Anda di halaman 1dari 3

Cinta Yang Tidak Memandang Fisik

Karangan Nicholas Ing XII IPA

Di sebuah desa kecil, hiduplah seorang pemuda yang bernama Ikel. Ikel adalah
seorang pemuda yang pemalu dan gugup, dia selalu merasa kurang percaya diri terhadap
penampilannya. Walaupun begitu, Ikel pandai mengekspresikan apa yang ia rasakan dalam
bentuk karya tulisan yang indah.

Pada suatu hari pada saat sedang berjalan-jalan di desanya, dia melihat sosok
perempuan yang langsung membuatnya terpukau. Dia yang sudah tinggal di desa tersebut
dari kecil belum pernah melihat sosok perempuan ini. Karena rasa penasaran, dia membuntuti
perempuan ini. Namun karena perempuan tersebut berjalan sangat cepat, Ikel pun kehilangan
jejak dari perempuan tersebut. Rasa sedih yang dilapisi dengan rasa kecewa pun terlihat dari
raut wajah Ikel.

Setelah itu, Ikel menjalankan kehidupannya seperti biasanya. Waktu berlalu sangat
cepat, 6 bulan pun berlalu begitu saja. Seperti biasanya pada hari minggu Ikel selalu berjalan
mencari pemandangan untuk dijadikan inspirasi karya tulisnya. Setelah 2 jam berlalu, Ikel
berencana untuk pulang kembali ke rumahnya, namun ketika hendak balik ia melihat sosok
perempuan yang ia temui 6 bulan yang lalu. Karena tidak ingin kehilangan kesempatan kali
ini, Ikel dengan mengesampingkan rasa kurang percaya dirinya langsung memanggil
perempuan tersebut. Perempuan tersebut yang merasa terpanggil oleh seseorang di
belakangnya pun menoleh kebelakang. Perempuan tersebut menghentikan kakinya dan
langsung berdoa kepada Allah dan memohon dalam hati “Allah, tolong maafkan hambamu
ini, ampuni dosa-dosa hambamu ini, kumohon padamu Allah.” Karena terlalu takut ia akan
dilukai oleh Ikel, perempuan itu langsung mengambil posisi bersujud. Ikel yang melihat
kejadian tersebut langsung memberitahu bahwa ia tidak memiliki niat jahat, ia hanya ingin
berkenalan dengan perempuan tersebut. Perempuan tersebut langsung menghela nafas dan
memberitahu namanya kepada Ikel. Ikel yang baru mengetahui bahwa perempuan tersebut
bernama Meiviana merasa bahagia. Dia juga mengetahui bahwa ternyata tujuan Meiviana
untuk pergi ke desa adalah menjenguk neneknya yang sudah lanjut usia setiap 6 bulan sekali.

Keesokan harinya, Ikel melihat kepergian Meiviana lagi. Kemudian setelah Meiviana
meninggalkan desa, Ikel menemui nenek Meiviana dan menanyakan tentang Meiviana.
Nenek Meiviana yang mengetahui Ikel merupakan seorang anak yang berbakti dan memiliki
hati yang baik dengan senang hati memberikan informasi tentang Meiviana. Ikel pun
sekarang tahu dimana Meiviana tinggal. Karena rindu yang sudah tidak tertahan dia
mengirim surat kepada Meiviana tanpa mencantumkan nama dia. Meiviana yang menerima
surat ini langsung tersipu malu dan ketika membacanya langsung terpukau dengan kata
katanya yang sangat indah. Meiviana pun ingin membalas surat ini tapi dia tidak tahu siapa
yang mengirim surat ini. Setiap minggu, dia selalu saja mendapatkan surat yang entah dikirim
oleh siapa, hal ini tentu saja membuat dia semakin penasaran dan tidak sabar bertemu dengan
orang yang mengirimkan surat surat ini.

Setelah Ikel menunggu selama 6 bulan semenjal terakhir kali bertemu dengan
Meiviana, akhirnya dia mendengar kabar dari neneknya Meiviana bahwa besok Meiviana
akan datang lagi ke desa untuk menjenguk neneknya. Ikel yang mendengar perkataan ini
langsung merasa bahagia. Ikel memutuskan untuk menyatakan perasaannya kepada
Meiviana. Keesokan harinya, ia dengan pakaian yang rapi menunggu Meiviana di depan
rumah neneknya Meiviana. Selama menunggu, hatinya berdebar kencang seperti irama tari
asmara. Meiviana yang melihat Ikel di depan rumah neneknya merasa bingung dan
menghampiri Ikel.
“Kamu Ikel kan, apa yang kamu lakukan disini?” Tanya Meiviana.
Ikel dengan gugup dan kurang percaya diri menyatakan perasaanya kepada Meiviana
“Meiviana, aku tahu mungkin aku terlihat bodoh, tetapi aku tidak bisa untuk berhenti
memikirkanmu. Aku suka kepadamu dan aku ingin tahu apakah kamu ingin menjadi
pacarku?”
Mendengar hal ini, Meiviana langsung kebingungan dan menolak Ikel, “Maaf, tapi
untuk sekarang sepertinya tidak.”
“Tapi kukira dengan surat surat yang aku kirim kepadamu itu, kamu akan suka
kepadaku. Apakah karena penampilan ku ini yang membuat kamu tidak suka dengan ku?”
Jawab Ikel.
Meiviana terkejut dengan jawaban Ikel, dia mengira bahwa surat-surat yang ia terima
berasal dari seorang pemuda yang tampan dan berkarisma, tetapi ternyata selama ini yang
mengirim surat-surat yang isinya meluluhkan hatiku adalah Ikel. Meiviana dengan senyum di
wajahnya mengatakan “Jujur aku tidak menyangka kaulah yang selama ini mengirim surat
kepadaku, saat aku membaca surat-surat tersebut, aku jatuh cinta dengan hati orang yang
mengirim surat ini bukan penampilan fisiknya, aku senang akhirnya bisa bertemu dengan
orang yang mengirimkan surat kepadaku ini. Mungkin sekarang kita bisa menjadi teman
terlebih dahulu karena aku ingin mengenalmu lebih dalam lagi.”
Mendengar hal ini, Ikel merasa lega dan gembira “Kalau begitu baiklah, sekarang kita
berteman terlebih dahulu dan aku pasti akan tetap mengirimkan surat kepadamu.”
“Akhirnya sekarang aku bisa membalas surat-surat yang selama ini ternyata kaulah
yang mengirimnya kepadaku.” Ujar Meiviana
Keesokan harinya setelah Meiviana telah meninggalkan desa, hal pertama yang paling
ditunggu adalah surat dari Ikel. Pada sorenya akhirnya dia menerima surat yang dikirim oleh
Ikel.
Hayati!
Meskipun mula-mula saya bertemu sesudah surat itu kukirim tanganku gemetar, maka
sambutanmu yang halus atas kecemasanku telah menghidupkan semangatku kembali.
Hayati sampai sekarang, dan agaknya lama sekali baru kejadian itu akan dapat
kulupakan. Karena menurut perasaan hatiku, adalah yang demikian pintu keberuntungan
yang pertama bagiku. sampai sekarang Hayati saya merasai dadaku sendiri menjaga
apakah hatiku masih tersimpan didalamnya, entah sudah terbang ke langit biru agaknya,
lantaran terlalu merasa beruntung.
Pada perkataan-perkataan yang telah kau ucapkan, ternyata bahwa kasih sayangku,
bahwa cintaku telah kua terima. Bahwa pengharapanku yang telah putus, kau hubungkan
kembali. Tetapi Hayati, ada yang perlu kuterangkan padamu, supaya jangan engkau
menyesal kemudian. Orang sukai seorang pemuda, karena sesuatu yang diharapkannya
dari pemuda itu, misalnya dia cantik dan gagah. Aku sendiri, sebagan yang kau lihat,
begitulah kedaanku, rupaku yang jelek tak pantas menjadi jodohmu, dan aku miskin.
Misalnya Allah menyampaikan cita-cita hatiku, dan engkau boleh menjadi suntingku,
menjadi istri yang mengobat luka hatikuyang telah berahun-tahun, agaknya akan malu
engkau berjalan beersanding dengan daku, karena amat buruk memperdekatkan loyang
dengan mas, mempertalikan benang dengan sutra. Bagiku, Hayati, engkau sangat cantik.
Kecantikan itu kadang-kadang yang menyebabkan daku putus asa, mengigat buruk diriku
dan buruk untungku.
Tetapi pula, kalau kau hendak mendasarkan cinta itu pada dasar keikhlasan, pada
keteguhan memegang janji, pada keteguhan memegang janji, pada memandang kebaikan
hati dan bukan kebaikan rupa. Kalau engkau bukan mengharapkan kayaku, tetapi
mengharapkan pengorbanan jiwaku untukmu, kalau engkau sudi kepadaku dan tidak
merasa menyesal jika kelak bertemu dengan bahaya yang ngeri dan kecimus bibir; kalau
semuanya itu tidak engkau pedulikan, Hayati, sebagai kukatakan dahulu, engkau akan
beroleh seorang sahabat yang teguh setia.
Kalau semuanya itu telah engkau ingat nbenar, dan engkau sudi berenag kedalam lautan
cinta, ketahuilah bahwa saya beruntung berkenalan dengan engkau, dan moga-moga
engkau pun beruntung berkenalan dengan saya.
Zainuddin

Lalu seiring berjalannya waktu, Ikel dan Meiviana saling membalas surat satu sama
lain dan pada akhirnya mereka menjadi pasangan yang bahagia. Mereka berdua menemukan
cinta dimana penampilan bukanlah hal yang diutamakan melainkan keikhlasan dan ketulusan
lah yang penting dalam cinta. Walaupun Ikel yang merupakan seorang yang kurang percaya
diri terhadap penampilannya, tetapi dia bisa menemukan cinta sejatinya denagn Meiviana

TAMAT!!!!!

Anda mungkin juga menyukai