Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

Tinjauan Internasional Psikiatri

ISSN: Beranda Jurnal (Cetak) (Online):https://www.tandfonline.com/loi/iirp20

Psikologi positif eksistensial dan terapi makna

integratif

Paul TPWong

Mengutip artikel ini:Paul TP Wong (2020): Psikologi positif eksistensial dan terapi makna
integratif, International Review of Psychiatry, DOI:10.1080/09540261.2020.1814703

Untuk link ke artikel ini:https://doi.org/10.1080/09540261.2020.1814703

Diterbitkan online: 05 Okt 2020.

Kirimkan artikel Anda ke jurnal ini

Lihat artikel terkait

Lihat data Crossmark

Syarat & Ketentuan lengkap akses dan penggunaan dapat ditemukan di

https://www.tandfonline.com/action/journalInformation?journalCode=iirp20
TINJAUAN INTERNASIONAL Psikiatri https://
doi.org/10.1080/09540261.2020.1814703

ARTIKEL ASLI

Psikologi positif eksistensial dan terapi makna integratif

Paul TPWong
Departemen Psikologi, Universitas Trent, Peterborough, Kanada

ABSTRAK SEJARAH ARTIKEL

Perubahan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam masyarakat kita karena COVID-19 dan revolusi Diterima 1 Juli 2020
industri keempat (4IR) menunjukkan bahwa sistem perawatan kesehatan kita dan pendekatan medis Diterima 19 Agustus 2020
terhadap psikoterapi tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan kesehatan mental masyarakat. Makalah ini
KATA KUNCI
pertama kali menjelaskan dampak negatif COVID-19 dan 4IR pada kesehatan mental kita. Kemudian,
Eksistensial positif
mengikuti kritik singkat terhadap model medis, makalah ini mengusulkan bahwa masa depan psikoterapi
psikologi (PP2.0);
perlu didasarkan pada kerangka psikologi positif eksistensial yang lebih inklusif dan integratif (PP 2.0), terapi makna;
yang menekankan perkembangan melalui penderitaan. Akhirnya, makalah ini menekankan penyembuhan psikiatri; Viktor Frankl;
Viktor Frankl dan terapi makna integratif Wong. Disimpulkan bahwa terapi makna integratif mewakili logoterapi; psikologi
masa depan psikoterapi, karena terletak di wilayah interaksi setidaknya tiga tradisi: Psikologi klinis, eksistensial; posisi-
psikologi eksistensial, dan psikologi positif. Model integratif ini bersifat holistik, mengakui manusia psikologi aktif
sebagai makhluk bio-psiko-sosial-spiritual dan mempertimbangkan beberapa perspektif teoretis baik
dalam diagnosis maupun pengobatan.

Dunia kita seperti kereta peluru yang melaju di jalur
tabrakan, tanpa ada yang bisa menghentikannya. Metafora
ini menangkap kecemasan umum atas kehilangan kendali
atas nasib sendiri. Itu juga menangkap ketakutan akan
masa depan yang tidak pasti dengan semua perubahan
cepat dalam teknologi, dan perubahan sosial yang
diputuskan oleh perusahaan dan pemerintah internasional
besar. Misal seperti Fridman (2016) menunjukkan bahwa
selama abad ke-21, tiga kekuatan terbesar—hukum Moore
(teknologi), pasar (globalisasi), dan alam induk (perubahan
iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati)—semuanya
berakselerasi dengan kecepatan di luar pemahaman dan
kendali warga rata-rata. Akselerasi ini membentuk kembali
semua domain utama kehidupan: tempat kerja, politik,
geopolitik, etika, dan komunitas. Perubahan ini
mengancam rasa kendali dan keamanan kita. Oleh karena
itu, kita perlu memperlambat, belajar dari alam, dan
menata ulang kehidupan.
Menurut Survei Ederman-Trust (Purtill, 2020), ada
peningkatan kecemasan tentang kehilangan pekerjaan
dan resesi ekonomi akibat otomatisasi. Hampir dua dari
tiga orang merasa bahwa perubahan teknologi terlalu
cepat, dan mereka tidak memiliki kendali atas teknologi
robotic processing automaton (RPA; Galer,2020).
Perusahaan Data Internasional (IDC; Jyoti &
Schubmehl,2019) juga memperkirakan bahwa pada tahun 2022, 75
persen wilayah dunia akan menggabungkan beberapa AI dan
otomatisasi. Ada kekhawatiran yang meningkat tentang kehilangan
pekerjaan.
Dengan janji jaringan 5G dan revolusi industri keempat (4IR),
kita mungkin telah menciptakan masyarakat yang terlalu cepat dan
terlalu rumit untuk diatasi oleh otak kita. Oleh karena itu, kita perlu
berhenti sejenak dan bertanya pada diri sendiri: Masyarakat seperti
apa sebenarnya yang akan mengoptimalkan kesehatan mental
yang positif? Apakah bisnis besar benar-benar menciptakan
masyarakat yang memenuhi kebutuhan terdalam manusia?
Memang, inilah saatnya untuk membayangkan kembali masyarakat
yang lebih baik dan pendekatan kesehatan mental yang lebih
efektif.
Dampak Negatif 4IR terhadap
Kesehatan Mental
Menurut Klaus Schwab (2018), 4IR melepaskan serangkaian
pergolakan sosial, politik, budaya, dan ekonomi selama
abad ke-21, dan 'sebagian besar didorong oleh konvergensi
inovasi digital, biologis, dan fisik.' Saat kita mengenali
semua tantangan besar di depan, 'kita dapat mengambil
langkah untuk menyelaraskan nilai-nilai kemanusiaan yang
umum dengan kemajuan teknologi kita

KONTAKPaul TP Wong drpaulwong@gmail.com Departemen Psikologi, Universitas Trent, 13 Ballyconnor Ct. Toronto, Peterborough ON
M2M 4C5, Kanada
Makalah ini sebagian didasarkan pada presentasi Paul TP Wong pada 16 Juli 2019 tentang Krisis Kesehatan Mental Saat Ini dan Terapi Makna di Ottawa's Royal
Mental Health Centre, Kanada. Diterima darihttp://www.drpaulwong.com/the-current-mental-health-crisis-and-meaning-therapy/.
- Institut Psikiatri 2020 dan Universitas Johns Hopkins
2 PTP WONG
dan memastikan bahwa Revolusi Industri Keempat pertama-tama
dan terutama menguntungkan umat manusia.'
Oleh karena itu, Schwab menyerukan visi tentang
'fondasi berkelanjutan untuk pembangunan sosial dan
ekonomi, yang dibangun di sekitar nilai-nilai bersama
tentang kebaikan bersama, martabat manusia, dan
penatalayanan antar generasi.' Sesuai dengan ajakan
Schwab untuk bertindak, makalah ini mengusulkan
pengembangan landasan berkelanjutan untuk
kesejahteraan dan kesehatan mental positif, dibangun di
sekitar nilai-nilai bersama, kepedulian eksistensial,
martabat manusia, dan nilai intrinsik dan makna hidup.
Ada kekhawatiran serius tentang dampak negatif terkait
meningkatnya ketergantungan pada teknologi. Johnson (2020)
melaporkan penelitian yang menemukan bahwa
ketergantungan berlebihan pada teknologi, seperti media
sosial, dapat memengaruhi orang secara negatif, membuat
mereka merasa lebih terisolasi, tertekan, dan cemas.
Menurut Anderson dan Rainie (2018), penelitian PEW
menunjukkan bahwa banyak pakar mengkhawatirkan efek
berbahaya dari terlalu banyak kehidupan digital pada anak-
anak dan orang dewasa. Sebagai contoh, David Ellis, Ph.D.,
direktur jurusan studi komunikasi di Universitas York di
Toronto menyimpulkan: 'Ada semakin banyak bukti bahwa
kecanduan digital ini meningkatkan depresi, kesepian,
penyalahgunaan video-game dan bahkan perilaku bunuh
diri, terutama di kalangan remaja dan dewasa muda.'
Menurut psikiater Samoon Ahmad (2020), bekerja adalah bagian
penting dari kehidupan. Pekerjaan yang bermakna adalah bagian
penting dari kesejahteraan dan kebahagiaan seseorang. Pekerjaan
dapat memberi seseorang rasa martabat, signifikansi, dan
pemenuhan. Ketika pekerjaan menjadi lebih menakutkan dan
kompetitif, banyak yang akan menjadi pengangguran. Oleh karena
itu, orang khawatir tentang kerja berlebihan untuk
mempertahankan pekerjaannya, atau kesulitan mendapatkan
pekerjaan tetap setelah kehilangan pekerjaan. Mereka yang
menganggur 'mungkin akan merasa sangat terhina, kesepian, dan
kesal, dan kemungkinan besar akan mengalami banyak masalah
kesehatan fisik dan mental yang terdokumentasi dengan baik yang
saat ini terkait dengan' tidak bekerja '(hipertensi, diabetes, stroke,
serangan jantung, kecemasan, dan depresi).' Dia juga mendesak
profesional kesehatan mental untuk 'menjadi lebih terbiasa dengan
fenomena global ini untuk lebih memahami pasien kami dan
perjuangan mereka.'
Dalam masyarakat yang sangat maju, geek akan mewarisi bumi
karena individu tanpa pendidikan tinggi dan keahlian komputer
akan memiliki sedikit kesempatan untuk mendapatkan semua
pekerjaan baru yang diciptakan oleh inovasi baru. Orang akan
kesulitan mencari nafkah dengan bekerja dengan tangan
melakukan pekerjaan pabrik, mempraktikkan perdagangan
tradisional seperti pertukangan, atau menciptakan karya seni.
pekerjaan seperti tembikar. 4IR dapat meningkatkan
produktivitas dan kesejahteraan fisik dengan mengorbankan
martabat manusia. Dengan mengkonseptualisasikan manusia
sebagai konsumen barang material, manusia hanyalah hewan
atau mesin yang memohon. Hal ini akan mengakibatkan
dehumanisasi.
4IR telah menciptakan jenis masalah psikologis baru,
sepertiHikikomori (Takano & Wong, dalam pers). Ini
adalah fenomena baru di mana pemuda Jepang secara
fisik menarik diri dari masyarakat dan mengasingkan diri
untuk waktu yang lama, tetap berhubungan dengan
orang lain secara virtual. Fenomena serupa juga dapat
ditemukan pada banyak orang Tionghoa yang
menghabiskan sebagian besar waktunya untuk
berselancar di internet, bermain game elektronik, atau
terlibat dalam pornografi. Banyak dari mereka
mengembangkan gejala depresi dan kecemasan. Mereka
menderita rasa malu dan bersalah karena tidak dapat
memenuhi harapan orang tua dan merasa tidak berguna
dalam bergantung pada dukungan orang tua. Fenomena
ini terjadi karena kekayaan orang tua dan akses internet
yang ada di mana-mana memungkinkan anak muda
hidup nyaman tanpa harus bekerja dan menjalin relasi,
dua dari tiga unsur utama segitiga emas, yang akan saya
bahas nanti.
Keterhubungan online tidak pernah dapat
menggantikan hubungan holistik dan otentik tatap muka.
Oleh karena itu, tidak ada jumlah komunikasi online yang
dapat sepenuhnya memenuhi kebutuhan akan keintiman
sejati dan hubungan saling percaya yang tulus. Produk
sampingan dari isolasi sosial adalah perasaan hampa dan
bosan. Manusia terhubung untuk hubungan, yang penting
untuk makna dan kesejahteraan (Baumeister & Leary,1995;
McDonald et al.,2012).
Dari perspektif psikologi positif eksistensial (Allport,1981
; Frankl,1985; Mematuk,1978/2012; Peterson,2018; Wong,
2019) manusia terprogram sebagai makhluk religius/
spiritual untuk bertahan hidup di dunia yang penuh bahaya
dan ketidakpastian. Makna dan iman terutama datang dari
mengambil tanggung jawab untuk membuat pengorbanan
yang diperlukan untuk kebaikan bersama dan menyembah
kekuatan yang lebih tinggi untuk perlindungan dalam
mengatasi segala macam kejahatan, dari pandemi dan
bencana alam.
Semua model mesin dan model hewan gagal mengenali
pencarian manusia yang mendalam akan makna eksistensial.
Membawa logika model komputer secara ekstrem akan
menjadi buku kontroversial Yuval Noah HarariHomo Deus:
Sejarah Singkat Masa Depan (2018); itu memberi kita masa
depan yang mengerikan ketika dataisme menjadi tuhan baru
kita dan keyakinan kita akan ditempatkan pada kekuatan
pemrosesan data dan algoritme.

Tanpa pandangan yang lebih tinggi tentang manusia,
dengan dimensi spiritual tanggung jawab dan transendensi
diri yang unik, kita akan menjadi kera dengan naluri
destruktif yang gelap dan kecerdasan seperti dewa yang
dibantu komputer, atau warga negara totaliter yang
mengendalikan setiap aspek pikiran kita. dan perilaku
dengan kecerdasan buatan dan robot. Dalam kedua
skenario tersebut, orang akan merasakan hilangnya
martabat manusia dan makna hidup (Wong,2020a).
Tantangan terkait yang kita hadapi adalah bagaimana
melindungi kebebasan dan martabat individu kita, saat kita
terus dipantau oleh teknologi pengenalan wajah dan data
besar yang ada di mana-mana yang mengumpulkan setiap
aspek aktivitas kita. Ini sudah terjadi di Cina, di mana orang
terus-menerus dievaluasi oleh pemerintah pusat dan diberikan
kredit sosial (Vinayak,2019), yang dapat menentukan apakah
mereka bebas melakukan perjalanan yang memenuhi syarat
untuk melamar pekerjaan tertentu.
Dengan kebutuhan pemerintah untuk mengendalikan
penyebaran COVID-19, pemantauan tersebut menjadi
semakin canggih dan menyeluruh. Pemerintah pusat
memiliki begitu banyak informasi tentang warganya
sehingga beberapa individu berisiko ditangkap karena
membuat pernyataan atau melakukan hal-hal yang
dianggap subversif. Oleh karena itu, kita perlu
mempertimbangkan implikasi etis dari pelanggaran hak
asasi manusia universal jika tidak ada yang menangkal
penyalahgunaan teknologi (Swart,2020).
Tantangan COVID-19
Pandemi telah menciptakan krisis kesehatan mental
melalui ketakutan akan virus mematikan, penguncian, dan
kebijakan jarak sosial. Misal seperti Yong (2020) mengamati
bahwa,
'Pada saat ketakutan dan ketidakpastian yang mendalam, orang-
orang terputus dari kontak manusia yang menenangkan.
Pelukan, jabat tangan, dan ritual sosial lainnya kini diwarnai
dengan bahaya. Orang dengan kecemasan atau gangguan
obsesif-kompulsif sedang berjuang. Orang lanjut usia, yang
sudah dikucilkan dari sebagian besar kehidupan publik, diminta
untuk menjauhkan diri lebih jauh lagi, memperdalam kesepian
mereka.'
Menurut pembaruan terbaru pada 17 Agustus 2020
(Pusat Pencegahan & Pengendalian Penyakit Eropa,
2020), lebih dari 20 juta kasus COVID-19 (sesuai dengan
definisi kasus yang diterapkan dan strategi pengujian di
negara yang terkena dampak) telah dilaporkan,
termasuk 770.273 kematian. Sebagian besar ahli
kesehatan tidak optimis bahwa pandemi akan hilang
dalam waktu dekat, dan mereka mengkhawatirkan
gelombang kedua COVID-19 di musim gugur.
TINJAUAN INTERNASIONAL Psikiatri 3
Terlepas dari semua kemajuan mereka dalam sains,
teknologi, dan kekayaan, begitu banyak negara perkasa
telah bertekuk lutut oleh pandemi. COVID-19 telah
menunjukkan secara meyakinkan bahwa manusia tidak
berdaya melawan mikropatogen udara yang terus
berkembang yang mampu membunuh jutaan orang.
Satu hal baik yang datang dari bencana global ini adalah
bahwa COVID-19 mengingatkan kita bahwa kita adalah
makhluk yang lemah dan rapuh.
Sebelum COVID-19, kita sudah mengalami krisis
kesehatan mental. Tingkat bunuh diri di AS telah
meningkat hampir 30 persen dalam waktu kurang dari
20 tahun, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan
Penyakit. Bunuh diri di antara orang berusia 10-24
adalah penyebab kematian kedua (Pusat Pengendalian
& Pencegahan Penyakit,2016).
Model medis yang memiliki lebih banyak psikiater, lebih
banyak diagnosis, dan lebih banyak pengobatan tidak
menghentikan peningkatan angka bunuh diri, overdosis
obat, dan depresi. Oleh karena itu, kita perlu mencari lebih
luas faktor budaya dan sosial yang mendasari yang
berkontribusi terhadap bunuh diri, overdosis, dan depresi.
Pers Akademik Nasional diMengurangi Bunuh Diri:
Sebuah Imperatif Nasional (Institut Kedokteran et al.,
2002) mengatakan ini:
Masyarakat dan budaya memainkan peran besar dalam
mendikte bagaimana orang menanggapi dan melihat
kesehatan mental dan bunuh diri…Variabel budaya memiliki
dampak luas pada bunuh diri. Mereka membentuk faktor
risiko dan pelindung serta ketersediaan dan jenis perawatan
yang mungkin mengintervensi untuk mengurangi bunuh diri.
Mengingat pentingnya budaya, kita perlu bertanya pada
diri sendiri: Mengapa kecanduan menjadi masalah utama
masyarakat Barat yang makmur? Hipotesis saya adalah
bahwa pengejaran kebahagiaan dan kesuksesan pribadi
mungkin telah berkontribusi pada krisis eksistensial kita
tentang kekosongan batin, kesepian, dan kecemasan‒
faktor umum yang mendasari epidemi kecanduan, depresi,
dan bunuh diri saat ini.
Obsesi budaya kita terhadap kebahagiaan tanpa disadari telah
mengakibatkan 'epidemi ketidakbahagiaan' karena menghabiskan
terlalu banyak waktu di media sosial dan telepon pintar, menurut
penelitian oleh Twenge (2017). Dalam sebuah studi nasional, dia
menemukan bahwa 'remaja yang menghabiskan lebih dari lima jam
sehari online dua kali lebih mungkin tidak bahagia dibandingkan
mereka yang menghabiskan kurang dari satu jam sehari.'
Dalam bukunyaiGen (2017), Twenge menunjukkan bahwa mereka
yang lahir pada pertengahan 1990-an hingga pertengahan 2000-an
menghabiskan seluruh masa remajanya di smartphone dan media
sosial, berkontribusi pada tingkat kecemasan, depresi, dan kesepian
yang belum pernah terjadi sebelumnya.
4 PTP WONG
Senada dengan itu, Brock Bastian (2018) buku,Sisi Lain
Kebahagiaan: Merangkul Pendekatan Hidup yang Lebih Tak
Takutmemberikan banyak bukti bahwa menyesuaikan diri
dengan tekanan sosial untuk mengejar kebahagiaan dan
menghindari rasa sakit telah menciptakan generasi yang
dimanjakan, rentan terhadap kesulitan dan penyakit mental.
Generasi ini telah mengalami kehilangan faktor pelindung,
seperti agama, komunitas kepercayaan, atau rumah yang
stabil; peningkatan penggunaan ponsel pintar dan media
sosial, yang mengakibatkan penurunan hubungan tatap muka
yang tulus; dan kurangnya kesiapan psikologis dan
keterampilan mengatasi masalah hidup yang tak terelakkan.
Mereka juga memiliki harapan yang tidak realistis akan
kebahagiaan, kecantikan, dan kesuksesan. Keterasingan
(kesepian), ketidakberdayaan, kecemasan, keputusasaan, dan
ketidakbermaknaan yang dihasilkan berkontribusi pada
epidemi depresi, kecanduan, dan bunuh diri, seperti yang
diprediksi oleh Viktor Frankl (1985).
Oleh karena itu, baik di tingkat masyarakat maupun individu, untuk
menghindari jebakan kebahagiaan, kita perlu mengembangkan
orientasi hidup yang lebih realistis dan fokus pada apa yang benar-benar
penting dalam hidup, seperti mengembangkan hubungan cinta,
membuat pengorbanan pribadi untuk sesuatu yang lebih besar dari diri
sendiri, dan memiliki keyakinan pada kekuatan yang lebih tinggi atau
nilai-nilai transendental: semua faktor perlindungan terhadap depresi
dan bunuh diri.
Krisis kesehatan mental telah berubah dari buruk
menjadi lebih buruk selama COVID-19 karena penguncian
dan berita buruk harian tentang meningkatnya jumlah
kematian dan bahaya pandemi (O'Donnell,2020, Roy,2020;
Lemah,2020).
Kritik terhadap model biomedis
kesehatan mental
Sistem kesehatan mental saat ini kewalahan oleh dampak
kesehatan mental dari COVID-19, dan ketidakmampuannya
untuk terlalu bergantung pada psikiater dan obat-obatan
telah terungkap sepenuhnya. Sangat disayangkan bahwa
sebagian besar saran dari ahli kesehatan mental difokuskan
pada emosi negatif, seperti depresi dan kecemasan, dan
mereka hanya menyebutkan pengobatan dan terapi
perilaku kognitif (CBT) sebagai pilihan pengobatan.
Sedikit refleksi akan memberi tahu kita bahwa
penderitaan eksistensial yang ditimbulkan oleh absurditas
hidup tidak dapat dijelaskan dengan pemikiran rasional.
Apalagi di masa pandemi ini. Groundhog Day, yang
dipenuhi dengan berita buruk tentang meningkatnya
jumlah kematian dan kondisi ekonomi yang sulit, tidak
akan hilang hanya karena kita bisa berpikir jernih.
Tidak ada yang baru dalam mengkritisi model medis dalam
kesehatan mental (Huda,2019). Szasz (1961) adalah tokoh besar
pertama yang menunjukkan bahwa kesulitan manusia harus
dikonseptualisasikan sebagai 'masalah dalam hidup' daripada
penyakit mental atau penyakit; oleh karena itu, anggota
keluarga, teman, pendeta, dan profesional kesehatan mental
lainnya semuanya dapat diminta oleh atau atas nama mereka
yang mengalami kesulitan beradaptasi dengan tuntutan hidup
(Benning,2016).
Menurut Diakon (2013), model biomedis berpendapat
bahwa gangguan mental adalah penyakit otak dan
menekankan pengobatan farmakologis. Tetapi pendekatan
ini tidak memberikan hasil kesehatan mental yang baik dan
mengabaikan model biopsikososial. Senada dengan itu,
Huda (2019) membela psikiatri sebagai praktik medis,
tetapi dia juga menyadari bahwa diperlukan perspektif lain.
Dia lebih suka kerangka psikiatri humanistik untuk
konseptualisasi dan pengobatan penyakit mental /
penyakit.
Kebutuhan akan psikologi positif eksistensial
(PP 2.0)
Saya telah mengerjakan PP 2.0 sejak 2010 (Wong, 2010,
2011,2016a,2017,2019). Lebih dari sebelumnya, saya
percaya bahwa PP 2.0 memberikan jalan yang paling
menjanjikan untuk memenuhi potensi penuh dari
psikologi positif dan psikologi eksistensial untuk
kepentingan individu dan masyarakat.
Misalnya, kesejahteraan tidak lagi
dikonseptualisasikan sebagai hasil dari pengaruh positif,
sifat positif, dan keadaan positif. Sebaliknya,
kesejahteraan direkonseptualisasikan sebagai proses
dan hasil pengelolaan keseimbangan adaptif antara
mengejar tujuan positif dan mengatasi atau mengubah
semua kekuatan negatif.
Menurut PP 2.0, satu-satunya jenis kesejahteraan yang
berkelanjutan adalah yang selamat dari cobaan dan
kesengsaraan. Oleh karena itu, salah satu tugas utama ilmu
pengetahuan baru ini adalah mengidentifikasi berbagai sumber
penderitaan dan transformasinya. Misalnya, Salman Akhtar (
2014) menganggap ketakutan, keserakahan, rasa bersalah,
penipuan, pengkhianatan, dan balas dendam sebagai enam
sumber utama penderitaan, yang tidak dapat dihilangkan
dengan model medis atau kognitif. Itulah sebabnya PP 2.0
menganjurkan jenis ilmu baru yang berkembang melalui
gerbang penderitaan (Wong,2019).
Sifat lain dari PP 2.0 adalah menuntut peneliti
kesejahteraan untuk memperhitungkan faktor
makro (seperti pandemi, ekonomi global, dan
diskriminasi sistemik) dan faktor mikro (seperti
setan dan keterbatasan pribadi seseorang).

Dengan kata lain, perkembangan individu bukan hanya masalah
melakukan semua hal yang benar, tetapi bergantung pada upaya
mengatasi kekuatan eksternal yang negatif dan upaya kolektif
untuk memperbaiki sistem besar yang rumit seperti keadilan sosial,
kebebasan politik, dan ekologi manusia. Dipahami dengan benar,
PP 2.0 menghubungkan kesejahteraan individu dengan kondisi
dunia. Konsekuensinya, menjalani kehidupan yang lebih baik
membutuhkan upaya untuk meningkatkan kehidupan kita sendiri
dan dunia tempat kita semua hidup.
Perlunya obat Viktor Frankl dan PP 2.0
Nama Viktor Frankl sering disebut-sebut dalam berbagai
wawancara dengan pakar kesehatan mental, biasanya
psikiater. Biografi Frankl baru-baru ini (Pytell,2020) juga
membuktikan fakta bahwa Frankl tetap hidup bahkan di
abad ke-21. Dia mendefinisikan kembali psikiatri dengan
memulihkan dimensi spiritual menjadi kepribadian. Oleh
karena itu, kami memiliki model kesehatan mental dan
psikoterapi bio-psiko-sosial-spiritual yang baru.
Popularitasnya saat ini menuntut interpretasi baru dari
cita-cita revolusioner Frankl. Dia mendefinisikan kembali
psikiatri sebagai psikoterapi terapi spiritual, yang
mengembalikan martabat manusia dan pencarian makna
ke garis depan. Dia menganjurkan bahwa cara terbaik
untuk mengatasi penderitaan dan krisis eksistensial adalah
merangkul kontradiksi dan paradoks kehidupan di dunia
yang tidak bersahabat.
Kekuatan gagasan Frankl berasal dari ketegangan antara
penderitaan dan kebahagiaan, kebebasan, dan tanggung
jawab, transendensi diri dan aktualisasi diri. Ini adalah
pergeseran dari pandangan biner sederhana tentang dunia ke
pandangan dualistik bahwa segala sesuatu ada dalam
polaritas, dan adaptasi yang berhasil bergantung pada
pencapaian keseimbangan dinamis antara dua dimensi
berlawanan yang saling bergantung.
Frankl adalah eksistensialis yang paling optimis. Dia akan
bereaksi sangat berbeda terhadap virus corona dibandingkan
dengan Albert Camus, yang percaya bahwa wabah itu berarti
hidup ‒ tidak berarti dan tidak masuk akal. Dalam ceritanya
Wabah (1947/2020) Jawaban Camus atas kesewenang-
wenangan kematian dan absurditas hidup adalah
pemberontakan pribadi: 'Rieux menjadi inkarnasi dari manusia
yang memberontak. Dia terus berjuang untuk sesama manusia
tidak peduli betapa sulitnya keadaan atau kesempatan sukses
yang sulit dipahami.' (Gloag,2020, P. 60). Dedikasi Dr. Rieux
kepada pasiennya hanya dimotivasi oleh naluri moralnya untuk
menyelamatkan nyawa dari monster jahat di dunia yang tidak
berarti dan bermusuhan.
Sebaliknya, Frankl percaya bahwa hidup memiliki makna
intrinsik dan keyakinan kita pada makna dan cinta dapat
menang atas semua kejahatan, termasuk pandemi. Jarang
TINJAUAN INTERNASIONAL Psikiatri 5
adalah seorang psikiater yang diklaim oleh para eksistensialis
dan psikolog positif sebagai Frankl.
Memang, COVID-19 tidak memungkinkan untuk
mengabaikan fakta bahwa kematian dan penderitaan adalah
bagian besar dari kehidupan. Dunia telah menjadi laboratorium
untuk menguji ilmu ketahanan dan kesejahteraan baru ini
melalui gerbang penderitaan. Mitra penelitian saya dari lebih
dari 20 negara berbeda dan saya saat ini sedang melakukan
studi multinasional tentang bagaimana makna, tanggung
jawab, dan koping eksistensial dapat berfungsi sebagai
penyangga terhadap efek buruk COVID-19.
Oleh karena itu, agar terapi menjadi efektif, kita perlu
membantu klien melepaskan mentalitas korbannya untuk menjadi
pahlawan sehari-hari, yang memiliki keberanian dan optimisme
untuk menerima absurditas hidup sebagai landasan untuk
menciptakan masa depan yang lebih baik:
Hanya sejauh seseorang menjalani transendensi diri dari keberadaan
manusia ini, apakah dia benar-benar manusia atau apakah dia
menjadi dirinya yang sebenarnya. Ia menjadi demikian, bukan dengan
menyibukkan dirinya dengan aktualisasi dirinya, tetapi dengan
melupakan dirinya sendiri dan memberikan dirinya sendiri,
mengabaikan dirinya sendiri dan memusatkan perhatian ke luar.
(Frank, 1977/2011, P. 35)
Pergeseran pola pikir kuantum ini juga berarti bahwa mereka
tidak lagi menganggap penderitaan yang disebabkan oleh COVID-19
sebagai musuh yang mengerikan, tetapi sebagai peringatan bahwa
hidup mereka tidak seimbang dan sinyal bagi mereka untuk
mengatasi semua kemunduran dan menemukan jalan baru.
maksud dan tujuan.
Segala macam hal baik yang tak terduga bisa datang
dari perubahan pola pikir ini. Menurut Frankl (1985), kita
semua memiliki kebutuhan utama akan makna
transendental; inilah kerinduan terdalam dalam jiwa kita,
yang tidak bisa dipuaskan dengan materi atau tujuan egois.
Kita perlu menemukan suatu nilai atau tujuan hidup yang
layak untuk diperjuangkan.
Pentingnya transendensi diri
Itulah sebabnya dia mendefinisikan pencarian makna kita
sebagai pencarian transendensi-diri, sesuatu yang jauh lebih
besar dari diri kita sendiri, lebih besar dari hidup kita sendiri.
Begitu kita terbangun pada nilai-nilai transendental, kita
menjadi benar-benar hidup dan tak kenal takut. Ini adalah saat
kami menemukan hasrat kami untuk hidup.
Frankl membuat penemuan terbesar dalam psikologi dan
psikoterapi ‒ untuk mengubah semua penderitaan kita menjadi
ketahanan dan kebahagiaan, dibutuhkan penderitaan yang rela dan
menyenangkan untuk sesuatu yang kita cintai lebih dari diri kita sendiri.
Misalnya, saya bersyukur atas semua penderitaan saya, yang
telah menjadikan saya orang yang lebih baik dan psikolog yang baik
yang tahu bagaimana membantu orang lain. Penderitaan saya
6 PTP WONG
juga memungkinkan saya untuk menemukan panggilan saya yaitu membawa
makna dan kebahagiaan bagi orang-orang yang menderita.
Itu sebabnya saya selalu menemukan cara untuk
membantu klien saya. Baru-baru ini, saya memiliki klien
muda (17 tahun) yang menderita kecemasan tingkat tinggi
karena COVID-19. Sejak awal, saya mengatakan kepadanya,
'selamat datang di klub, karena semua orang gugup dengan
virus corona, yang dapat menulari siapa saja yang tidak
menjaga kebersihan publik.' Kemudian, saya
mengejutkannya dengan mengatakan, 'anggaplah suatu
kehormatan bahwa Anda dapat belajar bagaimana
mengatasi kesulitan dan penderitaan. Ini akan
mempersiapkan Anda dengan baik untuk masa depan.
Hidup itu keras dan perjuangan terus menerus. Jika Anda
belajar bagaimana menjadi pria tangguh dan bagaimana
mengatasi kecemasan dan kesulitan Anda di masa muda,
kemungkinan besar Anda akan berhasil dalam hidup
daripada anak muda yang dimanja dan terlalu dilindungi.'
Saya langsung bisa melihat transformasi ekspresi wajah
dan tingkat energinya.
Untuk pertama kalinya dalam hidup saya, saya melihat kebenaran
seperti yang dinyanyikan oleh begitu banyak penyair, yang dinyatakan
sebagai kebijaksanaan terakhir oleh begitu banyak pemikir.
Kebenaran ‒ bahwa Cinta adalah tujuan akhir dan tertinggi yang
dapat dicita-citakan manusia. Kemudian saya memahami arti dari
rahasia terbesar yang harus disampaikan oleh puisi manusia dan
pemikiran serta kepercayaan manusia: Penyelamatan manusia adalah
melalui cinta dan cinta. (Frank,1985, P. 57)
Di jantung transendensi diri adalah cinta untuk
orang lain. Kutipan di atas dari Frankl ini cukup kuat.
Frankl dapat menemukan kode rahasia ketahanan
dan kebahagiaan karena penderitaannya di kamp
kematian Nazi.
Ya, cinta adalah satu-satunya jalan menuju keselamatan kita. Ini bukan
hiperbola puitis, bukan sentimentalisme romantis, dan pastinya bukan klise
yang terlalu sering digunakan.
Kedengarannya sangat sederhana, tetapi sangat mendalam
sehingga perlu waktu untuk memahami dan
mempraktikkannya. Ini akan membutuhkan ilmu baru tentang
transendensi diri selama beberapa dekade penelitian akan
mengungkapkan sepenuhnya kekuatan dan mekanisme cinta
pengorbanan, yang juga merupakan perintah terbesar dari
Yesus (lihat Alkitab, Matius 22:36‒40).
Kami hanya menggores permukaan dengan publikasi baru-
baru iniMelampaui: Ilmu Baru tentang Aktualisasi Dirioleh Scott
Barry Kaufman (2020) dan penelitian saya sendiri tentang
transendensi-diri (Wong,2016b, 2016c). Kita masih tahu sangat
sedikit tentang mengapa dan bagaimana transendensi-diri
adalah kunci ketahanan dan kebahagiaan.
Saya hanya dapat berspekulasi bahwa kita terhubung dengan
transendensi-diri, itulah sebabnya memiliki motivasi utama dan
kerinduan terdalam untuk cinta transenden-diri. Tapi cukup untuk
mengatakan bahwa semua penelitian sejauh ini
menunjukkan bahwa kepercayaan pada transendensi diri dapat
membuat Anda melewati semua situasi kehidupan yang menantang,
mulai dari penuaan dan kanker, hingga perawatan paliatif (Untuk lebih
jelasnya, silakan baca Wong,2016d).
Cinta selalu mengorientasikan kembali perhatian kita dari
kepentingan diri sendiri menjadi perhatian pada yang dicintai. Bagi
siapapun yang pernah jatuh cinta pasti mengerti bahwa mereka
rela berkorban apapun demi membawa kebahagiaan bagi sang
kekasih. Mereka rela menderita dan menanggung apapun demi
kekasihnya ‒ cinta memberi mereka keberanian dan ketahanan.
Mereka akan menderita dengan gembira jika pengorbanan mereka
membawa kebahagiaan yang dicintai ‒ cinta memberi mereka
kepuasan yang mendalam meskipun menderita. Mereka akan
bersedia membantu semua orang yang terkait dengan yang dicintai
‒ cinta membuat mereka menjadi orang yang peduli.
Dengan cara yang sama, untuk menemukan hasrat
seseorang akan panggilan atau karier berarti seseorang
bersedia berkorban untuk mewujudkan impian mereka.
Seseorang akan rela menderita dan menanggung apapun demi
misinya. Gairah ini akan memberi seseorang keberanian dan
ketahanan untuk mengaktualisasikan diri.
Di atas hanyalah contoh sederhana. Transendensi-diri dapat
menembus dan mengubah setiap aspek kehidupan kita.
Singkatnya, transendensi-diri akan mengubah lanskap batin kita
dan memberdayakan kita untuk menggunakan tubuh kita sebagai
instrumen untuk tujuan yang lebih tinggi di luar diri kita.
Menurut PP 2.0, penderitaan selalu menjadi bagian penting
dari keberadaan manusia. Rata-rata orang terutama
mengkhawatirkan masalah roti dan mentega, tetapi di saat
seperti pandemi ini, kita terlempar ke wilayah yang belum
dipetakan, di mana kita dihadapkan setiap hari dengan
masalah eksistensial, seperti penderitaan dan kematian.
Secara paradoks, saya telah menunjukkan bahwa cara kita
mengatasi krisis eksistensial kita dapat berdampak langsung pada
kesejahteraan dan kebahagiaan kita.
Menurut Pepatah Buddha, 'Rasa sakit tidak bisa dihindari.
Penderitaan adalah pilihan.' Tapi apa itu sakit psikis?
Bagaimana membedakannya dari penderitaan? Apa perbedaan
antara penderitaan yang tak terhindarkan dan opsional? Apa
mekanisme saraf untuk kebahagiaan dalam penderitaan untuk
apa atau siapa yang dicintai dengan penuh semangat? Itulah
mengapa saya mendirikan Research Institute on Flourishing
and Suffering (RIFS), cabang penelitian dari International
Network on Personal Meaning (Lihat INPM,2020).
Saya juga sudah menulis bukunyaDibuat untuk Ketahanan
dan Kebahagiaan (Wong,2020b) yang memberikan peta jalan
tentang bagaimana menjadi lebih kuat dan bahagia dengan
melalui perjalanan penuh gejolak melawan pandemi. Kadang-
kadang, gelombang mungkin tampak terlalu besar untuk
diatasi, tetapi kita memiliki kemampuan bawaan manusia
untuk mencapai sesuatu yang positif dalam keadaan terburuk
melalui transendensi diri.

Misalnya, untuk klien yang enggan bekerja karena semua
risiko, kesulitan, dan keputusasaan di tempat kerja (seperti
perawatan paliatif atau rumah perawatan jangka panjang),
saya menyarankan agar mereka menantang diri mereka
sendiri dengan pertanyaan sulit berikut:
1. Hadapi diri Anda sendiri dengan mengajukan pertanyaan
sederhana seperti: Apakah Anda seorang pengecut yang
terlalu takut akan risiko? Apakah Anda egois karena tidak
mau membantu orang lain? Apakah Anda menyadari
betapa penting dan berharganya pekerjaan Anda?
Sadarkah Anda bahwa nilai atau makna kerja tidak
bergantung pada posisi Anda, tetapi pada sikap Anda?
Mengapa Anda tidak bisa membawa sikap positif dan
memberikan yang terbaik saat Anda pergi bekerja?
2. Berhentilah mengeluh tentang pekerjaan Anda dan mulailah
memikirkan betapa indahnya pengalaman itu. Ya, itu sulit dan
menegangkan. Itu melelahkan dan membuat frustrasi. Tetapi
juga pikirkan tentang betapa istimewanya membantu orang
lain. Apakah Anda tidak menyadari betapa banyak orang
bergantung pada pekerjaan Anda? Apakah Anda tidak merasa
penting dan bermartabat untuk dapat berkontribusi di masa
sulit seperti ini? Apakah Anda merasa bangga ketika begitu
banyak orang yang berterima kasih atas karya heroik Anda
dan ingin menunjukkan penghargaan mereka? Berapa banyak
orang yang memiliki kesempatan untuk menjadi sorotan
sebagai pahlawan?
3. Apakah Anda menyadari bahwa cinta adalah kekuatan yang paling
kuat di bumi? Tahukah Anda bahwa cinta dapat memberi Anda
kekuatan untuk menanggung apa pun, keberanian untuk
menghadapi bahaya apa pun, dan kegembiraan untuk berkorban
demi orang lain? Ingatkan diri Anda bahwa Anda bekerja karena
semangat Anda untuk pekerjaan Anda, dan semangat Anda untuk
membantu orang lain. Lebih penting lagi, pekerjaan Anda
memberikan dukungan finansial untuk orang yang Anda cintai.
4. Katakan pada diri sendiri bahwa Anda tidak lagi takut akan
penderitaan dan kematian karena cinta membuatnya
berharga. Gagasan dimotivasi oleh cinta pengorbanan akan
mengisi hati Anda dengan kegembiraan dan menyalakan api
di perut Anda untuk memainkan peran penting dalam
memerangi monster yang mematikan itu. Katakan pada diri
Anda sendiri bahwa yang lebih buruk akan berakhir dan hidup
Anda akan menjadi lebih kuat dan lebih baik karena Anda
berani menghadapi krisis, menghadapi bayangan Anda
sendiri, dan menemukan jalan kembali melalui transendensi
diri, sumber energi positif dan kegembiraan ilahi jauh di lubuk
hati. jiwamu.
Pentingnya aturan 3 detik Frankl
Berdasarkan semua bacaan saya tentang tulisan Frankl,
kutipan populer berikut biasanya dikaitkan dengan Frankl
TINJAUAN INTERNASIONAL Psikiatri 7
dapat dipahami dengan baik sebagai jeda 3 detik yang
dapat menyelamatkan kita dari tindakan impulsif
berdasarkan naluri, kebiasaan lama, bias, atau reaksi
emosional kita tanpa melalui otak depan kita:
Antara stimulus dan respon ada ruang. Di ruang itu ada
kekuatan kita untuk memilih respons kita. Dalam tanggapan
kita terletak pertumbuhan dan kebebasan kita. (Kutipan
dikaitkan dengan Viktor E. Frankl.)
3 detik ini akan menciptakan ruang yang cukup bagi kita untuk
membuat keputusan yang tepat, yang mungkin berarti hasil yang
berbeda, takdir yang berbeda:
Detik pertama.Apa yang terjadi dalam situasi ini
(Perhatian)? Kita perlu mengamati apa yang terungkap dengan
perhatian penuh atau pelepasan diri dalam terminologi Frankl.
Jeda singkat yang disengaja ini dapat membuat semua
perbedaan karena memungkinkan kita untuk menangguhkan
impuls, bias, atau reaksi emosional kita dalam sepersekian detik
untuk memungkinkan penilaian stres yang lebih akurat (Peacock
& Wong,1990). Jangan panik bahkan saat Anda merasa kewalahan
oleh semua kekuatan gelap yang menyerang Anda. Keheningan
satu saat dapat menyelamatkan hidup Anda dan mengubah
keadaan menjadi menguntungkan Anda. Satu momen jeda akan
memberi Anda waktu yang diperlukan untuk mencari bimbingan
dari jiwa Anda dan/atau dari kekuatan yang lebih tinggi untuk
tanggapan yang tepat.
Detik ke-2.Apa pilihan saya atau jenis apa
kebebasan yang saya miliki dalam situasi ini (Refleksi
kebebasan)? Apa pun keadaannya, kita selalu memiliki kebebasan
atau kendali sampai taraf tertentu; bahkan dalam skenario
terburuk di mana pistol diarahkan ke kepala kita untuk mematuhi
perintah jahat, kita masih memiliki kebebasan sikap untuk
mengambil sikap. Selalu mungkin untuk mempertahankan
kebebasan untuk melindungi martabat manusia yang melekat
dan nilai inti kita dengan menyatakan dengan berani: 'Kamu
dapat menghancurkan tubuhku, tetapi kamu tidak dapat
membunuh jiwaku.' Kami memiliki kebebasan untuk memilih
mati bahagia sebagai martir, dimana kami langsung mengubah
tragedi kemanusiaan menjadi kemenangan heroik.
Detik ke-3.Apa hal yang benar untuk dilakukan? Bagaimana
dapatkah saya memutuskan mana yang sesuai dengan tujuan
hidup dan nilai inti saya (Frankl,1988)? Kami terus-menerus
dihadapkan pada dilema eksistensial dalam memilih antara
kemanfaatan dan makna. Memilih untuk mendapatkan
keuntungan praktis, kita mungkin harus mengorbankan
integritas kita atau menjual jiwa kita, tetapi memilih untuk
melakukan hal yang benar, kita mungkin harus menghadapi
penganiayaan dan penderitaan.
Pertanyaan ketiga ini merupakan penemuan terbesar Frankl:
Pertanyaan tentang makna hidup bukanlah tentang saya atau apa
yang dapat saya peroleh dari hidup, tetapi tentang
8 PTP WONG
keluarga manusia atau apa tuntutan hidup saya dalam hal
kewajiban moral. Pertanyaan ini sebenarnya adalah peringatan,
yang dapat menghasilkan 'aha!' momen kebangkitan dan
pergeseran kuantum dari 'Apa untungnya bagi saya?' menjadi 'Apa
yang dapat saya tawarkan kepada orang lain?'
Sayangnya, kebanyakan orang puas dengan hidup dalam
ruang dua dimensi; bagi mereka, hidup adalah tentang makan,
minum, dan bahagia secara pribadi. Mereka hanya akan
bekerja jika mereka harus mencari nafkah. Namun, beberapa
refleksi serius pada pertanyaan ketiga dapat membuka mata
kita pada dimensi spiritual kehidupan vertikal, memungkinkan
kita untuk hidup pada tingkat yang lebih dalam.
Pertanyaan pertama dan kedua dari aturan 3 detik
membutuhkan mekanisme penting dari pelepasan diri,
sedangkan pertanyaan ketiga membutuhkan transendensi
diri (Wong,2016c).
Aturan 3 detik memiliki tujuan yang sama dengan idiom
Cina 'Berpikir tiga kali sebelum Anda bertindak' (三思 ⽽⾏),
kecuali bahwa itu lebih eksplisit dalam memberikan
panduan yang jelas tentang cara berpikir tiga kali. Hasil
akhirnya adalah mengurangi kemungkinan membuat
keputusan yang salah.
Bersama-sama, kedua mekanisme spiritual ini—perhatian
penuh (pelepasan diri) dan makna (transendensi diri)—
berfungsi seperti sepasang sayap kuat yang dapat mengangkat
Anda mengatasi stres dan masalah pribadi Anda ke dunia
harapan dan kemungkinan baru. Sebagian besar ahli kesehatan
mental yang menyebut Frankl tidak menyadari bahwa kedua
mekanisme ini adalah heliks ganda untuk kehidupan kita yang
bermakna, sama seperti DNA heliks ganda sangat penting bagi
kehidupan biologis kita.
Bersama-sama, kedua mekanisme spiritual ini mewakili
reorientasi mendasar dari obsesi kepentingan pribadi
sehari-hari, menuju kepedulian yang lebih luas terhadap
orang lain (misalnya Adler,1938/2011) atau sesuatu yang
lebih besar dari diri sendiri (misalnya Frankl (1985) gagasan
makna tertinggi). Oleh karena itu, makna mungkin unik
pada setiap individu dan setiap situasi, tetapi struktur
fundamental maknanya tetap sama, selalu bergeser dari
keasyikan diri ke cerita yang lebih besar, bahkan meta-
narasi. Hati kita harus cukup besar untuk merangkul orang
lain, alam, dan Sang Pencipta untuk mencapai transendensi
diri dan aktualisasi diri.
3 detik ini bahkan dapat memberi Anda cukup waktu untuk
menertawakan absurditas hidup dan membuat diri Anda
bahagia: 'Humor…mampu menyendiri dan kemampuan untuk
mengatasi situasi apapun, bahkan jika hanya untuk beberapa
detik.' (Frank,1985, P. 63)
Singkatnya, makna terletak pada melampaui belenggu
keinginan duniawi atau egoisme (misalnya Tanpa Diri menurut
Buddhisme, atau penyaliban diri menurut Kekristenan)
sehingga Anda dapat bebas berhubungan dengan
orang lain, dengan alam, atau dengan realitas transendental dan nilai-
nilai yang lebih tinggi dengan cara yang otentik dan murah hati.
Setelah Anda melakukan pergeseran kuantum ke dimensi
vertikal keberadaan manusia—dimensi spiritual—Anda berada
dalam posisi untuk memutuskan bagaimana mewujudkan
makna dan nilai dalam hidup Anda terlepas dari keadaan.
Untuk lebih membantu Anda membuat keputusan yang tepat,
Frankl juga telah mengidentifikasi tiga nilai fundamental,
seperti yang dibahas di bawah ini.
Tiga jalur nilai Frankl
Kemudian saya memahami arti dari rahasia terbesar yang
harus disampaikan oleh puisi manusia dan pemikiran serta
kepercayaan manusia: Penyelamatan manusia adalah
melalui cinta dan cinta. (Frank,1985, P. 57)
Makna berkaitan dengan nilai. Tidak setiap tujuan
memiliki nilai objektif. Makna subyektif perlu
dikaitkan dengan beberapa nilai normatif. Sungguh
menakjubkan bagaimana Frankl mampu meringkas
persoalan kompleks mengenai hubungan antara
makna dan nilai dengan cara yang sederhana dan
komprehensif. Makna subyektif seseorang harus
sesuai dengan nilai-nilai abadi berikut agar benar-
benar bermanfaat dan berharga:
Nilai kreatif
Apa yang dapat Anda berikan kepada dunia melalui karya kreatif
unik Anda. Setiap kali Anda memiliki kebebasan dan kesempatan
untuk melakukan sesuatu yang berharga dan kreatif dengan waktu
atau hidup Anda, Anda pasti ingin melakukannya dengan sepenuh
hati, sehingga menghasilkan jejak kepribadian, kekuatan karakter,
pengalaman, dan imajinasi Anda yang unik. Anda dapat
menciptakan sesuatu yang berharga dan meninggalkan jejak yang
membantu orang lain. Tidak ada bedanya apakah itu pekerjaan
berbayar, pekerjaan sukarela, atau hobi; bukan sifat pekerjaan
tetapi sifat sikap Anda terhadap pekerjaan yang membuatnya
bermakna atau signifikan. Apakah pekerjaan Anda memiliki nilai
yang bertahan lama, semuanya tergantung pada apakah Anda
cukup memperhatikannya untuk menciptakan nilai nyata. Ketika
pekerjaan Anda penting bagi Anda, itu pada gilirannya akan
membuat hidup Anda penting atau signifikan karena kontribusi
unik Anda.
Nilai pengalaman
Bagaimana Anda bisa menerimanya dari dunia melalui
penghargaan Anda. Anda dapat menikmati momen melalui
panca indera Anda. Anda juga dapat menemukan keindahan
dan kebaikan tersembunyi pada orang, alam, atau hal negatif
peristiwa dengan kesadaran dan pola pikir makna
(Wong,2011). Rahasia makna dan kebahagiaan

adalah bahwa Anda selalu dapat menemukan sesuatu yang
indah dalam hidup, tidak peduli betapa brutalnya hidup itu.
Anda dapat menemukannya dengan sikap kerendahan hati,
penghargaan, imajinasi, dan keyakinan pada realitas
transendental—semuanya melibatkan aktivasi otak kanan
Anda. Penderitaan bisa menyakitkan tetapi hargai pelajaran
hidup yang berharga dari melewatinya. Bagian terpenting dari
nilai ini adalah penghayatan sebuah hubungan cinta, yang
seperti aliran sungai di padang pasir atau sinar matahari
setelah malam yang gelap. Cinta sejati selalu melibatkan
pedihnya kerinduan saat berpisah dan berduka saat kematian,
namun selalu menjadi sumber makna utama yang mampu
mengubah hidup orang-orang bagi mereka yang menerima
pengorbanan yang dituntut oleh cinta.
Nilai sikap
Bagaimana Anda bisa mengalaminya melalui 'kekuatan menantang
dari jiwa manusia'. Itu bisa menjadi sikap keberanian atau
penegasan iman untuk melindungi martabat manusia dan nilai-nilai
inti Anda, bahkan ketika Anda dilucuti dari segalanya. Ini adalah
sikap yang memungkinkan Anda untuk menghadapi kematian yang
akan segera terjadi dengan kepala terangkat tinggi dan mata Anda
mengarah ke Surga. Ini akan memberi Anda ketangguhan mental
dan emosional untuk bertahan hidup dari COVID-19.
Definisi Wong tentang makna
Terapi makna sebenarnya adalah terapi mendalam; ini tentang
menenggelamkan akar yang dalam sehingga kita dapat
bertahan dari badai kehidupan yang dahsyat. Untuk
menggunakan metafora perang, ketika kita dibombardir oleh
tembakan musuh dan dikelilingi oleh gas beracun atau patogen
tanpa tujuan, kita selalu bisa pergi lebih dalam dan lebih dalam
sampai kita mencapai relung terdalam jiwa kita, inti spiritual
dan sehat yang tidak bisa rusak, menurut logoterapi Frankl.
Cara lain untuk mengklarifikasi apakah nilai yang diinginkan
seseorang benar-benar berharga atau berarti adalah nilai Wong (2010)
tes MURNI. Tidak semua tujuan itu sama ‒ beberapa adalah pengejaran
yang sepele, dan beberapa adalah ambisi yang merusak diri sendiri.
Untuk menghindari penipuan diri sendiri, seseorang selalu dapat
menerapkan empat kriteria berikut:
1. Hidup yang bermakna memiliki tujuan. Kita semua memiliki
keinginan untuk menjadi hebat atau signifikan, kita semua
ingin hidup kita berarti, menjadi seseorang daripada
bukan siapa-siapa. Kita semua ingin membuat perbedaan
di dunia. Rasa penting atau signifikansi mengilhami hidup
kita dengan makna. Motivasi intrinsik untuk berusaha
memperbaiki diri untuk mencapai tujuan yang berharga
adalah sumber makna. Itu
TINJAUAN INTERNASIONAL Psikiatri 9
Itulah sebabnya tujuan adalah landasan untuk kehidupan
yang bermakna. Bahkan jika Anda ingin menjalani kehidupan
biasa, Anda mungkin masih ingin melakukan yang terbaik agar
Anda dikenal sebagai tetangga yang baik, manusia yang baik.
Tetapi tidak semua tujuan sama. Jika tujuan hidup kita
berpusat pada menjadi kaya dan terkenal dengan cara apa
pun, bahkan jika itu melibatkan menginjak orang lain, maka
tujuan hidup seperti itu tidak bertanggung jawab atau dapat
dibenarkan secara rasional.
2. Kehidupan yang bermakna dapat dimengerti atau
koheren. Kita perlu mengetahui alasan
keberadaan kita, atau alasan atau tujuan
tindakan dan rencana kita (Antonovsky,1987).
Memiliki pemahaman kognitif atau rasa
koherensi sama pentingnya untuk makna.
3. Hidup yang bermakna adalah hidup yang bertanggung jawab.
Kita harus memikul tanggung jawab penuh atas hidup kita
atau untuk memilih tujuan hidup kita. Penentuan nasib sendiri
didasarkan pada penggunaan kebebasan kita secara
bertanggung jawab. Ini melibatkan aspek kehendak
kepribadian. Kriteria selanjutnya akan menjelaskan mengapa
tanggung jawab sama dengan makna.
4. Kehidupan yang bermakna itu menyenangkan dan memuaskan.
Ini adalah kepuasan mendalam yang datang dari membuat
beberapa perbedaan di dunia. Ini adalah produk sampingan
alami dari menjalani kehidupan yang bermakna dan evaluasi
diri bahwa 'hidup saya penting'.
Bersama-sama, keempat kriteria ini merupakan
definisi MURNI makna dalam hidup. Sebagian besar
peneliti makna mendukung definisi tripartit tentang
makna dalam hidup: pemahaman, tujuan, dan masalah
(George & Park,2016; Martela & Steger,2016), tetapi
unsur-unsur ini didasarkan pada asumsi bahwa individu
memikul tanggung jawab untuk memilih jalan makna
yang sempit daripada jalan kebahagiaan hedonis yang
luas. Dalam literatur eksistensial, kebebasan dan
tanggung jawab adalah nilai esensial untuk kehidupan
yang otentik dan bermakna (Selain Frankl, Anda juga
dapat membaca Rollo May, Irvin D. Yalom, Emmy van
Deuzen, dll).
Misalnya, hidup saya bermakna karena saya memilih tujuan
hidup untuk mengurangi penderitaan, serta membawa makna dan
harapan bagi orang-orang yang menderita. Ini bukanlah pilihan
yang mudah, tetapi itu adalah satu-satunya pilihan jika saya ingin
setia pada sifat dan panggilan saya. Saya harus menjadi apa yang
saya inginkan.
Keyakinan adalah kunci untuk memahami penyembuhan Frankl
Tahanan yang telah kehilangan kepercayaan akan masa depan ‒ masa
depannya ‒ telah dikutuk. Dengan hilangnya keyakinan akan masa depan,
dia juga kehilangan pegangan spiritualnya; dia membiarkan dirinya sendiri
10 PTP WONG

menurun dan menjadi tunduk pada pembusukan mental dan

fisik. (Frank,1985, P. 95)

Menurut Frankl, logoterapi adalah terapi spiritual. Sama

seperti psikologi kognitif memulihkan pikiran ke psikologi
setelah behaviorisme, Frankl memulihkan jiwa dan
spiritualitas ke psikologi arus utama, yang didominasi oleh
materialisme reduksionis dan determinis. Jiwa mewakili
tempat paling suci dalam kehidupan setiap orang; itu
adalah tempat kita menemukan malaikat terbaik kita. Di
situlah kita menemukan apa yang sakral dan transendental.
Yang terpenting, di situlah kita menemukan hasrat kita
untuk hidup.
Kunci untuk memahami kekuatan terapi makna Frankl adalah
menemukan kekuatan keyakinan, seperti keyakinan akan masa
depan yang lebih baik, pada diri sendiri, pada orang lain, dan pada
Tuhan. Iman kepada Tuhan sangat terlibat dalam penerapan nilai
sikap. Semua harapan didasarkan pada iman, terutama harapan
dalam situasi tanpa harapan.
Apa yang membuat Frankl tetap hidup melalui beberapa
kamp kematian Nazi justru keyakinannya akan reuni di masa
depan dengan istrinya (tidak tahu bahwa dia sudah mati),
keyakinan pada penerimaan logoterapi yang antusias di dunia,
dan keyakinan pada nilai dan kesucian yang melekat.
kehidupan. Dia tidak pernah melepaskan keyakinan dan
harapan bahwa pasukan sekutu akan tiba, dan dia akan tetap
hidup untuk mewujudkan mimpinya.
Iman, tidak lain adalah iman, yang dapat menangkal kengerian
hidup dan mati. Semua pengejaran kita akan pekerjaan yang bermakna
dan hubungan yang bermakna diprakarsai oleh iman dan dipertahankan
oleh iman bahkan ketika kita hidup di lubang neraka. Kita
membutuhkan iman untuk menopang pengharapan kita di masa depan
yang tidak pasti yang berada di luar kendali kita.
Tidak masalah apakah Anda beriman kepada Tuhan, Yesus,
Buddha, atau roh nenek moyang kita. Jika Anda memiliki keyakinan
pada seseorang atau sesuatu yang lebih besar dari diri Anda, Anda
akan memiliki peluang yang lebih baik untuk mengatasi masalah
yang tampaknya tidak dapat diatasi dan mengalahkan musuh yang
lebih kuat.
Singkatnya, kesejahteraan dapat dikonseptualisasikan
dalam bentuk segitiga emas seperti yang diilustrasikan dalam
Gambar 1. Masing-masing dari tiga komponen triad ini
dimungkinkan karena heliks ganda dari pelepasan diri
(perhatian) dan transendensi diri (makna) yang membebaskan
kita dari penyerapan diri.
Sama seperti jarak sosial yang menyelamatkan nyawa dari
Gambar 1.Segitiga Emas. Angka ini diposting di jaringan
media sosial penulis.
Dalam pandangan Frankl, hidup itu tak ternilai harganya. Seseorang tidak
dapat memberi label harga pada kehidupan siapa pun karena kita semua
diciptakan sama menurut gambar Allah dan diberkahi dengan nilai yang lebih
besar daripada benda materi apa pun. Itu sebabnya dia mendorong orang
untuk mengatakan Ya untuk hidup, apa pun yang terjadi. Nilai memiliki nilai
intrinsik karena singularitas dan kapasitasnya untuk tumbuh dan memberikan
kontribusi yang unik. Apa yang membuat kehidupan yang rapuh menjadi
tangguh adalah motivasi utama untuk menemukan dan melayani sesuatu
yang berharga untuk mati; kapasitas transendensi-diri membuat penderitaan
tidak hanya dapat ditanggung, tetapi juga sebagai sumber kegembiraan yang
mendalam.
Argumen terkait yang mendukung kehidupan adalah bahwa
individu yang hidup selalu mampu menciptakan suatu nilai atau
kekayaan, sedangkan individu yang mati akan menjadi kerugian
emosional yang mengerikan bagi orang yang mereka cintai dan
menyebabkan kerugian ekonomi. Oleh karena itu, baik dari
perspektif analisis biaya/manfaat atau dari kerangka nilai-nilai
humanistik, penyelamatan nyawa harus diberi prioritas lebih tinggi
daripada penyelamatan ekonomi. Singkatnya, hidup selalu
mengalahkan uang.
Kami dapat meminta klien kami untuk merefleksikan dan
bertanya pada diri sendiri pertanyaan refleksi diri berikut:
1. Apa yang ingin saya lakukan dengan satu-satunya hidup saya?
2. Apa yang sepadan dengan semua usaha dan pengorbanan saya?

virus corona, jarak diri dan transendensi diri dapat memberikan
ruang hidup yang diperlukan yang menyelamatkan kita dari
hati kegelapan, yang dicirikan oleh keserakahan,
kesombongan, ketidaktahuan, dan pengejaran egois.
Keyakinan, makna, dan cinta adalah seperti udara, makanan,
dan air yang penting bagi kesehatan fisik kita.
3. Apakah hidup itu, jika tidak ada mimpi, tidak ada penderitaan, tidak ada
kemenangan, dan tidak ada harapan?
Merenungkan ketiga pertanyaan ini dapat membebaskan
seseorang dari keberadaan dangkal yang tidak berarti dan memulai
petualangan yang berisiko tetapi mengasyikkan.

Kita juga harus mendorong klien kita untuk
bermeditasi pada tiga afirmasi diri berikut ini:
1. Saya percaya bahwa hidup memiliki makna sampai saya menghembuskan nafas
terakhir.
2. Saya bersyukur bahwa kenyataan penderitaan dan kematian
menunjukkan kepada saya apa yang saya maksudkan.
3. Saya yakin bahwa saya dapat menemukan jalan menuju kehidupan
yang bahagia dan bermakna bahkan di lingkungan yang tidak
bersahabat.
Seperti Frankl (1946/2020) pernah berkata tentang nilai
dan makna kehidupan individu yang melekat dan tanpa
syarat:
Yang tersisa adalah pribadi individu, manusia - dan tidak
ada yang lain. Segala sesuatu telah menjauh darinya
selama tahun-tahun itu: uang, kekuasaan, ketenaran;
tidak ada yang pasti baginya lagi: tidak hidup, tidak
sehat, tidak bahagia; semua telah dipertanyakan
untuknya: kesombongan, ambisi, hubungan. Semuanya
direduksi menjadi keberadaan telanjang. Terbakar oleh
rasa sakit, segala sesuatu yang tidak penting dilebur —
manusia direduksi menjadi dirinya dalam analisis
terakhir: baik anggota massa, oleh karena itu tidak ada
yang nyata, jadi benar-benar tidak ada siapa pun — yang
anonim, tanpa nama hal (!), bahwa 'dia' sekarang telah
menjadi, hanya nomor tahanan; atau dia melebur
sampai ke esensi dirinya.
PP 2.0 dan terapi yang berfokus pada makna
Sementara psikologi positif Martin Seligman adalah tentang
kebahagiaan dan berkembang, PP 2.0 Wong (Wong, 2019)
adalah tentang penderitaan sebagai pintu gerbang menuju
berkembang. Dua pendekatan Wong mewakili bagian Yin dan
Yang dari lingkaran kesejahteraan.
COVID-19 telah menunjukkan bahwa prinsip dasar PP
2.0 adalah aspek tak terbantahkan dari kondisi manusia:
(1) kita semua hidup di dunia berbahaya yang penuh dengan
kejahatan dan penderitaan; (2) semua manusia memiliki
keterbatasan dan kerentanan yang melekat; dan (3)
berkembang tidak mungkin tanpa mengatasi kelemahan dan
sisi gelap kehidupan (Fowers et al.,2017; Wong,2020c).
Berbeda dengan pesan dominan psikologi positif Amerika
yang menekankan apa yang baik dan benar dalam hidup, pesan
PP 2.0 (Wong,2011, 2016b) dan terapi makna adalah hidup
penuh penderitaan dan ketidakadilan. Kita perlu melepaskan
harapan kita yang tidak realistis hanya pada hal-hal baik dan
menghadapi hidup dengan rasa optimisme yang tragis dan
perjuangan untuk masa depan yang lebih baik dengan
keberanian. Paradoksnya, penelitian yang lebih baru
menunjukkan bahwa orientasi hidup yang realistis seperti itu
sebenarnya meningkatkan kemampuan kita untuk bertahan
dan bahagia.
TINJAUAN INTERNASIONAL Psikiatri 11
Bertentangan dengan kepercayaan populer bahwa kita harus
menghindari emosi yang menyakitkan, semua upaya kita untuk
melindungi diri dari penderitaan justru membuat kita lebih rentan
terhadap masalah hidup dan penyakit mental. Melarikan diri dari apa
yang kita takuti hanya membuatnya semakin menakutkan.
Paradoksnya, menurut strategi intervensi paradoks Frankl, untuk
menghadapi dan membesar-besarkan ketakutan terburuk kita hingga
menjadi bahan tertawaan sebenarnya mengurangi ketakutan kita. Itulah
mengapa saya menganjurkan penerimaan radikal dari tanggung jawab
pribadi untuk menghadapi penderitaan dengan keberanian.
Konsekuensinya, prinsip paling penting dari PP 2.0
adalah bahwa pertumbuhan yang berkelanjutan hanya
dapat dicapai hanya atas dasar mengatasi penderitaan ‒
sebuah klaim berani yang telah menerima banyak
dukungan empiris. Saya telah mengabdikan dua dekade
untuk mengintegrasikan ide-ide Frankl dengan penelitian
psikologi positif (misalnya Wong,2007,2016c).
Dorongan utama dari buku terbaru sayaDibuat untuk Ketahanan
dan Kebahagiaan: Efektif Mengatasi COVID-19adalah bahwa kita
terhubung sedemikian rupa sehingga gen dan otak kita memiliki
kapasitas yang diperlukan untuk bertahan hidup dan berkembang
dalam situasi buruk apa pun, asalkan kita terbangun dengan sifat
spiritual kita dan memupuk sumber daya psikologis kita, seperti
iman, cinta, dan makna. bekerja. Dalam (2015) bukuKeuntungan
dari Stres: Mengapa Stres Baik untuk Anda, dan Bagaimana Cara
Mengatasinya, McGonigal menyoroti penelitian baru yang
menunjukkan bahwa stres sebenarnya dapat membuat kita lebih
kuat, lebih pintar, dan lebih bahagia, jika kita belajar bagaimana
menumbuhkan kekuatan keyakinan dan menjadikan stres sebagai
sumber energi.
Kita mengalami krisis kesehatan mental yang serius karena
kita seperti ikan yang kehabisan air, hidup dalam masyarakat
konsumen yang materialistis dan dunia digital tanpa banyak
memperhatikan kebutuhan spiritual kita. Kemajuan teknologi
berkontribusi pada kesejahteraan fisik kita, tetapi juga
menghancurkan jiwa jika kita tidak melakukan upaya yang
disengaja untuk merawat jiwa kita.
Terapi Makna membantu orang kembali ke air—untuk
memenuhi kebutuhan psikologis dasar orang akan
hubungan cinta, pekerjaan yang bermakna, iman kepada
Tuhan, dan beberapa nilai transendental. Di saat krisis
kehidupan, kegilaan kolektif, dan masa depan yang tidak
pasti, kita perlu kembali ke dasar:
1. Iman kepada Tuhan atau nilai inti spiritual.
2. Cinta untuk orang dan mengembangkan hubungan.
3. Makna dalam pekerjaan dan pengejaran seseorang.
Tiga serangkai positif ini, seperti yang digambarkan oleh segitiga emas,
telah memungkinkan umat manusia untuk bertahan hidup sejak awal waktu;
itu masih penting dalam mengatasi depresi, kecanduan, dan penderitaan,
serta menciptakan masa depan yang lebih baik.
12 PTP WONG
Gambar 2.Status saat ini dari tiga disiplin ilmu psikologi.
Angka ini diposting di jaringan media sosial penulis.
Paradoksnya, terapi makna mengajarkan dasar-dasar
kesehatan mental positif—penerimaan radikal atas
penderitaan dengan keberanian; kembali ke nilai inti
iman, cinta, dan makna; dan kecerdasan hidup untuk
mengatasi kesulitan dan perubahan hidup.
Terapi makna integratif saya inovatif dalam banyak hal.
Keberangkatan yang paling penting dari praktik psikologi
tradisional adalah bahwa terapi makna menganjurkan
pendekatan pluralistik dan integratif. Itu bertentangan dengan
mentalitas kesukuan atau silo yang berlaku; percaya bahwa
semakin kita berkolaborasi dan bekerja sama, semakin cepat
kita dapat menyelesaikan krisis kesehatan mental.
Gambar 2mewakili situasi saat ini. Hanya ada kerjasama
yang terbatas dan tumpang tindih dalam tiga disiplin ilmu.
Seseorang dapat mengganti psikologi eksistensial dengan
agama, atau mengganti psikologi klinis dengan psikiatri,
tetapi situasinya tetap sama ‒ semuanya beroperasi
sebagai disiplin ilmu yang terpisah.
Saya mengusulkan tempat terbaik untuk psikoterapi
yang efektif adalah inti umum kecil, di mana terapis mampu
mengatasi krisis eksistensial klien, gangguan psikologis,
dan kebutuhan dasar akan kebahagiaan dan makna dalam
sesi klinis yang sama.
Berbeda dengan praktik saat ini, saya telah berusaha
untuk meningkatkan inti umum seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 3. Setidaknya ada tiga alasan
gerakan menuju integrasi ini:
1. Psikologi klinis atau psikiatri dan psikologi positif dengan
sendirinya tidak memadai; mereka sangat membutuhkan
satu sama lain untuk menjadi lengkap. Dia
Gambar 3.Integrasi masa depan dari tiga disiplin ilmu psikologi.
Angka ini diposting di jaringan media sosial penulis.
seperti sintesa yang muncul dari tesis dan antitesis,
seperti yang saya kemukakan untuk PP 2.0.
2. Psikologi eksistensial berkaitan dengan kondisi keberadaan
manusia, relevan bagi semua orang. Oleh karena itu, tidak
mungkin bagi psikoterapis mana pun untuk sepenuhnya
mengabaikan masalah eksistensial klien. Saya
berpendapat bahwa semua psikoterapis perlu memiliki
kompetensi eksistensial.
3. Karunia eksistensial mencakup emosi primitif dasar rasa
malu, rasa bersalah, dan ketakutan, dan kebutuhan
emosional dasar untuk keyakinan pada sesuatu yang
lebih kuat dari diri sendiri, dukungan relasional, dan
makna (baik makna simbolis maupun nilai objektif
bagi komunitas manusia untuk bertahan hidup ).
Selama masa yang belum pernah terjadi sebelumnya ini,
dengan adanya pandemi yang menular, tingkat kecemasan
yang tinggi merupakan reaksi emosional yang wajar. Oleh
karena itu, umumnya masalah datang dari kasus hidup melalui
masa sulit. Namun, dalam beberapa kasus gangguan mental
yang serius, morbiditas psikiatrik dan penyakit fisik perlu
dikesampingkan sebelum menjalani terapi makna. Frankl (1985
) menganggap logoterapi sebagai pelayanan medis atau terapi
tambahan untuk mengatasi penderitaan eksistensial. Demikian
pula, terapi makna integratif yang saya usulkan dapat dianggap
dengan cara yang sama.
Salah satu visi saya adalah memanfaatkan kekuatan AI dan
teknologi untuk membantu orang memenuhi kebutuhan terdalam
mereka akan hubungan yang bermakna, pekerjaan yang bermakna,
dan pengalaman spiritual yang bermakna. Saya percaya bahwa
ketika orang merasa puas dalam tiga ranah kehidupan ini,

mereka akan menikmati kesehatan mental dan kesejahteraan yang
baik. Misalnya, mengenai hubungan, kita dapat memanfaatkan
interaksi otak-komputer dan mengembangkan semua jenis
perangkat dan aplikasi yang dibantu komputer yang
memungkinkan orang menilai sifat karakter, keterampilan
relasional, dan kapasitas belas kasih atau empati orang lain. Di
bidang pekerjaan, kami juga dapat mengembangkan pelatih
bertenaga AI untuk mengajari orang menemukan keterampilan,
minat, dan bakat mereka, dan menjelajahi berbagai bidang
pekerjaan atau menciptakan jalur karier mereka sendiri. Oleh
karena itu, 4IR juga dapat membantu mempromosikan pendekatan
baru dalam kesehatan mental dan membantu orang menemukan
hubungan dan pekerjaan yang bermakna.
Pernyataan pengungkapan
Tidak ada potensi konflik kepentingan yang dilaporkan oleh
penulis.
ORCID
Paul TPWong http://orcid.org/0000-0003-4982-8127
Referensi
Adler, A. (1938/2011).Minat sosial: Sebuah tantangan untuk man-
baik.Buku bagus Martino.
Akhtar, S. (2014).Sumber penderitaan: Ketakutan, keserakahan, rasa bersalah,
penipuan, pengkhianatan, dan balas dendam.Routledge.
Allport, GW (1981).Kepribadian dan pertemuan sosial:
Esai terpilih.Universitas Chicago Press. Anderson, J.,
Rainie, L. (2018). 3. Kekhawatiran tentang
masa depan kesejahteraan rakyat.Pusat Penelitian Pew.
https://www.pewresearch.org/internet/2018/04/17/
concerns-about-the-future-of-peoples-well-being
Antonovsky, A. (1987).Sosial dan perilaku Jossey-bass
seri sains ioral dan seri kesehatan Jossey-Bass. Mengungkap
misteri kesehatan: Bagaimana orang mengelola stres dan
tetap sehat.Jossey-Bass.
Bastian, B. (2018).Sisi lain dari kebahagiaan: Merangkul a
pendekatan yang lebih berani untuk hidup.Pinguin. Baumeister,
RF, & Leary, MR (1995). Kebutuhan untuk
milik: Keinginan untuk keterikatan interpersonal sebagai
motivasi dasar manusia.Buletin Psikologis, 117(3), 497‒529.
https://doi.org/10.1037/0033-2909.117.3.497 Benning, TB
(2016). Tidak ada yang namanya penyakit mental?
Refleksi kritis atas gagasan dan warisan utama Thomas
Szasz.Buletin BJPsych, 40(6), 292‒295.https://doi.org/
10.1192/pb.bp.115.053249
Camus, A. (1947/2020).Wabah (S. Gilbert, Trans.).
Rumah Rahmat.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit. (2016).Berbasis web
Sistem Kueri dan Pelaporan Statistik Cedera (WISQARS). https://
www.cdc.gov/injury/wisqars/index.html
Diakon, BJ (2013). Model biomedis gangguan mental
urutan: Analisis kritis tentang validitas, utilitas, dan efeknya
pada penelitian psikoterapi.Tinjauan Psikologi Klinis, 33(7),
846‒861.https://doi.org/10.1016/j.cpr.2012.09.007
TINJAUAN INTERNASIONAL Psikiatri 13
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa.
(2020). Pembaruan situasi COVID-19 di seluruh dunia, per 18
Agustus 2020.https://www.ecdc.europa.eu/en/geographical-
distribution-2019-ncov-cases
Fowers, BJ, Richardson, FC, & Slife, BD (2017).
Kelemahan, penderitaan, dan sifat buruk: Berkembang dalam
menghadapi keterbatasan manusia.Asosiasi Psikologi Amerika.
Frankl, VE (1946/2020).Ya untuk hidup terlepas dari segalanya.
Buku Pinguin.
Frankl, VE (1977/2011).Teriakan Makna yang Tak Terdengar.
Batu ujian.
Frankl, VE (1985).Pencarian manusia akan makna.Washington
Tekan Persegi.
Frankl, VE (1988).Keinginan untuk berarti.Grup Pinguin.
Friedman, TL (2016).Terima kasih telah terlambat: Pilihan
panduan kabut untuk berkembang di era percepatan.Farrar,
Straus dan Giroux.
Galer, S. (2020). Otomatisasi proses robot cerdas adalah
bukan rata-rata tren 2020 teratas Anda.Forbes.https://
www.forbes.com/sites/sap/2020/02/06/intelligent-robotic-
processautomation-is-not-your-average-top-2020-trend/
#3e86ed561cc9
George, L., & Taman, CL (2016). Makna dalam hidup sebagai kom-
hension, purpose, and mattering: Menuju integrasi dan
pertanyaan penelitian baru.Tinjauan Psikologi Umum, 20(3),
205‒220.https://doi.org/10.1037/gpr0000077 Gloag, O.
(2020).Albert Camus: Pengantar yang sangat singkat.
Pers Universitas Oxford.
Huda, AS (2019).Model medis dalam kesehatan mental: An
penjelasan dan evaluasi.Pers Universitas Oxford. INPM. (2020).
Lembaga penelitian tentang perkembangan dan penderitaan
(RIFS).Arti.ca.https://www.meaning.ca/meaningcentred-
interventions/research-institute-on-flourishingand-
suffering/
Institut Kedokteran, Dewan Ilmu Saraf dan
Kesehatan Perilaku, Komite Patofisiologi dan
Pencegahan Bunuh Diri Remaja dan Dewasa.
Goldsmith, SK, Pellmar, TC, Kleinman, AM & Bunney,
WE (Eds.). (2002).Mengurangi bunuh diri: Sebuah
keharusan nasional. Pers Akademi Nasional.
Johnson, J. (2020, 25 Februari). Efek negatif dari teknologi-
ogy: Apa yang perlu diketahui.Berita Medis Hari Ini.https://www.
medicalnewstoday.com/articles/negatif-efek-oftechnology
Jyoti, R., Schubmehl, D. (2019). IDC FutureScape Webcast:
Prediksi Kecerdasan Buatan Seluruh Dunia 2020. IDC.
https://www.idc.com/getdoc.jsp?containerId=WC20
191118
Kaufman, SB (2020).Melampaui: Ilmu baru tentang self-
aktualisasi.Tarcher Perigee.
Martela, F., & Steger, MF (2016). Tiga arti dari
makna dalam hidup: Membedakan koherensi, tujuan,
dan signifikansi.Jurnal Psikologi Positif, 11(5), 531‒
545.https://doi.org/10.1080/17439760.2015.1137623
McDonald, MJ, Wong, PTP, & Gingras, DT (2012).
Pengukuran makna dalam hidup dan pengembangan
versi singkat dari profil makna pribadi. Dalam PTP
Wong (Ed.),Pencarian manusia akan makna: Teori,
penelitian, dan aplikasi. (edisi ke-2, hlm. 357‒382).
Routledge.
McGonigal, K. (2015).Sisi positif dari stres: Mengapa stres itu
baik untuk Anda, dan bagaimana menjadi baik dalam hal itu.Avery.
14 PTP WONG
O'Donnell, J. (2020, 21 Juni). Seperti bunuh diri, kecanduan kematian
proyeksi melonjak di tengah COVID-19, pusat perawatan juga
berjuang untuk tetap hidup.AS Hari Ini.https://
www.usatoday.com/story/news/health/2020/06/21/covid-spurs-
mental-health-needs-treatment-centers-go-underfunded/
3191251001/
Merak, EJ, & Wong, PTP (1990). Stres
Appraisal Measure (SAM): Pendekatan multidimensi
untuk penilaian kognitif.Obat Stres, 6(3), 227‒236.
https://doi.org/10.1002/smi.2460060308
Peck, MS (1978/2012).Jalan yang jarang dilalui.Pengendara.
Peterson, JB (2018).12 Aturan untuk hidup: Penangkal kekacauan.
Kanada Antik.
Purtill, J. (2020). Orang tidak lagi percaya bekerja keras
akan mengarah pada kehidupan yang lebih baik,
survei menunjukkan.ABC.net.https://
www.abc.net.au/triplej/programs/hack/2020-
edelmantrust-barometer-shows-growing-sense-of-
inequality/ 11883788?
Pytell, T. (2020).Pencarian makna oleh Viktor Frankl: An
simbol kehidupan abad ke-20.Buku Berghan.
Roy, L. (2020). Tabrakan krisis: Bagaimana COVID-19 akan terjadi
mendorong overdosis obat dari buruk menjadi lebih buruk.
Forbes.https:// www.forbes.com/sites/lipiroy/2020/05/23/
collision-of-crises-how-covid-19-will-propel-drug-overdose-
from-badto-worse/#cf6f9067d3ab
Samoon, A. (2020). Perubahan teknologi dan mental
kesehatan: Bagaimana tenaga kerja masa depan
menghadapi revolusi industri keempat?KevinMD.comhttps://
www.kevinmd.com/blog/2020/06/technological-changeand-
mental-health-how-will-the-workforce-of-the-futurecope-
with-the-fourth-industrial-revolution.html
Schwab, K. (2018). Revolusi Industri Keempat.
Inggris. https://www.britannica.com/topic/The-
Revolusi-Industri Keempat-2119734
Swart, M. (2020, 12 Maret). Bagaimana coronavirus telah mendalam
pelanggaran hak asasi manusia di China.Aljazeera.https://
www.aljazeera.com/news/2020/03/cloneofcloneofcoronavirus-
deepened-human-right-200312074518781.html
Szasz, TS (1961).Mitos penyakit mental: Fondasi
dari teori perilaku pribadi.Harper & Baris. Takano, Y., &
Wong, PTP (sedang dicetak). Deteritorialisasi
rasa malu di Jepang selama Revolusi Industri
Keempat (4IR). Dalam CH Mayer, E. Vanderheiden, &
PTP Wong (Eds.),Makna malu ditinjau kembali dalam
budaya Revolusi Industri ke-4.
Twenge, JM (2017).iGen: Mengapa hari ini sangat terhubung
anak-anak tumbuh menjadi kurang memberontak, lebih toleran, Dibuat untuk ketahanan dan kebahagiaan:
kurang bahagia‒dan sama sekali tidak siap untuk dewasa‒dan
apa artinya itu bagi kita semua.Buku Atrium.
Vinayak, V. (2019, 6 September). Implikasi hak asasi manusia Wong, PTP (2020c). Pendewasaan psikis positif
kation dari sistem kredit sosial China.Hub Hak Asasi Manusia
Oxford.https://ohrh.law.ox.ac.uk/the-human-
rightsimplications-of-china-social-creditsystem/#:-:text=
China's%20social%20credit%20system%20is,commensurate%20commitment%20to%
20human%20rights.&text=
This%20system%20surveils%20every%20online,
'desirability'%20of%20these%20actions
Wan, W. (2020, 4 Mei). Pandemi virus corona adalah
mendorong Amerika ke dalam krisis kesehatan mental.Itu
Washington Pos. https://www.washingtonpost.com/
kesehatan/2020/05/04/kesehatan-jiwa-virus corona/
Wong, PTP (2007). Viktor Frankl: Nabi harapan untuk
abad ke-21. Dalam A. Batthyany & J. Levinson (Eds.),
Antologi logoterapi viktor Frankl.Zeig, Tucker &
Theisen Inc.
Wong, PTP (2010). Apa itu psikologi positif eksistensial?
ologi?Jurnal Internasional Psikologi Eksistensial &
Psikoterapi, 3(1), 1‒10.http://www.drpaulwong.com/wp-
content/uploads/2013/09/what-is-existential-
positivepsychology.pdf
Wong, PTP (2011). Psikologi positif 2.0: Menuju a
model interaktif yang seimbang dari kehidupan yang baik.
Psikologi/Psikologi Kanada Canadienne, 52(2), 69‒81.https://
doi.org/10.1037/a0022511
Wong, PTP (2016a). Psikologi positif eksistensial.
Jurnal Internasional Psikologi Eksistensial dan
Psikoterapi, 6(1).http://journal.existentialpsychology.
org/index.php/ExPsy/article/view/179/158
Wong, PTP (2016b). Transendensi-diri: Sebuah paradoks
cara untuk menjadi yang terbaik.Jurnal Internasional
Psikologi Eksistensial dan Psikoterapi, 6(1).http://
journal.existentialpsychology.org/index.php/ExPsy/
article/view/178
Wong, PTP (2016c). Mencari-makna, melampaui-diri-
ensi, dan kesejahteraan. Dalam A. Batthyany (Ed.),
Logoterapi dan analisis eksistensial: Prosiding Institut
Viktor Frankl (Vol. 1.; hlm. 311‒322). Peloncat.
Wong, PTP (2016d).Transendensi-diri sebagai jalan menuju
kebajikan, kebahagiaan dan makna.Makalah yang
dipresentasikan pada pertemuan kelompok kerja penelitian
untuk Virtue, Happiness, and the Meaning of Life Project,
University of Chicago, Chicago, Illinois.https://
virtue.uchicago.edu/page/paul-tp-wong-june-2016-working-
group-meeting-topic(Didanai oleh Yayasan John Templeton)
Wong, PTP (2017). Logoterapi. Dalam A. Wenzel (Ed.),
Ensiklopedia SAGE dari psikologi abnormal dan klinis (
hlm. 1984). Sage.
Wong, PTP (2019). Psikologi positif gelombang kedua
(PP 2.0) kontribusi terhadap psikologi konseling.
Konseling Psikologi Kuartalan [Edisi Khusus]. Diterima
darihttps://doi.org/10.1080/09515070.2019.1671320
Wong, PTP (2020a). Makna dan kejahatan dan dua faktor
model pencarian makna [Review esai Meaning and
Evolution, oleh R. Baumeister & W. Von Hippel].Studi
Evolusi dalam Budaya Imajinatif, 4(1), 63‒67.https://
doi.org/10.26613/esic/4.1.170 Wong, PTP (2020b).
Efektif mengatasi COVID-19 menurut Viktor. E. Frankl
DanPaul TPWong.Pers INPM.
ologi dan PP 2.0 yang muncul: Tinjauan buku
Psikologi Positif (edisi ke-3) oleh William Compton
dan Edward Hoffman.Jurnal Kesejahteraan
Internasional, 10(1). 107‒117
Yong, E. (2020). Bagaimana Pandemi Akan Berakhir.Atlantik.
https://www.theatlantic.com/health/archive/2020/03/
howwill-coronavirus-end/608719
Yuval, NH (2018).Homo deus: Sejarah singkat hari esok
baris.Harper Abadi.