“Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang
baik. Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului
dalam memberi hormat.”
Di tengah situasi seperti ini setiap anak Tuhan dipanggil untuk membawa
perbedaan. Kita harus menunjukkan bukan sembarang kebaikan, tetapi kebaikan yang
bersumber dari kesungguhan. Dari hati yang mengasihi. Dari motivasi yang murni karena
pengalaman kasih ilahi. Dari nats firman Tuhan ini kita bisa belajar beberapa hal;
4. Dalam Matius 7:12 dikatakan “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang
perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.
Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.” Kita dapat melihat di dalam
ayat ini ada konsep : “saling mendahului”. Itu adalah Hukum Emas, etika Kerajaan
Allah. Dan di dalam ayat inti kita ini Paulus menasihatkan agar konsep “saling
mendahului” harus menjadi etika umat Tuhan, yaitu saling mendahului dalam hal
kasih dan memberi hormat. Etika artinya standar perilaku. Kita memberikan
hormat kepada sesama bukan karena kedudukan sosial, tingkat pendidikan dan
materi yang mereka miliki. Sikap hormat diberikan karena mereka telah diciptakan
Allah menurut gambar-Nya dan Sikap itu pula yang menjadikan kita sebagai pribadi
yang hidup berkenan dihadapan Allah.