Anda di halaman 1dari 35

PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PEMANFAATAN IKAN TONGKOL (EUTHYNNUS AFFINIS) SEBAGAI


JAJANAN SUMPIA DALAM UPAYA PENCEGAHAN KEKURANGAN
ENERGI KRONIS (KEK) PADA REMAJA PUTRI

Tim Pelaksana Kegiatan :


Ananda Fatimmatuzzharoq 21034029001
Annisa Putri Ningrum Wardani 21034029002
Ayunda Fatma Sholikha 21034029004
Fitria Afifatussholihah 21034029007
Fizatul Kholifah 21034029008
Muhammad Alifian Satriana 21034029014
Niza Maizaroh 21034029016
Sefia Dian Mariska 21034029017
Siti Anisa Nurhidayah 21034029020
Wafidatul Itsna Mukholidah 21034029022
Yunita Rislaulia 21034029024
Khusnul Khotimah 20024149013

PROGRAM STUDI SARJANA GIZI


FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii


KATA PENGANTAR ............................................................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL ........................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG .................................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................. 3
C. TUJUAN ...................................................................................................... 4
BAB II DESKRIPSI KEGIATAN ........................................................................... 5
A. TEMA KEGIATAN ...................................................................................... 5
B. NAMA KEGIATAN ..................................................................................... 5
C. PELAKSANA .............................................................................................. 5
D. WAKTU PELAKSANAAN ......................................................................... 5
E. TUJUAN KEGIATAN ................................................................................. 5
F. SASARAN ................................................................................................... 6
G. METODE ..................................................................................................... 6
H. MEDIA......................................................................................................... 6
I. BENTUK KEGIATAN ................................................................................. 6
J. SUSUNAN PANITIA PELAKSANA .......................................................... 6
K. SUSUNAN ACARA .................................................................................... 6
L. RENCANA ANGGARAN DANA .............................................................. 6
BAB III PENUTUP ................................................................................................ 7
A. KESIMPULAN ............................................................................................ 7
B. SARAN ........................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 8
Lampiran 1 (Satuan Acara Penyuluhan) .......................................................... 9
Lampiran 2 (Materi Penyuluhan) ................................................................... 12
Lampiran 3 (Susunan Panitia Pelaksana )...................................................... 22
Lampiran 4 (Susunan Acara Penyuluhan) ..................................................... 23
Lampiran 5 (Rencana Anggaran Dana Penyuluhan )..................................... 25
Lampiran 6 (Hasil Pengukuran LILA Pada Remaja Putri) ............................ 26

ii
Lampiran 7 (Daftar Hadir Panitia) ................................................................. 27
Lampiran 8 (Daftar Hadir Peserta) ................................................................ 28
Lampiran 9 (Surat Keterangan Telah Melakukan Penyuluhan) ..................... 29

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga proposal yang berjudul “Pemanfaatan Ikan
Tongkol (Euthynnus Affinis) Sebagai Jajanan Sumpia Dalam Upaya Pencegahan
Kekurangan Energi Kronis (Kek) Pada Remaja Putri” dapat terselesaikan dega
baik. Proposal ini disus untuk memenuhi tugas mata kuliah Gizi Matra Kelautan
bagi mahasiswa prodi S1 Gizi Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban.
Proposal ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu karena dukungan
dari berbagai pihak. oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa proposal ini masih banyak kekurangan dan masih
jauh dari sempura. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kebijakan menuju kesempuraan proposal ini. Akhir kata, kami
berharap proposal ini dapat bermanfaat bagi kami semua.

Tuban, 16 Desember 2023

Penulis

iv
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL

Tuban, 2 Januari 2024

Mengajukan,

Ketua Kelompok 2 Sekertaris

Muhammad alifian satriana Ayunda fatma sholikha

Nim : 21034029014 Nim : 21034029004

Menyetujui,

Penanggung Jawab

Mata Kuliah Gizi Matra Kelautan

Lilia Faridatul Fauziah., S.Tr.Keb., M.Gz

NIDN : 0730038804

v
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Remaja merupakan masa dari perubahan masa anak-anak ke masa
dewasa. masa remaja berakhir di usia 18- 22 tahun dan dimulai usia 10-13
tahun. Masa remaja atau adolescence merupakan masa terjadinya
peningkatan kebutuhan zat gizi dibandingkan dengan masa anak-anak,
yang apabila tidak terpenuhi dapat memunculkan berbagai masalah gizi
pada remaja putri (Hardinsyah 2016). Salah satu masalah gizi pada remaja
putri yaitu kurangnya asupan makan yang dalam jangka panjang dapat
menyebabkan Kurang Energi Kronis (KEK) (Almatsier 2010).
Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah keadaan dimana seseorang
mengalami kurang asupan gizi energi dan protein yang berlangsung dalam
jangka lama dan menahun. Indikator Kekurangan Energi Kronik (KEK)
secara sederhana dengan mengukur lingkar lengan atas (LiLA), yaitu
kurang dari 23,5 cm.

Kekurangan energi kronis dapat mengganggu berbagai proses


metabolisme dalam tubuh, diantaranya dalam proses pertumbuhan, proses
produksi tenaga, fungsi imunitas, serta terjadinya perubahan fungsi dan
struktur otak (Sedioetama 2010). Selain itu, Masalah gizi ini akan
menyebabkan beberapa konsekuensi seperti pada ibu hamil beresiko
mengalami keguguran, bayi lahir prematur, bayi berat lahir rendah
(BBLR), dapat mengganggu tumbuh kembang janin yaitu pertumbuhan
fisik (stunting), otak, dan metabolisme yang menyebabkan penyakit
menular di usia dewasa (Kesehatan, 2018). KEK merupakan akibat
seseorang menderita kekurangan zat gizi terutama energi dan protein yang
berlangsung dalam jangka waktu lama atau menahun. Penelitian
Sirajuddin (2010) di Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan asupan energi dan protein pada wanita yang KEK dan tidak
KEK.

1
Data Riskesdas (2018) menunjukkan prevalensi Kekurangan Energi
Kronik (KEK) di Indonesia pada tahun 2018 pada wanita usia subur tidak
hamil sebesar 14,5% dan wanita usia subur hamil sebesar 17,3% dengan
proporsi tertinggi penderita Kurang Energi Kronis (KEK) di rentang usia
15-19 tahun, yaitu sebesar 36,3% pada wanita tidak hamil dan sebesar
33,5% pada wanita hamil. Dengan kata lain, penderita Kekurangan Energi
Kronik (KEK) sebagian besar adalah remaja putri.

Secara nasional prevalensi KEK pada WUS dengan usia 15-49 tahun
(tidak hamil) adalah 20,8%. Prevalensi wanita tidak hamil kelompok usia
15-19 tahun mengalami peningkatan paling tinggi dibandingkan kelompok
usia lainnya yaitu naik sebesar 15,7%.

Indonesia secara geografis merupakan negara kepulauan terbesar di


dunia dengan produksi perikanan ketiga terbesar di dunia, hal ini
menjadikan Indonesia memiliki potensi besar dalam sektor perikanan.
Data tingkat konsumsi ikan dari tahun 2016-2018 meningkat dengan nilai
capaian secara berturut turut sebesar 43,94 kg/kapita, 47,34kg/kapita, dan
50,69kg/kapita per tahun (Badan Pusat Statistik, 2018 dikutip dalam
kementerian Kelautan dan Perikanan, 2018). Meskipun demikian, tingkat
konsumsi ikan pada masyarakat Indonesia masih tergolong rendah.

Alasan mengapa remaja putri lebih rentan terhadap permasalahan


Kekurangan Energi Kronik (KEK) antara lain: percepatan pertumbuhan
dan perkembangan tubuh memerlukan energi dan zat gizi yang lebih
banyak, perubahan gaya hidup dan pola makan yang menuntut
penyesuaian makanan energi dan zat gizi, kehamilan, keikutsertaan dalam
kegiatan olahraga, dan kecanduan alcohol dan obat (Arisman, 2009 dalam
Ertiana & Wahyuningsih, 2019). Untuk mengatasi defisiensi zat gizi, maka
remaja perlu memperhatikan asupan gizi yang dikonsumsinya (Kemenkes
RI, 2012 dalam dalam Ertiana & Wahyuningsih, 2019)).

Pola makan yang cenderung homogen mengonsumsi bahan nabati dan


daging merah ataupun unggas saja menjadikan masyarakat Indonesia
menghadapi berbagai masalah gizi. Salah satu masalah gizi yang masih

2
dihadapi oleh negara Indonesia adalah penyakit Kekurangan Energi
Kronik (KEK), terutama karena kurangnya asupan gizi seperti zat gizi
protein.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kejadian KEK diantaranya


terdapat faktor penyebab langsung dan tidak langsung. Faktor penyebab
langsung yaitu tingkat konsumsi energi, tingkat konsumsi protein,
penyakit infeksi dan usia menarche. Sedangkan faktor penyebab tidak
langsung yaitu pengetahuan tentang gizi prakonsepsi dan aktifitas fisik
(Achadi, 2013).

Nuraini (2013) menyatakan bahwa ikan tongkol memiliki kelebihan


yaitu kaya akan asam lemak omega-3 dan kandungan protein yang tinggi.
Selain tinggi protein ikan tongkol juga mengandung berbagai mineral
seperti magnesium, yodium, zat besi, seng dan selenium (Pandia. 2019).
Selain lezat dan bergizi, ikan tongkol juga memiliki khasiat yang cukup
spesifik yakni merangsang pertumbuhan sel-sel darah merah dan
mengahambat proses penuaan (Hastuti dan Ruhibur. 2016).

Produk sumpia isi abon ikan tongkol yang tinggi protein merupakan
salah satu upaya bagi kami untuk mencegah terjadinya KEK pada remaja.
Pemanfaatan ikan tongkol yang dijadikan abon untuk pengisi sumpia juga
ikut serta mendukung kebijakan pemerintah tentang gerakan masyarakat
makan ikan (GEMARIKAN).

Kandungan gizi dalam ikan tongkol berdasarkan AKG per 100 gram
adalah energi 109 kkal, protein 24 gram, lemak 1,50 gram, dan karbohidrat
0 gram.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Masalah gizi apa yang sering terjadi pada remaja putri ?
2. Bagaimana hubungan KEK dengan remaja putri ?
3. Apa yang dapat menjadi solusi untuk mencegah terjadinya KEK pada
remaja putri ?
4. Bagaimana pengaplikasian hasil olahan local menjadi produk yang
dapat bermanfaat bagi pencegahan KEK pada remaja putri ?

3
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah proses penyuluhan dan pelatihan diharapkan peserta dapat
mengerti dan memahami tentang KEK pada remaja putri dan cara
pembuatan inovasi makanan tinggi protein untuk mencegah KEK
pada remaja dengan baik dan benar
2. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan dan pelatihan diharapkan peserta


mampu :
a) Memahami dan mengerti mengenai KEK pada remaja putri.
b) Mengetahui salah satu produk yang dapat mencegah
terjadinya KEK pada remaja putri.
c) Dapat mengaplikasikan makanan tinggi protein (produk) di
rumah untuk mencegah KEK dengan baik dan benar

4
BAB II

DESKRIPSI KEGIATAN
A. TEMA KEGIATAN
Tema kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan para remaja
tentang upaya pencegahan kekuarangan energi dan protein kronis (KEK)

B. NAMA KEGIATAN
1. Penyuluhan pencegahan KEK pada remaja
2. Pelatihan pembuatan inovasi makanan tinggi protein

C. PELAKSANA
Kelompok 2 Prodi Sarjana Gizi IIK NU Tuban

D. WAKTU PELAKSANAAN
Hari : Sabtu
Tanggal : 16 Desember 2023
Pukul : 09.00 WIB - Selesai
Tempat : SMP Negeri 7 Tuban

E. TUJUAN KEGIATAN
1. Tujuan Umum
Setelah proses penyuluhan dan pelatihan diharapkan peserta dapat
mengerti dan memahami tentang KEK pada remaja dan cara
pembuatan inovasi minuman tinggi protein untuk mencegah KEK
pada remaja dengan baik dan benar
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan dan pelatihan diharapkan peserta
mampu :
a) Memahami dan mengerti mengenai KEK pada remaja putri.
b) Mengetahui salah satu produk yang dapat mencegah terjadinya
KEK pada remaja putri.
c) Dapat mengaplikasikan makanan tinggi protein (produk) di rumah
untuk mencegah KEK dengan baik dan benar

5
F. SASARAN
Siswa SMP Negeri 7 Tuban

G. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
H. MEDIA
1. Power point
2. Alat peraga demonstrasi
I. BENTUK KEGIATAN
1. Penyuluhan Cegah KEK Pada Remaja
Penyuluh :
a) Annisa Putri Ningrum Wardani
b) Ayunda Fatma Sholikha
2. Materi :
a) KEK pada remaja (SAP terlampir pada Lampiran 1)
b) Pemanfaatan bahan pangan lokal untuk mencegah KEK pada
remaja (SAP terlampir pada Lampiran 1)
3. Pelatihan Pembuatan Inovasi Makanan Yang Tinggi Protein
4. Penilaian Status Gizi
a) LILA

J. SUSUNAN PANITIA PELAKSANA


Terlampir (Lampiran 2)
K. SUSUNAN ACARA
Terlampir (Lampiran 3)
L. RENCANA ANGGARAN DANA
Terlampir (Lampiran 4)

6
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Salah satu masalah gizi pada remaja putri yaitu kurangnya asupan makan
yang dalam jangka panjang dapat menyebabkan Kurang Energi Kronis
(KEK). Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah keadaan dimana
seseorang mengalami kurang asupan gizi energi dan protein yang
berlangsung dalam jangka lama dan menahun.

Produk sumpia isi abon ikan tongkol yang tinggi protein merupakan salah
satu upaya bagi kami untuk mencegah terjadinya KEK pada remaja.
Kandungan gizi dalam ikan tongkol berdasarkan AKG per 100 gram
adalah energi 109 kkal, protein 24 gram, lemak 1,50 gram, dan karbohidrat
0 gram.

B. SARAN
Demikian proposal kegiatan penyuluhan dan pelatihan dengan tema
“Meningkatkan Pengetahuan Para Remaja Tentang Upaya Pencegahan
Kekuarangan Energi Dan Protein Kronis (KEK)” dengan harapan kegiatan
ini bisa berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan. Dukungan dan kerja
sama dari semua pihak sangat kami harapkan baik dalam bentuk moril
ataupun materil.

7
DAFTAR PUSTAKA

Jannah GM dan Mutiara N. Risol Mayo dengan Substitusi dan Isian Ikan Tongkol
Sebagai pilihan cemilan berprotein tinggi untuk mencegah stunting,
Universitas Negeri Yogyakarta.
Nuraini, T. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia. Pekanbaru.Yayasan Aini
Syam.
Pandia, N. R. (2019). Pengaruh Promosi Gizi dengan Media Storytelling Gemar
Makan Ikan dan Sayur terhadap Pengetahuan dan Sikap SDN 107982
Kecamatan Lubuk Pakam. Skripsi. Politeknik Kesehatan Medan.
Wijonarko Estu Hari. 2017. Komposisi Hasil Tangkapan Payang di Unit Pelaksa
Teknis (UPT) di Pelabuhan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan
Perikanan Bulu, Kabupaten Tuban Jawa Timur. Thesis. Universitas
Brawjaya

8
Lampiran 1 (Satuan Acara Penyuluhan)
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : penyuluhan tentang KEK pada remaja putri dan pemberian


inovasi produk pencegahan KEK
Tempat : SMP Negeri 7 Tuban
Hari/Tanggal : Kamis, 16 Desember 2023
Waktu : 09.00 WIB-Selesai

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah proses penyuluhan dan pelatihan diharapkan peserta dapat mengerti
dan memahami tentang KEK pada remaja dan cara pembuatan inovasi
minuman tinggi protein untuk mencegah KEK pada remaja dengan baik dan
benar

B. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diberikan penyuluhan dan pelatihan diharapkan peserta mampu :
1) Memahami dan mengerti mengenai KEK pada remaja
2) Mendemonstrasikan dan menjelaskan cara pembuatan inovasi makanan
tinggi protein untuk mencegah KEK dengan baik dan benar

C. Metode
1) Diskusi dan ceramah
2) Demonstrasi

D. Media
1) Power Point
2) Demonstrasi Pembuatan Produk

E. Kegiatan Penyuluhan
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. (15 Menit) Penilaian status Gizi Mengikuti kegiatan pengukuran
09.00 – 09.15 1) Pengukuran LILA yang telah diberikan
2. (5 Menit) Pembukaan Mendengarkan pembukaan yang
09.15 - 09.20 1) Membuka kegiatan disampaikan oleh MC

9
dengan mengucapkan
salam
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan tujuan
dari penyuluhan
4) Menyebutkan materi
yang akan diberikan
3. (60 Menit) Pelaksanaan Mendengarkan dan memberikan
09.20 - 10.20 Penyampaian materi umpan balik tehadap materi dan
1) Menjelaskan demontrasi yang disampaikan.
pengertian KEK pada
remaja
2) Menjelaskan derajat
KEK pada remaja
3) Menjelaskan
klasifikasi KEK pada
remaja
4) Menjelaskan gejala
KEK pada remaja
5) Menjelaskan
penyebab KEK pada
remaja
6) Menjelaskan dampak
dari KEK pada
remaja
7) Menjelaskan
pencegahan KEK
pada remaja
8) Menjelaskan
pemanfaatan bahan
pangan lokal tinggi
protein

10
Demonstrasi produk
1) Mendemonstrasikan
dan menjelaskan
tata cara pembuatan
sumpia yang baik
dan benar
4. (10 Menit) Evaluasi Menjawab atau mempraktikkan
10.20 – 10.30 Menanyakan kembali mengenai materi yang dipelajari
kepada peserta tentang
materi yang telah
disampaiakn oleh
pemateri
5. (5 Menit) Penutup Mendengarkan MC dengan
10.30 – 10.35 1) Menjelaskan seksama dan menjawab salam
kesimpulan dari
materi penyuluhan
2) Ucapan terima
kasih
3) Salam penutup

F. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a) Peserta hadir ditempat penyuluhan
b) Persiapan penyuluhan dilaksanakan 1 jam sebelum acara dimulai
2. Evaluasi Proses
a) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b) Peserta mengajukan dan menjawab pertanyaan secara benar
3. Evaluasi Hasil
Setelah penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mampu mengerti dan
memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan khusus

11
Lampiran 2 (Materi Penyuluhan)

KONDISI ENERGI KRONIK (KEK) PADA REMAJA PUTRI

A. Masalah KEK Pada Remaja


Masa remaja merupakan masa terjadinya masalah gizi yang sangat
spesifik. Interaksi hormon kompleks yang diperlukan untuk perkembangan
pubertas yang normal, pertumbuhan linier, dan terjadinya perubahan
perkembangan saraf sehingga menyebabkan penyerapan nutrisi yang adekuat.
Masalah gizi yang sering terjadi pada remaja adalah kurangnya asupan zat gizi
yang dapat memicu terjadinya kurang energi kronis (KEK) serta anemia
sebagai akibat kekurangan zat besi (Telisa & Eliza, 2020).
B. Pengertian KEK Pada Remaja
Kekurangan Energi Kronik (KEK) merupakan suatu keadaan dimana
seseorang mengalami malnutrisi. Malnutrisi adalah keadaan yang secara
patologis terjadi akibat kekurangan atau kelebihan secara relatif atau absolut
satu atau lebih zat gizi. Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah suatu
keadaan dimana seseorang dalam hal ini remaja yang menderita kekurangan
makanan secara kronis atau berlangsung lama yang menyebabkan gangguan
kesehatan kronis dengan tanda atau gejala antara lain badan lemas dan wajah
pucat (Khongsdier et al, 2005).
Remaja Putri merupakan calon ibu, sehingga penting untuk remaja untuk
memperluas pengetahuan tentang gizi sehingga dapat mencegah terjadi
masalah kesehatan pada bayinya dengan menjaga status gizinya salah satunya
dengan menjaga LILA tidak di bawah 23,5 Cm.
C. Derajat KEK Pada Remaja
Kurang Energi Kronis (KEK) yaitu keadaan remaja putri atau wanita usia
subur (WUS) mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang
berlangsung lama atau menahun (Paramata dan Sandalayuk, 2019). KEK
merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami malnutrisi. Malnutrisi
adalah keadaan yang secara patologis terjadi akibat kekurangan atau kelebihan
secara relatif atau absolut satu atau lebih zat gizi (Febriyeni, 2017). Secara
umum kurang energi kronis mengacu pada kurangnya asupan energi di

12
banding kebutuhan yang terjadi dalam kurun waktu beberapa bulan atau
tahun. Seseorang memiliki risiko KEK jika mempunyai ukuran LILA <23,5
cm (Depkes, 1994).
Kekurangan energi kronis menjadi salah satu fokus Pemerintah karena
mempunyai dampak yang serius dalam jangka waktu Panjang, Di Indonesia
proporsi wanita usia subur (WUS) dengan risiko Kurang Energi Kronis (KEK)
banyak ditemukan dalam rentang usia 15-19 tahun, kemudian akan mengalami
penurunan pada kelompok usia yang lebih tua (Noviyanti dan Marfuah, 2017).
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar prevalensi KEK di Indonesia pada usia
15-19 tahun mencapai 46,6% untuk wanita tidak hamil (Riskesdas, 2013).
Sedangkan hasil Riskesdas 2018 didapatkan prevalensi KEK di Indonesia
pada usia 15-19 tahun mencapai 36,3% untuk wanita tidak hamil (Riskesdas,
2018). Prevalensi KEK pada usia 15-19 tahun di Provinsi Jawa Timur pada
tahun 2013 mencapai 52,5% dan 37,73% pada tahun 2018 untuk wanita tidak
hamil (Riskesdas, 2018). Prevalensi kurang energi kronis di Provinsi Jawa
Timur sudah mengalami penurunan dari tahun 2013 ke tahun 2018 tetapi
prevalensinya masih berada di atas angka KEK di Indonesia.
Kabupaten Tuban memiliki proporsi risiko Kurang Energi Kronis (KEK)
pada rentang usia 15-49 tahun sekitar 14%. Prevalensi KEK tertinggi berada
di rentang usia 15-19 tahun dan pada usia tersebut remaja duduk di bangku
SMA. Berdasarkan pengambilan data sekunder yang dilakukan pada 27
Januari 2020 Hasil pengolahan data sekunder tersebut didapatkan hasil 36,2%
siswi memiliki status gizi kurang, 51,3% status gizi normal dan 12,4% status
gizi lebih, Siswi yang mengalami gizi kurang yang berlangsung lama
berpeluang besar mengalami Kurang Energi Kronis (KEK).
D. Gejala KEK
Kekurangan energi kronis dapat mengganggu berbagai proses metabolisme
dalam tubuh, diantaranya dalam proses pertumbuhan, proses produksi tenaga,
fungsi imunitas, serta terjadinya perubahan fungsi dan struktur otak
(Sedioetama 2010). Salah satu dampak terganggunya fungsi proses dalam
tubuh yaitu pada metabolisme energi dan simpanan zat besi. Adanya

13
penurunan metabolisme energi yang berlangsung lama dapat mengurangi
simpanan zat besi dalam tubuh (Bastian et al 2019).
Tanda dan gejala terjadinya kurang energi kronik adalah berat badan
kurang dari 40 kg atau tampak kurus, rasa lelah yang berkepanjangan,
kosentrasi dan daya ingat menurun. Kategori KEK bila LiLA kurang dari 23,5
cm atau berada pada bagian merah pita LiLA saat dilakukan pengukuran
(Supariasa, 2016).
Asupan energi yang tidak mencukupi kebutuhan menyebabkan tubuh akan
mengubah cadangan lemak menjadi energi. Apabila cadangan lemak secara
terus menerus digunakan oleh tubuh sebagai energi hingga habis, maka
simpanan protein di hati dan otot akan diubah menjadi energi oleh tubuh.
Apabila simpanan protein terus menerus digunakan, maka akan menyebabkan
masa otot mengalami deplesi sehingga terjadi kurang energi kronis (KEK)
(Putri et al., 2019).

E. Penyebab KEK Pada Remaja


Masalah Kekurangan Energi Kronik (KEK) dipengaruhi oleh banyak
factor internal dan eksternal. Menurut beberapa hasil penelitian terdapat
banyak kasus yang mempengaruhi masalah KEK pada wanita usia subur
(WUS)termasuk remaja. Faktor Internal yaitu genetic, asupan makanan,
penyakit infeksi dan lainnya. Faktor Eksternal meliputi lingkungan,
pendapatan keluarga, tingkat pendidikan, pengetahuan ibu dan pelayanan
kesehatan (Nua & Adesta, 2018).
F. Dampak KEK Pada Remaja
Kekurangan Energi Kronik (KEK) diidentifikasi dengan beberapa variable
seperti deficit antropometri, dan komposisi atau pertumbuhan tubuh. KEK
pada remaja putri apabila tidak ditangani dengan baik dapat berkelanjutan dan
berpengaruh terhadap kehamilan, dapat melahirkan bayi dengan berat badan
lahir rendah (BBLR) dan berisiko melahirkan anak stunting. Gizi dan status
kesehatan ibu sebelum hamil termasuk masa remaja sangat penting. Ibu hamil
di usia remaja merupakan salah satu masa kritis bagi tumbuh kembang janin
dan dapat menyebabkan stunting (Febry et al, 2020).

14
G. Pencegahan KEK Pada Remaja
1. Meningkatkan Konsumsi Zat Gizi Makro
Salah satu zat gizi makro yang penting untuk mencegah Kekurangan
Energi Kronik (KEK) adalah protein. Protein sebagai sumber energi yang
dapat menjadi kompensasi apabila terjadi defisit energi. Terjadi
peningkatan zat gizi pada remaja putri berkaitan dengan percepatan
pertumbuhan yang dialaminya, dimana zat gizi yang diserap tubuh
digunakan untuk meningkatkan berat badan dan tinggi badan. Disertai
dengan meningkatnya jumlah ukuran jaringan sel tubuh untuk mencapai
pertumbuhan yang optimal. Sehingga terjadi ketidakseimbangan asupan
energi (Padmiari, 2020).
Ketidakseimbangan energi yang memicu rendahnya BB dan simpanan
energi dalam tubuh akan menyebabkan kurang energi kronis. Asupan
protein yang cukup berkaitan dengan gizi normal yaitu memperkecil faktor
resiko terjadinya kurang energi kronis yang berhubungan dengan LILA.
Menurut Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) untuk memenuhi angka
kecukupan gizi (AKG), remaja usia 13-19 tahun sebaiknya mengkonsumsi
nasi atau penggantinya 3-4 piring; lauk hewani 3-4 potong; lauk nabati 2-4
potong; sayur ½ - 2 magkuk dan buah-buahan 2-3 potong serta air putih 8
gelas per hari (Ruaida & Marsaoly, 2017).
2. Meningkatkan Konsumsi Zat Gizi Mikro
Remaja tidak hanya membutuhkan asupan nutrisi makro namun
juga nutrisi mikro yaitu asupan zat besi (Fe) diperlukan untuk
mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang adekuat. Zat besi
sangat penting bagi remaja karena pertumbuhan yang cepat
menyebabkan volume darah meningkat, demikian pula massa otot dan
enzim-enzim. Defisiensi zat besi secara prinsip dapat diatasi anatra lain
dengan perubahan kebiasaan makan. Contoh makanan yang mengandung
zat besi antara lian daging, hati, ikan, kacang-kacangan, sayuran
hijau,tomat dan kentang (Telisa & Eliza, 2020).

15
MATERI BAHAN PANGAN LOKAL DAN CARA PEMANFAATAN

A. Pemanfaatan Bahan Pangan Lokal (Ikan Tongkol) Tinggi Protein


Tuban merupakan salah satu daerah yang berada di Provinsi Jawa Timur yang
memilki potensi perikanan laut yang potensial. Kawasan pantai utara Tuban
merupakan pusat perekonomian yang sering dimanfaatkan untuk transportasi
laut, pelestarian alam, budidaya laut, pariwisata dan pemukiman nelayan.
Kegiatan penangkapan merupakan mata pencaharian utama bagi Masyarakat
pesisir Tuban ( Wijonarko Estu. 2017). Tercatat pada tahun 2018, Tuban
menguasai 80% pasar ekspor olahan hasil laut.
Ikan tongkol (Euthynnus sp) merupakan salah satu jenis ikan tuna yang hidup
di dasar perairan atau dasar laut. Ikan ini memiliki badan memanjang, tidak
memiliki sisik dengan tektur sirip punggung keras. Ikan tongkol memiliki
kandungan gizi yang tinggi yaitu kadar air 71,00 – 76,76%, protein 21,60 –
26,30%, lemak 1,30 – 2,10%, mineral 1,20-1,50% dan abu 1,45-3,40%
(Jannah dan Mutiara).
Nuraini (2013) menyatakan bahwa ikan tongkol memiliki kelebihan yaitu
kaya akan asam lemak omega-3 dan kandungan protein yang tinggi. Selain
tinggi protein ikan tongkol juga mengandung berbagai mineral seperti
magnesium, yodium, zat besi, seng dan selenium (Pandia. 2019). Selain lezat
dan bergizi, ikan tongkol juga memiliki khasiat yang cukup spesifik yakni
merangsang pertumbuhan sel-sel darah merah dan mengahambat proses
penuaan (Hastuti dan Ruhibur. 2016).
Olahan jajanan yang dibuat adalah sumpia isi abon ikan tongkol. Bentuk
produk berupa sumpia yang umumnya sering dijumpai masyarakat dan
ditambah ikan tongkol yang mudah ditemukan serta memiliki harga yang
terjangkau merupakan keunggulan produk kami selain kandungan proteinnya
yang tinggi.
Produk sumpia isi abon ikan tongkol yang tinggi protein merupakan salah
satu upaya bagi kami untuk mencegah terjadinya KEK pada remaja. Isi
sumpia yakni abon yang dibuat dari ikan tongkol dan diberi bumbu yang
pedas. Rasa pedas dalam isian sumpia ini diharapkan dapat meningkatkan

16
selera makan para remaja, yang pada umumnya remaja menyukai pedas.
Pemanfaatan ikan tongkol yang dijadikan abon untuk pengisi sumpia juga
ikut serta mendukung kebijakan pemerintah tentang gerakan masyarakat
makan ikan (GEMARIKAN).
B. Perbandingan Ikan Tongkol Dan Ikan Tuna
➢ Definisi Ikan Tongkol
Ikan tongkol termasuk ikan laut yang mudah dijumpai setiap saat, banyak
disukai oleh Masyarakat dan memiliki nilai yang ekonomis. Biasanya
diolah sebagai lauk pauk untuk disantap Bersama nasi dengan cara
digoreng, dimasak asam manis, dibuat menjadi ikan kayu, dikukus serta
diolah menjadi abon.
➢ Kandungan Zat Gizi Ikan Tongkol
Ikan tongkol memiliki kandungan gizi yang lengkap Dimana nilai
proteinnya mencapai 26%, kadar lemak rendah 2% yaitu mengandung
asam lemak omega -3.
➢ Kandungan Zat Gizi Ikan Tongkol Menurut AKG
Berdasarkan AKG per 100 gram:
Energi : 109 kkal
Protein : 24 gram
Lemak : 1,50 gram
Karbohidrat :0 gram
➢ Definisi Ikan Tuna
Ikan tuna (Thunnus sp) merupakan sekelompok ikan yang merupakan
primadona ekspor ikan laut konsumsi asal Indonesia. Ikan tuna merupakan
pengembaran lautan yang luas yang mampu bermigrasi dalam rentang
yang jauh. Salah satu ciri ikan tuna adalah mempunyai kecepatan berenang
mencapai 50 km/jam, ukuranya raksasa, dan mempunyai berat sampai
ratusan kilo.
➢ Kandungan Zat Gizi Ikan Tuna
Ikan tuna memiliki kandungan gizi yang lengkap. Dimana nilai proteinnya
mencapai 20%, kadar lemak rendah 38-45 mg, dan omega -3 2,1gram.

17
➢ Kandungan Zat Gizi Ikan Tuna Menurut AKG
Berdasarkan AKG PER 100 gram:
Energi : 144 gram
Protein : 23.33 gram
Lemak : 4.90 gram
Karbohidrat : 0 gram
C. Resep Produk
1) 1/2 kilogram daging ikan tongkol, kukus, suwir-suwir
2) 2 lembar daun salam
3) 2 lembar daun jeruk
4) 7 buah cabai keriting
5) 8 siung bawang merah
6) 4 siung bawang putih
7) 2 cm lengkuas
8) 1/2 sdt merica bubuk
9) 1/2 sdt garam atau sesuai selera
10) 1/2 sdt gula
11) 1 sdt kaldu jamur
D. Cara Pembuatan Produk
1) Siapkan ikan tongkol yang sudah di filet dan cuci dengan air mengalir
2) Setelah dilakukan pencucian ikan tonkol di kukus kurang lebih 15 menit
hingga matang
3) Setelah ikan matang tiriskan dan kemudian dihaluskan menggunakan
copper
4) Siapkan bumbu halus : cabai keriting, bawang merah, bawang putih,
lengkuas
5) Tumis bumbu halus dan tambahkan daun jeruk secukupnya hingga
mengeluarkan aroma harum
6) Masukkan ikan tongkol yang sudah halus ke dalam bumbu tersebut dan
tambahkan lada bubuk, kaldu jamur dan garam secukupnya
7) Masak hingga ikan berwarna golden brown dan kering, lalu tiriskan
8) Potong kulit lumpia menjadi 4 bagian

18
9) Masukkan ½ sdm abon ikan tongkol kedalam kulit lumpia dan gulung
memanjang
10) Panaskan minyak secukupnya dengan api kecil, kemudian goreng hingga
berwana golden brown. Siap di hidangkan.

E. Kelebihan Dan Kekurangan Produk


1) Kelebihan Abon Ikan Tongkol
a) Memenuhi kebutuhan protein.
b) Membantu menurunkan berat badan.
c) Menjaga kadar elektrolit pada tubuh.
d) Meningkatkan kesehatan kelenjar tiroid.
e) Membantu meningkatkan fungsi otak.
f) Kaya anti oksidan.
g) Mengurangi peradangan.
h) Makanan yang tahan lama
i) Dapat Menjadi Pilihan Camilan yang Sehat
2) Kekurangan Abon Ikan Tongkol
a) Ketergantungan terhadap Bahan Baku Ikan Tongkol
b) Tidak Cocok untuk Penderita Alergi Ikan
c) Rendahnya Kesadaran Konsumen
d) Potensi Harga Bahan Baku yang Fluktuatif

F. Kandungan Gizi Sumpia Ikan Tongkol


Dalam 1 kemasan sajian 100 gr sumpia ikan tongkol terdapat kandungan gizi
sebagai berikut:
a) Energi : 187.7 kkal
b) Protein : 6.8 g
c) Lemak : 9.2 g
d) Karbohidrat : 19.2 g

19
DAFTAR PUSTAKA
Bastian, Thomas W., William C. von Hohenberg, Michael K. Georgieff, dan
Lorene M. Lanier, 2019, ‘Chronic Energy Depletion due to Iron
Deficiency Impairs Dendritic Mitochondrial Motility during Hippocampal
Neuron Development’, The Journal of Neuroscience, 39(5):802-813.
Depkes RI. 1994. Pedoman Pencatatan Kegiatan Pelayanani Rumah Sakit Di
Indonesia. Jakarta: Depkes RI
Fakhriyah, S.Si.T., M.KM, dkk. 2021. Buku Ajar Kekurangan Energi Kronik
(KEK). Universitas Lambung Mangkurat.
Febriyeni, (2017). Faktor-Faktor Penyebab Kejadian Kurang Energi Kronis
(KEK) pada Ibu Hamil. Jurnal Human Care, 2, 50-60.
Febry F, Etrawati F, Arinda DF. 2020. The Determinant of Chronic Energy
Deficiency Incidence in Adolescent Girls in Ogan Komering, llir Regency.
Adv Heal Sci Res 25(1):342-52.
Joseph N. 2022. Manfaat Ikan Tongkol. Nutrisi Fakta Gizi
Nua EN, Adesta RO. 2018. Manfaat Edukasi Gizi Menggunakan Booklet Dalam
Meningktakan Pengetahuan Dan Perilaku Pencegahan Kekurangan Energy
Kronik Dalam Kehamilan Pada Pasangan Usia Subur Di Wilayah Kerja
Puskesmas Kewapante. Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat
5(1):59-71.
Padmiari IAE.2020. Penyuluhan Dan Pemeriksaan Kadar Hb Serta KEK Pada
Remaja Putri Di Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar Tahun 2019.
Jurnal Pengabdian Mayarakat Sehat 2(3):138-44.
Paramata, Y., & Sandalayuk, M. (2019). Kurang Energi Kronis pada Wanita Usia
Subur di Wilayah Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Gorontalo
Journal of Public Health, 2(1), 120. https://doi.org/10.32662/gjph.v2i1.390
Putri, M. C., Angraini, D. I. dan Handriko, R. (2019) ‘Hubungan Asupan Makan
dengan Kejadian Kurang Energi Kronis (KEK) pada Wanita Usia Subur
(WUS) di Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah’,
Jurnal Agromedicine, 6(1), pp. 105-113.
Ruaida N, Marsaoly M. 2017. Tingkat Konsumsi Energi Dan Protein Dengan
Kejadian Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Siswa Putri di SMA
NEGERI 1 KAIRATU. Glob Heal Sci 2(2):87-90.
Supariasa,I.D., Bakri, B., & Fajar, I. (2016). Penilaian status Gizi. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sediaoetama. (2010). Ilmu Gizi. Jakarta : Dian Rakyat

20
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Hasil Utama Riskesdas 2018.
Kementerian Kesehatan Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan.
Khongsdier R, Varte R, Mukherjee N. 2005. Excess male chronic energy
deficiency among adolescents: A cross-sectional study in the context of
patrilineal and matrilineal societies in Northeast India. Eur J Clin Nutr
59(9):1007–14.
Mahirawati, Vita Kartika. 2014. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di Kecamatan
Kamoning dan Tambelangan, Kabupaten Sampang, Jawa Timur. Buletin
Penelitian Sistem Kesehatan Vol. 17 No. 2.
Telisa I, Eliza E. 2020. Asupan zat gizi makro, asupan zat besi, kadar
haemoglobin dan risiko kurang energi kronis pada remaja putri. AcTion
Aceh Nutr J 5(1):80.

21
Lampiran 3 (Susunan Panitia Pelaksana )
SUSUNAN KEPANITIAAN
KEGIATAN PENYULUHAN DAN PELATIHAN PADA IBU HAMIL
DI POSYANDU KELURAHAN MONDOKAN

Penasihat : Ir. H. Noor Nahar Hussein, M.Si

: Senat IIK NU Tuban

Pelindung : Dr. H. Miftahul Munir, SKM., M.Kes., DIE

: Rektor IIK NU Tuban

Pembimbing : Lilia Faridatul Fauziah., S.Tr.Keb., M.Gz

Ketua Pelaksana : Muhammad Alifian Satriana

Sekertaris : Ayunda Fatma Sholikha

Sie Acara : 1. Fizatul Kholifah

: 2. Ananda Fatmmatuzzharoq

Sie Humas : 1. Annisa Putri Ningrum Wardani

Sie Perlengkapan : 1. Fizatul Kholifah

: 2. Sefia Dian Mariska

Sie Dekdok : 1. Yunita Rislaulia

: 2. Wafidatul Itsna Mukholidah

Sie Konsumsi : 1. Siti Anisa Nurhidayah

: 2. Fitria Afifatussholihah

22
Lampiran 4 (Susunan Acara Penyuluhan)

SUSUNAN ACARA
PENYULUHAN DAN PELATIHAN PADA REMAJA DI SMP NEGERI 7
TUBAN
Hari/Tanggal : Sabtu,16 desember 2023
Tempat : SMP NEGRI 7 TUBAN
Topik :
Pemanfaatan Ikan Tongkol (Euthynnus Affinis) Sebagai Jajanan Semprong Abon
Dalam Upaya Pencegahan Kekurangan Energi Kronis (Kek) Pada Remaja Putri
Melalui Pemanfaatan Hasil Laut
PENANGGUNG
NO. WAKTU KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
JAWAB
- Menyiapkan seting tempat Alifian
PERSIAPAN
07.00-
1. PENYULUH 1. Tempat demonstrasi Fiza
07.30
AN
2. Tempat pemateri Riris
- Mengukur LILA siswi
menggunakan metlin dan
mencatat data pada lembar
07.30- PENGUKUR Itsna
2. hasil data
08.15 AN LILA Anisa
- Pegarahan siswi untuk
duduk dan memulai acara Fitria
penyuluhan
- Pembukaan oleh
moderator
08.15- PEMBUKA - Perkenalan pemateri dan
3.
08.30 AN anggota kelompok Alifian
- Menjelaskan maksud dan
tujuan penyuluhan

- Penyampaian materi
PENYAMPA pertama oleh ayunda fatma
08.30-
4. IAN - Penyampaian materi kedua Ayunda fatma
09.30
MATERI oleh anisa putri Anisa putri
- Dilanjutkan sesi Tanya

23
jawab
- Penampilan video proses
pembuatan produk
09.30- DEMONSTR Niza
5. - Demonstrasi produk
10.45 ASI Sefia
- Pemberian sample produk
kepada peserta Ananda

- Penutupan oleh moderator


10.45- PENUTUPA
6. - Ucapan terimakasih
11.00 N Alifian
kepada pihak terkait

24
Lampiran 5 (Rencana Anggaran Dana Penyuluhan )

ANGGARAN DANA
KEGIATAN PENYULUHAN DAN PELATIHA PADA REMAJA DI SMP
NEGERI 7 TUBAN

NO URAIAN VOL SATUAN JUMLAH


I Kesekretariatan
Print Surat 1 Rp 2.000 Rp 2.000
Print Absensi 1 Rp 1.000 Rp 1.000
Print Proposal 1 Rp 15.000 Rp 15.000
Total I Rp 20.000
II Sie Konsumsi
Konsumsi Guru 1 Rp 69.000 Rp 69.000
Konsumsi Dosen 1 Rp 40.000 Rp 40.000
Konsumsi Siswa 30 Rp 31.000 Rp 31.000
Total II Rp 140.000
III Sie Perlengkapan
Ikan tongkol 1 Rp 30.000 Rp 30.000
Kulit lumpia 1 Rp. 11.000 Rp.11.000
Tabung gas 1 Rp. 22.000 Rp.22.000
Tisu 1 Rp. 6.000 Rp. 6.000
Air mineral gelas 1 Rp 25.000 Rp 25.000
Air mineral botol 3 Rp 6.000 Rp 6.000
Total III Rp 100.000
Total Jumlah I+II+III Rp 260 .000

25
Lampiran 6 (Hasil Pengukuran LILA Pada Remaja Putri)

NO NAMA USIA HASIL


(Tahun) PENGUKURAN
LILA
1. Zahrotin Hilwa. S 12 24 cm
2. Salsabila Nur Salma 13 21 cm
3. Elsa Listianigrum 14 24 cm
4. Nafisya Zahra Rahmadhesty 14 27 cm
5. Siti Mazro’atul Fadillah 14 27 cm
6. Elmira Regina Safitri 13 26 cm
7. Afiqotul Hima 14 22 cm
8. Aura Baby Beauty 12 23,5 cm
9. Naurah Elsy Shiffa 13 29 cm
10. Marissa Adya S.A 13 27 cm
11. Dea Sovia Agustina 14 26 cm
12. Fadhila Ulla Mas’udah 14 28,5 cm
13. Naila Ayudyah P.G 13 31 cm
14. Dessy Amella A. 12 27 cm
15. Nadin Dwi Putri Vina 14 28 cm
16. Dwi Nawang A. 14 25,5 cm
17. NN. Najwa 14 24,5 cm
18. Aqela Septania F. 14 24 cm
19. Rebeca Putri C. 14 29,5 cm
20. Nisa Aulia Nabillah 14 29,3 cm
21. Avnelita Fajrina M. 14 24,5 cm
22. Refisa Alvreya Meika 14 22 cm
23. Mariyatul Qiftiyah 14 28 cm
24. Salsabila Marine S. 14 21,5 cm
25. Dwi Callista Yumna 14 24,5 cm
26. Gishyella Ramadani H. 14 25,5 cm

26
Lampiran 7 (Daftar Hadir Panitia)

27
Lampiran 8 (Daftar Hadir Peserta)

28
Lampiran 9 (Surat Keterangan Telah Melakukan Penyuluhan)

29
30

Anda mungkin juga menyukai