Anda di halaman 1dari 17

“ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN

PT UNILEVER”

Disusun oleh :

Dian Pangestu Pancar - 2191031024

Dhiaulhaq Faghrif Al Hashfi - 2191031015

Muhammad Fahzri Nur Syafiq - 2191031018

Zahra Ainaiya - 2191031002

DOSEN MATAKULIAH: AULIA HASANAH

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI


JURUSAN BROADCASTING
INSTITUT BISNIS NUSANTARA
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Analisis Strategi Komunikasi Pemasaran
PT Unilever”. Makalah ini bertujuan membahas SOM, SOP dan Pola Komunikasi dari strategi
komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan UNILEVER.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bagi kami sebagai penulis merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Jakarta, 25 Desember 2023

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………………..i

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………...ii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………….iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………………………

1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………………………...

1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………………………………………

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 SOM (Sistem Operasional Manajemen) Perusahaan Unilever …………………………….

2.2 SOP (Standar Operasional Prosedur) Perusahaan Unilever ………………………………..

2.3 Strategi Pola Komunikasi Pemasaran Perusahaan Unilever ……………………………… .

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan …………………………………………………………………………………

3.2 Saran ………………………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………….....


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi memiliki peran yang sangat penting dalam pemasaran, yaitu untuk
menginformasikan, mengingatkan serta sebagai sarana perantara perusahaan kepada
masyarakat dalam pengenalan suatu produk. Yang utama agar konsumen dapat mengenal
dan mengetahui produk tersebut. Strategi adalah suatu cara yang digunakan oleh
perusahaan dalam mencapai tujuan dengan menggunakan berbagai inovasi dan kreasi yang
di susun secara sistematis. Setiap perusahaan mempunyai strategi yang berbeda dalam hal
komunikasi agar suatu produk dapat dikenal di masyarakat dan menjadi Brand
Image.Komunikasi pemasaran adalah satu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan
loyalitas konsumen serta usaha untuk menyampaikan pesan kepada public mengenai
keberadaan produk dipasar yang menawarkan berbagai manfaat dan keuntungan.
Komunikasi pemasaran akan berhasil apabila pesan perusahaan yang disampaikan kepada
konsumen dapat dipahami dan dimengerti, sehingga tujuan pesan tepat sasaran.
Seperti yang kita ketahui, Unilever adalah perusahaan multinasional manufaktur
yang memproduksi barang konsumen memenuhi kebutuhan akan nutrisi, kesehatan dan
perawatan pribadi sehari-hari dengan produk-produk yang membuat para pemakainya
merasa nyaman, berpenampilan baik, dan lebih menikmati kehidupan.
Hal ini lah yang membuat kegiatan produksi sangat berhubungan dengan manajemen
operasional. Manajemen operasional merupakan salah satu hal terpenting dalam
perusahaan khususnya pada perusahaan manufaktur saat ini karena didalamnya sering
terjadinya keadaan yang berubah seiring berjalannya waktu. Maka dibutuhkan manajemen
operasional ini untuk bisa mengatur jalannya proses produksi barang dalam perusahaan.
Jadi, manajemen operasional perusahaan ini sebagai sebuah aspek untuk proses pembuatan
produk yang diproduksi seperti perakitan barang, pengemasan dan sampai produk itu
ditangan konsumen. dengan itu Manajemen operasional untuk mengatur kegiatan produksi
agar dilakukan secara efektif dan efisien. Dalam persaingan perusahaan juga membutuhkan
strategi yang mencakup tahap perencanaan dan pelaksanaan strategi pemasaran mulai dari
analisis pasar hingga evaluasi hasil kampanye pemasaran. SOP (standar operasional
prosedur) untuk memberikan panduan kepada tim pemasaran dalam merumuskan dan
melaksanakan strategi pemasaran yang efektif untuk produk atau proyek properti yang
sedang dikembangkan. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa seluruh kegiatan
pemasaran dilakukan secara terencana, terukur, dan sesuai dengan visi.
Selain tentang bagaimana penerapan SOM (sistem operasional manajemen) , SOP
(sistem operasional prosedur), Pola komunikasi dalam pemasaran juga diterapkan oleh
perusahaan untuk mendayagunakan elemen-elemen promosi dalam bauran pemasaran, dan
melihat upaya-upaya atau strategi yang dilakukan dalam mengkomunikasikan produk. Pola
komunikasi pemasaran dalam relasi penjual dan pembeli membutuhkan beberapa tahapan
dan keterampilan mengemas dan menyampaikan pesan secara persuasif dan efektif kepada
konsumen agar tujuan komunikasi pemasaran dapat tercapai. Penerapan pola komunikasi
pemasaran dengan mendayagunakan elemen-elemen promosi bertujuan agar konsumen
mengenal produk dan berbagai keunggulannya, menarik minat dan memunculkan
keyakinan konsumen terhadap produk yang dijual, dan memposisikan produk sebagai
urutan pertama dan prioritas penjualan.
Maka dari pada itu, dengan adanya analisis strategi komunikasi pemasaran terhadap
perusahaan Unilever ini dapat mengetahui dan memahami strategi yang dapat menarik
minat konsumen.

1.2 Rumusan masalah :


1. Bagaimana SOM (Sistem Operasional Manajemen) Perusahaan Unilever?
2. Bagaimana SOP (Standar Operasional Prosedur) Perusahaan Unilever?
3. Pola Komunikasi Pemasaran seperti apa yang diterapkan Oleh Perusahaan Unilever?

1.3 Tujuan :
1. Untuk mengetahui stategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan
Unilever
2. Untuk mengetahui sistem manajemen dalam meningkatkan penjualan
3. Untuk mengetahui seberapa besarnya pola komunikasi terhadap keputusan pembeli

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 SOM (Sistem Operasional Manajemen) Perusahaan Unilever

PT. Unilever Indonesia Tbk yang merupakan perusahaan multinasional yang


memproduksi dan memasarkan berbagai barang konsumen di berbagai negara untuk
mencukupi kebutuhan mulai dari kesehatan, nutrisi, perawatan sehari-hari dan sebagainya.
Dalam menghadapi persaingan yang ketat, PT. Unilever Indonesia Tbk mempunyai
berbagai strategi dalam menghadapinya. khususnya pada manajemen operasional, PT.
Unilever Indonesia Tbk merumuskan manajemen operasional dengan dua komponen yaitu
sarana dan prasarana yang memadai serta berfokus pada peningkatan produktivitas,
kualitas, efisiensi, dan daya saing.

Berikut Sistem Operasional Manajemen Perusahaan Unilever :

- Strategi Kapasitas :
Unilever Indonesia menggunakan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi
produksi. Perusahaan ini menggunakan teknologi seperti sistem otomatisasi dan sistem
informasi manajemen untuk mengurangi biaya produksi dan meningkatkan produktivitas.
Sistem pengisian kembali persediaan dilakukan dengan sistem wal-mart. Sistem wal-mart
ini akan mengirimkan pesanan atas barang baru secara langsung kepada para pemasok
ketika konsumen membayar pembelian di kasir.

Terminal titik penjualan akan mencatat kode setiap barang yang melewati kasir dan
mengirimkan transaksi pembelian kepada pusat wal-mart. Setelah pesanan dikumpulkan
dari semua toko wal-mart lalu dikirimkan ke pemasok dan pemasok dapat mengakses
penjualan dan persediaan menggunakan teknologi web. Dengan sistem ini mampu
mempertahankan biaya rendah sekaligus menyesuaikan persediaan untuk memenuhi
permintaan pelanggan.
- Strategi lokasi :
PT. Unilever Indonesia Tbk juga sudah mempraktikan pola regionalisasi pada
pendekatan penjualan yang efektif dan efisien karena memiliki pabrik-pabrik atau juga
cabang perusahaan di tiap negara. Hal ini dilakukan supaya setiap negara bisa membeli
produk sesuai dengan keinginan dan kebiasaan konsumen dalam mengonsumsi produk
yang sangat erat hubungannya dengan citra rasa negaranya.

- Strategi Teknologi:
Unilever menerapkan strategi teknologi yang inovatif, sehingga dapat meningkatkan
produktivitas dan kualitas. PT. Unilever Indonesia menggunakan Smart OPS EIO dan
SAP-APO yang dimana kedua aplikasi teknologi tersebut digunakan untuk mengatur
tingkat inventori menyeluruh dari setiap rantai pasokan.

- Strategi Rantai pasokan :


1. Mengelola Ketidakpastian
PT. Unilever Indonesia Tbk menggunakan strategi yang efektif dimana
ketidakpastian pemasok dan permintaan adalah rendah dan barang yang
diproduksi sifatnya fungsional. PT. Unilever Indonesia Tbk mengendalikan
ketidakpastian pemasok dengan menjalin hubungan kerja sama dengan para
petani lokal untuk membeli produk dari mereka. PT. Unilever Indonesia Tbk
juga mengutamakan pembelian bahan mentah yang berdekatan dengan pabrik
melalui petani lokal. Dalam menjamin kualitas dari produk agar sesuai dengan
mutu standar unilever maka diterapkan SQMP agar konsisten membuat produk
yang sesuai dan menjamin kualitas dari pemasok tetap terjaga.
2. Mengelola Economic of Scales
Pengelolaan manajemen rantai pasok juga tidak luput dari economic of scales
dimana hal tersebut biasanya menyebabkan rata-rata dana produksi untuk suatu
barang akan menurun ketika jumlah output yang diproduksi mengalami
peningkatan. Untuk mengelola hal tersebut, PT. Unilever Indonesia Tbk
melakukan metode smart pricing dan menerapkan differential pricing dengan
product versioning, dimana produk-produk tertentu diberikan harga sama namun
dengan volume yang berbeda. Cara tersebut dilakukan oleh PT. Unilever
Indonesia Tbk untuk mengelola economic of scales dan profit perusahaan.
3. Supply Chain Integration
PT. Unilever Indonesia Tbk menetapkan jika dari sourcing unit hingga
warehouse menerapkan push strategy, sedangkan dari warehouse menuju retailer
menggunakan pull strategy. Penerapan dari strategi tersebut dilakukan PT.
Unilever Indonesia Tbk untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang banyak,
sehingga dengan push strategy, proses dalam produksi akan memproduksi
jumlah produk pada tingkatan tertentu lalu produk tersebut nantinya dipindahkan
menuju warehouse, setelah itu dikirimkan jumlah produk sesuai yang
dibutuhkan oleh konsumen (pull).
4. Outsourcing Strategies & Strategic Alliances
PT. Unilever Indonesia Tbk melakukan serangkaian kegiatan outsourcing atau
menggunakan pihak lain dalam menjalankan salah satu prosesnya yaitu dalam
proses packaging. Kegiatan packaging bukan competitive advantages untuk PT.
Unilever Indonesia Tbk sehingga mereka mengalihkan pekerjaan tersebut
kepada pihak luar dan hal ini menyebabkan pengurangan biaya produksi.
5. Inventory Control
Pengendalian inventori ini merupakan aspek yang sangat penting dalam
manajemen rantai pasok. Pengendalian ini sangat menentukan ketersediaan
barang untuk pelanggan akhir. Ada metode yang digunakan oleh PT. Unilever
Indonesia Tbk dalam mengelola inventory control di rantai pasoknya. Metode
tersebut disebut dengan echelon inventory, yaitu metode yang menggambarkan
jika tingkat dari ketersediaan tidak dilihat secara independen dari tiap mata
rantai, namun secara keseluruhan dari tahap rantai pasok (Sukmawati &
Windarti, 2011).
6. Strategi Distribusi
Strategi distribusi yang digunakan PT. Unilever Indonesia Tbk adalah
Traditional Warehousing – Cross Docking Distribution. Proses pengiriman
produk oleh PT. Unilever Indonesia adalah dengan menggunakan transportasi
darat, laut, dan udara. Model dari traditional warehousing yang digunakan oleh
PT. Unilever Indonesia Tbk adalah centralized model, karena pusat distribusi
untuk setiap daerah terletak di titik tertentu baru menuju tempat destinasi untuk
retailer.

- Manajemen sumber daya manusia:


Sebagai perusahaan internasional yang besar, PT. Unilever Indonesia Tbk telah
memperhatikan penerapan manajemen kualitas yang efisien. PT. Unilever Indonesia
menerapkan manajemen kualitas di beberapa program. Langkah-langkah ini mencakup
konstruksi budaya organisasi, manajemen sumber daya manusia termasuk manajemen
tenaga kerja dan manajemen hubungan pelanggan, manajemen hubungan industrial
penekanan pada metodologi pembangunan tim (Hakimi, 2019). Manajemen kualitas atau
TQM membantu PT. Unilever Indonesia Tbk dalam meningkatkan kebutuhan pelanggan.
PT. Unilever Indonesia Tbk mengadopsi strategi manajemen yang jujur, transparan dan
etis untuk menjaga hubungan perusahaan dan pelanggannya.

PT. Unilever Indonesia Tbk dapat memeriksa situasi manajemen kualitas setiap
bulan dari aspek kepuasan karyawan dan pencapaian indeks kualitas untuk memastikan
apakah manajemen kualitas telah diterapkan dengan baik di semua departemen dan semua
proses bisnis. Pekerjaan penting dalam pemeriksaan situasi manajemen mutu akan
difokuskan pada catatan informasi mutu, termasuk indeks mutu dan standar. Pada saat yang
sama, informasi yang berkualitas harus dicatat dalam data, yang akan berguna dalam
analisis statistik untuk hasil manajemen kualitas. Penerapan Prinsip Deming untuk
meningkatkan secara terus-menerus sistem produksi dan layanan untuk meningkatkan
kualitas dan produktivitas.

Meskipun sistem operasional manajemen Unilever secara umum sudah cukup baik,
namun masih ada beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki, yaitu kurang nya strategi
kapasitas yang dimana kurang inovatif dalam mengikuti trend pasar yang ada. dan PT
Unilever Indonesia masih kurang fokus pada pengembangan sumber daya manusia. Seperti
kurangnya pelatihan dan pengembangan, persaingan antar karyawan, dan pemutusan
hubungan kerja secara sepihak.
2.2 SOP (Standar Operasional Prosedur) Perusahaan Unilever

Menurut (Susilowati, 2017), Standar Operasional Prosedur (SOP) dapat


didefinisikan sebagai dokumen yang menjabarkan aktivitas operasional yang dilaksanakan
sehari-hari, dengan tujuan agar pekerjaan tersebut dilaksanakan secara benar, tepat, dan
konsisten, untuk menghasilkan produk sesuai standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

Setiap perushaan memiliki SOP nya masing-masing. Berikut merupakan SOP dari
PT Unilever :

Seluruh karyawan unilever harus :


1. Memastikan bahwa ramah-tamah hanya diberikan atau diterima jika:
- Terdapat kepentingan bisnis resmi dalam melakukannya
- Nilainya tidak melampaui batas moneter setempat untuk ramah-tamah; dan
- Ramah-tamah tetap bersifat sekali waktu atau tidak rutin
2. Membaca dan memahami kebijakan RSP atau RBPP dan berkonsultasi dengan
Manajer Lini dan/atau tim penanggung jawab yang relevan jika mereka memiliki
pertanyaan
3. Memastikan bahwa semua pihak ketiga kita tunduk pada kebijakan dan
pengendalian RSP dan RBPP. Ini termasuk proses penerimaan, kontrak dan
pemantauan yang memadai dan tepat waktu (termasuk verifikasi dan perbaikan jika
diperlukan)
4. Memastikan bahwa semua perjanjian kita dengan pemasok (termasuk MSA, UPA,
CTC, PO*) dan distributor dan pelanggan (termasuk DO*), sejauh yang disyaratkan
oleh pengendalian internal kita, termasuk klausul kontrak yang menentukan bahwa
pemasok harus mengakui kepatuhan terhadap RSP atau RBPP kita sebagai syarat
perikatan.
5. Memberi tahu Manajer Lini dan tim penanggung jawab yang relevan jika
mengetahui atau mencurigai pihak ketiga tidak memenuhi persyaratan RSP atau
RBPP yang relevan atau jika mereka melakukan hal yang bertentangan dengan
persyaratan kontrak yang disepakati.
6. Memastikan peralatan Unilever digunakan dengan baik dan dilindungi dari
kerusakan, kehilangan atau pencurian
7. Menggunakan sandi atau PIN untuk mengunci Peralatan Unilever yang tanpa
pengawasan, atau perangkat pribadi apa pun yang digunakan untuk mengakses
Informasi Unilever.
8. Segera melapor kepada Meja Layanan IT (Service Desk) tentang kehilangan atau
pencurian peralatan Unilever, atau perangkat pribadi yang digunakan untuk
mengakses atau menyimpan Informasi Unilever

Karyawan tidak boleh:

1. Melakukan apa pun yang menurut Grup Legal adalah ilegal dan / atau melanggar
hukum. Jika suatu kegiatan tidak ilegal dan / atau melanggar hukum tetapi nasihat
hukum menyoroti risiko besar bagi Unilever, seperti litigasi, mereka tidak boleh
melanjutkan tanpa izin manajemen lini senior yang tegas.
2. Menunjuk penyelidik pribadi tanpa persetujuan terlebih dahulu dari Penasihat
Umum mereka
3. Mencoba menonaktifkan, memutus, atau mencurangi kendali keamanan Unilever,
termasuk namun tidak terbatas pada firewall, konfigurasi peramban, anti-virus, dan
penghapusan catatan sistem.
4. Menggunakan sistem Unilever atau peralatan Unilever untuk secara sengaja
merusak, memfitnah atau merendahkan reputasi siapa pun atau entitas mana pun
atau barang atau jasa mereka.
5. Dengan sengaja memproduksi atau mendistribusikan produk, termasuk barang-
barang promosi, atau layanan yang dapat mengganggu kesehatan karyawan atau
konsumen, membahayakan pelanggan atau berdampak buruk bagi reputasi merek
Unilever.
6. Mengambil keputusan tentang keamanan produk atau kualitas produk tanpa
wewenang dan/atau pengetahuan yang cukup untuk melakukannya
7. Menanggapi pelanggan atau konsumen tentang kualitas atau keamanan produk
tanpa wewenang untuk melakukannya.
2.3 Pola Komunikasi Pemasaran yang diterapkan Oleh Perusahaan Unilever

Pola komunikasi pemasaran adalah cara atau metode yang digunakan oleh
perusahaan untuk menyampaikan pesan pemasaran kepada target audiens. Pola komunikasi
pemasaran perusahaan dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu komunikasi
eksternal dan komunikasi internal.

berikut penjelasan penerapan pola komunikasi pemasaran yang digunakan oleh perusahaan
Unilever :

Komunikasi eksternal

ditujukan untuk target konsumen, pelanggan, dan pemangku kepentingan lainnya. Unilever
menerapkan berbagai strategi komunikasi eksternal, berikut :

1. Iklan,

yaitu bentuk komunikasi pemasaran yang paling umum digunakan oleh Unilever.
Unilever menggunakan berbagai media iklan, seperti televisi, radio, media cetak, dan
media digital untuk mempromosikan produk-produknya.

2. Promosi,

yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mendorong penjualan produk atau jasa.
Unilever menggunakan berbagai strategi promosi, seperti diskon, hadiah, dan kupon.

3. Hubungan masyarakat,

yaitu kegiatan yang dilakukan untuk membangun hubungan baik dengan publik.
Unilever melakukan berbagai kegiatan hubungan masyarakat, seperti publisitas, acara,
dan sponsorship.

4. Media sosial,

yaitu platform yang digunakan untuk berkomunikasi dengan konsumen dan


pelanggan secara langsung. Unilever memiliki akun media sosial di berbagai platform,
seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan YouTube.
Komunikasi internal

ditujukan untuk karyawan dan pemangku kepentingan internal lainnya. Unilever


menerapkan berbagai strategi komunikasi internal, berikut :

1. Rapat,

yaitu pertemuan yang dilakukan untuk membahas berbagai hal yang berkaitan
dengan perusahaan. Unilever mengadakan berbagai rapat, seperti rapat umum
pemegang saham, rapat dewan direksi, dan rapat karyawan.

2. Publikasi internal,
yaitu media yang digunakan untuk menyampaikan informasi kepada karyawan.
Unilever menerbitkan berbagai publikasi internal, seperti majalah perusahaan, buletin,
dan surat elektronik.
3. Media sosial,
yaitu platform yang digunakan untuk berkomunikasi dengan karyawan secara
langsung. Unilever memiliki akun media sosial internal yang digunakan untuk berbagi
informasi dan berita perusahaan dengan karyawan.
Pola komunikasi pemasaran yang diterapkan oleh perusahaan Unilever sudah
cukup baik dalam menjaukau audiens. namun terdapat kekurangan dalam strategi yang
diterapkan. seperti Unilever masih mengandalkan media tradisional, seperti televisi, radio,
dan media cetak, untuk menyampaikan pesan pemasarannya. Media tradisional ini memang
masih efektif untuk menjangkau audiens yang luas, tetapi biayanya relatif mahal. Selain
itu, media tradisional juga semakin terfragmentasi, sehingga semakin sulit untuk
menjangkau target audiens secara efektif.

Unilever perlu meningkatkan fokusnya pada personalisasi untuk memastikan


bahwa pesan pemasarannya dapat diterima dengan baik oleh target audiens. Unilever perlu
meningkatkan penggunaan media digital untuk menyampaikan pesan pemasarannya.
Perusahaan ini dapat melakukan hal ini dengan meningkatkan anggaran pemasaran
digitalnya, mengembangkan konten digital yang menarik, dan menggunakan teknik
personalisasi. Unilever juga perlu meningkatkan penggunaan iklan yang kreatif dan efektif
untuk mendorong penjualan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pola komunikasi pemasaran perusahaan dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu
komunikasi eksternal dan komunikasi internal. Komunikasi eksternal ditujukan untuk target
konsumen, pelanggan, dan pemangku kepentingan lainnya. Bentuk komunikasi pemasaran yang
paling umum digunakan oleh Unilever yaitu, menggunakan berbagai media iklan, seperti televisi,
radio, media cetak, dan media digital untuk mempromosikan produk-produknya.

Unilever menggunakan berbagai strategi promosi, seperti diskon, hadiah, dan kupon.
Kegiatan ini dilakukan untuk membangun hubungan baik dengan publik. Unilever melakukan
berbagai kegiatan hubungan masyarakat, seperti komunikasi, publisitas, acara, dan sponsorship.
Platform yang digunakan untuk berkomunikasi dengan konsumen dan pelanggan secara langsung.
Unilever memiliki akun media sosial di berbagai platform, seperti Facebook, Twitter, Instagram,
dan YouTube.

Komunikasi internal ditujukan untuk karyawan dan pemangku kepentingan internal


lainnya. yaitu pertemuan yang dilakukan untuk membahas berbagai hal yang berkaitan dengan
perusahaan. Unilever mengadakan berbagai rapat, seperti rapat umum pemegang saham, rapat
dewan direksi, dan rapat karyawan. Unilever menerbitkan berbagai publikasi internal, seperti
majalah perusahaan, buletin, dan surat elektronik.

Pola komunikasi pemasaran yang diterapkan oleh perusahaan Unilever sudah cukup baik
dalam menjaukau audiens. namun terdapat kekurangan dalam strategi yang diterapkan. seperti
Unilever masih mengandalkan media tradisional, seperti televisi, radio, dan media cetak, untuk
menyampaikan pesan pemasarannya. Media tradisional ini memang masih efektif untuk
menjangkau audiens yang luas, tetapi biayanya relatif mahal. Selain itu, media tradisional juga
semakin terfragmentasi, sehingga semakin sulit untuk menjangkau target audiens secara efektif.
3.2 Saran

Dengan adanya analisis strategi komunikasi pemasaran terhadap perusahaan Unilever,


penulis ingin menyarankan perusahaan perlu adanya Som,Sop yang efektif yang kemudian dapat
diterapkan ke dalam pola komunikasi pemasaran, sehingga dapat meneruskan ide yang berbeda
untuk meningkatkan penjualan.
DAFTAR PUSTAKA

Amalia Pertiwi; Raden Ayu Erni Jusnita; Nurannafi Farni Syam Maela. 2019. “Ramadan dan
Promosional: Strategi Komunikasi Pemasaran PT Unilever Indonesia Tbk”.
https://ejournal.unitomo.ac.id/index.php/jkp/article/view/1699/816. Di akses pada 20
Desember 2023 pada pukul 18.00 WIB.
Dwi Ari Murti. 2020. “Visi Misi Unilever”. https://id.scribd.com/doc/257409833/Visi-Misi-
Unilever. Di akses pada 21 Desember 2023 pada pukul 20.00 WIB.
“Pedoman Prinsip-Prinsip Bisnis”.
https://www.unilever.co.id/files/92ui5egz/production/7a6a4dc2768b7d98f6a5960fdeeeb
a86ae37060e.pdf. Di akses pada 21 Desember 2023 pada pukul 21.00 WIB.
Lavinda. 2023. “Manajemen Operasional: Strategi dan Fungsinya”.
https://www.jurnal.id/id/blog/manajemen-operasional-strategi-dan-fungsinya/. Di akses
pada 25 Desember 2023 pada pukul 17.00 WIB.
Srinursanti. 2023. “Analisis Lingkungan Bisnis PT Unilever”.
https://id.scribd.com/document/413456520/Analisis-Lingkungan-Bisnis-PT-Unilever-1.
Di akses pada 27 Desember 2023 pada pukul 17.00 WIB.
Dwi Wulandari. 2017. “Unilever Mendominasi Belanja Iklan TV di Q3 2017”.
https://mix.co.id/marcomm/news-trend/unilever-mendominasi-belanja-iklan-tv-di-q3-
2017/. Di akses pada 27 Desember 2023 pada pukul 18.26 WIB.
”PT Unilever Indonesia, Tbk. Umumkan Perubahan Susunan Direksi dalam Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa”. https://www.unilever.co.id/news/press-
releases/2017/rupslb-2017-jochanan-senf/. Di akses pada 27 Desember 2023 pada pukul
18.28 WIB.

Anda mungkin juga menyukai