Anda di halaman 1dari 6

CARDION 2024

Materi : Sistem Penghidu

A. Anatomi Sistem Penghidu


Indera penghidu, atau disebut juga indera penciuman, sebenanrnya memiliki kemiripan
dengan indera pengecap. Dalam Bahasa kedokteran, istilah penghidu juga disebut dengan
olfaktorius. Area olfaktorius terletak di dalam bagian atas rongga hidung. Area ini terdiri dari
tiga jenis sel utama: sel reseptor olfaktorius, sel penunjang (sel sustentacular), dan sel basal.
Sel penunjang berperan dalam produksi lendir yang melapisi saluran hidung, sementara sel
basal berfungsi sebagai sel induk yang dapat menghasilkan sel reseptor olfaktorius baru, yang
secara berkala diganti sekitar setiap dua bulan. Indera penciuman kita bergantung pada sel
reseptor olfaktorius, yang bertugas mendeteksi berbagai bau atau aroma. Akson dari sel-sel
reseptor olfaktorius ini membentuk saraf olfaktorius.

Bagian reseptor dari sel reseptor olfaktorius terdiri dari tonjolan yang memiliki
perbesaran dan mengandung beberapa silia panjang yang menyerupai hiasan rumbai-rumbai
yang menjulur ke permukaan mukosa.

Gambar 1. Anatomi Sistem Penghidu

B. Odoran
Silia ini memiliki tempat untuk mengikat odoran, yaitu molekul-molekul yang dapat dihidu.
Odoran merujuk kepada segala molekul yang dapat dideteksi oleh penciuman. Untuk dapat
dihidu, suatu zat harus memenuhi syarat:
1. memiliki kemampuan menguap dengan mudah sehingga sebagian molekulnya dapat
masuk ke dalam hidung melalui udara yang dihirup.
2. Cukup larut dalam air (hidrofil) agar dapat masuk ke dalam lapisan mukus yang
melapisi mukosa olfaktorius. Seperti halnya dengan reseptor rasa, molekul-molekul ini
harus memiliki sifat larut agar dapat terdeteksi oleh reseptor olfaktorius.

C. Perangsangan Sel-Sel Olfaktorius

Mekanisme penciuman pada sel-sel olfaktorius terjadi di dalam silia olfaktorius. Saat zat
berbau mencapai permukaan membran sel olfaktorius, zat tersebut pertama-tama menyebar
melalui lapisan mukus yang melapisi silia. Selanjutnya, zat ini berikatan dengan protein
reseptor pada membran setiap silium. Protein reseptor ini sebenarnya adalah molekul panjang
yang melintasi membran sel dan melipat sekitar tujuh kali. Bau dari zat tersebut akan berikatan
dengan bagian protein reseptor yang berada di luar membran sel.
Hal ini akan mengaktivasi protein reseptor olfaktorius oleh odoran mengaktifkan kompleks
protein-G. Ini kemudian mengaktifkan banyak molekul adenilat siklase di dalam membran sel
olfaktorius. Ini menghasilkan pembentukan jumlah molekul cAMP yang jauh lebih banyak.
cAMP tetap membuka kanal ion natrium dalam jumlah yang semakin banyak. Sehingga, bau
dengan konsentrasi sangat rendah tetap dapat memicu serangkaian efek yang membuka banyak
kanal natrium. Ini menciptakan sensitivitas yang sangat tinggi pada neuron-neuron olfaktorius,
bahkan dengan jumlah bau yang sangat kecil.
Gambar 2. Pemrosesan Bau (Odoran)

D. Penghantaran Sinyal-Sinyal Penghidu ke Sistem Saraf Pusat

Bulbus olfaktorius dapat dilihat pada Gambar 2. Serat saraf yang berjalan kembali dari
bulbus ini dikenal sebagai nervus kranialis 1 atau traktus olfaktorius. Traktus dan bulbus
merupakan perpanjangan jaringan otak yang berkembang dari dasar otak menuju ke bagian
depan. Bulbus olfaktorius terletak di atas lamina kribriformis, yang berfungsi sebagai pemisah
antara rongga otak dan rongga hidung. Lamina kribriformis memiliki banyak lubang kecil
tempat masuknya serabut saraf kecil yang berasal dari membran olfaktorius di dalam rongga
hidung dan menuju ke bulbus olfaktorius di dalam rongga kranial. Gambar 2 menggambarkan
hubungan antara sel-sel olfaktorius di membran olfaktorius dan bulbus olfaktorius,
menunjukkan akson-akson pendek dan sel-sel olfaktorius yang berakhir di berbagai struktur
berbentuk bola di dalam bulbus olfaktorius yang disebut sebagai glomeruli.
Tiap bulbus olfaktorius memiliki ribuan glomeruli, dan masing-masing glomerulus
merupakan ujung dari sekitar 25.000 akson yang berasal dari sel-sel olfaktorius. Setiap
glomerulus juga berfungsi sebagai tujuan bagi dendrit yang berasal dari sekitar 25 sel mitral
besar serta sekitar 60 sel berumbai yang lebih kecil, dengan badan sel mereka terletak di bagian
atas glomeruli. Dendrit-dendrit ini menerima sinyal-sinyal dari saraf-saraf sel olfaktorius, sel
mitral, dan sel berumbai yang mengirimkan akson-akson mereka melalui traktus olfaktorius
untuk menghantarkan sinyal-sinyal olfaktorius ke tingkat yang lebih tinggi dalam sistem saraf
pusat.
Daftar Pustaka

Guyton AC, Hall JE. 2014. Textbook of Medical Physiology 12th edition. Pennsylvania:
Elsevier Saunders.
Sherwood, L. 2010. Human Physiology: From Cells to Systems. 7th ed. Brooks Cole.

Anda mungkin juga menyukai