Anda di halaman 1dari 2

Roma 12:9-10

“Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang
baik. Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului
dalam memberi hormat.”

Dunia ini semakin terbiasa dengan kepalsuan. Kejahatan dibungkus dengan


kesopanan. Keramahan menjadi alat melakukan penipuan. Pemberian ternyata jebakan.
Pendeknya, kebaikan sering dimanfaatkan untuk melakukan tindak kejahatan.

Di tengah situasi seperti ini setiap anak Tuhan dipanggil untuk membawa
perbedaan. Kita harus menunjukkan bukan sembarang kebaikan, tetapi kebaikan yang
bersumber dari kesungguhan. Dari hati yang mengasihi. Dari motivasi yang murni karena
pengalaman kasih ilahi. Dari nats firman Tuhan ini kita bisa belajar beberapa hal;

1. Tanpa kesungguhan hati beribadah dan pengalaman berjumpa dengan Tuhan


maka seseorang akan mempraktekkan prilaku munafik seperti orang-orang farisi.
Matius 15:7-8 “Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu:
Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.
Mulut seperti menyembah tetapi hatinya tidak beribadah, inilah yang dimaksud
dengan praktek pura-pura atau prilaku munafik. Ketika seseorang terbiasa
berprilaku munafik dalam konteks ibadah maka dia akan mengaplikasikan ketidak
tulusan dalam interaksi sosial seahari-hari. Karena Tuhan tidak mengubahkan hati
dan motivasi diri orang tersebut. Munafik tidak sama dengan apa yang orang
sekarang istilahkan sebagai “menjaga image.” Orang munafik lebih memikirkan apa
yang orang lain pikirkan agar ia terlihat baik, terlihat mengasihi.
2. Membenci yang jahat dan melakukan yang baik. Kalau ada seseorang hidup tidak
melakukan yang baik dan kompromi terhadap hal-hal jahat maka dia adalah pribadi
yang malang dan perlu dikasihani. Karena hati nurani orang-orang ini telah tumpul
sebab kasih dan hati Tuhan tentang hidup mencintai kebenaran tidak mereka miliki.
Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, maka engkau akan tetap tinggal
untuk selama-lamanya (Mzm 37:27).
- Ketika tidak melakukan yang baik sementara kita bisa melakukannya di akan
berdosa
- Dosa yang di sebabkan karena kita tidak melakukan kebaikan akan membuat
kita kehilangan kasih karunia Allah
- Kehilangan kasih karunia Allah akan membuat kita keluar dari rencana baik
Allah
- Keluar dari rencana baik Allah akan membuat kita hidup menderita
- Hidup menderita akan membuat kita bisa menyangkal dan meninggalkan Allah
- Meninggalkan Allah akan membuat kita masuk neraka
3. Karena Tuhan sudah lebih dahulu mengasihi kita, maka kita juga harus
saling mengasihi. Demikian diperintahkan-Nya dalam Injil Yohanes 15:12,
yang berbunyi: “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi,
seperti Aku telah mengasihi kamu.”

Dalam Injil Yohanes 13:35. Alkitab memgatakan: “Dengan demikian semua


orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu
saling mengasihi.” Tuhan kita, Yesus Kristus, menyatakan bahwa jika kita
saling mengasihi, maka orang-orang akan mengetahui bahwa kita adalah
murid-murid-Nya. Kalau ada seseorang masih hidup dalam kebencian, masih
terus hidup dalam dendam dan tidak bisa mengedepankan damai tatkala ada
konflik dan peseteruan maka orang tersebut sudah kehilangan damai
sukacita dan suasana kerajaan sorga karena hidupnya di bawah pengaruh
dan kendali kuasa setan. Kalau ada orang kristen yang demikian kita jumpai
sesungguhnya dia bukanlah anak Tuhan walaupun identitas, status dan
aktivitas-aktivitasnya menampakkan dirinya sebagai orang beragama kristen/

4. Dalam Matius 7:12 dikatakan “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang
perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.
Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.” Kita dapat melihat di dalam
ayat ini ada konsep : “saling mendahului”. Itu adalah Hukum Emas, etika Kerajaan
Allah. Dan di dalam ayat inti kita ini Paulus menasihatkan agar konsep “saling
mendahului” harus menjadi etika umat Tuhan, yaitu saling mendahului dalam hal
kasih dan memberi hormat. Etika artinya standar perilaku. Kita memberikan
hormat kepada sesama bukan karena kedudukan sosial, tingkat pendidikan dan
materi yang mereka miliki. Sikap hormat diberikan karena mereka telah diciptakan
Allah menurut gambar-Nya dan Sikap itu pula yang menjadikan kita sebagai pribadi
yang hidup berkenan dihadapan Allah.

Anda mungkin juga menyukai