Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

HIPEREMESIS GRAVIDARIUM

Disusun Oleh :

1. Adji Mari Ramadan (S18215)


2. Ajeng Nur Safitri (S18216)
3. Devita Dewi Anggraini (S18225)
4. Dian Fitri Anna Ningsih (S18226)
5. Fika Nopia Sari (S18234)
6. Hesti Rahayu (S18236)
7. Indisa Nurul istiqomah (S18238)
8. Nef Unika (S18248)
9. Nis Septri Kumalasari (S18249)
10. Wafiq Faneisya Winingsih (S18264)

PRODI SARJANA KEPERAWATAN & PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
A. Definisi
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang
berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-
hari karena umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi.
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti,
namun diperkirakan disebabkan oleh adanya peningkatan hormon
esterogen dan HCG (Hormon Chorinic Gonadothrophin) dalam
serum wanita. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan diri
dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual dan muntah
yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Sehingga, pekerjaan
sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk
(Nadyah, 2013:38).

B. Etiologi
Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara
pasti.Frekuensi kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan.Faktor-faktor
predisposisi yang dikemukakan (Rustam Mochtar, 2018).
1. Umumnya terjadi pada Primigravida, mola hidatidosa, diabetes
dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG.
2. Faktor organik, yaitu karena masuknya viki khoriales dalam
sirkulasi maternal dan perubahan metabollik akibat kehamilan
serta resitensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan
– perubahan ini serta adanya alergi yaitu merupakan salah satu
respon dari jaringan ibu terhadap janin.
3. Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini.
Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap
kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggungan sebagai
ibu dapat menyebabkan konflik mental yang dapat
memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar
terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian
kesukaran hidup.
4. Faktor endokrin lainnya : hipertyroid, diabetes dan lain-lain.

C. Manifestasi klinis
Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut
Hiperemesis  gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada yang
mengatakan bila lebih dari sepuluh kali muntah. Akan tetapi apabila
keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai Hiperemesis 
gravidarum. Menurut berat ringannya gejala dibagi menjadi tiga
tingkatan, yaitu:
1. Tingkatan I (ringan)
a) Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan
umum penderita
b) Ibu merasa lemah
c) Nafsu makan tidak ada
d) Berat badan menurun
e) Merasa nyeri pada epigastrium
f) Nadi meningkat sekitar 100 per menit
g) Tekanan darah menurun
h) Turgor kulit berkurang
i) Lidah mengering
j) Mata cekung

2. Tingkatan II (sendang)
a) Penderita tampak lebih lemah dan apatis
b) Turgor kulit mulai jelek
c) Lidah mengering dan tampak kotor
d) Nadi kecil dan cepat
e) Suhu badan naik (dehidrasi)
f) Mata mulai ikterik
g) Berat badan turun dan mata cekung
h) Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi
i) Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria

3. Tingkatan III (berat)


a) Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen
sampai koma)
b) Dehidrasi hebat
c) Nadi kecil, cepat dan halus
d) Suhu badan meningkat dan tensi turun
e) Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal
dengan enselopati wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia
dan penurunan mental
f) Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati

D. Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar
estrogen yang biasa terjadi pada trimester I. bila perasaan terjadi
terus-menerus dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak
habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang
tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-
asetik, asam hidroksida butirik dan aseton darah.Muntah
menyebabkan dehidrasi, sehingga caira ekstraseluler dan plasma
berkurang. Natrium  dan klorida darah turun. Selain itu dehidrasai
menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan
berkurang.Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke
jaringan berkuang pula tertimbunnya zat metabolik yang
toksik.Disamping dehidraasi dan gangguan keseimbangan elektrolit,
dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung
(sindroma mollary-weiss), dengan akibat perdarahan gastrointestinal.
E. Pathway

Peningkatan Menghambat Penuruna


Peningkatan
hormone ambang n pompa
tekanan
estrogen dan depolarisasi saraf pylorus
HCL
lambung
eritorik

Hiperemsis
Gravidarum

Reflek Kehilanagan Dehidrasi


sebagian Cairan
HCl berlebih

Hemokonsentrasi

Sensasi asam Gangguan


rasa nyaman
Peningkatan Aliran
Darah
Peningkatan
tekanan
gaster
Perfusi jaringan
otak
Nausea

Kekawatiran akan
kehamilan

Ansietas
F. Pemeriksaan
Ketika seorang wanita datang dengan keluhan mual dan muntah ,
riwayat berikut harus dikaji untuk membantu membedakan antara
mual dan muntah akibat kehamulan atau kondisi patologis ini.
1. Riwayat
a) Frekuensi muntah
b) Hubungan muntah dengan asupan makanan ( jenis dan jumlah )
c) Riwayat pola makan ( jenis makanan dan minuman , jumlah,
waktu pemberian, dan reaksinya)
d) Riwayat pengobatan ( termasuk reaksi obat)
e) Riwayat gangguan makan
f) Riwayat diabetes
g) Pembedahan abdomen sebelumnya.
h) Frekuensi istiraha t
i) Kecemasan dalam kehamilan
j) Dukungan keluarga

2. Pemeriksaan fisik
a) Berat badan ( dan hubungannya dengan berat badan sebelumnya)
b) Suhu badan , denyut nadi, dan pernafasan
c) Turgor kulit
d) Kelembapan membrane mukosa
e) Kondisi lidah ( bengkak, kering, pecah-pecah)
f) Palpasi abdomen untuk melihat pembesaran organ , dan nyeri
tekan.
g) Pengkajian pertumbuhan janin.

3. Laboratorium
a) Pemeriksaan keton dalam urine
b) Urinalis
c) Pengkajian
Kondisi yang mengindikasikan bahwa wanita mengalami
dehidrasi meliputi turgor kulit buruk, peningkatan frekuensi nadi dan
oernapasan, penurunan pengeluaran urine.

G. Diagnose Keperawatan
Berdasarkan data pengkajian, diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada
pasien hyperemesis gravidarum adalah meliputi:

1.Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan kehamilan (D.0074)


2.Nausea berhubungan dengan kehamilaan (D.0076)
3. Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan
kehamilan (D.0080)

H. Intervensi
No Dx. Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
Keperawatan
1. Gangguan Setelah dilakukan intervensi Terapi Relaksasi
rasa nyaman keperawatan selama ...x24 (I.09326)
berhubungan jam maka Status Observasi
dengan Kenyamanan meningkat - identifikasi
kehamilan dengan kriteria hasil : Status penurunan tingkat
(D.0074) Kenyamanan (L.08064) energy,
- Keluhan tidak nyaman ketidakmampuan
menurun konsentrasi, atau
- Gelisah menurun gejala lain yang
- Dukungan social dari menganggu
keluarga meningkat kemampuan
- Kesejahteraan fisik kognitif
meningkat - identifiikasi teknik
- Pola tidur membaik relaksasi yang
pernah efektif
digunakan
- periksa ketegangan
otot, frekuensi nadi,
tekanan darah, dam
suhu sebelum dan
sesudah latihan
Terapeutik
- ciptakan lingkngan
tenang dan tanpa
gangguan dengan
penahayaan dan
suhu ruang nyaman,
jika memungkinkan
- gunakan pakaian
longgar
- gunakan relaksasi
sebagai strategi
penunjang dengan
analgetik atau
tindakan medis
lainya,
Edukasi
- jelaskan tujuan,
manfaat, batasan
dan jenis relaksasi
yang tersedia
- anjurkan
mengambil posisi
nyaman
- anjurkan rileks dan
merasakan sensasi
relaksasi
2 Nausea Setelah dilakukan intervensi Manajemen Mual
berhubungan keperawatan selama ...x24 (I.03117)
dengan jam maka Neusea menurun Observasi
kehamilaan dengan kriteria hasil: - Identifikasi
(D.0076) Tingkat Neusea (L.12111): pengalam mual
- Nafsu makan meningkat - Identifikasi
- Keluhan mual menurun antiemetic untuk
- Perasaan ingin muntah mencegah mual
menurun - Monitor asupan
- Pucat membaik nutrisi dan kalori
Terapeutik
- Kurangi atau
hilangkan keadaan
penyebab mual
- Berikan makanan
dalam jumlah kecil
dan menarik
- Berikan makanan
dingin, cairan
bening, tidak
berbau dan tidak
berwarna
Edukasi
- Anjurkan istirahat
dan tidur yang
cukup
- Anjurkan makanan
tinggo karbohidrat
dan rendah lemak
- Ajarkan
penggunaan teknik
nonfarmakologis
untuk mengatasi
mual
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
antiemetic, jika
perlu
3. Ansietas Setelah dilakukan intervensi Reduksi Ansietas
berhubungan keperawatan selama ...x24 (I.091134)
dengan jam maka Tingkat Ansietas Observasi
kekhawatiran menurun dengan kriteria - Identifikasi
mengalami hasil: kemampuan
kegagalan Tingkat Ansietas (L.09093): mengambil
kehamilan - Verbalisasi keputusan
(D.0080) kebingungan menurun - Monitor tamda-
- Verbalisasi khawatir tanda ansietas
akibat kondisi yang Terapeutik
dihadapi menurun - ciptakan suasana
- Perilaku gelisah terapeutik yang
menurun menumbuhkan
- Peilaku tegang kepercayaan
menurun - Pahami situasi
- Konsentrasi membaik yang membuat
- Pola tidur membaik ansietas
- Perasaan keberdayaan - Dengarkan dengan
membaik penuh perhatian
Edukasi
- Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan
presepsi
- Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi
ketegangan
- Latih penggunaan
mekanisme
pertahanan diri
yang tepat
- Latih teknik
relaksasi
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian obat
antiansietas, jika
perlu
DAFTAR PUSTAKA

Nadyah, 2013. Kegawatdaruratan Neonatal, Anak dan Maternal. Makassar :


Alauddin University Press.

Jannah, 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Yogyakarta : CV.Andi Offset.

Rahma Marlina dan Tita, “ Asuhan pada Ibu Hamil Trimester I dengan
Hiperemisis Gravidarum Tingkat I”,Jurnal Bidan, Vol 2, No 2,Juli 2016.

Indrayanti Triana,”Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Hiperemesis


Gravidarum di RSUD Dr.Drajat Prawinegara Kabupaten Serang Tahun 2017”,
Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jati.

Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia 2020. Diagnosa Keperawatan : Definisi


dan Indikator Diagnostik. Jakarta : PPNI.

Standar Luaran Keperawatan Indonesia, 2020, Standar Luaran Keperawatan


Tujuan dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta : PPNI.

Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, 2020, Standar Intervensi


Keperawatan: Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta :PPNI.

Anda mungkin juga menyukai