PKL Henny 2021
PKL Henny 2021
LAPORAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Oleh:
Norhenny Aprilia Pratiwi 1810127120007
i
ii
LAPORAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
ii
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh:
iii
iv
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu
wa ta’ala yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga
laporan praktik kerja lapangan ini dapat selesai tepat waktu. Shalawat dan salam
tidak lupa penulis haturkan kepada Nabi Besar Muhammad Shalallahu ‘Alaihi
Wassalam sehingga tersusunlah Laporan Praktik Kerja Lapangan ini dengan judul
“Desa Hamak Timur, Kecamatan Telaga Langsat, Kabupaten Hulu Sungai
Selatan”. Penyusunan Praktik Kerja Lapangan ini merupakan salah satu
kewajiban yang dimasud untuk melengkapi mata kuliah
Intervensi Dini, Program Pembelajaran Individual dan Media Pembelajaran Anak
Berkebutuhan Khusus.
Atas tersusunnya Laporan Praktik Kerja Lapangan ini, Penulis
tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Utomo,S.Pd.,M.Pd, selaku Koordinator Program Studi Pendidikan
Khusus dan dosen pengampu mata kuliah intervensi dini
2. Bapak Agus Pratomo Andi Widodo S.Pd., M.Pd, selaku dosen pembimbing.
3. Ibu Dewi Ekasari Kusumastuti, S.Pd., M.Pd selaku dosen pengampu mata
kuliah program pembelajaran individual
4. Ibu Dewi Ratih Rapisa S.Pd., M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah
media pembelajaran anak berkebutuhan khusus
5. Bapak Sarpanie selaku Kepala Desa Hamak Timur
6. Ibu Indang Iriyanti, S.Pd selaku Kepala Sekolah SLB Negeri Kandangan.
Semoga laporan praktik kerja lapangan ini dapat memberikan manfaat berupa
inspirasi dan motivasi bagi pembaca. Saya mmenyadari dalam proses pembuatan
laporan ini masih terdapat kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat
diharapkan untuk perbaikan laporan penulis selanjutnya
Penulis
iv
v
DAFTAR ISI
Halaman Sampul.....................................................................................................i
Halaman Judul.......................................................................................................ii
Halaman Pengesahan PKL..................................................................................iii
Kata Pengantar.....................................................................................................iv
Daftar Isi.................................................................................................................v
Daftar Tabel..........................................................................................................vi
Daftar Gambar.....................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................................3
BAB II BENTUK KEGIATAN.............................................................................4
2.1 Penjaringan Anak Berkebutuhan Khusus.......................................................4
2.2 Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus...........................................................4
2.3 Guru Keliling (Guling)...................................................................................4
2.4 Pendampingan Pembelajaran Jarak Jauh........................................................4
BAB III HASIL PELAKSANAAN PKL..............................................................5
3.1 Penjaringan Anak Berkebutuhan Khusus.......................................................5
3.2 Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus...........................................................6
3.3 Guru Keliling (Guling).................................................................................10
3.4 Pendampingan Pembelajaran Jarak Jauh......................................................11
BAB IV PENUTUP..............................................................................................12
4.1 Kesimpulan...................................................................................................12
4.2 Saran.............................................................................................................12
LAMPIRAN..........................................................................................................14
v
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Hasil Penjaringan
ABK............................................5
vi
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kegiatan Asesmen
ABK.....................................10
vii
ii
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan
bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain pemebelajaran adalah proses
untuk membantu peserta didik agar ia dapat belajar dengan baik. Dalam
konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan
menguasai isi pelajaran sehingga mencapai suatu objektif yang ditentukan
aspek kognitif, dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta
keterampilan (aspek psikomotor) pada diri seorang peserta didik.
Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan
kreativitas pendidik, terlebih pada anak berkebutuhan khusus.
Anak-anak yang memiliki keterbatasan fisik, psikis ataupun akademik
sering disebut dengan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Menurut Peraturan
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik
Indonesia Nomor 10 Tahun 2011 tentang Kebijakan Penanganan Anak
Berkebutuhan Khusus dijelaskan bahwa Anak Berkebutuhan Khusus adalah
anak yang mengalami keterbatasan/keluarbiasaan baik fisik, mental-
intelektual, sosial, maupun emosional yang berpengaruh secara signifikan
dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya dibandingkan dengan anak-
anak lain seusianya. Secara umum Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah
suatu kondisi dimana anak memiliki karakteristik khusus yangberbeda dengan
anak pada umumnya yaitu mengalami keterbatasan/keluarbiasaan baik pada
fisik, mental-intelektual, sosial, maupun emosional. Salah satu dari anak
berkebutuhan khusus tersebut adalah anak dengan hambatan intelektual atau
yang biasa disebut dengan Tunagrahita.
1
2
Pada proses asesmen setelah diketahui kondisi anak, selanjutnya guru akan
merancang sebuah pembelajaran untuk siswa baik untuk pembelajaran dalam
aspek akademik maupun pembelajaran yang dapat diberikan dalam aspek
perkembangan anak. Rancangan yang dibuat selanjutnya akan
diimplementasikan kepada anak sesuai dengan materi yang ada dengan
menggunaka media pembelajaran yang sudah dirancang. Implementasi
pembelajaran tersebut tidak hanya dapat dilakukan guru di sekolah tapi bisa
dilakukan dalam kegiatan Guling (Guru Keliling) yang mana merupakan
kegiatan home visit ke rumah anak berkebutuhan khusus atau melalui kegiatan
pendampingan pembelajaran jarak jauh anak berkebutuhan khusus.
2
3
1.2 Tujuan
1.1.1 Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan penjaringan anak berkebutuhan
khusus
1.1.2 Untuk mengetahi pelaksanaan asesmen anak berkebutuhan khusus
1.1.3 Untuk mengetahui pelaksanaan guru keliling (guling)
1.1.4 Untuk mengetahui pelaksanaan pendampingan pembelajaran jarak jauh
anak berkebutuhan khusus.
3
4
4
4
BAB II
BENTUK KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
4
5
BAB III
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA
LAPANGAN
5
6
(Tunadaksa
3 Shofia 8 th Hambatan SDL Ir. M. Desa
Intelektual B Noor Pantai
Hanafi
(Tunagrahit -Siti Ulin
a Aisyah
4 Ahmad 10 Hambatan SDL -Isa Desa
Khaffi th Penglihatan B Ansari Angkinan
Badali (Tunanetra) - g
Halimatus
Sa’adiah
5 Muhamma 9 th Hambatan SDL Yusjirani Jl.
d Rihul Intelektual B -Diah Pahlawan
Firdaus (Tunagrahit Rahmawat No. 35
a i RT.019
RW.006
6 Muhamma 10 Hambatan SDL - Desa
d Rizky th Intelektual B Kamarudi Bakarung
Maulana (Tunagrahit n
a -Muliani
6
7
7
8
3.2.2.1 Hambatan
Shofia tidak mampu mengatur tata letak barang, Anak juga tidak
mampu menyapu ruangan kelasnya, Sedangkan Perkembangan
motorik halus pada usia 10 tahun anak tidak mampu mengikat sepatu
yang menggunakan tali, Anak tidak mampu memasukkan benang ke
jarum, Anak juga tidak mampu memasang kancing baju yang berupa
kemeja dan memasang baju kaos yang tanpa kancing. Pada aspek
kognitif anak tidak mampu menghafal huruf abjad secara benar
hafalan anak masih acak, anak juga tidak mampu dan perlu bantuan
dari orang lain untuk menyebut angka keseluruhan dari angka 1-10,
anak tidak mengenal bentuk bidang datar.
Pada aspek perkembangan bahasa Shofia saat menyebutkan huruf
atau angka sangat pelan, anak beberapa bahasa anak yang terkadang
tidak dipahami orang tua karena kurang jelas pengucapannya. Pada
aspek perkembangan persepsi berdasarkan hasil asesmen yang
dilakukan anak tidak mampu melakukan identifikasi bunyi vocal di
akhir juga bunyi vocal diawal, anak tidak pun tidak mampu
melakukan identifikasi bunyi konsonan vocal akhir, identifikasi bunyi
konsonan vocal awal, anak juga tidak dapat membedakan bunyi akhir
yang sama dan berbeda, anak tidak mampu mengidentifikasi objek
berdasarkan bentuk anak belum mengenal bentuk sama sekali. Pada
aspek emosi anak masih kurang terkendali, anak masih belum bisa
untuk mengontrol emosinya.
3.2.2.2 Kemampuan
Shofia memiliki anggota tubuh yang lengkap pada aspek
perkembangan yaitu motorik kasar dan halus anak sesuai dengan usia
anak yaitu 10 tahun adapun perkembangan motorik kasar. Anak
mampu menggeser sebuah meja menggunakan kekutan tubuh, Anak
mampu mengangkat pot bunga tanpa bantuan dari orang lain dan
mengandalkan kekuatan tangan, Anak mampu dengan bantuan dari
orang lain untuk menyusun buku di rak buku, Anak mampu berlari
8
9
cepat pada batas normal orang ketika berlari. Pada aspek kognitif anak
mampu membedakan ukuran yang besar dan kecil pada suatu benda,
anak mampu menyebut ujung dari angka saja, anak mampu mengingat
beberapa nama warna, anak mampu mengelompokkannya sesuai
dengan bentuk, di usia nya ini anak mampu menulis mengikuti sebuah
pola yang dicontohkan.
Pada aspek perkembangan bahasa Shofia bisa berbicara dengan
suara yang cukup keras, anak bisa bernyanyi walau ada beberapa kata
yang kurang jelas. Pada aspek perkembangan persepsi anak mampu
mengingat suara hewan yang anak kenal, anak juga mampu mengikuti
sebuah perintah lisan secara berurutan, dan anak mampu menunjuk
ukuran objek berdasarkan ukuran seperti besar dan kecil. Pada aspek
perkembangan emosi anak mampu menunjukkan jika ia tidak ingin
melakukan hal yang diperintahkan dengan cara menghindar.
3.2.2.3 Kebutuhan
Shofia memerlukan perkembangan pada aspek kognitifnya yaitu
mengenalkan dan memahami konsep angka.
3.2.2.4 Rekomendasi
Mengenalkan dan memahami konsep angka untuk aspek kognitif
Shofia. Membantu Shofia dalam mengontrol emosinya. Membantu
Shofia dalam mengenalkan huruf huruf vokal yang baik agar bahasa
Shofia lebih baik dan jelas.
9
10
10
11
yang dibuat cukup membantu anak dan anak juga mulai mengenal angka
walau masih sering salah saat diminta menunjukkan angka yang disebutkan
oleh guru. Tindak lanjut yang diperlukan adalah pemberian pembelajaran
dengan terus menerus dan berulang agar pembelajaran tersebut tidak hilang
dan agar kemampuan anak yang saat ini tidak hilang begitu saja.
11
12
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktik kerja lapangan ini dari segi kegiatan 75% dapat
terlaksana yaitu pada kegiatan penjaringan anak berkebutuhan khusus, asesmen
anak berkebutuhan khusus, dan guru keliling (guling). Pada kegiatan
pendampingan pembelajaran jarak jauh masih belum terlaksana dikarenakan
sekolah tidak menerapkan pembelajaran secara daring. Pada pengetahuan yang
diperoleh pada kondisi lapangan masih ditemukan anak berkebutuhan khusus
yang belum mendapat perhatian dari pemerintah khususnya di daerah yang
cukup jauh dari perkotaan. Tidak semua anak berkebutuhan khusus dapat
diberikan program pembelajaran ada beberapa yang hanya mampu rawat dan
tidak mampu didik.
4.2 Saran
a. Pemilihan tempat PKL di survei kembali, apakah memiliki cukup banyak
anak berkebutuhan khusus atau tidak. Pada tempat PKL di Desa Hamak
Timur, Kecamatan Telaga Langsat, kabupaten Hulu Sungai Selatan tidak
ditemukan anak berkebutuhan khusus yang mampu didik dan berusia
dibawah 10 tahun untuk dapat dijadikan subjek pada tugas tiga mata
kuliah.
12
13
13
14
LAMPIRAN
14
15
15
16
16
17
35 Selasa
08.00-14.00 Implementasi PPI
11 Mei 2021
36 Rabu
08.00-14.00 Implementasi PPI
12 Mei 2021
37 Kamis Analisis Hasil Implementasi
08.00-14.00
13 Mei 2021 Media
38 Jum’at
08.00-14.00 Penyusunan Laporan Media
14 Mei 2021
39 Sabtu
08.00-14.00 Penyusunan Laporan Media
15 Mei 2021
40 Minggu
08.00-14.00 Analisis Hasil Implementasi PPI
16 Mei 2021
41 Senin
08.00-14.00 Penyusunan Laporan PPI
17 Mei 2021
42 Selasa
08.00-14.00 Penyusunan Laporan PPI
18 Mei 2021
43 Rabu Analisis Hasil Implementasi
08.00-14.00
19 Mei 2021 Intervensi
44 Kamis
08.00-14.00 Penyusunan Laporan Intervensi
20 Mei 2021
45 Jum’at
08.00-14.00 Penyusunan Laporan Intervensi
21 Mei 2021
Rabu Penyerahan Kenang – Kenangan
46 13.00-17.00
26 Mei 2021 ke Desa sekaligus Kerja Bakti
Kerja Bakti di lingkungan SLB
Jum’at
47. 08.00-11.00 sekaligus melengkapi data yang
28 Mei 2021
belum selesai.
Penutupan sekaligus
Senin
48 08.00-12.00 Penyerahan Kenang – Kenangan
31 Mei 2021
ke SLBN Kandangan
17
18
IDENTIFIKASI ABK
Identitas Anak
Kelas :2
Tanda tangan :
18
19
HAMBA Mengalami
TAN kelambatan dalam
INTELE segala hal kalau
KTUAL dibandingkan dengan
KATEGO anak- anak normal
RI 2 usia sebaya, baik di 20 4 1 20
TUNAGR tinjau dari psikis,
AHITA sosial, dan
kemampuan fisik
Tidak dapat
konsentrasi terlalu
3 20 4 1 20
lama (lekas
bosan)
Daya abstraksi
4 20 4 1 20
sangat kurang
Perbendaharaan
5 kata sangat 20 4 1 20
terbatas
Perilakunya kurang
6 luwes/fleksibel 20 4 1 20
Pikiran, ingatan,
kemauan, dan sifat-
sifat mental lainnya
sedemikian
terbelakang kalau
7 20 4 1 20
dibandingkan dengan
anak
normal sebaya
Alis tumbuh
mengikuti garis ke
9 5 1 1 5
atas keluar
(Epicantus)
10 Mulut membuka 15 1 0 0
11 Mulut berair liur 15 1 0 0
12 Suara datar 15 1 1 15
19
20
13 Bibir tebal 5 1 0 0
14 Mata sipit 5 1 1 5
Kepala bagian
15 10 1 1 10
belakang pipih
Rambut tegak
16 15 1 1 15
kaku kasar
Skor gejala 17
5
Diduga
Tuliskan temuan lain (jika ada) tentang kondisi anak yang
berhubungan dengan hambatan intelektual di bawah ini:
Dari Hasil Observasi dan Wawancara yang kami lakukan menggunakan
instrumen diatas,
diduga anak termasuk kategori anak tunagrahita atau anak dengan
hambatan
intelektual, kemampuan ia dalam aspek kognitif nya sangat minim
dibandingkan dengan
anak pada umumnya yang seusia nya. Pada usia sekarang pun anak
masih belum mampu
dalam aspek pra akademik maupun akademik (seperti mengenal angka,
mengenal huruf,
berhitung, dan membaca). Selain itu anak juga memiliki hambatan pada
bahasa nya, contohnya pada saat berbicara, ia mengucapkan kata atau
kalimat dengan artikulasi dan suara yang kurang jelas.
20
21
INSTRUMEN
ASESMEN
PERKEMBANGAN
21
22
INSTRUMEN
ASESMEN AKADEMIK
22
23
LAPORAN
INTERVENSI DINI
23
24
LAPORAN PROGRAM
PEMBELAJARAN
INDIVIDUAL (PPI)
24
25
LAPORAN MEDIA
PEMBELAJARAN ABK
25
26
DOKUMENTASI
PRAKTIK KERJA
LAPANGAN
26