Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS DEKONSTRUKSI TOKOH TAKESHI DAN MITSUSABURO

DALAM NOVEL SILENT CRY KARYA KENZABURO OE


PERSPEKTIF JACQUES DERRIDA

Oleh: Abd. Ghofur


(Dosen Tetap Prodi Tadris Bahasa Inggris STAIN Pamekasan)

Abstrak:
Artikel ini merupakan sebagian kecil dari hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh penulis, dimana kajian analisis wacana sastra kritis
menjadi alat untuk melihat teks sastra. Dalam hal ini tulisan
Kenzaburo Oe, seorang penulis Jepang peraih Pulitzer atau nobel dalam
bidang sastra. Selanjutnya teks tersebut dianalisis menggunakan teori
dekonstruksinya Jaques Derrida, dimana penulis memfokuskan pada
oposisi biner. Tentu saja ketika dekonstruksi digunakan pastilah akan
membongkar sisi dalam dari sebuah teks tersebut, yang selanjutnya akan
menghasilkan makna lain ataupun gambaran yang berbeda dengan teks
sebenarnya.

Kata Kunci:
Dekonstruksi, Derrida, Analisis Tokoh

A. Pendahuluan pembacanya. Karena membaca karya


Sebuah karya sastra pada sastra bisa memberikan kebahagiaan
hakikatnya merupakan suatu tersendiri terhadap pembacanya. Hal itu
pengungkapan kehidupan masyarakat disebabkan biasanya sebuah karya
melalui bahasa. Karya sastra sastra berisi kehidupan pengarang
merupakan pengungkapan baku dari ataupun kenyataan yang dilihat
apa yang telah disaksikan, diilhami, dan pengarang dalam kehidupan sehari-hari.
dirasakan seseorang, baik mengenai Lebih lanjut dalam sebuah karya
segi-segi kehidupan yang menarik minat sastra (baca: novel) merupakan hal yang
1
secara langsung dan kuat. Di sisi lain, menarik untu diteliti, seperti tokoh, baik
karya sastra berfungsi memberikan itu kategori tokoh, peran tokoh maupun
kesenangan dan kenikmatan terhadap teknik penokohan, apalagi melihat gaya
penceritaan ditinjau dari sebuah
1
Meminjam pendapat Hardjana (1981) dan perspektif teori sosial seperti Teori
Ibrahim (1986), bahwa sastra merupakan hasil
ciptaan tentang karya kehidupan dengan
Dekonstruksi akan menjadi sangat
menggunakan bahasa imajinatif dan emosional. menarik manakala karya sastra tersebut
Hardjana, Andre.1981. Kritik Sastra Sebuah
dilihat dari sudut pandang teori tersebut.
Pengantar.Jakarta : Gramedia
ANALISIS DEKONSTRUKSI TOKOH TAKESHI DAN MITSUSABURO
PERSPEKTIF JACQUES DERRIDA
Abd. Ghofur

Sebagai salah satu bentuk karya sastra peran tokoh-tokohnya.3 Pengarang


novel merupakan cerita fiksi dalam secara sadar dapat megontrol masuknya
bentuk tulisan atau kata-kata dan imajinasi-imajinasi dalam alam bawah
menpunyai unsur instrinsik dan sadar telah mengalami metamorfosis
ekstrinsik. Sebuah novel biasanya dalam cerita naratif, yang disorot adalah
menceritakan tenatng kehidupan penciptaan tokoh dan cerita. Tokoh
manusia dalam berinteraksi dengan cerita yang merupakan tiruan dari orang-
lingkungan sekitarnya dan sesamanya. orang yang hidup dalam masyarakat dan
Ia memberikan petunjuk bahwa novel tokoh-tokoh dengan sifat yang
lahir untuk memberi wawasan tentang diciptakan sendiri oleh pengarang.
hidup manusia dan segala sesuatunya Dekonstruksi adalah sebuah
kepada pembaca. Terutama novel-novel istilah yang digunakan untuk menyebut
yang menyangkut kehidupan manusia cara membaca sebuah teks (sastra
dalam hubungannya sebagai bagian dari maupun filsafat) yang berdasarkan pada
masyarakat. Kehidupan yang pola pandangan filsafat Jaques Derrida.
digambarkan oleh pengarang dalam Derrida sendiri dipengaruhi pandangan
karya sastra adalah kehidupan rekaan fenomenologi (Heidegger) dan
pengarang, meskipun tampak seperti skeptisme (Nietzche). Pandangan ini
sebuah realita hidup. Kehidupan didalam menantang klaim strukturaliema yang
karya sastra adalah kehidupan yang menganggap sebuah teks mengandung
telah diwarnai dengan sikap pengarang, makna yang sah dalam struktur utuh di
latar belakang pendidikan, keyakinan, dalam sistem bahasa tertentu.
2
dan sebagainya. Lebih lanjut novel Dekonstruksi disebut juga sebagai
memiliki hubungan yang sangat erat pascastrukturalisme karena membangun
dengan manusi, hal ini disebabkan novel teorinya atas dasar konsep-konsep
sebagai karya sastra merupakan salah strukturalisme semiotik Ferdinand de
satu hasil budi daya pikir manusia yang Saussure dengan menentang dan
didasarkan pada pengamatan dan merusak konsep-konsep itu. Mereka
pengalaman pribadi pengarang tentang melacak konsep-konsep strukturalisme
kehidupan manusia. klasik sampai ke akar-akarnya dan
Pendapat senada disampaikan merombaknya dengan pandangan baru.
oleh Wellek dan Waren yang Derrida sendiri memahami tanda
mengatakan bahwa pengarang sebagai sebagai bekas yang tidak memiliki nilai
pribadi mempunyai kebebasan atau dan bobot sendiri, tetapi menunjuk pada
seniman boleh mencampuradukkan sesuatu objek yang lain. Bekas
antara kenyataan dengan khayalan pada mendahului objek, dan menyebabkan

2 3
Periksa, Rahmat Djoko Pradopo, Baca, Wellek dan Waren, Teori
Metodologi Penelitian Sastra. (Yogyakarta: kesusastraan. Terjemahan dalam Bahasa
Hanindita Graha Widya, 2001). Indonesia (Jakarta: Gramedia, 1989) Hlm. 95

OKARA, Vol. I, Tahun 9, Mei 2014


58
ANALISIS DEKONSTRUKSI TOKOH TAKESHI DAN MITSUSABURO
PERSPEKTIF JACQUES DERRIDA
Abd. Ghofur

sesuatu yang lain. jadi, kita tidak dalam Jeritan Lirih dia mencoba
mungkin memahami ―ada‖ itu karena dia menumpahkan segala kemampuannya
hanyalah efek dari suatu bekas. dalam sebuah karya fiksi: caranya
Featherson mengungkapkan bahwa mengungkap karya, yang mencoba
pascasrtukturalisme dan menjelajah sejumlah lapis kesadaran,
pascamodernisme sebenarnya muncul tema yang mampu menyinggung
sebagai reaksi terhadap strukturalisme beberapa subjek persoalan, baik fisik
4
dan modernisme . Jika kaum strukturalis dan spiritual, karakter yang terus
berupaya membongkar rahasia makna mencoba menyelerasaikan krisis dalam
teks, kaum pascastrukturalis yakin hidupnya, dan akhirnya berusaha
bahwa usaha itu sia-sia saja karena menjalani nasib dengan sejumlah
kekuatan sejarah dan bahasa yang keputusan dan pilihan.
unconscious tidak mungkin dikuasai. Meskipun cerita terfokus pada
Sekalipun bentuk hubungannya bersifat dua karakter hubungan kakak-adik
arbitrer, tanda linguistik tergantung pada Takashi dan Mitsusaburo yang penuh
sistem konvensi yang berlaku. Sistem persoalan psikologis, mereka ternyata
tanda linguistik ini menurut Saussure, terlibat dengan persoalan lain yang tak
berlaku pula dalam wilayah disiplin ilmu- kalah krusial: melawan ancaman dari
ilmu humaniora lainnya karena semua kekuatan luar dengan dukungan modal
ilmu ini mencoba menetapkan relasi dan kekuatan besar, pergulatan dengan
kausal melalui fenomena yang dapat mitos dan sejarah suatu bangsa. Di sisi
5
dilihat sebagai petunjuknya . lain, mereka tetap bergelut dengan
Novel Silent Cry selanjutnya persoalan duniawi, seperti seksual,
dalam versi bahasa Indonesia di kenal kekerasan, rasa bersalah, moralitas dan
dengan Jeritan Lirih yang heroisme. Di tangan OE pergumulan itu
mencerminkan masyarakat Jepang, menjadi sebuah karya yang
yang coba dihadirkan oleh Kenzaburo 'mengganggu', namun esensial, karena
Oe, yang seolah-olah masyarakat itu menelusuri pertanyaan manusia tentang
sungguh hadir disebabkan oleh takdir, masa lalu, dan trauma. Takashi
kemampuan bahasa, dan selanjutnya dan Mitsusaburo adalah wakil dua kutub,
menghadirkan sesuatu yang tidak ada dan keduanya mengikuti pilihan yang
menjadi seolah ada. Jadi bahasa itulah akhirnya mengarah pada suatu
yang menciptakan kenyataan bukan kesimpulan, bahkan menjadikan novel
menghadirkan atau membayangkan ini mempunyai dua klimaks, suatu
kenyataan. KENZABURO OE, terobosan yang sangat jarang dilakukan
pemenang Hadiah Nobel Sastra 1994, penulis lain. Hal inilah yang menarik
peneliti untuk selanjutnya melakukan
4
Featherson (1993: 3-14) kajian mendalam tentang karya
5
(Culler, 1975: 16-20). kenzaburo Oe ini, dengan menggunakan

OKARA, Vol. I, Tahun 9, Mei 2014


59
ANALISIS DEKONSTRUKSI TOKOH TAKESHI DAN MITSUSABURO
PERSPEKTIF JACQUES DERRIDA
Abd. Ghofur

pisau bedah analisis Jacques Derrida a general topic or an area you want to
7
know more about .
yakni Teori Dekonstruksi.

Adapun masalah yang dianalisis


B. Fokus permasalahan
dalam penelitian ini adalah perspektif
Jhon. W. Creswell membedakan
dekonstruksi dalam:
antara topik/fokus penelitian, masalah
a. Kategori, peran, serta peran Tokoh
penelitian dan pertanyaan penelitian.
Takeshi dan Mitsusaburo yang
adapun untuk fokus penelitian dia
selanjutnya dijabarkan dalam
memberikan pernyataan ― focus are
beberapa point berikut :
questions in qualitative and quantitative
1) tuturan pengarang terhadap
research that narrow the purpose
karakteristik pelakunya,
statement to specific questions that
2) gambaran yang diberikan
reseracher seek to answer. The
pengarang lewat gambaran
research problems are the educational
lingkungannya maupun cara
issues, controversies, or concerns
berpakaian,
studied by reserachers‖6. Bahwa fokus
3) menunjukkan bagaimana
penelitian adalah seperangkat
perilakunya,
pertanyaan yang terdapat pada
4) melihat bagaimana tokoh itu
penelitian kualitatif dan kuantitatif yang
berbicara tentang dirinya,
mempersempit ruang lingkupnya
5) memahami bagaimana jalan
terhadap pertanyaan yang spesifik yang
pikirannya,
selanjutnya akan dicari jawabannya oleh
6) melihat bagaimana tokoh lain
peneliti itu sendiri. Lebih lanjut dia
berbicara tentangnya,
mengatakan bahwa permasalahan
7) melihat bagaimana tokoh lain
penelitian adalah isu-isu pendidikan,
berbicara dengannya,
kontroversi-kontroversi, ataupun sesuatu
8) melihat bagaimana tokoh-tokoh
yang menarik untuk diteliti oleh para
yang lain itu memberikan reaksi
peneliti. Lain halnya Donald Ary yang
terhadapnya, dan,
memiliki pernyataan sedikit berbeda
9) melihat bagaimana tokoh itu
dengan Creswell, dia menyatakan
dalam mereaksi tokoh yang
bahwa:
lainnya
―Problem statement or question
indicates the general purpose of the b. Gaya penceritaan Tokoh Takeshi dan
study. The formulation of a qualitative Mitsusaburo dilihat dari kacamata
problem begins with the identification of
binary oposition, teori
dekonstruksinya Jacques Derrida.

6
Baca, John W Creswell,, 2012,
Educational Research planning, conducting, and
7
evaluating quantitative and qualitative research, Periksa, Ary Donald, Educational
Boston: Pearson Education 4th edition. Research, 2010, hlm.53

OKARA, Vol. I, Tahun 9, Mei 2014


60
ANALISIS DEKONSTRUKSI TOKOH TAKESHI DAN MITSUSABURO
PERSPEKTIF JACQUES DERRIDA
Abd. Ghofur

C. Kerangka Teori kemudian10. Dalam sastra


a. Hakikat Novel sebagai Karya Indonesia, pada angkatan 45 dan
Sastra seterusnya, jenis prosa fiksi yang
Dalam kesusastraan disebut roman lazim dinyatakan
dikenal berbagai macam jenis sebagai novel. Dengan demikian,
sastra (genre). Sejak Plato dan untuk selanjutnya penyebutan
Aristoteles membagi karya sastra istilah novel di samping mewakili
menjadi tiga kategori yakni, puisi, pengertian novel yang
prosa dan drama, kini ketiga genre sebenarnya, juga mewakili roman.
sastra tersebut merupakan genre Novel menurut Stanton
8
sastra secara garis besar . Dalam mampu menghadirkan
hal ini Nurgiyantoro berpendapat perkembangan satu karakter,
bahwa dunia kesusastraan situasi sosial yang rumit,
mengenal prosa (Inggris: prose) hubungan yang melibatkan banyak
sebagai salah satu genre sastra di atau sedikit karakter, dan bebagai
samping genre-genre yang lain. peristiwa rumit yang terjadi
Prosa dalam pengertian beberapa waktu silam secara lebih
kesusastraan juga disebut fiksi mendetail11. Dengan demikian
(fiction), teks naratif (narrative text) dalam novel, pelukiskan tentang
atau wacana naratif (narrative perkembangan watak tokoh
9
discourse) . Istilah fiksi dalam digambarkan secara lebih lengkap.
pengertian ini berarti cerita rekaan Novel menawarkan sebuah dunia,
(disingkat: cerkan) atau cerita dunia imajinatif, yang
khayalan. Bentuk karya fiksi yang menampilkan rangkaian cerita
berupa prosa adalah novel dan kehidupan seseorang yang
cerpen. dilengkapi dengan peristiwa,
Kata novel berasal dari kata permasalahan, dan penonjolan
Latin novellas yang diturunkan watak setiap tokohnya.
pula dari kata novies yang berarti Cerita rekaan atau novel
baru. Dikatakan ―baru‖ karena jika adalah salah satu genre sastra
dibandingkan dengan jenis-jenis yang dibangun oleh beberapa
sastra lainnya seperti puisi, drama, unsur. Bahwa cerita rekaan (dalam
dan lain-lain, jenis novel ini muncul hal ini novel) adalah wacana yang

8
Baca, Rene Wellek dan Austin Warren,
10
Teori Kesusastraan, diterjemahkan oleh Melani Tarigan, Henry Guntur. Prinsip-Prinsip
Budianta, (Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Dasar Sastra. (Bandung: Angkasa. Indonesia,
Utama, Jakarta, 1993) hlm. 300 1991) hlm164
9 11
Periksa, Burhan Nurgiyantoro,. Sastra Baca, Stanton, Teori Fiksi Robert
Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Stanton. Terjemahan Sugihastuti; Rossi Abi Al
(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, Irsyad. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007) hlm
1995) hlm1 90

OKARA, Vol. I, Tahun 9, Mei 2014


61
ANALISIS DEKONSTRUKSI TOKOH TAKESHI DAN MITSUSABURO
PERSPEKTIF JACQUES DERRIDA
Abd. Ghofur

dibangun oleh beberapa unsur. dan menampilkan serangkaian


Unsur-unsur itu membangun suatu peristiwa dan latar secara
12
kesatuan, kebulatan, dan regulasi tersusun . Menurut khazanah
diri atau membangun sebuah kesusastraan Indonesia modern,
struktur. Struktur dalam novel novel berbeda dengan roman.
merupakan susunan unsur-unsur Sebuah roman menyajikan alur
yang bersistem, yang antara cerita yang lebih kompleks dan
unsur-unsurnya terjadi hubungan jumlah pemeran (tokoh cerita) juga
timbal balik, saling menentukan lebih banyak. Hal ini sangat
untuk membangun kesatuan berbeda dengan novel, yang lebih
makna. Unsur-unsur itu bersifat sederhana dalam penyajian alur
fungsional, artinya dicipta cerita dan tokoh cerita yang
pengarang untuk mendukung ditampilkan dalam cerita tidak
maksud secara keseluruhan dan terlalu banyak. Novel sebagai
maknanya ditentukan oleh sebuah karya fiksi menawarkan
keseluruhan cerita itu. sebuah dunia, dunia yang berisi
Sebagai sebuah karya model kehidupan yang diidealkan,
sastra novel adalah sebuah bentuk dunia imajiner, yang dibangun
hasil pemikiran manusia dalam melalui unsur intrinsiknya seperti
kerangka fiksi yang menarik untuk peristiwa, plot, tokoh (dan
dipelajari dan bahkan diteliti . penokohan), latar, sudut pandang,
Novel merupakan cerita fiksi dalam dan lain-lain yang kesemuanya,
bentuk tulisan atau kata-kata dan tentu saja, juga bersifat imajiner.13
mempunyai unsur instrinsik dan Membaca sebuah novel,
ekstrinsik. Sebuah novel biasanya untuk sebagian (besar) orang
menceritakan tentang kehidupan hanya ingin menikmati cerita yang
manusia dalam berinteraksi disuguhkan. Mereka hanya akan
dengan lingkungan dan mendapat kesan secara umum
sesamanya. Dalam sebuah novel, dan samar tentang plot dan bagian
si pengarang berusaha cerita tertentu yang menarik14.
semaksimal mungkin untuk Pembaca kurang memahami unsur
mengarahkan pembaca kepada pembangun dari cerita yang
gambaran-gambaran realita menarik atau bagian yang menarik
kehidupan melalui cerita yang tersebut. Kenikmatan membaca
terkandung dalam novel tersebut. sebuah novel dapat dikatakan
Lebih lanjut Sudjiman ditentukan oleh alur cerita dan
berpendapat bahwa, novel adalah
prosa rekaan yang panjang 12
Sudjiman (1984: 53),
13
dengan menyuguhkan tokoh-tokoh Baca, Nurgiantoro, 1995, hlm. 4.
14
Nurgiantoro, hlm.11

OKARA, Vol. I, Tahun 9, Mei 2014


62
ANALISIS DEKONSTRUKSI TOKOH TAKESHI DAN MITSUSABURO
PERSPEKTIF JACQUES DERRIDA
Abd. Ghofur

tokoh yang berperan. Misalnya alur dengan tokoh yang berperan


saja ceita yang menyuguhkan dalam cerita. Atau dengan kata
tokoh yang baik ataupun terlalu lain disebut juga dengan analisis
kontroversial. struktur novel.
Dengan kata lain, unsur Penelitian sastra
struktur alur dan tokoh dalam seharusnya bertolak dari
novel berpengaruh terhadap interprestasi dan analisis karya
sebuah cerita. Peran tokoh sangat sastra itu sendiri15. Pendekatan
besar dampaknya terhadap alur. yang bertolak dari dalam karya
Alur merupakan tulang punggung sastra itu disebut pendekatan
cerita, sedangkan tokoh-tokoh objektif. Analisis struktural adalah
dalam cerita yang akan menarik bagian yang terpenting dalam
perhatian pembaca. merebut makna di dalam karya
Unsur tokoh dan alur sastra itu sendiri.
merupakan dua fakta cerita yang Penelitian struktural
saling mempengaruhi dan dipandang lebih objektif karena
menggantungkan satu dengan hanya berdasarkan sastra itu
yang lain. alur adalah apa yang sendiri. Peneliti strukturalis
dilakukan tokoh dan apa yang biasanya mengandalkan
menimpanya. Kejadian demi pendekatan egosentrik yaitu
kejadian yang ada dalam cerita pendekatan penelitian yang
hanya mungkin terjadi jika ada berpusat pada teks sastra itu
pelakunya atau tokoh yang sendiri. Penekanan strukturalis
membawa peran tersebut. tokoh adalah memandang karya sastra
cerita itulah yang sebagai sebagai teks mandiri. Penelitian
penderita kejadian dan penentu dilakukan secara objektif yaitu
perkembangan alur. menekankan aspek intrinsik karya
Dari berbagai teori dapat sastra Aspek intrinsik dari karya
disimpulkan bahwa novel adalah sastra itu sendiri antara lain tema,
sebuah karya sastra yang di alur, penokohan, latar dan sudut
dalamnya terdapat struktur yang pandang. Aspek intrinsik inilah
membangun, sehingga dapat yang turut membangun sebuah
disebut sebagai rangkaian cerita. karya sastra.
Akan tetapi, fungsi setiap unsur Berdasarkan uraian di atas
struktur harus dapat menunjang dapat disimpulkan analisis
makna keseluruhannya sehingga struktural adala penguraian karya
secara bersama dapat membentuk
totalitas kemaknaan. Seperti 15
Periksa, Wellek dan Warren, Teori
halnya kaitan hubungan antara Kesusastraan, PT. Gramedia, Jakarta, 1989 ,
hlm.157

OKARA, Vol. I, Tahun 9, Mei 2014


63
ANALISIS DEKONSTRUKSI TOKOH TAKESHI DAN MITSUSABURO
PERSPEKTIF JACQUES DERRIDA
Abd. Ghofur

sastra atas bagian-bagian atau menunjang makna keseluruhannya


norma-normanya, atau atas unsur- serta hubungan antar unsur
unsur yang membangunya. intrinsik.
Dengan pendekatan tersebut Namun, penelitian ini
karya sastra yang komplek dan menekankan hanya pada unsur
rumit dapat dipahami. Dengan pembentuk karya sastra yang
demikian, dimungkinkan orang bersifat intrinsik. Unsur intrinsik
untuk memberikan penilaian tersebut adalah alur atau plot dan
terhadapnya. tokoh. Disini peneliti lebih
Karya sastra mempunyai memfokuskan pada unsur
sebuah sistem yang terdiri atas tokohnya saja dan tidak sampai
berbagai unsur pembangunya. pada fungsi dan hubungan antar
Untuk mengetahui unsur yang ada unsur intrinsik. Yang selanjutnya
dalam karya sastra itu sangat tepat kajian tokoh tersebut dianalisis
jika penelaahan teks sastra diawali dengan menggunakan pisau
dengan pendekatan struktural. bedah Dekonstruksi Binary
Strukturalisme sering Oposition Derrida.
digunakan oleh peneliti untuk Tokoh menurut
menganalisis seluruh karya sastra Nurgiyantoro (1995: 173) adalah
dimana kita harus memperhatikan pelaku, sekaligus penderita
unsur-unsur yang terkandung kejadian dan penentu
dalam karya sastra tersebut. perkembangan cerita baik itu
Struktur yang membangun sebuah dalam cara berfikir, bersikap,
karya sastra sebagai unsur berperasaan, berperilaku, dan
estetika dalam analisis struktur bertindak secara verbal maupun
dapat dilakukan dengan cara non verbal. Alur menurut Stanton
mengidentifikasi, mengkaji, (dalam Nurgiyantoro, 1995 : 113),
mendeskripsikan fungsi dan adalah cerita yang berisi urutan
hubungan antar unsur intrinsik kejadian, namun tiap kejadian itu
16
yang bersangkutan . Mulanya hanya dihubungkan secara sebab
proses identifikasi terhadap plot, akibat, peristiwa yang satu
tokoh, penokohan, latar dan sudut disebabkan atau menyebabkan
pandang. Tahap selanjutnya terjadinya peristiwa yang lain.
penjelasan terhadapt fungsi Adapun Aminuddin
masing-masing unsur dalam menambahkan bahwasanya dalam
memahami watak tokoh utama,
16
Periksa, Nurgiyantoro, Burhan. 2005. pembaca dapat menelusurinya,
Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, hlm. antara lain:
37

OKARA, Vol. I, Tahun 9, Mei 2014


64
ANALISIS DEKONSTRUKSI TOKOH TAKESHI DAN MITSUSABURO
PERSPEKTIF JACQUES DERRIDA
Abd. Ghofur

 tuturan pengarang terhadap b. Struktur Naratif dan Penokohan


karakteristik pelakunya, dalam Novel
 gambaran yang diberikan 1) Struktur Naratif dalam Novel.
pengarang lewat gambaran Teori struktural adalah suatu
lingkungannya maupun cara disiplin yang memandang
berpakaian, karya sastra sebagai suatu
 menunjukkan bagaimana struktur yang terdiri atas
perilakunya, beberapa unsur yang saling
 melihat bagaimana tokoh itu berkaitan antara yang satu
berbicara tentang dirinya, dengan yang lainnya
 memahami bagaimana jalan (Sangidu, 2004: 16).
pikirannya, Pendekatan struktural
 melihat bagaimana tokoh lain berusaha untuk objektif dan
berbicara tentangnya, analisis bertujuan untuk
 melihat bagaimana tokoh lain melihat karya sastra sebagai
berbicara dengannya, sebuah sistem, dan nilai
 melihat bagaimana tokoh-tokoh yang diberikan kepada
yang lain itu memberikan reaksi sistem itu amat tergantung
terhadapnya, dan kepada nilai komponen-
 melihat bagaimana tokoh itu komponen yang ikut terlibat
dalam mereaksi tokoh yang di dalamnya
17
lainnya. 2) Penokohan dalam Novel
Dari penjelasan di atas Istilah penokohan memunyai
semakin jelaslah bahwa analisis pengertian yang lebih luas
struktural bertujuan memaparkan dari pada ―tokoh‖ dan
secermat mungkin fungsi dan ―perwatakan‖ sebab ia
keterkaitan antar unsur alur dan sekaligus mencakup
tokoh yang secara bersama masalah siapa tokoh cerita,
menghasilkan sebuah bagaimana perwatakan, dan
keseluruhan. Dan juga sangatlah bagaimana penempatan
tepat untuk meneliti dan serta pelukisannya dalam
mendeskripsikan struktur naratif sebuah cerita sehingga
dan penokohan pada novel Silent sanggup memberikan
Cry atau Jeritan Lirih sebagai gambaran yang jelas kepada
unsur yang berkaitan menjadi pembaca. Di dalam cerita
sebuah keseluruhan. rekaan, keberadaan tokoh
merupakan hal yang penting
karena pada hakikatnya
17
Baca, Aminudin. 1995. Pengantar sebuah cerita rekaan
Apresiasi Sastra. Malang: Sinar Baru., hlm 80-81

OKARA, Vol. I, Tahun 9, Mei 2014


65
ANALISIS DEKONSTRUKSI TOKOH TAKESHI DAN MITSUSABURO
PERSPEKTIF JACQUES DERRIDA
Abd. Ghofur

merupakan serangkaian tambahan (peripherial


peristiwa yang dialami oleh character), yaitu tokoh-tokoh
seseorang atau suatu hal yang muncul sekali atau
yang menjadi pelaku cerita. beberapa kali dalam
Jika kita membaca sebuah kehadirannya hanya jika ada
novel atau cerita yang keterkaiatannya dengan
18
lainnya, akan timbul dalam tokoh utama.
pikiran kita tentang tokoh- Lebih lanjut Nurgiyantoro
tokoh dalam cerita tersebut. membedakan tokoh ke
Kita akan membayangkan dalam beberapa kriteria.
bagaimana wajah dan sifat- Dilihat dari fungsi
sifat kepribadian tokoh penampilan tokoh dapat
tersebut. dibedakan menjadi:
Setiap tokoh mempunyai ciri-  tokoh protagonis
ciri tersendiri atau watak merupakan tokoh yang
yang berbeda satu dengan menampilkan sesuatu
yang lain. Menurut Sudjiman yang sesuai dengan
(1990: 78) tokoh adalah padangan kita, harapan-
―individu rekaan yang harapan kita, pembaca
mengalami peristiwa atau  tokoh antagonis adalah
perlakuan di dalam berbagai tokoh penyebab
peristiwa dalam cerita‖. terjadinya konflik.
Cerita rekaan termasuk Biasanya beroposisi
novel, terdapat tokoh utama dengan tokoh protagonis,
(central character), yaitu secara langsung maupun
orang yang ambil bagian tak langsung, bersifat fisik
dalam sebagian besar maupun batin.19
peristiwa dalam cerita. Berdasarkan perwatakannya,
Biasanya peristiwa atau tokoh dapat dibedakan ke
kejadian-kejadian itu dalam tokoh sederhana dan
menyebabkan terjadinya tokoh bulat.
perubahan sikap terhadap a) Tokoh sederhana (simple
diri tokoh atau perubahan atau flat character) adalah
pendangan kita sebagai tokoh yang hanya
pembaca terhadap tokoh memiliki satu kualitas
tersebut, misalnya menjadi
benci, senang, atau simpati 18
Baca Burhan Nurgiyantoro, 1995. Teori
kepadanya. Selain tokoh Pengkajian Fiksi. Yogjakarta: Gajah Mada Press
utama, ada juga tokoh Hlm. 176
19
Ibid, hlm 178

OKARA, Vol. I, Tahun 9, Mei 2014


66
ANALISIS DEKONSTRUKSI TOKOH TAKESHI DAN MITSUSABURO
PERSPEKTIF JACQUES DERRIDA
Abd. Ghofur

pribadi tertentu, satu sifat marginalitas yang paling


watak yang tertentu saja. konstan. Perempuan adalah
Sifat dan tingkah laku manifestasi hawa ditaman
seorang tokoh sederhana eden, kaum buruh dan tani
bersifat datar, monoton, bagi kelompok marxis, pribumi
hanya mencerminkan dalam pandangan kolonial,
satu watak tertentu. ekonomi lemah dalam
b) Tokoh bulat (complex kaitannya dengan proyek
atau round character) kapitalis, novel populer dalam
adalah tokoh yang kerangka sastra yang indah
memiliki dan diungkap (kesusastraaan), pada
berbagai kemungkinan tradisional dalam era
sisi kehidupannya, sisi swalayan, dan sebagainya.
kepribadiannya dan jati Pada dasarnya dekostruksi
dirinya. diperhadapkan pada simbol-
simbol ‗perempuan‘ seperti di
c. Mengenal Teori Dekonstruksi atas.
Jaques Derrida Dalam bidang filsafat
1) Sosok Jaques Derrida maupun sastra, dekonstruksi
Dekonstruksi identik termasuk salah satu teori yang
dengan resepsi sastra. sangat sulit untuk dipahami.
Apabila teks dikaitkan dengan Dibandingkan dengan teori-
perempuan dan masalah- teori postrukturalisme pada
masalah kolonial, maka umumnya, secara definitif
dekonstruksi identik dengan perbedaan sekaligus ciri khas
feminis dan postkolonial. dekonstruksi sebagaimana
Apabila teks dikaitkan dengan dikemukakan oleh Derrida
cerita dan penceritaan, (1976) adalah penolakannya
dekonstruki identik dengan terhadap logosentrisme dan
naratologi dan postrukturalis. fonosentrisme yang secara
Dengan demikian keseluruhan melahirkan
postrukturalisme adalah oposisi biner dan cara-cara
mendekonstruksi kekuatan berpikir lainnya yang bersifat
laten subjek kultural, subjek- hierarkis dikotomis.
subjek hegemonis yang Dekonstruksi adalah
secara terus menerus cara membaca teks, sebagai
mengkondisikan situasi strategi. Dekonstruksi tidak
marginalitas. ‘perempuan‗ semata-mata ditunjukkan
adalah simbol terhadap tulisan, tetapi semua

OKARA, Vol. I, Tahun 9, Mei 2014


67
ANALISIS DEKONSTRUKSI TOKOH TAKESHI DAN MITSUSABURO
PERSPEKTIF JACQUES DERRIDA
Abd. Ghofur

pernyataan kultural sebab kemudian berpengaruh besar


keseluruhannya pernyataan di Amerika sekitar tahun 1970-
tersebut adalah teks yang an hingga pada tahun 1980-
dengan sendirinya sudah an. Pada dasarnya, menurut
mengandung nilai-nilai, Sarup dekonstruksi bertujuan
prasyarat, ideologi, untuk membongkar tradisi
kebenaran, dan tujuan-tujuan metafisika barat seperti
tertentu. Dekonstruksi dengan fenomenologi Husserlian,
demikian tidak terbatas hanya strukturalisme Saussurean,
melibatkan diri dalam kajian strukturalisme Perancis pada
wacana, baik lisan maupun umumnya, psikoanalisis
tulisan, melainkan juga Freudian dan Psikoanalisis
kekuatan-kekuatan lain yang Lacanian. Tugas dekonstruksi,
secara efektif mengungkap hakikat
mentransformasikan hakikat problematika wacana-wacana
wacana. Menurut dekonstruksi yang dipusatkan, dipihak yang
adalah testimoni terbuka lain membongkar metafisika
kepada mereka yang kalah, dengan megubah batas-
mereka yang terpinggirkan batasnya secara konseptual.
oleh stabilitas rezim bernama Pada dasarnya
pengarang. Maka, sebuah dekonstruksi yang sudah
dekonstruksi adalah gerak dilakukan oleh Nietzsche.
perjalanan menuju hidup itu Prinsip sebab-akibat selalu
20
sendiri . memberikan perhatian
Tokoh terpenting terhadap sebab, sedangkan
dekonstruksi adalah Jacques akibatnya sebagai gejala
Derrida, seorang Yahudi minor. Nietzsche menjelaskan
Aljazair yang kemudian bahwa prinsip sebab akibat
menjadi ahli filsafat dan kritik bukanlah hukum universal
sastra di Perancis. melainkan merupakan retorika
Dekonstruksi dikembangkan bahasa, sebagai gejala
atas dasar pemahaman metonimi, gejala bahasa
sepihak tradisi kritik, yaitu dengan cara melekatkan
yang semata-mata nama orang atau benda-
memberikan perhatian benda pada pusat objek yang
terhadap ucapan. Aliran lain.
dekonsruksi lahir di Perancis Saussure menjelaskan
sekitar tahun 1960-an, yang bahwa makna yang diperoleh

20
melalui pembagian lambang-
Al-fayyadl (2011: 232)

OKARA, Vol. I, Tahun 9, Mei 2014


68
ANALISIS DEKONSTRUKSI TOKOH TAKESHI DAN MITSUSABURO
PERSPEKTIF JACQUES DERRIDA
Abd. Ghofur

lambang menjadi penanda tradisi filsafat barat, istilah-


dan petanda. Dekonstruksi istilah yang pertama lebih
menolak keputusan tersebut superior dari yang kedua.
dengan cara terus menerus Karena oposisi biner berjalan
berusaha melepaskan diri, berdampingan dalam filsafat
sekligus mencoba barat, maka menurut Derida
menemukan pusat-pusat yang istilah-istilah tersebut adalah
baru. Menurut Saussure milik ―Logos–kebenaran‖.
hubungan penanda dengan Sedangkan istilah-istilah yang
21
petanda bersifat pasti. kedua adalah representasi
Metode struktural palsu dari yang pertama, atau
ditemukan Ferdinand De bersifat inferior. Tradisi ini
Saussure ketika menyelidiki dinamakannya logosentrisme
bahasa. Oleh sebab itu ketika dan dipergunakannya untuk
berbicara strukturalisme, menerangkan asumsi adanya
setidaknya kita akan hak istimewa yang dipandang
memperbincangkan bahasa. istilah pertama dan
Bila bahasa dilohat secara ―pelecehan terhadap istilah
22
struktural, didapatlah kedua. .
kesimpulan bahwa bahasa Dari sinilah baru kita
bisa ada karena adanya bisa melihat hubungan
sistem perbedaan (system of Derrida, terutama
difference) dan inti dari sistem dekonstruksinya, dengan
perbedaan ini adalah oposisi lingustik struktural.
biner (binary oposition). Dekonstruksi dikembangkan
Oposisi biner inilah inti dari Derrida adalah penyangkalan
pemikiran struktural terhadap oposisi
Saussurean. Oposisi antara ucapan/tulisan, ada/takada,
penanda/ petanda, tuturan murni atau tercemar, dan
/tulisan, langue/ parole. akhirnya penolakan terhadap
Oposisi dalam linguistik kebenaran tunggal atau logos
ini berjalan berdampingan itu sendiri.
dengan hal yang sama dalam Lebih lanjut tulisan
tradisi filsafat barat; makna/ menurut Derrida, bila dilihat
bentuk, jiwa/ badan, dengan cara lain, merupakan
transendental/ imanen, benar/
salah, dan sebagainya. Dalam 22
Periksa, Christopher Norris,
oposisi biner ini, menurut Membongkar Teori Dekonstrusi Jacques Derrida,
Terjemahan dari [Deconstruction: Teori and
21
Baca, Eagleton, 1983, hlm128 Practice] , Ar Ruzz (Jogyakarta, 2003) hlm. 11

OKARA, Vol. I, Tahun 9, Mei 2014


69
ANALISIS DEKONSTRUKSI TOKOH TAKESHI DAN MITSUSABURO
PERSPEKTIF JACQUES DERRIDA
Abd. Ghofur

prakondisi dari bahasa, dan dapat diketahui melalui


bahkan telah ada sebelum ucapan, melainkan melalui
ucapan oral. Dengan tulisan. Menurutnya, tulisan
demikian, bisa dikatakan, lebih utama dibandingkan
tulisan atau malah lebih dengan ucapan. Menurut
istimewa dibandingkan Derrida (Eagleton, 1983:127-
dengan tuturannya. Tulisan 128) makna tidak dengan
itu sendiri adalah bentuk sendirinya hadir dalam suatu
permainan bebas unsur-unsur lambang. Lambang
bahasa dan komunikasi. Dia mempersoalkan sesuatu yang
merupakan proses perubahan bukan dirinya, lambang
makna terus menerus dan mewakili sesuatu yang lain.
perubahan ini menempatkan Makna hadir dalam rangkaian
dirinya diluar jangkauan penanda.
kebenaran mutlak (logos). Konsep Saussure yang
Dalam hal ini Derrida melihat juga didekonstruksi oleh
tulisan sebagai jejak—bekas- Derrida adalah doktrin hierarki
bekas tapak kaki yang harus ucapan-tulisan, yang pada
kita telusuri terus-menerus jika dasarnya memandang ucapan
ingin tahu siapa siempunya sebagai pusat, sedangkan
kaki. Proses berpikir, menulis tulisan sebagai non pusat.
dan berkarya berdasarkan Menurut Saussure, ucapan
prinsip jejak inilah yang lebih dekat dengan pikiran dan
disebut Derrida sebagai perasaan sebab ucapan
differance. mengimplikasikan subjek yang
Differance adalah istilah berbicara, subjek yang hadir
yang diciptakan oleh Derrida secara serta merta,
tahun 1968 dalam kaitannya sedangkan tulisan yang
dengan pemahamannya bersifat sekunder, termediasi,
mengenai ilmu bahasa grafis dan mewakili.
Saussure dan antropologi Menurut Derrida konsep
23
Levi-Strauss . Menurut ucapan-tulisan dapat saja
Derrida, perbedaan dibalik menjadi tulisan-
difference dan differance, ucapan. Ujaran pun adalah
bahasa kamus baik bahasa sejenis tulisan, ujaran selalu
Inggris maupun bahasa sudah tertulis, dan dengan
Perancis dan bahasa demikian bahasa pun sudah
dekonstruksi Derrida, tidak tertulis. Menurut Rousseau,

23
ucapan merupakan bentuk
(Derrida, 2002:45,61)

OKARA, Vol. I, Tahun 9, Mei 2014


70
ANALISIS DEKONSTRUKSI TOKOH TAKESHI DAN MITSUSABURO
PERSPEKTIF JACQUES DERRIDA
Abd. Ghofur

asal, tulisan merupakan yang selama ini tidak


pelengkap bahasa lisan. Di memperoleh perhatian.
pihak yang lain, Levi-Strauss Memungkinkan untuk
melukiskan hubungan antara melakukan penjelajahan
alam dan kebudayaan yang intelektual dengan apa saja,
dengan sendirinya sudah tanpa terikat dengan sutu
tertulis. aturan yang dianggap telah
Perbedaan antara berlaku universal.
pembaca non dekonstruksi Dalam dekonstruksi,
dan dekonstruksi dapat pembacaan tak harus dimulai
dijelaskan sebagai berikut. dari awal, ia bisa dimulai dari
Pembaca non dekonstruksi mana saja. Bahkan Derrida
atau pembaca konvensional memulai dari sebuah catatan
dilakukan dengan cara kaki. Dari pembacaan didapati
menemukan makna yang beberapa unit wacana yang
benar, makna terakhir, yang mengalami kebuntuan.
disebut sebagai makna
optimal. Sebaliknya, pembaca d. Prinsip Dekonstruksi
dekonstruksi tidak perlu Dari paparan di atas, kita
menemukan makna terakhir. telah berbicara sedikit tentang
Yang diperlukan adalah latar belakang pemikiran Derrida,
pembongkaran secara terus terutama menyangkut
menerus, sebagai proses. dekonstruksi. Memang pada
Dekonstruksi dilakukan awalnya dekonstruksi adalah
dengan cara pemberian cara atau metode membaca teks.
perhatian terhadap gejala- Adapun yang khas dalam cara
gelaja yang tersembunyi, baca dekonstruktif, sehingga
sengaja disembunyikan, pada perjalanan selanjutnya dia
seperti ketidakbenaran, tokoh sangat bermuatan filosofis,
sampingan, perempuan, dan adalah bahwa unsur-unsur yang
sebagainya. dilacaknya, untuk kemudian
Umar Junus dibongkar, pertama-tama
memandang dekonstruksi bukanlah inkonsistensi logis,
sebagai persepektif baru argumen yang lemah, ataupun
24
dalam penelitian sastra . premis yang tidak akurat yang
Dekonstruksi justru terdapat dalam teks,
memberikan dorongan untuk sebagaimana yang biasanya
menemukan segala sesuatu dilakukan pemikiran

24
modernisme, melainkan unsur
Umar Junus (1996:109-109)

OKARA, Vol. I, Tahun 9, Mei 2014


71
ANALISIS DEKONSTRUKSI TOKOH TAKESHI DAN MITSUSABURO
PERSPEKTIF JACQUES DERRIDA
Abd. Ghofur

yang secara memungkinkan teks data-data penelitian.25 Metode


tersebut menjadi filosofis. kualitatif pada dasarnya sama
Kasarnya, kemungkinan filsafat dengan metode hermeneutika.26
itu sendirilah yang Artinya, baik metode
dipersoalkannya. hermeneutika, kualitatif dan
Maka dalam metode ini, analisis isi, secara keseluruhan
dekonstruksi, atau lebih tepatnya memanfaatkan cara-cara
pembacaan dekonstruktif, filsafat penafsiran dengan menyajikannya
diartikan sebagai tulisan, dan dalam bentuk deskripsi. Dikaitkan
oleh karena itu filsafat tidak dengan hakikat penafsiran maka
pernah berupa ungkapan hermeneutika yang paling
transparan pemikiran secara dominan, sesuai dengan asal
langsung. Sebab setiap usulnya dalam bidang filsafat,
pemikiran filsafat tentu yaitu sebagai cara penafsiran kitab
disampaikan melalui sistem suci. Sebagai bagian dari
tanda yang berkarakter material, perkembangan ilmu sosial, kualitas
baik grafis maupun fonetis. penafisran dalam metode kualitatif
Prinsip- prinsip yang terdapat dengan demikian dibatasi oleh
dalam teori Dekonstruksi adalah: hakikat fakta-fakta sosial. Artinya,
 Melacak unsur-unsur aporia fakta sosial adalah fakta-fakta
(makna paradoks, makna sebagaimana ditafsirkan oleh
kontradiktif, dan makna ironi) subyek.
 Membalikkan atau merubah Selanjutnya, dalam
makna-makna yang sudah penelitian sastra ini, sebagaimana
dikonvensionalkan metode kualitatif dasar
D. Metode Penelitian pelaksanaannya akan
1. Pendekatan dan jenis penelitian menggunakan analisis isi, yakni
Adapun pendekatan yang penafsiran. Lebih lanjut apabila
digunakan dalam penelitian ini dalam proses penafsiran dalam
adalah menggunakan pendekatan metode kualitatif memberikan
kualitatif yakni berusaha untuk perhatian pada situasi alamiah,
memahami makna peristiwa- maka dasar penafsiran dalam
peristiwa yang berkaitan dengan metode analisis isi memberikan
kegiatan subyak di lapangan perhatian pada isi pesan. Peneliti
secara utuh, penelitian ini juga
25
memahami secara langsung obyek Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian
yang diteliti di lapangan secara Kualitatif, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya,
2000, hlm. 3
ilmiah dalam ragka memperoleh 26
Baca, Prof. Nyoman Kutha Ratna, Teori
Metode dan Teknik Penelitian Sastra.
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar) Hlm. 46

OKARA, Vol. I, Tahun 9, Mei 2014


72
ANALISIS DEKONSTRUKSI TOKOH TAKESHI DAN MITSUSABURO
PERSPEKTIF JACQUES DERRIDA
Abd. Ghofur

menekankan bagaimana penelitian kualitatif yakni ia


memaknakan isi komunikasi, sekaligus merupakan perencana,
memaknakan isi interaksi simbolik pelaksana pengumpul data,
yang terjadi dalam peristiwa analisis, penafsir data dan pada
komunikasi. akhirnya ia menjadi pelapor hasil
2. Subyek dan Obyek Penelitian penelitian. Sebagai instrument
Setiap kegiatan yang kunci dipandang perlu beberapa
bersifat ilmiah memiliki objek. tekhnik dalam mengumpulkan data
Penelitian sastra [baca: novel] juga digunakan di antaranya
memiliki objek. Hanya saja, objek wawancara, observasi, serta
yang dikaji adalah fenomena yaitu dokumentasi, di mana pencari
realita atau aspek yang tahu alamiah dalam pengumpulan
terkandung didalam teks, yang data lebih banyak bergantung
penampakannya hanya dapat pada dirinya sebagai alat
27
ditangkap lewat pengamatan yang pengumpul data.
cermat. Apa yang tertulis sebagai Namun demikian, karena
teks merupakan subjek data diambil dari teks [baca:
pengkajian, suatu jagat (universe) novel], maka instrumen yang
yang memiliki kompleksitas digunakan adalah observasi teks,
fenomena dengan lebih dari satu dan dokumentasi. Dalam proses
interpretasi. Adapun yang mejadi observasi teks, peneliti melakukan
subyek penelitian adalah novel proses pembacaan secara
yang ditulis oleh Kenzaburo Oe, berulang-ulang dan mendalam
dengan judul Jeritan Lirih, untuk menemukan data sesuai
Terjemahan versi Indonesia Utti dengan fokus permasalahan
Setiawati, (Yogyakarta: Jalasutra), penelitian yang diajukan.
Silent Cry, (Kodansa International 4. Teknik Analisa Data
Ltd, Tokyo dan New York: 1974) Analisis data merupakan
Terjemahan John Bester dari proses yang sistematis penvarian
Man‘en Gannen no Futtoboru dan pengaturan transkripsi
Kodansa Ltd, Tokyo; 1967), wawancara, catatan lapangan, dan
sedangkan obyek penelitiannya materi-materi lain yang telas
adalah tokoh didalam novel didapat dilapangan. Analisis itu
tersebut, yakni Takeshi dan sendiri melibatkan pekerjaan
Mitsusaburo. dengan data, penyusunan, dan
3. Instrumen Penelitian pemecahannya kedalam unit-unit
Dalam hal ini peneliti yang dapat ditangani,
sebagai Key instrument, perangkumannya, pencarian pola-
kedudukan peneliti dalam 27
Ibid, hlm 5

OKARA, Vol. I, Tahun 9, Mei 2014


73
ANALISIS DEKONSTRUKSI TOKOH TAKESHI DAN MITSUSABURO
PERSPEKTIF JACQUES DERRIDA
Abd. Ghofur

pola , dan penemuan apa yang b. gambaran yang diberikan


penting dan apa yang perlu pengarang lewat gambaran
28
dipelajari. lingkungannya maupun cara
Adapun teknik analisis dari berpakaian,
penelitian dengan pendekatan c. menunjukkan bagaimana
teori dekonstruksi ini sebagai perilakunya,
berikut: d. melihat bagaimana tokoh itu
a) Peneliti membaca dan berbicara tentang dirinya,
memahami isi keseluruhan e. memahami bagaimana jalan
karya sastra (objek analisis) pikirannya,
b) Peneliti mengidentifikasikan f. melihat bagaimana tokoh lain
objek sesuai dengan prinsip- berbicara tentangnya,
prinsip yang telah ditentukan. g. melihat bagaimana tokoh lain
c) Peneliti mengklasifikasikan berbicara dengannya,
objek sesuai dengan prinsip- h. melihat bagaimana tokoh-tokoh
prinsip yang ditentukan yang lain itu memberikan reaksi
d) Peneliti menguraikan/ terhadapnya, dan,
menganalisis objek i. melihat bagaimana tokoh itu dalam
e) Peneliti memberi simpulan dan mereaksi tokoh yang lainnya
saran atas hasil analisis yang ia Didapatkan kesimpulan bahwa :
lakukan a. Tokoh Takeshi, adalah seorang
yang :
E. Hasil Penelitian 1) Takeshi berjiwa pemberontak
Berdasarkan temuan data, dan petualang
paparan data yang diperoleh, serta 2) Takeshi seorang yang teguh
didasarkan pada pembahasan sesuai pendirian
dengan teori, dapat disimpulkan hasil 3) Memiliki visi hidup yang
penelitian sebagai berikut: lebih jelas
Pada fokus permasalahan 4) Penganut Kehidupan bebas
penelitian yang pertama, secara teori 5) Sosok Tokoh yang tidak
didasarkan pada konsep penokohan menyukai minuman keras
yang diajukan oleh Aminudin29, 6) Penganut seks bebas
antara lain : 7) Sosok yang mampu menjadi
a. tuturan pengarang terhadap pemimpin
karakteristik pelakunya, 8) Sosok yang mudah dipercaya
dan mampu mempengaruhi
28
Baca, Emzir, 2010, Metode Penelitian orang lain
Kualitatif Anlisis Data. Jakarta: Rajawali Press,
hlm.85 9) Sosok yang bukan penakut
29
Aminudin. 1995. Pengantar Apresiasi 10) Sosok Pemberani
Sastra. Malang: Sinar Baru.

OKARA, Vol. I, Tahun 9, Mei 2014


74
ANALISIS DEKONSTRUKSI TOKOH TAKESHI DAN MITSUSABURO
PERSPEKTIF JACQUES DERRIDA
Abd. Ghofur

b. Tokoh Mitsusaburo, adalah terhadap tokoh Takeshi juga


seseorang yang : ditunjukkan dengan akhir cerita, yang
1) Seorang penyayang binatang menunjukkan bagaimana
2) Pemegang teguh keberhasilan pemberontakan model
kepercayaan/rahasia Takeshi terhadap monopoli
3) Sosok yang mudah frustasi perdagangan oleh Kaisar terhadap
4) Sosok yang gemar minum- orang-orang lembah, sudah
minuman keras semestinya diakhiri dengan perayaan
5) Sosok pemalas atau euforia dari Takeshi dengan
Sedangkan pada fokus kelompoknya, namun demikian itu
permasalahan kedua tentang, Gaya ditunjukkan Takeshi dengan harakiri.
penceritaan Tokoh Takeshi dan Karena bagaimanapun juga makna
Mitsusaburo dilihat dari kacamata harakiri sendiri adalah sebuah
binary oposition, temuan yang dapat keputusan untuk bunuh diri disaant
dikemukakan dalam kesimpulan ini seorang prajurit atau ksatria kalah
adalah bahwa dekonstruksi Derrida atau gagal menjalankan tugas.
membentuk upaya untuk
memberdayakan pemaknaan tersirat-
logika yang cenderung dilupakan atau
diapkir karena prioritas dan pilihan
tertentu dari sebuah teks. Sehingga,
ketika sosok tokoh Takashi dilihat dari
sisi luar gambaran teks, sebagai
sosok yang memiliki jiwa
pemberontak, penyimpangan seks
bebas, tidak dapat dilihat secara
datar begitu, namun dilihat dari upaya
yang dilakukannya dalam proses
pendampingan, bagaimana
penjarahan yang dilakukannya
ternyata hanyalah sebuah skenario
yang ternyata justru membawa
masyarakat lembah terutama para
petani tersadar, bahwa dalam politik
monopoli perdagangan yang
dilakukan kaisar terdapat sisi
pembelajaran yang patut untuk ditiru.
Temuan lain tentang genealogi
tokoh sesuai dengan oposisi biner

OKARA, Vol. I, Tahun 9, Mei 2014


75
ANALISIS DEKONSTRUKSI TOKOH TAKESHI DAN MITSUSABURO
PERSPEKTIF JACQUES DERRIDA
Abd. Ghofur

Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian


Kualitatif, (Bandung, PT. Remaja
Daftar Bacaan Rosdakarya, 2000).

Aminudin, Pengantar Apresiasi Sastra. Norris, Christopher., Membongkar Teori


(Malang: Sinar Baru, 1995). Dekonstrusi Jacques Derrida,
(Jogjakarta, Ar Ruzz, 2003).
Al-Fayyadl, Muhammad, Derrida,
(Yogyakarta: LKiS, 2005). Nurgiyantoro, Burhan, Sastra Anak
Pengantar Pemahaman Dunia
Ary, Donald, Educational Research. Anak. (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 1995).
Berman, Art, From The New Criticism to
Deconstruction: the Reception of ------------------------------, Teori Pengkajian
Structuralism and Post- Fiksi. (Yogyakarta: Gajah Mada
Structuralism, (Urbana & Chicago: University Press, 1995)
Illionis Press, 1988)
Pradopo, Rahmat Djoko, dkk.
Budianta, Melani dkk, Membaca Sastra- Metodologi Penelitian Sastra.
Pengantar Memahami Sastra (Yogyakarta: Hanindita Graha
untuk Perguruan Tinggi. Widya, 2001).
(Magelang: Indonesia Tera, 2008).
Ratna, Nyoman Kutha., Teori Metode
Creswell, John W, Educational Research dan Teknik Penelitian Sastra.
Planning, Conducting, and (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, tt.).
Evaluating Quantitative and
Qualitative Research, (Boston: Stanton, Teori Fiksi Robert Stanton.
Pearson Education, 2012, 4th ed.). Terjemahan Sugihastuti dan Rossi
Abi Al Irsyad. (Yogyakarta:
Eagleton, Terry., Teori Kesusastraan Pustaka Pelajar, 2007).
(1983).
Tarigan, Henry Guntur.. Prinsip-Prinsip
Emzir, Metode Penelitian Kualitatif Dasar Sastra. (Bandung: Angkasa.
Analisis Data, (Jakarta: Rajawali Indonesia, 1991).
Press, 2010).
Wellek, Rene dan Austin Werren. Teori
Hardjana, Andre. Kritik Sastra Sebuah Kesusastraan. Melani Budianta
Pengantar, (Jakarta: Gramedia, (terj.), (Jakarta: Gramedia, 1989).
1981).

OKARA, Vol. I, Tahun 9, Mei 2014


76

Anda mungkin juga menyukai