Anda di halaman 1dari 35

i

LAPORAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN

“IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PADA ANAK DENGAN


HAMBATAN INTELEKTUAL”

Oleh:
Norhenny Aprilia Pratiwi 1810127120007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KHUSUS


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2021

i
ii

LAPORAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN

“IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PADA ANAK DENGAN


HAMBATAN INTELEKTUAL”

Penyusunan laporan ini dimaksudkan untuk menggambarkan hasil


implementasi pembelajaran pada anak berkebutuhan khusus yang
merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Praktik Kerja Lapangan oleh
Mahasiswa Pendidikan Khusus di Desa Hamak Timur, Kecamatan Telaga
Langsat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan

Norhenny Aprilia Pratiwi 1810127120007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KHUSUS


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2021

ii
iii

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PADA ANAK DENGAN


HAMBATAN INTELEKTUAL

Oleh:

NORHENNY APRILIA PRATIWI 1810127120007

Telah diperiksa dan disetujui oleh dosen pembimbing


Pada tanggal: ...................................................

Dosen Pembimbing, Mahasiswa,

Agus Pratomo Andi W.,M.Pd Norhenny Aprilia P.


NIP. 198508062010121006 1810127120007

Koordinator Program Studi Pendidikan Khusus,

Dr. Utomo, M.Pd


NIP.196905291999011001

iii
iv

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu
wa ta’ala yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga
laporan praktik kerja lapangan ini dapat selesai tepat waktu. Shalawat dan salam
tidak lupa penulis haturkan kepada Nabi Besar Muhammad Shalallahu ‘Alaihi
Wassalam sehingga tersusunlah Laporan Praktik Kerja Lapangan ini dengan judul
“Desa Hamak Timur, Kecamatan Telaga Langsat, Kabupaten Hulu Sungai
Selatan”. Penyusunan Praktik Kerja Lapangan ini merupakan salah satu
kewajiban yang dimasud untuk melengkapi mata kuliah
Intervensi Dini, Program Pembelajaran Individual dan Media Pembelajaran Anak
Berkebutuhan Khusus.
Atas tersusunnya Laporan Praktik Kerja Lapangan ini, Penulis
tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Utomo,S.Pd.,M.Pd, selaku Koordinator Program Studi Pendidikan
Khusus dan dosen pengampu mata kuliah intervensi dini
2. Bapak Agus Pratomo Andi Widodo S.Pd., M.Pd, selaku dosen pembimbing.
3. Ibu Dewi Ekasari Kusumastuti, S.Pd., M.Pd selaku dosen pengampu mata
kuliah program pembelajaran individual
4. Ibu Dewi Ratih Rapisa S.Pd., M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah
media pembelajaran anak berkebutuhan khusus
5. Bapak Sarpanie selaku Kepala Desa Hamak Timur
6. Ibu Indang Iriyanti, S.Pd selaku Kepala Sekolah SLB Negeri Kandangan.
Semoga laporan praktik kerja lapangan ini dapat memberikan manfaat berupa
inspirasi dan motivasi bagi pembaca. Saya mmenyadari dalam proses pembuatan
laporan ini masih terdapat kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat
diharapkan untuk perbaikan laporan penulis selanjutnya

Banjarmasin, 1 Juni 2021

Penulis

iv
v

DAFTAR ISI

Halaman Sampul.....................................................................................................i
Halaman Judul.......................................................................................................ii
Halaman Pengesahan PKL..................................................................................iii
Kata Pengantar.....................................................................................................iv
Daftar Isi.................................................................................................................v
Daftar Tabel..........................................................................................................vi
Daftar Gambar.....................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................................3
BAB II BENTUK KEGIATAN.............................................................................4
2.1 Penjaringan Anak Berkebutuhan Khusus.......................................................4
2.2 Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus...........................................................4
2.3 Guru Keliling (Guling)...................................................................................4
2.4 Pendampingan Pembelajaran Jarak Jauh........................................................4
BAB III HASIL PELAKSANAAN PKL..............................................................5
3.1 Penjaringan Anak Berkebutuhan Khusus.......................................................5
3.2 Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus...........................................................6
3.3 Guru Keliling (Guling).................................................................................10
3.4 Pendampingan Pembelajaran Jarak Jauh......................................................11
BAB IV PENUTUP..............................................................................................12
4.1 Kesimpulan...................................................................................................12
4.2 Saran.............................................................................................................12
LAMPIRAN..........................................................................................................14

v
vi

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Hasil Penjaringan
ABK............................................5

vi
vii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kegiatan Asesmen
ABK.....................................10

Gambar 3.2 Kegiatan Guru


Keliling.......................................11

vii
ii

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan
bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain pemebelajaran adalah proses
untuk membantu peserta didik agar ia dapat belajar dengan baik. Dalam
konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan
menguasai isi pelajaran sehingga mencapai suatu objektif yang ditentukan
aspek kognitif, dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta
keterampilan (aspek psikomotor) pada diri seorang peserta didik.
Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan
kreativitas pendidik, terlebih pada anak berkebutuhan khusus.
Anak-anak yang memiliki keterbatasan fisik, psikis ataupun akademik
sering disebut dengan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Menurut Peraturan
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik
Indonesia Nomor 10 Tahun 2011 tentang Kebijakan Penanganan Anak
Berkebutuhan Khusus dijelaskan bahwa Anak Berkebutuhan Khusus adalah
anak yang mengalami keterbatasan/keluarbiasaan baik fisik, mental-
intelektual, sosial, maupun emosional yang berpengaruh secara signifikan
dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya dibandingkan dengan anak-
anak lain seusianya. Secara umum Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah
suatu kondisi dimana anak memiliki karakteristik khusus yangberbeda dengan
anak pada umumnya yaitu mengalami keterbatasan/keluarbiasaan baik pada
fisik, mental-intelektual, sosial, maupun emosional. Salah satu dari anak
berkebutuhan khusus tersebut adalah anak dengan hambatan intelektual atau
yang biasa disebut dengan Tunagrahita.

1
2

American Association on Mental Deficiency/ AAMD (Moh. Amin, 2005:


22), mendefinisikan tunagrahita sebagai kelainan yang meliputi fungsi
intelektual umum di bawah rata-rata, yaitu IQ 84 ke bawah berdasarkan tes dan
muncul ssebelum usia 16 tahun. Edgare Dole (Smith et all, 2002: 47)
mengemukakan tentang ciri-ciri anak tunagrahita sebagai berikut: (a) tidak
berkemampuan secara sosial dan tidak mampu mengelola dirinya sendiri
sampai tingkat dewasa, (b) mental di bawah normal, (c) terlambat
kecerdasannya sejak lahir, (d) terlambat tingkat kemasakannya, (e) cacat
mental disebabkan pembawaan dari keturunan atau penyakit, dan (f) tidak
dapat disembuhkan.

Pembelajaran pada anak dengan hambatan intelektual tidak dilakukan


begitu saja. Sebelum proses pembelajaran tentunya banyak proses yang harus
dilakukan terlebih dahulu. Proses pertama, dimulai dengan proses penjaringan
anak berkebutuhan khusus. Setelah proses penjaringan, dilanjutkan dengan
proses identifikasi serta asesmen pada anak yang dimaksud. Proses identifikasi
dilakukan untuk mengenali jenis hambatan yang dialami anak untuk
selanjutnya dilakukan proses asesmen sebagai tindak lanjut dari proses
identifikasi yang bertujuan untuk menemukan hambatan, kemampuan dan
kebutuhan anak.

Pada proses asesmen setelah diketahui kondisi anak, selanjutnya guru akan
merancang sebuah pembelajaran untuk siswa baik untuk pembelajaran dalam
aspek akademik maupun pembelajaran yang dapat diberikan dalam aspek
perkembangan anak. Rancangan yang dibuat selanjutnya akan
diimplementasikan kepada anak sesuai dengan materi yang ada dengan
menggunaka media pembelajaran yang sudah dirancang. Implementasi
pembelajaran tersebut tidak hanya dapat dilakukan guru di sekolah tapi bisa
dilakukan dalam kegiatan Guling (Guru Keliling) yang mana merupakan
kegiatan home visit ke rumah anak berkebutuhan khusus atau melalui kegiatan
pendampingan pembelajaran jarak jauh anak berkebutuhan khusus.

2
3

1.2 Tujuan
1.1.1 Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan penjaringan anak berkebutuhan
khusus
1.1.2 Untuk mengetahi pelaksanaan asesmen anak berkebutuhan khusus
1.1.3 Untuk mengetahui pelaksanaan guru keliling (guling)
1.1.4 Untuk mengetahui pelaksanaan pendampingan pembelajaran jarak jauh
anak berkebutuhan khusus.

3
4

4
4

BAB II
BENTUK KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

2.1 Penjaringan Anak Berkebutuhan Khusus


Kegiatan ini dilakukan untuk mengenal atau menandai sesuatu. Proses ini
menemukan anak-anak mana yang menunjukkan gejala-gejala tertentu, dan
dapat dikatakan sebagai proses pendeteksian dini terhadap anak berkebutuhan
khusus. Kegiatan ini dalam rangka mendukung program mata kuliah intervensi
dini anak berkebutuhan khusus.

2.2 Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus


Kegiatan ini dilakukan untuk menemukenali keadaan anak berkebutuhan
khusus agar diketahui potensi yang dmiliki sehingga dapat dikembangkan
dengan baik. Kemudian mahasiswa berkewajiban Menyusun program
pembelajaran individual (PPI) anak berkebutuhan khusus.

2.3 Guru Keliling (Guling)


Kegiatan ini dilakukan oleh mahasiswa dalam bentuk home visit kerumah
anak berkebutuhan khusus. Hal ini dilakukan sebagai bentuk implementasi
program pembelajaran individual yang sudah disusun megingat bahwa anak
berkebutuhan khusus memerlukan kebutuhan pembelajaran yang bersifat
individual. Pelaksanaan PPI ini pun memerlukan media yang dapat membantu
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Kegiatan ini dalam
rangka mendukung program mata kuliah Program Pembelajaran Individual dan
Media Pembelajaran.

2.4 Pendampingan Pembelajaran Jarak Jauh


Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk pendampingan anak berkebutuhan
khusus yang mengikuti pembelajaran jarak jauh melalui daring.

4
5

BAB III
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA
LAPANGAN

3.1 Penjaringan Anak Berkebutuhan Khusus


Pelaksanaan penjaringan anak berkebutuhan khusus yang dilakukan di
desa Hamak Timur, kecamatan Telaga Langsat, kabupaten Hulu Sungai
Selatan dimulai dengan melakukan perizinan kepada kepala desa dan kepada
camat setempat serta diminta untuk meminta surat dari kesbangpol untuk
selanjutnya diserahkan kepada pihak-pihak atau substansi-substansi terkait.
Setelah perizinan selesai dilakukan kami melakukan persiapan. Persiapan yang
dilakukan adalah dengan menyiapkan perlengkapan dan instrumen-instrumen
identifikasi hingga asesmen yang mungkin diperlukan saat di lapangan. Pada
persiapannya kami juga meminta data warga kepada kantor desa setempat
untuk mencari anak-anak di usia sekolah yang mungkin bisa kami lihat dan
identifikasi. Setelah persiapan selesai kami pun menuju ke desa tersebut untuk
pelaksanaan penjaringan. Disana kami membagi menjadi 4 kelompok untuk
melakukan penjaringan di masing-masing rt. Selanjutnya kami mencoba
mencari anak berkebutuhan khusus yang belum teridentifikasi oleh masyarakat
sekitar.
Tabel 3.1 Hasil Penjaringan ABK
N Nama anak Usi Jenis ABK Pendi Nama Alamat
o a - Orangtua
dikan
1 Irfan Rijali 29 Hambatan - -Rudy Desa
th Fisik Yansah Hamak
Motorik -Noor
(Tunadaksa Timur
Hilal
Najmi
2 Muhamma 9 th Hambatan - -Husaini Desa
d Syahmi Fisik -Siti Hamak
Motorik Napsiah Timur

5
6

(Tunadaksa
3 Shofia 8 th Hambatan SDL Ir. M. Desa
Intelektual B Noor Pantai
Hanafi
(Tunagrahit -Siti Ulin
a Aisyah
4 Ahmad 10 Hambatan SDL -Isa Desa
Khaffi th Penglihatan B Ansari Angkinan
Badali (Tunanetra) - g
Halimatus
Sa’adiah
5 Muhamma 9 th Hambatan SDL Yusjirani Jl.
d Rihul Intelektual B -Diah Pahlawan
Firdaus (Tunagrahit Rahmawat No. 35
a i RT.019
RW.006
6 Muhamma 10 Hambatan SDL - Desa
d Rizky th Intelektual B Kamarudi Bakarung
Maulana (Tunagrahit n
a -Muliani

3.2 Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus


3.2.1 Asesmen Akademik
3.2.1.1 Hambatan
Shofia belum mengetahui kiri dan kanan, anak masih dibantu
dalam mencoret garis kanan-kiri maupun atas-bawah. Anak belum
mampu soal visual closure, soal bunyi fonem, soal bunyi morfem, dan
soal bunyi sematik.Anak belum mampu mengelompokkan obyek
berdasarkan warna, mengelompokkan obyek berdasarkan bentuk,
mengelompokkan obyek berdasarkan ukuran secara mandiri. Anak
belum mampu mengurutkan objek berdasarkan pola warna, pola
ukuran dan bentuk, anak belum mampu menghitung obyek satu kali

6
7

secara berurutan. Anak belum memahami korespondensi maupun


konservasi bilangan. Anak belum memahami angka tersebut, anak
belum mampu menunjukkan beberapa angka dengan baik. Anak
belum mampu menulis secara mandiri, anak belum mampu membaca
dan belum mampu dalam berhitung.
3.2.1.2 Kemampuan
Shofia mampu meraba alat tulis, anak mampu meraih alat tulis,
memegang alat tulis, melepaskan benda, menggerakkan pergelangan
tangan. Anak mampu menghubungkan garis lingkaran, segitiga,
persegi dan abjad. Anak mampu menirukan gambar garis putus-outus,
berkelok, lengkung dan zigzag. Anak mampu menirukan garis
horizontal, miring kiri, miring kanan, garis vertikal, garis
horizontal,tanda sama dengan, lingkaran, persegi panjang segitiga,
tanda tambah dan tanda silang.
Shofia mampu menunjukkan bentuk yang sama dengan dibantu,
anak mampu dibantu menunjukkan posisi yang sama, warna yang
sama, figur dan ground yang sama, soal spasial , soal visual memory.
Anak mampu dibantu menyusun obyek berdasarkan ukuran panjang-
pendek dan besar-kecil. Anak mampu dibantu menyusun obyek
berdasarkan ukuran panjang-pemdek dan besar-kecil. Anak mampu
menuliskan huruf dengan cara menirukan,anak mampu menyebutkan
huruf abjad sesuai arahan, anak mampu menyebutkan angka 1-10.
Anak mampu menunjukkan beberapa angka dengan baik
3.2.1.3 Kebutuhan
Shofia perlu memahami konsep angka, anak perlu memahami
klasifikasi, anak perlu memahami ordering, anak perlu memahami
seriasi, anak perlu memahami korespondensi, dan memahami
konservasi bilangan
3.2.1.4 Rekomendasi
Mengenalkan dan memahami konsep angka kepada Shofia
3.2.2 Asesmen Perkembangan

7
8

3.2.2.1 Hambatan
Shofia tidak mampu mengatur tata letak barang, Anak juga tidak
mampu menyapu ruangan kelasnya, Sedangkan Perkembangan
motorik halus pada usia 10 tahun anak tidak mampu mengikat sepatu
yang menggunakan tali, Anak tidak mampu memasukkan benang ke
jarum, Anak juga tidak mampu memasang kancing baju yang berupa
kemeja dan memasang baju kaos yang tanpa kancing. Pada aspek
kognitif anak tidak mampu menghafal huruf abjad secara benar
hafalan anak masih acak, anak juga tidak mampu dan perlu bantuan
dari orang lain untuk menyebut angka keseluruhan dari angka 1-10,
anak tidak mengenal bentuk bidang datar.
Pada aspek perkembangan bahasa Shofia saat menyebutkan huruf
atau angka sangat pelan, anak beberapa bahasa anak yang terkadang
tidak dipahami orang tua karena kurang jelas pengucapannya. Pada
aspek perkembangan persepsi berdasarkan hasil asesmen yang
dilakukan anak tidak mampu melakukan identifikasi bunyi vocal di
akhir juga bunyi vocal diawal, anak tidak pun tidak mampu
melakukan identifikasi bunyi konsonan vocal akhir, identifikasi bunyi
konsonan vocal awal, anak juga tidak dapat membedakan bunyi akhir
yang sama dan berbeda, anak tidak mampu mengidentifikasi objek
berdasarkan bentuk anak belum mengenal bentuk sama sekali. Pada
aspek emosi anak masih kurang terkendali, anak masih belum bisa
untuk mengontrol emosinya.
3.2.2.2 Kemampuan
Shofia memiliki anggota tubuh yang lengkap pada aspek
perkembangan yaitu motorik kasar dan halus anak sesuai dengan usia
anak yaitu 10 tahun adapun perkembangan motorik kasar. Anak
mampu menggeser sebuah meja menggunakan kekutan tubuh, Anak
mampu mengangkat pot bunga tanpa bantuan dari orang lain dan
mengandalkan kekuatan tangan, Anak mampu dengan bantuan dari
orang lain untuk menyusun buku di rak buku, Anak mampu berlari

8
9

cepat pada batas normal orang ketika berlari. Pada aspek kognitif anak
mampu membedakan ukuran yang besar dan kecil pada suatu benda,
anak mampu menyebut ujung dari angka saja, anak mampu mengingat
beberapa nama warna, anak mampu mengelompokkannya sesuai
dengan bentuk, di usia nya ini anak mampu menulis mengikuti sebuah
pola yang dicontohkan.
Pada aspek perkembangan bahasa Shofia bisa berbicara dengan
suara yang cukup keras, anak bisa bernyanyi walau ada beberapa kata
yang kurang jelas. Pada aspek perkembangan persepsi anak mampu
mengingat suara hewan yang anak kenal, anak juga mampu mengikuti
sebuah perintah lisan secara berurutan, dan anak mampu menunjuk
ukuran objek berdasarkan ukuran seperti besar dan kecil. Pada aspek
perkembangan emosi anak mampu menunjukkan jika ia tidak ingin
melakukan hal yang diperintahkan dengan cara menghindar.
3.2.2.3 Kebutuhan
Shofia memerlukan perkembangan pada aspek kognitifnya yaitu
mengenalkan dan memahami konsep angka.
3.2.2.4 Rekomendasi
Mengenalkan dan memahami konsep angka untuk aspek kognitif
Shofia. Membantu Shofia dalam mengontrol emosinya. Membantu
Shofia dalam mengenalkan huruf huruf vokal yang baik agar bahasa
Shofia lebih baik dan jelas.

Gambar 3.1 Kegiatan Asesmen ABK

9
10

3.3 Guru Keliling (Guling)


Pelaksanaan implementasi pembelajaran di kegiatan guru keliling
pertemuan pertama saya mengajak anak untuk bermain dengan menggunakan
media buku sambil membantu untuk melatih motorik anak terlebih dahulu
dan menyebutkan angka 1-10 bersama anak dan mengenalkan angka kepada
anak Pada pertemuan yang pertama anak belum mampu menunjukkan dan
mengenal angka secara baik pada pertemuan kedua anak mulai mampu untuk
menunjukkan angka yang disebutkan guru walau kadang masih dengan
banyak bantuan.
Pada pertemuan tiga guru mulai mengajak anak untuk bermain roda angka
dari hasil bermain roda angka anak belum terlalu memahami konsep angka
dengan baik, namun anak sudah mulai mampu untuk mengenal angka walau
masih dibantu dan ada yang tertukar. Anak mungkin memerlukan program
yang terus menrus agar anak ke depannya bisa mengenal angka dengan baik
dan mampu menunjukkan angka dengan benar sesuai perintah yang
diberikan.
Pelaksanaan pembelajaran guru keliling cukup berhasil walaupun belum
banyak keberhasilan yang diperoleh namun program pembelajaran individual

10
11

yang dibuat cukup membantu anak dan anak juga mulai mengenal angka
walau masih sering salah saat diminta menunjukkan angka yang disebutkan
oleh guru. Tindak lanjut yang diperlukan adalah pemberian pembelajaran
dengan terus menerus dan berulang agar pembelajaran tersebut tidak hilang
dan agar kemampuan anak yang saat ini tidak hilang begitu saja.

Gambar 3.2 Kegiatan Guru Keliling

3.4 Pendampingan Pembelajaran Jarak Jauh


Pada kegiatan pendampingan pembelajaran jarak jauh masih belum
terlaksana dikarenakan sekolah tidak menerapkan pembelajaran secara
daring. Anak diberikan tugas setiap satu hingga dua minggu sekali dan
diminta mengambil langsung ke sekolah tanpa menerapkan pembelajaran
daring.

11
12

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktik kerja lapangan ini dari segi kegiatan 75% dapat
terlaksana yaitu pada kegiatan penjaringan anak berkebutuhan khusus, asesmen
anak berkebutuhan khusus, dan guru keliling (guling). Pada kegiatan
pendampingan pembelajaran jarak jauh masih belum terlaksana dikarenakan
sekolah tidak menerapkan pembelajaran secara daring. Pada pengetahuan yang
diperoleh pada kondisi lapangan masih ditemukan anak berkebutuhan khusus
yang belum mendapat perhatian dari pemerintah khususnya di daerah yang
cukup jauh dari perkotaan. Tidak semua anak berkebutuhan khusus dapat
diberikan program pembelajaran ada beberapa yang hanya mampu rawat dan
tidak mampu didik.

Pada proses pelaksanaan asesmen dalam menentukan kebutuhan dan


rekomendasi untuk anak masih terdapat kesulitan, tidak semudah seperti yang
dijelaskan dalam perkuliahan. Dalam penentuan program intervensi,
pembuatan rancangan program pembelajaran individual, dan media
pembelajaran masih sering terjadi kebingungan dan keraguan apakah yang kita
rancang dan kita buat sudah sesuai atau belum. Dalam kegiatan guru keliling
atau kegiatan home visit ke rumah anak berkebutuhan khusus tidak semudah
yang dibayangkan, terlebih saat kondisi anak sedang kurang baik hal tersebut
tentunya dapat menghambat pada proses pelaksanaannya.

4.2 Saran
a. Pemilihan tempat PKL di survei kembali, apakah memiliki cukup banyak
anak berkebutuhan khusus atau tidak. Pada tempat PKL di Desa Hamak
Timur, Kecamatan Telaga Langsat, kabupaten Hulu Sungai Selatan tidak
ditemukan anak berkebutuhan khusus yang mampu didik dan berusia
dibawah 10 tahun untuk dapat dijadikan subjek pada tugas tiga mata
kuliah.

12
13

b. Survei koneksi internet di daerah PKL, karena perkuliah di mata kuliah


tetap dilaksanakan ditambah sulitnya menemukan koneksi internet pada
desa tempat PKL, sehingga cukup menghambat dalam proses perkuliahan
terlebih karena penulis adalah mahasiswa MBKM di UNY dan UPI pada
program permata yang mengharuskan penulis agar tetap berhadir pada
perkuliahan di luar ULM.
c. Kegiatan PKL bisa direkognisi seperti yang seharusnya, pada kegiatan
PKL yang kami jalani mahasiswa tetap wajib mengikuti perkuliahan full
pada mata kuliah yang bersangkutan sehingga terkesan bahwa kegiatan
PKL adalah kegiatan praktik biasa saja dari mata kuliah yang
bersangkutan dan saran tidak ada tugas tambahan dari mata kuliah yang
bersangkutan.
d. Penentuan waktu pelaksanaan kegiatan PKL bisa dipertimbangkan
kembali karena mengingat kegiatan tahun ini bertepatan saat bulan suci
Ramadhan dan mahasiswa harus melakukan kegiatan PKL selama 45 hari
sehingga mahasiswa terus berkegiatan bahkan hingga mendekati hari
lebaran.

13
14

LAMPIRAN

14
15

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KHUSUS
Jalan Brigjen H. Hasan Basry Banjarmasin 70123
Telepon (0511) 3304914
Laman www.plb.ulm.ac.id, surel: plb@ulm.ac.id

LAPORAN KEGIATAN HARIAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN


DI DESA HAMAK TIMUR, KECAMATAN TELAGA LANGSAT,
KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

Nama : Norhenny Aprilia Pratiwi


NIM : 1810127120007

HARI/ TGL JAM KEGIATAN KETERANGAN


NO
1 Kamis
08.00-14.00 Pengurusan surat izin PKL
1 April 2021
2 Jum’at
08.00-14.00 Pengurusan surat izin PKL
2 April 2021
3 Senin
08.00-14.00 Pengurusan surat izin PKL
5 April 2021
4 Selasa Survei lokasi dan pengantaran
08.00-14.00
6 April 2021 surat PKL
5 Rabu
08.00-14.00 Pengantaran surat lanjutan PKL
7 April 2021
6 Kamis
08.00-14.00 Persiapan sarana prasarana PKL
8 April 2021
7 Jum,at Pembukaan PKL bersama aparat
9 April 2021 08.00-14.00 desa beserta dosen pembimbing
PKL
8 Senin Pelaksanaan Penjaringan ABK di
08.00-14.00
12 April 2021 desa Hamak Timur
9 Selasa Pelaksanaan Penjaringan ABK di
08.00-14.00
13 April 2021 desa Hamak Timur
10 Rabu Pelaksanaan Penjaringan ABK di
08.00-14.00
14 April 2021 desa Hamak Timur
11 Kamis Pelaksanaan Penjaringan ABK di
08.00-14.00
15 April 2021 desa Hamak Timur
12 Jum’at Pelaksanaan Penjaringan ABK di
08.00-14.00
16 April 2021 desa Hamak Timur

15
16

13 Senin Pengumpulan Hasil Penjaringan


18 April 2021 08.00-14.00 dan pendataan ABK di desa
Hamak Timur
14 Selasa Persiapan Instrumen Identifikasi
08.00-14.00
19 April 2021 dan Asesmen ABK
15 Rabu Pelaksanaan Identifikasi dan
08.00-14.00
21 April 2021 Asesmen ABK
16 Kamis Pelaksanaan Identifikasi dan
08.00-14.00
22 April 2021 Asesmen ABK
17 Jum’at Pelaksanaan Identifikasi dan
08.00-14.00
23 April 2021 Asesmen ABK
18 Sabtu Pelaksanaan Identifikasi dan
08.00-14.00
24 April 2021 Asesmen ABK
19 Minggu
08.00-14.00 Pembuatan Rancangan Media
25 April 2021
20 Senin
08.00-14.00 Pembuatan Media
26 April 2021
21 Selasa
08.00-14.00 Pembuatan Media
27 April 2021
22 Rabu
08.00-14.00 Pembuatan Media
28 April 2021
23 Kamis
08.00-14.00 Implementasi Media
29 April 2021
24 Jum’at
08.00-14.00 Implementasi Media
30 April 2021
25 Sabtu
08.00-14.00 Implementasi Media
1 Mei 2021
26 Minggu
08.00-14.00 Rancangan Program Intervensi
2 Mei 2021
27 Senin
08.00-14.00 Implementasi Program Intervensi
3 Mei 2021
28 Selasa
08.00-14.00 Implementasi Program Intervensi
4 Mei 2021
29 Rabu
08.00-14.00 Implementasi Program Intervensi
5 Mei 2021
30 Kamis
08.00-14.00 Implementasi Program Intervensi
6 Mei 2021
31 Jum’at
08.00-14.00 Pembuatan Rancangan PPI
7 Mei 2021
32 Sabtu
08.00-14.00 Pembuatan Rancangan PPI
8 Mei 2021
33 Minggu
08.00-14.00 Pembuatan Rancangan PPI
9 Mei 2021
34 Senin 08.00-14.00
Implementasi PPI
10 Mei 2021

16
17

35 Selasa
08.00-14.00 Implementasi PPI
11 Mei 2021
36 Rabu
08.00-14.00 Implementasi PPI
12 Mei 2021
37 Kamis Analisis Hasil Implementasi
08.00-14.00
13 Mei 2021 Media
38 Jum’at
08.00-14.00 Penyusunan Laporan Media
14 Mei 2021
39 Sabtu
08.00-14.00 Penyusunan Laporan Media
15 Mei 2021
40 Minggu
08.00-14.00 Analisis Hasil Implementasi PPI
16 Mei 2021
41 Senin
08.00-14.00 Penyusunan Laporan PPI
17 Mei 2021
42 Selasa
08.00-14.00 Penyusunan Laporan PPI
18 Mei 2021
43 Rabu Analisis Hasil Implementasi
08.00-14.00
19 Mei 2021 Intervensi
44 Kamis
08.00-14.00 Penyusunan Laporan Intervensi
20 Mei 2021
45 Jum’at
08.00-14.00 Penyusunan Laporan Intervensi
21 Mei 2021
Rabu Penyerahan Kenang – Kenangan
46 13.00-17.00
26 Mei 2021 ke Desa sekaligus Kerja Bakti
Kerja Bakti di lingkungan SLB
Jum’at
47. 08.00-11.00 sekaligus melengkapi data yang
28 Mei 2021
belum selesai.
Penutupan sekaligus
Senin
48 08.00-12.00 Penyerahan Kenang – Kenangan
31 Mei 2021
ke SLBN Kandangan

17
18

IDENTIFIKASI ABK

Identitas Anak

Nama : Shofia Teknik

Tempat,tgl lahir : Martapura, 13 Mei 2012 1. Observasi


2. Wawancara
Jenis kelamin : Perempuan
3. Dokumen
Nama Sekolah : SLB Negeri Kandangan

Kelas :2

Alamat rumah : Pantai Ulin

Alamat sekolah : Jl. Singakarsa Rt.05/ LK.III, Kandangan Barat, Kabupaten


Hulu Sungai Selatan

Tanggal : Rabu, 21 April 2021

Nama Asesor : Norhenny Aprilia Pratiwi

Tanda tangan :

IDENTIFIKASI HAMBATAN INTELEKTUAL KATEGORI


TUNAGRAHITA
PETUNJU
K
Ketik angka 1 jika ya dan angka 0 jika tidak pada kolom warna kuning
pernyataan sesuai
dengan gejala yang tampak/ diperoleh
YA=1,
KATEGORI NO PERTANYAAN BOB TEKN SK
TDK=0
OT IK OR
IDENTIF Tingkat kecerdasan
IKASI 1 jauh di bawah normal 20 4 1 20

18
19

HAMBA Mengalami
TAN kelambatan dalam
INTELE segala hal kalau
KTUAL dibandingkan dengan
KATEGO anak- anak normal
RI 2 usia sebaya, baik di 20 4 1 20
TUNAGR tinjau dari psikis,
AHITA sosial, dan
kemampuan fisik

Tidak dapat
konsentrasi terlalu
3 20 4 1 20
lama (lekas
bosan)
Daya abstraksi
4 20 4 1 20
sangat kurang
Perbendaharaan
5 kata sangat 20 4 1 20
terbatas
Perilakunya kurang
6 luwes/fleksibel 20 4 1 20

Pikiran, ingatan,
kemauan, dan sifat-
sifat mental lainnya
sedemikian
terbelakang kalau
7 20 4 1 20
dibandingkan dengan
anak
normal sebaya

Jari kaki dan


8 tangan pendek 5 1 1 5
tebal

Alis tumbuh
mengikuti garis ke
9 5 1 1 5
atas keluar
(Epicantus)
10 Mulut membuka 15 1 0 0
11 Mulut berair liur 15 1 0 0
12 Suara datar 15 1 1 15

19
20

13 Bibir tebal 5 1 0 0
14 Mata sipit 5 1 1 5
Kepala bagian
15 10 1 1 10
belakang pipih
Rambut tegak
16 15 1 1 15
kaku kasar
Skor gejala 17
5
Diduga 
Tuliskan temuan lain (jika ada) tentang kondisi anak yang
berhubungan dengan hambatan intelektual di bawah ini:
Dari Hasil Observasi dan Wawancara yang kami lakukan menggunakan
instrumen diatas,
diduga anak termasuk kategori anak tunagrahita atau anak dengan
hambatan
intelektual, kemampuan ia dalam aspek kognitif nya sangat minim
dibandingkan dengan
anak pada umumnya yang seusia nya. Pada usia sekarang pun anak
masih belum mampu
dalam aspek pra akademik maupun akademik (seperti mengenal angka,
mengenal huruf,
berhitung, dan membaca). Selain itu anak juga memiliki hambatan pada
bahasa nya, contohnya pada saat berbicara, ia mengucapkan kata atau
kalimat dengan artikulasi dan suara yang kurang jelas.

20
21

INSTRUMEN
ASESMEN
PERKEMBANGAN

21
22

INSTRUMEN
ASESMEN AKADEMIK

22
23

LAPORAN
INTERVENSI DINI

23
24

LAPORAN PROGRAM
PEMBELAJARAN
INDIVIDUAL (PPI)

24
25

LAPORAN MEDIA
PEMBELAJARAN ABK

25
26

DOKUMENTASI
PRAKTIK KERJA
LAPANGAN

26

Anda mungkin juga menyukai