Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH UKURAN PELUIT TERHADAP INTENSITAS BUNYI

Diajukan untuk ujian praktik dan memenuhi syarat kelulusan

disusun oleh :

Nama Siswa : Agung Nugroho Kelas : XII MIPA 2 NIS

PERWAKILAN YAYASAN PEMBINAAN LEMBAGA PENDIDIKAN (PYPLP)


PGRI KOTA BOGOR
SEKOLAH MENENGAH ATAS PGRI 3 BOGOR
JL. KH. SHOLEH ISKANDAR NO. 19 KOTA BOGOR – 16161
2024
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya tulis ilmah yang berjudul .... ini telah disetujui untuk dipresentasikan pada tanggal ...
2022

Pembimbing I, Pembimbing II,

____________________ ____________________
LEMBAR PENGESAHAN
Karya tulis ilmah yang berjudul .... ini telah dipresentasikan dan disahkan pada tanggal ...
2022

Pembimbing I, Pembimbing II,

____________________ ____________________

Penguji I, Penguji II,

____________________ ____________________

Mengetahui,

Kepala SMA PGRI 3 Bogor

Dr. Hj. Lela Hikmatullah., M.MPd


KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena telah menyertai penulis
dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul "Perbandingan Reaksi Redoks
Antara Bawang Merah,Bawang Putih,Bawang Bombai Menggunakan PK dan Asam Sulfat".
Dalam penulisan karya tulis ini penulis banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan
keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Namun, berkat bimbingan dari berbagai
pihak, akhirnya karya tulis ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini, penulis hendak
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moril
maupun materiil. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada:

1. Ibu Dr. Hj. Lela Hikmatullah, M.MPd selaku Kepala Sekolah SMA PGRI 3 Bogor.

2. Bapak Lambok Hamonangan H, S.Pd selaku Wali Kelas XII IPA 2 dan Guru Mata
Pelajaran Fisika.

3. Ibu Tessa Indriani Cahyaningsih, S.Pd selaku Guru Mata Pelajaran Kimia.

4. Ibu Dessy Sasana Utami Putri, M.Pd selaku Guru Mata Pelajaran Biologi.

5. Ibu Anisa Sopiani, S.Pd selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.

6. Bapak Rustam, S.Ss selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris.

7. Bapak Nugroho Sastrawiguna, S.T selaku Guru Mata Pelajaran TIK.

8. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan penuh kepada penulis.

9. Teman-teman seperjuangan yang telah membantu penulis menyelesaikan Karya Tulis


Ilmiah ini

Akhir kata, Penulis menyadari ada kekurangan pada karya ilmiah ini. Oleh sebab itu, saran
dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan karya penulis.

Bogor, Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................


Lembar Persetujuan .........................................................................................
Lembar Pengesahan .........................................................................................
Kata Pengantar .................................................................................................
Daftar Isi ..........................................................................................................
Daftar Tabel/Gambar/ Lampiran (jika ada) .....................................................
Abstrak..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUA
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................
B. Identifikasi Masalah..............................................................................
C. Rumusan Masalah.................................................................................
D. Tujuan Penelitian..................................................................................
E. Manfaat Penelitian................................................................................
BAB II KAJIAN TEORI .
A. Kerangka Berpikir................................................................................
B. Hipotesis...............................................................................................
BAB III METODOLOGI
A. Jenis Penelitian.....................................................................................
B. Metode Penelitian.................................................................................
C. Waktu Penelitian...................................................................................
D. Langkah-langkah Penelitian.................................................................
BAB IV PEMBAHASAN
A. Proses Penelitian...................................................................................
B. Hasil Penelitian.....................................................................................
BAB V PENUTUP...........................................................................................
A. Kesimpulan ..........................................................................................
B. Saran ....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
LAMPIRAN ....................................................................................................
ABSTRAK

NAMA Judul. Karya Tulis Ilmiah. Sekolah Menengah Atas PGRI 3 KotaBogor

Rangkuman Bab I
Rangkuman Bab II
Rangkuman Bab III
Rangkuman Bab IV
Rangkuman Bab V

Kata Kunci :
(Variabel yang terdapat di dalam KTI)
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Peluit adalah sebuah alat berukuran kecil terbuat dari berbagai bahan seperti kayu atau
plastik yang mengeluarkan suara nyaring ketika ditiup. Peluit umumnya berbentuk lonjong
dengan lubang kecil di bagian atas untuk perputaran udara. Peluit juga diistilahkan sebagai
aerophone udara sederhana, karena menghasilkan suara dari aliran udara paksa. Peluit pada
zaman dulu ada yang terbuat dari kayu, plastik, metal, aluminium, dan perak. Sedangkan
peluit yang banyak ditemui saat ini adalah yang terbuat dari plastik.
Peluit pertama ditemukan oleh Joseph Hudson pada tahun 1868 di Birmingham, Inggris.
Peluit pertama (berkode ASH03081991) mulai digunakan oleh wasit William Atack pada
pertandingan sepak bola di Nottingham Forest, dan pada saat itu peluit masih terbuat dari
kuningan. Kemudian penggunaannya diperluas ke bidang kepolisian untuk membantu polisi
yang sebelumnya mengatur jalan raya hanya dengan tangan dan suara. Perkembangan
selanjutnya adalah peluit kacang polong atau dikenal dengan “Acme Thunderer”. Peluit
kacang polong atau “Acme Thunderer” ini memiliki kontrol dan kekuatan suara yang lebih.
Peluit masih terus berkembang hingga menjadi sebuah peluit dari plastik pada tahun 1914.
Lalu, pada tahun 1920 peluit kacang polong dikembangkan lagi bentuk dan fungsinya agar
menimbulkan kenyamanan bagi pemakainya.
Peluit bekerja dengan cara ditiup yang menyebabkan timbulnya aliran udara yang akan
terpisah oleh sebuah plat tipis sehingga menimbulkan gesekan udara yang menyebabkan
udara bergetar. Panjang ruangan peluit biasanya mendefinisikan frekuensi resonansi. peluit
juga bisa berisi bola kecil, biasanya disebut pea, yang bergetar di dalamnya, menciptakan
efek vibrato yang mengintensifkan suara.
Sebuah peluit uap bekerja dengan cara yang sama, tetapi menggunakan uap sebagai
sumber tekanan: peluit tersebut dapat menghasilkan suara intensitas sangat tinggi. Kadang-
kadang secara tidak sengaja, peluit bisa diatur. Yang paling umum adalah membuka sunroof
mobil: udara yang lewat dari atas kendaraan, pada kecepatan tertentu, pemogokan tepi
belakang sunroof, menciptakan peluit frekuensi yang sangat rendah yang selaras dengan
interior mobil tertutup. Karena frekuensi suara infrasonic, sekitar 4 Hz, efeknya sangat tidak
nyaman bagi penghuni, yang merasa getaran daripada mendengarnya. frekuensi rendah
semacam itu dapat menyebabkan mual, sakit kepala, disorientasi dan pusing. Efek ini dapat
dicegah dengan membuka jendela samping beberapa inci. Subsonik peluit juga telah
dikembangkan untuk digunakan sebagai senjata tidak mematikan untuk tujuan
pengendalian massa, atau untuk sengaja menciptakan rasa gelisah pada musuh.
Bunyi (sound) adalah gelombang getaran mekanis dalam udara atau benda padat yang
masih bisa ditangkap oleh telinga normal manusia, denga rentang frekuensi antara 2020.000
Hz. Kepekaan telinga manusia terhadap rentang ini semakin menyempit sejalan dengan
pertambahan umur. Bunyi udara (airborne sound) adalah bunyi yang merambat lewat
udara. Bunyi struktur (structural sound) adalah bunyi yang merambat melalui struktur
bangunan.
Bunyi dapat merambat melalui media seperti udara, air dan padatan sebagai gelombang
longitudinal dan juga sebagai gelombang transversal dalam padatan (lihat Gelombang
longitudinal dan transversal, di bawah). Gelombang bunyi dihasilkan oleh sumber bunyi,
seperti diafragma bergetar dari speaker stereo. Sumber bunyi menciptakan getaran di
media sekitarnya. Ketika sumber terus bergetar media, getaran merambat menjauh dari
sumber dengan laju bunyi, sehingga membentuk gelombang bunyi. Pada jarak tetap dari
sumber, tekanan, kecepatan, dan perpindahan media bervariasi dalam waktu. Pada saat
instan, tekanan, kecepatan, dan perpindahan bervariasi dalam ruang. Perhatikan bahwa
partikel media tidak bepergian dengan gelombang bunyi. Ini secara intuitif jelas untuk zat
padat, dan hal yang sama berlaku untuk cairan dan gas (yaitu, getaran partikel dalam gas
atau cairan mengangkut getaran, sementara posisi rata-rata partikel dari waktu ke waktu
tidak berubah).
Intensitas bunyi adalah daya rata-rata bunyi yang dipancarkan oleh sumber bunyi per
satuan luas yang datang tegak lurus arah rambatan. Besar intensitas bunyi sangat
bergantung dari daya sumber bunyi dan radius atau jarak dari sumber bunyi

B. PERUMUSAN MASALAH
1. apakah ukuran peluit bisa mempengaruhi intensitas bunyi
2. apa yang menyebabkan intensitas bunyi terjadi
3. faktor apa saja yang mempengaruhi intensitas bunyi
C. TUJUAN MASALAH
1. untuk mengetahui gelombang bunyi dari peluit
2. untuk mengetahui penyebab terjadinya intensitas bunyi
3. untuk mengetahui pengaruh peluit terhadap intensitas bunyi
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Dapat mengetahui pengetahuan tentang intensitas bunyi.
2. Dapat mengetahui penyebab terjadinya intensitas bunyi
3. Dapat informasi tentang pengaruh peluit terhadap intensitas bunyi

E. ALAT DAN BAHAN


1. Sound level meter (AMTAST AMFOO3)
2. Peluit Burung,Peluit Wasit

BAB II
KAJIAN TEORI

Anda mungkin juga menyukai