Anda di halaman 1dari 14

PEDOMAN KERJA

KOMITE KEPERAWATAN

RUMAH SAKIT CITAMA

BOGOR 2019

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan
gawat darurat. Pelayanan kesehatan dirumah sakit dari berbagai jenis pelayanan medik,
keperawatan dan penunjang medik. Rumah sakit mempunyai fungsi penyelenggaraan pelayanan
kesehatan, pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia, serta penyelenggaraan
penelitian ,pengembangan dan penapisan tek nologi bidang kesehatan.

Tenaga Keperawatan merupakan jenis tenaga kesehatan terbesar, memiliki jam kerja 24 jam
melalui penugasan shift. Diperlukan tenaga keperawatan yang kompeten, mampu berfikir kritis,
selalu berkembang serta memiliki etika profesi sehingga pelayanan keperawatan dapat diberikan
dengan baik, berkualitas, dan aman bagi pasien dan keluarganya.
Agar profesionalisme dan pertumbuhan profesi tenagan keperawatan dapat terjadi dan terus
berkembang, diperlukan suatu mekanisme dan sistem pengorganisasian yang terencana dan
terarah yang diatur oleh suatu wadah keprofesian yang sarat dengan aturan dan tata norma
profesi. Mekanisme dan system pengorganisasian tersebut adalah Komite Keperawatan.
Berdasarkan kondisi tersebut diperlukan pedoman pelayanan Komite Keperawatan sebagai
petunjuk dalam melakukan kegiatan, sehingga dapat diimplementasikan, berkontribusi
meningkatkan kinerja pengelolaan klinik bagi tenaga keperawatan dan kebidanan.

B. Tujuan
Umum
Sebagai pedomamn komite keperawatan dalam menyelenggarakan kegiatan untuk
meningkatkan profesionalisme perawat dan bidan.

Khusus
a. Tebentuknya persamaan pemahaman, persepsi dan cara pandang serta paradigma dalam
penyelenggaraan komite keperawatan di Rumah Sakit Citama
b. Terselenggaranya komite keperawatan di Rumah Sakit Citama yang memiliki magna signifikan
keperawatan/kebidanan yang baik dalam pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Citama
c. Terbentuknya iklim professional keperawatan/kebidanan dalam rangka meningkatkan kualitas
pelayanan asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan di Rumah Sakit Citama, sehingga
beredampak pada kepuasan terutama pada pelanggan RS Citama.

C. Ruang LIngkup
Komite Keperawatan merupakan kelompok profesi tenaga keperawatan yang secara
structural fungsional berada dibawah direktur rumah sakit dan bertanggung jawab langsung kepada
direktur rumah sakit.
Komite Keperawatan bekerjasama dan melakukan koordinasi dengan kepala bidang
keperawatan serta saling memberikan masukan tentang perkembangan profesi keperawatan dan
kebidanan di rumah sakit.
Komite Keperawatan adalah wadah non structural rumah sakit yang mempunyai fungsi
utama untuk mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan melalui
mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi, dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi.
Komite Keperawatan menjadi mitra manajemen dengan mengembangkan kerjasama sinergik
antara lembaga terkait.

D. Batasan Operasional
1. Fungsi Komite Keperawatan dalam kaitan dengan bidang keperawatan batasan
operasionalnya :

a. Bukan hubungan atasan bawahan, melainkan hubungan kerjasama, koordinasi,


kemitraan dan saling menguatkan.
b. Media utama untuk mengakomodasikan dan memfasilitasi berkembangnya
profesionalisme keperawatan yang dapat mempertahankan mutu pelayanan
keperawatan yang diberikan.
c. Menjadi mitra bidang keperawatan dalam mencapai visi dan misi serta tujuan bidang
keperawatan.
d. Membantu fungsi-fungsi manajemen dan menyelesaikan persoalan operasional.
e. Memberikan penasehatan terkait aspek profesi keperawatan.

2. Fungsi Komite Keperawatan dalam kaitan dengan pelayanan keperawatan rumah sakit batasan
operasionalnya :

a. Menjamin tersedianya norma-norma, standar praktik, asuhan/prosedur keperawatan


sesuai lingkup asuhan keperawatan dan pelayanan serta aspek penting asuhan
diseluruh area keperawatan.
b. Menjaga kualitas asuhan melalui perumusan rencana peningkatan mutu keperawatan
tingkat rumah sakit: menyiapkan alat-alat pemantauan, besar sampel, nilai batas,
metodologi pengumpulan data tabulasi serta menganilisis data.
c. Mengkoordinasikan semua legiatan pemantauan mutu dan evaluasi keperawatan : jenis
kegiatan, jadwal pemantauan, evaluasi dan penanggung jawab pelaksana.
d. Mengintegrasikan proses peningkatan mutu keperawatan dengan rencana rumah sakit
untuk menemukan kecenderungan dan pola kinerja yang berdampak pada lebih dari
satu departemen atau pelayanan.
e. Mengkomunikasikan informasi hasil telaah mutu keperawatan kepada semua yang
terkait, missal : badan mutu pelayanan tingkat rumah sakit.
f. Mengusulkan solusi pada manajemen atas masalah yang berkaitan dengan
keprofesionalan tenaga dan asuhan dalam system pemberian asuhan.
g. Memprakarsai perubahan dalam peningkatan mutu asuhan keperawatan.
h. Berpartisipasi dalam komite mutu rumah sakit.
3. Fungsi Komite Keperawatan dalam kaitan denagn anggota komite batasan operasionalnya

a. Menetapkan lingkup praktek, kompetensi dan kewenangan fungsional tenaga


keperawatan.
b. Merumuskan norma-norma, harapan, dan pedoman perilaku
c. Menyediakan alat ukur pantau kinerja keperawatan.
d. Memelihara dan meningkatkan kompetensi untuk meningkatkan kinerja anggota
e. Membina dan menangani hal-hal yang beekaitan dengan etika profesi keperawatan.
f. Mewujudkan komunitas profesi keperawatan
g. Merumuskan sistem rekruitmen dan retensi staf.

4. Fungsi Komite Keperawatan dalam kaitan dengan pihak lain didalam atau di luar rumah sakit
batasan operasionalnya :

a. Mengkomunikasikan informasi yang bermanfaat bagi adminisator atau manager.


b. Menetapkan peran dan tanggung jawab staf penunjang asuhan pasien.
c. Mendidik staf lain yang terlibat dalam sistem keperawatan.
d. Merekomendasikan tindakan perbaikan dan sanksi pembinaan.
e. Mendorong dan melibatkan tenaga keperawatan yang berminat atau terkena dalam
mengelola upaya keperawatan
f. Membangun jaringan dengan organisasi profesi dan komite di rumah sakit lain.
g. Melaksasnakan program kegiatan bersama dengan profesi lain.
h. Menjamin keharmonisan hubungan kerja staf.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


1. Komite Keperawatan terdiri dari orang-orang yang mempunyai komitmen, energi dan waktu
yang cukup, pengalaman kerja dan latar belakang pendidikan keperawatan dan kebidanan.
2. Anggota mewakili setiap bidang keahlian pelayanan.
3. Jumlah anggota cukup untuk menyelasaikan tugas-tugas komite yaitu antara 4-6

B. Distribusi Ketenagaan
Susunan organisasi komite keperawatan sekurang-kurangnya terdiri dari : ketua, sekretaris
dan sub komite.
1. Ketua Komite
a. Ketua Komite Keperawatan memiliki latar belakang pendidikan keperawatan ( S1
Keperawatan Ners)
b. Ketua komite keperawatan ditetapkan oleh Direktur rumah sakit dengan memperhatikan
masukan dari tenaga keperawatan yang bekerja aktif di rumah sakit melalui panitia adhoc
pemilihan ketua komite.
2. Sekretaris Komite
a. Sekretari komite keperawatan memiliki latar belakang pendidikan keperawatan (S1
Keperawatan Ners)
b. Sekretaris komite keperawatan ditetapkan oleh Direktur rumah sakit berdasarkan
rekomendasi dari ketua komite keperawatan.
3. Sub Komite Keperawatan
a. Sub komite keperawatan memiliki latar belakang pendidikan keperawatan (S1
keperawatan Ners).
b. Sub komite keperawatan terdiri dari ketua merangkap anggota
c. Ketua sub komite ditetapkan oleh Direktur rumah sakit berdasarkan rekomendasi dari
ketua komite keperawatan
d. Untuk menyelesaikan pekerjaannya, sub komite dapat membebtuk tim sesuai kebutuhan
atau permasalahan yang teridentifikasi saat itu.
4. Tim Kerja (Satuan keperawatan Fungsional)
a. Terdiri dari perwakilan kepala klinik keperawatan.
b. Tugas dan kewajiban tim, termasuk tanggungjawabnya terhadap program kerja, serta
mekanisme pelaporan ditetapkan oleh ketua sub komite bersama ketua komite
keperawatan.
c. Tim dapat bersifat tetap maupun tidak tetap sesuai dengan tugas-tugas yang harus
diselesaikan.
C. Struktur Kepengurusan
Kepengurusan komite keperawatan di Rumah Sakit Citama di bentuk melalui surat keputusan
Direktur Rumah Sakit Citama tentang pembentukan susunan komite keperawatan Rumah Sakit
Citama sebagai berikut :
1. Ketua
2. Sub komite Krredensial
3. Sub komite mutu profesi
4. Sub komite etik dan disiplin profesi

Struktur dan kedudukan komite keperawatan Rumah Sakit Citama

Direktur
Rumah Sakit

Ketua Komite
Keperawatan

Sub komite Sub komite Mutu Sub komite etik dan


Kredensial Profesi Disiplin Profesi

D. Uraian tugas, Tanggung jawab dan Kewenangan Komite Keperawatan Rumah Sakit Citama.
1. Ketua Komite Keperawatan
a. Uraian Tugas
1. Melakukan kredensial bagi seluruh tenaga keperawatan yang akan melakukan
pelayanan keperawatan
2. Memelihara mutu profesi tenaga keperawatan
3. Menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi perawat dan bidan
4. Menyusun daftar rincian kewenangan klinis dan buku putih
5. Melakukan verifikasi persyaratan kredensial
6. Merekomendasikan kewenangan klinis tenaga keperawatan
7. Merekomendasikan pemulihan kewenangan klinis
8. Melakukan kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan
9. Menyusun data profil tenaga keperawatan sesuai area praktik
10. Merekomendasikan perencanaan pengembangan professional berkelanjutan
tenaga keperawatan
11. Melakukan audit keperawatan dan kebidanan
12. Memfasilitasi proses pendampingan sesuai kebutuhan
13. Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan
14. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan
15. Merekomenddasikan penyelesaian masalah pelanggaran disiplin dan masalah etik
dalam kehidupan profesi dan pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan
16. Merekomendasikan pencabutan kewenangna klinis
17. Memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam asuhan
keperawatan dan kebidanan.
b. Tanggung Jawab
Secara struktural bertanggung jawab kepada Direktur Rumah Sakit terhadap :

1. Kebenaran dan ketetapan rencana kerja komite keperawatan


2. Kebenaran dan ketetapan rencana pengembangan mutu asuhan keperawatan,
sesuai dengan pengembangan IPTEK
3. Menyampaikan laporan berkala kegiatan komite keperawatan setiap bulan kepada
direktur
4. Menyampaikan laporan kegiatan komite secara berkala (setahun sekali) kepada
seluruh tenaga keperawatan rumah sakit
c. Wewenang
1. Memberikan rekomendasi kewenangan klinis
2. Memberikan rekomendasi perubahan rincian kewenangan klinis
3. Memberikan rekomendasi penolakan kewenangna klinis tertentu
4. Memberikan rekomendasi surat penugasan klinis
5. Memebrikan rekomendasi tindak lanjut audit keperawatan dan kebidanan
6. Memebrikan rekomendasi pendidikan keperawatan dan kebidanan berkelanjutan
7. Memeberikan rekomendasi pendampingan dan rekomendasi tindakan disiplin.
2. Sub Komite Kredensial
a. Uraian Tugas
1. Menyusun data rincian kewenangan klinis
2. Menyusun buku putih (white paper) yang merupakan dokumen persyaratan terkait
kompetensi yang dibutuhkan melakukan jenis pelayanan keperawatan dan
kebidanan sesuai dengan standar kompetensinya.
3. Menerima hasil verifikasi persyaratan verifikasi kredensial dari bagian SDM
4. Merekomendasikan tahapan proses kredensial
5. Mempersiapkan kewenangan klinis mencakup kompetensi sesuai area praktik yang
ditetapkan oleh rumah sakit
6. Menyusun kewenangan klinis dengan kriteria sesuai dengan persyaratan kredensial
7. Melakukan asessmen kewenangan dengan berbagai metode yang didepakati
8. Memberikan laporan kredensial sebagai bahan rekomendasi memperoleh
penugasan klinis dari Direktur rumah sakit
9. Melakukan pembinaan dan pemulihan kewenangan klinis secara berkala
10. Melakukan kredensial ulang berkala sesuai waktu yang ditetapkan
11. Memberikan rekomendasi kewenangan klinis untuk memperoleh penugasan klinis
dari Direktur rumah sakit
b. Tanggung Jawab
1. Bertanggung jawab kepada ketua komite keperawatan dengan cara memberi
kejelasan kewenangan klinis bagi setiap tenaga keperawatan
2. Melindungi keselamatan pasien dengan menjamin bahwa tenaga keperawatan
memberikan asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan memiliki kompetensi dan
kewenangan klinis yang jelas
3. Pengakuan dan penghargaan terhadap tenaga keperawatan yang berada di semua
level pelayanan
c. Wewenang
Memberikan rekomendasi rincian kewenangan klinis untuk mremperoleh surat penugasan
klinis (clinical appointment)

3. Sub Komite Mutu Profesi


a. Uraian Tugas
1. Menyusun data dasar profil tenaga keperawatan sesuai area praktik
2. Merekomendasikan perencanaan pengembangan professional berkelanjutan
tenaga keperawatan
3. Melakukan audit asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan
4. Memfasilitasi proses pendampingan sesuai kebutuhan
5. Koordinasi dengan bidang keperawatan untuk memperoleh data dasar tentang profil
tenaga keperawaran di rumah sakit sesuai area praktiknya berdasarkan jenjang
karir
6. Mengidentifikasi kesenjangan kompetensi yang berasal dari data subkomite
kredensial sesuai perkembangan IPTEK dan perubahan standar profesi. Hal
tersebut menjadi dasar perencanaan CPD
7. Merekomendasikan perencanaan CPD kepada unit berwenang
8. Koordinasi dengan praktisi tenaga keperawatan dalam melakukan pendampingan
sesuai kebutuhan
9. Melakukan audit keperawatan dan kebidanan
10. Menyusun laporan kegiatan subkomite untuk disampaikan kepada ketua komite
keprawatan
b. Tanggung Jawab
1. Membantu dan memberikan pelaporan bulanan kegiatan subkomite kepada ketua
komite keperawatan
2. Melaporkan hasil pemantauan subkomite atas seluruh kegiatan pelayanan
keperawatan yang berhubungan dengan proses pencapaian target subkomite
kepada ketua komite keperawatan setiap bulan
3. Mengajukan rapat koordinasi secara insidentil kepeda keperawatan untuk
membahas masalah pelayanan keperawatan khusus yang berhubungan dengan
pelaksanaan program subkomite
c. Wewenang
Memberikan rekomendasi tindak lanjut audit keperawatan dan kebidanan, pendidikan
keperawatan dan kebidanan berkelanjutan sarta pendampingan.

4. Sub komite Etik dan Disiplin Profesi


a. Uraian Tugas
1. Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan
2. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan
3. Melakukan penegakan disiplin profesi keperawatan dan kebidanan
4. Merekomendasikan penyelesaian masalah-masalah pelanggaran
5. Melakukan prosedur penegakan disiplin profesi
6. Membuat keputusan, pengambilan keputusan pelanggaran etik profesi dilakukan
dengan melibatkan panitia keorganisasian
7. Melakukan tindak lanjut keputusan untuk pelanggaran etik direkomendasikan
kepada organisasi profesi keperawatan dan kebidanan di rumah sakit melalui ketua
komite
8. Melakukan tindak lanjut keputusan untuk pelanggaran disiplin profesi diteruskan
kepada Manager keperawatan melalui ketua komite keperawatan
9. Melakukan tindak lanjut keputusan untuk rekomendasi pencabutan kewenangan
klinis diusulkan kepada ketua komite untuk diterukan kepada Direktur rumah sakit
10. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan
11. Menyusun laporan kegiatan subkomite untuk disampaikan kepada ketua komite
keperawatan
b. Tanggung Jawab
1. Membantu dan memberikan pelaporan bulanan kegiatan subkomite kepada ketua
Komite Keperawatan
2. Melaporkan hasil pemantauan subkomite atas seluruh kegiatan pelayanan
keperawatan yang berhubungan dengan proses pencapaian target subkomite
kepada ketua komite keperawatan setiap bulan
3. Mengajukan rapat koordinasi secara insidentil kepada keperawatan untuk
membahas masalah pelayanan keperawatan khusu yang berhubungan dengan
pelaksanaan program subkomite.
c. Wewenang
Memberikan rekomendasi tindak lanjut audit keperawatan dan kebidanan, pendidikan
keperawatan dan kebidanan berkelanjutan serta pendampingan.
BAB III
TATALAKSANA PELAYANAN

A. Proses Kredensial
Proses kredensial sehingga didapatkan kewenangan klinis merupaka tanggung jawab
subkomite kredensial. Tatalaksana subkomite kredensial dalam melaksanakan tugasnya
ditetapjkan sebagai berikut :
1. Tenaga keperawatan mengajukan permohonan untuk memperoleh kewenangan klinis kepada
ketua komite keperawatan.
2. Ketua komite keperawtan menugaskan subkomite kredensial untuk melakukan proses
kredensial: (dapat dilakukan secara individu dan kelompok)
3. Mempersiapkan kewenangan klinis mencakup kompetensi sesuai area praktik yang
ditetapkan oleh rumah sakit
4. Menyusun kewenangan klinis dengan kriteria sesuai persyaratan kredensial yang dimaksud
5. Melakukan asessmen kewenangan klinik dengan berbagai metode yang disepakati :
portofolio, asessmen kompetensi.
6. Memberikan laporan hasil kredensial sebagai bahan rekomendasi memperoleh penugasan
klinis dari direktu rumah sakit.
7. Memberikan rekomendasi kewenangan klinis untuk memperoleh penugasan klinis dari direktur
rumah sakit
8. Melakukan pembinaan dan pemulihan kewenangan klinik secara berkala.
9. Melakukan kredensial ulang secara berkala.

B. Diskusi Refleksi Kasus, Audit keperawatan, Pengembangan Profesional Berkelanjutan.


Memberikan rekomendasi tindak lanjut DRK, Audik keperawatan dan kebidanan, pendidikan
keperawatan dan kebidanan berkelanjutan serta pendampinag merupakan kewenangan atau
tanggung jawab subkomite mutu profesi. Tatalaksana subkoomite mutu profesi dalam
melaksanakan tugasnya ditetapkan sebagai berikut :
1. Koordinasi dengan bidang keperawatan untuk memperoleh data dasar tentang profil tenaga
keperawatan di rumah sakit sesuai area praktiknya berdasarkan jenjang karir.
2. Mengidentifikasi kesenjangan kompetensi yang berasal dari data subkomite kredensial sesuai
perkembangan IPTEK dan perubahan standar profesi. Hal ini menjadi dasar perencanaan
CPD (Continuing Professional Development).
3. Merekomendasikan perencanaan CPD kepada unit yang berwenang.
4. Koordinasi dengan praktisi tenaga keperawatan dalam melakukan pendampingan sesuai
kebutuhan.
5. Melakukan DRK (Diskusi Refleksi Kasus) dengan cara :
a. Pemilihan topic yang akan di Diskkusikan
b. Minimal dilakukan satu kali dalam sebulan
c. Dilaksanakan oleh satu profesi dalam kelompok\
d. Prosedur pelaksanaan DRK :
 Fasilitator membuka pertemuan, beri salam
 Fasilitator menyampaikan dengan ringkas persyaratan diskusi
 Fasilitator memberikan kesempatan kepada presenter untuk menyajikan
kasus/masalah
 Fasilitator boleh mengajukan klarifikasi
 Setelah selesai fasilitator mempersiapkan setiap peserta untuk mengajukan
klarifikasi secara bergantian
 Fasilitator boleh mengajukan klarifikasi
 Bila diskusi telah selesai fasilitator bertanya kepada presenter dan peserta lainnya.
 Fasilitator mencatat apa yang peserta pelajari dalam diskusi.
 Fasilitator merumuskan isu-isu sebagai hasil pembelajaran dalam diskusi
 Bacakan kembali isu-isu untuk disepakati
 Masalah isu yang muncul di diskusikan untuk ditindaklanjuti
 Fasilitator membuat laporan dalam format DRK
 Sepakati jadwal DRK yang akan datang.

C. Pemberian Tindakan Disiplin


Memberikan usul rekomendasi pencabutan kewenangan klinis tertentu, memberikan
rekomendasi perubahan rincian kewenangan klinis serta memberikan rekomendasi pemberian
tindakan disiplin merupakan kewenangan subkomite etik dan disiplin profesi. Tatalaksana
subkomite etik dan disiplin profesi untuk melaksanakan kewenangannya, sebagai berikut :
1. Melakukan prosedur penegakan disiplin profesi sebagai tahapan :
a. Mengidentifikasi sumber laporan terjadi pelanggaran etik dan disiplin di rumah sakit
b. Melakukan telaah atas laporan kejadian pelanggaran etik dan disiplin profesi.
2. Membuat keputusan
Pengambilan keputusan pelanggaran etik profesi dilakukan dengan melibatkan panitia adhoc.
3. Melakukan tindakan lanjut keputusan berupa :
a. Pelanggaran etik direkomendasikan kepada organisasi profesi keperawatan dan
kebidanan di rumah sakit
b. Pelanggaran disiplin profesi diteruskan kepada direktur rumah sakit melalui ketua komite
keperawatan.
c. Rekomendasi pencabutan kewenangan klinis di usulkan kepada ketua komite
keperawatan untuk diteruskan kepada direktur rumah sakit.
4. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan meliputi :
a. Pembinaan ini dilakukan terus menerus melekat dalam pelaksanaan praktik keperawatan
dan kebidanan sehari-hari.
b. Menyusun program pembinaan mencakup jadwal, materi, metode serta evaluasi.
c. Metode pembinaan dapat berupa diskusi, ceramah, lokakarya, coaching, diskusi refleksi
kasus dan lain-lain disesuaikan dengan lingkup pembinaan dan sumberyang tersedia.
5. Menyusun laporan kegiatan subkomite untuk disampaikan kepada ketua komite keperawatan.

BAB IV
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalin mutukomite keperawatan rumah sakit dan indicator mutui klinik keperawatan
telah terintegrasi. Untuk mengukur kinerja perawat dan bidan pada tatanan klinis, komite
keperawatan menggunakan indicator kinerja klinis sebagai langkah untuk mewujudkan
komitmennyaguna dapat menilai tingkat kemampuan individu dalm tim kerja. Dengan demikian,
diharapkan kesadaran akan tumbuh, mau, dan mampu mengidentifikasi kualitas kinerja masing-
masing untuk dimonitor, diperbaiki serta ditingkatkan secara terus menerus.
Indicator adalah pengukuran kuantitatif, umumnya pengukuran kuantitatif meliputi numerartor dan
denominator. Numenator adalah suatu tanda pembilang dari suatu peristiwa yang sudah diukur.
Denominator data penyebut adalah jumlah target sasaran atau jumlah seluruh pasien yang menjadi
sasaran pemberian asuhan/pelayanan. Karakteristik indicator yang mesti dipenuhi adalah : sahih
(valid), dapat dipercaya (reliable), peka (sensitive), spesifik, berhubungan (relevan).
Beberapa indicator mutu klinik keperawatan yang dipantau oleh komite keperawatan untuk
pengendalian mutunya adalah :\
1. Patent Safety yang terdiri dari : kejadian pasien jatuh, infeksi nosocomial karena jarum infus dan
luka operasi bersih, kesalahan pemberian obat dn angka decubitus setelah pasien dirawat.
2. Kenyamanan dan kepuasan yang antara lain terdiri dari : privasi, ketidakbisingan, pelayanan yang
memuaskan dan kebersihan.
3. Kemandirian yang terdiri dari : mandi, berpakaian, melakukan aktivitas, makan dan minum
peroral, eliminasi, memelihara fungsi pernafasan, manajemen nyeri.
4. Kecemasan yang terdiri dari pemberian pendidikan kesehatan kepada pasien, pendidikan
kesehatan dapat membantu menurunkan kecemasan.
Indikator-indikator itu dilaporkan oleh perawat di ruang perawatan setiap hari dengan blangko
khusus indicator mutu klinik keperawatan. Setiap hari perawat supervisi mengumpulkan data-
data itu kemudian pada akhior bulan data itu ditabulasi dan dihitung, untuk kemudian komite
keperawatan melakukan evaluasi kinerja pelayanan keperawatan berdasarkan indicator
tersebut.

BAB V
PENUTUP

Dengan dibuatnya pedoman pelayanan komite keperawatan ini diharpkan dapat digunakan
sebagai acuan penyelenggaraan komite keperawatan di rumah sakit citama, sehingga tatakelola
klinis dapat teselenggarakan dengan baik dan benar.

Anda mungkin juga menyukai