Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM


MENGOPERASIONALKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN DENGAN
BANTUAN BENDA-BENDA KONGKRIT PADA PESERTA DIDIK KELAS 1 SD
IT AL-HUSNA KECAMATAN WALANTAKA KOTA SERANG

Oleh:
NOVA NURHAYATI, S.Pd
NUPTK. 5243 7666 6721 0053

PEMERINTAH KOTA SERANG


UPT PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SD IT AL-HUSNA
KECAMATAN WALANTAKA KOTA SERANG BANTEN
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Nama Guru : NOVA NURHAYATI, S.Pd

NUPTK : 5243 7666 6721 0053

Tempat Mengajar : SDIT Al-Husna

Tanggal Pelaksanaan : 09 Januari 2019

Mengetahui Guru Mata Pelajaran


Kepala Sekolah SD IT Al-Husna

Sri Margorini, S.Pd, M.Si Nova Nurhayati, S.Pd


Nip. 1966101119863005 NUPTK. 5243 7666 6721 0053

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dibuat salah satu guru
kelas I di SDIT Al-Husna Walantaka Kota Serang Banten telah selesai dikerjakan, dengan
harapan sebagai proses pembelajaran kedepannya semakin berkualitas, hal ini merupakan
salah satu pengembangan dalam metode belajar yang penulis lakukan. Penelitian
Tindakan Kelas yang telah selesai tersebut mengambil judul “ PeningkatanKemampuan
Peserta Didik Kelas I SDIT Al-Husna dalam Mengoperasionalkan Penjumlahan dan
Pengurangan pada Mata Pelajaran Matematika dengan Bantuan Benda Benda
Kongkrit”.

Mudah mudahan hasil dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat
bermanfaat khususnya bagi saya selaku peneliti dan umumnya untuk kalangan pendidik,
sebagai solusi metode pembelajaran demi tercapainya tujuan pendidikan yang berkualitas.

ii
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ....................................................................................................i

Kata Pengantar ............................................................................................................ii

Daftar Isi .....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................1


B. Perumusan dan Pemecahan Masalah .............................................................1
C. Tujuan Penelitian ...........................................................................................2
D. Manfaat Hasil Peniltian .................................................................................2
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Kemampuan .................................................................................3
B. Pengertian Mengoprasionalkan ......................................................................3
C. Pengertian Kongkrit .......................................................................................4

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ....................................................................5


B. Kehadiran Peneliti ..........................................................................................5
C. Lokasi Penelitian ............................................................................................5
D. Sumber Data ..................................................................................................6
E. Prosedur Pengumpulan Data ..........................................................................6
F. Analisis Data ..................................................................................................7
G. Pengecekan Keabsahan Data .........................................................................8
H. Tahap Tahap Penelitian .................................................................................8
I. Observasi Awal ( Pra Tindakan ) ...................................................................8
J. Tindakan Siklus Pertama ...............................................................................9
K. Tindakan Siklus Kedua ..................................................................................9

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN


A. Paparan Data dan Temuan Penelitian Pada Kegiatan Observasi Pra
Tindakan ........................................................................................................11
B. Paparan Data dan Temuan Pada Kegiatan Siklus I dan Siklus II ..................12
C. Paparan Data Akhir Tindakan ........................................................................19

BAB V PEMBAHASAN

A. Penggunaan Benda Benda Kongkrit Mampu Meningkatkan


kemampuan Belajar ......................................................................................20
B. Peserta Didik Mampu Mengoperasionalkan Penjumlahan dan Pengurangan
Bilangan .........................................................................................................21

ii
BAB V PENUTUP

A. Simpulan ........................................................................................................22
B. Saran ..............................................................................................................23
C. Kata Penutup ..................................................................................................23

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Pendidikan adalah sangat berperan penting sekali dalam keidupan kita.
Pendidikan tidak dibatasi oleh usia dan waktu. Maka dari pada itu wajiblah setiap orang
untuk menuntut ilmu baik tua maupun muda. Demi tercapainya pendidikan yang
berkwalitas. Pendidikan tersebut mempunyai harapan untuk bisa membangun diri sendiri,
keluarga, teman/kerabat umumnya untuk pengabdian kita terhadap negara. Pendidikan
terselenggara secara formal maupun non formal diwujudkan alam bentuk intansi-intansi
kependidikan dan difasilitasi oleh negara.
Secara garis besar beberapa pandangan orang negara kita masih banyak tertinggal
khususnya dalam bidang pendidikan. Lembaga-lembaga formal maupun non formal
belum sepenuhnya menghasilkan nilai nilai output yg diharapkan. Besarnya peranan guru
dan masyarakat untuk saling bersinergi dalam membangun pendidikan yang lebih baik.
Pada tahun ajaran baru 2018-2019 di awal semester peneliti mendapatkan
pengalaman yang kurang baik yaitu ditemukannya hasil ulangan anak dengan mayoritas
nilai rendah pada mata pelajaran matematika khususnya dalam bidang
mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan di kelas 1 SDIT Al-Husna tempat
peneliti mengajar. Hal ini dapat di simpulkan bahwasannya saya selaku peneliti belum
berhasil meyampaikan pelajaran matematika khususnya dalam mengoperasionalkan
penjumlahan dan pengurangan di kelas 1 SDIT Al-Husna.
Bertitik tolak dari latar belakang masalah di atas peneliti ingin meningkatkan
kemampuan peserta didik kelas I SDIT Al-Husna dalam mengoperasionalkan
penjumlahan dan pengurangan pada mata pelajaran Matematika dengan bantuan benda-
benda kongkrit.

B. PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH


1.2.1. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka perumusan masalahnya sebagai
berikut: Bagaimana penggunaan benda-benda kongkrit mampu meningkatkan
kemampuan peserta didik kelas I SD IT Al-Husna dalam mengoperasionalkan
penjumlahan dan pengurangan pada mata pelajaran Matematika.
1
1.2.2. Pemecahan Masalah
Dengan bantuan benda-benda kongkrit disekitar sekolah peserta didik kelas I SD
IT Al-Husna mampu mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan pada mata
pelajaran Matematika.

C.TUJUAN PENELITIAN
Berpijak dari permasalahan yang diteliti maka tujuan penelitian ini adalah:
1.3.1. Mempermudah peserta didik dalam mengoperasionalkan penjumlahan dan
pengurangan dengan bantuan benda-benda kongkrit.
D. MANFAAT HASIL PENELITIAN
1.4.1. Peserta didik : :
- Mempermudah peserta didik dalam mengoperasionalkan penjumlahan dan
pengurangan pada mata pelajaran matematika.
- Mempermudah peserta didik mencari alat bantu pembelajaran dengan benda-
benda kongkrit di halaman Sekolah.
1.4.2. Guru Sebagai peneliti :
Mengembangkan kemampuan guru dalam ber inovatif dibidang pendidikan
1.4.3. Lembaga
Meringankan beban lembaga yang bersangkutan
1.4.4. Orang tua peserta didik
- Meringankan beban pengeluaran orang tua untuk peserta didik

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Kemampuan
Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, peserta didik, Guru sebagai pendidik
dituntut untuk memiliki kemampan yang baik karena antar peserta didik sebagai peserta
didik dan guru sebagai pendidik merupakan suatu interaksi.
Menurut KBBI Kemampuan Kesanggupan, kecakapan dan kekuatan. Dalam hal ini
mampu atau sanggup untuk melakukan sesuatu kegiatan.
Dalam mengajar seorang guru harus memiliki kemampuan untuk memilih strategi,
metode, alat pembelajaran dan teknik-teknik pembelajaran yang, efektif, efisien sesuai
dengan karakteristik peserta didik. Apalagi saat ini sekolah-sekolah menggunakan
Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan, yang mana dalam kurikulum ini antara guru dan
peserta didik dituntut aktif, kreatif, dan inovatif dalam mencapai tujuan. Dalam hal ini
sekolah di beri kebebasan untuk memilih strategi, metode dan teknik-teknik pembelajaran
yang efektif sesuai dengan karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran,
karakteristik guru dan kondisi nyata sumber daya yang tersedia di sekolah.
Dari pendapat diatas alat bantu pembelajaran tidak harus membeli dengan harga-
harga yang mahal dan modern, tetapi dapat menggunakan benda-benda kongkrit disekitar
sekolah untuk sarana pembelajaran
B. Pengertian Mengoperasionalkan
Menurut KBBI Mengoperasionalkan adalah operasional berarti melaksanakan suatu
kegiatan yang telah direncanakan.
Mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan maka melaksanakan suatu
kegiatan menjumlah dan mengurang suatu bilangan. Dalam hal ini seorang guru dituntut
untuk menyajikannya dengan metode metode yang baik. Hal ini sesuai dengan apa yang
dikatakan Hamalik (2002:11): metode merupakan komponen yang mengandung unsur
sub stantif atau program kurikulum, metode penyajian bahan dan media pendidikan. Tiap
jenjang pendidikan guru memiliki programnya sendiri, sesuai dengan tujuan
institusionalnya yang membutuhkan metode penyampaian dan metode tepat guna, demi
tercapainya mutu lulusan yang baik.

3
C. Pengertian Kongkrit
Menurut KBBI Kongkret adalah nyata, benar-benar ada. Dalam hal ini benda
kongkrit adalah benda nyata yang ada disekitar lingkungan sekolah yang bisa
dimanfaatkan dalam menunjang pembelajaran.

4
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian


Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Kualitatif yaitu
menggambarkan masalah sebenarnya yang ada di lapangan, kemudian direfleksikan dan
dianalisis berdasarkan teori menunjang dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan di
lapangan. Pendekataan Kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk menelusuri dan
mendapatkan gambaran secara jelas tentang situasi kelas dan tingkah laku peserta didik
selama proses pembelajaran berlangsung. Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan secara
bersiklus. Pembelajaran dilakukan di kelas I SD IT Al-Husna Kecamatan Walantaka Kota
Serang.

B. Kehadiran Peneliti
Penelitian ini mendatangkan dua orang pengamat dan penelitian ini juga
mengunakan pendekatan kualitatif.. Hadirnya peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai
perencana, pelaksana, pengumpul, penganalisa, penafsir data dan akhirnya sebagai
pelaporan hasil penelitian.
Dalam rangka penelitian ini, peneliti berperan sebagai peneliti sekaligus pelaksana
pembelajaran, pengobservasi dalam rangka pengumpulan data. Penelitian ini
menggunakan dua siklus, yang mana untuk siklus pertama terdiri dari dua pertemuan dan
siklus ke dua terdiri dari tiga pertemuan, total menjadi lima pertemuan, diakhir setiap
tindakan peneliti selalu melakukan kegiatan refleksi.
Peneliti merupakan guru sekaligus pembimbing bagi anak anak kelas satu di SDIT
Al-Husna Walantaka Kota Serang. Dengan demikian penelitian ini dilaksanakan
sekaligus pengajaran, pengumpulan tugas tugas terhadap anak yang bersangkutan.

C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian tindakan kelas ini adalah di SD IT Al-Husna Kota Serang. SD
IT Al-Husna memiliki 3 kelas masing-masing kelas rata-rata terdiri dari 35 peserta didik,
hanya kelas I yang berjumlah 30 peserta didik .Alasan dipilihnya SD IT Al-Husna adalah:
(1) SD IT Al-Husna merupakan tempat peneliti berdinas. (2) Peneliti merupakan guru
matematika
5
kelas satu (3) Di sekitar sekolah banyak tersedia benda-benda kongkrit yang
digunakan
sebagai alat pembelajaran. (4) Jumlah peserta didik kelas I jumlahnya paling
sedikit, sehingga harapan peneliti dapat memberikan perhatian yang maksimal pada
waktu kegiatan pembelajaran, sehingga pembelajaran berlangsung secara efektif. (5) SD
IT Al-Husna adalah sekolah yang berdekatan dengan komplek Perumahan Taman Pipitan
Indah (TPI) memiliki latar belakang kondisi peserta didik, pendidikan Orang
Tua peserta didik, kondisi sosial ekonomi yang sangat heterogen.

D. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini, barasal dari peserta didik kelas I SD IT Al-Husna
Kecamatan Walantaka Kota Serang tahun pelajaran 2018 – 2019 yang berjumlah 17
peserta didik terdiri dari 6 peserta didik laki-laki dan 11 peserta didik perempuan.
Jenis data yang didapat adalah dari hasil Observasi, diskusi dan penilaian.
Observasi diberikan dalam kegiatan pembelajaran Matematika tentang operasional
penjumlahan dan pengurangan bilangan. Dari hasil observasi yang didapat ditemukannya
masalah pada peserta didik kelas I diantaranya peserta didik sebagian besar belum bisa
mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan bilangan. Untu itu peneliti mencoba
untuk memberikan solusi terhadap masalah yang dialami peserta didik kelas I dalam
mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan bilangan dengan dibantu benda-
benda konkrit di sekitar sekolah. Benda – benda kongkrit di sekitar sekolah yang peneliti
gunakan adalah biji kacang , kerikil , dan potongan sapu lidi. Sedangkan penilaian
dilakukan setiap pada setiap akhir pertemuan dalam pembelajaran yang berfungsi untuk
menguji sejauh mana keberhasilan pembelajaran Matematika dengan menggunakan alat
bantu benda-benda kongkrit yang digunakan.

E. Prosedur Pengumpulan Data


Prosedur pengumpulan data dilakukan berdasarkan bentuk data yang didapat.
Untuk memperoleh data yang didapat dalam pembelajaran Matematika khususnya
mengopersionalkan penjumlahan dan pengurangan bilangan dilakukan dengan teknik
Observasi, diskusi dan evaluasi hasil belajar yang hasilnya akan dilaksanakan dalam
bentuk skor.

6
Sebelum dilaksanakan pelaksanaan tindakan kelas peneliti mengidentifikasi
masalah pembelajaran Matematika Kelas I dilanjutkan dengan upaya pemecahan masalah
yang dihadapi Guru dan peserta didik.6
Diskusi dilaksanakan bersama seorang pengamat yang membantu pelaksanaan
kegiatan penelitian, pengamat melakukan pencatatan terhadap semua kegiatan peserta
didik, perhatian peserta didik terhadap pelajaran, penggunaan alat-alat bantu
pembelajaran, kedisiplinan peserta didik dan penilaian terhadap peserta didik. Dari hasil
catatan pengamat ini kemudian didiskusikan bersama peneliti agar dalam kegiatan
selanjutnya berjalan lebih baik lagi.
Kegiatan penilaian dilakukan menggunakan assesment proses dan assesment
evaluasi akhir. Penilaian proses dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung dengan
menguji peserta didik maju ke depan kelas untuk menyelesaikan soal . Kegiatan akhir
pembelajaran berupa penilaian yang ditentukan dengan skor dengan tujuan untuk
mengukur keberhasilan pembelajaran dalam 1 pertemuan, dari masing–masing pertemuan
kemudian diakumulasi kan dalam bentuk tabel untuk mengetahui sejauh mana
perkembangan pembelajaran Matematika dalam setiap pertemuan.

F. Analisis Data
Data hasil penelitian yang terkumpul berasal dari data observasi, diskusi dan
evaluasi. Tehnik analisis yang digunakan dalam penelitian mengikuti langkah Hopkins
(1993:151) dengan tiga tahap analisis yaitu tahap kategorisasi, validasi dan intepretasi
data.
Kategorisasi data dilakukan dengan memilih-milih data yang terkumpul
berdasarkan kategori tertentu yang di tetapkan. Kategori yang dimaksud meliputi
konsepsi awal peserta didik, jenis pertanyaan peserta didik, eksplorasi peserta didik,
aktivitas peserta didik, penilaian akhir peserta didik.
Validasi merupakan data yang kedua, dalam kegiatan ini dilakukan dengan tujuan
untuk mengelola data yang betul-betul objektif, valid dan diakui kebenarannya, validasi
data dilakukan dengan observasi lapangan untuk mengetahui masalah-masalah yang
terjadi. Melakukan diskusi dengan pengamat tentang hasil-hasil catatan yang ada di
lapangan, kemudian diakhiri dengan penilaian baik penilaian proses maupun penilaian
akhir kegiatan.
7
Dari penilaian akhir kegiatan data yang di peroleh disusun secara sistematis,
dibedakan antara penilaian sebelum pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan
sesudah dilaksanakan penelitian tindakan kelas, agar dapat digunakan untuk menarik satu
kesimpulan, sehingga kesimpulan yang diperoleh benar-benar valid, sahih dan objektif.

G. Pengecekan Keabsahan Data


Pengecekan Keabsahan Data dilakukan dengan memadukan hasil observasi, hasil-
hasil catatan dari pengamat beserta evaluasi yang dilakukan untuk menjaga keabsahan
data perlu dilakukan diskusi-diskusi dengan pengamat sehingga kesimpulan yang
diperoleh sangat tepat sesuai dengan hasil penelitian.

H. Tahap-Tahap Penelitian
Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam dua siklus. setiap siklus diawali dengan
perencanaan penerapan tindakan dan observasi, serta diakhiri dengan refleksi. Tahap-
tahap penelitian dirinci sebagai berikut:
I. Observasi awal ( Pra Tindakan )
Tahap ini dilakukan dengan tujuan untuk meng identifikasi masalah yang
dihadapi oleh peserta didik kelas I yang berkaitan dengan pembelajaran Matematika.
Kegiatan tersebut diantaranya :
a. Observasi terhadap pembelajaran Matematika kelas I, buku-buku yang digunakan dan
alat-alat bantu pembelajaran yang digunakan.
b. Meneliti peserta didik-peserta didik kelas I secara individual dan mencatat semua
kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik.
c. Melakukan diskusi dengan para pengamat kemudian menentukaan alat bantu
pembelajaran yang tepat, mudah didapat dan tidak memerlukan biaya yang mahal
untuk mendapatkannya.
d. Memilih dan menentukan topik dari pelajaran Matematika kelas I yang akan
digunakan untuk Penelitian Tindakan Kelas.
e. Menentukan waktu pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas.

8
J. Tindakan Siklus pertama.
a. Perencanaan
- Menentukan materi pembelajaran penjumlahan dan pengurangan bilangan dengan
hasil kurang dari 20.
- Menyusun rencana pembelajaran.
- Menentukan alat bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran.
- Menyusun Lembar Kegiatan Peserta didik.
- Melakukan kegiatan pembelajaran dalam siklus I menjadi dua pertemuan.
- Melakukan Evaluasi peserta didik.

b. Tindakan
- Peserta didik melakukan kegiatan tentang proses penjumlahan dan pengurangan
bilangan dengan alat bantu benda kongkrit.
- Peserta didik mengerjakan LKS secara individual.
- Peneliti melakukan bimbingan dibantu dua orang pengamat.
c. Pengamatan.
- Aktivitas dan tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung
dicatat oleh peneliti dan pengamat sebagai bahan diskusi.
- Pengamat dan peneliti melakukan diskusi bersama untuk melakukan kegiatan
selanjutnya.
d. Refleksi.
- Catatan dari pengamat / observer dikaji kembali sebagai bahan perbaikan siklus
berikutnya.
- Mengadakan remidial terhadap peserta didik yang mengalami keterlambatan
belajar.
K. Tindakan Siklus II
a. Perencanaan.
- Menentukan rencana pembelajaran untuk siklus II tentang penjumlahan
- dan pengurangan bilangan pada pelajaran matematika.
- Menyusun rencana pembelajaran.
- Menentukan alat bantu pembelajaran.
- Menyusun lembar kegiatan peserta didik.

9
- Melakukan kegiatan pembelajaran untuk siklus II dilakukan dalam 3 pertemuan.
- Melakukan evaluasi belajar peserta didik.
b. Tindakan.
- Peserta didik mengerjakan LKS secara individual.
- Peneliti dibantu pengamat membimbing peserta didik dalam melakukan
pembelajaran.
c. Pengamatan.
- Melakukan kegiatan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung.
- Mencatat semua tingkah laku dan kegiatan peserta didik selama proses
pembelajaran berlangsung.
- Melakukan diskusi bersama peneliti.

d. Refleksi.
- Melakukan kegiatan remidial terhadap peserta didik yang mengalami
keterlambatan belajar.
- Proses pembelajaran berlangsung aktif.
- Hasil catatan pengamat dikaji kembali sebagai acuan tindakan berikutnya.

10
BAB IV
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Data yang disajikan berdasarkan pelaksanaan penelitian dalam siklus yang akan
diperinci per pertemuan. Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan dari
kegiatan Observasi atau pra tindakan kemudian dilanjutkan pada kegiatan tiap pertemuan
dalam siklus-siklus yaitu siklus I dan II.
A. Paparan Data dan Temuan Penelitian pada kegiatan Observasi Pra Tindakan.
Kegiatan awal penelitian diawali dengan Observasi pada kelas I SD IT Al-Husna
Kecamatan Walantaka Kota Serang pada hari Sabtu tanggal 09 Januari 2019. Pada
hari tersebut jam ke I adalah mata pelajaran Matematika.
Nilai dari hasil ulangan tersebut kemudian peneliti ambil datanya untuk dianalisis,
kesimpulan yang diperoleh yaitu :
Nilai > 65 sebanyak 6 peserta didik = 36 % dari keseluruhan peserta didik.
Nilai < 65 sebanyak 11 peserta didik = 63 % dari keseluruhan peserta didik.
Peneliti mengambil standar nilai 65 terendah, karena nilai 65 diatas dari nilai cukup untuk
suatu keberhasilan pembelajaran.Namun karena peserta didik kelas I SD IT Al-Husna
nilai > 65 sebanyak 36% berarti pembelajaran Matematika di kelas I belum berhasil.
Materi pelajaran Matematika kelas I tentang penjumlahan dan pengurangan
bilangan berkisar pada deret hitung 1 sampai 20. Kemudian peneliti bersama rekan-
rekan yang lain mencoba memecahkan masalah ini dengan cara memberi soal yang
sejenis dengan bentuk ulangan, sebagian besar peserta didik bertanya “bagaimana cara
mengerjakan soal tersebut”. Ini menandakan bahwasannya peserta didik belum mampu
mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan bilangan tanpa alat bantu
pembelajaran.
Berangkat dari hasil observasi inilah peneliti bersama rekan–rekan Guru berdiskusi
bersama dan dicapai suatu kesimpulan bahwa untuk meningkatkan kemampuan peserta
didik dalam mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan bilangan memerlukan
alat bantu pembelajaran. Alat bantu pembelajaran tidak perlu mahal cukup dengan
menggunakan benda-benda kongkrit yang ada di sekitar sekolah seperti : daun, bunga,
kelereng, biji-bijian.

11
B. Paparan Data dan Temuan Pada Kegiatan Siklus I
Sesuai dengan tahap pembelajaran penjumlahan dan pengurangan bilangan
dilakukan dalam 2 siklus dengan 5 kali pertemuan

I. Siklus I
1.1. Perencanaan :
a. Menentukan pokok bahasan dalam siklus I yaitu penjumlahan dan pengurangan
bilangan dengan pola mendatar untuk 2 bilangan dengan hasil kurang dari 20.
Contoh : 7 + 8 =....... 15 – 8 =......
8 + 8 =....... 16 – 7 =.......
7 + 8 + 3 =....... 17 – 2 – 3 =........
5 + 6 + 7 =....... 18 – 5 – 2 =........
8 + 7 + 2 =....... 19 – 6 – 3 =......
b. Menyusun Rencana Pembelajaran.
c. Menetapkan tujuan pembelajaran dalam Siklus I yaitu:
- Peserta didik dapat membilang dengan bilangan 1 sampai 20
- Peserta didik dapat mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan bilangan
dengan pola mendatar untuk dua bilangan dengan alat bantu benda kongkrit
disekitar sekolah.
d. Mempersiapkan lembar kegiatan peserta didik.
e. Mempersiapkan perangkat dan alat bantu pembelajaran, dalam siklus I ini peneliti
menggunakan alat bantu benda kongkrit daun.
f. Menetapkan subyek penelitian.
Subyek penelitian adalah peserta didik kelas I SDIT Al-Husna 30 peserta didik.
g. Waktu penelitian Siklus I
Dalam siklus I penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam 2 pertemuan yaitu :
- Penelitian I Siklus I Dilaksanakan pada hari senin tgl 09 januari 2019 , jam ke I
dan ke II dengan alokasi waktu 30 x 2 jam.
- Pertemuan II Siklus I dilaksanakan pada hari selasa tanggal 15 januari 2019 jam
ke III dan ke IV dalam alokasi waktu 30 x 2 Jam.

12
h. Mempersiapkan alat evaluasi.
i. Mempersiapkan lembar pengantar.
1.1.1. Pertemuan I
- Apersepsi dengan alokasi waktu 10 menit diisi dengan kegiatan :
a. Peneliti masuk kelas dengan 2 orang pengamat tepat pukul 07.00 dilanjutkan
dengan ucapan selamat.
b. Peneliti mengajak subyek penelitian untuk berdoa bersama-sama agar memperoleh
ilmu yang bermanfaat.
c. Peneliti mengabsen subyek penelitian satu persatu.
d. Peneliti mengulas kembali pelajaran yang lalu dengan mengembangkan pola tanya
jawab mengenai penjumlahan dan pengurangan bilangan tanpa menggunakan alat
bantu benda kongkrit untuk mengukur sejauh mana penguasaan anak-anak tentang
penjumlahan dan pengurangan bilangan.
- Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar dengan alokasi waktu 40 menit
a. Peneliti mengajak sisa bersama-sama menghitng kerikil yang diberikan oleh
peneliti.
b. Peneliti menjelaskan cara mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan
bilangan dengan alat bantu daun.
c. Contoh : 6 + 4 = ..... berarti :
d. Ambil daun 6, ambil lagi daun 4. Berapa banyak daun semuanya?
e. 18 – 9 =...... berarti :
f. Sediakan daun 18 ambil 9. Berapa sisa daun ?
g. Peneliti membimbing peserta didik bersama-sama tentang penjumlahan dan
pengurangan bilangan dengan alat bantu benda daun.
h. Beberapa peserta didik diberi kesempaatan mendemonstrasikan penjumlahan dan
pengurangan bilangan dengan alat bantu daun didepan kelas diikuti oleh seluruh
peserta didik dalam kelas.
i. Peserta didik mengerjakan Lembar Kegiatan Peserta didik secara individual
dengan alokasi waktu 20 menit.
j. Peneliti berkeliling dengan dibantu pengamat untuk memberi bimbingan kepada
peserta didik dalam mengerjakan LKS secara individual

13
1.1.2 Pertemuan II
- Apersepsi dengan alokasi waktu 10 menit digunakan untuk :
a. Mengulas materi penjumlahan dan pengurangan bilangan yang dijelaskan
waktu yang lalu secara singkat sambil melakukan tanya jawab terhadap
peserta didik.
b. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk tampil didepan kelas
menyelesaikan soal materi yang lalu dengan alat bantu benda daun.
- Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Dengan alokasi waktu selama 40 menit.
a. Peneliti menjelaskan tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan 3 angka dengan hasil
kurang dari 20 dengan alat bantu benda daun
Contoh : 6 + 4 + 5 =....... berarti :
Ambil daun 6, ambil lagi 4, ambil lagi 5. Berapakah banyak daun semuanya ?
19 – 5 – 4 =......berarti :
Sediakan daun 19, ambil 5, ambil lagi 4. Berapakah sisa daunnya ?
b. Peneliti mengajak peserta didik bersama-sama melakukan penjumlahan dan pengurangan 3
angka dengan alat bantu benda daun.
c. Peneliti mendemonstrasikan penjumlahan dan pengurangan bilangan 3 angka didepan
kelas diikuti seluruh peserta didik.
d. Peserta didik diberi kesempatan untuk tampil didepan kelas menyelesaikan soal soal latihan
dibawah bimbingan peneliti.
e. Peserta didik mengerjakan LKS secara individual di bawah bimbingan peneliti dibantu
pengamat.
f. Peneliti berkeliling untuk mengawasi peserta didik dalam mengoperasionalkan penjumlahan
dan pengurangan bilangan dengan alat bantu benda daun.
- Evaluasi dengan alokasi waktu 20 menit :
a. Alat evaluasi berupa Lembar soal dengan sistim penilaian betul 1 nilai 1, salah 1 nilai
kurang 1
b. Banyak soal 10 nomor.
c. Evaluasi dilaksanakan dengan tujuan untuk mengukur keberhasilan selama proses
pembelajaran tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan dengan alat bantu
benda kongkrit daun.
d. Hasil evaluasi digunakan sebagai pembanding dengan evaluasi berikutnya untuk
mengetahui keberhasilan dan ketuntasan belajar.
14
1.2. Tindakan
a. Peserta didik melakukan proses penjumlahan dan pengurangan bilangan dengan
menggunakan alat bantu benda kongkrit daun.
b. Peneliti melakukan bimbingan untuk mengoperasionalkan penjumlahan dan
pengurangan bilangan dengan alat bantu benda kongkrit sambil melakukan
penilaian proses.
c. Peserta didik mengerjakan LKS secara individual dengan alat bantu daun.
d. Peserta didik mengerjakan soal evaluasi.

1.3 Pengamatan
a. Aktivitas dan tingkah laku peserta didik selama proses belajar mengajar
berlangsung oleh
peneliti dibantu oleh pengamat.
b. Hasil catatan selama melakukan pengamatan digunakan sebagai bahan
diskusi
1.4. Refleksi.
a. Catatan dari Observer direnungkan dan dikaji kembali untuk bahan perbaikan pada
siklus berikutnya.
b. Mengadakan remidial terhadap peserta didik yang mengalami kesulitan dalam
belajar.
c. Semua peserta didik aktif melakukan pembelajaran Matematika dengan
menggunakan alat bantu daun.
d. Semua peserta didik mampu mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan
bilangan dengan hasil kurang dari 20 melalui alat bantu benda kongkrit daun.
e. Pada siklus berikutnya perlu diadakan penggantian alat bantu, misalnya flanel dan
sempoa.
f. Materi pembelajaran ditingkatkan taraf kesulitannya, bila perlu soal-soal cerita
disampaikan untuk mengetahui sejauh mana anak memahami bacaan .
g. Nilai yang diperoleh selama evaluasi oleh peserta didik telah memenuhi standar
terrendah > 55 sebagai tolok ukur ketuntasan belajar.
15
II. Siklus II
Sebagai mana yang dijelaskan dimuka bahwa siklus II terdiri dari 4 tahapan dalam 3
pertemuan yaitu :
2.1 Perencanaan.
a. Menentukan materi pembelajaran tentang penjumlahan dan pengurangan dengan pola
bersusun, mencari suku yang belum diketahui dan soal cerita dengan menggunakan alat
bantu biji bijian. Contoh :
- Dani mempunyai 4 bunga berwarna merah, 3 bunga berwarna hijau dan 5 bunga berwarna
putih. Berapakah bunga Dani semuanya ?
b. Menyusun Rencana Pembelanjaan
c. Menetapkan tujuan Pembelajaran yaitu :
- Peserta didik dapat mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan bilangan
dengan pola bersusun dengan alat bantu kerikil.
- Peserta didik dapat menyelesaikan soal dalam bentuk mencari suku yang belum
diketahui dengan alat bantu kerikil.
- Peserta didik dapat menyelesaikan soal cerita dengan pemahaman bahasa yang
tepat.
d. Alat bantu yang digunakan benda kerikil.
e. Waktu pelaksanaan Penelitian
Dalam siklus II ada 3 pertemuan yaitu :
- Pertemuan I dilaksanakan pada hari senin tanggal 09 januari 2019 jam ke I dan II
dengan alokasi waktu 30 x 2 jam
- Pertemuan ke II dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 14 januari 2019 jam ke III dan
IV dengan alikasi waktu 30 x 2 jam
- Pertemuan III dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 17 Januari 2019 jam ke I dan II
dengan alokasi waktu 30 x 2 jam
f. Menyiapkan Alat Evaluasi
h. Mempersiapkan Lembar Pengamatan
2.1.1 Pertemuan I
- Apersepsi dengan alokasi waktu 10 menit digunakan untuk :
a. Mengulas materi penjumlahan dan pengurangan bilangan secara singkat sambil
melakukan tanya jawab.
16
b. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk tampil di depan kelas
menyelesaikan soal yang diberikan oleh peneliti.
- Proses belajar mengajar dengan alokasi waktu selama 45 menit digunakan untuk:
a. Memperkenalkan kepada peserta didik tentang penjumlahan dan pengurangan
bilangan antara 2 sampai 3 angka dengan pola bersusun.
b. Menjelaskan penjumlahan dan pengurangan bilangan pola bersusun melalui alat
bantu kerikil.
c. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk tampil di depan kelas
menyelesaikan soal yang diberikan peneliti dengan alat bantu buah nyamplung.
d. Peneliti dibantu pengamat membimbing peserta didik satu persatu dalam
menyelesaikan Lembar Kegiatan Peserta didik.
2.1.2. Pertemuan II.
- Apersepsi dengan alokasi waktu 10 menit digunakan untuk :
a. Menjelaskan secara singkat materi penjumlahan dan pengurangan yang secara singkat
dengan tanya jawab.
b. Memperkenalkan kepada peserta didik tentang proses penjumlahan dan pengurangan
bilangan dengan pola mencari suku yang belum diketahui :
Contoh : 1. .... + 8 = 17
2. 18 –....= 11
3. 15 - ....= 8
4...... + 9 = 21
5. 17 – .......– 5 = 6
c. Menjelaskan proses penjumlahan dan pengurangan bilangan dengan pola mencari suku
yang belum diketahui melalui alat kerikil.
Misal : ......+ 7 = 16 berarti :
Sediakan kerikil sebanyak 16, ambil 7. Berapa sisa kerikilnya?
d. Peserta didik mendemonstrasikan di depan kelas tentang pengoperasian penjumlahan dan
pengurangan bilangan dengan kerikil.
e. Peserta didik mengerjakan Lembar Kegiatan Peserta didik secara individual dibawah
bimbingan peneliti
dibantu pengamat dengan menggunakan alat bantu kerikil.
17
2.1.3.Pertemuan III
- Apersepsi dengan alokasi waktu 10 menit diisi dengan :
a. mengulas secara singkat materi yang lalu tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan
dengan tanya jawab.
b. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menyelesaikan soal di depan kelas.
c. Memperkenalkan pola penjumlahan dan pengurangan dalam bentuk soal cerita.
- Pelaksanaan proses pembelajaran lama waktu yang digunakan 40 menit digunakan untuk:
a. Menjelaskan penjumlahan dan pengurangan dalam bentuk soal cerita.
Contoh : Jono mempunyai 4 butir kelereng merah 2 kelereng biru dan 5 kelereng putih.
Berapa banyak kelereng toni ?
b. Peserta didik mengerjakan LKS dengan bimbingan peneliti.
c. Peneliti mengajak peserta didik tampil didepan kelas ntuk menyelesaikan soal dibawah
bimbingan peneliti.
- Evaluasi waktu yang digunakan 20 menit
Evaluasi ini dilakanakan setelah perjalanan siklus II berakhir dan dilakukan dengan
tujuan untuk :
a. Mengukur keberhasilan proses pembelajaran peserta didik.
b. Hasil penilaian dijadikan tolak ukur perbandingan dengan siklus I ada kenaikan
atau
tidak.
3.2 Tindakan :
1. Peserta didik mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan bilangan
dengan alat bantu
kerikil.
2. Peserta didik mengerjakan Pelajaran LKS di bawah bimbingan peneliti dibantu
pengamat.
3. Peneliti membimbing peserta didik dalam melakukan proses pembelajaran.
3.3 Tindakan :
a. peneliti dan pengamat mencatat semua tingkah laku / kegiatan peserta didik
selama proses pembelajaran berlangsung.
b. Melakukan diskusi bersama-sama membahas temuan-temuan / kejadian-kejadian
selama proses berlangsung.
c. Mengambil kesimpulan bersama-sama.
18
3.4. Refleksi :
a. Proses pembelajaran berlangsung semakin aktif semua peserta didik sibuk dengan
tugas-tugas dihadapi.
b. Alat bantu benda-benda kongkrit sangat membantu proses pembelajaran.
c. Ketuntasan belajar peserta didik semakin meningkat.
d. Dengan bantuan / bimbingan peneliti dan pengamat peserta didik yang mengalami
keterlambatan berfikir mengalami kemajuan dalam belajar.
e. Melakukan kegiatan remidial terhadap peserta didik mengalami keterlambatan
belajar.

C. Paparan Data akhir tindakan.


Setelah kegiatan siklus I dan siklus II berakhir, peneliti membandingkan hasil
evaluasi dari test awal penelitian, evaluasi tindakan siklus I dan dilanjutkan dengan hasil
evaluasi tindakan siklus II. Dari test awal / pratindakan menunjukkan peserta didik yang
mengalami ketuntasan belajar berkisar 36 %. Untuk siklus I setelah tindakan
dilaksanakan ketuntasan belajar peserta didik mengalami kenaikan menjadi 98 %
sedangkan hasil evaluasi siklus II seluruh peserta didik mengalami ketuntasan dalam
belajar. Dari data yang diuraikan diatas menunjukkan bahwa dengan alat bantu benda-
benda kongkrit dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam penjumlahan dan
pengurangan bilangan.
19

BAB V
PEMBAHASAN

A. Penggunaan benda-benda kongkrit mampu meningkatkan kemampuan


belajar.
Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan belajar peserta
didik kelas I SD dalam proses penjumlahan dan pengurangan bilangansangat dibutuhkan
metode dan alat bantu yang tepat. Peserta didik Kelas I tidak akan berhasil dalam
pembelajaran apabila hanya menghafal konsep. Perlu diingat bahwa peserta didik Kelas I
masih identik dengan dunia bermain dan sangat mengenal dengan benda-benda
lingkungan sekitarnya. Jadi alangkah baiknya bila dalam proses pembelajarannya juga
menggunakan alat bantu benda-benda kongkrit disekitar sekolah.
Sebelum penelitian tindakan kelas dilaksanakan peneliti dibantu beberapa guru
melakukan Observasi lapangan sebagai tindakan awal. Kegiatan ini dilakuakan untuk
mengetahui seberapa besar tingkat ketuntasan belajar peserta didik dalam melakukan
operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan dalam pembelajaran Matematika. Dari
kegiatan Observasi awal ini diperoleh data ulangan sebagai berikut:
1. Peserta didik yang memperoleh nilai > 65 ada 6 peserta didik kurang lebih 36%
2. Peserta didik yang memperoleh nilai < 65 ada 11 peserta didik kurang lebih 63%
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa operasi penjumlahan dan pengurangan
bilangan belum berhasil.
Kemudian peneliti mencoba untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik
dalam mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan bilangan dengan
menggunakan alat bantu benda-benda kongkrit di sekitar sekolah setelah dilakukan
penelitan tindakan kelas peneliti mengambil evaluasi dari masing-masing silkus dengan
tujuan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan prestasi belajar peserta didik.
Berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran dalam siklus I dengan standart nilai terendah 65,
peserta didik yang memperoleh nilai > 55 sebanyak 11 peserta didik atau kurang lebih 97
% sedangkan hasil evaluasi pada siklus II dengan standart nilai yang sama, semua peserta
didik memperoleh nilai > 65 atau 100 %.

20
Dari uraian di atas dapat disimpulkan :
1. Nilai evaluasi Silkus I dan Siklus II mengalami peningkatan.
2. dengan alat bantu benda-benda kongkrit peserta didik dapat
mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan bilangan.
3. Standart kelulusan belajar tercapai.

B. Peserta didik mampu mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan


bilangan.
Penggunaan benda-benda kongkrit dalam mengoperasionalkan penjumlahan dan
pengurangan bilangan ini dilaksanakan karena peserta didik atau subyek penelitian belum
mampu mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan tanpa alat bantu. Pada
pembelajaran peserta didik diberi arahan dari instruksi cara menggunakan alat peraga
sehingga dapat memperlancar proses pembelajaran. Dengan demikian pembelajaran
dengan memanfaatkan alat bantu peraga harus dapat dilakukan oleh subyek penelitian.
Pembelajaran dalam pertemuan I diarahkan pada konsep dasar penggunaan alat
benda-benda kongkrit dalam pengoperasian penjumlahan dan pengurangan bilangan
dengan hasil kurang dari 20 sesuai dengan perkembangan berfikir anak pada
pembelajaran pertemuan I subyek penelitian diarahkan untuk aktif menggunakan alat
peraga benda-benba kongkrit. Dalam pembelajaran ini diharapkan peserta didik merasa
senang dan tidak merasa takut dalam mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan
bilangan dalam pembelajaran Matematika.
Kegiatan pembelajaran yang berlangsung dalam pertemuan I dan pertemuan
selanjutnya terlihat sunyek penelitian nampak memahami konsep penjumlahan dan
pengurangan bilangan yang diawali dari penjumlahan dan pengurangan 2 angka sampai 3
angka. Peserta didik kelas I merupakan pondasi sekolah dasar 6 tahun. Apabila pondasi
dibangun dengan baik dan konsep yang benar maka lulusan / Out Put akan berhasil.
Benda-benda kongkrit yang digunakan sebagai alat bantu penjumlahan dan pengurangan
bilangan merupakan alat bantu sementara sebagai penanaman konsep belajar. Apabila
peserta didik sudah berhasil menguasai konsep, maka alat bantu berupa benda-benda
kongkrit akan dihilangkan.
21

BAB VI
PENUTUP

A. Simpulan.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang upaya meningkatkan
kemampuan peserta didik kelas I dalam mengoperasionalkan penjumlahan dan
pengurangan bilangan pada pembelajaran Matematika dengan bantuan benda-benda
kongkrit dapat disimpulkan sebagai berikut:
6.1.1. Peserta didik yang pada awalnya merasa takut dan bingung dengan pembelajaran
Matematika,
melalui alat bantu benda-benda kongkrit rasa percaya diri peserta didik timbul
dan merasa senang terhadap pembelajaran Matematika terutama tentang
mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan bilangan.
6.1.2 .Peserta didik dapat menggunakan benda-benda kongkrit dengan baik dalam
mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan bilangan pada pembelajaran
Matematika.
6.1.3 Pembelajaran dengan menggunakan alat bantu benda-benda kongkrit di sekitar
sekolah
dapat meningkatkan kemampuan peserta didik kelas I dalam mengoperasionalkan
penjumlahan dan pengurangan bilangan dengan hasil sampai 20. Hal ini
dibuktikan dengan hasil evaluasi siklus I menunjukkan standart ketuntasan
belajar mencapai 97 % dan siklus II seluruh peserta didik mengalami ketuntasan
belajar.
6.1.4. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan menjadi lebih menarik dan
menyenangkan
bagi peserta didik.
6.1.5. Beban Orang tua peserta didik menjadi lebih ringan karena benda-benda disekitar
sekolah tidak harus dibeli dan mudah mendapatkannya.
22
B. Saran :
Dengan mengacu pada temuan dari penelitian tindakan ini disampaikan beberapa
saran penyampaian saran ini merupakan sumbangan pemikiran bagi peneliti untuk
memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran dikelas I SD, khususnya pembelajaran
Matematika saran-saran yang dikemukakan sebagai berikut :
6.2.1.Pendidikan yang dilakukan harus berwawasan lingkungan, karena lingkungan
banyak menyediakan alat bantu pembelajaran.
6.2.2.Alat bantu pembelajaran tidak harus dibeli dengan harga yang mahal, benda-benda
lingkungan sekitar dapat diperoleh dengan mudah dan dikenal oleh peserta didik.
6.2.3.Hendaknya peserta didik diberi kesempatan sendiri untuk mencari alat bantu benda-
benda kongkrit disekitar sekolah sesuai dengan keinginannya.
6.2.4.Karena alat bantu benda-benda kongkrit bersifat hanya sementara ajaklah peserta
didik sekali waktu mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan tanpa alat
bantu.
6.2.5.Hendaknya peserta didik diberi kesempatan yang lebih banyak untuk tampil
didepan kelas menyelesaikan soal-soal latihan, agar peserta didik terlatih dan
timbul rasa percaya diri.

C. Penutup

Dengan ijin Alloh Swt Alhamdulilah peneliti dapat menyelesaikan tugas dalam
penyusunan PTK ini, peneliti menyadari bahwasannya PTK ini masih banyak kekurangan
meskipun peneliti sudah berusaha semaksimal mungkin. Hal ini merupakan keterbatasan
kemampuan dan pengwetahuan peneliti miliki.

Oleh sebab itu peneliti sangat mengharapkan saran dan keritikan guna untuk
kebaikan PTK ini, dan akhirnya saya selaku peneliti mengucapkan mohon maaf yang
sebesar besarnya dan semoga PTK ini bermanfaat khususnya bagi saya dan umumnya
untuk pembaca sekalian.
23

Daftar Pustaka

Hopkins 1993, Peneliotian Tindakan Kelas. DEPDIKBUD LPTK Jakarta

Oemar Hamalik 2002. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung Sinar Baru Algesindo

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). (Online). Tersedia di https://jagokata.com/arti-


kata/kemampuan.html Diakses pada hari kamis 03 Januari 2019 / Kemampuan

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). (Online). Tersedia di https://lektur.id/arti-


konkret/ Diakses pada hari kamis 03 Januari 2019 / Konkret

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). (Online). Tersedia di https://kbbi.web.id/metode


https://lektur.id/arti-konkret/ Diakses pada hari kamis 03 Januari 2019 / Metode

Anda mungkin juga menyukai