Anda di halaman 1dari 4

Negara Islam

Oleh: Prof. K.H.A.K. Mudzakkir

Perkara Darul Islam" ini adalah suatu perkara jang harus diselidiki dan dikerdja
kan oleh segolongan orang2 jang ahli, baik daripada Ullama, ahli hukum, ahli
pergaulan bersama. Golongan orang terpeladjar inilah jang akan mentjurahkan segala
usahanja dengan penjelidikan jang seksama. Saja katakan demikian agar supaja buah
usaha tentang Darul Islam dapat sempurna hendaknja. Dan kemudian dapatlah
didjadikan pedoman buat ummat Islam Indonesia dalam mentjapai tjita2 mereka dalam
perdjuangan sekarang ini. Saja pernah mengusulkan supaja diada kan suatu panitia
jang sungguh2 mengutamakan akan pakerdjaan ini.

Oleh karena itu djika uralan saja ten tang Darul Islam ini kurang sempurna, sudah
kebiasaan bahwa usaha ini belum dapat memuaskan. Kepertjajaan saja sangatlah besar
bahwa sdr2. hanjalah akan mendjadikan uraian ini, sebagai pangkal usaha sdr2.
mempeladjari menjelidiki, mewudjudkan dan memperdjuangkan tjita2 itu. Dalam pada
itu saja selalu bersedia akan menjumbangkan tenaga saja Insja Allah kepada usaha
saudara2.

Darul Islam atau Negara Islam. Dengan memohon pertolongan kepada Allah, saja
mulailah disini uraian saja.

Darul Islam itu adalah tersusun dari dua patah kata berarti: Negara Islam. Pada
asal mulanja, perkataan ,Darul Islam" itu pada hemat saja, banjaklah dipakai oleh
ahli hukum Islam didalam memperbintjang kan hukum2 jang bersangkutan dengan adanja
peperangan jang biasa terdjadi dahulu kala diantara pihak Islam dan bukan Islam.
Disanalah dipergunakan oleh mereka perkataan ,,Darul Islam" dan sebaliknja Darul
Harb". Jang pertama berarti: suatu negeri bernegara, berpemerintahan, dan
berkedaulatan serta diatur pula sepandjang) adjaran2 Islam; dan perkataan kedua
berarti sebaliknja.

Tudjuannja:

Setelah kita perhatikan dengan berangsur2 dan tumbuhnja pemerintahan dalam Islam
itu. Semendjak didirikan oleh Rasu lullah di Madinah hingga kini, dapatlah
dikatakan bahwa tudjuan negara dalam Islam itu ialah mengandung dua perkara jang
utama:

Pertama:

Untuk melangsungkan dan meneruskan Da'watul Islam serta memperlindungi dan


mempertahankan agama.

Inilah tudjuan negara Islam. Memang berbeda tudjuan pemerintahan Islam dengan
Pemerintahan lainnja. Tiap2 pemerintah ummat Islam jang tidak mengedjar tudjuan
tadi, tidak boleh kita namakan: Darul Islam",

Dasarnja.

Sesuatu negara jang seperti demikian tadi tudjuannja. sudah barang tentulah
mempunjai dasar2 jang tentu2 jang mendjadi sendi dan rukun untuk hidupnja. Kalau
kita periksa dengan teliti dalam al Qur'an, dapatlah kita ketahui akan beberapa
perintah2, agar kita melakukan dalam pergaulan kita dengan kemanusiaan. keadilan,
permusjawaratan dan taqwa ke pada Allah,

Dasar2 ini selalu diandjurkan oleh al Qur'an, hadis Nabi, serta sudah ditjontokan
oleh pimpinan ummat Islam jang pertama pada masa Rasulullah dan Chulafaur Rasjidin.
Undang2nja.

Adapun undang2 dasar negara Islam jang untuk mengatur perihal kehidupan ummat
Islam, baikpun jang mengenal diri perseorangan, kekeluargaan, segolongan, orang
Islam, maupun kenegaraan, maka sudahlah terdapat hukum2nja dalam al Qur'an. kadang2
dengan setjara idjmal (garis besar) dan kadang2 setjara tafsil (Perintji2nja).

Tentang memutuskan perselisihan antara didirikan oleh Rasulullah sesudah hidjrah ke


Madinah. Sendi2 persatuan ummat telah diletakkan pada bai'at antara Rasulullah dan
sahabat2nja sewaktu di Mekah, persatuan itu diikuti dan dikuatkan dengan politik
persaudaraan dan pembahagian kekajaan antara ummat Islam jang telah dilakukan di
Madinah pada pertama kali Zaman Madinah itu merupakan suatu pemerintahan jang
berpemimpin Jang berpetundjuk dari wahju Ilahi dalam mendjalankan perintah Allah,
jang bersendikan diatas dasar pemusjawaratan dalam sesuatu perkara yang tidak ada
ketentuannja dalam wahju. Demikianlah selama sepuluh tahun.

Pemerintahan itu bukanlah Theokrasy se-mata2, tetapi demokrasi sebab pemerintahan


pada waktu itu tidaklah hanja di atur dengan wahju sadja, akan tetapi dengan buah
pikiran manusia jang sudah di rundingkan lebih dahulu dalam permusjawaratan pula.
Sebab sewaktu Nabi membitjarakan hal2 technisch dan strategisch, selalu
berausjawarat dengan sahabatnja. Abu Bakar, Umar adalah penasehat beliau jang
mendapat gelaran "Menteri2" Nabi.

Sepeninggal Nabi, bentuk pemerintahan tidaklah diwasiatkan. Oleh karena itu, ummat
Islam melakukanlah permusjawaratan untuk memilih kepala negara mereka. Pemilihan
kepala negara dari jang pertama, kedua, ketiga dan keempat adalah berlainan
tjaranja. Pemilihan jang pertama, ada lah setjara langsung dan lainnja stjara
pentjalonan.

Negara jang kepala negaranja dipilih oleh dan diantara ummat Islam sendiri sudah
tentu adalah negara Republik jang demokratis.

Kepala negara.

Kepala negara jang mempunjai pimpinan dan tanggung djawab, dikehendaki benar oleh
Islam, dan sudah berbukti pula dalam sedjarah. Chalifah atau Imam adalah ber
tanggung jawab dalam politiknja dihada pan rakjatnja, rakjat itu bolehlah diwakili
oleh orang2 jang utama. Mereka ini dina makan Wahlul hill wal'aqdi".

Pertanggungan djawab pemimpin negara bukanlah hanja berkesudahan didunia sadja,


akan tetapi ia masih dituntut dihari qijamat. Tuntutan itu berakibat hukuman dan
penghargaan, siksaan atau kebahagian jang abadi (kekal). Maka kalau kepala negara
dapat menghindarkan dirinja dari pertanggungan djawab didunia, ia tak kan luput
dari tuntutan diachirat.

Sifat2 kepala negara.

Sesuatu negara jang rakjatnja semuanja tahu kebanjakannja ummat Islam, kepala
negaranjapun sudah seharusnja dipilih dari pada mereka itu sendiri, bukan lainnja.
Artinja: haruslah pasti orang Islam utama jang telah mendjadi garga negara ummat
itu. Inilah artinja: Ulil'amri minkum".

Sifat, budi pekerti dan pikiran kepala negara, banjak sedikitnja telah diterangkan
oleh al-Qur'an, Demikianlah pula orang jang membantu kepala negara dalam
mendjalankan pemerintahannja. Mereka ini hendaklah mempunjai sifat2 jang utama lagi
mulia. Sebab mereka adalah pemimpin ummat Islam jang memimpin mereka sehari-hari.

Pembantu2 kepala negara itu pada biasanja dalam bahasa kita disebut: Pamong
Pradja". Mereka haruslah orang2 jang berdjiwa Islam.
Pemerintahnja.

Negara Islam haruslah mempunjai pemerintah jang tjalkap untuk mendjalankan tudjuan
negara. Pembagian pekerdjaan bolehlah diatur menurut keperluan masa dan tempat.
Pemerintah hanjalah suatu organisasi jang memperlindungi Islam dan mensedjahterakan
rakjatnja. la bukan sadja untuk memelihara keamanan dalam negeri, mendjaga
perdamaian keluar negeri, akan tetapi djuga memerintahkan perintah2 Allah dan
melarangkan larangan2nja. Pemerintah tidaklah jang bersjahadat, sembahjang, puasa,
zakat dan hadji, akan tetapi memerintahkan dan mengatur ini semuanja untuk
rakjatnja.

Kementerian Pengadjaran misalnja: di samping kewadjibannja jang biasa, ia


berkewadjiban pula mendjalankan dan mengatur da'watul Islam, mengadjar dan
melatihkan ibadat, menjelenggarakan tempat2 ibadat, dan guru serta pemimpin2
'ibadat, Imam2, chatib, mu'alim, muazzin dan lebai adalah guru rakjat pula..

Kementerian keuangan berkewadjiban memungut zakat, sadakah, wakaf, djizjah, dan


charadj dari pada jang berkepentingan. Kementerian kemakmuran harus membelandjakan
hasil pengumpulan zakat dan lain2 sebagainja untuk memakmurkan kehidupan rakjat.

Kementerian Kehakiman dalam mengadakan keadilan haruslah mendjadikan hukum2 jang


sudah ada ketentuannja dalam Islam; sebagai undang2 Negara. Demikian seterusnja.

Dasar2 ekonomi dalam Islam.

Pergaulan ekonomi dalam Islam, bahwa bumi, laut, udara dan seisinja adalah milik
Negara, ketjuali jang telah dimiliki oleh rakjat dengan djalan menghidupkan bumi
mati (thja-ul mawat) pada mulanja. Bumi, jang telah dimiliki oleh rakjat dengan
djalan jang sjah itu, boleh berlaku segala sesuatu aturan2 civil seperti:
diperdjual belikan, diperpindjamkan, dipersewakan dan sebagainja. Pengembalian hak
milik chusus (seseorangan) kepada milik umumpun di bolehkan dengan djalan wakaf.
Pemerintah Islam berkewadjiban mengurus bumi jang sematjam ini.

Hak milik menurut kegiatan seseorang berusaha, dibolehkan dalam Islam. Zakat.
sadakah, dan lain2nja, adalah tjukup untuk mendjamin kesedjahteraan umum. Harta
benda jang disimpan (emas dan perak) jang dipemiagakan. bumi jang dipertjotjok
tanamkan, hewan jang diperternakkan, perusahaan jang diperbuahkan, semuanja itu
dikenakan zakat, apabila telah tjukup sjarat2nja. Semua sesuatu jang dikenakan
zakat, apabila telah tjukup sjarat2nja. Semua sesuatu jang dikenakan zakat itu
telah ada ketentuannja nisabaja (kadar minimumnja). Sekalipun orang Islam dapat
mendjadi kaja karena usaha2nja, akan tetapi djaminan untuk menolong fakir miskin
telah diadakan dengan adanja zakat dan lain2 sebagainja.

Perhubungan keuangan dalam Islam harus didjalankan atas dasar suka menjukai (at-
tarodhi). Hutang piutang bersifat kemanusiaan, menghormati hak orang lain. musti
djuga dengan sebaik-baiknja. Pemerasan dan ketjurangan musti dilarang. Riba: jang
mendjadi pangkal-pemerasan bak ma nusia dikutuk, Riba adalah pangkal kapitalisme.

Inilah dasar2 ekonomi dalam Islam.

Politik luar negeri.

Negara Islam bolehlah menganggap semua negara2 didunia ini adalah sahabat2nja.
Negeri Islam boleh mengadakan perdjandjian2-perdamaian, perniagaan, ketentaraan
dengan negeri2 jang bukan Islam, dengan sjarat mendjaga kedaulatan sendiri. Rakjat
negeri ini dalam istilah Islam dinamakan: ,,Kafir mu'ahhid". Orang jang bukan Islam
jang meminta masuk kenegeri Islam karena sesuatu jang baik, dinamakan: „Musta'min".
Rakjat jang bukan Islam dalam Negara Islam dinamakan: ,,Ah li-Zimmah". Orang2 jang
bukan Islam Jang hidup dalam Negara Islam haruslah tunduk kepada undang2 negara
Islam itu.

Atas dasar inilah (jang tersebut diatas) dilakukan politik luar negeri dalam Islam.

Warga negara.

Warga negara ,,Darul Islam" itu ialah: Semua orang Islam dengan tidak memandang
bangsa dan bahasanja asal mereka mengakui dan tunduk kepada negara, dan mereka jang
bukan Islam jang sudah turun temurun hidup dalam negara itu, ataupun sebangsa
dengan kebangsaannja penduduk Islam, ataupun mereka orang2 asing jang meminta
diakui mendjadi warga negara dengan sjarat2 jang tentu.

Adapun haknja warga negara adalah sama. Warga negara jang bukan Islampun diberi
hak2 jang serupa dan sama dengan jang Islam. Djawatan2 negeri dibolehkan bagi
mereka, ketjuali djawatan2 jang menurut maslahatnja harus dipegang oleh orang Islam
sendiri seperti: djawatan Pamong pradja. Karena djawatan Pamong pradja itu, adalah
merupakan pimpinan hari2 lahir dan batin kepada ummat Islam. Sebaliknja daerah jang
penduduknja selain orang Islam, maka djawatan Pamong pradja diberikan orang2 jang
seagama dengan penduduknja itu, supaja dapat memberikan pimpinan jang baik.

Adapun kewadjiban warga negara, maka adalah sama djuga, ketjuali jang ketentuannja
chusus bagi orang2 Islam misalnja: Zakat, Sebagai gantinja mereka jang bukan Islam
dikenalkan (diwedjibkan membajar) ,,djizdjah" ialah padjak tahunan.

Warga negara jang bukan Islam itu, harta benda dan keselamatannja harus didjamin
oleh Islam,

Untuk membentuk negara jang berdasar Islam, sebaiknja masjarakat itupun diberilah
tuntunan dan pimpinan setjara Islam. agar supaja mendjadi masjarakat Islam. Apabila
masjarakat tadi. karena banjak sesedikitnja telah mendapat pimpinan dan pedoman
sepandjang adjaran2 Islam, maka tertjapailah masjarakat Islam lambat launnja.
Adapun jang berkewadjiban memberikan pimpinan dan pedoman kepada masjarakat itu
ialah pimpinan2 Islam. Pemimpin Islam itu harus mendapat (kekuasaan didalam
pemerintahan, agar dapat mempergunakan pemerintahan sebagai alat untuk memberikan
pimpinan dan pedoman kepada ummatnja.

Kesemua ini, ja'ni negara, kepala negara, undang2 dasar, tudjuan, pemerintah, tugas
kewadjiban orang2 jang mengerdjakan, rakjat dan masjarakat, apabila diatur dan
berdjalan menurut adjaran2 Islam, maka inilah jang dinamakan ,,Darul Islam".

Anda mungkin juga menyukai