Sistim Respirasi
Sistim Respirasi
Sebelum kita melangkah lebih ke materi, kita perlu tau apa sih yang diharapkan kepada
mahasiswa setelah selesai mempelajari materi ini atau Learning Objectivesnya apa aja;
• Menjelaskan anatomi tractus respiratorius: upper respiratory tract dan lower respiratory
tract.
• Menjelaskan masalah-masalah klinik ditinjau dari aspek anatomi tractus respiratorius.
• Menjelaskan mekanisme bernafas.
• Menjelaskan otot-otot yang berfungsi dalam proses respirasi, baik respirasi tenang
maupun paksa.
• Menjelaskan masalah-masalah klinik mekanisme bernafas ditinjau dari aspek anatomi
otot-otot pernafasan.
PENDAHULUAN
Gambar 1. Pada gambar diatas, merupakan gambar2 saluran pernafasan. Mulai dari meatus
nasi anterior sampai ke bronchiolus. Sedangkan alveolus itu bukan saluran pernafasan
melainkan muara akhir pertukaran O2 dan CO2.
Gambar 2. Struktur hidung iitu terdiri atas tulang cartilaginea atau tulang rawan dan tulang
keras, yang terdapat pada sekitar ala nasi dekat meatus nasi anterior.
Marii, sekarang kita bahas satu per satunyaa..
CAVUM NASI
Gambar Keterangan
Gambar sebelah ini nih merupakan
rongga hidung kita. Atau yang sering
disebut dengan Vestibulum Nasi. Pada
vestibulum nasi ini terbagi menjadi dua
regio; respiratoria dan olfaktoria. Ada
untuk bernafas dan ada untuk untuk
membau.
Regio Olfaktoria
– di kranial & medial concha
superior dan di septum nasi bagian
cranial (gambar panah)
– Epitel: neuroepitelium (ujung n.
olfactorius yang berfungsi sebagai
saraf penghidu)
– Serabut saraf yang masuk ke
cavum nasi dari basis cranii
9
melewati fossa cribiformis
Masalah Klinis
• Fraktur tulang-tulang hidung bisa terjadi akibat pukulan langsung dari depan. Salah satu
masalah klinis yang dicontohkan adalah fraktur os ethmoidalis. Karena
kalau sampai terjadi fraktur os ethmoidalis bisa menyebabkan robeknya meninges otak
yang ada di atas tulang itu, walhasil bisa bikin LCS atau cairan cerebrospinalnya keluar
lewat hidung (jangan disangka umbel yak kawan). Selain itu juga bisa bikin epistaksis
anterior.
• Kalo ada Infeksi di cavum nasi dapat menyebar ke:
–sinus paranasales (melalui muara sinus paranasales ke meatus nasi)
–auris media (melalui nasopharynx dan tuba auditiva) .
• Benda asing: sering ditemui pada anak-anak.
• Epistaxis plexus Kiesslbach (anastomosis a. sphenopalatina dan a. facialis). Epistaksis
sendiri ada dua macem; anterior (pleksus Kiesslbach) dan posterior (cabang dari a.
sphenopalatina).
• Pemeriksaan cavum nasi: dengan menggunakan spekulum hidung.
• Septum nasi: deviasi septum nasi dapat mengganggu drainase hidung dan sinus
paranasales.
Manifestasi klinis; biasanya sudah terdapat riwayat Manifestasi klinis dari epistaksis
epistaksis sebelumnya, perdarahan unilateral, tidak posterior; nausea, hematemesis
ada sensasi post nasal drip, darah yang keluar (muntah darah), anemia, hemoptysis
berwarna merah. atau melena. Terdapat post nasal drip
dan tentu aja ga nampak perdarahan
dari arah anterior penderita
SINUS PARANASALIS
Gambar Keterangan
Jadi, definisinya adalah ruang dalam tulang cranium
di sekitar cavum nasi. Terdiri atas:
– Sinus maxillaris
– Sinus ethmoidalis
– Sinus sphenoidalis
– Sinus frontalis
Fungsinya sebagai berikut:
– Meringankan cranium, ruangan ini berisi
udara sehingga sebagai fungsi resonansi suara
– Menghangatkan dan melembabkan udara
Masalah Klinis
Infeksi sinus paranasalis
- Komplikasi umum infeksi hidung (rhinogen)
- Odontogen Akar gigi premolar I dan II serta molar III sering menonjol ke arah
sinus maxillaris. Ini yang menjadi dasar kenapa pada orang yang sinusitis maxillaris
perlu diperiksa gigi premolarnya.
- Muara sinus maxillaris ke meatus medius letaknya relatif tinggi menyulitkan
drainase cairan dalam sinus.
- Muara sinus frontalis dekat dengan hiatus semilunaris penyebaran infeksi
- Pemeriksaan sinus: dengan cara transluminasi.
Nyeri alih
- Sinus frontalis diinervasi oleh n. supraorbitalis yang juga menginervasi kulit dahi-
kulit kepala daerah vertex rasa nyeri akibat sinusitis frontalis juga dirasakan
pada daerah tersebut
- Rasa nyeri akibat sinusitis maxillaris juga dapat dirasakan di rahang atas dan
giginya (inervasi n. infraorbitalis)
Normal Water’s and
Towne’ s Views of the
Sinuses
PHARYNX
Gambar Keterangan
Faring terdapat di belakang cavum nasi
(nasopharynx, berhubungan melalui appertura
nasalis posterior), cavum oris (oropharynx,
berhubungan melalui isthmus faucium) dan
larynx (laryngopharynx).
Letaknya mulai dari basis cranii hingga
vertebra cervicalis VI.
Bagian2 seperti yang sudah disebutkan
sebelumny;
– Nasopharynx
•Menutup saat menelan mencegah
makanan masuk ke cavum nasi
•Ostium tuba auditiva
•Tonsilla pharyngea
– Oropharynx:
•Istmus faucium
•Tonsilla palatina
•Tonsilla lingualis
– Laryngopharynx
Tonsila palatina, lingualis, dan pharyngea akan
membentuk yang namanya cincin tonsilaris
Waldeyer.
Masalah Klinis
- Pada bangunan tuba auditiva, dapat menyebabkan terjadinya penyebaran
infeksi dari nasopharynx ke auris media. Jadi kalo misal kita pilek bisa
menyebar ke telinga juga tuh. Apalagi kalo ada diantara kalian yang masih bayi,
struktur anatominya kan beda tuh sama yang udah dewasa karena posisi
nasopharynx dan tuba auditiva nya lurus dan pendek. Barotrauma juga bisa
bikin penyebaran lebih mudah
- Kontraksi m.sapingopharyngeus akan membuka katup yang ada di tuba
auditiva
- Tonsilitis! Kalo terjadi peradangan tonsil tentunya bakal nimbulin tanda-tanda
inflamasi. Pada pemeriksaan fisik tonsil akan tampak membesar dan hiperemis.
BRONCHUS
Gambar Keterangan
Bronchus dimulai dari carina (batas antara
trachea dan bronchus). Bronchus dibagi
menjadi 3 bagian;
- Bronchus primarius; bronchus primer kanan
lebih vertikal dan lebih pendek
dibandingkan dengan yang kiri, jadi tempat
ini jadi predileksi atau tempat favorit
penyakit bersarang. Bagian kanan bercabang
menjadi 3 (bronchus lobaris superior, media,
inferior). Yang kiri bercabang dua; bronchus
lobaris superior dan inferior.
- Bronchus secundus
- Bronchus tertius
Dari bronchus lalu diteruskan menjadi
bronchiolus yang tersusun atas otot polos. Jadi
ndak ada cartilagonya. Makna klinisnya kalo
terjadi modifikasi atau hipersekresi mukus di
saluran ini bisa terjadi obstruksi jalan napas,
contohnya kasus asthma. Bronchiolus berakhir
pada bronchiolus terminalis.
Masalah Klinis
• Penekanan trachea
– pelebaran arcus aorta (aneurisma)
– pembesaran kelenjar tiroid baik unilateral maupun bilateral.
• Inhalasi benda asing.
– Sering terjadi pada anak-anak
– bronchus kanan
• Bronchoscopi:
– pemeriksaan bagian dalam trachea dan bronchus
– biopsi mukosa
– mengeluarkan benda asing
• Trakeostomi
• Asma bronchiale
– konstriksi otot polos bronchus
– penebalan lumen bronchus: proses inflamasi dan penumpukan sekret
Vaskularisasi Pulmo
1. Arteri:
- A. pulmonalis proses respirasi alveoli
- a. bronchialis kaya O2 jaringan pulmo kecuali alveoli
2. Vena:
- V. pulmonalis darah teroksigenasi jantung
- Anastomosis v. pulmonalis dan v. bronchialis
PLEURA
Pleura merupakan lapisan pembungkus pulmo.
Ada 2 macem;
1. Pleura visceralis; melapisi permukaan pulmo
2. Pleura parietalis; melapisi dinding dada dan
superior diafragma. Terdiri atas:
- Pleura cervicales
- Pleura costalis
- Pleura mediastinalis
- Pleura diaphragmatica
Cavum Pleura:
• Recessus costodiaphragmaticus adalah
daerah bagian bawah cavitas pleuralis yang
dimasuki pulmo pada saat inspirasi.
• Recessus costomediastinalis adalah celah
antara pleura costalis dan mediastinalis,
terletak sepanjang pinggir anterior pleura.
Inervasi Pleura:
• Pleura parietalis:
– n. intercostalis (pleura costalis)
– n. phrenicus (pleura
mediastinalis)
– n. intercostalis bagian bawah
– n. phrenicus (pleura
diaphragmatica).
• Pleura visceralis: sistem saraf otonom dan
tidak peka oleh sensasi nyeri maupun
raba
Masalah Klinis
1. Trauma
– Serpihan fraktur costa dapat menembus paru-paru udara dapat
masuk ke dalam cavum pleura menyebabkan pneumothorax kolaps
pulmo
– Apabila udara masuk ke jaringan subcutan emfisema subcutan.
2. Nyeri pada dada
– Jaringan pulmo dan pleura parietalis tidak mempunyai ujung saraf peka
nyeri nyeri alih di daerah dada atau daerah lain sesuai dermatom yang
terlibat
– Bila kerusakan pada jaringan paru-paru mengenai pleura parietalis nyeri
hebat yang diperparah dengan inspirasi dalam dan batuk
– Bagian bawah pleura parietalis: n. intercostalis bagian bawah nyeri alih
daerah abdomen disangka sebagai abdomen akut
– Pleura diaphragmatica: inervasi dari n. phrenicus (3,4 dan 5) nyeri alih di
sekitar bahu.
3. Efusi pleura: cairan serosa berlebihan di cavum pleura
4. Empiema: cavum pleura berisi nanah
5. Hematothorax
6. Pembedahan paru-paru: lesi lokal pembedahan paru-paru melalui
spatium intercostalis
7. Carcinoma Bronchogenik: mukosa bronchus besar yang ada di hillus
pulmonalis menyebar dengan cepat ke nll. tracheobronchialis