PENGHIDU
Oleh:
Kelompok II
ANATOMI
1. Olfactory bulb , 2. Mitral cells, 3. Bone, 4. Nasal Epithelium , 5. Glomerulus , 6. Olfactory receptor cells
FISIOLOGI RESEPTOR
Mekanisme Perangsangan
Mekanisme Perangsangan
Substansi berbau menyebar secara difusi kedalam
mukus penutup silia
Senyawa tersebut kemudian berikatan dengan
protein reseptor pada silium
Hal
tersebut
menyebabkan
subunit
alfa
muatan
lebih
besar
didalam
sel
SIRKUIT
Fila olfaktoria
glomeruli pada bulbus
olfaktorius
sel mitral pada traktus olfaktorius , terbagi
menjadi 2 menuju:
1. Area olfaktorius medial (mewakili sistem
olfaktorius paling tua) hipotalamus dan bagian
primitif dari sistem limbik
2. Area olfaktorius lateral mewakili:
a. Sistem olfaktorius yang tua
bagian
kurang primitif sistem limbik, seperti hipokampus
b. Paling baru
thalamus
kuadran
lateroposterior korteks orbitofrontalis
PROSES PERSEPSI
Area olfaktorius medial: respon primitif
terhadap bau.
Area olfaktorius lateral: sistem perilaku
limbik dan menganalisis bau secara sadar
KELAINAN
Penyebab gangguan penghidu dapat diklasifikasikan
menjadi 3, yaitu gangguan transpor odoran,
gangguan sensoris, dan gangguan saraf.
Gangguan transpor disebabkan pengurangan odoran
yang sampai ke epitelium olfaktorius, misalnya pada
inflamasi kronik dihidung.
Gangguan sensoris disebabkan kerusakan langsung
pada neuroepitelium olfaktorius,misalnya pada
infeksi saluran nafas atas, atau polusi udara toksik.
Sedangkan gangguan saraf disebabkan kerusakan
pada bulbus olfaktorius dan jalur sentral olfaktorius,
misalnya pada penyakit neurodegeneratif, atau
tumor intrakranial.
Anosmia
yaitu
hilangnya
kemampuan
menghidu.
2. Disosmia yaitu kesalahan persepsi bau yang
dihirup. Terdapat 2 jenis, yaitu:
a. Troposmia: kesalahan persepsi terhadap
odoran yang dihirup.
b. Pantosmia: adanya persepsi terhadap suatu
odoran yang sebenarnya tidak ada.
TERIMA KASIH