Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

INDUKTANSI

MICHAEL FARADAY

Disusun Oleh :

- Hafsh Unais
- Keisha Marya Hidayat
- Muhammad Andika
- Nisrina Salsabila

SMA ANGKASA LANUD SULAIMAN

KABUPATEN BANDUNG

TAHUN AJARAN 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat-Nya sehingga makalah dengan judul “INDUKTANSI” ini dapat tersusun
hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terima kasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
materi maupun pikirannya.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam


mata pelajaran Fisika. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar
menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca. Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin masih banyak kekurangan
dalam makalah ini.

Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempuraan makalah ini. Akhir kata, semoga
makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.

[Bandung, 10 Januari 2024]

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER...................................................................................................................................................

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................

DAFTAR ISI .........................................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN .....................................................................................................................

A. Latar Belakang ................................................................................................4


B. Rumusan Masalah ...........................................................................................4
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................5

BAB 2 PEMBAHASAN .......................................................................................................................

A. Jenis-jenis Induktansi .....................................................................................6


B. Induktansi Diri dalam Keseharian ..............................................................10

BAB 3 PENUTUP .................................................................................................................................

A. Kesimpulan ....................................................................................................13
B. Saran ..............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................................

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Induktansi adalah sifat dari rangkaian elektronika yang menyebabkan


timbulnya potensial listrik secara proporsional terhadap arus yang mengalir pada
rangkaian tersebut, sifat ini disebut sebagai induktansi sendiri, sedangkan apabila
potensial listrik dalam suatu rangkaian ditimbulkan oleh perubahan arus dari
rangkaian lain disebut sebagai induktansi bersama. Istilah 'induktansi' sendiri
pertama kali digunakan oleh Oliver Heavside pada Februari 1886. Sedang
penggunaan simbol L kemungkinan ditujukan sebagai penghormatan kepada
Heinrich Lenz, seorang fisikawan ternama. Satuan induktansi dalam Satuan
Internasional adalah weber per ampere atau dikenal pula sebagai henry (H), untuk
menghormati Joseph Henry seorang peneliti yang berkontribusi besar terhadap
ilmu tentang magnetisme. 1 H = 1 Wb/A.

Induktansi muncul karena adanya medan magnet yang ditimbulkan oleh


arus listrik (dijelaskan oleh Hukum Ampere). Supaya suatu rangkaian elektronika
mempunyai nilai induktansi, sebuah komponen bernama induktor digunakan di
dalam rangkaian tersebut, induktor umumnya berupa kumparan kabel/tembaga
untuk memusatkan medan magnet dan memanfaatkan GGL yang dihasilkannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis-jenis induktansi ?
2. Apa saja contoh penerapan hubungan induktansi dalam kehidupan
sehari-hari ?

4
C. Tujuan Penulisan
1. Agar siswa memiliki bekal dalam pengetahuan dan pemahaman
mengenai Induktansi.
2. Agar siswa dapat mengenali jenis-jenis Induktansi serta mengetahui
penerapan induktansi diri dalam kehidupan sehari hari.

5
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Jenis-jenis Induktansi
1. Induktansi Diri

Apabila arus berubah melewati suatu kumparan atau solenoida, terjadi


perubahan fluks magnetik di dalam kumparan yang akan menginduksi ggl
pada arah yang berlawanan. Ggl terinduksi ini berlawanan arah dengan
perubahan fluks. Jika arus yang melalui kumparan meningkat, kenaikan fluks
magnet akan menginduksi ggl dengan arah arus yang berlawanan dan
cenderung untuk memperlambat kenaikan arus tersebut. Dapat disimpulkan
bahwa ggl induksi ε sebanding dengan laju perubahan arus yang dirumuskan:

∆I
ε =−L
∆t

dengan I merupakan arus sesaat, dan tanda negatif menunjukkan bahwa ggl
yang dihasilkan berlawanan dengan perubahan arus. Konstanta kesebandingan
L disebut induktansi diri atau induktansi kumparan, yang memiliki satuan
henry (H), yang didefinisikan sebagai satuan untuk menyatakan besarnya
induktansi suatu rangkaian tertutup yang menghasilkan ggl satu volt bila arus
listrik di dalam rangkaian berubah secara seragam dengan laju satu ampere per
detik.

Emf atau GGL yang terjadi akan menghasilkan arus yang


menentang setiap perubahan fluks magnetik, penentangan ini disebut dengan
induktansi diri (self inductance). pernyataan ini sesuai hukum lenz yang
dikemukan oleh Heinrich Friedrich Lenz (1804 - 1865). besaran satuan nilai
induktansi dinyatakan dalam Henry (H), sebuah induktor dikatakan memiliki

6
nilai induktansi sebesar 1H, jika perubahan arus yang mengaliri pada rating
1ampere/detik menginduksi tegangan 1volt didalamnya. definisi ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :

L=1. H=1. V .(di /dt )=1.V /(ampere/detik )

Semakin banyak jumlah lilitan dalam sebuah induktur maka semakin


bertambah juga nilai induktansinya. Besarnya nilai induktansi terhadap jumlah
lilitan pada suatu induktor dapat dihitung dengan rumus:

L = N x (φ/I)

dimana: L = induktansi (H), N = jumlah lilitan, φ = fluks magnetik


(Weber/Wb), I = arus (A)

koefesiensi induktansi diri sebuah induktor tergantung dari konstruksinya


seperti : jumlah lilitan kawat, jarak antar lilitan, besar inti pusat dll. Oleh
karena untuk mendapatkan induktor dengan koefesiensi induksi diri yang
sangat tinggi bisa dengan menggunakan kore (pusat inti) dengan permeabilitas
tinggi, dan merubah jumlah lilitan, sehingga fluks magnetik yang dihasilkan
dapat dihitung dengan rumus :

φ=BxA

dimana : φ = besar magnetik fluks (Wb), B = kerapatan fluks, A = luas area


(m²)

jika sebuah induktor dapat diketahui jumlah lilitan (N), maka induksi
magnetik/kerapatan fluks(B) dalam inti, dapat diketahui dengan rumus :

B = µo x H = N x (I/l)

untuk menggabungkan pernyataan rumus persamaan diatas maka untuk


mengetahui nilai induktansi sebuah induktor dapat diketahui dengan uraian
rumus:

7
L = N x (φ /I) = N x ((BxA)/I) = (µo x N x I)/(l x I)

dan pengelompokan dari peryataan diatas, maka nilai induktansi dari sebuah
induktor dapat sederhanakan dengan rumus persamaan akhir sebagai berikut:

Rumus Induktansi

Dimana: L = induktasni (H), N = jumlah lilitan, µo = panjang Permeabilitas


(4.π.10-7), l = panjang koil dalam meter

Tegangan emf disebabkan oleh hukum faraday yang dikemukan oleh


michael faraday bahwa semakin cepat perubahan medan magnet maka emf
yang diinduksikan akan semakin besar. besar tegangan emf pada induktor
adapat dihtiung dengan rumus :

Vemf = L x (di/dt)

dimana : Vemf = tegangan emf (V), L = induktansi (H), di/dt = tingkat


perubahan arus (ampere/detik).

2. Induktansi Silang atau Induktansi Timbal Balik


Induktansi bersama memerlukan kehadiran dua solenoid atau lebih.
induktansi bersama memperhitungkan efek satu solenoid terhadap solenoid
lainnya. misalkan kita memiliki dua solenoid yang didekatkan. solenoid
pertama dialiri arus i yang berubah terhadap waktu akibatnya medan magnet
yang dihasilkan solenoid tersebuit berubah-ubah. sebagian medan magnet ini
masuk kedalam rongga solenoid kedua sehingga menghasilkan fluks pada
solenoid kedua. karena medan magnet berubah-ubah maka fluks magnetik
pada solenoid kedua juga berubah-ubah. akibatnya pada solenoid kedua
muncul GGL induksi.

8
Apabila dua kumparan saling berdekatan, seperti pada gambar diatas,
maka sebuah arus tetap I di dalam sebuah kumparan akan menghasilkan
sebuah fluks magnetik Φ yang mengitari kumparan lainnya, dan menginduksi
ggl pada kumparan tersebut. Menurut Hukum Faraday, besar ggl ε2 yang
diinduksi ke kumparan tersebut berbanding lurus dengan laju perubahan fluks
yang melewatinya. Karena fluks berbanding lurus dengan kumparan 1, maka
ε2 harus sebanding dengan laju perubahan arus pada kumparan 1, dapat
dinyatakan :

ε1=-M ∆I2/∆t

dengan M adalah konstanta pembanding yang disebut induktansi bersama.


Nilai M tergantung pada ukuran kumparan, jumlah lilitan, dan jarak pisahnya.
Induktansi bersama mempunyai satuan henry (H), untuk mengenang fisikawan
asal AS, Joseph Henry (1797 – 1878). Pada situasi yang berbeda, jika
perubahan arus kumparan 2 menginduksi ggl pada kumparan 1, maka
konstanta pembanding akan bernilai sama, yaitu :

ε2=-M ∆I1/∆t

Besarnya ggl induksi bergantung pada laju perubahan fluks magnetik atau
laju perubahan-arus dalam kumparan. Notasi M dalam persamaan tersebut
menyatakan induktansi timbal balik (induktans silang) antara kumparan

9
primer dan kumparan sekunder yang memiliki satuan henry (H) dan besarnya
dapat dinyatakan dalam persamaan berikut.

µ0 N 1N 2 A
M= l

dengan, M = induktansi silang/timbal balik (H), µ0= permeabilitas ruang


hampa (47 x 107 Wb/Am), N1 = banyaknya lilitan kumparan 1, N2 =
banyaknya lilitan kumparan 2, A = luas bidang kumparan (m?)l = panjang
kumparan (m).

B. Induktansi Diri dalam Keseharian


1. Sinyal Antena TV
Cara antena TV mendapatkan sinyal yang menunjukkan bahwa hal ini
dapat diaplikasikan pada komunikasi nirkabel atau komunikasi yang tidak
membutuhkan kabel. Antena TV umumnya terdiri dari kumparan yang
dirancang untuk memiliki induktansi diri. Hal ini memungkinkan antena TV
untuk mengeluarkan ataupun menerima sinyal radio atau gelombang
elektromagnetik lainnya.

Artinya, arus listrik yang mengaliri kumparan pada antena akan


menghasilkan medan magnetik dan memancarkan gelombang
elektromagnetik. Begitu juga sebaliknya, gelombang elektromagnetik yang
terpancar di sekitar antena juga akan diinduksi dan menjadi arus listrik
sehingga gelombang tersebut dapat diterima.

2. Induktor
Sebuah induktor atau reaktor adalah sebuah komponen elektronika pasif
(kebanyakan berbentuk torus) yang dapat menyimpan energi pada medan
magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melintasinya. Kemampuan
induktor untuk menyimpan energi magnet ditentukan oleh induktansinya,

10
dalam satuan Henry. Biasanya sebuah induktor adalah sebuah kawat
penghantar yang dibentuk menjadi kumparan, lilitan membantu membuat
medan magnet yang kuat di dalam kumparan dikarenakan hukum induksi
Faraday. Induktor adalah salah satu komponen elektronik dasar yang
digunakan dalam rangkaian yang arus dan tegangannya berubah-ubah
dikarenakan kemampuan induktor untuk memproses arus bolak-balik.

Sebuah induktor ideal memiliki induktansi, tetapi tanpa resistansi atau


kapasitansi, dan tidak memboroskan daya. Sebuah induktor pada kenyataanya
merupakan gabungan dari induktansi, beberapa resistansi karena resistivitas
kawat, dan beberapa kapasitansi. Pada suatu frekuensi, induktor dapat menjadi
sirkuit resonansi karena kapasitas parasitnya. Selain memboroskan daya pada
resistansi kawat, induktor berinti magnet juga memboroskan daya di dalam
inti karena efek histeresis, dan pada arus tinggi mungkin mengalami
nonlinearitas karena penjenuhan.

Induktor sering digunakan pada sirkuit analog dan pemroses sinyal.


Induktor berpasangan dengan kondensator dan komponen lain membentuk
sirkuit tertala. Penggunaan induktor bervariasi dari penggunaan induktor besar
pada pencatu daya untuk menghilangkan dengung pencatu daya, hingga
induktor kecil yang terpasang pada kabel untuk mencegah interferensi
frekuensi radio untuk dprd melalui kabel. Kombinasi induktor-kondensator
menjadi rangkaian tala dalam pemancar dan penerima radio. Dua induktor
atau lebih yang terkopel secara magnetik membentuk transformator.

Induktor digunakan sebagai penyimpan energi pada beberapa pencatu daya


moda sakelar. Induktor dienergikan selama waktu tertentu, dan dikuras pada
sisa siklus. Perbandingan transfer energi ini menentukan tegangan keluaran.
Reaktansi induktif XL ini digunakan bersama semikonduktor aktif untuk
menjaga tegangan dengan akurat. Induktor juga digunakan dalam sistem
transmisi listrik, yang digunakan untuk mengikangkan paku-paku tegangan

11
yang berasal dari petir, dan juga membatasi arus pensakelaran dan arus
kesalahan. Dalam bidang ini, indukutor sering disebut dengan reaktor.

3. Motor Induksi
Induktansi diri juga bisa ditemukan pada motor induksi. Motor induksi
menggunakan induksi elektromagnetik, medan magnet yang dihasilkan oleh
arus listrik menginduksi medan magnet pada kumparan stator. Motor induksi
bisa ditemukan pada kendaraan, pompa air, kipas angin, mesin cuci, kulkas,
dan banyak lagi.

Motor induksi pada dasarnya mempunyai 3 bagian utama yaitu stator,


celah udara dan rotor. Stator merupakan bagian mesin yang tidak bergerak.
Bagian ini tersusun dari kumparan yang berpean sebagai alat untuk induksi
elektromagnetik ke kumparan yang ada pada rotor. Celah udara merupakan
tempat terjadinya perpindahan energi dari stator menuju ke rotor. Sementara
rotor adalah bagian mesin yang dapat bergerak. Pergerakan rotor diakibatkan
oleh munculnya induksi elektromagnetik dari kumparan stator menuju ke
kumparan yang ada pada rotor.[

Dengan memahami pengertian dan rumus induktansi, maka para ahli


elektronika dapat merancang rangkaian dengan lebih efisien dan efektif,
meningkatkan kinerja perangkat elektronik, dan mengoptimalkan berbagai
aplikasi dalam dunia elektronika.

12
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi menghasilkan medan magnetik sendiri saat arus listrik mengalir
melaluinya. Induktansi diri adalah sifat dari sebuah kumparan atau penghantar
listrik yang Induktansi ada dua jenis, yaitu induktansi sendiri dan induktansi
bersama. Induktansi diri terbentuk sebagai sifat dari rangkaian listrik yang
memunculkan nilai tegangan listrik yang sebanding dengan nilai arus listrik
yang mengalir. Sedangkan induktansi bersama adalah perubahan nilai
tegangan listrik akibat dari perubahan arus listrik yang terjadi di luar
rangkaian listrik.

Prinsip induktansi diri ditemukan dalam hal di kehidupan sehari-hari


seperti sinyal antena TV, induktor, dan motor induksi. Pada sinyal antena TV
arus listrik yang mengaliri kumparan pada antena akan menghasilkan medan
magnetik dan memancarkan gelombang elektromagnetik. Kemampuan
induktor untuk menyimpan energi magnet ditentukan oleh induktansinya,
dalam satuan Henry. Biasanya sebuah induktor adalah sebuah kawat
penghantar yang dibentuk menjadi kumparan, lilitan membantu membuat
medan magnet yang kuat di dalam kumparan dikarenakan hukum induksi
Faraday. Motor induksi juga menggunakan induksi elektromagnetik, medan
magnet yang dihasilkan oleh arus listrik menginduksi medan magnet pada
kumparan stator.

B. Saran
Diharapkan siswa dapat mengimplementasikan konsep Induktansi ini
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan membaca dan memahami konsep
Induktansi yang dimuat makalah ini.

13
Daftar Pustaka

https://www.academia.edu

https://ex-school.com/

https://histori.id/

https://www.myrightspot.com/2017/03/induktansi-diri-dan-induktansi-
silang.html?m=1

https://m.kumparan.com/amp/ragam-info/pengertian-dan-rumus-induktansi-
dalam-elektronika-21ndDfFMbqG

https://www.kompas.com

https://kumparan.com/

https://www.wikipedia.org/

www.foto-foto.com

14

Anda mungkin juga menyukai