Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mata adalah alat indra penglihatan dibentuk untuk menerima rangsangan, berkas-
berkas cahaya pada retina dengan perantara mengalihkan rangsangan ini kepusat penglihatan
pada otak, bagian mata berfungsi memfokuskan rangsangan cahaya ke retina adalah lensa
(Wijaya dan Putri, 2013).
Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan gangguan penglihatan.
Katarak ditandai dengan adanya lensa mata yang berangsur-angsur menjadi buram yang pada
akhirnya dapat menyebabkan kebutaan total. Penyakit katarak terutama disebabkan oleh proses
degenerasi yang berkaitan dengan usia. Katarak kini masih menjadi penyakit paling dominan
pada mata dan merupakan penyebab utama dari kebutaan di seluruh dunia. Paling sedikit 50%
dari semua kebutaan disebabkan oleh katarak, dan 90% diantaranya terdapat di negara
berkembang tidak terkecuali di Indonesia (Tana.L, 2007).
Kebutaan dan gangguan penglihatan merupakan masalah kesehatan masyarakat
(Depkes,2007).Kebutaan karena katarak atau kekeruhan lensa mata merupakan masalah
kesehatan global yang harus segera diatasi, karena kebutaan dapat menyebabkan berkurangnya
kualitas sumber daya manusia dan kehilangan produktifitas serta membutuhkan biaya yang
cukup besar untuk pengobatannya (Arimbi, A.T, 2014). Katarak yang merupakan penyebab
utama berkurangnya penglihatan di dunia diperkirakan jumlah penderita kebutaan katarak di
dunia saat ini sebesar 17 juta orang dan akan meningkat menjadi 40 juta pada tahun 2020.
Katarak terjadi 10% orang Amerika Serikat dan prevalensi ini meningkat sampai sekitar 50%
untuk mereka yang berusia antara 65 dan 74 tahun. Dan sampai sekitar 70% untuk mereka yang
berusia lebih dari 75 tahun (Soehardjo, 2004).
Katarak merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia seiring dengan adanya
transisi epidemiologi dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Menurut data Survei
Kesehatan Rumah TanggaSurvei Kesehatan Nasional (SKRT - SURKESNAS), prevalensi
katarak di Indonesia sebesar 4,99%.
Berdasarkan data pada tahun 2008, terdapat 5658 kasus katarak yang terdiri dari 3775
kasus rawat jalan dan 1883 kasus rawat inap di RS Mata ”Dr. YAP” Yogyakarta (Mawati, 2009).

1
Besarnya jumlah penderita katarak berbanding lurus dengan jumlah penduduk usia lanjut.
Diperkirakan 12 orang menjadi buta tiap menit di dunia. Di Indonesia diperkirakan setiap
menit ada satu orang menjadi buta. Jumlah ini akan meningkat menjadi dua kali pada tahun
2020, hal ini berkaitan dengan jangka umur harapan hidup meningkat (Soehardjo, 2004).
1.2 Rumusan Masalah
a. Apakah yang dimaksud dengan katarak ?
b. Apa saja klasifikasi katarak ?
c. Bagaiman etiologi terjadinya penyakit katarak ?
d. Bagaimana patofisiologi penyakit katarak ?
e. Bagaimana manifestasi penyakit katarak ?
f. Bagaiman pengakjian focus keperawatan tentang penyakit katarak ?
g. Apa sajakah evaluasi diagnostic pada pasien penderita katarak ?
h. Bagaimana penatalaksanaan pada pasien penderita katarak ?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian katarak
b. Untuk mengetahui klasifikasi katarak
c. Untuk mengetahui etiologi dari katarak
d. Untuk mengetahui patofisiologi dari katarak
e. Untuk mengetahui manifestasi klinik dari katarak
f. Untuk mengathui pengkajian focus dari penyakit katarak
g. Untuk mengetahui evaluasi diagnostic dari katarak
h. Untuk mengathui penatalaksanaan penyakit katarak

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan gangguan penglihatan.
Katarak ditandai dengan adanya lensa mata yang berangsur-angsur menjadi buram yang pada
akhirnya dapat menyebabkan kebutaan total (Tana.L, 2007).
Kebutaan karena katarak atau kekeruhan lensa mata merupakan masalah kesehatan global yang
harus segera diatasi, karena kebutaan dapat menyebabkan berkurangnya kualitas sumber daya
manusia dan kehilangan produktifitas serta membutuhkan biaya yang cukup besar untuk
pengobatannya (Arimbi, A.T, 2014).
2
Katarak merupakan kekeruhan yang terjadi pada lensa mata, sehingga menyebabkan
penurunan/gangguan penglihatan (Admin,2009).
Definisi lain katarak adalah suatu keadaan patologik lensa di mana lensa rnenjadi keruh
akibat hidrasi cairan lensa, atau denaturasi protein lensa. Kekeruhan ini terjadi akibat gangguan
metabolisme normal lensa yang dapat timbul pada berbagai usia tertentu (Iwan,2009)
2.2 Klasifikasi
1. Katarak Kongenital, sejak sebelum berumur 1 tahun sudah terlihat disebabkan oleh
infeksi virus yang dialami ibu pada saat usia kehamilan masih dini (Farmacia, 2009).
Katarak ini ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu yang menderita penyakit
rubela, galaktosemia, toksoplasmosis, inklusi sitomegalik,dan histoplasmosis, penyakt
herediter seperti mikroftlmus, aniridia, koloboma iris, keratokonus, iris heterokromia,
lensa ektopik, displasia retina, dan megalo kornea
2. Katarak Juvenil, Katarak yang lembek dan terdapat pada orang muda, yang mulai
terbentuknya pada usia kurang dari 9 tahun dan lebih dari 3 bulan. Katarak juvenil
biasanya merupakan kelanjutan katarak kongenital. Katarak juvenil biasanya merupakan
penyulit penyakit sistemik ataupun metabolik dan penyakit lainnya
3. Katarak Senil, setelah usia 50 tahun akibat penuaan. Katarak senile biasanya
berkembang lambat selama beberapa tahun, Kekeruhan lensa dengan nucleus yang
mengeras akibat usia lanjut yang biasanya mulai terjadi pada usia lebih dari 60 tahun.
(Ilyas, Sidarta: Ilmu Penyakit Mata, ed. 3)
a. Stadium awal (insipien). Pada stadium awal (katarak insipien) kekeruhan lensa
mata masih sangat minimal, bahkan tidak terlihat tanpa menggunakan alat periksa
b. Stadium imatur. Pada stadium yang lebih lanjut, terjadi kekeruhan yang lebih
tebal tetapi tidak atau belum mengenai seluruh lensa sehingga masih terdapat
bagian-bagian yang jernih pada lensa
c.Stadium matur. Bila proses degenerasi berjalan terus maka akan terjadi
pengeluaran air bersama-sama hasil desintegrasi melalui kapsul. Didalam stadium
ini lensa akan berukuran normal. Iris tidak terdorong ke depan dan bilik mata
depan akan mempunyai kedalaman normal kembali
d.stadium hipermatur. Katarak yang terjadi akibatkorteks yang mencair sehingga
masa lensa ini dapat keluar melalui kapsul. Akibat pencairan korteks ini maka
3
nukleus "tenggelam" kearah bawah (jam 6)(katarak morgagni). Lensa akan
mengeriput. Akibat masa lensa yang keluar kedalam bilik mata depan maka dapat
timbul penyulit berupa uveitis fakotoksik atau galukoma fakolitik
4. Katarak Intumesen. Kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa akibat lensa
degenerative yang menyerap air. Masuknya air ke dalam celah lensa disertai
pembengkakan lensa menjadi bengkak dan besar yang akan mendorong iris sehingga
bilik mata menjadi dangkal dibanding dengan keadaan normal
5. Katarak Brunesen. Katarak yang berwarna coklat sampai hitam (katarak nigra)
terutama pada lensa, juga dapat terjadi pada katarak pasien diabetes militus dan miopia
tinggi. Sering tajam penglihatan lebih baik dari dugaan sebelumnya dan biasanya ini
terdapat pada orang berusia lebih dari 65 tahun yang belum memperlihatkan adanya
katarak kortikal posterior
Klasifikasi berdasarkan lokasi terjadinya katarak
1. Katarak Inti ( Nuclear )
Merupakan yang paling banyak terjadi. Lokasinya terletak pada nukleus atau
bagian tengah dari lensa. Biasanya karena proses penuaan
2. Katarak Kortikal
Katarak kortikal ini biasanya terjadi pada korteks. Mulai dengan kekeruhan putih
mulai dari tepi lensa dan berjalan ketengah sehingga mengganggu penglihatan. Banyak
pada penderita DM
3. Katarak Subkapsular.
Mulai dengan kekeruhan kecil dibawah kapsul lensa, tepat pada lajur jalan sinar
masuk. DM, renitis pigmentosa dan pemakaian kortikosteroid dalam jangka waktu yang
lama dapat mencetuskan kelainan ini. Biasanya dapat terlihat pada kedua mata.
2.3 Etiologi Katarak dan Faktor Resiko
• Usia lanjut dan proses penuaan
• Congenital atau bisa diturunkan.
• Pembentukan katarak dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti merokok atau bahan
beracun lainnya.
• Katarak bisa disebabkan oleh cedera mata, penyakit metabolik (misalnya diabetes) dan
obat-obat tertentu (misalnya kortikosteroid).
4
2.4 Manifestasi Klinis
1. Subyektif
• Biasanya klien melaporkan penurunan ketajaman penglihatan dan silau serta gangguan
fungsional yang diakibatkan oleh kehilangan penglihatan tadi.
• menyilaukan dengan distorsi bayangan dan susah melihat di malam hari
2. Objectif
Pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak akan tampak
dengan oftalmoskop. Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan dipendarkan dan
bukannya ditransmisikan dengan tajam menjadi bayangan terfokus pada retina. Hasilnya
adalah pandangan menjadi kabur atau redup.
1. Pupil yang normalnya hitam akan tampak abu-abu atau putih
2. Pada akhirnya apabila katarak telah matang pupil akan tampak benar-benar
putih ,sehingga refleks cahaya pada mata menjadi negatif.
2.5 Tanda dan Gejala
1. Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek.

5
2. Gangguan penglihatan bisa berupa:
a. Peka terhadap sinar atau cahaya.
b. Dapat melihat dobel pada satu mata (diplobia).
c. Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.
d. Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu
3. Kesulitan melihat pada malam hari
4. Melihat lingkaran di sekeliling cahaya atau cahaya terasa menyilaukan mata
5. Penurunan ketajaman penglihatan ( bahkan pada siang hari )
2.6 Penatalaksanaan
Penatalaksanna yang dapat dilakukan di berikan pada pasien pasien katarak antara lain
adalah sebagai berikut :
1. Gejala-gejala yang timbul pada katarak yang masih ringan dapat dibantu
dengan menggunakan kacamata, lensa pembesar, cahaya yang lebih
terang, atau kacamata yang dapat meredamkan cahaya. Pada tahap ini
tidak diperlukan tindakan operasi
2 . Tindakan operasi katarak merupakan cara yang efektif untuk memperbaiki
lensa mata, tetapi tidak semua kasus katarak memerlukan tindakan operasi
Adapun indikasi indikasi yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk dilakukan
prosedur operasi andalah sebagai berikut :
1. Indikasi sosial: jika pasien mengeluh adanya gangguan penglihatan dalam melakukan
rutinitas pekerjaan
2. Indikasi medis: bila ada komplikasi seperti glaucoma
3. Indikasi optik: jika dari hasil pemeriksaan visus dengan hitung jari dari jarak 3 m
didapatkan hasil visus 3/60
4. Pembedahan
Prosedur pembedahan yang biasa dilakukan adalah dengan prosedur ECCE (Ekstra
Capsular Cataract Extraction) yang terbagi menjadi 2 metode yaitu
a. Standar ECCE atau planned ECCE dilakukan dengan mengeluarkan lensa secara
manual setelah membuka kapsul lensa. Tentu saja dibutuhkan sayatan yang lebar
sehingga penyembuhan lebih lama

6
b. Fekoemulsifikasi (Phaco Emulsification). Bentuk ECCE yang terbaru dimana
menggunakan getaran ultrasonic untuk menghancurkan nucleus sehingga material
nucleus dan kortek dapat diaspirasi melalui insisi ± 3 mm. Operasi katarak ini
dijalankan dengan cukup dengan bius lokal atau menggunakan tetes mata anti
nyeri pada kornea (selaput bening mata), dan bahkan tanpa menjalani rawat inap.
Sayatan sangat minimal, sekitar 2,7 mm. Lensa mata yang keruh dihancurkan
(Emulsifikasi) kemudian disedot (fakum) dan diganti dengan lensa buatan yang
telah diukur kekuatan lensanya dan ditanam secara permanen. Teknik bedah
katarak dengan sayatan kecil ini hanya memerlukan waktu 10 menit disertai
waktu pemulihan yang lebih cepat
2.7 PENGKAJIAN DATA DASAR

1) Riwayat atau adanya faktor-faktor penyebab :


 Katarak senil-umumya terlihat pada lansia
 Katarak kongenital-terjadi pada bayi
 Katarak traumatik –terjadi pada individu yang telah mengalami cedera mata
berat
 Sekunder terhadap penyakit sistemik tertentu yang dikarakteristikkan oleh
ketidakteraturan metabolik (diabetes melitus) dan penyakit mata kronis (uveitis)
 Dosis tinggi terapi steroi

2) Pemeriksaan fisik berdasarkan pengkajian umum pada mata (Apendiks H)dapat


menunjukkan :
a) Laporan tentang penurunan ketajaman penglihatan yang dapat meliputi:
 Silau bila melihat pada cahaya, khususnya pada mengendarai mobil
malam hari
 Penglihatan kabur
 Penglihatan gonda
 Perubahan persepsi warna
b) “Pupil putih” ada inspeksi mata, temuan karakteristik dari “katarak matur”
menandakan kehilangan penglihatan bermakna.
3) Pemeriksaan diagnostik :
 Oftalmoskopik dan pemeriksaan biomikroskopikdilakukan oleh ahli
oftakmologi adalah paling diagnostik karena ini memungkinkan visualisasi
langsung untuk mengevaluasi derajat keburaman lensa. Pemeriksaan ini
dilakukan di ruang ahli oftalmologi.

7
2.8 Evaluasi Diasnostik

Terutama oleh gejala-gejala subjektif :

 Pemeriksaan mata biasa


 Keratometri.
 pemeriksaan slit-lamp ,dan oftalmik.
 Pemindaian ultrasonografi.
 Kaunter sel endothelial.

2.9 Penatalaksanaan

Tidak terdapat pengobatan untuk katarak, meskipun tersedia dua teknik pembedahan :
ekstraksi katarak intrakapsular (EKIK) dan ekstrasi katarak ekstrakapsular (EKEK).

 indikasi dari pembedahan adalah kehilangan penglihatan yang mengganggu aktivitas normal
atau katarak yang menyebabkan glaucoma.
 katarak diangkat dibawah anastesi lokal dengan rawat jalan.
 kehilangan penglihatan berat dan akhirnya kebutaan akan terjadi kecuali dilakukan
pembedahan.

Penyuluhan pasien dan pemeliharaan kesehatan perawatan di rumah dan komuinitas.

 berikan penyuluhan pasca-operatif saat pulang mengenai obat mata, tingkat aktivitas dan
pembatasan aktivitas,diit, control nyeri, pemberian posisi, perjanjian tingkat lanjut dengan
dokter, harapan pasca-operatif, dan gejala-gejala untuk segera dilaporkan pada ahli bedah.
 instrusikan pasien untuk membuat perjanjian untuk transportasi ke rumah, perawatan selama
malam hari, dan kunjungan tindak lanjut pada ahli bedah keesokan harinya.
 batasi membungkuk dan mengangkat benda berat.
 instrusikan untuk mengenakan perlindung mata pada malam hari dan kaca mata (kacamata
untuk cahaya yang sangat terang) selama siang hari untuk waktu 2 minggu.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan gangguan penglihatan.
Katarak ditandai dengan adanya lensa mata yang berangsur-angsur menjadi buram yang pada
akhirnya dapat menyebabkan kebutaan total (Tana.L, 2007).
Kebutaan karena katarak atau kekeruhan lensa mata merupakan masalah kesehatan global yang
harus segera diatasi, karena kebutaan dapat menyebabkan berkurangnya kualitas sumber daya
manusia dan kehilangan produktifitas serta membutuhkan biaya yang cukup besar untuk
pengobatannya (Arimbi, A.T, 2014).
Katarak merupakan kekeruhan yang terjadi pada lensa mata, sehingga menyebabkan
penurunan/gangguan penglihatan (Admin,2009).
Klasifikasi berdasarkan lokasi terjadinya katarak
1. Katarak Inti ( Nuclear )
Merupakan yang paling banyak terjadi. Lokasinya terletak pada nukleus atau
bagian tengah dari lensa. Biasanya karena proses penuaan
2. Katarak Kortikal
Katarak kortikal ini biasanya terjadi pada korteks. Mulai dengan kekeruhan putih
mulai dari tepi lensa dan berjalan ketengah sehingga mengganggu penglihatan. Banyak
pada penderita DM
Tanda dan Gejala
1. Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek.
2. Gangguan penglihatan bisa berupa:
e. Peka terhadap sinar atau cahaya.
9
f. Dapat melihat dobel pada satu mata (diplobia).
g. Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.
h. Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu
6. Kesulitan melihat pada malam hari
7. Melihat lingkaran di sekeliling cahaya atau cahaya terasa menyilaukan mata
8. Penurunan ketajaman penglihatan ( bahkan pada siang hari )

10
DAFTAR PUSTAKA
Tana,Lusianawaty.2009.Faktor Resiko dan Upaya Penvegahan Katarak pada Pekerja diaksek dari
https://psikologi05.files.wordpress.com/2012/02/download_jurnal.pdf pada tanggal 12 Juli 2017
pukul 18.30 WIB
Mo’otapu,Astria,dkk.2015.Faktor yang Berhungan dengan Penyakit Katarak diakses dari
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/viewFile/9599/9177 pada 12 Juli 2017 pukul
19.00 wib

11

Anda mungkin juga menyukai