Anda di halaman 1dari 12

UNSUR-UNSUR APORIA DALAM NASKAH DRAMA MEGA-

MEGA KARYA ARIFIN C. NOER (SUATU PENDEKATAN


DEKONSTRUKSI JACQUES DERRIDA)

Hardiyansa H. Bogodad¹, Juanda², Hajrah³


Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassar
Jalan Daeng Tata, Makassar, Sulawesi Selatan, 0895806653222
e-mail: hardiyansabogodad1@gmail.com

Informasi Artikel:
Dikirim: 10 November 2021; Direvisi: 19 November 2021; Diterima: 26 November 2021
DOI: -

NEOLOGIA: Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia berada di bawah lisensi


Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
ISSN: 2087-2496 (cetak), ISSN: - (daring)
http://ojs.unm.ac.id/neologia

Abstract: Aporia Elements in Arifin C. Noer's Mega-Mega Drama Script (An


Approach to Jacques Derrida's Deconstruction). This study aims to reveal the
elements of aporia contained in the play Mega-Mega by Arifin C. Noer. The type
of research used is descriptive qualitative. The results of this study indicate that
there is a reversal of the domination of the characters in the text which is influenced
by four forms of binary opposition reading, namely character, attitude, story, and
status. The characters of the two different characters, namely Mae and Retno in the
drama script, which include affection and selfishness are reversed by identifying
the element of aporia. In conclusion, reading the meaning of the paradox or element
of aporia in a text proves the opposite fact from what is built in the play's script.
Keywords: Aporia, Deconstruction, Mega-Mega drama script.

Abstrak: Unsur-Unsur Aporia dalam Naskah Drama Mega-Mega karya Arifin


C. Noer (Suatu Pendekatan Dekonstruksi Jacques Derrida). Penelitian ini
bertujuan untuk mengungkap unsur-unsur aporia yang terdapat dalam naskah drama
Mega-Mega karya Arifin C. Noer. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif
yang bersifat deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pembalikan
dominasi tokoh dalam naskah tersebut yang dipengaruhi oleh empat bentuk
pembacaan oposisi biner, yaitu karakter, sikap, kisah, dan status. Karakter kedua
tokoh yang berbeda yaitu Mae dan Retno dalam naskah drama tersebut yang
meliputi rasa kasih sayang dan keegoisan dibalikkan dengan identifikasi unsur
aporia. Pada kesimpulannya, pembacaan makna paradoks atau unsur aporia
terhadap sebuah teks membuktikan fakta sebaliknya dari apa yang terbangun dalam
naskah drama tersebut.
Kata kunci: Aporia, Dekonstruksi, Naskah drama Mega-Mega.

1
2 NEOLOGIA: Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia
Volume 3, Nomor 1, Februari 2022, hlm. 1-12

PENDAHULUAN memiliki varian yang sesuai dengan latar


Sastra merupakan ciptaaan, belakang pengarang dalam proses
sebuah hasil kreasi, olahan imajinasi dan penyadaran kepada pembaca melalui
ciplakan yang indah dari kehidupan di pembentukan pola pikir, kebiasaan, dan
sekitar pengarang yang direalisasikan sikap masyarakat dari keadaan
melalui karya sastra. Sastra juga zamannya. Bahkan juga mampu
merupakan luapan emosi yang spontan menciptakan ketegangan antara individu
untuk menyampaikan suatu ide atau dengan dirinya sendiri. Ketegangan
gagasan yang menyangkut dengan tersebut, sering kali justru dipandang
keyakinan, nilai-nilai, dan norma-norma sebagai cermin kehidupan masyarakat
yang disepakati dalam masyarakat. yang di dalamnya terkandung akar
Sastra menjadi sebuah kawan atau bagian budaya dan semangat sebuah masa atau
dalam sebuah hidup atau kehidupan zaman. Konflik yang dapat tertangkap
bermasyarakat memiliki sifat yang dalam naskah drama adalah gambaran
universal. Hai ini sejalan dengan ketegangan antara individu dengan
pendapat Chamamah (1994:12) bahwa individu, lingkungan sosial, alam, dan
istilah Sastra dipakai untuk menyebut Tuhan. Beberapa naskah drama yang
gejala budaya yang dapat dijumpai pada memberikan gambaran tentang realitas
semua masyarakat meskipun secara zaman tertentu yang pernah terjadi
sosial, ekonomi, dan keagamaan terkhusus di Indonesia diantaranya
keberadaannya bukan sebuah keharusan. naskah drama Mega-Mega karya Arifin
Wadah yang digunakan untuk C. Noer.
menggambarkan unsur-unsur budaya dan Mega-Mega adalah kisah
kemasyarakatan itu disebut karya sastra. keluarga, persahabatan, cinta, dan
Karya Sastra merupakan sesuatu penghianatan. Mega-Mega
yang hidup yang kaya akan makna serta mengungkapkan sebuah tema yang lahir
dapat mencerminkan segala kondisi yang dari lingkungan yang secara sosial-
melingkupinya baik dari aspek sosial ekonomi merupakan masyarakat
maupun budaya sehingga minoritas sesuai dengan latar yang
memungkinkan pembaca untuk memberi dipakai yaitu gelandangan dengan pola
makna sesuai latar belakang masing- kehidupan yang tak pasti. Akan tetapi,
masing. Hal ini sejalan dengan pendapat dari ketakpastian itu manusia bisa
Saryono (Saragih, 2018: 4) yang menjadi apa saja. Mega-Mega adalah
mengatakan bahwa sastra bukan sekedar naskah drama yang mengajak kita untuk
artefak (barang mati) tetapi sastra melihat masyarakat yang kurang
merupakan sosok yang hidup dengan beruntung menjalani kehidupan, yang
karakternya sendiri. biasanya di sebut gelandangan sehingga
Karya sastra pada umumnya mereka yang hidup dijalanan seringkali
terbagi menjadi puisi, prosa drama. Salah dianggap meresahkan karena
satu bentuk karya sastra yaitu drama, menghalalkan segala cara untuk mencari
yakni merupakan salah satu genre karya nafkah dan memenuhi kebutuhan hidup
sastra yang biasanya memberikan sehari-hari.
persoalan lebih kompleks dalam suatu Kaitan naskah drama Mega-
peristiwa. Karya sastra adalah fenomena Mega karya Arifin C. Noer dengan
unik. Di dalamnya penuh dengan penelitian ini adalah bahwa analisis unsur
serangkaian makna dan fungsi serta aporia yang dilakukan peneliti bersumber
syarat dengan imajinasi (Endraswara, pada naskah tersebut. Unsur-unsur aporia
2013: 7). akan diungkapkan dengan teori
Perkembangan penulisan naskah dekonstruksi Derrida.
drama pada zaman sekarang telah
Bogodad, Juanda, & Hajrah, Unsur-Unsur Aporia dalam Naskah Drama Mega-Mega… 3

Dekonstruksi merupakan teori konflik batin tokoh Mae dalam drama


keilmuwan yang muncul di zaman Mega-Mega karya Arifin C. Noer (Kajian
postrukturalisme. Postrukturalisme Psikologi Sastra) dalam penelitian ini
memandang bahwa teori terdahulu terdapat kesamaan dalam naskah yang
memiliki sejumlah kelemahan dan dikaji. Fokus dalam penelitian ini
dipandang sangat perlu untuk diperbaiki menggunakan teori psikologi sastra.
(Zulfadli, 2009 : 132) Kemudian penelitian yang sama dari segi
Postrukturalisme dan post- teori selanjutnya dikaji oleh Sri Rahayu
modernisme berkembang dengan sngat Andira dengan judul unsur-unsur aporia
pesat, dipicu paling sedikit oleh tiga dalam novel pulang karya Leila S.
indikator yang saling melengkapi yakni Chudori (suatu pendekatan dekonstruksi
sebagai kecenderungan mutakhir Jacques Derrida) tahun 2016. Hal yang
peradaban manusia berkembang dalam sama dilakukan oleh Muh. Iqbal dengan
situasi dan kondisi yang serba cepat, judul unsur aporia dalam novel seperti
perkembangan pesat kajian wacana, dan dendam rindu harus dibayar tuntas karya
perkembangan pesat interdisipliner yang Eka Kurniawan (suatu tinjauan
memungkinkan berbagai disiplin dalam dekonstruksi jacques derrida) tahun
kajian tunggal. Ciri khas 2019. Kedua penelitian ini memiliki
postrukturalisme adalah ketidak- kesamaan teori dekonstruksi oleh
mantapan teks. Makna karya ditentukan Jacques Derrida yang juga mengungkap
oleh apa yang dilakukan teks, bukan apa unsur-unsur aporia dalam karya sastra.
yang dimaksudkan, sehingga terjadi Meskipun karya sastra yang menjadi
pergeseran dari estetika produksi ke objeknya berbeda antara novel dengan
estetika konsumsi, penerima menjadi naskah drama, tetapi pada penelitian ini
pencipta (Ratna, 2004:147). memiliki pisau bedah yang relevan.
Dari sisi tertentu, dekonstruksi Adanya makna-makna dalam
dapat dilihat sebagai reaksi “pasang agenda tersembunyi, adanya permainan
kuda-kuda” dalam menghadapi perbedaan-perbedaan atau penolakan
pemikiran strukturalis, yang cenderung terhadap makna absolut. Sangat sinkron
bersikukuh membela dan menjinakkan dengan teori dekonstruksi Jacques
pemahamannya sendiri. Sebagian essai- Derrida yang bertugas menangguhkan
essai Jacques Derrida sebagai pencetus kebenaran absolut dalam naskah drama,
dekonstruksi, mengemban tugas untuk menilik tentang unsur-unsur aporia
menelanjangi konsep “struktur” yang seperti makna paradoks, kontradiktif, dan
menghalangi permainan makna didalam makna ironi dalam kisah yang dihasilkan
teks dan membatasi ruang jelajahnya Arifin C. Noer. Terlebih lagi penulis
(Norris, 2008: 28). belum menemukan adanya penelitian
Teori dekonstruksi dianggap dekonstruksi yang menjadikan naskah
sebagai pembedah yang tepat untuk drama ini sebagai objek penelitian.
mengungkap fakta yang autentik dari Adapun dalam penelitian kali ini
kebenaran yang terbangun. Dalam akan khusus membahas mengenai tokoh
penelitian ini, dekonstruksi Derrida dominan dalam naskah drama dengan
mengungkap kebenaran mengenai menganalisis beberapa hal yang
dominasi antartokoh dengan aspek-aspek menyangkut tokoh utama dan tokoh
aporia atau makna paradoks yang tercipta sekunder serta unsur aporia yang ada
pada tiap bagian dialog dalam naskah dalam naskah tersebut.
tersebut.
Penelitian ini relevan dengan METODE
penelitian yang dilakukan oleh Anggraini Penelitian ini merupakan
Maulidiana yang mengkaji tentang penelitian kualitatif. Penelitian ini
4 NEOLOGIA: Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia
Volume 3, Nomor 1, Februari 2022, hlm. 1-12

bertujuan untuk menjelaskan makna dilakukan secara khas oleh Derrida, yaitu
paradoks atau unsur aporia yang termuat melalui difference/difference, yaitu
dalam teks dialog antartokoh naskah berarti membedakan dan menunda.
drama Mega-Mega dengan (Ratna, 2004 : 222).
memperhatikan aspek sikap, karakter, Derrida menghadirkan dua
kisah, dan status. makna yang berbeda atau bertolak
Desain penelitian ini adalah belakang serta menentukan satu posisi
deskriptif. Setiap data yang sesuai dominan diantara keduannya. Perbedaan
dengan perumusan masalah yang dituju makna dalam naskah drama Mega-Mega
akan dideskripsikan secara cermat. Data- dapat dilihat dalam kutipan disetiap
data berupa dialog antartokoh yang kategori berikut.
membangun satu baris kebenaran akan
diteliti makna paradoks yang termuat di Karakter
dalamnya mengikut pada konteks Dalam naskah drama Mega-
peristiwa dalam naskah tersebut demi Mega, Mae digambarkan sebagai
mendapatkan fakta baru. Untuk karakter yang setia dan juga penyayang,
mencapai tujuan terebut, peneliti kesetiaannya mampu memberikan
menggunakan metode oposisi biner kesabaran dan kerelaan pada dirinya
dalam kajian dekonstruksi. merawat anak-anak gelandangan yang
Dalam penelitian ini, naskah sudah dia anggap sebagai anaknya
drama Mega-Mega karya Arifin C. Noer sendiri.
dijadikan sumber penelitian dengan
dialog atau kalimatnya sebagai objek [Data 1]
penelitian. Setelah melakukan pem- Retno, Mae sayang sekali padamu.
bacaan naskah, peneliti melakukan Pada Hamung, pada Tukijan, pada
identifikasi objek penelitian, kate- Koyal, pada Panut dan siapa saja
gorisasi data sesuai rumusan masalah, yang memandang Mae sangat
melakukan interpretasi terhadap data sayang pada Mas Ronggo. (diam) Ia
yang ditemukan, serta mendeskripsikan kena lahar. (diam) Retno, diam-
data tersebut. diam perasaan Mae remuk waktu
Tukijan pamit tadi pagi. Tambah
HASIL DAN PEMBAHASAN lagi Hamung..... dan Panut (Noer,
Hasil 1999: 26).
Penyajian hasil analisis
menyajikan deskripsi singkat mengenai [Data 2]
data yang akan dianalisis. Data diperoleh Waktu adzan subuh tadi pagi untul
dari pembacaan naskah drama Mega- pertama kalinya saya menangis
Mega karya Arifin C. Noer dengan kajian seperti seorang ibu yang melepas
Dekonstruksi. Kajian dekonstruksi yang anaknya pergi jauh (Noer, 1999: 21).
diteliti dalam penelitian ini adalah unsur
aporia yang meliputi karakter, sikap, Kutipan (1) dan (2) mewakili
kisah, dan status. kestiaan Mae terhadap anak-anak
gelandangan yang dia rawat di alun-alun
Oposisi Biner kota. Penggunaan kata”sayang sekali”
Kecenderungan utama oposisi menggambarkan besarnya rasa
biner adalah unsur yang pertama yaitu kepedulian terhadap Retno dan lainnya,
pusat, asal-usul, dan prinsip, dengan dan kata “remuk” mewakili makna
konsekuensi logis unsur lain menjadi kesakitan ataupun kehilangan jika salah
sekunder dan padanan pelengkap satu anak-anak angkatnya pergi
lainnya. Cara-cara pemecahannya pun meninggalkan Mae. Dan kalimat “seperti
Bogodad, Juanda, & Hajrah, Unsur-Unsur Aporia dalam Naskah Drama Mega-Mega… 5

seorang ibu” menggambarkan keseriusan dan paling tua pergi juga, dimakan
sosok orang tua yang tak mudah melepas gunung merapi. (Noer, 1999: 25)
pergi anaknya untuk merantu padahal
mae bukanlah ibu kandungnya. [Data 5]
Tokoh yang memiliki karakter Perempuan seperti mae. Ya, tidak.
kontardiktif dengan Mae adalah Retno. Tidak semua perempuan. Saya telah
Dia seorang wanita yang bekerja sebagai menjalani hidup kurang dari lima
pelacur, sekaligus anak angkat dari Mae puluh tahun, panjang dan lengang.
sendiri. Namun Retno sendiri dengan Tidak pernah sekalipun melahirkan
profesi nya sebagai pelacur sering anak (Noer, 1999: 18).
bergonta-ganti pasangan.
Pada kutipan (4) dan (5)
[Data 3] mewakili kisah asmara yang dialami oleh
Tidak Cuma itu. Montok. (teryawa Mae pada masa hidupnya, kata “Semua
lalu meludah). Kadang-kadang saya meninggalkan Mae pada akhirnya”
ingin berpidato di alun-alun ini. menggambarkan kisah asmara Mae
Pidato dihadapan berjuta-juta laki- bersama suaminya tidak harmonis
laki. Telanjang. Kalau tidak, -- sehingga semua orang meninggalkan
sebentar! Pemuda itu berdiri saja di Mae. Kutipan tersebut juga menjelaskan
pojok di jalan itu. (membetulkan Mae yang telah ditinggalkan oleh
letak kutangnya) rezeki tidak boleh suaminya berkali-kali. Tokoh lainnya
terbuang begitu saja. (pergi yang memiliki kisah yang berlawanan
menyusup gelap) (Noer 1999: 3). dengan Mae adalah Retno yang
dijelaskan pada kutipan berikut.
Dari kutipan (3) berisi kata
“berjuta-juta laki-laki” menggambarkan [Data 6]
bahwa Retno senang jika banyak pria Sejak gadis dulu aku mengidamkan
yang berhubungan dengannya, dan kata anak laki-laki. Anak itu laki-laki
“telanjang” mewakili makna kesenangan dengan mata teduh seperti kolam.
tersendiri Retno yang ingin memper- Hatiku selalu bergetaran menyanyi
lihatkan tubuhnya ke semua pria. setiap kali bertemu dengan mata itu.
Terdapat 2 data yang mewakili karakter Tapi makin lama mata itu makin
dominan Mae, dan 1 data mewakili kering sebab bapaknya tidak pernah
karakter dominan Retno. melakukan apa-apa (Noer, 1999:
16).
Kisah
Arifin C. Noer menghadirkan Seperti pada kutipan (6)
alur susup-menyusup serta pembauran menggambarkan kisah Retno memiliki
kisah dalam naskahnya. Selain itu anak yang dia inginkan, berbeda dengan
beberapa tokoh penting memiliki bagian Mae yang telah lama menjalani hidup
menceritakan kisahnya masing-masing. tanpa di karunai seorang anak yang telah
lama diinginkannya. Retno juga memiliki
[Data 4] suami yang hidup bersamanya. Terdapat
Semua meninggalkan Mae pada 2 data mewakili kisah dominan Mae, dan
akhirnya. Suamiku yang pertama 1 data mewakili kisah dominan Retno.
pun berkata begitu dulu tapi
akhirnya ia pun mengusirku juga. Sikap
Dan kemudian suamiku yang [Data 7]
bernama Sutar meninggalkan aku. Apa kata Mae? Nguli saja, kau
Malah suamiku yang paling setia nekad coba-coba nyopet. Nguli lebih
6 NEOLOGIA: Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia
Volume 3, Nomor 1, Februari 2022, hlm. 1-12

baik dari apa pun yang dapat kau [Data 8]


lakukan. Mae juga ingin nguli saja Apa kau fikir kau juga mencintai
kalau ada orang yang suka. Tapi saya? Omong kosong! Kau Cuma
Mae sudah terlalu tua. Cari kerja mencintai dirimu sendiri. Saya akui
untuk orang semacam Mae yang yang paling saya cintai tentu diri
tidak punya tempat tinggal tentu saya sendiri, sebab tak ada orang
sangat sukar. Orang takut kepada mencintai orang lain lebih daripada
kita. Orang sukar percaya. mencintai dirinya sendiri (Noer
Percayalah Panut. Kalau nguli kau 1999, 117).
bisa merasa senang (Noer, 1999: 6).
Berbeda dengan Mae yang
[Data 8] memiliki rasa kasih sayang dan
Kalau kau anak saya kupingmu saya kepedulian kepada anak-anak
jewer. Urat-uratmu masih keras dan gelandangan yang tinggal bersamanya
bulat. Tubuh masih utuh. Kau akan meskipun bukan anak kandungnya
minta-minta serupa si tua bangka sendiri, tapi tetap memberikan kasih
yang tersia sebatang kara. Panut, sayang sebagaimana ia mengganggap
Panut. Astaga, dagingmu akan anak kandungnya sendiri. Pada kutipan
busuk kalau tak kau manfaatkan (8) terlihat bahwa Retno yang
dengan kerja (Noer, 1999: 8). mementingkan dirinya sendiri,
mengungkapkan kalimat bahwa dia lebih
Pada (7) kutipan diatas terlihat mencintai dirinya sendiri. Dari
betapa sayang dan pedulinya seorang pemaknaan secara absolut tersebut,
Mae kepada salah satu anak jalanan yang disimpulkan bahwa Mae tipe wanita yang
hidup bersamanya, anak itu berniat untuk penyayang dan peduli layaknya seorang
mengemis dan tak ingin mencari kerja ibu sementara Retno yang lebih
yang lebih baik, tapi Mae mengingatkan mencintai dirinya sendiri.
dan menasehati anak gelandangan itu
tetap berusaha mencari kerja. Terlihat Status
pada kalimat “Mae ingin nguli saja kalau Adapun status mereka yang juga
ada yang suka” memiliki makna yang menjadi titik fokus dalam analisis ini, hal
ingin memotivasi kepada Panut alah satu ini menyangkut tentang kenapa mereka
anak jalanan yang tinggal bersamanya berdua bisa menjadi seorang
untuk menjadi kuli bangunan namun gelandangan dan dibuang oleh keluarga.
melihat kondisi serta usia Mae yang
sudah tidak bisa bekerja berat, tapi rasa [Data 9]
kepedulian seorang Mae yang ingin Setiap orang. Jagat raya. Semuanya.
melihat Panut salah satu anak Seluruh isi jagat raya. Semut-semut
gelandangan itu mempunyai kerja yang pun tahu saya perempuan mandul.
layak dan juga disukai olah banyak orang Tapi tidak sepatutnya kau berkata
dengan bekerja sebagai kuli bukannya begitu dihadapan saya (Noer, 1999:
berpura-pura menjadi pengemis untuk 18).
mendapatkan uang. Kutipan juga
menggambarkan sikap Mae yang peduli [Data 10]
dengan Panut, ia akan memberikan Saya kesepian. Saya sungguh-
hukuman kepadanya jika Panut masih sungguh kesepian sebagai
ngotot untuk berpura-pura menjadi perempuan. Tidak itu saja. Bahkan
pengemis. saya sangat kesepian sebagai
manusia. Sampai-sampai saya
sangsi pada diri saya sendiri.
Bogodad, Juanda, & Hajrah, Unsur-Unsur Aporia dalam Naskah Drama Mega-Mega… 7

Sampai-sampai saya tidak lagi tahu kesiapan Retno untuk pergi menilkan
dimana saya ini berada. Betul-betul alun-alun kota. Retno pergi mengikuti
seperti mimpi. Mimpi yang sangat Tukijan yang mengajaknya merantau dan
buruk! Kalau sampai pada tempat itu hidup bersama di perantauan. . Terdapat
alangkah ngerinya. Saya tidak lagi 2 data yang mewakili status dominan
dapat melihat apa-apa. Saya mulai Mae, dan 1 data mewakili status dominan
menyangsikan semuanya. Saya Retno.
sangsi apakah say ada atau tidak ada.
Atau apakah yang ada dan apakah Unsur-Unsur Aporia yang
yang tidak ada. Apakah saya ada dan Menangguhkan Kebenaran Absolut
yang lain tidak ada. Atau apakah Penangguhan kebenaran absolut
yang lain ada dan saya yang tidak merupakan tahapan memutarbalikkan
ada. Apakah... yak tahulah! makna yang diperoleh sebelumnya,
Seluruhnya hanyalah jalanan mencari makna lain yang berbeda bahkan
panjang yang lenggang tak bertolak belakang dengan kebenaran
berujung. Sementar tapak kaki absolut. Penangguhan kebenaran absolut
mulai kabur. Segala yang hidup dapat digambarkan melalui peruntuhan
disibuki oleh tugas kewajibannya hierarki dan membalik posisi dominan.
masing-masing. Tapin saya.... Peruntuhan hierarki sebagai
perempuan kertas yang dipinjami memahaman awal dapat dilakukan
nyawa Cuma. Tersia dan dengan metode pembacaan
disingkirkan dimana-mana (Noer, postrukturalisme khususnya
1999: 19). dekonstruksi. Berikut peruntuhan makna
kebenaran absolut dalam kutipan naskah
Kutipan (9) berisi pengakuan drama Mega-Mega karya Arifin C. Noer.
Mae sebagai perempuan yang mandul
dan mengungkapkan bahwa tidak ada Karakter
yang tidak mngetahui bahwa dirinya Kutipan yang berisi kalimat
memang mandul. Kutipan (10) “sayang sekali” dan kutipan yang berisi
menjelaskan tentang kepasrahan dirinya kalimat “seperti seorang ibu”
yang hidup sendiri, serta curahan hatinya sebelumnya menggambarkan besarnya
apakah sosok dirinya betul-betul rasa kepedulian terhadap Retno dan
dianggap ada oleh orang-orang. Karena lainnya. Kutipan tersebut juga
segala keterbatasan yang dimilikinya dia menggambarkan keseriusan sosok orang
pun rela dan pasrah akan kemungkinan tua yang tak mudah melepas pergi
dirinya akan ditinggalkan pula oleh anak- anaknya untuk merantu padahal Mae
anak gelandangan yang hidup bukanlah ibu kandungnya. Namun
bersamanya demi malanjutkan hidup demikian, kata “sayang sekali” pada
lebih baik. kutipan mewakili makna yang ambigu,
“sayang sekali” dapat diartikan perasaan
[Data 11] suka, ingin memiliki dan tidak merelakan
Sebagian di musium. Biar saya saja sesuatu yang disayangi pergi atau
yang berkemas. Tapi nanti dulu. Kau menghilang. Pada kutipan selain kata
tahu aku tak akan memberi kau “seperti seorang ibu” yang menjadi bukti
anak? (Noer, 1999: 115). bahwa Mae menempatkan dirinya
sebagai seorang ibu, dikutipan tersebut
Kutipan (11) menggambarkan terdapatat kata “seperti” yang juga
Retno tidak akan tinggal lagi di alun-alun merupakan metafor yang ambigu,
kota bersama Mae dan anak gelandangan “seperti” dapat dimaknai serupa, seakan-
lainnya. Kata “berkemas” bermakna akan akan, berarti Mae tidak sepenuhnya
8 NEOLOGIA: Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia
Volume 3, Nomor 1, Februari 2022, hlm. 1-12

memposisikan dirinya sebagai ibu, yang tidak ingin kehilangan rezeki


padahal makna pada kutipan “sayang karena mengingat mereka adalah
sekali” sebelumnya menggambarkan rasa gelandangan yang tinggal di alun-alun
sayang serta kepedulian layaknya kota mengalami krisis ekonomi atau
seorang ibu kandung. Kutipan yang bisa bahkan sulit mencari nafkah yang
menguatkan pendapat ini sebagai brikut. sepadan. Secara pasrah mereka mencari
nafkah dengan menghalalkan segala cara
[Data 12] umtuk bisa melanjutkan hidup, meskipun
Siapa bilang? Mae tak bertanggung dengan cara menjadi pelacur. Karena
jawab. Sekarang disini Mae mereka tinggal bersama dan sama-sama
berusaha jadi ibu kalian. Salah tidak mempunyai pekerjaan yang
satu dari kalian sedang menuju ke menjamin hidupnya maka pasti mereka
penjara tanpa disadarinya (Noer, berbagi makanan antar sesamanya. Mae
1999: 25). yang usianya sudah tidak bisa untuk
bekerja berat untuk mencari nafkah tidak
Kata “berusaha” diartikan bisa memnghidupi anak gelandangan
sebagai suatu tindakan melakukan suatu lainnya. Penjelasan sebelumnya juga
usaha, sedangkan Mae sudah yang menggambarkan Mae yang seolah-
memposisikan dirinya sebagai seorang olah menjadi seorang ibu meruntuhkan
ibu, dan kata berusaha yang karakter Mae yang memilki rasa kasih
menggambarkan suatu tindakan sayang dan kepedulian karena terkesan
melakukan suatu usaha membuat dirinya seolah-olah. Retno yang memiliki
seolah-olah menjadi seorang ibu, keseriusan dalam mencari nafkah
segalanya terkesan seolah-olah menjadi meskipun ia menjadi pelacur, tapi ini
seorang ibu. menggambarkan rasa kasih sayang,
Dengan pemaknaan yang kepedulian dan kesetiaan pada anak
paradoks ini, maka kebenaran absolut gelandangan itu. Retno yang ingin
yang menyampaikan makna bahwa Mae membantu sesaman gelandangan untuk
adalah seorang wanita yang memiliki melanjutkan hidup terutama Mae sendiri
kasih sayang dan kepedulian yang tinggi karena ia sadar Mae sudah tidak bisa
akan kesetiaannya kepada anak-anak mencari nafkah untuk dirinya sendiri.
gelandangan itu telah runtuh sekaligus Sebuah kesetiaan, kepedulian dan rasa
menambah frekuensi dominan Retno. kasih sayang dari seorang anak angkat
Retno digambarkan sebagai ataupun sesama gelandangan yang begitu
sosok yang tidak setia dan tidak memiliki besar.
rasa kasih sayang dan kepedulian sebab Dari peruntuhan hierarki
gemar menjajakan tubuhnya dihdapan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
laki-laki. Namun pada kutipan tersebut tokoh Mae adalah tipe Wanita yang tidak
terdapat kalimat “rezeki tidak boleh penyayang atau peduli, sementara Retno
terbuang percuma” dapat dimaknai sangat penyayang dan peduli terhadap
dengan keseriusan dan keteguhan Mae dan sesamanya gelandangan. 2 data
seorang Retno untuk mencari nafkah yang sebelumnya mewakili karakter
meskipun dia seorang pelacur. dominan Mae ditangguhkan dan justru
Dibandingkan dengan Mae yang dalam mewakili karakter dominan Retno,
pembahasan sebelumnya ditemukannya ditambah lagi 1 data yang menguatkan
makna lain yang menggambarkan Mae karakter dominan Retno sehingga data
seolah-olah menjadi seorang ibu untuk dominan Retno adalah 2+1=3, adapun 1
anak-anak jalanan yang tinggal data yang sebelumnya mewakili
bersamanya salah satunya Mae, karakkter dominan Retno justru memiliki
sedangkan Retno dengan keseriusannya
Bogodad, Juanda, & Hajrah, Unsur-Unsur Aporia dalam Naskah Drama Mega-Mega… 9

makna yang bertolak belakang dan Pada kebenaran absolut Retno


mewakili karakter dominan Mae. menggambarkan kisahnya yang memiliki
anak dan yang dia inginkan serta
Kisah memiliki suami yang bersamanya,
Pada pembahasan kebenaran berbeda dengan Mae yang memiliki
absolut diungkapkan bahwa. Mae nasib sebaliknya Namun di sisi lain
menghadirkan kisahnya dalam cerita peneliti dapat memaknai bahwa,
masa lalunya yang ditinggalkan oleh meskipun Retno dapat mempunyai
suaminya, sementara Retno menyajikan keturunan itu tidak membuat hidup Retno
kisahnya dengan bahasa yang menghujat bersama kelurganya harmonis. Pada
karena ia sekarang adalah seorang akhirnya Retno memutuskan untuk
pelacur dan hidup bersama suaminya. menjadi pelacur dikarenakan suaminya
Sungguh dua hal yang berbeda. yang tak dapat melakukan apa-apa dan
Pada kutipan kisah sebelumnya gemar mabuk-mabukkan sehingga tidak
mewakili kisah asmara yang dialami oleh dapat mencari nafkah untuk keluarga.
Mae pada masa hidupnya, kata “Semua Retno sendiri memutuskan untuk bekerja
meninggalkan Mae pada akhirnya” mencari nafkah karena tuntutan anak
memiliki makna yang menggambarkan yang harus ia nafkahi, dan pada akhirnya
kisah asmara Mae bersama sauminya suami Retno pun meninggalkannya dan
tidak harmonis. Kutipan menjelaskan karena tidak dapat memenuhi kebutuhan
Mae yang telah ditinggalkan oleh atau kesenangan dari suaminya yaitu
suaminya berkali-kali. Namun kutipan mabuk-mabukkan. Pada akhirnya anak
bermakna ambigu sehingga Retno pun meninggal karena tidak
menimbulkan unsur aporia. Kalimat sanggupnya Retno menafkahi anaknya
“Semua meninggalkan Mae pada yang memiliki kebutuhan yang banyak
akhirnya” tidak kuat karena terdapat karena masih bayi. Pada akhirnya Retno
kalimat lain dari kutipan ,yakni “tidak mengalami putus asa karena menjalani
pernah sekalipun melahirkan anak” yang hidupnya sendiri dan membuatnya tanpa
menggambarkan Mae yang selama tujuan sehingga menjadi gelandangan.
hidupnya tidak dikaruniai anak karena Melihat dari nasibnya yang sudah sangat
Mae mandul. Dalam penjelasan kacau karena tuntutan harus menghidupi
kebenaran absolut menjelaskan bahwa dirinya sendiri ia pun memutuskan
kisah asmara Mae pada masa lalunya menjadi pelacur demi melanjutkan hidup
tidak harmonis dan ditinggalkan oleh bersama gelandangan yang tinggal
suaminya. Di sisi lain pengaruh yang bersamanya.
membuat Mae tidak dapat membangun Dari unsur aporia tersebut, maka
keluarga yang harmonis karena dirinya dapat disimpulkan bahwa alasan Mae
tidak dapat memberikan keturunan atau tidak dapat membangun keluarga yang
mandul, sehingga suami Mae harmonis dikarenakan Mae mandul
memutuskan untuk meninggalkan Mae. sehingga ditinggalkan oleh suaminya,
Karena, dari sudut pandang lain, suami sementara Retno yang awalnya
Mae berfikir untuk masa depannya dalam mempunyai anak dan suami pada
menjalani hidup dengan keluarganya akhirnya menjadi hancur karena
sendiri, sedangkan dirinya mengetahui pengaruh suaminya yang tidak dapat
bahwa wanita yang dijadikan istri itu melakukan apa-apa untuk kelurga karena
tidak dapat memberikannya keturunan hanya mementingkan kesenangannya
atau mandul. Ini menjadi alasan yang sendiri, dan suaminya pun meninggalkan
kuat untuk suami Mae bisa Retno karena tidak dapat memenuhi
meninggalkannya demi membangun kesenangan suaminya.
kelurga yang harmonis.
10 NEOLOGIA: Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia
Volume 3, Nomor 1, Februari 2022, hlm. 1-12

Sikap sendirian di alun-alun kota dan Retno


Pada kebenaran absolut, yang akan ikut berangkat bersama
dijelaskan bahwa Mae adalah sosok yang Tukijan. Pada kutipan sebelumnya Mae
peduli dan Retno adalah sosok yang menceritakan dirinya yang sudah lama
egois. Mae yang menasehati Panut yang hidup sendiri dan tinggal oleh suaminya
ingin berpura-pura menjadi pengemis bahkan keluarganya dikarenakan dirinya
demi mendapatkan uang. Di sisi lain yang tidak dapat memiliki keturunan atau
peneliti mendapatkan makna lain, yakni mandul. Seperti pada penjelasan
Mae tidak sepenuhnya peduli karena sebelumnya bahwa alasan Mae hidup
telah dijelaskan pada peruntuhan karakter sendiri karena dirinya yang tidak dapat
sebelumnya Mae terkesan seolah-olah memberikan keturunan atau mandul.
memposisikan dirinya sebagai ibu. Mae pada akhirnya tidak hidup sendiri
Sehingga bisa dikatakan bahwa Mae selama menjadi gelandangan karena
terkesan seolah-olah merasa peduli hadirnya para gelandangan yang
terhadap Panut. Terdapat kalimat “kalau menganggap Mae adalah ibu nya.
kau anak saya kupingmu saya jewer”. Pada kutipan status sebelumnya
Kalimat ini jika dihubungkan dengan Retno terpaksa ikut berangkat bersama
peruntuhan makna sebelumnya, Tukijan karena ia merasa niat dari
menguatkan bahwa Mae terkesan seolah- Tukijan untuk memperbaiki hidup di
olah menjadi ibu meskipun dia hanya perantauan bisa menjamin hidup Retno.
menganggap anak jalanan itu sebagai Tapi penjelasan sebelumnya
anak angkatnya. Penggunaan kata menggambarkan bahwa kepedulian
“kalau” seakan Mae yang bisa saja Retno kepada Mae dan tidak ingin
membuat dirinya tidak menjadi seorang meninggalkan Mae sendiri di alun-alun
ibu atau bahkan bisa menjadi orang lain kota. Kutipan yang juga dapat
dari anak jalanan yang tinggal menguatkan Retno yang tidak ingin pergi
bersamanya. meninggalkan Mae dalah berikut.
Pada kutipan sikap sebelumnya
digambarkan sikap egois dari Retno yang [Data 13]
hanya mencintai dirinya sendiri dengan Saya bingung karena terlampau
mengungkapkan kalimat bahwa dia lebih banyak yang saya cintai. Dan, O
mencintai dirinya sendiri. Namun Gusti, saya tidak bisa
sebenarnya Retno mengungkapkan melupakannya. Saya sangat
kalimat itu untuk Tukijan yang mengajak mencintai perempuan tua itu juga
ia pergi merantau dan menolak untuk (Noer 1999:117).
berangkat bersamanya. Hal ini
disebabkan karena Retno tidak ingin [Data 14]
meninggalkan Mae jika dirinya juga ikut Justru karena itu saya tidak tega.
berangkat bersama Tukijan maka Mae Saya tidak bisa. Sudahlah. Kau nanti
akan hidup sendirian di alun-alun kota. terlambat. Pergilah kau. Kalau
Terlihat sisi kepedulian Retno yang tidak mungkin saya akan menyusul kelak.
ingin meninggalkan Mae dengan ikut Percayalah, saya mencintai kau
berangkat bersama Tukijan. Dari unsur- sampai kapan saja. Saya akan selalu
unsur aporia tersebut, maka kebenaran mengenangkan kau (Noer,
absolut dapat diruntuhkan. Mae adalah 1999:118).
sosok yang tidak peduli, sedangkan
Retno adalah sosok yang peduli. Pada dua kutipan diatas
Status menggambarkan bahwa Retno yang
Dalam pembacaan secara sangat mencintai dan menyayangi Mae,
struktural, status Mae yang akan tinggal ia tak rela meninggalkan Mae hidup
Bogodad, Juanda, & Hajrah, Unsur-Unsur Aporia dalam Naskah Drama Mega-Mega… 11

sendirian. Retno juga mengungkapkan Dalam naskahnya, Arifin


perasaanya yang tidak bisa melupakan menceritakan tokoh-tokoh dengan
sosok Mae yang hidup bersamanya karakter, ideologi, percintaan, sikap, dan
sebagai gelandangan di alun-alun kota. status yang berbeda. Terdapat dua tokoh
Dari makna-makna paradoks yang menunjukkan perbedaan yang
tersebut, dapat disimpulkan bahwa Mae bertolak belakang. Mae dan Retno.
tidaklah hidup sendiri, sementara Retno Secara struktural, Mae digambarkan
akan hidup kesepian tanpa adanya Mae. sebagai tokoh yangsetia, penyayang, dan
Fakta ini menambah frekuensi dominan memiliki kepdulian yang tinggi, meski
Retno. demikian Mae adalah tokoh yang pasrah
dengan keadaannya sebagai gelandangan
Pembahasan di saat dirinya akan ditinggalkan oleh
Naskah drama Mega-Mega gelandangan lainnya yang merupakan
mengisahkan tentang Mae dan para anak angkatnya sendiri. Sementara Retno
gelandangan yang tinggal bersama di digambarkan sebagai tokoh tidak setia
alun-alun kota. Mereka memiliki banyak yang gemar bermain bersama pria
kekurangan yang membuat mereka hidup dikarenakan profesinya sebagai pelacur,
dengan segala keterbatasan. Mae yang egois dan mementingkan diri sendiri.
menjadikan dirinya sebgai ibu dari para Hasil analisis unsur-unsur aporia
gelandangan yang tinggal bersamanya di dalam naskah Mega-Mega karya Arifin
alun-alun kota. Retno seorang pelacur C. Noer tersebut mengakibatkan
yang juga gelandangan yang tinggal pertukaran posisi tokoh utama dan tokoh
bersama Mae ingin ikut merantau sekunder. Dalam kebenaran absolut, Mae
bersama Tukijan salah satu dari lebih dominan sebagai tokoh utama,
gelandangan lainnya yang juga adalah sementara Retno menjadi tokoh
kekasih datri Retno, namun karena Retno sekunder. Setelah hierarki diruntuhkan,
yang menyayangi Mae merasa berat maka disimpulkan bahwa Retno
untuk mmeninggalkan Mae tinggal merupakan tokoh yang memegang
sendiri di alun-alun kota sebagai peranan terpenting dalam membangun
gelandangan. Dan para gelandangan cerita. Mulai dari pengenalan, latar
lainnya yang juga ingin memperbaiki belakang konflik, hingga penyelesaian,.
kehidupannya dengan mencari pekerjaan Retno adalah tokoh utama dalam naskah.
yang lebih layak dan cukup untuk Membalikkan posisi dominan
kebutuhan hidup yang cukup, berniat didasarkan pada hasil peruntuhan
untuk pergi dari alun-alun kota. Kisah hierarki, tokoh yang sebelumnya
kekeluargaan dan asmara ini berjalan dianggap mendominasi atau memiliki
secara simultan dan paralel dalam naskah peran penting dalam naskah drama atau
drama Arifin C. Noer. Sehingga dengan kata lain menjadi tokoh utama
muncullah unsur-unsur aporia yang justru akan menjadi tokoh sekunder, dan
mengakibatkan tidak konsistennya tokoh tokoh sekunder menjadi tokoh dominan.
dominan dalam naskah. Terlebih lagi Mae yang sebelumnya menjadi tokoh
beberapa tokoh penting menjadi dominan pada kebenaran absolut karena
pembicara disetiap bagian cerita. memiliki karakter setia, penyayang dan
Menimbulkan adanya kesempatan bagi peduli kini menjadi tokoh sekunder,
para tokoh untuk merekayasa sebab berdasarkan analisis cara
pernyataannya secara egois, pustrukturalis dengan menggunakan
menyembunyikan fakta penting, unsur aporia dekonstruksi diungkap
sehingga terdapat makna-makna ambigu bahwa Mae bukanlah sosok yang setia,
yang menimbulkan makna paradoks penyayang melainkan seseorang yang
(aporia). diterkesan seolah-olah melakukan semua
12 NEOLOGIA: Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia
Volume 3, Nomor 1, Februari 2022, hlm. 1-12

itu. Sedangkan Retno yang sebelumnya posisi dominan dipegang oleh Tokoh
dianggap sebagai tokoh yang tidak setia Dimas Suryo dan posisi sekunder
dan egois, kini menjadi tokoh dominan dipegang oleh Retno.
berkat pemaknaan baru yang diperoleh Unsur-unsur
dari hasil analisis unsur aporia dalam aporia/paradoks/makna yang seolah
kutipan. Retno adalah tokoh setia, bertentangan dengan pandangan umum
penyayang dan peduli. Semua paham yang sengaja ataupun tidak sengaja
yang sebelumnya dianut menjadi runtuh dihadirkan Arifin C. Noer dalam naskah
karena proses penangkapan tersebut. drama Mega-Mega digambarkan dalam
Naskah drama Mega-Mega bentuk penangguhan kebenaran absolut
karya Arifin C. Noer memiliki teks-teks dan membalikkan posisi dominan.
yang mengandung unsur-unsur aporia Setelah menganalisis dengan cara
berupa makna paradoks, khususnya teks- dekonstruksi, diperoleh makna yang
teks yang menggambarkan karakter, bertolak belakang dengan kebenaran
kisah asmara, sikap, dan status tokoh absolut. Diketahui bahwa Mae adalah
utama yakni Mae, dan tokoh sekunder tokoh yang tidak setia, penyayang dan
yaitu Retno. peduli. Mae sosok yang penyayang dan
Hasil penelitian ini dapat dilihat peduli diselamatkan oleh Retno dari
dengan jelas melalui persentase yang kesepian. Sementara Retno adalah tokoh
merupakan hasil klasifikasi data yang yang setia, dan peduli Retno adalah sosok
telah diperoleh dan diseleksi. Tokoh peduli dan penyayang yang sebenarnya.
utama menjadi tokoh sekunder dengan Dengan unsur-aporia ini, mengakibatkan
ciri-ciri yang bertolak belakang dengan tokoh dominan dipegang oleh Retno,
gambaran awal yang umum diketahui. sedangkan Mae merupakan tokoh
Sementara itu, tokoh sekunder yang sekunder.
awalnya hanya dianggap sebagai tokoh
yang menjadi biang masalah dengan DAFTAR PUSTAKA
segala ciri-cirinya, berbalik menjadi Chamamah, Soeratno. 1994. Penelitian
tokoh utama yang tergambar melalui Sastra: Tinjauan Tentang Teori dan
Metode Dalam Penelitian Sastra.
makna-makna tersembunyi yang coba
Yogyakarta: Masyarakat Poetika
dibongkar oleh peneliti. Indonesia.
Endraswara, Suwardi. 2013. Metodologi
SIMPULAN Penelitian Sastra. Yogyakarta: Center
Berdasarkan hasil analisis data for Academic Publishing Service
yang telah diuraikan sebelumnya, maka (CAPS).
dapat disimpulkan tentang unsur-unsur Norris, Christopher. 2008. Membongkar
aporia yang terdapat dalam makna- Teori Dekonstruksi Jacques Derrida.
makna teks naskah drama Mega-Mega Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group.
karya Arifin C. Noer yang terdiri atas Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode
dan Teknik Penelitian Sastra.
kebenaran absolut dan penangguhan
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
kebenaran absolut. Naskah drama Mega- Zulfadli dkk. 2009. Jurnal Bahasa dan Seni.
Mega karya Arifin C. Noer ditinjau Padang: FBS UNP.
khusus terhadap karakter, gambaran
kisah, sikap, serta status tokoh utama dan
tokoh sekunder yakni Mae dan Retno.
Berdasarkan pemaknaan secara
struktural diketahui bahwa Mae
merupakan karakter yang setia dan
penyayang, dan peduli. Retno
berkarakter tidak setia dan egois. Maka

Anda mungkin juga menyukai