OLEH
RAHMA KHALISA
NISN:0041119480
ABSTRAK
Rahma Khalisa, Judul karya tulis ilmiah: PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA
KELAS IV SDN 01 SEI BEREMAS.
Model pembelajaran tipe think pair share (TPS) merupakan salah satu
metode pembelajaran yang perlu digunakan dalam kegiatan belajar mengajar,
karena metode think pair share (TPS) ini dirancang untuk mengajak siswa
mencari jawaban terhadap suatu pertanyaan dari suatu konsep melalui suatu
kelompok. Salah satu masalah yang dihadapi dalam pembelajaran Matematika
adalah rendahnya hasil belajar peserta didik. Hal ini disebabkan dalam proses
pembelajaran lebih terpusat pada guru dan siswa kurang memperhatikan dan
memahami materi yang diberikan oleh guru.
Hasil penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang dapat ditingkatkan
dengan menggunakan metode think pair share (TPS) pada siswa kelas IV SDN 01
SEI BEREMAS
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat
dan karunia-nya,penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul
“Penerepan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Siswa Kelas IV SDN 01 SEI
Beremas.”
Karya tulis ilmiah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas akhir
sekolah. Dengan selesainya Karya Tulis ini. Penulis mengucapkan terimakasih
yang tak terhingga kepada:
iii
ii. Orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan bantuan material
dan moral.
iii. Sahabat yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini.
iv. Teman-teman seperjuangan di MAN I Pasaman.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan
ilmu dan pengalaman yang dimiliki. Ole karenanya, saran dan kritik yang bersifat
membangun akan penulis terima dengan senang hati. Penulis berharap semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.
Lubuk Sikaping,
DAFTAR ISI
H
a
l
iv
a
m
a
n
ABSTRAK
....................................................................................................................................
........ ii
KATA
PENGANTAR............................................................................................................
....... .iii
DAFTAR
ISI...............................................................................................................................
.........iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah......................................................................................................................
............v
1.2 Rumusan
Masalah .....................................................................................................................
..........................vii
1.3 Tujuan
Penelitian....................................................................................................................
............vii
1.4 Manfaat
Penelitian....................................................................................................................
............vii
1.5 Definisi
Operasional................................................................................................................
.............ix
BAB 2 TINJAUAN TEORI
2.1 Tinjauan
Teori...........................................................................................................................
.............xi
2.1.1 Pemahaman Konsep
Matematis ..................................................................................................................
..............................x
v
2.1.2 Pembelajaran
Kooperatif...............................................................................................xii
2.1.3 Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share
(TPS)................................................xii
2.1.4 Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Shair
(TPS)...............................xiv
BAB 3 PENUTUP
2.1
Kesimpulan…………………………………………………………………………
…….….xvi
2.2
Saran………………………………………………………………………………
…………xvi
BAB 1
PENDAHULUAN
Persaingan yang ketat dan kompetitif dalam era globalisasi mengharuskan kita
mempunyai keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif. Oleh karena itu
salah satu model yang harus ditempuh merupakan peningkatan SDM melalui
pendidikan. Peningkatan SDM melalui pendidikan dapat kita lakukan dengan
meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah pada setiap mata pelajaran. Suatu
vi
konsep pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara
penuh terhadap kemampuan pemahaman siswa dengan materi yang akan mereka
pelajari dalam situasi kehidupan mereka sehari-hari.
Untuk itu, diperlukan adanya hubungan atau pertautan antara konsep dan
makna atau arti dari suatu konsep. Matematika merupakan ilmu universal yang
mendasari perkembangan ilmu teknologi modern, mempunyai peran penting
dalam berbagai disiplin dan mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan
pesat dibidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh
perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori
peluang, dan matematika diskrit (Afgani, 2011: 2.18). Menurut Daryanto dan
Mulyo (2012: 240) mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua
peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta
kemampuan bekerja sama
vii
Pengembangan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa merupakan
sesuatu yang esensial dari siswa untuk menjadi sebagai seorang warga negara
yang produktif. Untuk mengembangkan kemampuan, seorang siswa harus
menemukan dan mengembangkan strategi-strategi pemecahan masalah:
mengerjakan masalah dalam detik, dalam menit, dalam jam, dalam hari, dan
dalam jangka waktu yang lama.
viii
matematis siswa dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Muzayyanah dalam
Pratikta (2017: 4-5) salah satu penyebabnya merupakan 5 pembelajaran yang
diterapkan guru kurang efektif.
ix
f. Sebagian besar siswa belum bisa menemukan apa yang menjadi
permasalahan dalam soal.
g. Jika diberikan soal yang berbeda dari contoh, maka banyak siswa
yang tidak bisa mengerjakannya.
h. Sebagian besar siswa tidak dapat menjelaskan kembali tentang
konsep materi pembelajaran yang telah dipelajari.
i. Sebagian besar siswa belum dapat mengaplikasikan konsep
pelajaran ke dalam kehidupan mereka.
Hasil dari observasi pada tanggal 27 Maret 2022 kondisi di kelas IV SDN
01 SEI Beremas saat proses belajar mengajar berlangsung, kegiatan pembelajaran
terpusat pada guru, di awal pertemuan guru menjelaskan materi pelajaran kepada
siswa, selanjutnya guru memberi tugas kepada siswa berupa soal-soal latihan yang
ada dalam buku teks. Aktivitas siswa juga kurang aktif dalam mengikuti pelajaran
dan kurang memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru serta hanya
sebagian siswa mengerjakan tugas yang diberikan, sedangkan siswa yang lain
hanya menunggu jawaban dari temannya. Peneliti melihat permasalahan-
permasalahan tersebut terletak pada rendahnya kemampuan pemahaman konsep
matematis siswa kelas IV SDN 01 SEI Beremas.
a) Rumusan Masalah
B. Tujuan Penelitian
C. Manfaat Penelitian
x
b. Guru, model pembelajaran kooperatif tipe TPS yang dilakukan pada
penelitian ini diharapkan sebagai salah satu alternatif strategi pembelajaran
matematika untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran dan diharapkan dapat
meningkatkan pemahaman konsep matematis siswa dan kegiatan belajar mengajar
dapat lebih optimal.
d) Definisi Operasional
xi
a. Pemahaman instrumental, dengan indikator kemampuan menyatakan ulang
sebuah konsep yang telah dipelajari.
xii
BAB 2
TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Teori
Beberapa jenis pemahaman menurut para ahli dalam Sumarmo (2013: 31) yaitu:
xiii
b. Pemahaman fungsional, yaitu dapat mengkaitkan sesuatu dengan hal lainnya
secara benar dan menyadari proses yang dilakukan.
Alasan peneliti hanya menggunakan tiga indikator dari tujuh indikator yang ada
yaitu pertimbangan mengenai kesesuaian penerapan dipahami oleh siswa yang
mendasar, dapat dilakukan dengan pendekatan diantaranya:
xiv
a. Dalam pembelajaran siswa menggunakan benda-benda konkrit dan
membuat abstraknya dari konsep-konsep.
b. Materi yang diberikan berhubungan atau berkaitan dengan yang sudah
dipelajari.
c. Mengubah suasana abstrak dengan menggunakan simbol. d. Matematika
adalah ilmu seni kreatif, karena itu pembelajarannya sebagai ilmu seni.
xv
Model pembelajaran TPS menurut Kurniasih dan Sani (2015: 58) adalah
jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi
siswa. Pertama kali dikembangkan oleh Frang Lyman dan koleganya di
Universitas Maryland sesuai yang dikutip Arends dalam Trianto (2009: 81)
menyatakan bahwa: TPS merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat
variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau
diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan,
dan prosedur yang digunakan dalam TPS dapat memberi siswa lebih banyak
waktu berpikir, untuk merespons dan saling membantu.
xvi
Hal ini efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke
pasangan dan melanjutkan sampai sekitar sebagian pasangan
mendapat kesempatan untuk melaporkan.
A. Kelebihan
B. Kekurangan
A. Tahap Persiapan
xvii
ii. Membuat perangkat pembelajaran Perangkat pembelajaran yang akan
disiapkan adalah silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), lembar pengamatan aktivitas
guru dan siswa, kisi-kisi tes pemahaman konsep matematis, dan soal-
soal tes pemahaman konsep matematis.
iii. Membentuk pasangan-pasangan siswa secara heterogen. Peneliti akan
membentuk kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 4
siswa. Pada kelas IV SDN 01 SEI Beremas terdapat 16 siswa. Oleh
karena itu, peneliti membentuk kelompok dalam kelas tersebut
menjadi 4 kelompok.
B. Penyajian Kelas
Eksplorasi
xviii
untuk mengkontruksi atau membangun pengetahuannya
sendiri.
Tahap berpasangan (Pair, Fase 3 kooperatif) Guru
mengorganisasikan siswa secara berpasangan dengan salah satu
anggota kelompok. Pada tahap ini siswa secara berpasangan
mendiskusikan hasil pekerjaannya jika terdapat perbedaan
pendapat dengan pasangannya.
Tahap berbagi (Share, Fase 3 kooperatif) Guru meminta untuk
setiap pasangan mendiskusikan hasil pekerjaannya jika terdapat
perbedaan pendapat dalam kelompok mereka akan
menyamakan konsep pendapatnya sehingga menemukan
jawaban kelompok. Setiap siswa memiliki kesempatan untuk
mendiskusikan berbagai kemungkinan jawaban secara bersama.
Guru mengontrol dan membimbing setiap kelompok dalam
berdiskusi serta memberikan dorongan agar setiap siswa
berinteraksi antara sesama teman kelompoknya. (Fase 4
kooperatif).
Konfirmasi
C . Kegiatan Akhir
xix
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
d. Kepada peneliti yang ingin melakukan penelitian dengan judul yang sama
diharapkan dapat melihat kelemahan dan kekurangan penelitian ini, dan
lebih fokus lagi dalam pembuatan lembar pengamatan dari segi
kualitatifnya.
xx
xxi