Informasi Artikel:
Dikirim: 10 November 2021; Direvisi: 19 November 2021; Diterima: 26 November 2021
DOI: -
1
2 NEOLOGIA: Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia
Volume 3, Nomor 1, Februari 2022, hlm. 1-12
bertujuan untuk menjelaskan makna dilakukan secara khas oleh Derrida, yaitu
paradoks atau unsur aporia yang termuat melalui difference/difference, yaitu
dalam teks dialog antartokoh naskah berarti membedakan dan menunda.
drama Mega-Mega dengan (Ratna, 2004 : 222).
memperhatikan aspek sikap, karakter, Derrida menghadirkan dua
kisah, dan status. makna yang berbeda atau bertolak
Desain penelitian ini adalah belakang serta menentukan satu posisi
deskriptif. Setiap data yang sesuai dominan diantara keduannya. Perbedaan
dengan perumusan masalah yang dituju makna dalam naskah drama Mega-Mega
akan dideskripsikan secara cermat. Data- dapat dilihat dalam kutipan disetiap
data berupa dialog antartokoh yang kategori berikut.
membangun satu baris kebenaran akan
diteliti makna paradoks yang termuat di Karakter
dalamnya mengikut pada konteks Dalam naskah drama Mega-
peristiwa dalam naskah tersebut demi Mega, Mae digambarkan sebagai
mendapatkan fakta baru. Untuk karakter yang setia dan juga penyayang,
mencapai tujuan terebut, peneliti kesetiaannya mampu memberikan
menggunakan metode oposisi biner kesabaran dan kerelaan pada dirinya
dalam kajian dekonstruksi. merawat anak-anak gelandangan yang
Dalam penelitian ini, naskah sudah dia anggap sebagai anaknya
drama Mega-Mega karya Arifin C. Noer sendiri.
dijadikan sumber penelitian dengan
dialog atau kalimatnya sebagai objek [Data 1]
penelitian. Setelah melakukan pem- Retno, Mae sayang sekali padamu.
bacaan naskah, peneliti melakukan Pada Hamung, pada Tukijan, pada
identifikasi objek penelitian, kate- Koyal, pada Panut dan siapa saja
gorisasi data sesuai rumusan masalah, yang memandang Mae sangat
melakukan interpretasi terhadap data sayang pada Mas Ronggo. (diam) Ia
yang ditemukan, serta mendeskripsikan kena lahar. (diam) Retno, diam-
data tersebut. diam perasaan Mae remuk waktu
Tukijan pamit tadi pagi. Tambah
HASIL DAN PEMBAHASAN lagi Hamung..... dan Panut (Noer,
Hasil 1999: 26).
Penyajian hasil analisis
menyajikan deskripsi singkat mengenai [Data 2]
data yang akan dianalisis. Data diperoleh Waktu adzan subuh tadi pagi untul
dari pembacaan naskah drama Mega- pertama kalinya saya menangis
Mega karya Arifin C. Noer dengan kajian seperti seorang ibu yang melepas
Dekonstruksi. Kajian dekonstruksi yang anaknya pergi jauh (Noer, 1999: 21).
diteliti dalam penelitian ini adalah unsur
aporia yang meliputi karakter, sikap, Kutipan (1) dan (2) mewakili
kisah, dan status. kestiaan Mae terhadap anak-anak
gelandangan yang dia rawat di alun-alun
Oposisi Biner kota. Penggunaan kata”sayang sekali”
Kecenderungan utama oposisi menggambarkan besarnya rasa
biner adalah unsur yang pertama yaitu kepedulian terhadap Retno dan lainnya,
pusat, asal-usul, dan prinsip, dengan dan kata “remuk” mewakili makna
konsekuensi logis unsur lain menjadi kesakitan ataupun kehilangan jika salah
sekunder dan padanan pelengkap satu anak-anak angkatnya pergi
lainnya. Cara-cara pemecahannya pun meninggalkan Mae. Dan kalimat “seperti
Bogodad, Juanda, & Hajrah, Unsur-Unsur Aporia dalam Naskah Drama Mega-Mega… 5
seorang ibu” menggambarkan keseriusan dan paling tua pergi juga, dimakan
sosok orang tua yang tak mudah melepas gunung merapi. (Noer, 1999: 25)
pergi anaknya untuk merantu padahal
mae bukanlah ibu kandungnya. [Data 5]
Tokoh yang memiliki karakter Perempuan seperti mae. Ya, tidak.
kontardiktif dengan Mae adalah Retno. Tidak semua perempuan. Saya telah
Dia seorang wanita yang bekerja sebagai menjalani hidup kurang dari lima
pelacur, sekaligus anak angkat dari Mae puluh tahun, panjang dan lengang.
sendiri. Namun Retno sendiri dengan Tidak pernah sekalipun melahirkan
profesi nya sebagai pelacur sering anak (Noer, 1999: 18).
bergonta-ganti pasangan.
Pada kutipan (4) dan (5)
[Data 3] mewakili kisah asmara yang dialami oleh
Tidak Cuma itu. Montok. (teryawa Mae pada masa hidupnya, kata “Semua
lalu meludah). Kadang-kadang saya meninggalkan Mae pada akhirnya”
ingin berpidato di alun-alun ini. menggambarkan kisah asmara Mae
Pidato dihadapan berjuta-juta laki- bersama suaminya tidak harmonis
laki. Telanjang. Kalau tidak, -- sehingga semua orang meninggalkan
sebentar! Pemuda itu berdiri saja di Mae. Kutipan tersebut juga menjelaskan
pojok di jalan itu. (membetulkan Mae yang telah ditinggalkan oleh
letak kutangnya) rezeki tidak boleh suaminya berkali-kali. Tokoh lainnya
terbuang begitu saja. (pergi yang memiliki kisah yang berlawanan
menyusup gelap) (Noer 1999: 3). dengan Mae adalah Retno yang
dijelaskan pada kutipan berikut.
Dari kutipan (3) berisi kata
“berjuta-juta laki-laki” menggambarkan [Data 6]
bahwa Retno senang jika banyak pria Sejak gadis dulu aku mengidamkan
yang berhubungan dengannya, dan kata anak laki-laki. Anak itu laki-laki
“telanjang” mewakili makna kesenangan dengan mata teduh seperti kolam.
tersendiri Retno yang ingin memper- Hatiku selalu bergetaran menyanyi
lihatkan tubuhnya ke semua pria. setiap kali bertemu dengan mata itu.
Terdapat 2 data yang mewakili karakter Tapi makin lama mata itu makin
dominan Mae, dan 1 data mewakili kering sebab bapaknya tidak pernah
karakter dominan Retno. melakukan apa-apa (Noer, 1999:
16).
Kisah
Arifin C. Noer menghadirkan Seperti pada kutipan (6)
alur susup-menyusup serta pembauran menggambarkan kisah Retno memiliki
kisah dalam naskahnya. Selain itu anak yang dia inginkan, berbeda dengan
beberapa tokoh penting memiliki bagian Mae yang telah lama menjalani hidup
menceritakan kisahnya masing-masing. tanpa di karunai seorang anak yang telah
lama diinginkannya. Retno juga memiliki
[Data 4] suami yang hidup bersamanya. Terdapat
Semua meninggalkan Mae pada 2 data mewakili kisah dominan Mae, dan
akhirnya. Suamiku yang pertama 1 data mewakili kisah dominan Retno.
pun berkata begitu dulu tapi
akhirnya ia pun mengusirku juga. Sikap
Dan kemudian suamiku yang [Data 7]
bernama Sutar meninggalkan aku. Apa kata Mae? Nguli saja, kau
Malah suamiku yang paling setia nekad coba-coba nyopet. Nguli lebih
6 NEOLOGIA: Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia
Volume 3, Nomor 1, Februari 2022, hlm. 1-12
Sampai-sampai saya tidak lagi tahu kesiapan Retno untuk pergi menilkan
dimana saya ini berada. Betul-betul alun-alun kota. Retno pergi mengikuti
seperti mimpi. Mimpi yang sangat Tukijan yang mengajaknya merantau dan
buruk! Kalau sampai pada tempat itu hidup bersama di perantauan. . Terdapat
alangkah ngerinya. Saya tidak lagi 2 data yang mewakili status dominan
dapat melihat apa-apa. Saya mulai Mae, dan 1 data mewakili status dominan
menyangsikan semuanya. Saya Retno.
sangsi apakah say ada atau tidak ada.
Atau apakah yang ada dan apakah Unsur-Unsur Aporia yang
yang tidak ada. Apakah saya ada dan Menangguhkan Kebenaran Absolut
yang lain tidak ada. Atau apakah Penangguhan kebenaran absolut
yang lain ada dan saya yang tidak merupakan tahapan memutarbalikkan
ada. Apakah... yak tahulah! makna yang diperoleh sebelumnya,
Seluruhnya hanyalah jalanan mencari makna lain yang berbeda bahkan
panjang yang lenggang tak bertolak belakang dengan kebenaran
berujung. Sementar tapak kaki absolut. Penangguhan kebenaran absolut
mulai kabur. Segala yang hidup dapat digambarkan melalui peruntuhan
disibuki oleh tugas kewajibannya hierarki dan membalik posisi dominan.
masing-masing. Tapin saya.... Peruntuhan hierarki sebagai
perempuan kertas yang dipinjami memahaman awal dapat dilakukan
nyawa Cuma. Tersia dan dengan metode pembacaan
disingkirkan dimana-mana (Noer, postrukturalisme khususnya
1999: 19). dekonstruksi. Berikut peruntuhan makna
kebenaran absolut dalam kutipan naskah
Kutipan (9) berisi pengakuan drama Mega-Mega karya Arifin C. Noer.
Mae sebagai perempuan yang mandul
dan mengungkapkan bahwa tidak ada Karakter
yang tidak mngetahui bahwa dirinya Kutipan yang berisi kalimat
memang mandul. Kutipan (10) “sayang sekali” dan kutipan yang berisi
menjelaskan tentang kepasrahan dirinya kalimat “seperti seorang ibu”
yang hidup sendiri, serta curahan hatinya sebelumnya menggambarkan besarnya
apakah sosok dirinya betul-betul rasa kepedulian terhadap Retno dan
dianggap ada oleh orang-orang. Karena lainnya. Kutipan tersebut juga
segala keterbatasan yang dimilikinya dia menggambarkan keseriusan sosok orang
pun rela dan pasrah akan kemungkinan tua yang tak mudah melepas pergi
dirinya akan ditinggalkan pula oleh anak- anaknya untuk merantu padahal Mae
anak gelandangan yang hidup bukanlah ibu kandungnya. Namun
bersamanya demi malanjutkan hidup demikian, kata “sayang sekali” pada
lebih baik. kutipan mewakili makna yang ambigu,
“sayang sekali” dapat diartikan perasaan
[Data 11] suka, ingin memiliki dan tidak merelakan
Sebagian di musium. Biar saya saja sesuatu yang disayangi pergi atau
yang berkemas. Tapi nanti dulu. Kau menghilang. Pada kutipan selain kata
tahu aku tak akan memberi kau “seperti seorang ibu” yang menjadi bukti
anak? (Noer, 1999: 115). bahwa Mae menempatkan dirinya
sebagai seorang ibu, dikutipan tersebut
Kutipan (11) menggambarkan terdapatat kata “seperti” yang juga
Retno tidak akan tinggal lagi di alun-alun merupakan metafor yang ambigu,
kota bersama Mae dan anak gelandangan “seperti” dapat dimaknai serupa, seakan-
lainnya. Kata “berkemas” bermakna akan akan, berarti Mae tidak sepenuhnya
8 NEOLOGIA: Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia
Volume 3, Nomor 1, Februari 2022, hlm. 1-12
itu. Sedangkan Retno yang sebelumnya posisi dominan dipegang oleh Tokoh
dianggap sebagai tokoh yang tidak setia Dimas Suryo dan posisi sekunder
dan egois, kini menjadi tokoh dominan dipegang oleh Retno.
berkat pemaknaan baru yang diperoleh Unsur-unsur
dari hasil analisis unsur aporia dalam aporia/paradoks/makna yang seolah
kutipan. Retno adalah tokoh setia, bertentangan dengan pandangan umum
penyayang dan peduli. Semua paham yang sengaja ataupun tidak sengaja
yang sebelumnya dianut menjadi runtuh dihadirkan Arifin C. Noer dalam naskah
karena proses penangkapan tersebut. drama Mega-Mega digambarkan dalam
Naskah drama Mega-Mega bentuk penangguhan kebenaran absolut
karya Arifin C. Noer memiliki teks-teks dan membalikkan posisi dominan.
yang mengandung unsur-unsur aporia Setelah menganalisis dengan cara
berupa makna paradoks, khususnya teks- dekonstruksi, diperoleh makna yang
teks yang menggambarkan karakter, bertolak belakang dengan kebenaran
kisah asmara, sikap, dan status tokoh absolut. Diketahui bahwa Mae adalah
utama yakni Mae, dan tokoh sekunder tokoh yang tidak setia, penyayang dan
yaitu Retno. peduli. Mae sosok yang penyayang dan
Hasil penelitian ini dapat dilihat peduli diselamatkan oleh Retno dari
dengan jelas melalui persentase yang kesepian. Sementara Retno adalah tokoh
merupakan hasil klasifikasi data yang yang setia, dan peduli Retno adalah sosok
telah diperoleh dan diseleksi. Tokoh peduli dan penyayang yang sebenarnya.
utama menjadi tokoh sekunder dengan Dengan unsur-aporia ini, mengakibatkan
ciri-ciri yang bertolak belakang dengan tokoh dominan dipegang oleh Retno,
gambaran awal yang umum diketahui. sedangkan Mae merupakan tokoh
Sementara itu, tokoh sekunder yang sekunder.
awalnya hanya dianggap sebagai tokoh
yang menjadi biang masalah dengan DAFTAR PUSTAKA
segala ciri-cirinya, berbalik menjadi Chamamah, Soeratno. 1994. Penelitian
tokoh utama yang tergambar melalui Sastra: Tinjauan Tentang Teori dan
Metode Dalam Penelitian Sastra.
makna-makna tersembunyi yang coba
Yogyakarta: Masyarakat Poetika
dibongkar oleh peneliti. Indonesia.
Endraswara, Suwardi. 2013. Metodologi
SIMPULAN Penelitian Sastra. Yogyakarta: Center
Berdasarkan hasil analisis data for Academic Publishing Service
yang telah diuraikan sebelumnya, maka (CAPS).
dapat disimpulkan tentang unsur-unsur Norris, Christopher. 2008. Membongkar
aporia yang terdapat dalam makna- Teori Dekonstruksi Jacques Derrida.
makna teks naskah drama Mega-Mega Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group.
karya Arifin C. Noer yang terdiri atas Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode
dan Teknik Penelitian Sastra.
kebenaran absolut dan penangguhan
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
kebenaran absolut. Naskah drama Mega- Zulfadli dkk. 2009. Jurnal Bahasa dan Seni.
Mega karya Arifin C. Noer ditinjau Padang: FBS UNP.
khusus terhadap karakter, gambaran
kisah, sikap, serta status tokoh utama dan
tokoh sekunder yakni Mae dan Retno.
Berdasarkan pemaknaan secara
struktural diketahui bahwa Mae
merupakan karakter yang setia dan
penyayang, dan peduli. Retno
berkarakter tidak setia dan egois. Maka