Anda di halaman 1dari 1

Nama : Wirdahtul Khairi Asril

NIM : 2300222318

Prodi : DIII TLM/ KELAS

Tugas : Mendeley

1.Daftar Pustaka

Bahardur, I., Afrinda, P. D., & Sartika, R. (2023). Puisi Nikah Sungai dan Nikah Pisau karya Dorothea
Rosa Herliany dalam perspektif ekofeminis Mary Daly. Diglosia: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra,
Dan Pengajarannya, 6(3), 881–898. https://doi.org/10.30872/diglosia.v6i3.737, diakses 20
Januari 2024.
2.Kutipan tidak langsung

Sebagai seorang penyair perempuan, Dorothea telah memiliki gaya bahasa yang khas jika
dibandingkan dengan penyair perempuan yang lain. Sebagaimana diungkapkan oleh Jacob Sumarjo,
Dorothea disebut telah mampu menaklukkan kesuburan imajinya ke dalam sebuah bangunan puisi
dengan cara memilih tema yang samar, seperti halnya perasaan halus yang subtil untuk kemudian
diarahkan kepada peristiwa konkret yang unik dan satu- satunya (Saraswati, 2019, p. 284). Oleh
karena itu sebagian pengamat sastra juga menilai Dorothea termasuk satu di antara penyair
perempuan Indonesia yang mampu merefleksikan berbagai peristiwa yang dialami, baik oleh dirinya
sebagai individu maupun oleh kaum perempuan pada umumnya (Bahardur et al., 2023).

3.Kutipan langsung pendek

Menurut Bahardur et al., ( 2023 : 889 ) "Daly menyebut bahwa laki-laki mengategorikan perempuan
sebagai sesuatu yang lain atau objek yang tidak dianggap hadir dalam realitas, walau pun
kenyataannya perempuan ada dalam kehidupan. Atas dasar hal itu maka laki- laki berupaya
memanipulasi perempuan sebagai musuh yang harus dihancurkan dengan cara membujuknya untuk
mengubah sistem reproduksi alamiah menjadi manipulatif".

4.Kutipan langsung panjang

Bahardur et al., (2023 : 882) Menjelaskan bahwa Karya Dorothea yang lain juga intens menyuarakan
permasalahan perempuan dalam dominasi patriarki adalah kumpulan puisi Nikah Ilalang (1995).
Kumpulan puisi ini justru dapat dipandang lebih vokal menyuarakan kritik terhadap masalah serupa
karena adanya gaya pengungkapan yang khas, merujuk pada relasi gender yang terbentuk antara
gender maskulin dengan feminin melalui diksi nikah secara berulang. Dominannya pemakaian diksi
nikah itu dapat ditemukan dalam puisi berjudul Nikah Ilalang, Nikah Laut, Nikah Danau, Nikah
Sungai, Nikah Perkampungan, Nikah Maria, dan Nikah Pelacur Tak Punya Tubuh.

Anda mungkin juga menyukai