Anda di halaman 1dari 6

LAUT BERCERITA

1.Identitas
Judul: Laut bercerita
Penulis: Leila Salikha Chudori
Penerbit: Kepustakaan Popular Gramedia (KPG)
Tahun terbit: 2017
Cetakan: 53
Jumlah Halaman: 379 halaman
Ketebalan buku: 20 cm
ISBN: 978-602-424-694-5
2.Orientasi
Dalam bagian ini pengarang menjelaskan latar waktu dan suasana yaitu kerusuhan pada tahun
1998. Pengarang juga memperkenalkan tokoh-tokoh yang ada di dalam buku seperti Biru Laut,
Asmara, Anjani, keluarga nya dan teman-temannya.
3.Sinopsis
Sinopsis Buku ini berlatar belakang rezim 1998, bagaimana sejarah sebelum reformasi,
bagaimana orang-orang kritis di bungkam, bagaimana hidup dalam tekanan, kemudian
fenomena penghilangan orang secara paksa. Kejadian tersebut dikisahkan oleh seorang tokoh
mahasiswayang bergerak menuntut keadilan dari sebuah rezim. Salah satunya bernama Biru
Laut, yaitu mahasiswa tingkat akhir sastra inggris dari universitas gajah mada yang menjadi
tokoh utama dalam buku ini.
Jakarta, Maret 1998 Di sebuah senja, di sebuah rumah susun di Jakarta, mahasiswa bernama
Biru Laut disergap empat lelaki tak dikenal. Bersama kawan-kawan nya, Daniel Tumbuan, Sunu
Dyantoro, Alex Perazon, dia dibawa ke sebuah tempat yang tak dikenal. Berbulan-bulan mereka
disekap,diinterogasi, dipukul, ditendang, digantung, dan diestrumagar bersedia menjawab satu
pertanyaan penting : siapakah yang berdiri di balik gerakan aktivis dan mahasiswa saat itu?.
Jakarta, Juni 1998 Keluarga Arya Wibisono, seperti biasa, pada hari minggu sore memasak
bersama, menyediakan makanan kesukaan biru laut. Sang ayah akan meletakkan satu piring
untuk dirinya, satu piring untuk sang ibu, satu piring untuk Biru Laut, dan satu piring untuk si
bungsu Asmara Jati. Mereka duduk menanti dan menanti. Tapi Biru Laut tak kunjung muncul.
Jakarta, 2000 Asmara Jati, adik Biru Laut, beserta Tim Komisi Orang Hilang yang dipimpin Aswin
Pradana mencoba mencari jejak mereka yang hilang serta merekam dan mempelajari testimoni
mereka yang kembali. Anjani, kekasih Laut, para orangtua dan istri aktivis yang hilang menuntut
kejelasan tentang anggota keluarga mereka. Sementara Biru Laut, dari dasar laut yang sunyi
bercerita kepada kita, kepada dunia tentang apa yang terjadi pada dirinya dan kawan-
kawannya. Laut bercerita, novel terbaru leila S. Chudori, bertutur tentang kisah keluarga yang
kehilangan, sekumpulansahabat yang merasakan kekosongan di dada, sekelompok orang yang
gemar menyiksa dan lancar berkhianat,sejumlah keluarga yang mencari kejelasan makam
anaknya, dan tentang cinta yang tak akan luntur.
4.Analisis atau tafsiran
1) Tema
Tema novel Laut Bercerita adalah perjuangan para aktivis di era Orde Baru melawan
pemerintah Orde Baru yang otoriter dan tidak mempedulikan nasib rakyat kecil.
2) Alur cerita
Novel Laut Bercerita ini menggunakan alur mundur dimana ceritanya merupakan kilas balik dari
kisah Laut itu sendiri. Lalu ada juga alur maju ketika menceritakan Asmara jati.
Jadi dapat disimpulkan bahwa novel ini memiliki alur campuran.
3) Penokohan
- Biru Laut Wibisono: ia merupakan tokoh utama yang sebagai mahasiswa program study sastra.
Yang hobi baca.
- Kinan, ia merupakan tokoh yang menceritakan tokoh Laut dalam cerita akan organisari
Winatra dan Wirasena.
- Asmara, adik Laut yang ingin sekali meyakinkan kedua orang tuanya bahwa kakak Laut tidak
akan pulang.
- Bapak dan ibu, keluarga Laut yang menjadi korban penghilangan paksa anaknya.
- Sunu, Alex, Daniel, Gala, Gusti, Ahmad, Coki dan Naratama, mereka adalah anak-anak yang
bergabung dalam organisasi Winatra dan Wirasena.
4) Sudut pandang
novel ini memiliki dua sudut pandang yaitu sudut pandang Biru Laut dan sudut pandang
seorang adik Biru Laut yaitu Asmara Jati. Di sudut pandang seorang Biru Laut lebih
menceritakan tentang bagaimana kehidupan seorang aktivis di masa Orde Baru hingga
kehidupan pribadinya. Sedangkan sudut pandang seorang Asmara Jati, menceritakan
bagaimana perjuangan keluarga dalam mencari salah satu anggota keluarganya yang hilang
entah kemana tanpa kejelasan.
5) Latar
- Latar Tempat
Latar tempat yang digunakan dalam novel Laut bercerita ini adalah daerah Jawa Timur, Jakarta
dan New York.
- Latar Waktu
Latar waktu yang digunakan dalam Novel Laut Bercerita ini yaitu menggunakan latar waktu
tahun 1991 hingga tahun 2008.
6) Amanat
Amanat yang terkandung dalam novel ini adalah para pejuang rela untuk jatuh, lalu bangkit
dengan harapan agar kelak di masa mendatang semuanya sudah tidak sama seperti pada di
zamannya mereka.
7) Gaya bahasa
a) Gaya Bahasa Simile
Gaya bahasa simile yang ditunjukkan dari dua ungkapan tersebut menggambarkan sebuah
perbandingan yang exsplisit.
"Manusia, binatang, dan segala makhluk hidup akan tenggelam. Karena itu, aku mengira begitu
aku tenggelam, kematianku akan menghasilkan guncangan besar. Atau bak Dewi Kali yang
perlahan menarik nyawaku dari tubuh seperti seuntai benang yang perlahan-lahan ditarik dari
sehelai kain tenun.Tenang tapi menghasilkan rasa yang tak seimbang". (LB, 2021: 5)
Pada ungkapan yang pertama menggambarkan perasaan tokoh "Laut" yang melihat
kematiannya secara nyata dan dia merasakan seperti nyawa yang ditarik perlahan dari
tubuhnya dengan seuntai benang yang perlahan ditarik dari sehelai kain tenun.
Gaya bahasa Simile juga ditemukan pada kutipan berikut: "Tentang ibu yang pernah
mengatakan karakter kami seperti langit dan bumi meski berasal dari rahim yang sama". (LB,
2021: 21) Pada ungkapan yang kedua, adalah pernyataan tokoh utama "Laut" yang mengatakan
bahwa dirinya dan adiknya bagaikan langit dan bumi. Dalam ini memiliki perbedaan atau
perbandingan yang begitu jauh namun berasal dari satu sumber kelahiran yang sama. Dua
ungkapan di atas dapat dikatakan bahwa gaya bahasa simile menjadi salah satu gaya bahasa
yang sering digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang sama dengan hal lain.
b) Gaya Bahasa Litotes
Gaya bahasa Litotes ini ditemukan pada kutipan berikut: "Aku bukan Naratama yang fasih atau
Gusti yang sadar akan senyumnya yang magnektik bagi para perempuan. Aku bakal menjadi
patung begitu berhadapan dengannya". (LB, 2021: 38) Kalimat di atas dikategorikan sebagai
majas litotes karena pada kalimat di atas menunjukkan bahwa senyuman temannya yang lebih
memikat daripada tokoh utama Laut, sehingga menggunakan kata patung seolah-olah tidak ada
unsur yang bisa memikat lawan jenis ketika berbicara. Pengarang memanfaatkan majas litotes
untuk membuat penutur terlihat lebih sederhana padahal dia tidak sesederhana yang
dikatakannya pada ungkapan di atas. Gaya bahasa yang dipakai untuk menyatakan sesuatu
lebih kecil dari kenyataan dari yang sebenarnya dengan maksud merendahkan diri.
c) Gaya Bahasa Metafora
Gaya bahasa metafora ini ditemukan pada kutipan berikut: "Karena peristiwa penangkapan
para aktivis masih saja menggelayuti Yogyakarta, membawa-bawa fotokopi buku karya
Pramoedya Ananta Toer sama saja dengan menenteng bom; kami akan dianggap berbahaya
dan pengkhianat bangsa." (LB,2021: 20) Pada ungkapan yang pertama dapat dijelaskan gaya
bahasa metafora yang memiliki pengertian perbandingan yang singkat dari pokok pertama ke
pokok kedua ini terlihat bagaimana membawa sebuah fotokopi buku karya sastrawan ternama
Indonesia seperti sebuah bom yang menjadi hal yang paling berbahaya dan dihubungkan pada
sebuah pengkhianatan.
Gaya bahasa metafora ini juga ditemukan pada kutipan berikut: "Sunu Daryanto adalah sahabat
pertama yang datang dalam hidupku seperti angin segar di musim kemarau. Tanpa perlu
banyak bicara dan tak pernah bertukar ceracau, Sunu dan aku saling memahami dalam diam".
(LB, 2021: 39) Pada ungkapan yang kedua terlihat bahwa perbandingan antara bentuk perilaku
tokoh Sunu Daryanto yang dihubungkan dengan situasi lingkungan. Gaya bahasa metafora
menjadi bentuk gaya bahasa yang digunakan penulis untuk membandingkan dua hal yang
singkat namun tidak bertele-tele, sehingga pembaca paham akan perbandingan yang dimaksud.
d) Gaya Bahasa Repitisi
Gaya bahasa repitisi ini banyak ditemukan dalam novel “Laut Bercerita”. Gaya bahasa ini
ditemukan pada kutipan pertama ini: "Menangani Daniel dan karakternya yang berapi-api tentu
saja tidak mudah. Kesalahan sekecil apa pun dalam hidup ini mudah membuatnya gelisah". (LB,
2021: 41). Selain itu, gaya bahasa repetisi ditemukan pada kutipan kedua: "Aku bertemu Laut
waktu dia sedang diplonco Kinan, sembari menyambung kalimatnya dengan serangkaian tawa
yang terkekeh-kekeh seakan-akan ada yang lucu dari ucapannya". Dua kutipan tersebu
menunjukkan salah satu gaya bahasa repetisi oada novel "Laut Bercerita". Tujuan utama
pembubuhan repetisi yang jumlahnya cukup besar memberikan kontribusi pembentuk cerita
dan penegasan dari maksud (intensitas) karakter sekaligus menguatkan intensitas lakuan yang
dialami tokoh-tokoh didalamnya melalui segala sesuatu yang diungkapkan baik dari segi narasi
maupun dialognya (Murtafi, dkk, 2017: 17)
e) Gaya Bahasa Personifikasi
Berikut ini kutipan dari novel "Laut Bercerita yang mengandung gaya bahasa personifikasi:
"Aroma bumbu campuran kunyit, kemiri, dan daun jeruk yang dipadu santan cair itu bukan
hanya merangsang hidungku, tetapi juga mendorong langkahku menuju dapur." (LB, 2021: 63).
Kutipan di atas menggambarkan sebuah benda mati yaitu aroma bumbu yang dapat
menimbulkan reaksi indra perasa dan penggerak tubuh yang biasanya muncul dari dalam diri
karena sebuah motivasi akan sebuah perilaku atau penggerak dari sebuah perilaku. Namun
menggunakan aroma bumbu dari campuran aneka bahan masakan menjadikan reaksi indra
yang tidak biasa.Selain itu, terdapat juga kutipan lain yang mengandung gaya bahasa
personifikasi: "Sang Penyair bercerita bagaimana puisi dan naskah drama bukan hanya terdiri
dari sederetan kata-kata cantik, tetapi kata-kata yang memiliki ruh untuk menerjang kesadaran
kita agar berpikir dan bergerak". (LB, 2021:83) Kalimat di atas dikategorikan sebagai majas
pesonifikasi karena memberi sifat insani pada benda mati. Kata puisi dan naskah drama yang
dikatakan memiliki roh seperti layaknya manusia digunakan untuk menggambarkan sebuah
penyadaran untuk tetap bergerak dan berpikir. Selain itu, kedua kata tersebut bisa dikatakan
sebagai nafas kehidupan bagi yang membacanya.
f) Gaya Bahasa Sinekdoke
Berikut kutipan pertama yang mengandung gaya bahasa Sinekdoke: "Begitu kumasuki lorong
yang menghubungkan ruang depan dengan belakang, cuping hidungku diserang aroma pesing
yang memualkan". (LB, 2021:13) Pada contoh kalimat pertama dapat dilihat penggunaan kata
cuping hidungku, bagian tubuh yang mewakili keseluruhan tubuh untuk menyatakan sebuah
reaksi dari situasi yang dialami saat itu.
Pada kutipan kedua berikut ini terdapat juga gaya bahasa Sinekdoke.
"Sedangkan para seniman Taraka yang diperkenalkan kepadaku adalah Abiyasa,Hamdan
Murad, dan Coki Tambunan". (LB, 2021: 36) Pada kalimat kedua di atas,ketiga nama tersebut
mewakili dari keseluruhan anggota dari seniman Taraka yang disebutkan sebelumnya. Gaya
bahasa majas sinekdoke dapat sangatlah kontekstual.Majas atau gaya bahasa ini hanya berlaku
untuk keadaan tertentu yang spesifik. Inidapat disimpulkan bahwa gaya bahasa ini yang
menggunakan nama sebagian untuk seluruhnya atau sebaliknya.
g) Gaya BahasaHiperbola
Contoh penggunaan gaya bahasa hiperbola terdapat pada kalimat berikut ini, "Kami melahap
semuanya, dari koran hingga buku-buku, dari komik wayang hingga buku- buku klasik karya
semua penulis Eropa dan Amerika Latin yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia".
(LB, 2021: 22) Kalimat pertama menggunakan kata melahap dari apa yang dibaca, yang
seharusnya kata melahap digunakan untuk aktivitas memasukan makanan ke dalam.
Pada kalimat kedua yakni "Bram yang memang ahli merangkai kata dan pandai membuat hati
mekar itu berhasil meruntuhkan keraguan ayahnya" (LB, 2021:28) juga mengandung gaya
bahasa hiperbola. Pada kalimat kedua seorang tokoh Bram yang dikatakan memiliki
kemampuan dalam merangkai sebuah kata yang dapat menyebabkan reaksi yang berlebihan
pada lawan bicara.
h) Gaya Bahasa Hipelase
Pada kalimat berikut ini ditemukan gaya bahasa Hipalase, "Sunu sering betul mengatakan
betapa hangatnya rumahku, betapa ramahnya orangtuaku, dan betapa Suni tak ingin pergi dari
dapur karena masakan ibu yang membuat lidah yang beku menjadi hidup saking nikmatnya".
(LB, 2021:41) Jika diperhatikan dari kalimat pertama kata beku seharusnya dipergunakan pada
bentuk sebuah es, namun kata beku yang digunakan pada lidah untuk menggantikan kata lain
yang seharusnya menandakan kondisi sebuah lidah. Pengarang menggunakan gaya bahasa
hipalase pada kalimat berikut. "Alex memang selalu cerdas dan selektif mengambil momen. Dia
juga sering berhasil merogoh jiwa orang yang dipotretnya". (LB, 2021:46) Pada kalimat berikut
ini kata merogoh digunakan pada kondisi melakukan pengambilan pada suatu benda dalam
suatu tempat. Namun kata merogoh di sini menggantikan kata lain yang seharusnya lebih baik
digunakan, misalnya menarik.
5.Evaluasi
a)Keunggulan
Keunggulan dalam sebuah karya novel, tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi si penulis. Hal
itu membuktikan bahwa dalam karya tulisnya, ada sesuatu yang ‘tidak biasa’ di mata para
pembaca.Leila S. Chudori selaku penulis novel Laut Bercerita telah berhasil menetapkan tema
dalam novel ini. Tema yang diusungnya mengenai kemanusiaan pada era Orde Baru yang mana
sepantasnya novel ini memperoleh predikat sebagai novel dengan genre historical
fiction terbaik.
Visualisasi karakter dan suasana dalam novel ini tampak sungguhan alias nyata. Terlebih, bagian
di mana Laut beserta teman-temannya disiksa dan diperlakukan tidak manusiawi. Lalu, hal yang
terpenting adalah novel ini berdasarkan kisah nyata pengalaman dari para aktivis yang sempat
hilang dan diculik pada Maret tahun 1998 lalu, kemudian 9 berhasil kembali dan 13 lainnya
dinyatakan hilang.Lalu, novel Laut Bercerita bersifat edukatif. Hal itu dibuktikan bahwa di
dalamnya memuat pengetahuan sejarah rezim Orde Baru, sejarah pergerakan dalam
menegakkan keadilan sosial, dan asas demokrasi. Dengan begitu, setelah selesai membaca
novel ini, ada banyak pengetahuan mengenai sejarah yang akan kalian dapatkan.
Selain itu, di balik suksesnya sebuah novel, tentu ada moral value yang dapat diterapkan di
kehidupan sehari-hari. Dalam novel ini, salah satunya adalah cara agar seorang manusia dapat
memanusiakan manusia dari segala aspek. Tak hanya itu, novel Laut Bercerita dapat menjadi
bahan teguran untuk negeri ini bahwa masih ada hal yang belum terselesaikan. Mereka, para
aktivis atau orang-orang yang sengaja dihilangkan, layak untuk memperoleh dan mendapatkan
bentuk keadilan.Adapun cerita yang dihidangkan pun mengandung sedikit teka-teki,
hal itu yang membuat para pembaca menjadi semakin penasaran akan akhir dari cerita novel
ini. Pilihan kata dan penggunaan bahasa terbilang mudah dipahami sebab tak adanya istilah
atau ungkapan asing yang menjadikan para pembaca sukar memahami isi cerita.
b)Kelemahan
Laut Bercerita memang bisa dikatakan sebagai novel dengan genre historical fiction yang
sungguh luar biasa. Akan tetapi ada sedikit kekurangan atau kelemahan dalam novel ini, seperti
alur cerita yang digunakan ialah alur campuran atau maju mundur. Apabila para pembaca yang
belum terbiasa dengan alur tersebut, akan cenderung kesulitan atau bingung. Hal itu karena
dibutuhkannya sikap fokus dan pemahaman secara saksama supaya dapat mengikuti alur cerita
dengan baik.
6.Rangkuman atau rekomendasi
Laut Bercerita menceritakan terkait perilaku kekejaman dan kebengisan yang dirasakan oleh
kelompok aktivis mahasiswa di masa Orde Baru. Tidak hanya itu, novel ini pun merenungkan
kembali akan hilangnya 13 aktivis, bahkan sampai saat ini belum juga ada yang mendapatkan
petunjuknya.

Anda mungkin juga menyukai