Agus Yulianto
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persamaan dan perbedaan antara
legenda Telaga Bidadari dari Kalimantan Selatan dengan cerita Jaka Tarub dari Jawa Tengah.
Kajian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian struktural sastra bandingan.
Penelitian ini menggunakan meteode deskriptif-komparatif. Melalui kajian struktural sastra
bandingan dapat diketahui bahwa dari segi struktur seperti tema, dan amanat terdapat
kesamaan. Akan tetapi, dari segi tokoh dan penokohan, alur, dan latar terdapat perbedaan.
Kata kunci: Perbandingan, struktural, cerita rakyat.
Abstract: The aim of this research is to dig out the similarities and differences of Telaga Bidadari legend
from South Borneo and Jaka Tarub legend from Central Java. This research uses structural literary
comparative approach. With descriptive comparative method by using structural literary comparative
approach it can be found out that theme and mandate are the same while character and characterization,
plots and settings are different.
Key words: Comparative, structural, folklore
79
Legenda Telaga Bidadari dan Legenda Jaka Tarub Sebuah Kajian Struktural Sastra Bandingan (Agus Yulianto)
zamannya. Akan tetapi, saat ini banyak Bidadari dari Kalimantan Selatan
generasi muda di Kalimantan Selatan dengan Legenda Jaka Tarub dari Jawa
yang tidak mengetahui lagi keberadaan berdasarkan kajian struktural.
cerita legenda Telaga Bidadari ini. Hal Menurut Kurnia (1996:1-2) dalam
itu disebabkan makin berkembangnya kegiatan sastra bandingan terdapat
cerita-cerita modern yang berbentuk beberapa pengertian, yaitu 1) sastra
novel atau cerpen. Baik novel dalam bandingan adalah kegiatan untuk
negeri maupun luar negeri. mempelajari sastra lisan, terutama cerita
Salah satu cerita rakyat yang mirip rakyat dan penyebarannya serta
dengan cerita legenda Telaga Bidadari menyelusuri waktu penulisan sastra
adalah cerita rakyat yang berjudul Jaka lisan menjadi karya yang artistik, 2)
Tarub dari Jawa Tengah. Cerita ini sastra bandingan adalah kegiatan sastra
sangat popular di daerahnya, bahkan di yang menghubungkan dua kesusastraan
Indonesia. Kesamaan cerita antara atau lebih, dan 3) kegiatan sastra
legenda Telaga Bidadari dengan legenda bandingan membicarakan sastra secara
Jaka Tarub membuat kedua cerita ini menyeluruh, sama dengan
menjadi menarik untuk membicarakan sastra dunia, sastra
diperbandingkan. Dengan demikian universal, atau sastra umum.
masalah yang akan diangkat dalam Menurut Endraswara (2011:22)
penelitian ini adalah bagaimana asumsi dasar sastra bandingan yang
perbandingan struktur cerita rakyat paling penting adalah: 1) hadirnya
Telaga Bidadari dengan cerita rakyat unsur tambahan atau pengurangan
Jaka Tarub bila ditinjau dari segi tema, dalam karya sastra, 2) terjadinya
tokoh dan penokohan, alur, latar dan persilangan kreativitas di otak
amanat. pengarang, 3) pengarang adalah orang
Berdasarkan teori sastra yang gemar meramu bacaan-bacaan
kontemporer, sebuah cerita yang mirip masa silam, dan 4) pengarang tidak
tidak dapat dikatakan cerita yang satu selalu suci, bersih, atau steril dari bacaan
merupakan cerita yang terlebih dahulu dan pengalaman masa lalu. Sastra
ada dibandingkan cerita yang lain. bandingan di Indonesia terbagi menjadi
Begitu juga sebaliknya. Oleh sebab itu, empat kelompok, yaitu: 1) sastra
tidak dapat dikatakan bahwa cerita Jaka bandingan dalam kaitan studi filologi
Tarub adalah cerita rakyat yang terlebih yang dikenal sebagai kritik teks, 2)
ada dibandingkan cerita legenda Telaga sastra bandingan dalam hubungan
Bidadari atau sebaliknya. Dua buah dengan sastra lisan, 3) sastra bandingan
cerita yang mirip hanya dapat modern, dan 4) sastra bandingan
diperbandingkan berdasarkan adanya interdisipliner.
perbedaan bahasa yang digunakan. Hakikat sastra bandingan menurut
Sarman (2011:61) merupakan suatu
2. KERANGKA TEORI upaya untuk meningkatkan pemahaman
Objek penelitian yang akan dibahas objek yang ditelaah. Untuk memahami
dalam tulisan ini adalah mengenai karya sastra pada suatu kurun waktu,
perbandingan cerita rakyat Telaga perlu dibandingkan suatu karya dengan
80
Undas Vol 12. , Nomor 2 , Desember 2016 : 79--90
81
Legenda Telaga Bidadari dan Legenda Jaka Tarub Sebuah Kajian Struktural Sastra Bandingan (Agus Yulianto)
82
Undas Vol 12. , Nomor 2 , Desember 2016 : 79--90
jalan lain untuk Putri Bungsu kecuali Putri Bungsu segera mengenakan
menerima pertolongan Awang Sukma. selendangnya dan seketika terbang ke
Datu Awang Sukma sangat mengagumi kahyangan. Datu Awang Sukma menatap
kecantikan Putri Bungsu. Demikian juga sedih dan bersumpah untuk melarang anak
dengan Putri Bungsu. Ia merasa bahagia keturunannya memelihara ayam hitam
berada di dekat seorang yang tampan dan yang dia anggap membawa malapetaka.
gagah perkasa. Akhirnya mereka
memutuskan untuk menjadi suami istri. 4.2 Sinopsis Cerita Jaka Tarub
Setahun kemudian lahirlah seorang bayi
Legenda Jaka Tarub - Babad Tanah Jawi
perempuan yang cantik dan diberi nama
merupakan naskah sejarah Kesultanan
Kumalasari. Kehidupan keluarga Datu
Mataram. Cerita dimulai dengan
Awang Sukma sangat bahagia. Namun,
menceritakan mengenai kisah seorang
pada suatu hari seekor ayam hitam naik ke
pemuda yang bernama Jaka Kudus,
atas lumbung dan mengais padi di atas
mengembara karena dimarahi ayahnya (KI
permukaan lumbung. Putri Bungsu
Ageng Kudus). Singkat cerita, dalam
berusaha mengusir ayam tersebut. Tiba-tiba
pengembaraanya Jaka Kudus menikahi
matanya tertuju pada sebuah bumbung
putri Ki Ageng Kembanglampir. Putri itu
bambu yang tergeletak di bekas kaisan
pun akhirnya meninggal saat melahirkan
ayam. "Apa kira-kira isinya ya?" pikir Putri
seorang bayi laki-laki.
Bungsu. Ketika bumbung dibuka, Putri
Bayi laki-laki yang ditinggal mati ibunya
Bungsu terkejut dan berteriak gembira. "Ini
itu, ditemukan seorang pemburu bernama
selendangku!, seru Putri Bungsu. Selendang
Ki Ageng Selandaka. Si bayi digendong
itu pun didekapnya erat-erat. Perasaan
sambil mengejar burung sampai ke desa
kesal dan jengkel tertuju pada suaminya.
Tarub. Karena suatu hal, Ki Ageng
Tetapi ia pun sangat sayang pada suaminya.
Selandaka akhirnya meninggalkan bayi
Akhirnya Putri Bungsu membulatkan
tersebut sendirian. Untunglah, si bayi
tekadnya untuk kembali ke kahyangan.
ditemukan seorang janda, sebut saja Nyai
"Kini saatnya aku harus kembali!," katanya
Ageng Tarub, dan dijadikan anak angkat.
dalam hati. Putri Bungsu segera
Oleh penduduk sekitar ia dipanggil dengan
mengenakan selendangnya sambil
nama Jaka Tarub.
menggendong bayinya.
Jaka Tarub tumbuh menjadi seorang
Datu Awang Sukma terpana melihat
pemuda yang gemar berburu. Suatu hari ia
kejadian itu. Ia langsung mendekat dan
melanggar larangan ibu angkatnya supaya
minta maaf atas tindakan yang tidak terpuji
tidak berburu sampai kawasan Gunung
yaitu menyembunyikan selendang Putri
Keramat. Di gunung itu terdapat sebuah
Bungsu. Datu Awang Sukma menyadari
telaga tempat tujuh bidadari mandi. Jaka
bahwa perpisahan tidak bisa dielakkan.
Tarub mengambil selendang salah satu
"Kanda, dinda mohon peliharalah
bidadari. Ketika acara mandi selesai, enam
Kumalasari dengan baik," kata Putri Bungsu
dari tujuh bidadari tersebut kembali ke
kepada Datu Awang Sukma." Pandangan
kahyangan. Sisanya yang satu orang
Datu Awang Sukma menerawang kosong
bingung mencari selendangnya, karena
ke angkasa. "Jika anak kita merindukan
tanpa itu ia tidak mampu terbang. Jaka
dinda, ambillah tujuh biji kemiri, dan
Tarub muncul datang menolong. Bidadari
masukkan ke dalam bakul yang digoncang-
yang bernama Dewi Nawangwulan itu
goncangkan dan iringilah dengan lantunan
bersedia ikut pulang ke rumahnya.
seruling. Pasti dinda akan segera datang
Keduanya akhirnya menikah dan
menemuinya," ujar Putri Bungsu.
83
Legenda Telaga Bidadari dan Legenda Jaka Tarub Sebuah Kajian Struktural Sastra Bandingan (Agus Yulianto)
mendapatkan seorang putri bernama Dewi Bungsu adalah seorang bidadari dari
Nawangsih. kayangan. Dia bersama keenam
Selama hidup berumah tangga, saudaranya sering mandi di kolam
Nawangwulan selalu memakai yang ada di dalam hutan. Pada suatu
kesaktiannya. Sebutir beras bisa
hari Awang Sukma tidak sengaja
dimasaknya menjadi sebakul nasi. Suatu
mendapati ketujuh bidadari itu sedang
hari Jaka Tarub melanggar larangan
Nawangwulan supaya tidak membuka mandi. Karena keisengannya, Awang
tutup penanak nasi. Akibatnya kesaktian Sukma menyembunyikan selendang
Nawangwulan hilang. Sejak itu ia menanak bidadari yang paling muda yang
nasi seperti umumnya wanita biasa. Maka, bernama Putri Bungsu. Oleh sebab itu,
persediaan beras menjadi cepat habis. Putri Bungsu tidak dapat terbang lagi
Ketika beras tinggal sedikit, Nawangwulan pergi ke kayangan bersama keenam
menemukan selendang pusakanya kakaknya. Putri Bungsu akhirnya
tersembunyi di dalam lumbung. menikah dengan Awang Sukma dan
Nawangwulan pun marah mengetahui melahirkan seorang anak yang bernama
kalau suaminya yang telah mencuri benda
Kumalasari. Pada suatu hari seekor
tersebut. Jaka Tarub memohon istrinya
ayam hitam datang mengais-ngais
untuk tidak kembali ke kahyangan. Namun
tekad Nawangwulan sudah bulat. Hanya lumbung padi milik Awang Sukma.
demi bayi Nawangsih ia rela turun ke bumi Secara tidak sengaja di kaki ayam hitam
untuk menyusui saja. itu terkais bumbung tempat Awang
Sukma menyembunyikan selendang
4.3 Perbandingan Struktur Cerita Putri Bungsu. Putri Bungsu secara tidak
Legenda Telaga Bidadari dan sengaja juga melihat bumbung itu dan
Legenda Jaka Tarub secara iseng membuka tutupnya. Betapa
terkejut Putri Bungsu begitu mengetahui
4.3.1 Perbandingan Tema Cerita isi bumbung yang ternyata adalah
selendang miliknya sendiri. Putri
Mengenai tema cerita, Sudjiman
Bungsu menyadari akal bulus suaminya
(1988: 51) mengemukakan bahwa tema
yang menyebabkan dia tidak dapat
adalah gagasan, ide, atau pilihan utama
pergi ke kayangan. Setelah
yang mendasari suatu karya sastra.
mendapatkan selendang, Putri Bungsu
Sementara itu, Daiches dkk. (1986:827)
memutuskan untuk pergi kembali ke
mengatakan bahwa tema adalah makna
kayangan. Betapa sedih hati Awang
karya sastra secara keseluruhan.
Sukma menghadapi kenyataan tersebut.
Berdasarkan pengertian tema maka
Akan tetapi, nasi sudah menjadi bubur
perbandingan tema dari kedua cerita
dan keputusan Putri Bungsu tidak dapat
tersebut dapat dikemukakan di bawah
lagi berubah. Dengan demikian Putri
ini.
Bungsu kembali kekayangan. Akan
Tema dalam cerita Telaga Bidadari
tetapi, rasa sayang dan kesetiaan Putri
adalah tentang kesetiaan seorang istri
Bungsu tidak hilang terhadap
terhadap keluarganya. Datu Awang
keluaraganya. Dia tetap akan kembali
Sukma adalah seorang manusia biasa
menemui suami dan anaknya dengan
yang berkat kecerdikannya dapat
syarat Awang Sukma mengambil tujuh
memperistri seorang bidadari. Putri
84
Undas Vol 12. , Nomor 2 , Desember 2016 : 79--90
85
Legenda Telaga Bidadari dan Legenda Jaka Tarub Sebuah Kajian Struktural Sastra Bandingan (Agus Yulianto)
86
Undas Vol 12. , Nomor 2 , Desember 2016 : 79--90
87
Legenda Telaga Bidadari dan Legenda Jaka Tarub Sebuah Kajian Struktural Sastra Bandingan (Agus Yulianto)
88
Undas Vol 12. , Nomor 2 , Desember 2016 : 79--90
DAFTAR PUSTAKA
Daiches, David et al. 1968. English Literature. New York: Houghton Mifflin Company.
Damono, Sapardi Djoko. 2005. Pegangan Penelitian Sastra Bandingan. Jakarta: Pusat Bahasa.
Kurnia, Sayuti. 1996. Sastra Bandingan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Pradopo, Rahmat Djoko. 2005. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Sarman. 2011.Tokoh Legendaris dalam sastra Lisan Sulawesi Tengah. Multilingual volume 1
tahun x edisi Juni 2011). Palu: Balai Bahasa Sulawesi Tengah.
Sudjiman, Panuti. 1988. Memahamai Cerita Rekaan. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya.
Tarigan, Henry Guntur. 1984. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Penerbit Angkasa.
89
Legenda Telaga Bidadari dan Legenda Jaka Tarub Sebuah Kajian Struktural Sastra Bandingan (Agus Yulianto)
___________________. 2011. Studi Sastra Lisan: Sejarah, Teori, Metode dan Pendekatan Disertai
Contoh Penerapannya. Yogyakarta: Lamalera.
Zaidan, Abdul Rozak dkk. 2007. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Balai Pustaka.
90