Anda di halaman 1dari 27

Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul pada Infeksi Jantung (SDKI, 2018, SIKI,

2018, SLKI, 2019 )


1. D.0074 GANGGUAN RASA NYAMAN (NYERI DAN KENYAMANAN)
2. D.0008 PENURUNAN CURAH JANTUNG
3. D.0003. GANGGUAN PERTUKARAN GAS
4. D. 0007 GANGGUAN SIRKULASI SPONTAN
5. D. 0056 INTOLERANSI AKTIFITAS
6. D. 0014 RISIKO PERFUSI MIOKARD TIDAK EFEKTIF

D.0074 GANGGUAN RASA NYAMAN


Kategori : Psikologis
Subkategori : Nyeri dan Kenyamanan
1. Definisi
Gangguan rasa nyaman adalah perasaan kurang senang, lega dan sempurna dalam
dimensi fisik, psikospiritual, lingkungan, dan sosial.
2. Penyebab
a. Gejala penyakit
b. Kurang pengendalian situasional/ lingkungan
c. Ketidakadequatan sumber daya (mis. Dukungan finansial, sosial, dan pengetahuan)
d. Kurangnya privasi
e. Gangguan stimulus lingkungan
f. Efek samping terapi (mis.medikasi, radiasi, kemoterapi)
g. Gangguan adaptasi kehamilan
3. Gejala dan tanda
a. Mayor
Subjektif Objektif
1. Mengeluh tidak nyaman 1. Gelisah
b. Minor
Subjektif Objektif
1. Mengeluh sulit tidur 1. Menunjukan gejala distres
2. Tidak mampu rileks 2. Tampak merintih atau menengais
3. Mengeluh kedinginan/kepanasan 3. Pola eliminasi berubah
4. Merasa gatal 4. Postur tubuh berubah
5. Mengeluh mual 5. Iritabilitas
6. Mengeluh lelah
4. Kondisi klinis terkait
a. Penyakit kronis
b. Keganasan
c. Distress sikologis
d. Kehamilan
Keterangan
Diagnosis gangguan rasa nyaman ditegakan apabila rasa tidak nyaman muncul
tanpaada cedera jaringan. Apabila ketidaknyamanan muncul akibat kerusakan
jaringan, maka diagnosis yang disarankan ialah nyeri akut atau kronis.
5. Luaaran Keperawatan
a. Luaran Utama
Status kenyamanan adalahkeseluruhan rasa aman dan nyaman secara fisik, psikologis,
spiritual, sosial, budaya, dan lingkungan.
Ekspektasi : Meningkat

Kriteria Hasil :
 Kesejahteraan fisik meningkat
 Kesejahteraan psikologis meningkat
 Dukungan sosial dan keluarga meningkat
 Dukungan sosial dan teman meningkat
 Perawatan sesuai keyakina budaya meningkat
 Perawatan sesuai kebutuhan meningkat
 Kebebasan melakukan ibadah meningkat
 Rileks meningkat
 Keluhan tidak nyaman menurun
 Gelisah menurun
 Kebisingan menurun
 Keluhan sulit tidur menurun
 Keluhan kepanasan menurun
 Keluhan kedinginan menurun
 Gatal menurun
 Mual menurun
 Lelah menurun
 Merintih menurun
 Menangis menurun
 Iritabilitas menurun
 Menyalahkan diri sendiri menurun
 Konfusi menurun
 Konsumsi alkohol menurun
 Penggunaan zat menurun
 Memori masa lalu membaik
 Suhu ruangan membaik
 Pola eliminasi membaik
 Postur tubuh membaik
 Kewaspadaan membaik
 Pola hidup membaik
 Pola tidur
b. Luaran Tambahan
 Pola tidur
 Tingkat agitasi
 Tingkat ansietas
 Tingkat nyeri
 Tingkat keletihan

6. Intervensi keperawatan
a. Intervensi Utama
i. Manajemen nyeri
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik atau emosional
yang berkaitan dengan kerusakan jaringan atau fungsional dengan onset
mendadak atau lambat dan berintensitas ringan tinggi berat dan konstan
Tindakan
Observasi
 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
 Identifikasi skala nyeri
 Identifikasi respon nyeri non verbal
 Identifikasi faktor yang memberberat dan memperingan nyeri
 Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
 Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
 Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
 Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
 Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
 Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
(mis.TENS, hipnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi
pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/
dingin, terapi bermain)
 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis.suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
 Fasilitasi istirahat dan tidur
 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
 Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

ii. Pengaturan posisi


Definisi
Menempatkan bagian tubuh untuk meningkatkan kesehatan fisiologis dan/
atau psikologis
Tindakan
Observasi
 Monitor status oksigenasi sebelum dan sesudah mengubah posisi
 Monitor alat traksi
Terapeutik
 Tempatkan pada matras/ tempat tidur terapeutik yang tepat
 Tempatkan pada posisi terapeutik
 Tempatkan objek yang sering digunakan dalam jangkauan
 Tempatkan bel atau lampu panggilan dalam jangkauan
 Sediakan matras yang kokoh/ padat
 Atur posisi tidur yang disukai, jika tidak kontraindikasi
 Atur posisi untuk mengurangi sesak (mis. semifowler)
 Atur posisi yang meningkatkan drainage
 Posisikan pada kesejajaran tubuh yang tepat
 Imobilisasi dan topang bagian tubuh yang cedera dengan tepat
 Tinggikan bagian tubuh yang sakit dengan tepat
 Tinggikan anggota gerak 20° atau lebih di atas level jantung
 Tinggikan tempat tidur bagian kepala
 Berikan bantal yang tepat pada leher
 Berikan topangan pada area edema (mis. bantal dibawah lengan
dan skrotum)
 Posisikan untuk mempermudah ventilasi/ perfusi (mis. tengkurap/
good lung down )
 Motivasi melakukan ROM aktif dan pasif
 Motivasi terlibat dalam perubahan posisi, sesuai kebutuhan
 Hindari pmenempatkan pada posisi yang dapat meningkatkan nyeri
 Hindari posisi yang menimbulkan ketegangan pada
lukaminimalkan gesekan dan tarikan saat mengubah posisi
 Ubah posisi setiap 2 jam
 Ubah posisi dengan teknik log roll
 Jadwalkan secara tertulis untuk perubahan posisi
Edukasi
 Informasikan saat akan dilakukan perubahan posisi
 Ajarkan cara mengguanakan postur yang baik dan mekanika tubuh
yang baik selama melakukan perubahan posisi
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian premedikasi sebelum mengubah posisi, jika
perlu
iii. Terapi rileksasi

D.0008 PENURUNAN CURAH JANTUNG

Kategori : Fisiologis

Subkategori : Sirkulasi

1. Definisi

Ketidakadekuatan jantung memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metaolisme


tubuh

2. Penyebab
a. Perubahan irama jantung
b. Perubahan frekuensi jantung
c. Perubahan kontratilias
d. Perubahan preload
e. Perubahan afterload
3. Gejala dan Tanda
a. Mayor

Subjektif Objektif
Perubahan irama jantung Perubahan irama jantung
• Palpitasi • Bradikardia/ takikardia
• Gambaran EKG aritmia atau
gangguan konsuksi

Perubahan kontratilias Perubahan kontratilias


• Paroxismal nocturnal dyspnea • Terdengar suara jantung S3 dan/
(PND) atau S4
• Ortopnea • Ejection Fraction (EF) menurun
• Batuk
Perubahan preload Perubahan preload
• Lelah • Edema
• Distensi vena jugularis
• Central Venous Pressure (CVP)
meningkat/ menurun
• Hepatomegali
Perubahan afterload Perubahan afterload
• Dispnea
• Tekanan darah meningkat/
menurun
• Nadi perifer teraba lemah
• Capillart refill time >3 detik
• Oliguri
• Warna kulit pucat dan/ atau
sianotik

b. Minor

Subjektif Objektif
Perubahan Preload Perubahan preload
(tidak tersedia) • Murmur jantung
• Berat badan bertambah
• Pulmonary Arteri Wedge
Pressure (PAWP) menurun
Perubahan afterload Perubahan afterload
(tidak tersedia) • Pulmonary Vascular Resistance
(PVR) meningkat/ menurun
• Systemic Vascular Resistante
(SVR) meningkat/ menurun
Perubahan kontraktilitas Perubahan kontraktilitas
(tidak tersedia) • Cardiac Index (CI) menurun
• Left Vetricular Stroke Work
Index (LVSW) menurun
• Stroke Volume Index (SVI)
menurun
Perilaku/ emosional Perilaku/ emosional
• Cemas (tidak tersedia)
• Gelisah

4. Kondisi Klinis Terkait


• Gagal jantung kongestif

• Sindrom koroner akut

• Stenosis mitral

• Regurgitasi mitral
• Stenosis aorta

• Regurgitasi aorta

• Stenosis trikuspidal

• Regurgitasi trikuspidal

• Stenosis pulmonal

• Regurgitasi pulmonal

• Aritmia

• Penyakit jantung bawaan

5. Luaran Keperawatan

a. Luaran Utama

Curah jantung meningkat

Kriteria hasil :
• Kekuatan nadi perifer meningkat

• Ejection Fraction (EF) meningkat

• Left Ventricular Stroke Work Index (LVSWI) meningkat

• Stroke Volume Index (SVI)

• Palpitasi menurun

• Bradikardia menurun

• Takikardia menurun

• Gambaran EKG aritmia menurun

• Lelah menurun

• Edema meurun

• Distensi vena jugularis menurun

• Dispnea menurun

• Oliguri menurun
• Pucat/ sianotik menurun

• Paroxysmal Nocturnal Dyspnea (PND) menurun

• Ortopnea menurun

• Batuk menurun

• Suara jantung S3 menurun

• Suara jantung S4 menurun

• Murmur jantung menurun

• Hepatomegali menurun

• Pulmonary vascular resistance menurun

• Systemic vascular resistance menurun

• Tekanan darah membaik

• Pengisian kapiler membaik

• Berat badan normal

• Central Venous Pressure (CVP) membaik

• Pulmonary Artery Wedge Pressure (PAWP) membaik

• Perfusi miokard baik

• Perfusi renal baik

• Perfusi perifer baik

• Perfusi serebral baik

• Status cairan baik

• Status neurologi baik

• Status sirkulasi baik

• Tingkat keletihan menurun

b. Luaran Tambahan

 Perfusi mirokard
 Perfusi renal

 Perfusi perifer

 Perfusi serebral

 Status cairan

 Status neurologis

 Sttus sirkulasi

 Tingkat keletihan

6. Intervensi Keperawatan
a. Intervensi utama
i. Perawatan jantung
Definisi
Mengidentifikasi, merawat dan membatasi komplikasi akibat
ketidakseimbangan antara suplai dan konsumsi oksigen miokard
Tindakan

Observasi

● Identifikasi tanda/ gejala primer penurunan curah jantung (meliputi


dispnea, kelelahan, edema, ortopnea, paroxysmal nocturnal
dyspnea, peningkatan CVP)
● Identifikasi tanda/ gejala sekunder penurunan curah jantung
(meliputi peningkatan berat badan, hepatomegaly, distensi vena
jugularis, palpitasi, ronchi basah, oliguria, batuk, kulit pucat)
● Monitor tekanan darah (termasuk tekanan darah ortostatik, jika
perlu)
● Monitor intake dan output cairan
● Monitor berat badan setiap hari pada waktu yang sama
● Monitor saturasi oksigen
● Monitor keluhan nyeri dada (misalnya intensitas, lokasi, radiasi,
durasi, presivitasi yang mengurangi nyeri)
● Monitor EKG 12 lead
● Monitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi)
● Monitor nilai laboratorium jantung (misalnya elektrolit, enzim
jantung, BNP, NTpro-BNP)
● Monitor alat pacu jantung
● Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum dan sesudah
aktivitas
● Periksa tekanan darah dan frekuensi nadinsebelum pemberian obat
(mis. Beta blocker, ACE inhibitor, calcium channel blocker,
digoxin)

Terapeutik

● Posisikan pasien semifowler atau fowler dengan kaki ke bawah


atau posisi nyaman
● Berikan diet jantung yang sesuai (mis. Batasi asupan kafein,
natrium, kolesterol dan makanan tinggi lemak)
● Gunakan stocking elastis atau pneumatic intermiten, sesuai
indikasi
● Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi gaya hidup sehat
● Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stress, jika perlu
● Berikan dukungan emosional dan spiritual
● Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94%

Edukasi

● Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi


● Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
● Anjurkan berhenti merokok
● Ajarkan pasien dan keluarga mengukur berat badan harian
● Ajarkan pasien dan keluarga mengukur intake dan output cairan
harian

Kolaborasi

● Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu


● Rujuk ke program rehabititasi jantung

ii. Perawatan jantung akut


Definisi
Mengidentifikasi dan menelola pasien yang baru mengalami episode
ketidakseimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan oksigen miokard
Tindakan
Observasi

● Identifikasi karakteristik nyeri dada (meliputi factor pemicu dan


pereda, kualitas, lokasi, radiasi, skala, durasi dan frekuensi)
● Monitor EKG 12 sadapan untuk perubahan ST dan T
● Monitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi)
● Monitor elektrolit yang dapat meningkatkan risiko aritmia (mis.
Kalium, magnesium serum)
● Monitor enzim jantung (mis CK, CK-MB,Troponin T, Troponin I)
● Monitor saturasi oksigen
● Identifikasi stratifikasi pada sindrom coroner akut (mis. Skor
TIMI, Killip, Crusade)

Terapeutik

● Pertahankan tirah baring minimal 12 jam


● Pasang akses intravena
● Puasakan hingga bebas nyeri
● Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi ansietas dan stress
● Sediakan lingkungan yang kondusif untuk beristirahat dan
pemulihan
● Siapkan menjalani intervensi coroner perkutan, jika perluberikan
dukungan emosional dan spiritual

Edukasi

● Anjurkan segera melapor nyeri dada


● Anjurkan menghindari manuver valsava (mis. Mengedan saat BAB
atau batuk)
● Jelaskan tindakan yang dijalani pasien
● Ajarkan teknik menurunkan kecema

Kolaborasi

● Kolaborasi pemberian antiplatelet


● Kolaborasi pemberian Antiangina (ms. Nitroglisrin), beta blocker,
calcium chsnel block)
● Kolaborasi pemberian morphin, jika perlu
● Kolaborasi pemberian inotropik, jika perlu
● Kolaborasi pemberian obat untuk mencegah manuver valsava (mis.
Pelunak tinja, antiemetik)
● Kolaborasi pencegahan thrombus dengan antikoagulan, jika kita
perlu
● Kolaborasi pemeriksaan X-ray dada, jika perlu.
D.0003. Gangguan Pertukaran Gas
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Respirasi
a. Definisi
Kelebihan atau kekurangan oksigenasidan/atau eliminasi karbondioksida pada membran
alveolus-kapiler
b. Penyebab
1) Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
2) Perubahan membran alveolus-kapiler
c. Gejala dan Tanda
1) Mayor
Subyektif Obyektif

Dispnoe  PCO2 meningkat/menurun


 PO2 menurun
 Takikardi
 pH arteri meningkat/menurun
 Bunyi nafas tambahan

2) Minor
Subyektif Obyektif

 Pusing  Sianosis
 Penglihatan kabur  Diaforesis
 Gelisah
 Napas cuping hidung
 Pola napas abnormal (cepat/lambat,
reguler/ireguler, dalam/dangkal)
 Warna kulit abnormal (mis. Pucat,
kebiruan)
 Kesadaran menurun
d. Kondisi Klinis Terkait
1) Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
2) Gagal jantung kongestif
3) Asma
4) Pneumonia
5) Tuberkulosis Paru
6) Penyakit membran hialin
7) Asfiksia
8) Persistent pulmonary hypertension of newborn (PPHN)
9) Prematuritas
10) Infeksi saluran nafas

e. Luaran Keperawatan
1) Luaran Utama
Pertukaran Gas yaitu Oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida pada membran
alveolus-kapiler dalam batas normal.
Ekspektasi : Meningkat

Kriteria Hasil
 Tingkat kesadaran meningkat
 Dispnoe menurun
 Bunyi nafas tambahan menurun
 Takikardi menurun
 Pusing menurun
 Penglihatan kabur menurun
 Diaforesis menurun
 Napas cuping hidung menurun
 PCO2 membaik, PO2 membaik, pH arteri membaik
 Sianosis membaik
 Pola nafas membaik
 Warna kulit membaik
2) Luaran Tambahan
a) Keseimbangan Asam Basa
b) Konservasi Energi
c) Perfusi Paru
d) Respons Ventilasi Mekanik
e) Tingkat Delirium

f. Intervensi Keperawatan
1) Intervensi Utama
a) Pemantauan Respirasi
b) Terapi Oksigen

2) Intervensi Pendukung
a) Dukungan Ventilasi
b) Edukasi pengukuran respirasi
c) Edukasi fisioterapi dada
d) Fisioterapi dada
e) Insersi jalan napas buatan
f) Manajemen ventilasi mekanik
g) Pencegahan aspirasi
h) Pemberian obat
i) Manajemen Asam-Basa
j) Manajemen Asam_Basa : Alkalosis Respiratorik
k) Manajemen Asam_Basa : Asidosis Respiratorik
l) Manajemen jalan napas
m) Manajemen jalan napas buatan
n) Pengaturan posisi
o) Perawatan emboli paru
p) Perawatan selang dada
D. 0007 Gangguan Sirkulasi Spontan
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Sirkulasi
a. Definisi
Ketidakmampuan untuk mempertahankan sirkulasi yang adekuat untuk menunjang
kehidupan.

b. Penyebab
1. Abnormalitas kelistrikan jantung
2. Abnormalitas struktur jantung
3. Penurunan fungsi ventrikel

c. Gejala dan Tanda


1. Gejala dan Tanda Mayor
Subyektif Obyektif
Tidak berespon 1. Frekuensi nadi < 50 kali/menit atau > 150 kali/menit
2. Tekanan darah sistolik < 60 mmHg atau > 200 mmHg
3. Frekuensi napas < 6 kali/menit atau > 30 menit
4. Kesadaran menurun atau tidak sadar

2. Gejala dan Tanda Minor


Subyektif Obyektif
Tidak tersedia 1. Suhu tubuh < 34,5 °C
2. Tidak ada produksi urine dalam 6 jam
3. Saturasi oksigen < 85 %
4. Gambaran EKG menunjukkan aritmia letal (misal :
Ventrricular Takhicardia (VT), Ventricular Fibrilasi (VF),
Asistol, Pulseless Electrical Activity (PEA))
5. Gambaran EKG menunjukkan aritmia

d. Kondisi klinis terkait


1. Henti jantung
2. Bradikardia
3. Takikardia
4. Sindrom coroner akut
5. Gagal jantung
6. Kardiomiopati
7. Miokarditis
8. Disritmia
9. Trauma
10. Perdarahan (misal : perdarahan gastrointestinal, rupture aorta, perdarahan intrakranial)
11. Keracunan
12. Overdosis
13. Tenggelam
14. Emboli paru

e. Luaran Keperawatan
 Luaran Utama
Luaran Keperawatan/Definisi Kriteria Hasil
Sirkulasi spontan 1. Tingkat kesadaran meningkat
: Kemampuan untuk mempertahankan 2. Saturasi oksigen meningkat
sirkulasi yang adekuat untuk menunjang 3. Gambaran EKG aritmia menurun
kehidupan meningkat. 4. Frekuensi nadi membaik
5. Tekanan darah membaik
6. Frekuensi napas membaik
7. Suhu tubuh membaik
8. ETCO₂ membaik
9. Produksi urine membaik

 Luaran Tambahan
1. Keseimbangan asam-basa
2. Perfulasi gastrointestinal
3. Perfusi miokard
4. Perfusi perifer
5. Perfusi renal
6. Perfusi serebral
7. Status sirkulasi

f. Intervensi Keperawatan
 Intervensi Utama
Intervensi Utama dan Definisi Tindakan
1. Manajemen defibrilasi

2. Resusitasi cairan
3. Resusitasi jantung paru

D. 0056 Intoleransi aktifitas


Kategori : Fisiologis
Subkategori : Aktivitas dan Istirahat
a. Definisi
Ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

b. Penyebab
1. Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
2. Tirah baring
3. Kelemahan
4. Imobilisasi
5. Gaya hidup monoton

c. Gejala dan Tanda


1. Gejala dan Tanda Mayor
Subyektif Obyektif
Mengeluh lelah Frekuensi jantung meningkat > 20% dari kondisi
istirahat

2. Gejala dan Tanda Minor


Subyektif Obyektif
1. Dispnea saat/setelah aktifitas 1. Tekanan darah berubah > 20% dari kondisi istirahat
2. Merasa tidak nyaman setelah 2. Gambaran EKG menunjukkan aritmia saat/setelah
beraktifitas aktivitas
3. Merasa lemah 3. Gambaran EKG menunjukkan iskemia
4. Sianosis

d. Kondisi klinis terkait


1. Anemia
2. Gagal jantung kongestif
3. Penyakit jantung coroner
4. Penyakit katup jantung
5. Aritmia
6. Penyakit Paru Obstruktif Kronis ( PPOK )
7. Gangguan metabolic
8. Gangguan musculoskeletal

e. Luaran Keperawatan
 Luaran Utama
Luaran Keperawatan/Definisi Kriteria Hasil
Toleransi aktivitas 1. Kemudahan melakukan aktivitas sehari-hari
: respon fisiologi terhadap aktivitas yang meningkat
membutuhkan tenaga meningkat 2. Kecepatan berjalan meningkat
3. Jarak berjalan meningkat
4. Kekuatan tubuh bagian atas meningkat
5. Kekuatan tubuh bagian bawah meningkat
6. Toleransi menaiki tangga meningkat
7. Keluhan lelah menurun
8. Dispnea saat aktivitas menurun
9. Dispnea setelah aktivitas menurun
10. Aritmia saat aktivitas menurun
11. Aritmia setelah aktivitas menurun
12. Sianosis menurun
13. Perasaan lemah menurun
14. Frekuensi nadi membaik
15. Warna kulit membaik
16. Tekanan darah membaik
17. Saturasi oksigen membaik
18. Frekuensi napas membaik
19. EKG iskemia membaik

 Luaran Tambahan
1. Ambulansi
2. Curah jantung
3. Konservasi energi
4. Tingkat keletihan

f. Intervensi Keperawatan
 Intervensi Utama
Intervensi Utama dan Definisi Tindakan
1. Manajemen energi

2. Terapi aktivitas
D. 0014 RISIKO PERFUSI MIOKARD TIDAK EFEKTIF
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Sirkulasi
1. Definisi
Risiko perfusi miokard tidak efektif yaitu berisikomengalami penurunan sirkulasi arteri
koroner yang dapat mengganggu metabolisme miokard.
2. Faktor resiko
a. Hipertensi
b. Hiperlipidemia
c. Hiperglikemia
d. Hipoksemia
e. Hipoksia
f. Kekurangan volume cairan
g. Pembedahan jantung
h. Penyalahgunaan zat
i. Spasme arteri koroner
j. Peningkatan protein C-reaktif
k. Temponade jantung
l. Efek agen farmakologis
m. Riwayat penyakit kardiovaskuler padakeluarga
n. Kurang terpapar informasi tentang faktor risiko yang dapat diubah (mis.
Merokok,gaya hidup kurang gerak, obseitas).
3. Kondisi terkait klinis
a. Bedah jantung
b. Temponade jantung
c. Sindrom koroner akut
d. Diabetes melitus
e. Hipertensi
Keterangan
Diagnosis ini ditegakan padapasien yang belum berisiko mengalami gangguan pompa
jantung. Jika pasien berisiko mengalami gangguan pompa jantung maka lebih
dianjurkan untuk menegakan diagnosa risiko penurunan curah jantung.
4. Luaran keperawatan
a. Luaran utama
Perfusi miokard adalah keadequatan aliran darah arteri koronaria untuk
mempertahankan fungsi jantung.
Ekspetasi : Meningkat

Kriteria Hasil :
 Gambaran EKG iskemia/injuri/infark
 Nyeri dada menurun
 Gambaran EKG aritmia menurun
 Diaforesis menurun
 Mual menurun
 Muntah menurun
 Ateri apikal membaik
 Tekanan arteri rata-rata membaik
 Takikardi membaik
 Bradikardi membaik
 Kekuatan nadi membaik
 Tekanan darah membaik
 Fraksi ejeksi membaik
 Tekanan baji arteri pulmonalmembaik
 Cardiac Index (CI) membaik
b. Luaran tambahan
 Berat badan
 Curah jantung
 Kestabilan kadar glukosa darah
 Kontrol risiko
 Manajemen kesehatan
 Status cairan
 Status sirkulasi
 Tingkat kepatuhan
5. Intervensi keperawatan
a. Intervensi utama
i. Manajemen aritmia
Definisi
Mengidentifikasidan mengelola gangguan irama dan/atau frekuensi jantung
yang berpotensi mengganggu hemodinamikatau mengancam nyawa.
Tindakan
Observasi
 Periksa onset dan pemicu aritmia
 Identifikasi jenis aritmia
 Monitor frekuensi dan durasi aritmia
 Monitor keluhan nyeri dadan(intensitas,lokasi, faktor pencetus,dan
faktor pereda)
 Monotor respon hemodinamik akibat aritmia
 Monitor saturasi oksigen
 Monitor kadar elektrolit
Terapeutik
 Berikan lingkungan yang tenang
 Pasang jalan nafas buatan (mis. OPA, NPA, LMA, ETT), jika perlu
 Pasang akses intravena
 Pasang monitor jantung
 Rekam EKG 12 sadapan
 Periksa interval QT sebelum dan sesudah pemberian obat yang dapat
memperpanjang interval QT
 Lakukan manuver Valsava
 Lakukan masase karotis unilateral
 Berika oksigen, sesuai indikasi
 Lakukan pemasangan ICD (ImplantabelCardioverter Defribilator)
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian antiaritmia,jika perlu
 Kolaborasi pemberian kardiversi, jika perlu
 Kolaborasipemberian defribilasi, jika perlu
ii. Manajemen syok kardiogenik
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola ketidakmampuan tubuh menyediakan
oksigen dan nutrien untukmencukupi kebutuhan jaringan akibat penurunan
fungsi pompa jantung.
Tindakan
Obervasi
 Monitor status kardiopulmonal( frekuensidan kekuatan nadi, frekuensi
napas, TD, MAP)
 Monitor saturasioksigen (oksimetri nadai, AGD)
 Monitor status cairan (masukan danhaluran urin, turgor kulit, CRT)
 Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
 Periksa seluruh permukaan tubuh terhadap adanya DOTS (
deformity/deformitas, open wound/ luka terbuka, tendrness/nyeri
tekan, swelling/bengkak)
 Monitor EKG 12 lead
 Monitor rongten dada (mis. Kongesti paru, edema paru,pembesaran
jantung)
 Monitor enzim jantung (mis.CK, CKMB, Troponin)
 Identifikasi penyebab masalah utama ( mis. Volume, pompa, atau
irama)
Terapeutik
 Pertahankan jalan nafas paten
 Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasioksigen >94%
 Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanik, jika perlu
 Pasang jalur IV
 Pasang kateter ulin untuk menilai produksi urine
 Pasang selang nasogastrik untuk dekompresi lambung, jika perlu
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian inotropik ( mis.dobutamin) jika TDS 70-
100 mmHg tanpa disertai tanda/gejala syok
 Kolaborasi pemberian vasopresor (mis. Dopamin) jika TDS 70-
100 mmHg disertai tanda/gejala syok
 Kolaborasi pemberian vasopressor kuat (mis. Norepinefrin),jika
TDS < 70mmHg
 Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
 Kolaborasi pompaintra-aorta, jika perlu
iii. Pencegahan emboli
Definisi
Mengidentifikasi dan menurunkan risiko hambatan aliran darah akibat
embolus (mis.bekuan darah, udara)
Tindakan
Obserasi
 Periksa riwayat pasien secara rinci untuk melihat fator risiko (mis.
Pascaoperasi, fraktur, kemoterapi,kehamilan,
pascapersalinan,imobilisasi, kelumpuhan, edema, ekstermitas,
PPOK,stroke, riwayat DVT sebelumnya)
 Periksa trias Virchow (statis vena,hiperkoagulabilitas, dan trauma
yang mengakibatkan kerusakan intima pembuluhan darah)
 Monitor adanya gejala baru darimengi, hemoptisis,nyeri saat inspirasi,
nyeri pleuritik
 Monitor sirkulsi perifer (mis. Nadi perifer,edema, CRT, warna, suhu,
dan ada rasa sakit pada ekstermitas)
Terapeutik
 Posisikan anggota tubuh yang berisiko emboli 200 diatas posisijantung
 Pasangkan stocking atau alat kompresi pneumonatik intermiten
 Lepaskan stocking atau alat kompresi pneumonatik intermiten selama
15-20 menit setiap 8 jam
 Lakukan latihan rentang gerak aktif dan pasif
 Lakukan perubahan posisi setiap 2 jam
 Hindarimemjat atau menekan otot ekstermitas
Edukasi
 Anjurkan melakukan fleksi danekstensi kaki paling sedikit 10 kali
setiap jam
 Anjurkanmelaporkan perdarahan yang berlebihan (mis.
Mimisanberlebihan, muntah darah, urine berdarah, gusi berdarah,
perdarahan pervaginam, perdarahan menstruasi yang berat, , feses
berdarah),nyeri atau bengkak yang tidak biasa,warna biru atau ungu
pada jarikaki,nyeri . di jari kaki, bisul atau bintik putih dimulut atau
tenggorokan
 Anjurkan berhentimerokok
 Anjurkan minum obat antikoagulan sesuai dengan waktu dan dosis
 Anjurkan konsumsi makanan yang tinggi vitamin K
 Ajarkan menghindari duduk dengan kaki menyilang atau duduk lama
dengan kaki terantung
 Ajarkan melakukan tindakan pencegahan (mis. Berjalan, banyak
minum, hindari alkohol,hindari imobilisasijangka panjang)
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian trobolitik, jika perlu
 Kolaborasi pemberian koagulan dosis rendah atau antiplatelet
dosis tinggi (mis.heparin, clopidogrel, warfarin, aspirin,
dipyridamole, dekstran), jika perlu
 Kolaborasi pemberian prometazin intravena dalam larutan
NaCl0,9% 25-50 cc dengan aliran lambat.
iv. Perawatan jantung
Definisi
Mengidentifikasi, merawat, dan membatasikomplikasi akibat
ketidakseimbangan antara suplai dan konsumsi oksigen miokard.
Tindakan
Observasi
 Identifkasi tanda/gejala primer penurunacurah jantung (meliputi
dispnea, kelelahan, edema, ortopnea, parocsysmal nocturnal dyspnea,
peningkatan CVP)
 Indentifikasi tanda/gejala sekunder penurunan curan jantung
( meliputi peningkatan berat badan, hepatomegali, distensi vena
jugularis, palpitasi, ronki basah, oliguria, batuk, kulit pucat)
 Monitor tekana darah (termasuk tekanan daraortostatik, jika perlu)
 Monitor intake dan otput cairan, monitor berat badan stiap hari pada
waktu yang sama
 Monitor saturasi oksigen
 Monitor keluhan nyeri dada ( intensitas, lokasi, durasi, presfitasi yang
mengurangi nyeri)
 Monitor EJG 12 sadapan
 Monitor aritmia(kelianan irama dan frekuensi)
 Monitor nilai laboratorium jantung (mis. Elektrolit,enzim jantung,
BNP, Ntpro-BNP)
 Monitor fungsi alat pacu jantung
 Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum dan sesudah
aktivitas
 Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum dan sesudah
pemberian obat (mis.beta bloker, ACE inhibitor, Calcimchanel bloker,
digoksin)
Terapeutik
 Posisikan pasien semi fowler atau fowler dengan kaki kebawah atau
posisi nyaman
 Berikan diet jantung yang sesuai (mis.batasi asupan kafein, natrium,
kolesterol, dan makanan tinggi lemak)
 Gunakan stockings elastis atau pneumatik intermiten, sesuai indikasi
 Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasigaya hidupsehat
 Berikan terapi rileksasi untukmengurangi stress, jika perlu
 Berikan dukungan emosional dan spiritual
 Berikan oksigen untukmempertahankan saturasi >94%
Edukasi
 Anjurkan beraktivitas fisiks esuai toleransi
 Anjurkan beraktivitas fisiks secara bertahap
 Anjurkan berhenti merokok
 Ajarkan pasien dan keluarga untuk mengukur berat bdan harian
 Ajarkan pasien dan keluarga untuk mengukur intake dan output cairan
harian
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
 Rujuk ke program rehabilitasi jantung
b. Intervensi tambahan
 Berat badan
 Curah jantung
 Kestabilan kadar glukosa darah
 Kontrol risiko
 Manajemen kesehatan
 Status cairan
 Status sirkulasi
 Tingkat kepatuhan

Anda mungkin juga menyukai