a. Pengkajian
Data Subjektif
Data Objektif
b. Diagnosis Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas yang berhubungan dengan keterbatasan ekspansi dada karena hidrotoraks
dan asites
2. Keletihan yang berhubungan dengan metabolisme tubuh meningkat, sehingga produksi energi
kurang,anemia, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
3. Kelebihan volume cairan yang berhubungan dengan retensi cairan karena aldosteron meningkat, dan
tekanan osmotik koloid menurun
4. Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan fisiologis, seperti ikterik, asites, edema,
ginekomastia, dan sebagainya
5. Gangguan rasa nyaman yang berhubungan dengan pruritus, nyeri, dan kelelahan
6. Potensial gangguan integritas kulit yang berhubungan dengan pruritus
1. Tidak ada tanda peningkatan hidrotoraks, perkusi tidak menunjukkan pekak, sinar-X toraks normal,
bunyi napas normal
2. Haluaran urine lebih dari asupan, edema dan ukuran lingkar abdomen berkurang
3. Asupan makanan yang seimbang
4. Pasien dapat menjelaskan :
a. Diet dan obatnya
b. Cara pengobatan perdarahan
c. Faktor pencetus
d. Intervensi
Secara umum, pasien sirosis tampak sakit berat dan memerlukan perawatan intensif. Ada juga yang
tidak memperlihatkan masalah berat akut serta memerlukan dukungan, penyuluhan, dan konseling. Perawat
harus dapat memprioritaskan kebutuhan pasien sirosis
Bantuan pernapasan
Daya tahan terhadap infeksi sangat menurun, terutama infeksi pada saluran pernapasan. Adanya hidrotoraks
akan memperberat keadaan. Tekanan asites pada diafragma akan membuat pernapasan menjadi lebih sulit
Posisi fowler dapat membantu ekspansi dada. Paisen diberanikan bernapas dalam-dalam untuk mencegah
stasis sekresi pada saluran pernapasan. Kadang-kadang dokter melakukan torasentesis untuk mengurangi
hidrotoraks. Perawat harus mempersiapkan pasien untuk perasat ini
Pengendalian kelelahan
Aktivitas keperawatan harus disesuaikan pada kemampuan pasien. Ambulansi diperbolehkan pada batas
kemampuan pasien. Ketika pasien merasa lelah, ia harus berbaring. Pasien yang mengalami hidrotoraks,
asites, dan edema perlu dibantu untuk mobilisasi di tempat tidur. Pasien ini condong mengalami dekubitus
sehingga memerlukan mobilisasi tiap 2-3 jam. Bagian-bagian tubuh yang rawan untuk dekubitus perlu
diolesi losion kulit
Kebanyakan pasien sirosis juga mengalami retensi natrium dan hipokalemia. Untuk menangani hipokalemia,
dokter dapat memberi obat kalium pe roral. Kalium serum harus dipantau karena pasien dapat dengan cepat
mengalami hiperkalemia
Asites dan edema diatasi dengan mengurangi asupan garam. Pembatasan garam dan perbanyak istirahat akan
membantu mengurangi asites dan edema. Jika tindakan ini tidak menolong, dokter dapat memberi obat
diuretik seperti Aldactone atau Lasix. Ada baiknya jika obat ini diberikan pada waktu pagi agar tidur pasien
tidak terganggu pada waktu malam
Pengurangan retensi cairan melalui obat diuretik lebih baik daripada melakukan parasentesis. Dengan
parasentesis, protein yang diperlukan tubuh juga termabil. Pemeberian diuretik pun harus hati-hati karena
pengeluaran cairan (urine) 500 ml lebih dari asupannya dapat mencetuskan oliguria dan uremia akibat
pengurangan volume cairan secara mendadak
Kadang-kadang dokter membatasi asupan cairan. Jumlah cairan yang diperbolehkan harus dibagi untuk
keperluan dalam 24 jam. Misalnya, air yang diperlukan untuk makan, air untuk minum obat, air minum, dan
sebagainya. Untuk mengetahui keberhasilan terapi ini, berat badan pasien diukur tiap hari pada waktu dan
dengan timbangan yang sama. Bagi paisen yang tidak dapat berjalan atau berdiri, lingkaran abdomen dapat
diukur
Pencegahan infeksi
Ada beberapa faktor yang dapat mebuat pasien ini sangat rawan terhadap infeksi, yaitu terganggunya fungsi
fagosit dari hepar, adanya leukopenia, dan malnutrisi. Tindakan pencegahan infeksi perlu diperhatikan,
misalnya :
Selama tidak ada tanda-tanda ensefalopati sistemik portal, pasien memerlukan diet yang tinggi protein,
tinggi karbohidrat, vitamin, mineral, dan rendah garam. Untuk mengendalikan mual dan muntah, obat anti-
emetik dapat diberikan 30 menit sebelum makan
Metabolisme amonia mengalami gangguan. Amonia ini adalah hasil dari deaminisasi dari protein dan sangat
toksik. Penimbunan amonia dalam tubuh akan menyebabkan timbulnya tanda-tanda ensefalopati sistemik
portal. Oleh karena itu, pasien ini diberi makanan yang rendah protein
Untuk memancing minat makan pasien, makanan disiapkan semenarik mungkin, diberi sedikit namun
sering. Minat pasien terhadap makanan tertentu perlu juga diperhatikan. Higiene oral dan ventilasi kamar
yang baik dapat membuat pasien merasa segar dan mau makan
Perawatan kulit
Edema, pruritus, dan malnutrisi membuat pasien ini cenderung mengalami dekubitus dan luka bekas
garukan. Pasien yang sangat lemah untuk mengubah posisi di tempat tidur perlu dibantu mengubah
posisinya tiap 2-3 jam. Bagian tubuh yang rawan mengalami dekubitus perlu dioles dengan losion kulit
setiap mengubah posisi pasien
Penyuluhan pasien
Perlu diterangkan pada pasien dan keluarganya mengenai diet dan obat yang dimakan pasien. Penjelasan
perlu diberikan secara perlahan dan diulang karena seringkali ingatan pasien terganggu. Keluarga terdekat
harus diikutsertakan karena mereka yang dapat mengingatkan pasien jika ia lupa