dilakukan
pemisahkan campuran yang terdiri dari metanol. Titik didih metanol 64,7 ⁰C .
metanol dipanaskan, suhu akan meningkat dan akan ditunjukkan oleh termometer.
Selain itu, suhu pada termometer juga harus diperhatikan selama proses destilasi.
Suhu termometer harus selalu dijaga agar tetap berada pada suhu titik didih cairan
yang ingin dipisahkan yakni pada suhu titik didih yang lebih rendah yang akan
diperoleh sebagai destilat, destilat yang diperoleh tersebut berupa metanol. Hal ini
disebabkan karena jumlah total ikatan hidrogennya lebih besar dari pada metanol,
karena metanol hanya memiliki satu ikatan hidrogen dan air memiliki dua ikatan
hidrogen. Uap metanol akan menguap dan bergerak melalui kondensor. Dimana
uap metanol didinginkan sehingga menjadi cairan kembali.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada waktu proses destilasi :
1. Termometer,Termometer tidak boleh dimasukan sampai mendekati/mengenai
larutan, tetapi hanya diatas permukaan.
2. Disetiap terjadinya kenaikan suhu uap, lakukan penggantian wadah
penampung destilat.

Dalam percobaan kali ini ditambahkan dua butir batu didih yang berfungsi untuk
meratakan panas sehingga panas tersebar pada seluruh bagian larutan. Pori-pori
dalam batu didih akan membantu penangkapan udara pada larutan dan

16
melepaskannya ke permukaan larutan (menyebabkan timbulnya gelembung-
gelembung kecil pada batu didih). Tanpa batu didih panas pada larutan tidak dapat
rata dan bisa mengeluarkan uap panas yang menimbulkan ledakan.
Zat yang kami gunakan pada praktikum destilasi sederhana ini adalah metanol Lalu
melanjutkan pemanasan secara perlahan terus di amati setiap mL dan di lihat
waktu, temperature, labu destilanya. Mencatat selama proses destilasi. Pada tetes
pertama di waktu 7 menit 20 detik sampai seterusnya dalam waktu permenitnya
didapat 1 mL destilat methanol dengan range suhu 70⁰C sampai dengan 71⁰C pada
30 mL destilat methanol dengan total waktu 25 menit 48 detik. Lalu di hentikan
destilat dan matikan api Bunsen setelah cairan tersisa sekitar 1 mL.
Pada percobaan destilasi ini didapatkan data tetesan pertama pada suhu 70 ⁰C.
Volume yang dihasilkan dari proses destilasi sederhana ini adalah 30 mL, tetap
sama bahan sebelum destilasi adalah 30 mL.

4.3 Pertanyan
1. Gambarkan rangkaian alat destilasi dan jelaskan fungsi dari masing-masing
alatnya!

Jawaban :
17
1. Labu Destilasi : Berfungsi untuk wadah atau tempat sebuah campuran zat cair
yang akan didestilasi.
2. Steel Head : Berfungsi untuk penyalur uap atau gas yang akan dimasukkan
ke alat pendingin (kondensor).
3. Thermometer : umumnya dipakai untuk mengukur suhu uap zat cair yang
didestilasi selama proses destilasi berlangsung.
4. Kondensor : Berfungsi sebagai aliran uap hasil reaksi serta untuk aliran air
keran.
5. Labu Didih : Berfungsi untuk wadah sampel.
6. Adaptor : Berfungsi untuk menyalurkan hasil destilasi yang telah terkondisi
untuk disalurkan ke penampung yang sudah disediakan.
7. Mantel : Berfungsi untuk memanaskan bahan di dalamnya.
8. Jelaskan prinsip dari destilasi sederhana! Jawaban :

Prinsip destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali uap


tersebut pada suhu titik didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana
tekanan uapnya sama dengan tekanan atmosfer. Cairan yang diembunkan
kembali disebut destilat. Tujuan destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik
didihnya, dan memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang terlarut atau dari
zat cair lainnya yang mempunyai perbedaan titik didih cairan murni. Pada
destilasi biasa, tekanan uap diatas cairan adalah tekanan atmosfir (titik didih
normal). Untuk senyawa murni, suhu yang tercatat pada atmosfir yang
ditempatkan pada tempat terjadinya proses destilasi adalah sama dengan titik
didih destilat
3. Jelaskan fungsi penambahan batu didih pada destilasi sederhana! Jawaban :
batu didih yang berfungsi untuk meratakan panas sehingga panas tersebar pada
seluruh bagian larutan. Pori-pori dalam batu didih akan membantu penangkapan
udara pada larutan dan melepaskannya ke permukaan larutan (menyebabkan
timbulnya gelembung-gelembung kecil pada batu didih). Tanpa batu didih panas
pada larutan tidak dapat rata dan bisa mengeluarkan uap panas yang
menimbulkan ledakan.

18
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan, maka dalam pratikum destilasi
sederhana dapat disimpulkan bahwa :

1. Destilasi sederhana adalah suatu metode untuk memurnikan cairan cairan yang
Berdasarkan pada perbedaan titik didih
2. Proses yang terjadi pada destilasi perubahan fasa cair menjadi fasa uap atau gas
dengan pendidihan, kemudian gas tersebut mengembun. Tahap terpenting pada
destilasi adalah pendidihan dan kondensasi pengembunan.
3. Hasil destilasi methanol 30 mL dan 20mL aquadest yang menghasilkan destilasi
methanol murni adalah 30 mL dalam waktu 25 menit 48 detik dengan suhu akhir
89℃ dan tetes destilat pertama pada 7 menit 20 detik dengan suhu awal 70℃. Untuk
aquadest tetesan pertama terjadi pada suhu 92 ℃ pada 26 menit 0 detik dan tetesan
terakhir 10 mL pada waktu 48 menit 46 detik dengan suhu 96℃.
4. Volume metanol tetap 30mL sedangan aquadest menjadi 10 mL karena adanya
penyusutan/ penempelan pada dinding pipa kondensor.

19
LAMPIRAN

20
DAFTAR PUSTAKA

Hanifah, Nuur, Hesty. 2020. Modul Pratikum Kimia Organik. Bandung: Unfari
Yazid, Estien. 2005. Kimia Fisika Untuk Paramedis. Yogyakarta: CV Andi Offset.

21
LAPORAN KIMIA ORGANIK II
PERCOBAAN I DESTILASI SEDERHANA

Disusun untuk memenuhi salah satu tagas mata kuliah


PRATIKUM KIMIA ORGANIK II

Tim Dosen :
Hesty Nuur Hanifah, S.Si., M.I.L.

Di Susun oleh :
Rini Mutiarawati (D1A220109)
Lutfia Vera Dita (D1A220038)
Rachel Suhartati B (D1A220007)
Hilmi Ramadhan (D1A210069)

UNIVERSITAS ALGHIFARI
JURUSAN FARMASI
TAHUN AJARAN 2022/2023

22
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1.......................................................................................................................... Latar
Belakang..........................................................................................................1
1.2..........................................................................................................................Tujuan
Pratikum..........................................................................................................1
1.3..........................................................................................................................Prinsip
Pratikum..........................................................................................................1

BAB II TEORI DASAR........................................................................................2


2.1 Tujuan Pratikum..............................................................................................2
2.2 Prinsip Pratikum..............................................................................................2
2.3 Pengertian Destilasi.........................................................................................6
2.4 Komponen Alat Destilasi Sederhan.................................................................7
2.5 Macam- Macam Destilasi................................................................................7

BAB III PROSEDUR KERJA...............................................................................11


3.1.......................................................................................................................... Alat
dan Bahan........................................................................................................11
3.2..........................................................................................................................Prosedu
r Kerja..............................................................................................................11

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................12


4.1. Data Pengamatan............................................................ 12
4.2..........................................................................................................................Grafik
Destilasi...........................................................................................................14
4.3..........................................................................................................................Pembah
asan..................................................................................................................17
4.4..........................................................................................................................Pertanya
an.....................................................................................................................18

BAB V...................................................................................................................19
23
KESIMPULAN.....................................................................................................19
LAMPIRAN..........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21

24

Anda mungkin juga menyukai