Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Atletik merupakan salah satu materi yang ada dalam pembelajaran PJOK. Cabang
olahraga atletik terdiri atas nomor lari, jalan, lompat, dan lempar. Pada pembelajaran PJOK
tingkat satuan pendidikan sekolah dasar materi atletik nomor lempar yang diajarkan adalah
tolak peluru dan lempar turbo ( turbo trowing ). Pada pembelajaran tolak peluru siswa kelas
IV di SDN Sumberejo I masih mengalami beberapa kesulitan diantaranya adalah beratnya
peluru yang digunakan karena peluru terbuat dari besi dengan berat 3 kg. Hal tersebut menjadi
salah satu kendala tercapainya tujuan pembelajaran tolak peluru.
Sesuai namanya, tolak peluru dilakukan tidak dilempar, tapi ditolak/didorong. Hal
tersebut sesuai peraturan bahwa peluru itu harus didorong atau ditolak dari bahu dengan satu
tangan.Untuk bisa melakukan tolakan yang benar diperlukan kekuatan otot tangan yang bagus
dan juga teknik yang benar.
Masalah yang kerap dihadapi oleh guru dalam memberikan materi tolak peluru
diantaranya adalah siswa kurang berminat dalam melakukan tolak peluru dikerenakan peluru
yang digunakan berat sehingga banyak siswa yang takut tangannya cidera saat melakukannya.
Hal ini terbukti dari pembelajaran yang dilakukan sekitar 45% siswa mendapatkan hasil yang
masih kurang. Oleh karena itu guru dituntut untuk lebih kreatif dan memodifikasi alat peraga
yang memudahkan siswa dalam pembelajaran dan meningkatkan minat siswa dalam belajar
agar bisa tercapainya tujuan pembelajaran tersebut.

Dari permasalan diatas maka penulis menentukan karya tulis ini diberi judul ”
Meningkatkan Minat Belajar Tolak Peluru Dengan Modifikasi Alat Peraga Pada Siswa
Kelas IV SDN Sumberejo I Kecamatan Ngasem Tahun Ajaran 2020-2021 ”

B. Rumusan Masalah
Apakah modifikasi alat peraga dapat meningkatkan minat belajar tolak peluru pada
siswa kelas IV SDN Sumberejo I Tahun Ajaran 2020-2021 ?
C. Tujuan
Sesuai dengan permasalahan diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa
permainan modifikasi alat peraga dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas IV SDN
Sumberejo I Tahun Ajaran 2020-2021.

1
D. Manfaat
1. Bagi Penulis.
Menjadi motivasi untuk lebih kreatif dalam melakukan memodifikasi dan menemukan
media pembelajaran tepat pada materi pembelajaran PJOK yang lain.
2. Bagi Siswa.
Siswa lebih aktif, partisipatif, merasa aman dan gembira dalam menerima materi tolak
peluru
3. Bagi Sekolah
Peningkatan kualitas dalam pembelajaran dan pengajaran yang bedampak pada
peningkatan kualitas guru dan siswa, sehingga nantiya akan mampu meningkatkan
kualitas sekolah secara keseluruhan.

2
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Tolak Peluru


Tolak peluru mengutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah olahraga
menolakkan peluru berbentuk bulat seperti bola yang terbuat dari besi atau kuningan. Pada
akhir abad ke-19 tolak peluru secara resmi dimasukkan dalam daftar olahraga Olimpiade
adalah di Athena, Yunani pada tahun 1896.Tolak peluru termasuk dalam nomor lomba
lempar pada cabang olahraga atletik.
Ada dua gaya tolak peluru yang sering digunakan yaitu gaya ortodoks dan gaya O’Brian,
apabila ada gaya yang lainnya itu merupakan bentuk variasi dari kedua gaya tersebut.
Tujuan dari tolak peluru adalah menolak peluru sejauh – jauhnya.
B. Modifikasi Alat peraga
Modifikasi alat peraga sudah biasa dilakukan dalam pembelajaran untuk mempermudah
siswa dalam melakukan proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran bisa tercapai. Pada
pembelajaran PJOK materi tolak peluru apabila banyak siswa yang mengalami kesulitan
maka guru akan memodifikasi alat peraga peluru yang terbuat dari besi dan berat menjadi
alat peraga lainnya yang lebih ringan dan manarik serta aman untuk siswa.
Hal tersebut dilakukan dengan maksud untuk mempermudah dan menyesuaikan dengan
kemampuan siswa.
 Konteks implementasi
1. Tempat Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan pembelajaran yang menjadi bahan laporan Karya
Tulis ini adalah di SDN Sumberejo 1 Kecamatan Ngasem Kabupaten kediri.
2. Subjek
Yang menjadi subjek dalam pembelajaran ini adalah siswa kelas IV
Semester ganjil Tahun Ajaran 2020/2021.
3. Waktu
Waktu pembelajaran yang menjadi bahan laporan karya tulis ini adalah
pada minggu ke – 2 dan 3 bulan Januari 2020. Pembelajaran dilaksanakan
selama 3 jam pelajaran ( @ 35 menit )
4. Materi Pembelajaran
KD 4.3 Mempraktikkan variasi pola dasar jalan, lari, lompat, dan lempar
melalui permainan/olahraga yang dimodifikasi dan atau olahraga tradisional.
Dengan materi pokok tolak peluru

3
5. Alat / media yang digunakan
Alat yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah :
a. Peluru yang sudah dimodifikasi terbuat dari bola yang diisi dengan pasir
dan batu seberat 500gram yang dibungkus dengan kain (peluru komet)
b. Peluit
Media yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah guru dan siswa yang
mempunyai kemampuan lebih, yang bertugas mendemonstrasikan gerakan tolak
peluru.
 Perencanaan
Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan hasil yang sesuai dengan yang
kita harapkan, maka kita perlu membuat perencanaan yang baik terlebih dahulu.
Perencanaan pembelajaran dilaksanakan dengan melihat Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar mata pelajaran PJOK, kemudian mengambil langkah –
langkah sebagai berikut :
- Menetapkan Indikator
- Memilih metode pembelajaran
- Memilih materi pelajaran
- Menentukan alokasi waktu
- Menentukan alat dan suber bahan pelajaran
- Memilih jenis evaluasi yang dilaksanakan
 Pelaksanaan
1. Pembuatan modifikasi alat peraga
Bahan yang di perlukan :
a. Bola plastik kecil/sedang
b. Cutter
c. Pasir
d. Batu kecil
e. Kain warna merah
f. Lakban
g. Jarum dan benang
2. Pelaksanaan pembelajaran pada dasaarnya terdiri dari tiga tahapan, yaitu :
- Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal untuk mempersiapkan siswa baik fisik
dan mental untuk melakukan kegiatan pembelajaran lebih lanjut.
Pendahuluaan dimulai dengan absensi siswa, apersepsi dan pemanasan.

4
- Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan pelaksanaan materi pokok pembelajaran yang
menempati prosentase terbesar dari kegiatan pembelajaran dan
memperhatikan hal – hal seperti berikut :
- Tahapan pelaksanaan dimulai dari hal yang mudah ke yang sukar,
dimulai dari menolak tanpa menggunakan gaya dan awalan kemudian
menolak menggunakan gaya ortodoks.
- Pengorganisasian kegiatan dilaksanakan dengan kelompok kecil dan
perorangan.
- Cara pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan latihan, menirukan,
mempraktikkan. ( Depdiknas, 2014 )
- Kegiatan Penutup
Kegiatan terakhir atau penutup dalam proses pembelajaran Penjasorkes
biasanya melakukan pnddinginan ( cooling down ) terlebih dahulu.
Selanjutnya kegiatan penutup dapat berupa kegiatan koreksi, evaluasi maupun
refleksi akan apa yang sudah terjadi dalam pembelajaran hari itu dan pembererian
informasi mengenai persiapan pmbelajaran pada pertemuan berikutnya.
Pelaksanaan pembelejaran yang menjadi bahan laporan karya tulis ini telah
dilaksanakan pada minggu ke – 3 bulan Januari 2020. Hasil dari pembelajaran dapat
dilihat dalam lampiran karya tulis ini.
- Penilaian
Dengan menggunakan pendekatan belajar kontekstual maka penilaian
pembelajarana ini tidak hanya dilakukan untuk menilai hasil saja akan tetapi juga
menilai proses pembelajaran tersebut. Penilaian hasil dilaksanakan untuk
mengumpulkan infomasi tentang pencapaian kompetensi, tujuan penilaian ini adalah
untuk menilai sejauh mana siswa mampu mencapai kompetensi hail belajar seta
memberikan umpan balik terhaadap jalannya pembelajaran.

C. Kesulitan Belajar Siswa


1. Definisi Kesulitan Belajar
Definisi kesulitan belajar pertama kali dikemukakan oleh The United State of Office of
Education (USEOU) pada tahun 1997 yang dikenal dengan public law, yaitu suatu
gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup
pemahaman dan penggunaan bahasa uraian atau tulisan. Adapun The National Joint
Committee for Learning Disabilities (NJCLD) mengemukakan bahwa kesulitan

5
belajar adalah menunjuk kepada sekelompok kesulitan yang dimanifestasikan dalam
bentuk kesulitan yang nyata dalam kemahiran dan penggunaan kemampuan
mendengarkan, bercakap-cakap, membaca menulis, dan nalar. Kesulitan belajar juga
dikemukakan oleh The Board of The Association for Children and Adult with
Learning Disabilities (ACALD), yaitu :

a. Suatu kondisi yang diduga bersumber neurologis yang secara selektif mengganggu
perkembangan, integrasi dan atau kemampuan verbal atau non verbal.
b. Suatu kondisi, ketidakmampuan yang nyata pada orang-orang yang memiliki
system sensoris yang cukup dan kesempatan untuk belajar yang cukup pula.
Dari beberapa definisi tersebut diatas mengemukakan bahwa anak kesulitan
belajar memperoleh prestasi belajar jauh di bawah potensi yang dimilikinya. Selain itu
juga beberapa definisi tersebut juga mengemukakan bahwa pengertian kesulitan belajar
harus disebabkan oleh adanya gangguan fungsi neorologin.(Mulyono. 1999:6-8)

2. Klasifikasi Kesulitan Belajar


Secara garis besar yang berhubungan dengan perkembangan (Developmental Learning
Disabilities) mencakup gangguan motorik dan persepsi kesulitan belajar bahasa dan
komunikasi, kesulitan dalam penyesuaian perilaku sosial.

a. Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan (Developmental Learning


Disabilities) mencakup gangguan motorik dan persepsi kesulitan belajar bahasa dan
komunikasi, kesulitan dalam penyesuaian perilaku sosial. Kesulitan tersebut sulit
diketahui karena tidak ada pengukuran yang sistematis dan sering tampak sebagai
kesulitan yang disebabkan oleh tidak dikuasainya ketrampilan prasyarat.
b. Kesulitan belajar akademik, menunjuk pada adanya kegagalan-kegagalan pencapaian
prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas yang diharapkan. Kesulitan ini dapat
diketahui ketika anak gagal menampilkan salah satu/beberapa kemampuan akademik.

3. Penyebab Kesulitan Belajar


Prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu internal dan eksternal.
Penyebab utama kesulitan belajar adalah faktor internal, yaitu kemungkinan adanya
disfungsi neurologis. Sedangkan penyebab utama problema belajar adalah faktor
eksternal.

Berbagai faktor yang menyebabkan disfungsi neurologis yang pada gilirannya


dapat menyebabkan kesulitan belajar ;

6
a. Faktor genetik.
b. Luka pada otak karena trauma fisik.
c. Biokimia yang hilang.
d. Biokimia yang merusak otak.
e. Pencemaran lingkungan.
f. Gizi yang memadai.
g. Pengaruh-pengaruh psikologis dan sosial.
Adapun menurut Oemar Hamalik ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan
kesulitan belajar :

1. Faktor-faktor yang bersumber dari diri sendiri

Faktor ini timbul dari siswa sendiri yang seringkali tidak disadari oleh siswa
yang bersangkutan atau meski disadari seringkali menganggap remeh dan tidak
berusaha untuk menghilangkan/ memperbaikinya, yang termasuk dalam sebab ini
adalah :

a. Siswa tidak mempunyai tujuan belajar yang jelas.


b. Siswa kurang berminat terhadap bahan pengajaran.
c. Kesehatan siswa yang terganggu.
d. Kebiasaan belajar yang kurang menguntungkan bagi siswa.
2. Faktor-faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga adalah:

a. Masalah ekonomi dalam keluarga.


b. Masalah disharmonis dalam keluarga.
c. Kurangnya kontrol dalam keluarga.
d. Faktor-faktor yang bersumber dari masyarakat
e. Gangguan dari jenis kelamin.
f. Terlalu aktif dalam organisasi.
g. Tidak mempunyai teman belajar bersama untuk kesulitan belajar.(Hamalik.
1983:112)

7
BAB III

PEMBAHASAN

A. Macam Gaya dalam Tolak Peluru


1. Tolak Peluru Gaya Ortodok’s
Gaya ortodoks biasa disebut pula dengan istilah gaya menyamping.
Cara menolak peluru dengan gaya ortodoks (gaya menyamping) :
- Berdiri tegak menyamping ke arah tolakan
- Kedua kaki dibuka Kaki kiri lurus ke depan Kaki kanan dengan lutut dibengkokkan ke depan
sedikit agak serong ke samping kanan
- Berat badan berada pada kaki kanan, dan badan agak condong ke samping kanan
- Tangan kanan memegang peluru pada bahu (pundak), tangan kiri dengan sikut dibengkokkan
berada di depan sedikit agak serong ke atas dan melemas, tangan kiri berfungsi untuk
membantu dan menjaga keseimbangan
- Pandangan tertuju ke arah tolakan
- Tangan kiri didorongkan ke depan sekuat tenaga untuk menolakkan peluru, saat menolakkan
peluru, kaki kanan (yang di belakang) diangkat untuk menambah daya tolakan.
2. Tolak Peluru Gaya O'Brian
Gaya O'Brian kerap disebut gaya membelakangi arah tolakan.
Cara menolak peluru dengan gaya O'Brian (membelakangi arah tolakan) :
- Berdiri tegak menyamping ke arah tolakan
- Kedua kaki dibuka Tumit kaki kiri (yang di depan) agak diangkat
- Pegang peluru dengan tangan kanan dan letakkan di bawah dagu (sampaing kanan)
- Bungkukkan badan ke depan hingga membelakangi sektor lemparan
- Pada saat bersamaan, lutut kaki kanan ditekuk dan menjadi tumpuan badan sementara itu, kaki
kiri (yang tidak digunakan sebagai tumpuan) diayunkan ke belakang
- Putar badan ke arah sektor lemparan saat memutar badan, ganti kaki yang menjadi tumpuan
- Putaran badan diikuti dengan tolakan peluru ke arah sektor lemparan
- Saat melakukan tolakan, tangan kanan (pemegang peluru) disorongkan ke depan sekuat tenaga
hingga kaki kanan ikut terangkat dalam posisi lutut menekuk 45 derajat.
B. Modifikasi Alat Peraga Tolak Peluru
1. Pembuatan Alat Peraga :
- Siapkan bola plastik berukuran kecil / sedang
- Belah bola menggunakan cutter
- Isi bola dengan pasir dan batu kecil sampai dengan berat 500 gram
- Lakban bola agar menjadi utuh kembali

8
- Bungkus bola menggunakan kain warna merah kemudian jahit dan ikat kain dengan
bentuk menyerupai ekor, sehingga bentuk peluru menyerupai komet ( bulat dan
berekor )

2. Tolak Peluru menggunakan alat yang dimodifikasi

Siswa mempraktekknan gerakan tolak peluru menggunakan peluru yang sudah


dimodifikasi menyerupai bentuk komet dengan berat 500 gram dengan menggunakan
gaya ortodoks.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung, siswa


sangat antusias dalam membantu pembuatan alat peraga dan juga mempunya minat yang
lebih besar dalam melakukan tolak peluru menggunakan peluru komet dikarenakan
bentuk peluru yang berbeda dan juga jauh lebih ringan dari peluru asli dan dalam
melakukan tolakan tidak takut untuk cidera. Sehingga tujuan pembelajaran meteri tolak
peluru bisa tercapai

9
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
Dengan memodifikasi alat peraga dalam pembelajaran PJOK materi tolak peluru siswa
kelas IV di SDN Sumberejo I menghasilkan simpulan sebagai berikut :
1. Minat siswa:
Sebelum menggunakan alat peraga yang dimodifikasi minat siswa pada materi
tolak peluru hanya 45 %, setelah mengunakan alat peraga yang dimodifikasi minat
siswa naik menjadi 90%.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar siswa materi melempar, menangkap dan memukul bola menggunakan
Kasti Jumbo didapatkan hasil sebagai berikut:
a. Siswa yang mendapat nilai kurang sebanyak 2 siswa (10%)
b. Siswa yang mendapat nilai cukup sebanyak 10 siswa (53%)
c. Siswa yang mendapat nilai baik sebanyak 7 siswa (37%)

Berdasarkan hasil diatas bahwa modifikasi alat peraga dapat digunakan untuk
meningkatkan minat belajar dan hasil belajar pada siswa kelas IV di SDN Sumberejo I
Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri.

B. Saran
1. Guru hendaknya menjadi kreatif dan inovatif dalam menyampaikan materi sesuai dengan
karakter siswa, tetapi juga harus memperhatikan standart kompetensi dan kompetensi
dasar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.
2. Pada pembelajan Penjasorkes guru bisa menggunakan modifikasi alat peraga ( peluru
komet ) untuk meningkatkan kemampun tolak peluru.
3. Milikilah kepribadian guru profesional diantaranya dengan menambah wawasan dengan
cara gemar membaca, mengikuti seminar maupun workshop, menikmati pekerjaan dan
menganggap siswa sebagai anak kita sendiri.

10
DAFTAR PUSTAKA

Udin S. Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas

terbuka.

Abdurrahman Mulyono. 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.Jakarta: Rineka


Cipta.
Oemar, Hamalik. 1983. Metode Belajar dan Kesulitan Belajra. Bandung. Tarsito
Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

https://tirto.id/macam-macam-gaya-tolak-peluru-serta-ukuran-lapangan-dan-bolanya-gkV7
diakses pada 18 Januari 2020 pukul 12.15WIB
https://www.tribunnews.com/pendidikan/2021/10/03/tolak-peluru-pengertian-gaya-dan-cara-
memegang-peluru-yang-benar, diakses pada tanggal 18 Januari pukul 13.30 WIB

11
DAFTAR LAMPIRAN

A. Lampiran 1

Foto Pembuatan Modifikasi Alat peraga ………….……………………… 13

B. Lampiran 2
Foto Kegiatan Pembelajaran ………..……………………………………. 14

12
Lampiran 1

Pembuatan Modifikasi Alat Peraga ( Peluru Komet )

13
Lampiran 2

Foto Kegiatan Pembelajaran

14

Anda mungkin juga menyukai