Anda di halaman 1dari 25

SASTRAWAN DAN LATAR

BELAKANGNYA
Deshinta Tungga Devi (08)
Dwiky Firmansyah (09)
Ilmi Ma’rifatun Na’imah (15)
Jazilatul Khikmiyah (17)
SASTRAWAN DAN LATAR
BELAKANGNYA
Jika kita ingin memahami karya sastra, pemahaman kita
akan semakin baik bila disertai dengan pemahaman
terhadap diri sastrawan, karena sastra digubah oleh
sastrawan.
Kepribadian dan kehidupan sastrawan bisa kita pahami,
antara lain, melalui biografi sastrawan.
Biografi Sastrawan
Biografi dapat berisi uraian tentang hidup sastrawan,
perkembangan moral, mental, intelektual, selain tentang
psikologi sastrawan dan proses kreatif(Wellek dan Waren, 1976).
Sehingga biografi dapat membantu mempelajari pertumbuhan ,
kedewasaan, kematangan, kejayaan, dan kemerosotan kreativitas
sastrawan, serta menjawab masalah sejarah sastra seperti bacaan,
persahabatan sastrawan dengan sastrawan lain, perjalanannya, serta
daerah, dan kota-kota yang pernah dikunjungi dan ditinggalkannya.
HUBUNGAN SASTRAWAN
DAN KARYA SASTRANYA
Hubungan Kesejajaran Hubungan Kebalikan
Merupakan cermin dari Merupakan lawan atau
kehidupan sastrawan (bila apa kebalikan dari kepribadian
yang ada di dalam kepribadian sastrawan (apa yang
dan kehidupan sastrawannya digambarkan sastrawan
tercermin dalam karya merupakan sesuatu yang
sastranya). digunakan untuk menutupi
kepribadian sesungguhnya dari
diri sastrawan).
1.
Latar Belakang Sosiologis
Sastrawan
Sebagai makhluk sosial, sastrawan dipengaruhi oleh
latar belakang sosiologisnya yang berupa struktur sosial
dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan
sosial.
Stuktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara
unsur unsur yang pokok yaitu kaidah-kaidah sosial(norma-
norma sosial), lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok
sosial, dan lapisan sosial. Sedangkan proses sosial adalah
pengaruh timbal balik antara kehidupan ekonomi, politik,
hukum, agama, dsb. (Soekanto,1998:6)


Junus(1986:10-16) menjabarkan
latar belakang sosiologis atas enam
faktor:
1. Asal sosial
2. Kelas sosial
3. Jenis kelamin
4. Umur
5. Pendidikan, dan
6. Pekerjaan
Asal Sosial
Merujuk pada lingkungan tempat
sastrawan dibesarkan atau tinggal
dalam kaitannya dengan karya sastra.
Salah satu contohnya adalah Budi Darma
yang kini tinggal di Surabaya, beliau
mencantukan beberapa jalan dan daerah di
Surabaya ke dalam novelnya. Seperti
dalam kutipan berikut ini :

“Rafilus tinggal di daerah Margorejo,


sedangkan saya di daerah ketintang
Wijaya. Jarak antara keduanya cukup
jauh……”
Kelas Sosial Sastrawan
Kelas sosial sastrawan ialah kedudukan di
dalam masyarakatnya. Hal ini berkaitan dengan
apakah sastrawan berasal dari kelas atas,
menengah, atau bawah; berasal dari kalangan
orang kaya, menengah, atau miskin; berasal dari
masyarakat terhormat atau masyarakat biasa,
orang kampung, orang kota, elit, birokrat, atau
intelektual.
Contoh Kedudukan Sastrawan Dalam
Masyarakat
Beberapa sajak Hubungan kebalikan tampak pada Umar
Sapardi Djoko Kayam yang menceritakan masyarakat
kelas bawah, serta Andrea Hirata yang
Darmono berada di masa suksesnya namun
mencerminkan menceritakan pengalaman hidupnya dari
kesulitan yang bawah hingga sukses.
dialaminya.
Sajak Subuh
Sapardi Djoko Damono
Waktu mereka membakar gubuknya awal subuh itu ia baru saja bermimpi
tentang mata air. Mereka berteriak, "Jangan bermimpi!" dan ia terkejut tak
mengerti.
Sejak di kota itu ia tak pernah sempat bermimpi. Ia ingin sekali melihat
kembali warna hijau dan mata air, tetapi ketika untuk pertama kalinya. Ia
bermimpi subuh itu, mereka membakar tempat tinggalnya.
"Jangan bermimpi!" gertak mereka.
Suara itu terpantul di bawahjembatan dan tebing-tebing sungai. Api menyulut
udara lembar demi lembar, lalu meresap ke pori-pori kulitnya. Ia tak
memahami perintah itu dan mereka memukulnya, "Jangan bermimpi! "
Ia rubuh dan kembali bermimpi tentang mata air dan .....
◉ Pria dan wanita ada hubungannya
dengan kesastrawanannya. Misalnya,
dewi lestari juga menyuarakan suara
perempuan. Mereka tidak hanya
Jenis menggambarkan perempuan, tetapi
Kelamin juga
kedudukan
sering
dan
memprotes
peran
atas
wanita.
Sastrawan Ternyata, sastrawan laki-laki pun
dapat bercerita tentang dunia wanita
dengan baik. Hal seperti ini
ditunjukkan oleh umar kayamdalam
sri sumarah dan bawuk (teew,
1989:196-199)
Umur Sastrawan
Karya satra merupakan cerminan dari umur
sastrawan. Pada masa muda seorang sastrawan
cenderung menghasilkan karya yang berisi protes
sosial, pencarian, dan petualangan. Sedangkan
menjelang tua para sastrawan menghasilkan karya
yang filosofis-mistis ataupun karya mengenai
perenungan
Yang Terampas Dan Yang Terputus

Kelam dan angin lalu mempesiang diriku,


menggigir juga ruang di mana dia yang kuingin,
malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu 
Di Karet, di Karet (daerahku y.a.d) sampai juga deru dingin

Aku berbenah dalam kamar, dalam diriku jika kau datang


dan aku bisa lagi lepaskan kisah baru padamu;
tapi kini hanya tangan yang bergerak lantang

Tubuhku diam dan sendiri, cerita dan peristiwa berlalu beku

1949
~Chairil Anwar~
PendidikanSastrawan
Baik formal maupun informal ternyata berpengaruh.
terhadap kesastrawanan seseorang. Sastrawan seperti
A.A. Navis, Wildan Yatim, Ajib Rosidi, Trisnoyuwono, dan
Chairil Anwar, ternyata banyak membaca buku karya sastra,
sebagai wujud dari pendidikan informal. Budi darma, selain
sebagai sastrawan ia menempuh pendidikan formal tentang
ilmu sastra dan proses kreatif sastra
Pekerjaan Sastrawan
Pekerjaan ternyata juga berpengaruh
terhadap kesastrawan seseorang.
Seperti, Trisnoyuwono adalah anggota
TNI yang ikut perang revolusi.
Ternyata, banyak tercermin dalam
karya-karyanya, antara Lain-Laki dan
Mesiu. Pekerjaan budi darma pun
Trisnoyuwono
sebagai dosen juga tercermin dalam
novelnya yaitu Rafilus.
2.
Latar Belakang
Psikologis Sastrawan
Perilaku seseorang selain ditentukan oleh sistem biologis, juga
dipengaruhi dan ditentukan oleh akal dan jiwanya.
Pengetahuan bisa terdiri atas persepsi, apersepsi, pengamatan,
konsep, dan fantasi. Berkaitan dengan hal ini, Jung
menciptakan tipologi psikologi, membagi
kepribadian atas empat tipe: pikiran, perasaan,
intuisi, dan sensasi.
Empat Tipe Kepribadian
◉Kepribadian adalah pikiran
Pikiran adalah melibatkan ide-ide dan intelek
dengan berpikir manusia berusaha memahami
hakikat manusia dan dirinya sendiri.
◉Kepribadian adalah perasaan
Perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran
manusia yang karena pengaruh pengetahuannya
dinilainya sebagai keadaan positif atau negatif.
(Koentjaraningrat,1998:106-108).
◉ Kepribadian adalah dorongan naluri
Dorongan naluri adalah kemauan yang sudah merupakan naluri tiap makhluk manusia
yang tidak ditimbulkan karena pengaruh pengetahuannya, melainkan karena sudah
terkandung dalam organismenya. Secara umum ada sedikitnya 7 macam dorongan
naluri, yaitu dorongan untuk mempertahankan hidup, seks, usaha mencari makan,
untuk bergaul atau berinteraksi dengan sesama manusia, meniru tingkah laku
sesamanya, berbakti, dan akan keindahan, serta dorongan akan rasa ketuhanan.
( Koentjaraningrat, 1986:108-111). Ada sastrawan yang berkarya untuk berbaikti,
dorongan keundahan, dorongan rasa ke-Tuhan-an mencari makan, mempertahankan
hidup, dll.
◉ Kepribadian adalah intuisi
Intuisi adalah persepsi melalui proses-proses tak sadar dan isi dibawah ambang
kesadaran. Orang yang intuitif melampaui fakta-fakta, perasaan-perasaan dan ide-ide
dalam mencari hakikat kenyataan.
2.
Latar Belakang
Kebahasaan dan
Kesastraan Sastrawan
Hal-hal yang harus diperhatikan sastrawan dalam komunikasi
sastra :
1. Memilih bahasa yang sama dengan bahasa yang dikuasai
pembaca,
2. Memperhatikan kaidah kebahasaan,
3. Memperhatikankata-kata yang mempunyai nilai rasa,
4. Dimengerti pembaca(menggunakan bahasa natural tanpa
mengabaikan kaidah kebahasaan),
5. Memperhatikan sistem Sosio-Budaya, dan
6. Bahasa yang digunakan harus memenuhi prinsip konformitas
dan juga Individualisme.
Meskipun sastrawan memiliki Litencia Poetica
sastrawan harus memperhatikan sistem Sosio-
Budaya. Di Indonesia, kasus Ki Panji Kusmin,
yang mengubah cerpen “Langit Makin Mendung”,
merupakan contoh ketidapekaan sastrawan
terhadap sistem sosio-budaya masyarakat di
indonesia. Begitu pula dengan Ayat-Ayat Setan
karya Salman Rusdi yang mendapat kecaman dari
negara-negara Islam.
AKU INGIN Prinsip Konformitas dan
Sapardi Djoko Damono
Individualisme
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana: Individualisme mensyaratkan
dengan kata yang tak sempat diucapkan adanya perbedaan bahasa antara satu
kayu kepada api yang menjadikannya abu individu dengan individu lainnya.
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana: Sedangkan Konformitas
dengan isyarat yang tak sempat mensyaratkan adanya penyesuaian
disampaikan bahasa yang digunakan satu individu
awan kepada hujan yang menjadikannya
untuk tunduk pada kaidah bahasa
tiada
yang digunakan oleh
masyarakatnya(Hudson, 1995:20)
Thank You

Anda mungkin juga menyukai