Anda di halaman 1dari 17

ETIKA PROFESI DAN KOMUNIKASI

(HIM 434)

MODUL 4
KODE ETIKA PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

DISUSUN OLEH
SISWATI, A.MdPerKes, SKM, MKM

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2021

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 0 / 17
PENGANTAR

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan


Setelah mempelajari modul ini yang berisi tentang Kode Etik Perekam Medis
dan Informasi Kesehatan (PMIK) dan penyebab pelanggarannya dengan
mengerjakan kuis dan tugas sebagai latihan mandiri, diharapkan mahasiswa
mampu :

1. Menjelaskan tentang pengertian kode etik


2. Menjelaskan tentang kode etik Perekam Medis dan Informasi Kesehatan

B. Uraian
1. Kode Etik
Pada modul sebelumnya telah disinggung tentang kode etik dan
pengertiannya, bahwa setiap profesi tentu memiliki kode etik profesi.
Setiap pekerjaan profesi mempunyai kode etik, contohnya kode etik
dokter, kode etik perawat, kode etik Perekam Medis dan Informasi
Kesehatan, kode etik bidan, dan lainnya. Kode etik merupakan panduan
dan acuan bagi anggota profesinya tindakan apa yang boleh dilakukan
dan mana yang harus dihindari.
Menurut Masrudi Muchtar, Etika Profesi dan Hukum Kesehatan, 2016
memberi pengertian kode etik yaitu suatu ciri yang bersumber dari nilai-
nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan
komprehensif suatu profesi yang memberikan tuntunan bagi anggota
dalam melakukan pengabdian profesi. Kutipan pengertian kode etik
menurut Dudi Zulvadi, 2010 bahwa kode etik adalah norma-norma yang
harus diindahkan oleh setiap profesi dalam melaksanakan tugas
profesinya dan hidupnya di masyarakat. Norma-norma tersebut sebagai
tuntunan bagi anggotanya tidak hanya dalam tugas menjalankan
profesinya, tetapi juga bagaimana berperilaku dalam kehidupan di
masyarakat.
Lebih rinci lagi diuraikan pengertian kode etik oleh Mardani, Etika Profesi
Hukum, 2017, bahwa kode adalah tanda atau simbol berupa kata-kata,
tulisan, gambar, atau benda yang disepakati untuk maksud tertentu,

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 1 / 17
misalnya menjamin suatu berita, keputusan, atau suatu kesepakatan pada
organisasi. Kode juga dapat berarti suatu kumpulan peraturan yang
sistematis. Kode etik yaitu norma atau asas yang diterima oleh suatu
kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di
masyarakat maupun tempat kerja.
Dalam kode etik terdapat sistem norma, nilai dan aturan profesional
tertulis secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, secara tidak
benar dan tidak baik bagi profesionalitas. Disusunnya kode etik bertujuan
agar profesional dapat memberikan jasa sebaik-baiknya kepada
pengguna. Adapun sifat dan orientasi kode etik profesional meliputi:
1. Singkat
2. Sederhana
3. Jelas dan konsisten
4. Masuk akal
5. Dapat diterima
6. Praktis dan dapat dilaksanakan
7. Komprehensif dan lengkap
8. Positif dalam formulanya.

Dalam penyusunan kode etik diorientasikan dan ditujukan kepada:


1. Rekan
2. Profesi
3. Badan
4. Nasabah/pemakai
5. Negara
6. Masyarakat

Kode etik profesi diterapkan untuk memberi arah kepada anggotanya


bagaimana seharusnya berbuat dan sekaligus menjamin mutu moral
profesi itu di mata masyarakat. Penyimpangan kode etik akan
mencemarkan profesi di masyarakat, oleh karenanya kelompok profesi
yang harus dapat menyelesaikan sendiri. Kode etik profesi dapat berubah
sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga anggota
akan terus mengikuti perkembangannya. Kode etik profesi menjadi tolok

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 2 / 17
ukur perbuatan anggota kelompok profesi, dan merupakan upaya
pencegahan perbuatan yang tidak etis bagi anggotanya.

Fungsi dan Tujuan Kode Etik Profesi


Menurut Mardani, Etika Profesi Hukum, 2017 fungsi kode etik adalah:
1. Sebagai sarana kontrol sosial
2. Sebagai pencegah campur tangan pihak lain
3. Sebagai pencegah kesalahpahaman dan konflik
4. Sebagai self regulation organisasi profesi
5. Ibarat kompas kode etik profesi memberikan arah bagi profesi tertentu
sekaligus menjamin mutu moral profesi dalam masyarakat.

Menurut E.Holloway sebagaimana dikutip Mardani, 2017 bahwa kode etik


memberi petunjuk untuk hal-hal sebagai berikut:
1. Hubungan antara klien dan penyandang profesi
2. Pengukuran dan standar evaluasi yang dipakai dalam profesi
3. Penelitian dan publikasi/penerbitan profesi
4. Konsultasi dan praktik pribadi
5. Tingkat kemampuan kompetensi yang umum
6. Administrasi personalia
7. Standar-standar untuk pelatihan

Adapun tujuan dari kode etik profesi antara lain:


1. Menjelaskan dan menetapkan tanggung jawab kepada klien, lembaga
(institution) serta masyarakat pada umumnya
2. Membantu penyandang profesi saat menentukan apa yang harus
diperbuat kalau menghadapi dilema-dilema etis dalam pekerjaannya
3. Membiarkan profesi menjaga reputasi (nama baik) dan fungsi profesi
dalam masyarakat ketika melawan kelakuan buruk dari anggota-
anggota tertentu dari profesi itu
4. Mencerminkan penghargaan moral dan komunitas masyarakat (atas
pelayanan penyandang profesi itu kepada masyarakat)
5. Merupakan dasar untuk menjaga kelakukan dan integritas atau
kejujuran dari penyandang profesi itu sendiri.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 3 / 17
Ada 5(lima) tahap perkembangan tujuan kode etik menurut E Sumaryono
sebagaimana dikutip Mardani, 2017, yaitu:
1. Tahap pertama
Kode etik organisasi dimaksudkan untuk melindungi anggota-
anggotanya dalam menghadapi persaingan tidak jujur dan
mengembangkan profesi sesuai dengan cita-cita masyarakat.
2. Tahap kedua
Hubungan antara anggota profesi adalah sesuatu yang dianggap
paling penting, sopan santun harus dijaga dengan baik diantara
anggota satu dengan lainnya dalam profesi yang sama.
3. Tahap ketiga
Dengan kode etik, semua anggota berada dalam satu ikatan yang
kuat, dengan tujuan tidak terjadi campur tangan “orang luar” atau
melindungi profesi terhadap pemberlakuan hukum yang dirasakan
tidak adil
4. Tahap keempat
Agar praktik pengembangan profesi sesuai dengan cita-cita, para
anggota harus memiliki kualifikasi pendidikan yang memadai dan
diketahui pula asal-usul sekolah tempat ia menerima pendidikannya.
5. Tahap kelima
Tahap dimana orang memandang penting adanya hubungan antara
sebuah profesi dengan pelayanan yang memang dibutuhkan oleh
masyarakat umum.

Berkaitan dengan kode etik profesi dapat dikatakan bahwa setiap


kelompok profesi memiliki kode etik yang merupakan acuan bagi anggota
profesinya dalam menjalankan keprofesiannya mana yang boleh
dilakukan dan mana yang harus dihindari.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 4 / 17
2. Kode Etik Perekam Medis dan Informasi Kesehatan
Sejak berdirinya Perhimpunan Profesional Perekam Medis dan Informasi
Kesehatan (PORMIKI) tahun 1989 telah disusun kode etik sesuai pada
saat itu. Dalam perkembangannya telah mengalami penyempurnaan
sesuai kemajuan ilmu dan teknologi di bidang manajemen rekam medis
dan informasi kesehatan. Kode etik Perekam Medis dan Informasi
Kesehatan (PMIK) diriviu setiap Kongres PORMIKI yang diselenggarakan
setiap 3(tiga) tahun.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: HK.01.07/MENKES/312/2020
Tentang Standar Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan
tertanggal 15 Mei 2020 yang menetapkan bahwa Standar Profesi
Perekam Medis dan Informasi Kesehatan terdiri atas:
1. Standar kompetensi
2. Kode etik profesi
Keputusan ini sebagai pengganti Keputusan Menteri Kesehatan Nomor:
377/MENKES/SK/III/2007 Tentang Standar Profesi Perekam Medis dan
Informasi Kesehatan.
Kode Etik Perekam Medis dan Informasi Kesehatan sebagai lampiran dari
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: HK.01.07/MENKES/312/2020
sebagai berikut:

KODE ETIK PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

Mukadimah
Bahwa memajukan kesejahteraan umum adalah satu diantara tujuan
nasional yang ingin diwujudkan oleh bangsa Indonesia. Kesehatan
merupakan wujud dari kesejahteraan nasional dan mempunyai andil yang
besar dalam pembangungan sumber daya manusia berkualitas yang
dapat mendukung kelangsungan kehidupan bangsa dan terwujudnya cita-
cita nasional yaitu masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945.
Rekam medis dan informasi kesehatan merupakan aspek penting untuk
mendukung keberhasilan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu,
pengembangan sistem dan penerapannya didukung oleh tenaga profesi

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 5 / 17
yang berkualitas. Karena rekam medis dan informasi kesehatan
menyangkut kepentingan kerahasiaan pribadi pasien dan rahasia jabatan,
maka Perekam Medis dan Informasi Kesehatan merasa perlu untuk
merumuskan pedoman sikap dan perilaku profesi.
Pedoman sikap dan perilaku profesi Perekam Medis dan Informasi
Kesehatan ini dirumuskan dalam rangka meningkatkan daya guna dan
hasil guna partisipasi kelompok Perekam Medis dan Informasi Kesehatan
dalam pembangunan nasional khususnya pembangunan kesehatan. Maka
berdasarkan pemikiran di atas, Kongres IX PORMIKI menyepakati Kode
Etik Perekam Medis dan Informasi Kesehatan sebagai berikut:

Bab I
Pengertian

Pasal 1

1. Perekam Medis dan Informasi Kesehatan


Seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan formal rekam medis
dan informasi kesehatan atau manajemen informasi kesehatan
sehingga memiliki kompetensi yang diakui oleh pemerintah dan
profesinya serta mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan
hak secara penuh untuk melakukan kegiatan pelayanan rekam medis
dan informasi kesehatan.
2. Kode Etik
Kode etik merupakan ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai internal
dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan
komprehensif suatu profesi yang memberikan tuntutan bagi anggota
dalam melaksanakan pengabdian profesi.
3. Kode Etik Perekam Medis dan Informasi Kesehatan
Pedoman sikap dan perilaku Perekam Medis dan Informasi Kesehatan
dalam menjalankan serta mempertanggungjawabkan segala tindakan
profesinya baik kepada profesi, pasien, maupun masyarakat luas.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 6 / 17
Bab II
Kewajiban Umum
Pasal 2
1. Dalam melaksanakan tugas profesi, tiap Perekam Medis dan Informasi
Kesehatan selalu bertindak demi kehormatan diri, profesi dan
organisasi PORMIKI.
2. Perekam Medis dan Informasi Kesehatan selalu menjalankan tugas
berdasarkan standar profesi tertinggi
3. Perekam Medis dan Informasi Kesehatan mengutamakan pelayanan
daripada kepentingan pribadi dan selalu berusaha memberikan
pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan yang
bermutu.
4. Perekam Medis dan Informasi Kesehatan wajib menyimpan dan
menjaga data rekam medis serta informasi yang terkandung di
dalamnya sesuai dengan ketentuan prosedur manajemen, ketetapan
pimpinan institusi dan peraturan perundangan yang berlaku.
5. Perekam Medis dan Informasi Kesehatan wajib menjunjung tinggi
doktrin kerahasiaan dan hak atas informasi pasien yang terkait dengan
identitas individu atau sosial
6. Perekam Medis dan Informasi Kesehatan wajib melaksanakan tugas
yang dipercaya pimpinan kepadanya dengan penuh tanggung jawab,
teliti dan akurat.

Pasal 3
Perbuatan/tindakan yang bertentangan dengan kode etik:
1. Menerima ajakan kerjasama seseorang/orang untuk melakukan
pekerjaan yang menyimpang dari standar profesi yang berlaku.
2. Menyebarluaskan informasi yang terkandung dalam rekam medis yang
dapat merusak citra Perekam Medis dan Informasi Kesehatan
3. Menerima imbalan jasa dalam bentuk apapun atas tindakan pada
nomor 1 dan nomor 2.

Pasal 4

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 7 / 17
Peningkatan pengetahuan dan kemampuan profesional, baik anggota
maupun organisasi dituntut untuk meningkatkan pengetahuan,
kemampuan profesi melalui penerapan ilmu dan teknologi yang berkaitan
dengan perkembangan di bidang rekam medis dan informasi kesehatan
atau manajemen informasi kesehatan.

Bab III
Kewajiban Terhadap Profesi

Pasal 5
1. Perekam Medis dan Informasi Kesehatan wajib mencegah terjadinya
tindakan yang menyimpang dari Kode Etik profesi.
2. Perekam Medis dan Informasi Kesehatan wajib meningkatkan mutu
rekam medis dan informasi kesehatan.
3. Perekam Medis dan Informasi Kesehatan wajib berpartisipasi aktif dan
berupaya mengembangkan serta meningkatkan citra profesi.
4. Perekam Medis dan Informasi Kesehatan wajib menghormati dan
mentaati peraturan dn kebijakan organisasi profesi.

Bab IV
Kewajiban Dalam Berhubungan Dengan Organisasi Profesi
dan Instansi Lain

Pasal 6
1. Perekam Medis dan Informasi Kesehatan memberikan informasi
dengan identitas diri, kredensial profesi, pendidikan dan pengalaman
serta rangkapan minat dalam setiap pengadaan perjanjian kerja atau
pemberitahuan yang berkaitan.
2. Perekam Medis dan Informasi Kesehatan wajib menjalin kerjasama
yang baik dengan organisasi pemerintah dan organisasi profesi lainnya
dalam rangka meningkatkan mutu Perekam Medis dan Informasi
Kesehatan dan mutu pelayanan kesehatan.

Bab V

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 8 / 17
Kewajiban Terhadap Diri Sendiri

Pasal 7
1. Perekam Medis dan Informasi Kesehatan wajib menjaga kesehatan
dirinya agar dapat bekerja dengan baik.
2. Perekam Medis dan Informasi Kesehatan wajib meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan perkembangan IPTEK
yang ada.

Bab VI
Penutup

Pasal 8
Perekam Medis dan Informasi Kesehatan wajib menghayati dan
mengamalkan Kode Etik Profesinya.

STANDAR ETIK PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


SEBAGAI KODER

Mukadimah
Rekam medis dan informasi kesehatan merupakan aspek penting untuk
mendukung keberhasilan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu,
pengembangan sistem dan penerapannya didukung oleh tenaga profesi yang
berkualitas. Karena rekam medis dan informasi kesehatan menyangkut
kepentingan kerahasiaan pribadi pasien dan rahasia jabatan, maka Perekam
Medis dan Informasi Kesehatan merasa perlu untuk merumuskan sikap dan
perilaku profesi.
Pedoman sikap dan perilaku Clinical Coder ini dirumuskan sebagai acuan dalam
melaksanakan peran dan fungsinya sesuai etik dan hukum. Maka berdasarkan
pemikiran di atas, Kongres IX PORMIKI menyepakati Standar Etik Perekam Medis
Dan Informasi Kesehatan yang bekerja sebagai Clinical Coder sebagai berikut:

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 9 / 17
Bab I
Pengertian

Pasal 1
1. Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Seseorang yang telah menyelesaikan
pendidikan formal rekam medis dan informasi kesehatan atau manajemen
informasi kesehatan sehingga memiliki kompetensi yang diakui oleh pemerintah
dan profesinya serta mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak
secara penuh untuk melakukan kegiatan pelayanan rekam medis dan informasi
kesehatan.
2. Clinical Coder adalah seorang Perekam Medis dan Informasi Kesehatan yang
mempunyai spesifikasi pekerjaan menetapkan kode diagnosis dan atau tindakan
dan memiliki sertifikat Clinical Coder dari PORMIKI
3. Standar Etik Clinical Coder adalah petunjuk dalam menetapkan kode diagnosis
dan atau tindakan sesuai dengan kode etik Perekam Medis dan Informasi
Kesehatan.

Bab II
Standar Etik Clinical Coder

Pasal 2
1. Menetapkan kode berdasarkan diagnosis dan tindakan yang akurat, lengkap dan
konsisten untuk menghasilkan data kesehatan yang berkualitas sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
2. Mendokumentasikan kode yang telah ditetapkan secara lengkap, untuk
memenuhi berbagai kebutuhan.
3. Melaporkan data pelayanan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan pelaporan
internal dan eksternal sesuai dengan peraturan yang berlaku.
4. Mengkonfirmasi kepada dokter/dokter gigi jika terdapat ketidakjelasan dan
ketidaklengkapan terkait dengan disgnosis dan atau tindakan.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 10 / 17
5. Menolak menerima ajakan kerjasama individu/kelompok untuk melakukan
perubahan kode diagnosis dan atau tindakan yang menyimpang dari standar
profesi yang berlaku.
6. Memfasilitasi, advokasi, dan kolaborasi (dokter, kelompok profesi, komite medis,
penglola klaim jaminan kesehatan) untuk audit koding.
7. Meningkatkan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam
pengembangan pendidikan keprofesian berkelanjutan dan atau sertifikasi clinical
coder.
8. Menjaga kerahasiaan kerahasiaan isi dan informasi yang terkandung dalam
rekam medis, dan menolak akses informasi kesehatan terhadap pihak yang tidak
berkepentingan.
9. Berperilaku profesional, integritas tinggi dan menunjukkan komitmen
melaksanakan pengodean yang legal dan etis.

Bab III
Kewajiban Clinical Coder

Pasal 3
1. Setiap Clinical Coder harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan
sumpah profesi PMIK.
2. Setiap Clinical Coder harus menetapkan kode berdasarkan diagnosis dan
tindakan yang akurat, lengkap dan konsisten untuk menghasilkan data kesehatan
yang berkualitas sesuai dengan peraturan yang berlaku.
3. Setiap Clinical Coder harus mendokumentasikan kode yang telah ditetapkan
secara lengkap untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
4. Setiap Clinical Coder harus melaporkan data pelayanan kesehatan untuk
memenuhi kebutuhan pelaporan internal dan eksternal sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
5. Setiap Clinical Coder harus mengkonfirmasi kepada dokter/dokter gigi, jika
terdapat ketidakjelasan dan ketidaklengkapan terkait dengan diagnosis dan atau
tindakan.
6. Setiap Clinical Coder harus menolak menerima ajakan kerjasama individu atau
kelompok untuk melakukan perubahan kode diagnosis dan atau tindakan yang
menyimpang dari standar profesi yang berlaku.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 11 / 17
7. Setiap Clinical Coder harus memfasilitasi, advokasi, dan berkolaborasi (dokter,
kelompok profesi, komite medis, penglola klaim jaminan kesehatan) untuk audit
koding.
8. Setiap Clinical Coder harus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam
pengembangan pendidikan keprofesian berkelanjutan dan atau sertifikasi clinical
coder.
9. Setiap Clinical Coder harus menjaga kerahasiaan isi dan informasi yang
terkandung dalam rekam medis, dan menolak akses informasi kesehatan
terhadap pihak yang tidak berkepentingan.
10. Setiap Clinical Coder harus berperilaku profesional, integritas tinggi dan
menunjukkan komitmen melaksanakan pengodean yang legal dan etis.

Pasal 4
Hak Clinical Coder
1. Setiap Clinical Coder berhak menetapkan kode penyakit dan atau tindakan
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2. Setiap Clinical Coder berhak mendapatkan imbalan jasa profesi yang layak
sesuai dengan tanggungjawab dan beban kerjanya.
3. Setiap Clinical Coder berhak melakukan pemilihan ulang (reseleksi) untuk
menentukan kode diagnosis dan tindakan.
4. Setiap Clinical Coder berhak untuk mengembangkan karir melalui pendidikan dan
pelatihan.
5. Setiap Clinical Coder berhak menolak ajakan kerjasama individu atau kelompok
untuk melakukan perubahan kode diagnosis dan atau tindkan yang menyimpang
dari standar profesi yang berlaku.
6. Setiap Clinical Coder berhak mendapatkan perlindungan hukum.

Bab IV
Penutup

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 12 / 17
Standar etik ini berlaku bagi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan yang
bekerja sebagai Clinical Coder dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya
manusia di bidang rekam medis dan informasi kesehatan di Indonesia.

C. Tugas

1. Jelaskan secara singkat apa yang dimaksud dengan kode etika profesi ?

2. Jelaskan apa tujuan kode etik profesi yang saudara ketahui.

3. Apa perbedaan etika rofesi dan kode etik profesi ?

4. Sebutkan larangan-larangan sebagai Perekam Medis dan Informasi


Kesehatan ?, berikan 2(dua) contoh.

5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Clinical Coder ?

D. Kuis
1. Setiap profesi memiliki kode etik profesi yang merupakan tuntunan bagi
anggotanya dalam menjalankan pekerjaan profesinya. Siapakah yang
menyusun kode etik profesi ?

A. Rumah sakit
B. Organisasi profesi
C. Kementerian Kesehatan

2. Setiap Clinical Coder harus menolak menerima ajakan kerjasama individu


atau kelompok untuk melakukan perubahan kode diagnosis dan atau
tindakan yang menyimpang dari standar profesi yang berlaku. Termasuk
dalam bagian kode etik manakah hal tersebut ?

A. Standar Etik Clinical Coder


B. Kewajiban Clinical Coder

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 13 / 17
C. Hak Clinical Coder

3. Kode etik merupakan dasar untuk menjaga kelakukan dan integritas atau
kejujuran dari penyandang profesi itu sendiri. Termasuk dalam apakah
kalimat di atas ?

A. Tujuan kode etik


B. Manfaat kode etik
C. Prinsip kode etik

4. Seorang Perekam Medis dan Informasi Kesehatan dapat disebut sebagai


clinical coder apabila telah memiliki kompetensi. Dokumen apakah yang
membuktikan hal tersebut ?

A. Sertifikat clinical coder dari PORMIKI


B. Surat ijin sebagai clinical coder dari PORMIKI
C. Rekomendasi sebagai clinical coder dari PORMIKI

5. Dalam kode etik ditetapkan bahwa Perekam Medis dan Informasi


Kesehatan harus selalu menjalankan tugas berdasarkan standar profesi
tertinggi. Termasuk dalam kelompok apakah kalimat di atas ?

A. Kewajiban umum
B. Kewajiban terhadap diri sendiri
C. Kewajiban terhadap organisasi profesi

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 14 / 17
E. Daftar Pustaka

1. Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan

2. Undang-Undang RI No. 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit

3. Undang-Undang RI No. 34 tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan

4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: HK.01.07/MENKES/312/2020


Tentang Standar Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan
tertanggal 15 Mei 2020

5. Gerardus Gegen dan Aris prio Agus. 2019. Etika profesi Keperawatan dan
Hukum Kesehatan. Jakarta: CV.Trans Info Media.

6. Indriyanti Dewi, Alexandra. 2008.Etika dan Hukum Kesehatan. Yogyakarta:


Pustaka Book Publisher.

7. Masrudi Muchtar. 2016. Etika profesi dan Hukum Kesehatan Perspektif


Profesi Bidan Dalam Pelayanan kebidanan di Indonesia.Yogyakarta.
Pustaka Baru Press

8. Mardani. 2017. Etika Profesi Hukum. Depok: PT Rajagrafindo Persada.

9. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Etika dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta.

10. Sadi Is, Muhamad. 2015.Etika dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Kencana.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 15 / 17
Link:
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/Etika-
Profesi-dan-Hukes-SC.pdf

https://www.jojonomic.com/blog/kode-etik-profesi/

Forum:
Jelaskan apa yang dimaksud dengan pengertian bahwa kode etik merupakan
suatu ciri yang bersumber dari nilai-nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu
dan merupakan pernyataan komprehensif suatu profesi yang memberikan
tuntunan bagi anggota dalam melakukan pengabdian profesi.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 16 / 17

Anda mungkin juga menyukai