Ter - Character Education of Gandrung Dance in The Spirit of Nusantara
Ter - Character Education of Gandrung Dance in The Spirit of Nusantara
ÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿ 57 ÿ ÿ 2 ÿ Jil. 57 No.2
JURNAL UNIVERSITAS JIAOTONG SELATAN
2022 bulan 4 bulan April 2022
Artikel Penelitian
Pendidikan
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
Artikel ini adalah artikel akses terbuka yang didistribusikan berdasarkan syarat dan ketentuan Lisensi
Atribusi Creative Commons (http:// creativecommons.org/ licenses/ by/ 4.0)
Abstrak
Seni merupakan ekspresi jiwa yang sangat murni dan penuh nilai keindahan. Jiwa yang murni dan indah
ini dapat terwujud jika setiap orang dapat memaknai seni secara positif. Berbagai karakter positif dapat
dikembangkan melalui kegiatan berkesenian. Saling menghormati perbedaan merupakan cara ampuh untuk
menguatkan semangat nusantara. Tujuan nyata yang dapat dicapai dengan menggambarkan berbagai
jenis Gandrung antara lain pertunjukan Gandrung Banyuwangi, Gandrung Bali, dan Gandrung Lombok
yang serasi, estetis, dan sarat nilai karakter yang mencerminkan multikulturalisme. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif yang dipadukan dengan penciptaan karya seni. Pendekatan kualitatif
ini dilakukan pada tahap awal penelitian untuk mengidentifikasi keberadaan kesenian Gandrung di Banyuwangi, Bali, dan Lo
Informasi mengenai informan dikumpulkan dengan menggunakan metode purposif, observasi dan studi dokumentasi.
Gandrung membuktikan bahwa seni mampu menciptakan keindahan, keharmonisan, dan keuntungan finansial bagi masyarakat.
Akhirnya rasa nasionalisme tumbuh dengan semangat nusantara sehingga memunculkan berbagai potensi
bangsa ini. Penelitian ini menemukan bahwa gandrung terhadap seni pertunjukan mempunyai nilai-nilai
karakter toleransi, kerjasama, kerja keras, disiplin, kreativitas, dan jiwa wirausaha yang diperoleh secara
formal dan juga diperoleh secara informal (dalam lingkungan masyarakat).
,_
perusahaan asuransi kesehatanÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ,ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
Machine Translated by Google
Trisnawati. Pendidikan Karakter Tari Gandrung dalam Semangat Nusantara, Vol. 57 Nomor 2 April 2022
15
ÿÿÿ:ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
wisatawan dapat menikmati keindahan budaya Penelitian ini untuk menentukan informan yang akan
Indonesia dalam kemasan yang lebih lugas dan diwawancarai dengan menggunakan metode
menarik. purposive sesuai dengan pengetahuan informan.
Selain itu perlu dipahami juga bahwa seni selain Pengumpulan data juga dilakukan dengan metode
mempunyai nilai estetis juga memerlukan makna dan observasi dan studi dokumentasi.
pesan. Seni mempunyai kedudukan penting dalam Terakhir, data yang terkumpul akan dianalisis
pendidikan karakter bangsa karena seni sangat netral menggunakan analisis interaktif [7]. Pada tahap awal
dan mudah diterima di masyarakat. Apalagi di berupa pertunjukan tari Gandrung dihadirkan tiga
Indonesia, masyarakatnya multikultural dan kaya jenis Gandrung yaitu Banyuwangi, Bali dan Lombok.
akan berbagai seni dan budaya dengan nilai-nilai Langkah kedua adalah menentukan gerak tari yang
pendidikan karakter. Nilai pendidikan karakter tidak menjadi pokok-pokok dalam tari Gandrung . Kemudian
harus diperoleh secara formal tetapi juga dapat tarian pengiring yang ketiga. Langkah Iringan
diperoleh secara informal dalam interaksi masyarakat. berpengaruh nyata terhadap suatu karya seni tari
adalah
di Jawa Timur. Kemudian ketika berkembang kerajaan pemikiran dan kebiasaan, baik dalam kehidupan,
Karangasem yang menguasai Bali, tarian ini juga bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara. Oleh
berkembang di daerah ini [5]. Tarian ini tidak mengikuti karena itu, tentu saja dimensi pendidikan harus dilihat
pola gerak dan iringan lagu sesuai standar yang lazim. tidak hanya dalam konteks sekolah, melainkan pendidikan
Diawali dengan upacara resmi, dimana prajurit keraton dalam arti luas yang mencakup pendidikan formal
melihat seperangkat Gambelan (ansambel musik (sekolah), informal (keluarga), dan nonformal (masyarakat).
tradisional) dan mendapat kesempatan menabuh serta Pendidikan dan seni erat kaitannya dengan muatan
bersenang-senang tanpa batas keraton agar gerakannya nilai pendidikan berupa nilai etika dan estetika. Bagi
tetap tradisional. Seiring berjalannya waktu, motif gerak manusia sebagai manusia seutuhnya, nilai etika berkaitan
berubah seiring dengan perkembangan gerak dan bentuk dengan moral dan
tangan. Tari Gandrung di Lombok kini banyak nilai-nilai yang berkaitan dengan benar dan salah yang
dikembangkan menjadi tarian profan yang digunakan dianut oleh kelompok atau masyarakat. Salah satu jalur
dalam kegiatan tradisional dan kesenian untuk promosi pendidikan nonformal adalah melalui seni tari Gandrung .
pariwisata. Dalam konteks tokoh, seni tari Gandrung mempunyai
muatan karakter. Beberapa nilai karakter utama yang
dimiliki oleh Gandrung, seperti:
Berbeda dengan kedua daerah tersebut, di Bali, tari
Gandrung merupakan tarian sakral yang berkembang di 1) Paradigma Multikultural
desa lama (Bali Aga) yang keberadaannya sangat Tari Gandrung tercipta dari perbedaan daerah/daerah
disakralkan. Menurut sejarahnya, tarian ini hanya ditarikan yaitu banyuwangi, bali dan lombok (Sasak). Perbedaan
oleh seorang laki-laki yang berpakaian seperti perempuan. ini bisa menjadi harmonis; tentunya harus didasari oleh
Namun tarian ini ditarikan oleh perempuan pada kesadaran akan perbedaan. Kesadaran tersebut saat ini
perkembangan selanjutnya, seperti yang terjadi di Desa dikenal dengan sikap multikulturalisme, yaitu sikap atau
Cempaga, Buleleng, Bali. Tari Gandrung Bali pada cara pandang yang menerima perbedaan sebagai
umumnya mempunyai gerakan yang sederhana, anugerah dan harus diterima serta dijadikan pedoman
menggunakan aksesoris yang sederhana, dan hanya dalam pembangunan bangsa. Lebih lanjut, sikap anti ras,
dapat ditampilkan pada ritual tertentu saja. tidak membeda-bedakan orang lain berdasarkan SARA,
Lihatlah karakter ketiga jenis Gandrung. Memadukan penting untuk terus dipupuk agar bangsa ini semakin
gerak enerjik tari Gandrung banyuwangi , tari Gandrung kokoh.
Sasak Lombok, dan gerak sederhana Gandrung sakral
Bali.
Karena sebenarnya bangsa ini seperti semboyan Bhineka
menjadikan tari Gandrung begitu unik. Nilai lainnya adalah Tunggal Ika, berbeda namun tetap satu yaitu Indonesia.
adanya misi untuk menunjukkan kepada masyarakat Nilai-nilai inilah yang menjadi landasan kuat terciptanya
bahwa perbedaan-perbedaan tersebut dapat diselaraskan Gandrung
dan dikolaborasikan untuk menghasilkan sesuatu yang Tari Tridatu yang didasari oleh kesadaran akan perbedaan
bermanfaat dan saling menguntungkan. Semangat yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia.
kebersamaan inilah yang dimunculkan dalam diri Gandrung
menari. Pendidikan multikultural berarti suatu proses
pengembangan sikap dan perilaku seseorang atau
B. Nilai Karakter Dalam Tari Gandrung sekelompok orang untuk mendewasakan manusia melalui
Sebagaimana disinggung dalam penjelasan latar pengajaran, pelatihan, proses, tindakan, dan cara-cara
belakang di atas, globalisasi merupakan sebuah yang mendidik. Perbedaan yang dimiliki kemudian
keniscayaan. Namun, kesempitan perasaan kedaerahan dijadikan jalan keluarnya dalam tari gandrung yang
yang semakin menguat seiring dengan otonomi daerah berupaya memberikan fasilitas agar setiap orang
yang berujung pada hiperotonomi, budaya konsumerisme, mempunyai pemahaman yang sama untuk saling
dan merebaknya ideologi totaliter yang berujung pada menjaga, menghargai perbedaan sebagai anugerah bersama.
kekerasan, membuat wajah budaya masyarakat Indonesia Selanjutnya pengenalan budaya daerah harus diperluas
semakin sulit dikenali. buram. Untuk mengatasi dengan pengenalan budaya daerah lainnya, baik di
permasalahan tersebut, muncul berbagai gagasan, kabupaten atau provinsi tertentu, agar menjadi budaya
termasuk pendidikan karakter bangsa. Dengan melekat nasional. Sikap seperti ini tentunya sangat berperan
pada labelnya, pendidikan karakter bangsa pada dalam menjaga NKRI dari berbagai ancaman radikalisme
hakikatnya adalah upaya sadar dan terencana untuk dan intoleransi yang berkembang saat ini.
memanusiakan manusia Indonesia sehingga menghasilkan
ciri-ciri psikologis, moral, watak atau kepribadian yang
khas, yang tercermin dalam pola perilakunya. 2) Toleransi
Setelah menyadari adanya perbedaan dengan sikap
Machine Translated by Google
18
Selain itu karakter kerjasama terlihat dari aspek persiapan, 7) Semangat Kewirausahaan
pelaksanaan hingga akhir pertunjukan, dan bagaimana Setelah semua nilai-nilai tersebut ada dan disatukan
seluruh komponen pendukung tari gandrung ini harus untuk mewujudkan tari Gandrung , maka perlu adanya
bekerja sama untuk mewujudkan pertunjukan yang sentuhan akhir agar mempunyai manfaat luas yaitu
direncanakan. adanya karakter wirausaha.
Kewirausahaan adalah sikap atau keberanian yang dimiliki
4) Kerja Keras masyarakat untuk mengerahkan seluruh sumber daya
Kerja sama saja tidak bisa menciptakan sebuah dan upaya, termasuk kemampuan mengenal produk baru,
setelan yang indah dan monumental. Oleh karena itu, menentukan cara produksi, dan mengatur operasional,
memerlukan kerja keras. Kerja keras merupakan perilaku pemasaran, mengelola modal untuk menghasilkan
yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam sesuatu yang bernilai tinggi. Karakter inilah yang
mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas serta menjadikan Gandrung bermanfaat bagi perkembangan
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Karakter pariwisata di Indonesia dengan menjadi media promosi
kerja keras inilah yang tentunya menjadi modal utama dan daya tarik wisata yang dapat dikemas dalam berbagai
dalam mewujudkan pertunjukan tari Gandrung . Kerja bentuk seperti DVD, tayangan media online (YouTube),
keras para penari, pemusik, koreografer, penata tari, dan brosur, dan lain sebagainya. Jika hal tersebut dapat
komponen lainnya terlihat dari ide awal, mulai dari latihan terwujud maka keberadaan tari Gandrung dapat
hingga pertunjukan. memberikan manfaat yang luas bagi para penari dan
Sikap tersebut perlu diterapkan dalam kehidupan pemusik serta masyarakat luas, dan bangsa Indonesia
berbangsa dan bernegara agar kita diberikan kesadaran secara keseluruhan.
bahwa tidak mudah mencapai sesuatu tanpa usaha
apapun, karena hasil yang sebenarnya tidak akan V. PEMBAHASAN
mengkhianati usaha dan kerja keras yang telah dilakukan. Nilai-nilai karakter tersebut di atas sesuai dengan
pandangan Magnis-Suseno tentang komponen karakter
Indonesia yang dikembangkan
Machine Translated by Google
Trisnawati. Pendidikan Karakter Tari Gandrung dalam Semangat Nusantara, Vol. 57 Nomor 2 April 2022
19
memperkuat nasionalisme Indonesia. Dinyatakan bahwa mudah. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang berbeda;
mengatasi permasalahan buramnya gambaran bangsa disinilah peran seni khususnya tari sangat dibutuhkan. Seni
Indonesia dapat dilakukan melalui tiga nilai humanis etika biasanya lebih diterima secara luas dan dipandang netral
kebangsaan: pertama, gagasan pluralisme yang mengharuskan serta terlepas dari kepentingan.
sebagai orang Indonesia yang berkepribadian Pancasila Tari Gandrung membuktikan betapa perbedaan jika dikelola
harus menerima kemajemukan sebagai suatu anugerah. 17]. dengan baik akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.
Hal ini tidak lepas dari pola masyarakat Indonesia yang Manfaat yang diberikan tidak hanya bagi para pekerja tari
multikultural. Penerimaan terhadap pluralitas tidak hanya namun juga meluas dalam rangka kesejahteraan masyarakat
bersifat kognitif tetapi juga memperlakukan orang lain yang dengan potensinya di bidang pariwisata.
berbeda agama, suku, budaya, daerah, dan aspek lainnya
secara setara dan adil atau tanpa diskriminasi. Kedua, Nilai-nilai karakter seperti multikulturalisme dapat menjadi
demokrasi merupakan sistem politik yang paling tepat bagi benteng kuat dalam meredam radikalisme dan etnosentrisme.
bangsa Indonesia yang multikultural karena “negara yang Pendidikan multikulturalisme yang sejatinya menurut (1997)
kacau balau, majemuk seperti Indonesia tidak dapat mempunyai tujuan yang sangat mulia, seperti terlihat di
dipersatukan dengan kekerasan. Indonesia hanya akan tetap bawah ini. “Tujuan pendidikan multikultural adalah pendidikan
bersatu jika seluruh komponen bangsa mau bersatu, dan kebebasan.
bersatu hanya jika mampu menjaganya. Itulah yang dijamin Pendidikan multikultural harus membantu siswa
oleh demokrasi” [17]. Ketiga, keadilan sosial tercermin dalam mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
berbagai aspek kehidupan, khususnya terkait dengan untuk berpartisipasi dalam masyarakat yang demokratis dan bebas.
penciptaan ruang sosial dimana masyarakat Indonesia dapat Pendidikan multikultural mempromosikan kebebasan,
hidup sebagai manusia seutuhnya yang dapat kemampuan, dan keterampilan untuk melintasi batas-batas
mengaktualisasikan dirinya sebagai bangsa Indonesia secara etnis dan budaya untuk berpartisipasi dalam budaya dan budaya lain
maksimal. Hal ini sangat penting untuk mewujudkan solidaritas kelompok.
nasional. Namun menurut James A. Banks, substansi
multikulturalisme adalah kebebasan (sebagai pendidikan
untuk kebebasan); ia menyebarkan gerakan-gerakan inklusif
Tanpa keadilan sosial, keutuhan NKRI atau integrasi sosial untuk memperkuat hubungan antar pihak (sebagai gerakan
dalam masyarakat sulit terwujud, bahkan akan berubah yang inklusif dan mempererat). Dengan demikian, nilai
menjadi konflik, mulai dari konflik laten hingga konflik multikulturalisme melalui seni tari Gandrung juga merupakan
kekerasan. Melalui tari Gandrung ini diharapkan masyarakat media pendidikan multikultural, dimana pendidikan multikultural
kita sadar akan kemajemukannya dan kemudian saling anti rasis, mendasar, perlu (bermanfaat) bagi seluruh peserta
menghormati perbedaan yang ada agar bisa hidup demokratis. didik, meresap, demi keadilan sosial, dan merupakan proses
adalah
Kemudian pada akhirnya dapat mewujudkan keadilan sosial kritis dan pedagogi. . Jika diuraikan lebih rinci, pendidikan
untuk mencapai kesejahteraan dengan mengembangkan multikultural setidaknya memiliki lima tujuan. Pertama,
wirausaha pariwisata berbasis kesenian daerah. meningkatkan pemahaman diri dan konsep diri yang baik.
Kedua, meningkatkan kepekaan dalam memahami orang lain,
termasuk berbagai kelompok budaya di negara sendiri
Gagasan lain juga dapat diamati; disebutkan bahwa maupun negara lain. Ketiga, meningkatkan kemampuan
karakter harus bertumpu pada sembilan pilar. merasakan dan memahami kemajemukan, terkadang
Kesembilan pilar yang dimaksud adalah sebagai berikut: (1) bertentangan dengan penafsiran kebangsaan dan budaya,
Cinta kepada Allah, amanah, hormat, kesetiaan, (2) mengenai suatu peristiwa, nilai-nilai, dan perilaku. Keempat,
Tanggung jawab, keunggulan, kemandirian, kedisiplinan, membuka pikiran ketika menyikapi permasalahan. Kelima,
ketertiban, (3) Dapat dipercaya, dapat diandalkan, jujur, (4) membantu memahami latar belakang munculnya pandangan
Rasa hormat, sopan santun, ketaatan, (5) Cinta kasih, kasih klise atau kuno, menjauhi pandangan stereotip, dan
sayang, sikap peduli, empati, kemurahan hati, moderasi, kerja menghormati semua orang.
sama, (6 ) Percaya diri, ketegasan, kreativitas, akal,
keberanian, tekad, dan semangat, (7) Keadilan, keadilan,
belas kasihan, kepemimpinan, (8) Kebaikan, keramahan,
kerendahan hati, kesopanan, dan (9) Toleransi, fleksibilitas,
kedamaian, persatuan [ 18]. Berangkat dari hal tersebut, para seniman dan pemerintah
harus bergandengan tangan untuk terus memajukan seni
yang membutuhkan nilai. Masyarakat secara tidak sadar
Berdasarkan berbagai pendapat di atas, maka melalui kegiatan berkesenian dan menikmati seni seperti
deradikalisasi dapat dilakukan melalui seni karena sejatinya menonton Gandrung
seni khususnya tari sarat dengan nilai-nilai positif dan pertunjukan tari membangun kesadaran akan keberagaman,
keindahan. Pembangunan nasionalisme sebagaimana kesadaran akan perbedaan. Dengan adanya kesadaran
dikemukakan di atas tentu tidak demikian tersebut secara tidak langsung akan memperkuat nasionalisme dan
Machine Translated by Google
20